• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2019

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

Skema sertifikasi Inspektor Budidaya Tanaman merupakan skema sertifikasi Okupasi yang dikembangkan oleh Komite Skema lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta atas inisiatif Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Skema disusun berdasarkan Peta Okupasi Dalam Rangka Kualifikasi Sektor Pertanian Tahun 2019 dan KKNI Peraturan Menteri Pertanian No 22 tahun 2018 tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor KEP. 320 Tahun 2011 tentang penetapan SKKNI sektor Pertanian bidang pertanian organik tanaman (Inspektor Tanaman). Skema sertifikasi ini digunakan untuk memastikan kompetensi lulusan Sarjana dan sebagai acuan bagi LSP dan asesor kompetensi dalam pelaksanaan sertifikasi kompetensi Inspektor Budidaya Tanaman.

Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Direktur LSP UMY.

(2)

SKEMA SERTIFIKASI OKUPASI NASIONAL

INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

Nomor Dokumen : 001/FP/LSP.UMY/2019 Nomor Salinan : 0

Status Distribusi :

Terkendali

(3)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 3

I. LATAR BELAKANG 4

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI 5

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMASERTIFIKASI 5

IV. ACUAN NORMATIF 6

V. PAKET/KEMASAN KOMPETENSI 7

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI 7

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 8

7.1 Hak Pemohon 8

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat 8

VIII. BIAYA SERTIFIKASI 9

IX. PROSES SERTIFIKASI 9

9.1 Proses Pendaftaran 9

9.2 Proses Asesmen 9

9.3 Proses Uji Kompetensi 10

9.4 Keputusan Sertifikasi 11

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat 11

9.6 Pemeliharaan Sertifikat 12

9.7 Proses Sertifikasi Ulang 12

9.8 Penggunaan Sertifikat 12

(4)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

I. LATAR BELAKANG

Menyikapi kondisi Budidaya Tanaman di Indonesia, yang mana masih sulit ditemukannya tenaga kerja yang profesional di bidang Budidaya Tanaman yang memiliki sertifkat terlisensi. Seiring dengan kebutuhan tersebut, LSP UMY memfasilitasi sertifikasi kompetensi yang terlisensi BNSP dengan memperhatikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penetapan Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Sektor Pertanian dan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor KEP. 320 Tahun 2011 tentang penetapan SKKNI sektor Pertanian bidang pertanian organik tanaman (Inspektor Tanaman).

Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Bab II Pasal 44 menyatakan:

(1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

(2) Serifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan organisasi profesi, lembaga pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi kepada lulusan yang lulus uji kompetensi. (3) Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan

sebagai syarat untuk memperoleh pekerjaan tertentu.

Permen Ristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 25 Ayat (5) menyatakan bahwa mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak memperoleh:

a. Ijazah, bagi lulusan program diploma, program sarjana, program magister, program magister terapan, program doktor, dan program doktor terapan;

b. Sertifikat profesi, bagi lulusan program profesi;

c. Sertifikat kompetensi, bagi lulusan program pendidikan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya;

d. Gelar; dan

e. Surat keterangan pendamping ijazah, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

Permen Ristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 Pasal 13 ayat (2) menyatakan bahwa sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

(5)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

Dalam era globalisasi, perdagangan komoditas pertanian menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan negara-negara produsen produk pertanian lainnya. Keamanan produk tanaman pertanian selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Produk tanaman pangan merupakan kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia, oleh karena itu harus dijamin keamanannya dalam proses budidaya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan, maka pengembangan budidaya tanaman pangan dapat dijadikan salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Pengembangan budidaya tanaman pangan sejalan dengan budaya nasional yang berbasis organik dan kecenderungan back to nature, menuntut penerapan good agricultural practices (GAP) dan standar operasional prosedur (SOP) budidaya tanaman pangan dalam rangka merespon permintaan masyarakat terhadap produk olahan yang memenuhi standar mutu.

Tantangan utama dalam menghadapi era globalisasi tersebut adalah meningkatkan keunggulan kompetitif di sektor pertanian dengan mengandalkan kemampuan sumberdaya manusia (SDM), teknologi dan manajemen budidaya tanaman. Oleh karena itu peningkatan kemampuan SDM perlu diprioritaskan dengan memperhatikan dua hal, yaitu: (1) SDM yang mampu memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja sesuai standar kompetensi yang berlaku secara nasional dan internasional; (2) SDM yang mampu menghasilkan komoditas sesuai standar mutu.

Dengan skema sertifikasi yang mengacu pada Peta Okupasi Dalam Rangka Kualifikasi Sektor Pertanian Tahun 2018 diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi para pemangku kepentingan.

II. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

2.1 Ruang Lingkup: Pelaku budidaya tanaman, Pengusaha Pertanian, dan Petani 2.2 Lingkungan Pengguna Sertifikasi: Lembaga Pendidikan, Perusahaan Budidaya

Tanaman, Lembaga Penelitian Pertanian, dan bidang lainnya yang memebutuhkan kompetensi Budidaya Tanaman.

III. TUJUAN PENYUSUNAN SKEMASERTIFIKASI

3.1 Memastikan kompetensi Inspektor Budidaya Tanaman di Bidang Pertanian sehingga kompeten dan mampu menjalankan tugasnya dengan profesional. 3.2 Menjadi acuan bagi LSP UMY dan Asesor Kompetensi untuk melakukan

(6)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

IV. ACUAN NORMATIF

4.1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4.2 Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentangPendidikan Tinggi.

4.3 Peraturan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4.5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

4.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

4.7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.

4.8 Peraturan Menteri Ketenaga kerjaan Republik Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Tata cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

4.9 Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian. 4.10 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman. 4.11 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/SM.200/8/2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian.

4.12 Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 22/PERMENTAN/SM.200/5/2018 tentang Jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Tenaga Kerja Sektor Pertanian.

4.13 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor KEP. 320 Tahun 2011 Tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pertanian bidang Pertanian Organik Tanaman (Inspektor Tanaman).

4.14 Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi.

4.15 Peraturan BNSP Nomor 2/BNSP/VIII/2017 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi

(7)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

V. PAKET/KEMASAN KOMPETENSI

5.1 Jenis Kemasan : Okupasi Nasional

5.2 SkemaSertifikasi : Inspektor Budidaya Tanaman 5.3 Rincian Unit Kompetens:

No. Kode Unit Judul Unit

1. TAN.OT01.005.01 Menerapkan Sistem Inspeksi Efektif

2. TAN.OT01.006.01 Melakukan Komunikasi Efektif di Bidang Inspeksi 3. TAN.OT01.007.01 Menerapkan Prinsip Audit dalam Inspeksi

4. TAN.OT01.008.01 Menerapkan Kriteria Audit dalam Inspeksi 5. TAN.OT02.015.01 Menyusun Rencana Kerja Inspeksi 6. TAN.OT02.016.01 Mempersiapkan Perangkat Inspeksi 7. TAN.OT02.017.01 Melakukan Verifikasi Sejarah Lahan

8. TAN.OT02.018.01 Melakukan Verifikasi Dokumen Penerapan Pertanian Organik

9. TAN.OT02.019.01 Menilai Konversi Lahan

10. TAN.OT02.020.01 Menilai Pengelolaan Kesuburan Tanah 11. TAN.OT02.021.01 Menilai Pengelolaan Pengairan

12. TAN.OT02.022.01 Menilai Pupuk Organik

13. TAN.OT02.023.01 Menlai Persiapan Benih/Bahan Tanam Organik 14. TAN.OT02.024.01 Menilai Pestisida Organik

15. TAN.OT02.025.01 Menilai Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Pertanian Organik 16. TAN.OT02.026.01 Menilai Pengelolaan Panen

17. TAN.OT02.027.01 Menetapkan Hasil Inspeksi 18. TAN.OT02.028.01 Menyusun Laporan Inspeksi

VI. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

6.1 Mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Studi Agroteknologi atau Mahasiswa yang pernah menempuh pelatihan praktek budidaya tanaman.

(8)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

6.2 Telah lulus matakuliah Ilmu Tanah, Teknologi Budidaya Tanaman, Teknologi Bahan Tanam, Proteksi Tanamanan, Teknologi Pascapanen, Teknik Isolasi dan Perbanyakan Agensia Hayati, Teknik Produksi dan Formulasi Biofarming dan Kapita Selekta Budidaya Tanaman.

6.3 Mahasiswa yang memiliki sertifikat pelatihan pada kompetensi keahlian budidaya tanaman melalui pembelajaran dan pelatihan berbasis kompetensi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

VII. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1 Hak Pemohon

7.1.1. Memperoleh penjelasan tentang gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi.

7.1.2. Mendapatkan hak bertanya berkaitan dengan kompetensi.

7.1.3. Memperoleh pemberitahuan tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional.

7.1.4. Memperoleh jaminan kerahasiaan terhadap proses sertifikasi. 7.1.5. Memperoleh hak banding terhadap keputusan Sertifikasi. 7.1.6. Memperoleh sertifikat kompetensi jika dinyatakan kompeten.

7.1.7. Menggunakan sertifikat yang diperoleh untuk promosi diri sebagai tenaga pada bidang Pertanian.

7.2 Kewajiban Pemegang Sertifikat

7.2.1. Melaksanakan keprofesian pada bidang kompetensi keahlian Bidang Inspektor Budidaya Tanaman.

7.2.2. Menjaga dan mentaati kode etik profesi secara sungguh-sungguh dan konsekuen.

7.2.3. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi tidak disalahgunakan.

7.2.4. Menjamin terpeliharanya kompetensi yang sesuai pada sertifikat kompetensi

7.2.5. Menjamin bahwa seluruh pernyataan dan informasi yang diberikan adalah terbaru, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

(9)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

VIII. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.

8.2. Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan materi, biaya akomodasi dan transpor asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen sebesar Rp. 500.000.

IX. PROSES SERTIFIKASI

9.1 Proses Pendaftaran

9.1.1 Pemohon memahami proses Asesmen (Skema Sertifikasi Inspektor Budidaya Tanaman) ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikatt.

9.1.2 Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang dilengkapi dengan bukti :

a. Copy Kartu Tanda Mahasiswa

b. Bukti telah menyelesaikan mata kuliah sesuai dengan persyaratan 6.1 c. Pas foto terbaru 3 X 4 sebanyak 2 lembar background warna merah d. Sertifikat pelatihan terkait skema

9.1.3 Peserta mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung.

9.1.4 Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.

9.1.5 LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

9.2 Proses Asesmen

9.2.1 Asesmen skema sertifikasi SKKNI pada bidang Kompetensi Keahlian Bidang Inspektor Budidaya Tanaman direncanakan dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.

(10)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

9.2.3 Asesor melakukan verifikasi persyaratan skema menggunakan perangkat asesmen dan mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.

9.2.4 Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.

9.2.5 Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan.

9.2.6 Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut uji kompetensi.

9.3 Proses Uji Kompetensi

9.3.1 Uji kompetensi skema sertifikasi SKKNI pada bidang Kompetensi Keahlian Bidang Budidaya Tanaman dirancang untuk menilai kompetensi yang dapat dilakukan dengan menggunakan metoda praktik, tertulis, lisan yang andal dan objektif serta konsisten. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.

9.3.2 Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang ditetapkan melalui verifikasi LSP

9.3.3 Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian skema sertifikasi SKKNI pada bidangKompetensi Keahlian Bidang Budidaya Tanaman diverifikasi dan dikalibrasi.

9.3.4 Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM

9.3.5 Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten”.

9.3.6 Asesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji kompetensi kepada LSP.

(11)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

9.4 Keputusan Sertifikasi

9.4.1 LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses uji kompetensi mencukupi untuk:

a. mengambil keputusan sertifikasi;

b. melakukan penelusuran apabila terjadi banding.

9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji kompetensitidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.

9.4.3 Personil LSP UMY yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses sertifikasi untuk menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.

9.4.4 LSP UMY melakukan sidang pleno untuk memverifikasi berkas sertifikasi dan menetapkan status kompetensi yang dibuat dalam berita acara, untuk proses penerbitan sertifikat kompetensi.

9.4.5 LSP UMY menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun.

9.4.6 LSP menerbitkan sertifikat kompetensi SKKNI pada bidang Kompetensi Keahlian Bidang Budidaya Tanaman kepada semua yang berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat berlogo Garuda Pancasila , yang ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun

9.4.7 Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

9.5 Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1 LSP UMY akan melakukan pembekuan sertifikat jika seorang pemegang sertifikat:

a. melanggar ketentuan pemegang sertifikat; b. melanggar ketentuan disiplin peserta didik;

c. menyalahgunakan kewenangan yang telah diberikan; d. mencemarkan nama baik LSP UMY.

(12)

SKEMA SERTIFIKASI INSPEKTOR BUDIDAYA TANAMAN

9.5.2 LSP UMY Akan melakukan pencabutan sertifikat apabila tidak mengindahkan peringatan yang telah diberikan dalam penyalahgunaan sertifikat.

9.6 Pemeliharaan Sertifikat

LSP UMY tidak melakukan Pemeliharaan terhadap Sertifikat Kompetensi

9.7 Proses Sertifikasi Ulang

LSP UMY tidak melakukan proses sertifikasi ulang dan disarankan untuk sertifikasi ulang melalui LSP P3 yang relevan

9.8 Penggunaan Sertifikat

Pemegang sertifikat SKKNIpada bidang Kompetensi Keahlian Bidang Budidaya Tanaman harus menandatangani persetujuan untuk :

9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi yanag relevan

9.8.2. Menyatakan bahwa sertifikatnya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan

9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP UMY dan tidak memberikan persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah

9.8.4. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP UMY yang menerbitkannya.

9.9 Banding

9.9.1 LSP UMY menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding.

9.9.2 LSP UMY menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.

9.9.3 Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.

9.9.4 LSP UMY memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan banding.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun persyaratan Khusus yang dibuat partai NasDem untuk calon legislatif yang ingin mencalonkan diri adalah: Pendidikan minimal SLTA untuk bakal calon DPRD

Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan kriteria green hotel yang paling diminati oleh pengunjung yaitu hotel dengan kualitas kamar mewah, perlengkapan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daiam perancangan alat penukar ion untuk pengolahan limbah radioaktif, khususnya untuk penyerapan ion Sr dengan bahan penukar ion

Pada kelompok kader, jika dilihat berdasarkan umur dengan jumlah subyek terbesar yaitu pada umur >34-44 subyek dengan uji coba tepat sebesar 79,92%, hasil ini baik

Untuk mendapatkan mutu keripik kentang yang baik ternyata banyak faktor yang harus diperhatikan antara lain pemilihan varietas kentang dalam hal bentuk, ukuran, mata tunas,

Kemudian pada gambar 4 terlihat bahwa hasil digraf eksentris dari turnamen T tidak berbentuk turnamen, sedangkan pada Iswadi (2003b) ditemukan bahwa pada turnamen regular

Pada tanggal 9 November 1945 sekitar pukul 11.00 Gubernur Soerjo memerintah kepada Pak Dirman, Roeslan Abdul ghani, dan seorang Kundan untuk mendatangi Jenderal

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementa si pera n kepala TK dalam meningkatkan kinerja guru yaitu: (1) Sebagai pemimpin, kepala TK dalam menggerakan