• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antena Compact Double Square Marge 2,6GHz Dengan Output Perbedaan Fase 90 Derajat Untuk Aplikasi LTE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Antena Compact Double Square Marge 2,6GHz Dengan Output Perbedaan Fase 90 Derajat Untuk Aplikasi LTE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JEECAE Vol.4, No.2, November 2019 273

Antena

Compact Double Square Marge

2,6 GHz Dengan

Output Perbedaan Fase 90 Derajat Untuk Aplikasi LTE

Irfan Mujahidin

Program Studi Teknik Elektro Universitas Merdeka Malang

Malang, Indonesia Irfan.mujahidin@unmer.ac.id

Putri Surya Arinda

Program Studi Fisika Universitas Merdeka Malang

Malang, Indonesia putrisuryaarinda@gmail.com

AbstrakPenelitian ini membahas tentang perancangan dan implementasi antena mikrostrip Compact Double Square Marge

untuk aplikasi Long Term Evolution pada frekuensi kerja 2.6 GHz.

Antena mikrostrip Double Square Marge patch ini dirancang dengan menambahkan coupler dengan perbedaan fasa 90⁰ pada microstrip feeder pada antena dan menggunakan feed line sebagai metode pencatuannya. Perancangann antena mikrostrip dilakukan secara matematis kemudian dilakukan simulasi dengan menggunakan software desain antenna secara simultan. setelah diperoleh hasil yang optimal kemudian antena di implemenatsikan menggunakan Bahan Epoxy fiberglass –FR 4 dengan konstanta dielektrik (εr)=4,2. Hasil pengujian antena mikrostrip Compact Double Square Marge

menunjukkan adanya tinggkat presisi yang baik pada frekuensi kerja yang direncanakan yaitu 2.6 GHz, antena mikrostrip hasil fabrikasi menunjukan kinerja yang maksimal dengan nilai return loss -27.45; nilai gain sebesar 7,84 dBi ; dan memiliki polarisasi ellips. Bentuk pola radiasi antena ini adalah directional. Coupler memiliki nilai return loss di bawah -25 dB dan nilai isolasi di atas -4dB.

Kata kunci— LTE; Antena Microstrip; Double Square Marge

I. PENDAHULUAN

Long Term Evolution (LTE) pada industry 4.0 sangat pesat dalam penggunaan dan pengembangya. Teknologi pengolahan data dan pegolahan sinyal elektromagnetik ini banyak digunakan di berbagai bidang khususnya untuk membantu dalam bidang telekomunikasi dan system informasi. Teknologi LTE mampu membrikan kompresi data pada konveri sinyal elektromagnetik yang sangat efektif[1][2].

Salah satu teknologi antena yang sesuai untuk aplikasi LTE adalah teknologi antena patch (mikrostrip) pada bagian pengkonversi energi elektromagnetik. Antena mikrostrip dapat dirancang dengan dimensi yang kecil, mudah dan murah dalam pembuatannya, serta mudah divariasikan untuk mendapatkan performansi yang diinginkan. Hal ini sangat sesuai dengan karateristik Long Term Evolution yang mana antena pada LTE memiliki dimensi yang relatif kecil namun memiliki performansi yang baik[3][4]. Antena mikrostrip dapat digunakan dalam aplikasi LTE pada frekuensi band Ultra High Frequency 2.6GHz[5][6].

Antena Mikrostrip yang dirancang dan dibuat pada penelitian ini adalah antena mikrostrip double patch yang memiliki dimensi elemen peradiasi berbentuk rectangular

dengan penambahan marge berbentuk persegi panjang yang diputar. Penambahan marge pada elemen peradiasi dimaksudkan untuk meningkatkan performansi antenna pada system pemancaran radiasinya[7][8][9]. Perancangan dan pembuatan antena mikrostrip circular patch ini menggunakan substrat FR4 dengan frekuensi kerja yang direncanakan adalah 2,6 GHz[10][11] .

II. METODOLOGI

Untuk menentukan dimensi elemen peradiasi maka terlebih dahulu harus direncanakan nilai frekuensi kerja (fr) yaitu 2.6 GHz , kemudian dihitung besarnya Panjang (L) dan Leber (W) elemen peradiasi antena mikrostrip dengan persamaan (1) dan (2) beserta spesifikasi bahan mikrostrip diperoleh ; untuk fr = 2.6 GHz; nilai fungsi logaritmik telah di deskripsikan matematais melalui formula 3. Lebar saluran transmisi

mikrostrip untuk impedansi 50 Ω, panjang(Lt) saluran transformer adalah 0,25λd, dimana nilai λd Untuk frekuensi 2.6 GHz.. Untuk meningkatkan performansi antena maka dalam perancangan antena mikrostrip ini ditambahkan marge pada elemen peradiasi[12][13].

Dalam penelitian ini patch yang digunakan adalah rectangular, dimana Lebar dimensi elemen peradiasi dapat didapatkan melalui persamaan:

Diman merupakan permeabilitas ruang bebas dan merupakan permitifitas ruang bebas. Untuk Panjang dari elemen peradiasi melalui persmaan :

Dimana merupakan konstanta efektif dielektrik[14]. Spesifikasi Substrat dan Bahan Konduktor yang digunakan dalam perancangan antena mikrostrip adalah sebagai berikut : Bahan dielektrik : Epoxy fiberglass – FR 4,

Konstanta dielektrik (εr) = 4,2 Ketebalan dielektrik (h) = 0,8

(2)

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

JEECAE Vol.4, No.2, November 2019 274 (konduktor) tembaga: Ketebalan bahan konduktor (t) =

0,0001 m, Konduktifitas tembaga(σ) = 5,80x107mho m-1 dan

Impedansi karakteristik saluran= 50 Ω[15][16].

Dalam Gambar 2 ini, membengkokkan dua saluran transmisi

λ/4 yang terhubung ke Square Patch dengan masing-masing

antena sequare marge telah diimplementasikan menggunakan substrat FR4 dengan ketebalan 0,8 mm dan tembaga dengan ketebalan 0,035 mm[17][18]. Ws Wp Wp1 Lp1 Lp Ls Wp3 Wt Wp2 Wf Lf Lt1 Lt2 Lt3 Lc Lc1 Lt4 Wc

Gambar 1. Struktur Directional Compact Double Square Merge 2,6 GHz dengan kopler fasa 90 derajat

TABEL 1.DIMENSI ANTENA

Variable Dimension (mm) Ws 158 Ls 108 Lp 48 Lp1 29.25 Wp 135 Wp1 38.7 Wp2 = Wp3 5 Wf 0.73 Lf 17.6 Wt 1.5 Lt1 9 Lt2 33.64 Lt3 7.34 Lt4 8.61 Wc 2.59 Lc 18 Lc1 14.68

Cara kerja jaringan sirkuit elektromagnetik adalah sebagai berikut: Dengan input 2 saluran dan 2 port yang cocok, daya yang masuk dari antena ke melalui lubang yang terhubung ke input jalur coupler jalur cabang 90 derajat dibagi secara merata antara dua port output, dengan pergeseran 90 derajat fase antara output ini pada operasi frekuensi 2.6GHz[19]. Tidak ada sinyal daya yang digabungkan ke arus

garis kembali (port terisolasi). Matriks hamburan memiliki rumus :

III. HASIL DAN ANALISA

Berdasarkan hasil pengukuran, antena mikrostrip Compact Double Square Marge 2,6GHz memiliki kapasitas bandidth berupa narowbandwidth .Dalam grafik 1, terlihat bahwa pada frekuensi 2,6GHz bernilai -27.54 dB[20][21].

2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 Freq [GHz] -30.00 -25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00 4.85 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 5 ANSOFT Imported S11 (Y1) (dB) Maximum limit (dB) -12.50 -10.00 -7.50 -5.00 -2.50 0.00 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 8 ANSOFT m1 m2 Curve Info dB(S(LumpPort1,LumpPort1)) Setup1 : Sw eep dB(S(LumpPort1,LumpPort1))_1 Imported Name X Y m1 2.3822 -10.0000 m2 2.4338 -10.0000 m3 2.4100 -18.5388 -12.50 0.00 10.13 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 9 ANSOFT Curve Info dB(GainTotal)_1 Imported Phi='0deg' Theta='0deg' dB(GainTotal) Imported Phi='0deg' Theta='0deg'

(3)

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

JEECAE Vol.4, No.2, November 2019 275

Grafik 1. Return Loss Compact Double Square Marge 2,6GHz

Hasil pengujian gain antena mikrostrip Compact Double Square Marge 2,6GHz pada frekuensi kerja 2.6 GHz ditunjukkan dalam grafik 2.

2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 Freq [GHz] -2.50 0.00 2.50 5.00 7.50 10.00 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 8 ANSOFT Phi='0deg' Theta='0deg'

Grafik 2. Return Loss Compact Double Square Marge 2,6GHz

Hasil pengukuran gain diatas menunjukkan antena memiliki nilai gain yang sangat bagus sebesar 7,84 dBi. Gain

terbesar yaitu 7,86 dBi pada frekuensi 2640 MHz sehingga polarisasi dan pola radiasi akan ditentukan berdasarkan jenis polarisasi dan pola radiasi pada frekuensi ini[22][18][23].

Pola radiasi yang yang diuji yaitu pola radiasi pada sudut theta dan pola radiasi pada sudut phi pada frekuensi 2.6 GHz. Pola radiasi antena mikrostrip dapat dilihat dalam grafik berikut ini. -15.00 -10.00 -5.00 0.00 5.00 90 60 30 0 -30 -60 -90 -120 -150 -180 150 120 2.4GHz_2x1 array (0.7l)

Radiation Pattern 3 ANSOFT

Freq='2.4GHz' Phi='90deg' Imported Freq='2.4GHz' Phi='0deg'

Grafik 3.Diagram Polaradiasi sudut theta Antena

-14.00 -8.00 -2.00 4.00 90 60 30 0 -30 -60 -90 -120 -150 -180 150 120 2.4GHz_2x1 array (0.7l)

Radiation Pattern 6 ANSOFT

dB(GainTheta)_1 Imported Freq='2.4GHz' Phi='90deg'

Grafik 4.Diagram Polaradiasi sudut Phi

Gambar di atas merupakan diagram polar pola radiasi antena hasil dari pengujian pada frekuensi 2.6 GHz. Berdasarkan bentuk pola radiasi pada gambar dapat diketahui bahwa bentuk pola radiasi antena hasil perancangan adalah

directional. Hal ini berarti bahwa antena memiliki intensitas

radiasi maksimum pada satu arah[24].

Pada grafik 5 menunjukkan nilai-nilai S-parameter dari setiap input line dan output port dari directional coupler 90 derajat. Directional coupler 90 derajat pada antena microstrip Compact Double Square Marge 2,6GHz menggunakan dua jalur sebagai input dan dua port sebagai output. 2.6 GHz directional coupler 90 derajat memiliki tingkat simetri yang tinggi untuk menggeser fase dan membagi pada power coupler.

Gain (Y1) (dBi) Minimum limit (dB) 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 Freq [GHz] -20.00 -17.50 -15.00 -12.50 -10.00 -7.50 -5.00 -2.50 0.00 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 8 ANSOFT m1 m2 m3 Curve Info dB(S(LumpPort1,LumpPort1)) Setup1 : Sw eep dB(S(LumpPort1,LumpPort1))_1 Imported Name X Y m1 2.3822 -10.0000 m2 2.4338 -10.0000 m3 2.4100 -18.5388 1.50 1.70 1.90 2.10 2.30 2.50 2.70 2.90 3.00 Freq [GHz] -24.87 -12.50 0.00 10.13 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 9 ANSOFT Curve Info dB(GainTotal)_1 Imported Phi='0deg' Theta='0deg' dB(GainTotal) Imported Phi='0deg' Theta='0deg' Radiation Power (dB) Minimum limit (dB) 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 Freq [GHz] -20.00 -17.50 -15.00 -12.50 -10.00 -7.50 -5.00 -2.50 0.00 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 8 ANSOFT m1 m2 m3 Curve Info dB(S(LumpPort1,LumpPort1)) Setup1 : Sw eep dB(S(LumpPort1,LumpPort1))_1 Imported Name X Y m1 2.3822 -10.0000 m2 2.4338 -10.0000 m3 2.4100 -18.5388 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 Freq [GHz] -20.00 -17.50 -15.00 -12.50 -10.00 -7.50 -5.00 -2.50 0.00 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 8 ANSOFT m1 m2 m3 Curve Info dB(S(LumpPort1,LumpPort1)) Setup1 : Sw eep dB(S(LumpPort1,LumpPort1))_1 Imported Name X Y m1 2.3822 -10.0000 m2 2.4338 -10.0000 m3 2.4100 -18.5388 1.50 1.70 1.90 2.10 2.30 2.50 2.70 2.90 3.00 Freq [GHz] -24.87 -12.50 0.00 10.13 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 9 ANSOFT Curve Info dB(GainTotal)_1 Imported Phi='0deg' Theta='0deg' dB(GainTotal) Imported Phi='0deg' Theta='0deg' Radiation Power (dB) Minimum limit (dB) 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 Freq [GHz] -20.00 -17.50 -15.00 -12.50 -10.00 -7.50 -5.00 -2.50 0.00 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 8 ANSOFT m1 m2 m3 Curve Info dB(S(LumpPort1,LumpPort1)) Setup1 : Sw eep dB(S(LumpPort1,LumpPort1))_1 Imported Name X Y m1 2.3822 -10.0000 m2 2.4338 -10.0000 m3 2.4100 -18.5388 1.50 1.75 2.00 2.25 2.50 2.75 3.00 Freq [GHz] -20.00 -17.50 -15.00 -12.50 -10.00 -7.50 -5.00 -2.50 0.00 Y1 m1 m2 m3 Curve Info dB(S(LumpPort1,LumpPort1)) Setup1 : Sw eep dB(S(LumpPort1,LumpPort1))_1 Imported m1 2.3822 -10.0000 m2 2.4338 -10.0000 m3 2.4100 -18.5388 1.50 1.70 1.90 2.10 2.30 2.50 2.70 2.90 3.00 Freq [GHz] -24.87 -12.50 0.00 10.13 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 9 ANSOFT Curve Info dB(GainTotal)_1 Imported Phi='0deg' Theta='0deg' dB(GainTotal) Imported Phi='0deg' Theta='0deg' S31 (Y1) (dB) S41 (Y1) (dB) S21 (Y1) (dB) S11 (Y1) (dB)

(4)

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

Grafik 5. S parameter 2,6 GHz coupler hibrida 90 derajat

Coupler hibrid 90 derajat memiliki nilai parameter S pada frekuensi resonansi 2,6 GHz yaitu S11 dari -30,34 dB, S21 dari -37,38 dB, S31 dari -3,43 dB, dan S41 dari -3,59 dB. S11 dan S21 harus di bawah -20 dB karena itu adalah standar maksimum untuk memberikan kekuatan sinyal yang baik. S31 dan S41 harus dalam nilai di atas -4 dB karena nilai isolasi maksimum dengan bahan Phenolic White Paper sehingga semua spesifikasi memiliki operasi yang baik[25].

2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 Freq [GHz] -300.00 -200.00 -100.00 0.00 100.00 200.00 Y1 [d e g ] direct_coupler(FR4) XY Plot 3 ANSOFT

Grafik 6. Fasa pada frekuensi kerja 2.6 GHz

Grafik 6 menunjukkan perbedaan fase port keluaran. Fasa diwakili dalam parameter fase S yang berbeda S11 dan S12. S11 dan S12 memiliki perbedaan dalam fase dekat dengan 90 derajat yaitu 90,01 derajat dengan toleransi 5 derajat dari kisaran 85 derajat sampai 95 derajat sehingga coupler hibrida 90 derajat ini adalah operasi yang baik untuk output fase. 5.00 2.00 1.00 0.50 0.20 0.00 5.00 -5.00 2.00 -2.00 1.00 -1.00 0.50 -0.50 0.20 -0.20 0.00 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 -170 -160 -150 -140 -130 -120 -110-100 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 direct_coupler(FR4)

Smith Chart 1 S(LumpPort1,LumpPort1)ANSOFT

Setup1 : Sweep

Grafik 7. Smith chart nilai impedansi coupler hibrida 90 derajat

Grafik 7. telah menunjukkan output impedansi dari coupler hibrida 90 derajat. nilai impedansi menghasilkan 1,01 + 0,02i. Nilai keseluruhan bisa dinormalisasi nilai mendekati dengan 50 ohm. itu perlu operasi yang baik.

IV. KESIMPULAN

Dalam penelitian ini, antena microstrip Compact Double

Square Marge 2,6GHz Dengan Output Perbedaan Fase 90

Derajat Untuk Aplikasi LTE, mudah dibuat dan bahan murah dengan frekuensi tinggi yang memiliki bahan FR4 dengan ɛr = 4,2. Implementasi ini memiliki dua antena dan masing-masing antena memiliki satu saluran transmisi λ / 4 pada frekuensi kerja yang sama di setiap resonator yaitu 2,6 GHz. Antena ini dengan sistem transmisi lansung yang memiliki radiasi terarah dengan gain tinggi 7,84 dBi. jaringan pengumpanan terdiri dari coupler hibrida 90 derajat dengan dua output, memiliki perbedaan fase 90 derajat. Coupler hibrid 90 derajat memiliki dua input dari saluran transmisi telah terhubung dengan antena dan dua output yang memberikan perbedaan fase 90,01 derajat, parameter output S di bawah 20 dB yaitu S11 dari -30,34 dB dan S21 dari -37,38 dB, dan isolasi di atas -4dB yaitu S31 dari -3,43 dB, dan S41 dari -3,59 dB. Secara keseluruhan memiliki ukuran 158mm x 108 mm dan semua nilai adalah operasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] T. A. Elwi, “Electromagnetic band gap structures based on ultra wideband microstrip antenna,”Microw. Opt. Technol. Lett., 2017. [2] B. L. McNaughton and R. G. M. Morris, “Hippocampal synaptic

enhancement and information storage within a distributed memory system,”Trends in Neurosciences. 1987.

[3] J. Zyren, “Overview of the 3GPP Long Term Evolution Physical Layer,”Evolution (N. Y)., 2007.

[4] I. Mujahidin, S. H. Pramono, and A. Muslim, “5.5 Ghz Directional Antenna with 90 Degree Phase Difference Output,” 2018.

[5] I. Mujahidin and B. F. Hidayatulail, “2.4 GHz Square Ring Patch With Ring Slot Antenna For Self Injection Locked Radar,” JEEMECS (Journal Electr. Eng. Mechatron. Comput. Sci., vol. 2, no. 2, 2019. [6] G. Araniti, C. Campolo, M. Condoluci, A. Iera, and A. Molinaro, “LTE

for vehicular networking: A survey,”IEEE Commun. Mag., 2013. [7] A. Ghosh, R. Ratasuk, B. Mondal, N. Mangalvedhe, and T. Thomas,

“LTE-advanced: Next-generation wireless broadband technology,”

IEEE Wirel. Commun., 2010.

[8] I. Mujahidin, “Directional 1900 MHz Square Patch Ring Slot Microstrip Antenna For WCDMA,”JEEMECS (Journal Electr. Eng. Mechatron. Comput. Sci., 2019.

[9] I. Mujahidin, R. Yuwono, and A. Mustofa, “Rancang Bangun Rectifier Antenna Mikrostrip UFO Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB) Sebagai Pemanen Energi Elektromagnetik,”J. Mhs. TEUB, vol. 3, no. 2, 2015.

Beda Fasa (Y1)(deg) S21 (Y1) (deg) S11 (Y1) (deg) 1.50 1.70 1.90 2.10 2.30 2.50 2.70 2.90 3.00 Freq [GHz] -24.87 -12.50 0.00 10.13 Y1 2.4GHz_2x1 array (0.7l) XY Plot 9 ANSOFT Curve Info dB(GainTotal)_1 Imported Phi='0deg' Theta='0deg' dB(GainTotal) Imported Phi='0deg' Theta='0deg'

(5)

JEECAE Vol.4, No.2, November 2019 277

[10] M. T. Prakarsa, D. Wahyuni, N. Rachman, and I. Mujahidin, “Optimasi Sistem Komunikasi Dari HT Dengan HP Dalam Pelaksanaan Tugas Operasi TNI AD Menggunakan Metode DTMF,”JASIEK (Jurnal Apl. Sains, Informasi, Elektron. dan Komputer), 2019.

[11] J. Lee, J. K. Han, and J. Zhang, “MIMO technologies in 3GPP LTE and LTE-advanced,”Eurasip J. Wirel. Commun. Netw., 2009. [12] S. Sesia, I. Toufik, and M. Baker, LTE - The UMTS Long Term

Evolution: From Theory to Practice. 2009.

[13] R. Yuwono, I. Mujahidin, A. Mustofa, and Aisah, “Rectifier using UFO microstrip antenna as electromagnetic energy harvester,” Adv. Sci. Lett., 2015.

[14] C. A. Balanis, Modern antenna handbook. 2007.

[15] P. S. Arinda, D. J. D. H. Santjojo, M. Masruroh, and S. P. Sakti,

“Stability of Polystyrene Film Surface Wettability Modified Using Oxygen Plasma,”Mater. Today Proc., vol. 13, pp. 24–29, 2019. [16] E. Dahlman, S. Parkvall, and J. Skold, 4G: LTE/LTE-Advanced for

Mobile Broadband. 2013.

[17] T. A. S, A. Rabi’, D. Minggu, and I. Mujahidin, “Frequency Hopping Video Real Time Untuk Pengamanan Data Pengintaian Operasi Inteligence TNI,”JASIEK (Jurnal Apl. Sains, Informasi, Elektron. dan Komputer), 2019.

[18] B. F. Hidayatulail and I. Mujahidin, “Potential Of 77, 78 mW Red

Diode Laser For Photodynamic,” JEEMECS (Journal Electr. Eng. Mechatron. Comput. Sci., vol. 2, no. 2, 2019.

[19] D. M. Pozar, Microwave Engineering Fourth Edition. 2005.

[20] M. Chmiel et al., “LTE-Advanced,” in LTE for UMTS: Evolution to LTE-Advanced: Second Edition, 2011.

[21] J. Lasmono, A. P. Sari, E. Kuncoro, and I. Mujahidin, “Optimasi Kerja Peluncur Roket Pada Robot Roda Rantai Untuk Menentukan Ketepatan Sudut Tembak,”JASIEK (Jurnal Apl. Sains, Informasi, Elektron. dan Komputer), 2019.

[22] S. Parkvall et al., “LTE-Advanced - Evolving LTE towards IMT-Advanced,” in IEEE Vehicular Technology Conference, 2008. [23] S. P. Sakti and P. S. Arinda, “Effect of the polystyrene surface

hydrophobicity on QCM sensor resonance frequency in contact with water-glycerol mixture,” in Journal of Physics: Conference Series, 2019.

[24] A. K. Ngugi, C. Bottomley, I. Kleinschmidt, J. W. Sander, and C. R. Newton, “Estimation of the burden of active and life-time epilepsy: A meta-analytic approach,”Epilepsia, 2010.

[25] J. Huang, F. Qian, A. Gerber, Z. M. Mao, S. Sen, and O. Spatscheck,

“A close examination of performance and power characteristics of 4G LTE networks,” in MobiSys’12 - Proceedings of the 10th International Conference on Mobile Systems, Applications, and Services, 2012.

(6)

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

Gambar

Gambar 1. Struktur Directional Compact Double Square Merge 2,6 GHz dengan kopler fasa 90 derajat
Grafik 1. Return Loss Compact Double Square Marge 2,6GHz
Grafik 5. S parameter 2,6 GHz coupler hibrida 90 derajat

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari potensi litterfall pada kebun karet rakyat dan berapa lama proses dekomposisi yang terjadi serta potensi hara yang disumbangkan tinggi maka penulis

Guru melanjutkan pembelajaran dengan meminta siswa untuk mengamati gambar yang ada dibuku siswa (melalui chat grup WhatsApp kelas)3.  Jenis

Sejak Dinasti Tang, seni bina China telah mempunyai pengaruh besar ke atas gaya seni bina Korea, Vietnam dan Jepun tidak kurang juga pengaruhnya ke atas Tamadun

Anak merupakan amanah sekaligus karunia Allah SWT bahkan anak dianggap sebagai harta kekayaan yang paling berharga dibandingkan kekayaan harta benda lainnya. Anak

Meskipun demikian hasil penelitian perlakuan pencucian air bebas ion dikombinasikan dengan bahan organik dapat menurunkan kandungan logam berat Merkuri (Hg) dalam tanah

„ Hubungan insisivus klas III pada basis skeletal I Kasus umum ter Hubungan insisivus klas III pada basis skeletal I Kasus umum ter jadi dengan oklusi jadi dengan oklusi lingual

The act of running the Program is not restricted, and the output from the Program is covered only if its contents constitute a work based on the Program (independent of having

bahwa koreksi positif Pajak Masukan PPN atas Barang Kena Pajak yang bersifat strategis yang nyata-nyata digunakan untuk unit kegiatan yang menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS)