• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasih yang Berpura-pura dan Relevansinya Bagi Umat Kristen Studi Eksegesis Kitab Roma 12:9-10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kasih yang Berpura-pura dan Relevansinya Bagi Umat Kristen Studi Eksegesis Kitab Roma 12:9-10"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 Elista Simanjuntak, Tarutung.

Email: elistamorasende15@gmail.com

165 |

Kasih yang Berpura-pura dan Relevansinya Bagi Umat Kristen

Studi Eksegesis Kitab Roma 12:9-10

Elista Simanjuntak1

1Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kasih yang berpura-pura menurut Rasul Paulus dalam surat Roma 12:9-10. Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif yakni dengan pendekatan studi eksegesis. Metode penafsiran yang dilakukan tentunya dengan menggunakan syarat dan langkah-langkah penafsiran Alkitab, sehingga langkah-langkah yang dipakai penulis adalah sebagai berikut: analisa teks dan kritik teks, perbandingan terjemahan, konteks umum dan konteks khusus, keadaan hidup tafsiran ayat per ayat tafsiran keseluruhan dan skopus. Dari hasil penelitian studi eksegesis Roma 12:9-10, bahwa kasih yang berpura-pura ialah kasih yang di sertai kejahatan, kasih yang tidak mengganggap saudaranya dan kasih yang tidak saling mengutamakan.

Kata Kunci : Roma, kasih yang berpura-pura

Abstact

The purpose of this research is to find out what pretend love according to the Apostle Paul in Romans 12: 9-10. The research method in writing this thesis is a qualitative method, namely the exegetical study approach. The method of interpretation that is carried out is of course by using the terms and steps of Bible interpretation, so that the steps used by the author are as follows: text analysis and text criticism, comparison of translations, general context and special context, living conditions of verse-by-verse interpretation of the whole and scopus. From the research results of the exegetical study of Romans 12: 9-10, that love that pretends is love accompanied by evil, love that does not respect one's brother and love that does not give priority to one another.

Keywords: Rome,Pretend love

PENDAHULUAN

Manusia adalah mahkluk sosial, artinya tidak bisa hidup sendiri tanpa memiliki hubungan dengan orang lain. Itu berarti seseorang akan menikmati dan menjalani kehidupanya sebagai manusia yang wajar jika ia memiliki hubungan dengan orang lain. Hidup mengasihi orang lain adalah ciri khas umat Allah. Perintah Allah yang utama adalah saling mengasihi, bukan semata-mata untuk menegaskan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial, tetapi karna Allah adalah kasih. Supaya dapat saling mengasihi secara baik dan benar, Yesus meminta umat-Nya untuk senantiasa mendasarkan diri pada hubungan yang erat dengan diri-Nya. Sebab Allah sendiri melalui Yesus Kristus telah mengasihi umat-Nya dengan memberikan nyawa-Nya.

(2)

166 | “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.” Dunia ini semakin terbiasa dengan kepalsuan dan kejahatan Di tengah situasi seperti ini setiap anak Tuhan dipanggil untuk membawa perbedaan. Kita menunjukkan bukan sembarang kebaikan, tetapi kebaikan yang bersumber dari kesungguhan dari hati yang mengasihi.

Rasul Paulus menuliskan surat ini kepada jemaat atau orang-orang Kristen dikota Roma yang terdiri dari dua golongan yaitu: orang Yahudi dan orang bukan Yahudi dengan tujuan karena jemaat Roma dalam keadaan kondisi yang kurang baik dan pada saat itu mengalami kesulitan besar karena penganiayaan yang dilakukan oleh kaisar Cladius (41-45M) terhadap orang-orang Yahudi, sehingga tinggallah jemaat bukan Yahudi Kristen melanjutkan jemaat Roma. Tetapi setelah diganti oleh kaisar Nero, barulah jemaat Yahudi Kristen Roma kembali lagi ke Roma. Tapi justru karena kepulangan mereka itulah masalah dijemaat mulai timbul. Jemaat Yahudi Kristen terkejut karena jemaat Roma yang dilanjutkan oleh anggota bukn Yahudi tidak lagi mengikuti tradisi Yahudi, misalnya sunat. Timbullah pertanyaan besar apakah mungkin jemaat Kristen yang bukan Yahudi harus melakukan “proselite” sebagai syarat untuk diselamatkan. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya polemik yang dikhususkan untuk jemaat Yahudi Kristen sebagai sanggahan kesalahan dalam doktrin keselamatan, masalah doktrinal ini akhirnya menjadi perselisihan antara jemaat Kristen Yahudi dan Kristen bukan Yahudi, Karena jemaat bukan Yahudi dipaksa untuk mengikuti tradisi jemaat Yahudi untuk menjadi Kristen. Rasul Paulus dengan tegas memperingatkan bahaya yang mengancam kesatuan jemaat. Karena permasalahan sunat dan pembenaran adalah tradisi orang Yahudi. Orang Yahudi dan orang bukan Yahudi hidup dalam ketegangan yang sering mengancam kesatuan gereja. Masalah ketidakadilan yang dilakukan pihak Kristen Yahudi terhadap Kristen bukan Yahudi menimbulkan perselisihan antara umat Kristen Yahudi dan Kristen non-Yahudi, secara khusus orang Kristen bukan Yahudi yang sebagian besar mereka yang tadinya pemeluk agama pangan.1 Dari pihak Kristen Yahudi, mereka menuntut

1Agama Pangan. (Penganut Agama-Agama Helenis) Yang Kepercayaanya Berkaitan Dengan Dewa-Dewa Yunani.Sebagaimana Helenisme Telah Menjadi Arus Pemikiran Serta Kepercayaan Yang Populer Saat Itu Maka Bangsa Roma Turut Pula Mengadaptasi Kepercayaan Tersebut. Secara Sistem Pemikiran Kita Mendapat Sebuah Kosmologi Yang Amat Berbeda Dengan Yudaisme. Hal Ini Kemudian Dapat Menjadi Pemahaman Lebih Lanjut Mengapa Ada Pertentangan Antara Mereka Yang

(3)

167 | supaya orang Kristen bukan Yahudi disunat dan diwajibkan untuk memelihara semua perintah hukum Taurat sedangkan dari pihak Kristen bukan Yahudi mereka memandang rendah orang Kristen Yahudi karena mereka masih memelihara tradisi-tradisi itu. Persoalan lain yang dihadapi oleh jemaat adanya benturan antara yang kuat dan yang lemah yang menganggap lebih tinggi orang kuat dibandingkan orang lemah atau kecil sehingga mereka tidak menerapkan kasih sejati tetapi menerapkan kasih yang berpura-pura dalam setiap kehidupanya.

Rasul Paulus berusaha menekankan tentang kasih yang tak berpura-pura sebagai kata kunci dalam nasihatnya itu. Menurut Rasul Paulus orang melakukan kasih telah melakukan hukum Taurat, sebab kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Rom.13:9.10).2 Supaya persekutuan itu terus tumbuh, maka mereka harus hidup

dalam kasih (agape). Kasih yang dimaksudkan bukanlah kasih yang berpura-pura, melainkan kasih yang sungguh-sungguh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa kasih yang berpura-pura dalam kitab Roma 12:9-10 dan relevansinya kasih yang berpura-pura bagi umat Kristen.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif yakni dengan pendekatan studi eksegesis. Metode penafsiran yang dilakukan tentunya dengan menggunakan syarat dan langkah penafsiran Alkitab, sehingga langkah-langkah yang dipakai penulis adalah sebagai berikut: analisa teks dan kritik teks, perbandingan terjemahan, konteks umum dan konteks khusus, keadaan hidup (sitz im

leben), tafsiran ayat per ayat, tafsiran keseluruhan dan skopus.

Kristen Yahudi Dan Non-Yahudi. Perbedaaan Pemahaman Ini Kemudian Berlanjut Pada Bagian Mereka Mendeskripsikan Pada Satu Perdebatan Teologis Tertentu. Seperti Halnya Iman Dan Hukum Taurat.

2 Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru (Sejarah Pengantar Pokok-Pokok Teologisnya) (Bandung: Bina Media Informasi ,2010), 198.

(4)

168 |

HASIL DAN PEMBAHASAN Kasih Secara Umum

Kasih dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana adanya perasaan sayang, merasa suka kepada sesuatu baik itu kepada manusia maupun kepada benda-benda.3 Secara sepintas, kata kasih juga mempunyai arti yang sama dengan kata cinta yang berarti ada rasa suka, sayang, berharap dan ingin kepada sesuatu.4 Kata kasih dan cinta mempunyai unsur yang sama, tetapi kata kasih itu lebih dalam dari pada cinta karena mencintai hanya dapat dilakukan kepada sesuatu atau seseorang yang sudah atau pernah dilihat atau dikenal, sedangkan mengasihi dapat dilakukan kepada sesuatu yang belum pernah dilihat atau dikenal.

Badudu, menuliskan bahwa, kasih adalah perasaan cinta dan sayang kepada Tuhan

dan manusia, cinta kasih yaitu kasih sayang, cinta yang besar saling mengasihi, menaruh perasaan cinta, saling merasa, menaruh kasih kepada sesama, iba, timbul rasa belas kasihan, tanda ucapan syukur dan terimah kasih.5 Henk menerjemahkan

kata kasih dengan “charity” yaitu (kasih Kristiani), kasih terhadap sesama manusia, kebaikan hati.6 Kata charity adalah keinginan yang baik atau kasih terhadap sesama

manusia. Dodd, menuliskan bahwa, “kasih adalah sebagai kemauan yang gigih dan kemurahan hati tanpa henti untuk memberi rasa aman kepada yang dikasihinya. Kasih bukan hanya perasaan atau kasih sayang, tetapi kebulatan tekad yang aktif dari kemauan”.7

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa kasih adalah perasan sayang, cinta suka yang mendalam terhadap suatu objek, perasaan ingin berbuat baik terhadap suatu objek, orientasi yang menentukan hubungan dengan dunia keseluruhan terhadap yang defenisi tersebut tampak sangat bergantung dari ekstrim yang mempengaruhi seseorang. Dan kasih merupakan suatu tindakan yang aktif, bukan perasaan pasif. Dalam 1 Kor. 13:4-8 kasih merupakan nilai untuk dunia yang akan datang. Karena

3 Anton. M.M, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 349. 4 Ibid, 467.

5 Badudu Zain, Prof Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 623.

6 Henk Ten Napel, Kamus Teologi Inggris Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 73.

(5)

169 | kalau dia membandingkan dengan iman, pengharapan dan kasih, maka yang paling besar dari ketiganya adalah kasih (1 Kor. 13:13). Demikianlah juga kita dapat membaca defenisi kasih sekaligus sebagai sifat dari ciri khas secara umum mengatakan: kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menunggu segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan, nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti pengetahuan akan lenyap.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa kasih berarti yang paling tinggi dan yang paling mulia. Kasih tidak ada kepura-puraan yang ada hanya ketulusan dan murni. Tidak pernah berubah-ubah oleh karena Allah adalah kekal dan tidak akan berakhir sampai selama-lamanya. Kasih-nya adalah Maha kuasa.

Kasih Secara Etimologi

Dalam Perjanjian Lama akar kata utama untuk kasih hb (hb) dapat merujuk pada orang dan benda dalam pengertian religius maupun sekuler dan dalam Perjanjian Baru akar kata utama untuk kasih adalah raÃn, (eraan,) ini adalah kasih yang penuh gairah yang menginginkan orang lain untuk dirinya sendiri dapat merujuk pada orang dan benda dalam pengertian religius maupun sekuler.8 Kasih adalah kualitas abstrak dan oleh karena itu tidak dapat didefinisikan dalam terminologi yang tepat yang dimana menemukan ekspresi dalam kata benda dan kata kerja, dan begitu juga yang terjadi di seluruh Alkitab. Kasih didefinisikan dalam kamus sebagai "emosi, sentimen, atau perasaan ketertarikan yang menyenangkan terhadap, atau kegembiraan pada sesuatu, sebagai prinsip, atau seseorang, atau sesuatu, yang menginduksi keinginan untuk kehadiran, kepemilikan, kesejahteraan atau promosi objeknya "ditambah istilah seperti" perasaan kasih sayang yang kuat, kemelekatan yang setia, kelembutan yang besar. "Istilah-istilah ini jelas lebih deskriptif daripada definitif. Alkitab mengajarakan bahwa kasih merupakan sesuatu yang harus dikembangkan. Kasih bukan sekedar

8 G.Quell.I, Theological Dictionary Of The New Testament, 21-35 (Abridged), TDNT Electronic Ed.

(6)

170 | keinginan berbuat baik melainkan keputusan dan sikap melakukana karena Allah mengasihi kita, maka kita sudah mengalami kasih, yaitu Anugerah, belas kasihan, kebaikan dan pertolongan-Nya, seharusnya mengasihi orang lain meskipun kita harus berkorban untuk itu. Dibawah ini akan diuraikan bagaimana kasih dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Douglos dalam Perjanjian Lama istilah yang khusus untuk terjemahan kasih tersimpul dalam kata berikut ini yaitu: 9

1. Ahev (ahev) amat luas pemakaiannya dan merupakan kata umum dengan beragam makna sesuai kadarnya.

2. Dod (Dod) dan ra’a (ra’a) ungkapan kasih asmara dan objeknya adalah wanita, hal ini khas dalam kitab Kidung Agung.

3. Yadad (Yadad) ungkapan kasih Allah kepada manusia yang diberkatinya, yaitu orang yang membalas kasih Allah yang telah diberikan-Nya kepada manusia (Maz 127:2).

4. Rakham (Rakham) ungkapan kasih manusia kepada Allah suatu ungkapan kasih bahwa Allah yang harus ditinggikan dan dipuji (Maz.18:1).

5. Khavav (Khavav) ungkapan kasih Allah kepada umat-Nya dan orang yang kudus (Ul.33:3).

Agav (Agav) ungkapan kasih yang disertai oleh nafsu asmara, para pecinta (Yer 2;30;

4:30). Didalam Perjanjian Baru kata kasih berasal dari bahasa Yunani yaitu αγαπε

(agape).10 Tetapi kata ini jarang dipakai dalam bahasa Yunani klasik. Dalam

pemunculannya yang begitu sedikit, kata itu berarti kasih yang paling tinggi dan paling mulia, yang melihat suatu nilai tak terbalas pada obyek kasih-Nya. Penggunaannya dalam Perjanjian Baru tidak langsung berasal dari bahasa Yunani klasik, tapi lebih cenderung dari LXX (septuaginta), yang menerjemahkan 95% kasih dalam bahasa Ibrani dengan kata itu, dan menggunakannya untuk menggambarkan kasih Allah kepada manusia, kasih manusia kepada Allah, dan kasih manusia kepada sesamanya. 11 Keagungan yang dikandung kata itu dalam Perjanjian Baru

9 Douglos, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2013), 524.

10 Douglos, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2013), 524-525.

11 Fileo Adalah Pilihan Lain Ganti Agapao. Kata Ini Digunakan Untuk Menggambarkan Kasih Yang Akrab (Yoh 11:3, 36; Why 3:19), Dan Kesukaan Untuk Melakukan Hal-Hal Yang Menggembirakan (Mat 6:5) Walaupun Pemakaian Kata Ini Sering Bertindih-Tindih

(7)

171 | dilatarbelakangi penggunaannya sebagai alat penyataan Perjanjian Lama. Kata itu dipenuhi makna sesuai yang terkandung dalam Perjanjian Lama.

Macam-Macam Kasih

Douglos menuliskan kata Kasih berarti kasih yang paling tinggi dan paling mulia yang melihat sesuatu nilai yang tidak terbatas pada objek kasihnya. jenis kasih, terdapat 4 macam yaitu:

αγαπε (Kasih Agape )

Kata αγαπε (agape), berasal dari kata Yunani αγαπαω (agapao) yang berarti menyayangi atau menyukai. Kata ini pada awalnya dipakai untuk menamai cinta kasih persaudaraan yang jangkauannya lebih luas. untuk menyerahkan dan menyangkal diri.12 Kasih agape itu adalah Kristus sendiri.13 Kasih yang dibuktikan melalui jalan salib. Kasih Kristus adalah kasih yang memberi bukan menerima apabila kasih αγαπε

(agape) kita miliki maka identitas Kristus akan menjadi nyata. Kasih αγαπε (agape)

adalah kasih tanpa pamrih dan mengandung unsur kekekalan yang membawa keselamatan jiwa-jiwa yang berdosa yang mengandung kepedulian, belas kasihan, penebusan dan pengampunan di dalam kristus. Tidak seorang pun yang hidup diluar Kristus memiliki kasih αγαπε (agape) ini. kasih αγαπε (agape) adalah kasih yang bersumber dari Allah, kasih yang suci, kasih yang kudus, kasih yang suka mengampuni, kasih yang penuh pengorbanan, kasih yang tidak melihat tanpa orang, kasih yang tidak mementingkan diri sendiri, kasih yang sudi melayani bukan untuk dilayani, kasih yang tidak mengharapkan imbalan atau keuntungan diri sendiri dari orang yang dikasihi. Kata αγαπε (agape) secara teologis dianggap sebagai bentuk cinta kasih tertinggi dan menjadi satu elemen dasar dalam agama Kristen. Kasih αγαπε (agape) diidentikkan sebagai kasih Tuhan, sebab kasih αγαπε (agape) merupakan kasih yang bersumber pada kasih Allah sebagai pihak yang telah terlebih dahulu memberikan cinta kasih-Nya kepada manusia. kasih manusia dapat dikatakan sebagai kasih αγαπε (agape) apabila manusia meneladani dan memenuhi kasih Ilahi dari Allah dalam kehidupannya dengan sesama.

12 J.Douma, Kelakuan Yang Bertanggung Jawab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 89. 13 Makmur Halim, Model-Model Penginjilan Yesus (Malang: Gandum Mas, 2003), 577.

(8)

172 |

φιλια (Kasih Filia)

Kata φιλια (filia) atau φιλεω (fileo) diterjemahkan dengan kasih persahabatan. Dengan kata lain, φιλια (filia) atau φιλεω (fileo) berarti perasaan cinta kasih terhadap teman atau sahabat. Kasih φιλια (filia) adalah cinta kasih persahabatan. Cinta kasih antara sesama manusia dalam pergaulan seharai-hari, cinta kasih yang mengharapkan imbalan atau balas jasa, cinta kasih yang dilakukan oleh karena sesuatu yang diharapkan dari orang yang dikasihi. Hal ini dapat kita lihat dalam hubungan adat istiadat hubungan serikat tolong menolong, arisan dan lain-lain. Hubungan persahabatan kasih demikian, lebih bersifat psikologis dan sosial, artinya disini ungkapan cinta kasih dapat terealisasi dalam hubungan persahabatan atau pacaran, antar keluarga, komunitas dan hubungan lainnya dengan sesama. Hubungan cinta kasih yang terjadi di sini merupakan ekspresi yang sejati dan bersifat timbal-balik dengan prinsip tidak ada pihak yang dirugikan. Dengan demikian terlihat bahwa kasih φιλια (filia) lebih merupakan suatu desakan akal budi. Ungkapan cinta kasih φιλια

(filia) terbukti dalam sejarah kehidupan Yesus bersama para murid-murid-Nya,

ungkapan cinta sejati-Nya dapat diartikan sebagai pemenuhan hukum timbal-balik terhadap semua pengikut-Nya. Dengan menyapa para murid-Nya sebagai sahabat (Yoh. 15:13-15) Yesus mau memperlihatkan bahwa Ia tidak hanya membalas budi baik dari para murid-Nya yang senantiasa setia mengikuti-Nya, melainkan Ia hendak memperhitungkan martabat kemanusiaan dari setiap orang sebagai ciptaan yang serupa dengan Allah.

εροσ (Kasih Eros)

Kata εροσ (eros) sebenarnya adalah cinta yang sehat antara dua orang yang membuat hidup lebih berharga demi kelangsungan hidup manusia. Bagi orang-orang Yunani, kasih yang dimaksudkan ini adalah kasih antara pria dan wanita, namun tidak berasal dari pemikiran dan kemauan, melainkan menimpa manusia, sehingga diberi nama Eros. kasih εροσ (eros) adalah kasih yang didorong oleh dorongan nafsu badani, cinta yang timbul oleh dorongan birahi atau seksual, cinta yanng bergerak oleh dorongan emosional jasmaniah diantara dua insan yang bersifat erotik yang bersifat sementara. Dalam kasih εροσ (eros) inilah timbul perasaan erotis seks dan romatis serta asmara. Pemaknaan kata εροσ (eros) sangatlah luas sebab merangkum ham pir seluruh

(9)

173 | keinginan dan hasrat dalam diri manusia. Sedangkan dalam pandangan dan teologi kristiani, kasih εροσ (eros) dilihat sebagai bentuk cinta yang sangat rendah, cinta kasih yang dipandang lebih berkarakter ingat diri atau mementingkan keinginan diri. Dalam pemaknaan mengenai kasih εροσ (eros) terlihat adanya tendensi-tendensi yang mengarah kepada egoisme. Artinya bahwa standar cinta yang selalu dipakai selalu terarah kepada diri perorangan, di mana segala keinginan, kebutuhan dan hasrat, ketika berhadapan dengan orang lain selalu bertendensi pada kepuasan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain.

στοργε (Kasih Storge)

Kasih στοργε (storge) adalah kata dalam bahasa Yunani. Kasih στοργε (storge) merupakan kata benda dan kata kerjanya adalah στεργειν (stergein). Kata ini dapat diterjemahkan dengan kehangatan alamiah atau natural. Kata ini dipakai secara khusus bagi hubungan kasih di dalam kehidupan keluarga. Kata στοργε (storge) merupakan kasih mesra dari orang tua kepada anaknya dan sebaliknya. Kasih στοργε

(storge) adalah kasih yang timbul karena hubungan kekeluarga, hubungan darah atau

marga. Misalnya seorang anak kepada orangtua, kakak kepada adik dan sebagainya. Kasih ini terbatas pada lingkungan keluarga. Sehingga bersifat eksklusif (tertutup untuk kalangan sendiri) dan menutup kemungkinan untuk mengasihi anggota kelompok yang lain. Dengan demikian, kasih στοργε (storge) lebih terarah pada suatu hukum natural atau dalam hubungan kemanusiaan yang lebih terarah pada hubungan darah. Pengungkapan kata ini selalu bertumbuh dan berkembang dalam lingkup yang paling dalam dan lebih akrab, misalkan ketika baru pertama kali bertemu setelah perpisahan yang lama antara ayah, ibu, anak ataupun saudara-saudari, maka dapat dibayangkan kehangatan alami dalam kasih kerinduan yang mengalir tanpa disadari.

Demikianlah keempat kasih tersebut memperlihatkan nilai dan mutu kasih yang terkandung didalamnya. Istilah apapun yang dipakai untuk menyatakan kasih yang paling penting adalah saling mengasihi seperti Yesus mengasihi kita. Walaupun biasanya Alkitab memakai kata agape sebagai kata pokok untuk kasih bukan berarti kasih eros, filia, storge adalah salah. Kasih eros, storge, dan filia, tidak dianggap

(10)

174 | salah tapi perlu diwarnai dengan kasih agape karena tanpa kasih agape makna kasih

eros,filia dan storge dapat mejadi sempit dan terbatas serta luntur. Sehingga dengan

jenis kasih diatas orang Krsiten telah mempunyai pegangan dan ukuran yang pasti untuk menilai cinta kasih yang dihadapi dari sesama temanya dalam pergaulan hidup sehari-hari yang dapat membedakan kasih mana yang berkenan dihadapan Allah.

Kasih yang Disertai dengan Kejahatan

Kejahatan adalah suatu tindakan buruk atau perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku. Kejahatan semakin hari semakin bertambah. Kejahatan tidak memandang situasi dan siapapun. Kejahatan menjadi hal yang mudah ditemui dalam kehidupan saat ini. Dengan begitu banyaknya kejahatan yang semakin menjadi-jadi sehingga menimbulkan persoalan. Kata jangan berpura-pura yang berarti jangan munafik merupakan suatu kejahatan. Rasul Paulus mengatakan ini karena ketika Rasul Paulus mengunjungi jemaat di Roma, ia merasa perlu untuk mengigatkan para jemaat disana akan bahaya kasih yang berpura-pura yang menimbulkan adanya tindakan kejahatan. Jemaat disana tidak mengerti bentuk kasih yang sesugguhnya. Mereka berpikiran bahwa kasih cukuplah dengan ucapan mulut tanpa tindakan-tindakan. Kasih itu harus tulus bukan bersandiwara tidak dengan maksud yang tersembunyi. Ada orang yang mengasihi dengan maksud untuk mendapatkan sesuatu sebagai hasilnya. Ada kasih yang bersifat mementingkan diri sendiri,yang tujuanya mendapat lebih banyak daripada yang diberikan. Tetapi kasih Kristen tidak bersifat mementingkan diri sendiri; kasih itu benar-benar keluar dari hati demi kepentingan orang lain. Kasih itu tidak pura-pura menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan. Orang yang mengasihi tidak akan berbuat kejahatan, jadi tidak mungkin ada orang yang sungguh-sungguh mengasihi bisa melakukan tindakan kejahatan, sebab jika demikian kasih itu adalah kasih yang palsu dan menjadi kejahatan belaka. Dalam ketulusan kasih itu saling merendahkan diri, saling mengutamakan orang lain. Menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik. Kasih yang menjiwai kehidupan jemaat harus memancar keluar. Bahkan dalam kehidupan masyrakat dan bernegara pun orang Kristen harus mengamalkan perintah kasih itu. Maka bagian mengenai sikap orang Kristen terhadap negara memang didahului dan disusul oleh anjuran kasih itu. Kata anypokritos juga dipakai oleh Rasul Paulus ketika menjelaskan tentang

(11)

175 | hakikat kasih yang sejati. Ia menekankan bahwa kasih itu tidak boleh anypokritos artinya munafik dan berpura-pura. Apa yang tampak diluar harus sama dengan apa yang diperankan sementara dan pura-pura. Kasih adalah sebuah tindakan yang lahir dari hati yang tulus dan awet sifatnya. Ketulusan yang sejati berdasarkan pada kasih Kristus.

Menganggap Sesama Tidak Sebagai Saudara

Kata yang dipakai Rasul Paulus untuk mengasihi ialah philostorgos, dari akar kata storge, yaitu kasih persaudaraan.Kasih persaudaraan merupakan anggota dari satu keluarga. Kita bukan orang-orang asing dalam jemaat Kristen, kita juga bukan kelompok– kelompok yang menyembunyikan diri .Kita adalah saudara-saudara karena kita mempunyai satu bapa, yaitu Allah. Kasih dan saling mengasihi adalah hal yang sering kita dengar dalam kehidupan tetapi begitu sulitnya dalam mempraktekkan. Tidak mengganggap sebagai saudara adalah suatu tindakan berpura-pura yang dilakukan terhadap seseorang. Rasul Paulus menekankan supaya saling mengasihi satu sama lain dengan mengganggapnya seperti saudara. Untuk komunitas Kristen agar hidup damai dengan semua orang maka dengan mencapai perdamaian itu, jemaat dinasehati dan dianjuri untuk saling merangkul komunitas lain sehingga mengurangi kejahatan. Tindakan harus dilakukan tidak hanya ketika konflik itu belum terjadi melainkan harus mempunyai inisiatif sebelum tindakan yang buruk muncul. Jadi, Paulus menunjukkan bagaimana kasih yang sejati berperilaku dengan cara memberkati orang yang menganiaya dan itu berdampak pada transformasi bagi orang kristen itu sendiri. Tindakan tersebut menyangkut motivasi memberi kasih yang tulus.

Tidak Saling Mengutamakan

Mendahului dalam memberi hormat menjadi suatu kesulitan yang timbul dalam kehidupan umat Kristen yang menyangkut soal hak-hak, kewajiban dan gengsi. Orang merasa tidak diberi tempat yang layak orang merasa telah diabaikan atau tidak dihargai. Padahal tanda dari orang Kristen yang sejati ialah rendah hati. Tidak saling mengutamakan merupakan adanya sikap dan perilaku mementingkan diri atau memilki kasih yang tidak tulus. Karena itu, sebagaimana dikatakan ditempat

(12)

176 | lain, kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hubungan itu harus bagaikan hubungan antara sesama anggota keluarga yang bahagia. Dalam jemaat, mereka yang kurang terhormat dipandang dari sudut manusia justru harus menerima hormat yang lebih besar. Di situ juga ia menunjukkan alasan yang paling dalam. Oleh karena itu semua orang yang beriman sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus harus mengasihi sesama saudara seiman, dengan kasih sungguh sungguh, penuh kemurahan, dan kelembutan. Kita harus saling menghormati dan menghargai sesama dengan tulus ikhlas tanpa memandang siapa yang lebih tinggi atau rendah. Karena kita tahu bahwa tidak ada yang lebih besar dan lebih kecil dihadapan Allah melainkan semua sama oleh karena kita ditekankan hidup dalam kasih yang saling menghormati dan saling mendahului dalam memberi hormat terhadap siapapun.

Relevansi Kasih yang Berpura-pura (Studi Eksegesis Kitab Roma 12:9-10) Bagi Umat Kristen

Kasih yang berpura–pura adalah kasih yang munafik atau kasih yang menyembunyikan identitas yang sebenarnya. Kasih yang berpura-pura menimbulkan suatu kejahatan yang dapatmerusak hubungan dengan Allah dan Sesama. Memiliki kasih yang berpura-pura menjadikan diri kita tidak memiliki kasih sessungguhnya. Hidup dalam kasih adalah panggilan hidup manusia. Panggilan manusia yang secara berangsur sehingga disadari itu merupakan landasan bagi panggilan mulia, yang disampaikan oleh yang Mahakuasa kepada manusia untuk menjalin ikatan perjanjian, yaitu untuk menjadi umat-Nya, karena kesediaan yang menguasai semesta untuk menjadi Allahnya bahkan menjadi Bapanya, dalam sang putera-Nya, Yesus Kristus. Aku berdoa supaya kamu yang berakar dan berdasar didalam kasih bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami betapa lebarnya, panjangnya, tingginya dan damainya kasih Kristus dapat mengenal kasih itu sekalipun ia melampaui segala pengetahuan, Aku berdoa supaya kamu dipenuhi didalam seluruh kepenuhan Allah. Yoh. 15:9-10, Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada Kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya, inilah dasar kesediaan Kristiani yang dimungkinkan oleh kasih itu, karena setiap orang percaya hidup dari Kasih Kristus. Secara praktis kasih ini dapat

(13)

177 | diejawantahkan, dapat dikonkretkan dengan memelihara secara setia hukum kasih itu seperti dikatakan Yesus dalam Yoh.15-9-10 seperti bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu, tinggallah didalam kasih-Ku itu. Kata tulus artinya tidak berpura-pura atau tidak munafik, secara khusus tulus berarti tidak mengenakan topeng untuk menyembunyikan apa yang sesungguhnya kita rasakan. Berpura-pura adalah menjadi sesuatu yang bukan kita. Rasul Paulus sadar ternyata ada yang pura-pura dalam jemaat dan menerapkan kasih, sehingga dengan tegas berkata jangan pura-pura tetapi harus tulus dan tidak munafik. Bukan hanya lidah tetapi dalam kebenaran dan perbuatan. Kasih hendaklah kita lakukan dengan bersungguh-sungguh. Biarlah kita bertumbuh dalam kasih kita seorang terhadap yang lain dengan menghargai serta memahami bahwa kita semua adalah anggota tubuh yang sama, yaitu tubuh Kristus, bahwa kita semua adalah anggota keluarga yang sama, yaitu keluarga Allah, bahwa kita semua bersaudara. Orang Kristen akan senantiasa bersemangat menjalani hidup itu bukan berarti tidak akan ada kesulitan dan tantangan, namun demikian orang yang memelihara kasih yang tulus dalam hidupnya akan selalu mempunyai sandaran. Ia menyadarkan diri pada kekuatan kasih Allah yang memelihara hidupnya. Ia tidak bergantung pada balas budi manusia melainkan pada Allah yang memberkati hidupnya. Kasih Kristiani berbeda dengan kasih manusia.

Menjauhi Yang Jahat

Kasih yang murni adalah kasih yang membenci kejahatan secara aktif. Hal ini sangat berbeda total dari konsep dunia tentang kasih. Dunia kita mendefinisikan kasih sebagai tindakan yang mengasihi kejahatan bahkan bersuka di dalam kejahatan tersebut. Tidak heran, tindakan kejahatan dianggap sah, normal, bahkan para pelakunya bersuka di dalam tindakan-tindakan tersebut. Namun, Alkitab memiliki definisi yang teragung mengenai kasih yang murni yaitu kasih yang membenci kejahatan atau kasih yang murni ini adalah kasih yang jijik terhadap kenajisan. Oleh sebab itu untuk mewujudnyatakan kasih yang membenci kejahatan adalah dengan tidak terikat pada kejahatan atau apa pun yang jahat yang memisahkan kita dari Allah dan juga kita menegur sesama saudara seiman atau orang lain agar tidak terikat juga yaitu dengan membenci kejahatan itu pada diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita

(14)

178 | membenci kejahatan dengan tidak terikat pada kejahatan apa pun yang memisahkan kita dari Allah. Caranya adalah, seperti yang dipaparkan Rasul Paulus di ayat-ayat sebelumnya , kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah yang ditandai dengan pembaharuan akal budi kita.

Melakukan Yang Baik

Di Rm. 12:2, Rasul Paulus mengajarkan, "janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Kata baik bukan hanya baik secara standar moral saja, tetapi baik dikaitkan dengan kehendak Allah, berkenan kepada Allah dan sempurna. Bergabung dengan melekat pada yang baik ini di dalam struktur bahasa Yunaninya menggunakan bentuk pasif.

Hendaklah Orang Kristen Hidup Saling Mengasihi

Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. dengan demikian semua orang tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi . Hidup dalam kasih disini berbicara kepada sesama dan hubungannya dengan Tuhan. Hidup dalam kasih Allah dilakukan atas kedaulatan Allah dan bukan atas dasar perbuatan manusia. Kasih itu tidak berpura-pura, tetapi harus tulus dan sungguh-sungguh. Jemaat harus dapat menunjukan respon dan penghargaan kepada orang lain dengan memberikan penghormatan yang sepantasnya.

Sebagai orang percaya harus semangat memiliki juang tinggi untuk hidup tetap bersama Tuhan. Rasul Paulus orang percaya yang di pakai Tuhan Yesus sebagai pelantara untuk membagikan kasih Kristus dan Rasul Paulus memakai kasih dengan caranya ia melakukan kasih itu sendiri dan ia menjadikan dirinya sebagai pengasih bagi semua orang. Paulus adalah seorang yang hidup di dalam Tuhan Yesus Kristus, maka apa yang Paulus kerjakan semuanya berhasil karena penyertaan Tuhan

(15)

179 | Hidup dalam kasih tidak lepas dari pimpinan Tuhan, maka sebagai umat Tuhan Yesus Kristus di haruskan mengkedepankan Tuhan Yesus Dalam segala hal keinginannya, sehingga dalam hal itu tidak jatuh dalam dosa dan hidup berbahagia bersama Tuhan Yesus Kristus sampai ke datangan Tuhan Yesus Kristus yang ke dua kalinya, sehingga apapun yang terjadi dalam hidup ini tidak pernah sia-sia begitu saja tetapi ada kekutan dari pada Tuhan Yesus Kristus itu sendiri.

Mengasihi Allah

Kalau mereka harus mengasihi dan mengampuni musuh-musuh mereka, tidak mengherankan pentingnya kasih di dalam kelompok murid-murid-Nya sendiri. Ia menyebutnya sebagai «perintah baru» kalau mereka saling mengasihi maka semua orang akan tahu bahwa mereka adalah murid-murid-Nya . Ia baru saja membasuh kaki semua murid-Nya. Allah harus meduduki tempat pertama dalam kesetiaan seorang murid.Kehidupan seorang murid Yesus harus tertuju kepada Allah bukan terhadap dunia.

Mengasihi Sesama Manusia

Kamu telah mendengar Firmanan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu kasihilah musuhmu dan berdolah bagi mereka yang menagiayakamu karena dengan demikianlah kamu menjauhi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Penuh kemesraan, hangat, akrab bukan kaku dan menjaga jarak. Marilah memberanikan diri untuk masuk ke dalam hubungan yang mesra dengan Allah tanpa takut, tetapi dengan keyakinan bahwa kita akan menerima kasih dan menerimanya semakin banyak. Namun, hubungan antara sesama anggota jemaat tidak hanya ditandai kemesraan. Seharusnya berlaku pula sikap hormat-menghormati satu dengan yang lain. Kasih persaudaraan yang murni, tanpa kepura-puraan adalah menjadi sesuatu yang bukan kita. Janganlah engkau menuntut balas dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu melainkan kasihilah sesamamu manusia

seperti dirimu sendiri Akulah Tuhan .

(16)

180 | hal mengasihi secara Kristiani. Dia hanya mengatakan dengan cara lain apa yang Yesus katakan beradab-abad yang lalu, Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku yaitu jikalau kamu saling mengasihi barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

KESIMPULAN

Allah itu adalah kasih. Kasih berarti yang paling tinggi dan yang paling mulia. Allah telah mengasihi manusia maka manusia tidak ada alasan untuk tidak memiliki kasih dan tidak melakukan kasih. Kasih itu bersifat terbuka, kasih tidak menipu, tetapi bersikap jujur dan tulus. Kasih bukan hanya perkataan yang tidak memiliki makna melainkan perkataan yang menjadi dasar dari perilaku setiap orang percay yang disertai suatu tindakan yang tulus. Sehingga dalam hal ini umat Kristen hadir secara aktif merespon bahwa kasih hendaknya dinyatakan dengan tulus tanpa ada kemuafikan. Hidup dalam kasih Allah dilakukan atas kedaulatan Allah dan bukan atas dasar perbuatan manusia. Oleh karena itu, sebagai seorang Kristen yang telah dikasihi dan ditebus-Nya seharusnya setiap umat Kristen merespons kasih-Nya dengan membenci kejahatan dan menyatu dengan kebaikan itu sendiri. Dalam hal ini setiap orang Kristen harus memiliki kasih sebagai petunjuk kualitas diri yang mengasihi Allah dan manusia tanpa memandang status, serta bisa menempatkan diri dan membawa dampak yang baik dimanapun berada. Beberapa hal yang dapat dipraktikkan sebagai orang Kristen yang mengasihi:

1. Hendaklah setiap orang yang percaya dalam kehidupannya janganlah berpura-pura seperti orang-orang munafik. Berbuat baiklah seadanya, bantulah sesama kita dengan keikhlasan, janganlah kita mengharapkan sesuatu dibalik perbuatan kita.

2. Sebagai orang Kristen kita harus memiliki tanggung jawab untuk menjalin hubungan yang baik dengan Allah dan sesama, oleh karena itu harus menjadi teladan yang baik bagi sesama manusia dalam perkataan dan perbuatan.

3. Kiranya kita mendahului atau memulai dari diri sendiri tanpa harus menunggu tindakan dari orang lain. Kita ingin dihargai, maka hargailah lebih dulu orang yang ingin menghargai kita. Kita ingin dibantu, maka lakukanlah demikian dahulu kepada orang lain hal tersebut. Jika kita ingin dihormati maka awalilah

(17)

181 | dengan menghormati orang lain. Tidaklah rugi jika kita menyapa lebih dahulu ketimbang menunggu sapaan dari orang lain

4. Kiranya setiap jemaat Kristen bukan hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, tetapi harus mampu juga mengasihi musuh, orang yang membenci kita dan menganiaya kita dan bahkan kita harus berdoa bagi musuh kita. Maka hendaklah gereja dan orang Kristen berusaha untuk hidup saling mengasihi. Gereja dan orang Kristen tidak boleh kehilangan kasih karena dasar kekristenan adalah kasih. Untuk itu gereja dan orang Kristen harus mempertahan kan jati diri dan dasar imanya berdasarkan kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Anton. M. M, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 349.

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Sehari-Hari Roma. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Baxter J.Sidlow. Menggali Isi Alkitab. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2002.

Benyamin Samuel Hakh. Pdt, Dr. Perjanjian Baru (Sejarah, Pengantar Pokok-Pokok

Teologisnya). Bandung: Bina Media Informasi, 2010.

Brigmant Sirait, “Tabloid Reformata Edisi 76” 1-15 (Februari, 2008): 27.

Browing, W.F. Kamus Alkitab (A Dictionary of the bible). Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Douglos, Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2013.

Douma, J. Kelakuan Yang Bertanggung Jawab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.

Donal Guthrie. Teologi Perjanjian 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

Drescher, John. M. Melakukan Buah Roh. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

Duyverman.Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung

(18)

182 | Hakh, Samuel Benyamin. Perjanjian Baru. Sejarah Pengantar Pokok-Pokok

Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi 2010.

Halim, Makmur. Model-Model Penginjilan Yesus. Malang: Gandum Mas, 2003.

Marxsen Willi. Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018.

Napel Henk Ten. Jalan Yang Lebih Utama Lagi, Etika Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Napel Henk Ten. Kamus Teologi Inggris–Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015.

Sidlow Baxter. Menggali Isi Alkitab 4 Roma Sampai Wahyu. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,1999.

Sitompul & Ulrich Beyer, A.A. Metode Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

Sugiyono, Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan R & D”. Bandung: IKAPI, 2013.

Quell, G. Theological Dictionary of The New Testament, 21-35. Abridged, TDNT Electronic Ed.

Zain, Badudu dan Sutan Mohammad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Referensi

Dokumen terkait