• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Melakukan perjalanan wisata merupakan suatu kegiatan yang digemari kebanyakan orang, terutama bagi yang masih muda, apalagi bila dilakukan dengan

budget yang minim tentunya akan sangat menyenangkan. Perjalanan wisata /

traveling sendiri merupakan kegiatan berpergian kesuatu tempat yang baru, di

dalam perjalanan tersebut terkadang wisatawan menemukan dirinya di sebuah situasi yang benar-benar aneh dan baru, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan sebelumnya. Karena itulah wisatawan pun merasa menjadi orang yang baru juga sepenuhnya, tidak ada hubungannya dengan diri sebelumnya. Itulah mungkin mengapa orang-orang senang traveling. (Kusumawardhani56).

Menurut Muljadi A.J (5) “dengan meningkatnya peradaban manusia, dorongan untuk melakukan perjalanan semakin kuat sehingga kebutuhan yang harus dipenuhi semakin kompleks. Pada saat ini, melakukan perjalanan wisata merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi, terutama bagi penduduk dari negara-negara yang telah maju..” Di zaman yang telah berkembang seperti saat ini melakukan perjalanan wisata bukanlah suatu yang mahal, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tawaran tiket murah dari agen perjalanan. Melakukan perjalan wisatapun dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan salah satu cara yang dikenal dalam melakukan perjalanan wisata yang menjadi solusi tepat untuk berhemat yaitu dengan menjadi backpacker.

Backpacker sendiri adalah “istilah yang digunakan untuk para traveler

yang menjelajah tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, namun dengan budget minim. Ciri khasnya adalah memakai tas ransel di punggung (backpack) dan berjalan kaki. Mereka mencari yang serba murah dan sangat menikmati perjalanan.” (Kinanti,par. 2). Selain alasan irit budget manfaat menjadi backpacker sendiri menurut Sonson N.S adalah seorang backpacker akan memetik pengalaman yang lebih kaya dan lebih intim sifatnya daripada memakai jasa

(2)

birowisata (Irma, par. 2). Dapat dikatakan demikian karena dengan menjadi

backpacker, ia tidak perlu mengikuti jadwal yang diberikan birowisata dan

seorang backpacker dapat menentukan perjalanan sesuai keinginannya sendiri. Manfaat yang didapatkan dengan menjadi backpacker selain menekan pengeluaran, seorang backpacker dapat menyatu dengan alam, menyerap semua ilmu baru yang ada, lebih mengenal tempat-tempat yang didatangi, mengasah

feeling saat berada di tempat asing, serta melatih kemampuan dalam beradaptasi

dan menguatkan mental (Kinanti,par.5).

Tidak dapat dipungkiri semakin hari, banyak orang dari berbagai kalangan menyukai gaya berwisata ala backpacker. Namun bagi orang yang tidak mengerti definisi sesungguhnya dari backpacker masih mengidentifikasikan para

backpacker sebagai “turis kere”. Kini tak sedikit backpacker dari kalangan berduit

yang merindukan kebebasan dalam melakukan traveling(Irma, par.5). Kalangan dari backpacker sendiri kebanyakan berasal dari orang yang memiliki hobi melakukan traveling dan mereka memiliki usia yang masih muda. Biasanya seseorang memilih gaya traveling dengan cara menjadi backpacker memiliki berbagai alasan. Bagi sebagian orang ada yang melakukannya dengan alasan irit

budget, namun ada juga yang melakukan karena hobi mereka dalam melakukan

traveling dengan caranya sendiri. Tetapi ada juga yang melakukannya karena

kedua alasan yaitu irit budget dan hobi.

Dalam mewujudkan perjalanan wisata seorang backpacker harus mengetahui tempat-tempat wisata yang tepat untuk dijadikan tujuan objek wisata. Salah satu tempat yang merupakan rekomendasi untuk ditelusuri dengan cara menjadi wisatawan backpacker yaitu Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak tempat wisata yang menawarkan keindahan alam dan kaya akan budaya. Di Indonesia tempat wisata yang mendunia yaitu pulau Bali, sebuah tempat wisata yang menawarkan keindahan pantai dan ramai akan wisatawan baik nasional maupun internasional. Namun tidak ada salahnya bagi wisatawan backpacker mencoba alternatif tempat wisata lain hanya dengan melakukan penyeberangan laut selama beberapa jam atau penerbangan selama beberapa menit dari pulau Bali menuju pulau tetangganya yaitu pulau Lombok.

(3)

Lombok merupakan sebuah pulau yang dikenal dengan keindahan pantainya. Letak pulau Lombok sendiri bersebelahan dengan pulau Bali. Hal ini yang menyebabkan adanya latar belakang yang mengkaitkan antara Lombok dan Bali, membuat para wisatawan dapat merasakan kebudayaan Bali di Lombok. Selain masyarakat asli Lombok juga terdapat penduduk yang berasal dari Bali. Mereka tinggal di beberapa daerah, yang biasa disebut dengan kampong Bali. Para wisatawan dapat menemukan masyarakat Sasak (suku asli Lombok), masyarakat Bali, masyarakat Tionghoa dan pendatang membaur menjadi satu (Tama & Kemala,105). Jadi walaupun pulau Lombok dan Pulau Bali memiliki kemiripan namun pulau Lombok juga memiliki kebudayaan, obyek-obyek, atraksi wisata dan budaya yang tidak dapat ditemukan di Pulau Bali. Namun sangat disayangkan kebanyakan wisatawan belum banyak mengetahui keberadaan serta keindahan objek, atraksi dan kebudayaan di pulau Lombok. Hal ini sendiri diakibatkan dari kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemerintahan setempat.

Pulau Lombok merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang banyak memiliki potensi wisata, seperti ekowisata dan wisata konvensional (mass

tourism) yang tersebar di berbagai kawasan wisata. Menawarkan berbagai

kegiatan ekowisata dan atraksi-atraksi kebudayaan. Dimana wisatawan dapat menikmati petualangan keindahan alam, budaya dan kehidupan pedesaan. Seperti kegiatan hiking, camping dan tracking yang sangat tepat dilakukan oleh wisatawan backpacker. (Komunika, Vol.10). Obyek-obyek wisata yang ditawarkan di pulau Lombok selain pantai obyek wisata lain yang menawarkan keindahan serta keunikan yaitu seperti Taman Nasional Gunung Rinjani, Senggigi, Hutan Suranadi, Pura Narmada, Gili, Kuta, Desa Sade, Desa Sukaarara dan lain-lain. Selain obyek wisata di pulau Lombok juga menawarkan berbagai keunikan seperti kerajianan yang unik seperti menenun kain dengan motif khas Lombok, serta kendaraan tradisional cidomo ( kereta kuda ), yang menggunakan kuda sebagai alat untuk transportasi baik di kota maupun desa.

Keistimewaan tersebut di atas pulau Lombok menjadi salah satu tujuan wisata baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini dapat dibuktikan dengan artikel dari majalah Times yang berjudul “Five Reason to Visit Lombok,

(4)

Indonesia” yang mengatakan “harga untuk kamar hotel, makanan dan atraksi lebih sering, dan tempat indah di pulau ini belum ada gangguan oleh perkembangan vila, dan terdapat toko-toko souveir unik” (Chang, par.1). Selain itu pulau Lombok saat ini telah melakukan sebuah program wisata yang bertemakan “Visit Lombok-Sumbawa 2012”. Dalam program visit year ini pemerintah menargetkan angka 1 juta wisatawan. Peluncurannya sendiri dilakukan di akhir tahun 2011 kemarin, tepatnya di 27 Desember 2011. Dengan berlangsungnya program Visit Lombok Sumbawa 2012, semua masyarakat Lombok dan Sumbawa diajak bekerja sama untuk mencapai angka 1 juta pengunjung tersebut. Agar tidak hanya jadi program ceremonial belaka, mencapai target, dan selesai. Tapi juga pada bagaimana agar kemudian Visit Lombok Sumbawa 2012 bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan perekonomian dan pariwisata.Semacam timbal balik mutualisme antara pemerintah-masyarakat-wisatawan (lokal maupun asing). (Zakaria, par 1).

Seseorang yang akan melakukan perjalanan wisata dan memilih melakukan perjalanan wisata dengan gaya backpacker, semestinya membuat sebuah rencana perjalanan, tujuan dan memperhitungkan transportasi serta akomodasi dengan budget yang ada. Dalam menentukan dan mencari data mengenai rencana perjalanan biasanya dimulai dengan browsing, hal ini sangat umum dilakukan oleh siapapun. Namun sangat disayangkan informasi mengenai tempat wisata di pulau Lombok sangat sedikit dan terbilang tidak lengkap, demikian pula kegiatan promosi mengenai pulau Lombok sendiri sangat minim. Padahal seorang backpacker harus memiliki info yang lengkap mengenai rencana perjalanannya berupa buku panduan wisata yang dapat mempermudah proses

traveling. Bagi backpacker informasi-informasi mengenai daerah yang akan

dikunjungi sangatlah penting diketahui, agar mereka memiliki gambaran apa saja yang akan dilakukan disana. Mengetahui kebudayaan, objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tersebut.

Dalam melakukan perjalanan wisata, pemilihan format panduan yang akan dibawa merupakan suatu hal yang sangat perlu untuk diperhatikan. Apakah yang

(5)

dibawa nanti berupa buku,laptop, GPS atau gadget lainnya, semua hal tersebut harus dipertimbangkan jangan sampai peralatan-peralatan tersebut membuat perjalanan backpacker menjadi tidak nyaman. Apalagi dilihat dari kondisi Pulau Lombok yang lebih dominan pada alam, pedesaan dan kemajuan tehnologi di pulau Lombok sendiri masih kurang maju, seperti signal yang kurang memadai. Berbeda dengan tempat wisata yang sudah maju penggunaan internet dalam mencari informasi panduan sangatlah mudah, dikarenakan koneksi yang lancar dan info-info yang lengkap mengenai tempat wisata tersebut. Maka dari itu buku panduan wisata merupakan media yang tepat dalampemilihan format panduan wisata di pulau Lombok. Berdasarkan bentuk fisiknya buku panduan wisata tersebut mudah dibawa. Menurut Sigit Adinugroho, sebuah panduan wisata harus mudah diakses tanpa bergantung koneksi data atau fisik yang terlalu memberatkan. (Adinugroho, par8).

Melalui pengamatan penulis, buku panduan wisata tentang pulau Lombok yang sudah terbit terbilang banyak, namun kebanyakan dari buku panduan wisata tersebut cenderung lebih dominan pada verbal. Maka dari itu penulis melakukan perancangan buku panduan wisata pulau Lombok, yang beda dari buku panduan wisata yang sebelumnya, yaitu lebih dominan pada visualisasi dan mudah dibawa. Konsep dari buku panduan wisata sendiri yaitu lebih menampilkan foto-foto dari obyek dan atraksi wisata Penggunaan teknik foto-fotografi dapat memvisualisasikan secara detail tempat wisata tersebut, demikian pula gaya penyampaiannya dikemas dengan menyajikan obyek, atraksi wisata, kebudayaan dan informasi transportasi, kuliner serta penginapan yang terjangkau. Dengan demikian diharapkan buku perancangan panduan wisata pulau Lombok bagi kalangan backpacker dapat menjadi media yang tepat, efisien dan nyaman dan dapat membantu jalannya program “Visit Lombok-Sumbawa 2012”

(6)

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana agar para backpacker mendapatkan panduan dan informasi yang lengkap tentang objek, atraksi dan informasi yang berhubungan dengan transportasi dan akomodasi yang ekonomis ketika berwisata di Pulau Lombok?

1.3. Tujuan Perancangan

1. Para Backpacker mendapatkan panduan dan informasi yang lengkap tentang objek, atraksi dan informasi yang berhubungan dengan transportasi dan akomodasi yang ekonomis ketika berwisata di Pulau Lombok.

1.4. Batasan Lingkup Perancangan

1. Objek Perancangan Buku Panduan Wisata di Pulau Lombok dengan menggunakan tehnik fotografi dan vector sebagai ilustrasi.

2. Pokok masalah yang akan dibahas yaitu mengenai objek dan atraksi wisata dan info-info yang mempermudah para backpacker ketika berwisata di Pulau Lombok.

3. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2012.

4. Lokasi di beberapa tempat wisata di Pulau Lombok yang dikelompokan menjadi wisata pantai, hutan , budaya dan desa.

5. Target Perancangan :

-Primer: Wisatawan lokal yang memiliki hobi traveling dengan cara menjadi backpacker, tingkatan ekonomi menengah.

-Sekunder :Wisatawan lokal yang memiliki hobi traveling dengan cara menjadi backpacker, tingkatan ekonomi menengah ke atas.

(7)

1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Target Desain

Buku Panduan wisata Pulau Lombok Bagi Wisatawan Backpacker dapat menarik target desain dalam merancang sebuah buku panduan wisata serta menjadi referensi buku yang mudah dibawa.

1.5.2. Bagi Perusahaan / Organisasi

Organisasi/perusahaan wisata dapat menjadikan buku panduan pariwisata untuk wisatawan backpacker sebagai buku panduan wisata yang bisa memuat informasi-informasi bidang usaha mereka Dengan demikian pemasukan ekonomi pariwisata daerah, perusahaan / organisasi dapat meningkat.

1.5.3. Bagi Penulis dan Rekan-rekan Seprofesi

Penulis berharap penulis dan rekan-rekan seprofesi dapat lebih mengerti dalam membuat dan melakukan tehnik fotografi dokumenter dengan baik dan benar sehingga dapat menghasilkan foto yang layak dan sedap dipandang, serta memberikan informasi dengan peta yang digambarkan dengan vector yang jelas dan lengkap sehingga mudah dimengerti bagi pembaca.

1.5.4. Bagi Bidang Studi Desain Komunikasi Visual

Penulis berharap dengan adanya buku panduan wisata di Pulau Lombok ini dapat meningkatkan kualitas mahasiswa Desain Komunikasi Visual dalam melakukan perancangan khususnya dengan menggunakan tehnik fotografi dokumenter dan pembuatan peta yang baik dengan menggunakan vector sebagai bahasa visual yang mempermudah mengungkapkan pesan atau informasi.

1.5.5. Bagi Masyarakat Pulau Lombok

Diharapkan dengan adanya buku yang membahas mengenai panduan wisata di Pulau Lombok dapat menjadi pilihan wisatawan saat berwisata liburan ke Pulau Lombok, sehingga masyarakat mendapatkan dampaknyadari meningkatnya kunjungan wisatawan terhadap industri pariwisata.

1.5.6. Bagi Backpacker

Membantu para backpacker mendapatkan panduan informasi seputar berwisata di Pulau Lombok, sehingga mempermudah dalam melakukan

(8)

perjalanan sera memberikan gambaran visualisasi bagi wisatawan mengenai tempat wisata yang akan dituju.

1.6. Definisi Operasional

1. Perancangan adalah proses, cara, perbuatan merancang (Kamus Bahasa Indonesia).

2. Buku Panduan wisata adalah buku yang membahas mengenai tempat wisata dan menjelasakan apa saja yang ada di daerah tersebut, rute-rute yang harus dikunjungi serta info-info seputar Pulau Lombok.

3. Pulau Lombok adalah suatu pulau kecil di negeri Indonesia yang terletak di Timur pulau Bali dan dikelilingi oleh pantai-pantai yang sangat indah. 4. Wisatawan adalah orang yang berwisata atau bisa disebut sebagai

pelancong.

5. Backpacker adalah seseorang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat

tanpa membawa barang-barang yang memberatkan atau membawa koper.

1.7. Metode Perancangan 1.7.1. Data yang Dibutuhkan 1.7.1.1.Data Primer

1. Observasi langsung ke lokasi

Meneliti lebih dalam mengenai potensi objek, atraksi, sarana transportasi, akomodasi dan kuliner di pulau Lombok.

Melakukan pengamatan langsung di Pulau Lombok untuk mengetahui keadaan dari wisatawan yang melakukan perjalan wisata di pulau Lombok.

2. Metode Wawancara

Merupakan proses tanya jawab yang dilakukan langsung kepada Dinas Pariwisata NTB dan tour guidedi pulau Lombok untuk memperoleh informasi mengenai objek wisata yang menjadi unggulan di Pulau Lombok serta untuk memahami apa saja yang harus dilakukan penulis untuk membuat wisatawan ingin berkunjung ke Pulau Lombok sehingga

(9)

perancangan dapat dilakukan dengan lancar.

1.7.1.2. Data Sekunder a. Media Cetak

Mencari informasi mengenai obyek, atraksi wisata, penginapan, kuliner dan transportasi di Pulau Lombok untuk memperluas pengetahuan penulis mengenai apa saja yang akan diliput di Pulau Lombok tersebut sehingga dapat memberikan info yang akurat dan tujuan dapat di tata sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan teratur.

b. Internet

Menggunakan media internet sebagai tempat untuk mencari informasi mengenai obyek dan atraksi wisata di Pulau Lombok dengan mencari di situs-situs yang terpercaya sehingga informasi yang diperolehpun dapat dipercaya.

c. Dokumentasi

Adalah metode mengumpulkan atau mengabadikan data dari tempat yang akan diteliti oleh penulis untuk nantinya dijadikan bukti-bukti. Penulis melakukan pengambilan foto-foto sebagai bukti telah melakukan survei di tempat tersebut.

1.7.2. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan berbagai data untuk mendapatkan informasi baik berupa data primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi observasi dan wawancara sedangkan data sekunder yang dikumpulkan meliputi media cetak, internet dan dokumentasi. Dengan data-data yang diperoleh penulis akan melakukan perancangan sebuah buku panduan wisata yang dikhususkan untuk backpacker, sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi target audiens.

1.7.3. Instrumen / Alat Pengumpul Data

Alat-alat yang digunakan dalam mengumpulkan data baik berupa data primer dan sekunder berupa buku-buku sebagai sumber referensi. Dalam melakukan dokumentasi menggunakan kamera dan peralatan elektronik untuk

(10)

mengabadikan data-data yang bersangkutan. Selain itu menggunakan internet, media cetak untuk mencari data yang dapat mendukung perancangan.

1.8. Metode Analisis Data

1.8.1. Metode Deskriptif Kualitatif

Metode yang digunakan dalam perancangan Buku Panduan Wisata di Pulau Lombok adalah metode deskriptif kualitatif. Menggunakan metode deskriptif kualitatif karena tidak menggunakan perhitungan dalam pelaksanaannya melainkan bersifat tertulis atau deskriptif. Adapun tahapan metode kualitatif deskriptif meliputi:

1. Penyajian data

Data-data yang telah direduksi di teliti lagi sehingga menghasilkan data-data yang lebih sederhana sehingga dapat ditentukan apa saja yang akan digunakan nanti untuk membuat perancangan buku panduan pariwisata yang baik dan benar sehingga menghasilkan buku yang efektif dan informatif. Data-data berikut merupakan data yang didapatkan melelui hasil observasi, wawancara serta dengan mencari informasi-informasi dari media.

2. Reduksi data

Menyeleksi data-data yang telah dikumpulkan secara spesifik untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan isinya dengan mencari kelebihan serta kekurangan dari obyek wisata tersebut. Data yang direduksi sendiri adalah data yang dianggap tidak spesifik dan lebih memilih data yang spesifik seperti dalam pemilihan info-info mengenai perjalanan wisata.

3. Kesimpulan

Menyimpulkan seluruh data yang telah dikumpulkan dan membuat sebuah perancangan dan penelitian yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga sesuai dengan tujuan yang telah dibuat dan dapat menghasilkan sebuah buku panduan wisata yang diminati oleh target audiens. Sebuah buku yang dapat memberikan informasi perjalanan wisata

(11)

hemat sesuai dengan tujuan utama dari perancangan buku panduan wisata bagi kalangan backpacker.

1.9 Konsep Perancangan

Konsep perancangan dari buku panduan wisata ini sendiri yaitu dengan lebih dominan menampilkan visualisasi tempat wisata pulau Lombok. Perancangan buku dibuat berbeda dengan buku panduan wisata yang telah terbit sebelumnya karena lebih dominan pada visualisasi. Visualisasi yang dibuat yaitu berupa foto-foto dari obyek wisata serta hal-hal yang menarik di pulau Lombok. Selain menggunakan tehnik fotografi dalam perancangan ini juga menambahkan peta yang dibuat dengan tehnik vector untuk penggambaran peta. Dalam buku panduan wisata juga memberikan info-info yang bermanfaat bagi backpacker seperti obyek wisata, atraksi wisata, info mengenai penginapan, transportasi dan kuliner. Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia karena target dari perancangan sendiri adalah wisatawan lokal.

(12)

1.10.Skematika Penulisan Final Artwork Evaluasi Alternatif Desain Layout Perencanaan Kreatif Perencanaan Media Tujuan Kreatif Tujuan Media Konsep Perancangan Metode Analisis Data

Metode Perancangan Definisi Operasional Manfaat Perancangan Batasan Lingkup Perancangan

Tujuan Perancangan Rumusan Masalah Latar Belakang Masalah

Referensi

Dokumen terkait

bertanggung jawab untuk pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Korea Selatan. BNP2TKI sebagai lembaga yang diberi tanggung jawab langsung oleh Kemnakertrans yang mengambil bagian

(iv) penggunaan logo rasmi SKUM pada sijil penyertaan / penghargaan tertakluk kepada program dan aktiviti yang dijalankan oleh syarikat korporat, NGO dan badan-badan lain

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan ke dalam bukan

Verifikasi hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan Excel dengan hasil perhitungan manual dengan metode yang ada pada buku teks untuk desain

Tindakan para mahasiswa yang menjadi tentor yang membiarkan penurunan standar mereka sesuai dengan kajian Goffman yang menyatakan bahwa aktor perlu menyembunyikan beberapa hal

Ujian regrasi yang dijalankan menunjukkan bahawa wujudnya hubungan positif yang signifikan antara kepimpinan dengan pengurusan personal dan sosial kecerdasan emosi dalam kalangan

segala sesuatu produk yang berstatus syubhat, karena telah diterangkan juga dalam Al-Quran bahwasannya Allah telah melarang umatnya untuk mengkonsumsi produk

3 disebut juga Storage Battery, adalah suatu baterai yang dapat digunakan berulang kali pada keadaan sumber listrik arus bolak balik (AC) terganggu. Tiap sel baterai