• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA KEUANGAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOTA KEUANGAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

NOTA KEUANGAN

RANCANGAN PERUBAHAN APBD KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang Keuangan Negara.

Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah harus dicatat dan dikelola dalam APBD. Penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut adalah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi. Sedangkan penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi atau Tugas Pembantuan tidak dicatat dalam APBD.

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahun anggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan semua Pendapatan Daerah dan semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Pemungutan semua penerimaan Daerah bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkan dalam APBD. Demikian pula semua pengeluaran daerah dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang ditetapkan dalam APBD. Karena APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah, maka APBD menjadi dasar pula bagi kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah.

Tahun anggaran APBD sama dengan tahun anggaran APBN yaitu mulai 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan. Sehingga pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan keuangan daerah dapat dilaksanakan berdasarkan kerangka waktu tersebut. APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat tercapai untuk setiap sumber pendapatan. Pendapatan dapat

(3)

direalisasikan melebihi jumlah anggaran yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan belanja, jumlah belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja. Jadi, realisasi belanja tidak boleh melebihi jumlah anggaran belanja yang telah ditetapkan. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBD apabila tidak tersedia atau tidak cukup tersedia anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut.

APBD terdiri dari anggaran pendapatan dan pembiayaan, pendapatan terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus, kemudian pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat. Pembiayaan yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Sejalan dengan hal tersebut, maka pengelolaan Keuangan mulai penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban APBD Kabupaten Kapuas Hulu mengacu pada ketentuan tersebut dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, Sedangkan khusus untuk penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 diatur tersendiri dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Oleh karena itu, maka Nota Keuangan Tahun Anggaran 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1.1.

U M U M

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2015 tanggal 30 Desember 2015, sedangkan untuk Pedoman pelaksanaannya ditetapkan Peraturan Bupati Kapuas Hulu

(4)

Nomor 38 Tahun 2015 tanggal 30 Desember 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.

Penyusunan Perubahan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2015 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2016 dan Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, serta masih mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

Walaupun APBD Tahun Anggaran 2016 telah diupayakan untuk disusun secara cermat, namun dalam tataran pelaksanaannya perlunya dilaksanakan perubahan terhadap APBD Tahun Anggaran 2015. Perlunya Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 disebabkan oleh beberapa hal yang antara lain :

Pertama : Adanya Sisa lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015;

Kedua : Kondisi Keuangan Negara yang tidak stabil yang

menyebabkan bebarapa target pendapatan yang bersumber dari dana transfer berupa Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi harus dilakukan penyesuaian;

Ketiga : Adanya Perubahan Peraturan Bupati Kapuas Hulu Nomor 38 Tahun 2016 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016, yang dilakukan untuk menampung tambahan Penerimaan Daerah yang berasal dari Bantuan Keuangan dari Provinsi Kalimantan Barat yang belum dianggarkan

(5)

oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dalam APBD Murni Tahun 2016, serta beberapa penggeseran berupa perbaikan (ralat) redaksi kegiatan maupun belanja yang diusulkan oleh SKPD;

Keempat : Adanya beberapa kebutuhan yang dinilai sangat prioritas

dan mendesak untuk dilaksanakan akan tetapi

anggarannya belum cukup atau belum tersedia dalam APBD Murni Tahun Anggaran 2016 seperti penyesuaian belanja gaji dan tunjangan yang diakibatkan ada kebijakan dari Pemerintah Pusat untuk membayar Tunjangan Hari Raya bagi Pegawai Negeri Sipil dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Akumulasi dari berbagai faktor di atas menyebabkan Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu perlu segera mengambil langkah-langkah persiapan penyusunan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016.

Perubahan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 pada hakekatnya bukan merupakan perubahan kebijakan anggaran daerah yang telah disepakati dalam APBD murni Tahun Anggaran 2016 akan tetapi lebih mengarah kepada penguatan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dituangkan dalam Arah dan Kebijakan Umum Tahun Anggaran 2016.

DESKRIPSI MENGENAI APBD TAHUN ANGGARAN 2016

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2015 dengan komposisi sebagai berikut :

A. Pendapatan Daerah ... Rp. 1.650.818.307.169,00 B. Belanja Daerah ... Rp. 1.694.719.239.140,00 Defisit Rp. (43.900.931.971,00) C. Pembiayaan :  Penerimaan Rp. 68.194.712.220,73  Pengeluaran Rp. 24.293.780.249,73 Pembiayaan Netto Rp. 43.900.931.971,00)

(6)

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 dimulai dengan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2016 yang telah berjalan lebih dari 7 (tujuh) bulan, yaitu pada periode bulan Januari sampai dengan akhir bulan Juli 2016.

Dalam bidang pendapatan, dilakukan evaluasi / rasionalisasi berupa penambahan dan pengurangan terhadap rencana pendapatan, baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan Pemerintah Pusat serta Pembiayaan yang dianggarkan dalam APBD (murni) Tahun Anggaran 2016, yang mana khusus untuk dana perimbangan berupa Dana Bagi Hasil (DBH) akan disesuaikan dengan besaran perkiraan alokasi atau alokasi sementara yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Evaluasi terhadap rencana pendapatan bertujuan agar tercapai optimalisasi dalam pencapaian target pendapatan Daerah yang dapat dicapai sampai akhir Tahun Anggaran 2016.

Pada sisi anggaran belanja, dilaksanakan evaluasi terhadap penganggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung yang telah dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016. Terhadap usulan-usulan tambahan anggaran Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung sebagaimana termuat dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, telah pula dilaksanakan pembahasan secara intensif dengan mengacu kepada pencapaian tujuan program pembangunan Daerah, peningkatan kinerja birokrasi

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya untuk

menyelenggarakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

(7)

1.3.

LANDASAN PENYUSUNAN

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 disusun dengan berlandaskan kepada :

a. Peraturan Pemerintah Nomor : 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah ;

b. Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 Tentang Rincian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016;

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 sebagaimana teah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2016;

e. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 88 /BPKAD/2016,

Penetapan Alokasi Dana Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Bantuan Keuangan kepada Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Provinsi Kalimantan Tahun Anggaran 2016;

f. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

407/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Bagi Hasil Pajak Rokok Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Triwulan I Tahun Anggaran 2016;

g. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

421/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Kurang Setor Bagi Hasil Pajak Rokok Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Triwulan IV Tahun Anggaran 2015;

h. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

156/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Rencana Bagi Hasil Pajak Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2016;

(8)

i. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 157/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Selisih Kurang Salur dan Selisih Lebih Salur Bagi Hasil Pajak Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2015;

j. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

219/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Bagi Hasil Penerimaan

Sumbangan Pihak Ketiga Tahun Anggaran 2015epada

Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat;

k. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor : 24 Tahun 2015

tentang APBD Tahun Anggaran 2016;

l. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015.

(9)

1.4.

SISTEMATIKA PENULISAN NOTA KEUANGAN

Sistematika Penulisan Nota Keuangan meliputi : Bab I Pendahuluan

1.1 Umum

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Nota Keuangan. 1.3 Landasan Hukum Penyusunan Nota Keuangan. 1.4 Sistimatik Penulisan Nota Keuangan.

Bab II Kondisi dan Kebijakan Anggaran Pendapatan Daerah 2.1 Kondisi Umum Pendapatan Daerah

2.2 Permasalahan Utama Pendapatan Daerah 2.3 Estimasi Pendapatan Daerah

2.4 Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

Bab III Kondisi dan Kebijakan Anggaran Belanja Daerah 3.1 Kondisi Umum Belanja Daerah

3.2 Permasalahan Utama Belanja Daerah 3.3 Kebijakan Umum Belanja Daerah

3.4 Prioritas dan Plafon Anggaran Belanja Daerah Bab IV Kondisi dan Kebijakan Anggaran Pembiayaan

4.1 Kondisi Umum Pembiayaan

4.2 Permasalahan Utama Pembiayaan 4.3 Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah Bab V Program dan Kegiatan

Memuat penjelasan ruang lingkup target dan sasaran program dan kegiatan APBD menurut penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah. Bab VI Penutup.

(10)

BAB II

KONDISI DAN KEBIJAKAN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH

2.1. Kondisi Umum Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun 2016 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta

ketentuan peraturan perundang-undangan terkait, Tidak

memberatkan masyarakat dan dunia usaha.

Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga dilarang menganggarkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan/atau telah dibatalkan.

b. Dana Perimbangan

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan berpedoman pada Peraturan Presiden tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2016.

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai Berikut :

 Alokasi dana penyesuaian dianggarkan sebagai pendapatan

daerah pada kelompok Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sepanjang telah ditetapkan dalam Peraturan tentang Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2016;

(11)

 Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari bagi hasil pajak yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2016;

 Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang

diterima dari pemerintah provinsi atau pemerintah

kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan;

 Penganggaran penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud.

Realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 berdasarkan realisasi APBD Semester I Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 menunjukan perkembangan realisasi pendapatan sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah Rp. 28.083.754.471,85 a. Pajak Daerah... Rp. 3.859.590.520,78

b. Retribusi Daerah... Rp. 1.582.302.553,57 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan-

Daerah yang dipisahkan Rp. 9.199.484.821,00 d. Lain-lain PAD yang sah Rp. 13.442.376.576,50

2. Bagian Dana Perimbangan Rp. 703.479.913.420,00 a. Bagi Hasil Pajak dan Bagi-

Hasil Bukan Pajak Rp. 17.486.961.420,00 b. Dana Alokasi Umum.... Rp. 573.833.379.000,00 c. Dana Alokasi Khusus... Rp. 112.159.573.000,00

(12)

3. Lain-lain Pendapatan Yang Sah. Rp. 168.528.034.848,00 a. Bagi Hasil Pajak Provinsi Rp. 12.655.851.648,00

b. Dana Penyesuaian dan -

Otonomi Daerah Rp. 102.881.623.200,00

c. Bantuan Keuangan Rp. 52.990.560.000,00

Provinsi

Jumlah Pendapatan ……… Rp. 900.091.702.739,85

2.2. Permasalahan Utama Pendapatan Daerah

Permasalahan pendapatan daerah masih bersifat umum, yaitu belum bisa dimaksimalkan semua potensi Pendapatan Asli Daerah yang ada, serta masih dominannya ketergantungan terhadap pendapatan yang berasal dari pusat.

2.3. Estimasi Pendapatan Daerah

a. Bagian Pendapatan Asli Daerah.

Dalam APBD murni Tahun Anggaran 2016, Bagian Pendapatan Asli Daerah dianggarkan sebesar Rp. 40.164.114.000,00. Pada rancangan perubahan anggaran ini diperkirakan bertambah sebesar Rp. 2.100.354.221,65 atau naik 5,23% sehingga menjadi sebesar Rp. 42.264.468.221,65

Bertambahnya anggaran pendapatan asli daerah tersebut akibat adanya penyesuaian baik penambahan maupun pengurangan beberapa jenis Pendapatan Asli Daerah, seperti :

1) Hasil Pajak Daerah, yang pada APBD Murni 2015 dianggarkan sebesar Rp. 13.946.300.000,00 di perubahan APBD ini berkurang sebesar (Rp. 5.112.000.000,00) menjadi sebesar Rp.8.834.300.000,00, pengurangan ini disebabkan oleh tidak tercapainya target pendapatan yang berasal dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) terutama dari sektor

perkebunan yang semula dianggarkan sebesar

Rp.5.800.000.000,00 dalam perubahan ini di sesuaikan targetnya menjadi Rp. 500.000.000,00, sedangkan dari objek pajak lainnya mengalami penambahan dan pengurangan yang tidak terlalu signifikan.

(13)

2) Retribusi Daerah pada APBD Murni 2016 untuk Pendapatan Retribusi Daerah secara keseluruhan ditargetkan sebesar Rp.2.254.000.000,00 pada perubahan APBD ini di lakukan penambahan sebesar Rp. 282.000.000,00 sehingga menjadi sebesar Rp. 2.536.000.000,00, penyesuaian pada jenis pendapatan ini adalah penambahan dari Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas yang semula dianggarkan sebesar Rp.900.000.000,00 bertambah sebesar Rp. 600.000.000,00 sehingga menjadi Rp. 1.500.000.000,00, namun dari objek retribusi yang lain mengalami pengurangan akibat tidak tercapainya target pendapatan seperti Retribusi Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB) yang semula dianggarkan sebesar

Rp.450.000.000,00 berkurang sebesar (Rp. 300.000.000,00) menjadi sebesar Rp. 150.000.000,00, sedangkan dari objek retribusi yang lainnya juga mengalami penyesuaian berupa penambahan dan pengurangan yang tidak terlalu besar.

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

dianggarkan sebesar Rp. 8.500.000.000,00, dalam perubahan APBD ini dilakukan penyesuaian sebesar Rp.716.073.984,00, sehingga menjadi sebesar Rp.9.216.073.984,00 sesuai dengan hasil penerimaan daerah atas Penyertaan Modal kepada PT. Bank Kalbar.

4) Penerimaan yang berasal dari Lain-lain PAD yang sah, semula ditargetkan sebesar Rp. 15.463.814.000,00, dalam perubahan APBD ini bertambah sebesar Rp. 6.214.280.237,65, sehingga menjadi sebesar Rp. 21.678.094.237,65. Penambahan terbesar pada jenis Pendapatan Asli Daerah ini adalah pada Pendapatan Lain-lain sebesar Rp. 5.439.887.661,65, yang merupakan merupakan pendapatan yang berasal dari pengembalian / penyetoran dana tahun sebelumnya seperti pengembalian dari KPU, Panwaslu, Kepolisian atas sisa dana Pilkada, serta pengembalian atau setoran lainnya yang masuk ke kas daerah. Selain itu terdapat juga penerimaan yang berasal dari PT. Taspen berupa hutang gaji dan hasil dari penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

(14)

Gambaran Perkembangan realisasi Pendapatan Asli Daerah 2 Tahun Terakhir adalah sebagai berikut :

Uraian 2014 2015 Pajak Daerah 28.590.607.980,75 20.024.761.515,61 Retribusi Daerah 25.596.993.702,52 18.716.318.088,05 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 5.627.210.004,16 7.082.191.039,11

Lain-lain PAD yang sah

21.082.200.340,98 23.909.249.552,86

b. Bagian Dana Perimbangan

Dana Perimbangan untuk Tahun Anggaran 2016 semula dianggarkan sebesar Rp. 1.408.773.971.840,00 dalam rancangan perubahan bertambah sebesar Rp. 2.055.720.979,00 sehingga menjadi Rp. 1.410.829.692.819,00

Penyesuaian target pendapatan Dana Perimbangan tersebut disebabkan adanya dari perubahan Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang APBN-P Tahun Anggaran 2016, sebagai berikut : a. Dana bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak yang semula

dianggarkan sebesar Rp. 52.898.631.000,00 berkurang sebesar

(Rp. 4.993.503.181,00 sehingga menjadi Sebesar

Rp.47.905.127.819,00. Penyesuaian Dana bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak dalam Rancangan Perubahan APBD TA. 2016 disebabkan oleh dua hal yaitu :

1). Adanya Perubahan Alokasi sebagai mana tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang rincian APBN Ta. 2016 dan APBN-P Tahun Anggaran 2016 sebagai berikut :

(15)

RINCIAN (Peppres 137 Tahun 2015 ) (Peppres 66 Tahun 2015 ) Bertambah / (Berkurang) Rp. Rp. Rp.

Bagi Rata Daerah 3.812.529.000,00 3.479.363.000,00 (333.166.000,00) Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Pertambangan

a. Migas 13.875.855.000,00 12.663.283.000,00 (1.212.572.000,00) b. Non Migas 117.384.000,00 107.126.000,00 (10.258.000,00)

Biaya Pemungutan Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pertambangan

a.Migas 481.800.000,00 439.697.000,00 (42.103.000,00)

b.Non Migas 4.075.000,00 3.719.000,00 (356.000,00)

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan

Bangunan sektor Perkebunan 5.420.443.000,00 4.946.766.000,00 (473.677.000,00) Biaya Pemungutan Bagi Hasil

dari Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor 263.494.000,00 240.468.000,00 (23.026.000,00)

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan

Bangunan sektor Perhutanan 1.553.104.000,00 1.417.383.000,00 (135.721.000,00) Biaya Pemungutan Bagi Hasil

dari Pajak Bumi dan Bangunan

Sektor 64.713.000,00 59.058.000,00 (5.655.000,00)

Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Pasal 25 dan

Pasal 29 (PPh WPOPDN) 197.107.000,00 836.294.000,00 639.187.000,00 Bagi Hasil dari Pajak

Penghasilan (PPh) Pasal 21 7.058.771.000,00 6.549.057.000,00 (509.714.000,00) Bagi Hasil dari Provisi Sumber

Daya Hutan 2.218.040.000,00 2.218.040.000,00 -

Bagi Hasil dari Dana Reboisasi 6.474.062.000,00 6.266.112.000,00 (207.950.000,00) Bagi Hasil dari Pertambangan

Umum - Iuran Tetap 8.791.353.000,00 8.278.668.000,00 (512.685.000,00) Bagi Hasil dari Pertambangan

Umum - Royalti 1.476.707.000,00 566.682.000,00 (910.025.000,00) Bagi Hasil dari Pungutan Hasil

perikanan 1.089.194.000,00 1.089.194.000,00 -

JUMLAH 52.898.631.000,00 49.160.910.000,00 (3.737.721.000,00)

2) Adanya pemotongan Penyaluran atas lebih salur DBH SDA Tahun Anggaran 2014 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 259/PMK.07/2015 tentang Kurang Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Aggaran 2014 serta Peraturan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Nomor : Per-4/PK/2016 tentang Tata Cara Pemotongan atas Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Pada Tahun 2016, dengan rincian :

(16)

No Uraian Kurang Salur Lebih Salur 1. PSDH Rp. 8.555.058,00 - 2. DR Rp.3.727.948.953,00 - 3 Iuran Tetap - Rp. 2.588.677.800,00 4 Royalti - Rp. 2.403.608.392,00 Jumlah Rp. 3.736.504.011,00 Rp. 4.992.286.192,00

Jumlah yang akan di Potong Rp. 1.255.782.181,00

b. Dana Alokasi Umum (DAU) yang semula dianggarkan sebesar Rp.983.714.397.000,00 tidak mengalami perubahan.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang semula dianggarkan sebesar

Rp.372.161.163.840,00 bertambah sebesar

Rp.7.049.004.160,00, dengan rincian sebagai berikut :

RINCIAN (Perpres 137 Tahun 2015 ) (Perpres 66 Tahun 2016 ) Bertambah / (Berkurang)

Rp. Rp. Rp.

DAK Reguler

DAK Bidang Infrastruktur Jalan 190.017.690.000,00 172.280.562.000,00 (17.737.128.000,00) DAK Bidang Infrastruktur Air Minum 134.190.000,00 134.190.000,00 - DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi 109.709.000,00 109.709.000,00 - DAK Bidang Keluarga Berencana 231.560.000,00 231.560.000,00 - DAK Bidang Kehutanan 259.700.000,00 259.700.000,00 - DAK Bidang Kesehatan

a. DAK Bidang Kesehatan - Pelayanan Dasar 2.748.840.000,00 2.491.640.000,00 (257.200.000,00) b. DAK Bidang Kesehatan - Pelayanan Farmasi 1.363.020.000,00 1.363.020.000,00 -

c. DAK Bidang Kesehatan - Pelayanan Rujukan 1.781.470.000,00 35.000.000.000,00 33.218.530.000,00 DAK Bidang Kelautan dan

Perikanan 344.240.000,00 344.240.000,00 - DAK Bidang Lingkungan Hidup 225.390.000,00 225.390.000,00 - DAK Bidang Pertanian 1.054.060.000,00 1.054.060.000,00 - DAK Bidang Pendidikan - SD 1.101.740.000,00 1.101.740.000,00 - DAK Bidang Pedagangan 422.840.000,00 422.840.000,00 -

DAK Perhubungan 63.940.000,00 422.840.000,00

DAK Transportasi Perdesaan 159.220.000,00 159.220.000,00

DAK - IPD

DAK IPD 31.336.900.000,00 31.336.900.000,00

DAK Tambahan Afirmasi

DAK Tambahan - Infrastruktur Jalan

5.109.380.000,00 5.109.380.000,00 - DAK Tambahan - Infrastruktur

Irigasi 2.674.750.000,00 2.674.750.000,00 - DAK Tambahan - Infrastruktur Air

Minum 1.763.920.000,00 1.763.920.000,00 - DAK Tambahan - Infrastruktur

Sanitasi 1.054.420.000,00 1.054.420.000,00 - DAK Tambahan - Infrastruktur

(17)

DAK Non Fisik

a. Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD 1.236.000.000,00 1.236.000.000,00 - b. Tunjangan Profesi Guru PNSD 108.555.457.000,00 108.555.457.000,00 - c. Tambahan Penghasilan Guru PNSD 3.951.800.000,00 3.951.800.000,00 -

d. Bantuan Operasional Kesehatan 6.997.000.000,00 6.997.000.000,00 - e. Akreditasi Puskesmas 172.720.000,00 172.720.000,00 f. Jaminan Persalinan 2.405.346.840,00 1.107.220.000,00 (1.298.126.840,00) g. Bantuan Operasional KB 623.880.000,00 623.880.000,00 - JUMLAH 372.161.163.840,00 379.210.168.000,00 7.049.004.160,00

Jika dilihat dan dibandingkan jumlah alokasi yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu berdasarkan kedua PERPRES yang ada memang terdapat kenaikan alokasi sebesar Rp.7.049.004.160,00, namun apabila dilihat dari masing-masing sub bidang yang ada terdapat salah satu sub bidang yang mengalami kenaikan yaitu DAK Bidang Kesehatan - Pelayanan Rujukan yang bertambah sebesar Rp. 33.218.530.000,00 yang ditetapkan untuk Pembangunan Rumah Sakit Pratama di

Semitau, sedangkan DAK Fisik lainnya mengalami

pengurangan/pemotongan sebagaimana Surat Edaran Menteri Keuangan RI Nomor : SE-10/MK.07/2016, tanggal 4 April 2016. Selain itu untuk DAK Non Fisik Jaminan Persalinan juga mengalami pengurangan sebesar Rp. 1.298.126.840,00.

Akibat pemotongan atau pengurangan beberapa sub bidang DAK tersebut baik DAK Fisik maupun DAK Non Fisik harus dilakukan penyesuaian belanja dan paket pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya dalam APBD Murni 2016.

Gambaran Perkembangan Realisasi Dana Perimbangan 2 Tahun Terakhir adalah sebagai berikut :

Uraian 2014 2015

Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak

31.519.027.436,00 26.481.527.881,00

Bagi Hasil SDA 14.970.731.273,00 22.889.335.245,00

DAU 873.552.160.000,00 913.007.845.000,00

(18)

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah

Semula dianggarkan sebesar Rp. 201.880.221.329,00 dalam rancangan perubahan bertambah sebesar Rp. 81.320.917.246,80 menjadi sebesar Rp. 283.201.138.575,8 dengan jenis pendapatan yang mengalami perubahan sebagai berikut :

1). Penyesuaian kembali Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Tahun Anggaran 2016, yang semula hanya dianggarkan sebesar Rp.30.410.849.329,00 pada Perubahan APBD TA. 2016 disesuaikan dengan beberapa Keputusan Gubernur Kalimantan Barat tentang Bagi Hasil Pajak Provinsi, seperti :

a. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

156/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Rencana Bagi

Hasil Pajak Provinsi Kalimantan Barat kepada

Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2016, dengan rincian :

URAIAN

ANGGARAN

SEMULA SESUAI KEPGUB (BERKURANG) BERTAMBAH/

Rp. Rp. Rp.

Bagi Hasil dari Pajak

Kendaraan Bermotor 5.434.547.313,00 3.965.804.025,00 (1.468.743.288,00) Bagi Hasil dari Pajak

Kendaraan Diatas Air 3.711.664,00 3.822.541,00 110.877,00

Bagi Hasil dari Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor 8.633.569.898,00 3.852.085.843,00 (4.781.484.055,00) Bagi Hasil dari Bea Balik

Nama Kendaraan diatas air 165.312,00 141.779,00 (23.533,00)

Bagi Hasil dari Pajak Bahan

Bakar Kendaraan Bermotor 16.280.380.190,00 11.949.049.738,00 (4.331.330.452,00) Bagi Hasil dari Pajak

Pengambilan dan

Pemanfaatan Air Permukaan

58.474.952,00 58.850.493,00 375.541,00

JUMLAH 30.410.849.329,00 19.829.754.419,00 (10.581.094.910,00)

b. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

157/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Selisih Kurang Salur dan Selisih Lebih Salur Bagi Hasil Pajak Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2015, dengan rincian :

(19)

URAIAN SESUAI KEPGUB Rp.

Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor 1.589.823.383,00

Bagi Hasil dari Pajak Kendaraan Diatas Air 403.234,00

Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 1.187.556.545,00

Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan diatas air 80.574,00

Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 6.756.285.018,00 Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air

Permukaan 64.252.631,00

JUMLAH 9.598.401.385,00

Selisih Lebih Salur Bagi Hasil Pajak Provinsi Tahun Anggaran 2015 ini digunakan untuk menutupi defisit yang terjadi akibat dari Rencana Bagi Hasil Pajak Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2016 dengan yang telah dianggarkan dalam APBD Murni 2016. Penempatannya dalam Perubahan APBD akan ditampung dalam akun penerimaan piutang daerah lainnya dalam kelompok Penerimaan Pembiayaan.

c. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

407/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Bagi Hasil Pajak Rokok Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Triwulan I Tahun Anggaran 2016, dengan rincian : URAIAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK KESEHATAN DAN PENEGAKAN HUKUM DANA PAJAK ROKOK UNTUK PEMBANGUNAN LAINNYA JUMLAH Rp. Rp. Rp.

Pajak Rokok Triwulan I 285.807.570,00 285.807.570,00 571.615.140,00

d. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor :

421/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Kurang Setor Bagi Hasil Pajak Rokok Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Triwulan IV Tahun Anggaran 2015, dengan rincian :

URAIAN DANA PAJAK ROKOK UNTUK KESEHATAN DAN PENEGAKAN HUKUM DANA PAJAK ROKOK UNTUK PEMBANGUNAN LAINNYA JUMLAH Rp. Rp. Rp.

Kurang Salur Pajak Rokok

(20)

e. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 219/DISPENDA/2016 tentang Penetapan Bagi Hasil Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Tahun Anggaran 2015 kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat, dengan rincian :

URAIAN SESUAI KEPGUB

Rp.

Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga Tahun Anggaran 2015 271.822.576,80 2). Dana penyesuaian dari pemerintah pusat semula dianggarkan

sebesar Rp. 171.469.372.000,00 yang merupakan Dana Desa yang berasal dari APBN, dalam Perubahan APBD dana tersebut tidak mengalami perubahan.

3). Bantuan Keuangan dari Provinsi Kalimantan Barat yang dalam APBD Murni Tahun Anggaran 2016 belum dianggarkan, namun sesuai dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 88/BPKAD/2016, tanggal 27 Januari 2016, tentang Penetapan Alokasi Dana Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Bantuan Keuangan kepada Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan Keputusan tersebut Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu memperoleh alokasi dana sebesar Rp.88.317.600.000,00, dengan rincian :

a. Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten / Kota sebesar Rp. 86.780.000.000,00

b. Bantuan Keuangan Kecamatan sebesar

Rp.184.000.000,00,

c. Bantuan Keuangan Kelurahan dan Desa sebesar

Rp.1.353.600.000,00,

Dari uraian dan penjelasan tersebut di atas maka Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan Tahun Anggaran 2016 rencananya mengalami penyesuaian sebagai berikut :

a. Anggaran Pendapatan semula ...Rp. 1.650.818.307.169,00 b. Bertambah sebesar...Rp. 85.476.992.447,45 Jlh Pendapatan stl perubahan...Rp. 1.736.295.299.616,45

(21)

Gambaran Perkembangan realisasi Lain-Lain Pendapatan yang sah 2 Tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Uraian 2014 2015

Pendapatan Hibah 291.534.640,91 297.615.741,10

Bagi Hasil Pajak Provinsi 16.419.862.000,00 41.494.641.413,00 Dana Penyesuaian 53.570.402.000,00 166.123.241.000,00 Bantuan Keuang-an dari Provinsi 54.103.600.000,00 65.597.600.000,00

2.4. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

Dalam perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 Kebijakan Pendapatan daerah yang diambil yaitu melakukan penyesuaian terhadap pendapatan-pendapatan yang telah dianggarkan baik Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan maupun Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

Penyesuaian tersebut dilakukan berdasarkan rencana alokasi dana yang tercantum dalam Peraturan perundang-undangan yang ada serta melakukan perhitungan rencana pendapatan berdasarkan realisasi pendapatan yang telah diterima.

Dalam Perhitungan Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 ini, dapat dijelaskan bahwa pendapatan daerah secara keseluruhan bertambah sebesar Rp.85.476.992.447,45, namun hal tersebut merupakan penerimaan daerah yang sudah ada peruntukkannya seperti penambahan pada DAK dan Bantuan Keuangan Provinsi, sedangkan pada jenis dan objek penerimaan daerah lainnya banyak yang tidak sesuai target yang telah direncanakan.

(22)

BAB III

KONDISI DAN KEBIJAKAN ANGGARAN BELANJA DAERAH

3.1. Kondisi Umum Belanja Daerah

Belanja Daerah yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 secara keseluruhan sebesar Rp. 1.694.719.239.140,00, yang terdiri dari :

 Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 857.152.588.950,00

 Belanja Langsung sebesar Rp. 837.566.650.190,00

Realisasi pelaksanaan penyerapan Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 berdasarkan realisasi APBD Semester I Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 menunjukan perkembangan realisasi penyerapan belanja sebagai berikut :

1. Belanja Tidak Langsung... Rp. 426.017.432.446,00

a. Belanja Pegawai Rp. 244.410.851.385,00

b. Belanja Hibah Rp. 35.527.509.000,00

c. Belanja Bantuan Sosial Rp. 120.000.000,00

d. Belanja Bant. Keuangan Rp. 145.230.487.888,00

e. Belanja Tidak Terduga Rp. 728.584.173,00

2. Belanja Langsung ...Rp. 217.074.425.236,00

a. Belanja Pegawai Rp. 15.103.859.150,00

b. Belanja Barang dan Jasa Rp. 126.278.871.536,00

c. Belanja Modal Rp. 75.691.694.550,00

Jumlah Belanja ..……….... Rp. 643.091.857.682,00

3.2. Permasalahan Utama Belanja Daerah

Permasalahan Belanja secara umum masih besarnya komposisi belanja tidak langsung dan kecenderungan yang semakin bertambah setiap tahun, hal tersebut disebabkan penambahan jumlah pegawai, adanya kebijakan kenaikan gaji dan tunjangan, serta peningkatan belanja tidak langsung lainnya.

3.3. Kebijakan Umum Belanja Daerah

Belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD baik murni maupun perubahan, telah diupayakan mempedomani hal-hal sebagai berikut :

(23)

1) Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau

Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 2) Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

3) Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.

4) Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3.4. Prioritas dan Plafon Anggaran Belanja Daerah

Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2015 tanggal 30 Desember 2015 sebesar Rp. 1.694.719.239.140,00 pada Rancangan Perubahan bertambah sebesar Rp.134.156.303.667,38 sehingga menjadi Rp. 1.828.875.542.807,38 atau meningkat 7,92%, dengan rincian sebagai berikut :

1) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung semula dianggarkan sebesar

Rp.857.152.588.950,00,00 bertambah sebesar

(24)

a) Penyesuaian kembali Gaji dan Tunjangan pada APBD Murni 2016 yang disebabkan adanya kebijakan Pemerintah Pusat seperti pemberian Gaji 13 dan THR bagi PNSD serta adanya mutasi pegawai antar SKPD, penyesuaian Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian serta Iuran Asuransi Kesehatan, serta menganggarkan kembali sisa dana Tunjangan Profesi Guru PNSD dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD yang ada di Kas Daerah untuk membayar Tunjangan Profesi Guru PNSD dan Tambahan Penghasilan Guru PNSD Tahun Anggaran 2016, yang mana untuk alokasi tahun anggaran 2016 dihentikan penyalurannya sebagaimana Surat Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementeruan Keuangan Republik Indonesia Nomor : S-579/PK/2016, Tanggal 16 Agustus 2016, tentang Penyampaia Informasi kepada Daerah tentang Penghentian Penyaluran Dana Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan Penghasilan TA. 2016.

b) Pengeseran Belanja DAK Non Fisik berupa Bantuan

Operasional Penyelenggaraan PAUD sebesar

Rp.892.800.000,00 ke Belanja Hibah untuk PAUD Swasta sedangkan untuk PAUD Negeri dianggarkan dalam program dan kegiatan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, sebagaimana Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 905/501/SJ, tanggal 17 Februari 2016.

c) Penambahan yang bersumber dari Dana Bantuan Keuangan Provinsi Tahun Anggaran 2016 antara lain :

 Bantuan keuangan kepada desa dengan total penambahan

sebesar Rp. 1.334.400.000,00, yang mana masing-masing desa mendapatkan alokasi sebesar R 4.800.000,00.

2) Belanja Langsung

Belanja Langsung semula dianggarkan sebesar

Rp.837.566.650.190,00 bertambah sebesar

Rp.109.188.784.210,99 sehingga menjadi Rp. 946.755.434.400,99 atau naik sebesar 13,04 %, perubahan belanja langsung ini antara lain dikarenakan :

(25)

b. adanya penambahan belanja barang dan jasa sebesar Rp.23.327.765.406,80, antara lain dikarenakan :

- Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari dana bantuan

keuangan Provinsi Kalimantan Barat, dengan rincian sebagai berikut :

1) Kegiatan Pembinaan kemasyarakatan sebesar

Rp.8.000.000,00 untuk masing-masing Kecamatan, sedangkan untuk Kelurahan sebesar Rp. 4.800.000,00 2) Kegiatan di dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan

Peternakan dengan rincian :

a. Pengembangan Holtikultura OPTD Kelansin sebesar Rp.120.000.000,00

b. Pengembangan Ternak Itik Kec. Putussibau Selatan sebesar Rp.80.000.000,00

c. Operasi Pemeliharaan Jaringan Irigasi / Rawa Desa

Nanga Menarin Kec. Mentebah sebesar

Rp.100.000.000,00

- Penganggaran kembali sisa dana kegiatan Pengelolaan dan

Pemanfaatan Dana Kapitasi JKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemda Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp. 3.604.424.677,00 serta Penyesuaian Dana JKN Tahun Anggaran 2016.

- Kegiatan-kegiatan dalam rangka Penanganan Rabies antara

lain seperti :

 Pengendalian dan Pemberantasan Panyakit Rabies

bertambah sebesar Rp.450.623.000,00 dari anggaran

semula yang telah dianggarkan sebesar

Rp.73.254.000,00 pada Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan.

- Penambahan dari usulan SKPD yang berasal dari penggeseran

anggaran.

c. Adanya penambahan belanja modal sebesar

Rp.86.213.452.104,19, yang antara lain dikarenakan :

- Penambahan Alokasi DAK Reguler Bidang Kesehatan –

Pelayanan Rujukan yang semula sebesar

Rp.1.781.470.000,00 (sesuai Perpres 137 Tahun 2015) bertambah sebesar Rp. 33.218.530.000,00, sehingga

(26)

menjadi sebesar Rp. 35.000.000.000,00 (sesuai Perpres 66 Tahun 2016);

- Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari Dana Bantuan

Keuangan Provinsi Kalimantan Barat, dengan rincian sebagai berikut :

1) Dianggarkan pada SKPD Dinas Bina Marga dan Pengairan dengan kegiatan berupa :

a. Jalan Nanga Payang - Landau Kaloi (Batu Tiga) sebesar Rp. 10.000.000.000,00

2) Dianggarkan pada SKPD Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang dengan kegiatan berupa :

a. Peningkatan Jalan Tubuk

Layang-Engkerengas-Kejering-Lintas Jongkong Kecamatan Selimbau, Jongkong sebesar Rp.5.000.000.000,00

b. Peningkatan Jalan Na. Lot Puak Enturin Lintas Selatan Kec. Seberuang, Hulu Gurung sebesar Rp.10.000.000.000,00

c. Jalan Ulak Pauk Pala Pintas Sebesar

Rp.3.000.000.000,00

d. Pembangunan Jalan HTI Lubuk Mantuk Nanga

Tubuk Kec. Kalis Sebesar Rp.10.000.000.000,00

e. Pembangunan Jembatan Rangka Baja Sungai

Mendalam Desa Datah Dian Kec. Putussibau Utara Sebesar Rp.8.000.000.000,00

f. Pipanisasi Air Bersih Perdesaan Desa Tani Makmur Kec. Hulu Gurung Kab. Kapuas Hulusebesar Rp.40.000.000,00

g. Rehabilitasi Gertak Kayu Jalan Prabu Anom Dilaga Desa Bunut Hilir Kec. Bunut Hilir Kab. Kapuas Hulu Sebesar Rp.50.000.000,00

h. Rehabilitasi Gertak Kayu Jalan Dusun Tempurau Desa Tempurau Kec. Selimbau Kab. Kapuas Hulu sebesar Rp.50.000.000,00

i. Pembangunan Gertak Kayu Gg. H. M. Umar Kell. Putussibau Selatan Kab. Kapuas Hulu sebesar Rp.70.000.000,00

(27)

j. Peningkatan Jalan Simp Trans Sayut-Sui Umbin-Nanga Sarai Kecamatan Putussibau Selatan, Kalis sebesar Rp. 15.000.000.000,00

k. Pembangunan Gertak Kayu Desa Pala Pintas

Semulung Kec. Embaloh Hilir Kab. Kapuas Hulu Sebesar Rp.70.000.000,00

l. Pembangunan Jalan Peninjau Lubuk Bandung -

Mangin (Lanjutan) Kec. Batang Lupar Sebesar Rp.12.500.000.000,00

m. Pembangunan Jalan Nanga Kalis Samarantau Nanga

Sebintang Kec. Kalis sebesar Rp.12.500.000.000,00

- Penambahan dari usulan SKPD yang berasal dari penggeseran

(28)

BAB IV

KONDISI DAN KEBIJAKAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1. Kondisi Umum Pembiayaan Daerah

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Dalam APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 Pembiayaan Daerah dirinci sebagai berikut :

- Penerimaan Pembiayaan Daerah Rp. 68.194.712.220,73

- Pengeluaran Pembiayaan Daerah Rp. 24.293.780.259,73

Sedangkan dalam perubahan APBD mengalami penyesuaian sebagai berikut :

- Penerimaan Pembiayan Daerah bertambah sebesar

Rp.40.260.530.970,20

- Pengeluaran Pembiayaan Daerah berkurang sebesar

(Rp.8.418.780.249,73)

4.2. Permasalahan Utama Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah dalam APBD Kabupaten Kapuas Hulu masih relatif besar. Hal itu disebabkan masih terdapat pelampauan target pendapatan dan penghermatan belanja yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang tidak selesai atau tidak dilaksanakan sampai berakhirnya tahun anggaran.

4.3. Kebijakan Pembiayaan Belanja Daerah

a. Penerimaan Pembiayaan berupa SiLPA semula dianggarkan

sebesar Rp.68.194.712.220,73 bertambah sebesar Rp.

30.660.129.586,20 sehingga menjadi Rp. 98.856.841.806,93 atau meningkat 44,96 %. Adapun Penerimaan Pembiayaan tersebut terdiri dari :

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA) dengan rincian :

 Pelampauan Target Pendapatan sebesar

(29)

1. Pelampauan Penerimaan PAD sebesar Rp.11.943.183.291,29;

2. Tidak terealisasinya Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam sebesar Rp. (16.541.535.874,00);

3. Tidak terealisasinya Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. (5.091.600.000,00);

4. Pelampauan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi akibat perhitungan kurang salur tahun sebelumnya sebesar Rp.11.083.792.084,00;

5. Pelampauan Lain-lain Pendapatan yang sah yang berasal dari bagi hasil penerimaan sumbangan phak ketiga sebesar Rp.297.615.641,10

 Penghematan Belanja sebesar Rp. 97.076.208.369,54,

dengan rincian :

1. Penghematan belanja pegawai (tidak langsung dan langsung) sebesar Rp. 45.796.433.709,54;

2. Penghematan belanja barang dan jasa sebesar Rp.32.275.500.259,00;

3. Penghematan belanja modal sebesar

Rp.12.127.402.267,00;

4. Penghematan belanja hibah sebesar

Rp.1.157.770.350,00;

5. Penghematan belanja bantuan sosial sebesar

Rp.307.500.000,00;

6. Penghematan belanja bantuan keuangan sebesar Rp.125.863.000,00;

7. Penghematan belanja tidak terduga sebesar

Rp.2.609.666.424,00;

 Penghematan Pengeluaran Pembiayaan sebesar

Rp.89.178.295,00, dengan rincian :

1. Tidak terealiasinya pembayaran hutang pihak ketiga (Retensi) sebesar Rp. 89.178.295,00 yang diakibatkan tidak adanya usulan pencairan oleh pihak yang bersangkutan.

(30)

2. Penerimaan Piutang Daerah sebesar Rp. 9.598.401.384,00 yang berasal Selisih Lebih Salur Bagi Hasil Pajak Provinsi Kalimantan Barat kepada Kabupaten/Kota se Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2015 sebagaimana Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 157/DISPENDA/2016. Bertambahnya penerimaan pembiayaan tersebut yaitu pada sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2015.

b. Pengeluaran Pembiayaan semula dianggarkan sebesar

Rp.24.293.780.250,00, pada rancangan perubahan berkurang sebesar (Rp. 8.418.780.249,73) sehingga menjadi Rp.15.875.000,000,00 deengan rincian pengurangan :

- Penundaan Pembayaran utang dana reboisasi kepada

Pemerintah Pusat sebesar Rp. 8.418.780.249,73. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan akibat tidak tercapainya target pendapatan

(31)

BAB V

PROGRAM DAN KEGIATAN

Mengenai Alokasi dan distribusi Rencana Perubahan Anggaran Belanja Daerah berdasarkan Urusan Pemerintahan dan Organisasi, dapat dilihat pada tabel berikut :

RANCANGAN PERUBAHAN ANGGARAN BELANJA DAERAH BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN ORGANISASI

No

URUSAN /

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ANGGARAN SEBELUM PERUBAHAN (Rp.) ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN (Rp.) BERTAMBAH (BERKURANG) (Rp.) % 1 2 3 4 5=(4-3) 6 PENDIDIKAN

1 Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olah Raga 374.807.127.450,00 402.470.567.000,00 27.663.439.550,00 7,38 - Belanja Tidak langsung 325.416.687.450,00 353.972.927.000,00 28.556.239.550,00

- Belanja Langsung 49.390.440.000,00 48.497.640.000,00 (892.800.000,00) KESEHATAN

2 Dinas Kesehatan 119.918.430.140,00 156.222.582.443,99 36.304.152.304,19 30,27 - Belanja Tidak langsung 45.044.708.300,00 44.586.654.000,00 (458.054.300,00)

- Belanja Langsung 74.873.721.840,00 111.635.928.443,99 36.762.206.604,19

3 RSUD dr. A. Diponegoro

Putussibau 30.729.701.500,00 35.962.205.547,00 5.232.504.047,00 17,03 - Belanja Tidak langsung 14.311.006.500,00 15.444.334.000,00 1.133.327.500,00

- Belanja Langsung 16.418.695.000,00 20.517.871.547,00 4.099.176.547,00

PEKERJAAN UMUM 4 Dinas Bina Marga dan

Pengairan 310.494.134.750,00 300.755.991.884,00 (9.738.142.866,00) (3,14) - Belanja Tidak langsung 4.372.314.750,00 4.038.770.000,00 (333.544.750,00)

- Belanja Langsung 306.121.820.000,00 296.717.221.884,00 (9.404.598.116,00)

5 Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang 108.231.284.000,00 182.456.717.000,00 74.225.433.000,00 68,58 - Belanja Tidak langsung 4.587.244.000,00 4.522.111.000,00 (65.133.000,00)

- Belanja Langsung 103.644.040.000,00 177.934.606.000,00 74.290.566.000,00 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 6 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 14.375.752.000,00 14.161.510.000,00 (214.242.000,00) (1,49) - Belanja Tidak langsung 2.990.752.000,00 2.776.510.000,00 (214.242.000,00)

- Belanja Langsung 11.385.000.000,00 11.385.000.000,00 0,00

BIDANG PERHUBUNGAN 7 Dinas Perhubungan Komunikasi

Informasi 10.731.000.500,00 10.799.595.000,00 68.594.500,00 0,64 - Belanja Tidak langsung 3.518.161.500,00 3.386.756.000,00 (131.405.500,00)

(32)

1 2 3 4 5=(4-3) 6 LINGKUNGAN HIDUP

8 Kantor Lingkungan Hidup 7.037.206.000,00 6.956.293.000,00 (80.913.000,00) (1,15) - Belanja Tidak langsung 1.215.816.000,00 1.134.903.000,00 (80.913.000,00)

- Belanja Langsung 5.821.390.000,00 5.821.390.000,00 0,00

KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

9 Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil 8.373.839.000,00 8.587.789.500,00 213.950.500,00 2,55 - Belanja Tidak langsung 2.589.339.000,00 2.587.402.000,00 (1.937.000,00 )

- Belanja Langsung 5.784.500.000,00 6.000.387.500,00 215.887.500,00

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 10 Kantor Pemberdayaan

Perempuan dan KB 6.470.441.500,00 7.233.220.000,00 762.778.500,00 11,79 - Belanja Tidak langsung 3.625.836.500,00 4.199.337.000,00 573.500.500,00

- Belanja Langsung 2.844.605.000,00 3.033.883.000,00 189.278.000,00 KOPERASI DAN USAHA KECIL

MENENGAH

11 Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi 9.905.016.500,00 9.783.803.000,00 (121.213.500,00) (1,22) - Belanja Tidak langsung 3.192.366.500,00 2.973.153.000,00 (219.213.500,00)

- Belanja Langsung 6.712.650.000,00 6.810.650.000,00 98.000.000,00 PENANAMAN MODAL

12 Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Terpadu 4.605.619.000,00 4.583.472.000,00 (22.147.000,00 ) (0,48) - Belanja Tidak langsung 1.355.619.000,00 1.333.472.000,00 (22.147.000,00)

- Belanja Langsung 3.250.000.000,00 3.250.000.000,00 0,00 KEBUDAYAAN

13 Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata 10.142.334.500,00 9.848.501.000,00 (293.833.500,00) (2,90) - Belanja Tidak langsung 2.167.334.500,00 1.823.501.000,00 (343.833.500,00 )

- Belanja Langsung 7.975.000.000,00 8.025.000.000,00 50.000.000,00 KESATUAN BANGSA DAN

POLITIK DALAM NEGERI

14 Satuan Polisi Pamong Praja 8.390.594.000,00 8.226.574.000,00 (164.020.000,00) (1,95) - Belanja Tidak langsung 3.720.594.000,00 3.556.574.000,00 (164.020.000,00)

- Belanja Langsung 4.670.000.000,00 4.670.000.000,00 0,00 OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN 15 DPRD 8.885.385.100,00 8.383.685.100,00 (501.700.000,00) (5,65) - Belanja Tidak langsung 8.885.385.100,00 8.383.685.100,00 (501.700.000,00)

16 Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah 481.952.000,00 446.889.000,00 (35.063.000,00) (7,28) - Belanja Tidak langsung 481.952.000,00 446.889.000,00 (35.063.000,00)

17 Sekretariat Daerah 61.660.085.700,00 61.489.026.500,00 (171.059.200,00) (0,28) - Belanja Tidak langsung 11.277.694.000,00 10.578.261.000,00 (699.433.000,00)

(33)

1 2 3 4 5=(4-3) 6

18 Sekretariat DPRD 35.886.581.000,00 40.488.147.126,00 4.601.566.126,00 12,82 - Belanja Tidak langsung 2.996.581.000,00 2.980.951.000,00 (15.630.000,00)

- Belanja Langsung 32.890.000.000,00 37.507.196.126,00 4.617.196.126,00

19 Dinas Pendapatan, Pengelola

Keuangan dan Asset Daerah 355.828.426.050,00 357.338.866.306,19 1.510.440.256,19 0,41 - Belanja Tidak langsung 340.895.154.050,00 342.405.594.306,19 1.510.440.256,19

- Belanja Langsung 14.933.272.000,00 14.933.272.000,00 0,00

20 Badan Kepegawaian Daerah 13.556.608.500,00 13.354.304.000,00 (202.304.500,00) (1,16) - Belanja Tidak langsung 3.023.608.500,00 2.821.304.000,00 (202.304.500,00)

- Belanja Langsung 10.533.000.000,00 10.533.000.000,00 0,00

21 Inspektorat Kabupaten Kapuas

Hulu 7.983.388.000,00 8.862.958.000,00 879.570.000,00 11,02 - Belanja Tidak langsung 3.033.388.000,00 2.912.958.000,00 (120.430.000,00)

- Belanja Langsung 4.950.000.000,00 5.950.000.000,00 1.000.000.000,00

22 Badan Penanggulangan

Bencana Daerah 3.719.142.000,00 3.575.113.000,00 (144.029.000,00) (3,87) - Belanja Tidak langsung 1.229.142.000,00 1.085.113.000,00 (144.029.000,00)

- Belanja Langsung 2.490.000.000,00 2.490.000.000,00 0,00

23 Kecamatan Putussibau Utara 2.511.568.000,00 2.446.578.000,00 (64.990.000,00) (2,59) - Belanja Tidak langsung 1.900.781.000,00 1.827.791.000,00 (72.990.000,00)

- Belanja Langsung 610.787.000,00 618.787.000,00 8.000.000,00

24 Kecamatan Putussibau Selatan 2.481.280.000,00 2.469.298.000,00 (11.982.000,00) (0,48) - Belanja Tidak langsung 1.765.007.000,00 1.745.025.000,00 (19.982.000,00)

- Belanja Langsung 716.273.000,00 724.273.000,00 8.000.000,00

25 Kecamatan Bika 1.455.136.000,00 1.444.658.000,00 (10.478.000,00) (0,72) - Belanja Tidak langsung 928.119.000,00 909.641.000,00 (18.478.000,00)

- Belanja Langsung 527.017.000,00 535.017.000,00 8.000.000,00

26 Kecamatan Kalis 2.118.911.000,00 2.061.645.000,00 (57.266.000,00) (2,70) - Belanja Tidak langsung 1.555.515.000,00 1.490.249.000,00 (65.266.000,00)

- Belanja Langsung 563.396.000,00 571.396.000,00 8.000.000,00

27 Kecamatan Embaloh Hilir 1.625.124.500,00 1.622.783.000,00 (2.341.500,00) (0,14) - Belanja Tidak langsung 1.066.144.500,00 1.055.803.000,00 (10.341.500,00)

- Belanja Langsung 558.980.000,00 566.980.000,00 8.000.000,00

28 Kecamatan Embaloh Hulu 2.127.421.000,00 1.988.556.000,00 (138.865.000,00) (6,53) - Belanja Tidak langsung 1.578.650.000,00 1.431.785.000,00 (146.865.000,00)

- Belanja Langsung 548.771.000,00 556.771.000,00 8.000.000,00

29 Kecamatan Bunut Hilir 2.183.309.900,00 2.163.054.000,00 (20.255.900,00) (0,93) - Belanja Tidak langsung 1.612.927.900,00 1.584.672.000,00 (28.255.900,00)

- Belanja Langsung 570.382.000,00 578.382.000,00 8.000.000,00

30 Kecamatan Boyan Tanjung 1.811.230.000,00 1.838.712.000,00 27.482.000,00 1,52 - Belanja Tidak langsung 1.242.032.000,00 1.261.514.000,00 19.482.000,00

(34)

1 2 3 4 5=(4-3) 6

31 Kecamatan Bunut Hulu 2.077.842.600,00 2.078.586.000,00 743.400,00 0,04 - Belanja Tidak langsung 1.401.517.600,00 1.394.261.000,00 (7.256.600,00)

- Belanja Langsung 676.325.000,00 684.325.000,00 8.000.000,00

32 Kecamatan Mentebah 1.902.062.000,00 1.877.782.000,00 (24.280.000,00) (1,28) - Belanja Tidak langsung 1.383.275.000,00 1.350.995.000,00 (32.280.000,00)

- Belanja Langsung 518.787.000,00 526.787.000,00 8.000.000,00

33 Kecamatan Jongkong 2.511.104.000,00 2.368.540.000,00 (142.564.000,00) (5,68) - Belanja Tidak langsung 1.542.953.000,00 1.392.389.000,00 (150.564.000,00)

- Belanja Langsung 968.151.000,00 976.151.000,00 8.000.000,00

34 Kecamatan Pengkadan 1.908.167.000,00 1.897.604.000,00 (10.563.000,00) (0,55) - Belanja Tidak langsung 1.340.871.000,00 1.322.308.000,00 (18.563.000,00)

- Belanja Langsung 567.296.000,00 575.296.000,00 8.000.000,00

35 Kecamatan Hulu Gurung 2.470.084.000,00 2.327.440.000,00 (142.644.000,00) (5,77) - Belanja Tidak langsung 1.899.720.000,00 1.749.076.000,00 (150.644.000,00)

- Belanja Langsung 570.364.000,00 578.364.000,00 8.000.000,00

36 Kecamatan Selimbau 2.740.396.000,00 2.640.280.000,00 (100.116.000,00) (3,65) - Belanja Tidak langsung 2.101.765.000,00 1.943.649.000,00 (158.116.000,00)

- Belanja Langsung 638.631.000,00 696.631.000,00 58.000.000,00

37 Kecamatan Badau 2.286.214.000,00 2.167.733.000,00 (118.481.000,00) (5,18) - Belanja Tidak langsung 1.366.096.000,00 1.239.615.000,00 (126.481.000,00)

- Belanja Langsung 920.118.000,00 928.118.000,00 8.000.000,00

38 Kecamatan Batang Lupar 1.866.801.500,00 1.851.980.000,00 (14.821.500,00) (0,79) - Belanja Tidak langsung 1.340.687.500,00 1.317.866.000,00 (22.821.500,00)

- Belanja Langsung 526.114.000,00 534.114.000,00 8.000.000,00

39 Kecamatan Empanang 1.688.370.000,00 1.601.987.000,00 (86.383.000,00) (5,12) - Belanja Tidak langsung 1.176.663.000,00 1.082.280.000,00 (94.383.000,00)

- Belanja Langsung 511.707.000,00 519.707.000,00 8.000.000,00

40 Kecamatan Puring Kencana 1.656.307.000,00 1.649.173.000,00 (7.134.000,00) (0,43) - Belanja Tidak langsung 1.080.440.000,00 1.065.306.000,00 (15.134.000,00)

- Belanja Langsung 575.867.000,00 583.867.000,00 8.000.000,00

41 Kecamatan Semitau 2.706.090.000,00 2.614.257.000,00 (91.833.000,00) (3,39) - Belanja Tidak langsung 1.829.606.000,00 1.729.773.000,00 (99.833.000,00)

- Belanja Langsung 876.484.000,00 884.484.000,00 8.000.000,00

42 Kecamatan Suhaid 1.827.586.500,00 1.842.826.000,00 15.239.500,00 0,83 - Belanja Tidak langsung 1.310.346.500,00 1.317.586.000,00 7.239.500,00

- Belanja Langsung 517.240.000,00 525.240.000,00 8.000.000,00

43 Kecamatan Seberuang 2.438.143.000,00 2.392.510.000,00 (45.633.000,00) (1,87) - Belanja Tidak langsung 1.918.537.000,00 1.864.904.000,00 (53.633.000,00)

- Belanja Langsung 519.606.000,00 527.606.000,00 8.000.000,00

44 Kecamatan Silat Hilir 1.897.422.000,00 1.906.498.000,00 9.076.000,00 0,48 - Belanja Tidak langsung 1.374.698.000,00 1.375.774.000,00 1.076.000,00

(35)

1 2 3 4 5=(4-3) 6

45 Kecamatan Silat Hulu 1.928.277.000,00 1.833.998.000,00 (94.279.000,00) (4,89) - Belanja Tidak langsung 1.407.495.000,00 1.305.216.000,00 (102.279.000,00 )

- Belanja Langsung 520.782.000,00 528.782.000,00 8.000.000,00

46 Kelurahaan Putussibau Kota 1.119.344.000,00 1.112.000.000,00 (7.344.000,00) (0,66) - Belanja Tidak langsung 879.344.000,00 867.200.000,00 (12.144.000,00)

- Belanja Langsung 240.000.000,00 244.800.000,00 4.800.000,00

47 Kelurahaan Hilir Kantor 944.740.000,00 976.918.000,00 32.178.000,00 3,41 - Belanja Tidak langsung 704.740.000,00 732.118.000,00 27.378.000,00

- Belanja Langsung 240.000.000,00 244.800.000,00 4.800.000,00

48 Kelurahaan Kedamin Hilir 977.662.800,00 1.049.488.000,00 71.825.200,00 7,35 - Belanja Tidak langsung 737.662.800,00 804.688.000,00 67.025.200,00

- Belanja Langsung 240.000.000,00 244.800.000,00 4.800.000,00

49 Kelurahaan Kedamin Hulu 1.338.176.000,00 1,300.709.000,00 (37.467.000,00) (2,80) - Belanja Tidak langsung 1.098.176.000,00 1.055.909.000,00 (42.267.000,00)

- Belanja Langsung 240.000.000,00 244.800.000,00 4.800.000,00

50 Badan Pengelola Perbatasan 6.635.176.500,00 6.594.651.000,00 (40.525.500,00) (0,61) - Belanja Tidak langsung 2.105.176.500,00 2.064.651.000,00 (40.525.500,00)

- Belanja Langsung 4.530.000.000,00 4.530.000.000,00 0,00 PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DESA 51

Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa

12.180.143.000,00 11.473.643.000,00 (706.500.000,00) (5,80) - Belanja Tidak langsung 3.326.808.000,00 2.620.308.000,00 (706.500.000,00)

- Belanja Langsung 8.853.335.000,00 8.853.335.000,00 0,00

PERTANIAN

52 Dinas Pertanian, Tanaman

Pangan dan Peternakan 34.093.659.150,00 34.711.509.650,00 617.850.500,00 1,81 - Belanja Tidak langsung 10.100.134.500,00 9.867.985.000,00 (232.149.500,00)

- Belanja Langsung 23.993.524.650,00 24.843.524.650,00 850.000.000,00

53 Dinas Perkebunan dan

Kehutanan 32.202.546.500,00 32.028.396.000,00 (174.150.500,00) (0,54) - Belanja Tidak langsung 5.747.464.500,00 5.493.314.000,00 (254.150.500,00)

- Belanja Langsung 26.455.082.000,00 26.535.082.000,00 80.000.000,00

PERTAMBANGAN

54 Dinas Pertambangan dan Energi 14.459.535.500,00 15.296.318.000,00 836.782.500,00 5,79 - Belanja Tidak langsung 1.982.238.500,00 1.680.071.000,00 (302.167.500,00)

- Belanja Langsung 12.477.297.000,00 13.616.247.000,00 1.138.950.000,00

KELAUTAN DAN PERIKANAN

55 Dinas Perikanan 19.286.941.000,00 14.200.792.000 ,00 (5.086.149.000,00 ) (26,37) - Belanja Tidak langsung 3.391.394.000,00 3.305.245.000,00 (86.149.000,00 )

- Belanja Langsung 15.895.547.000,00 10.895.547.000,00 (5.000.000.000,00)

(36)

1 2 3 4 5=(4-3) 6

TRANSMIGRASI 56 Dinas Tenaga Kerja,

Transmigrasi dan Sosial 11.048.418.500,00 11.056.829.750,00 8.411.250,00 0,08 - Belanja Tidak langsung 3.024.918.500,00 2.919.982.000,00 (104.936.500,00)

- Belanja Langsung 8.023.500.000,00 8.136.847.750,00 113.347.750,00

TOTAL BELANJA 1.694.719.239.140,00 1.828.875.542.807,38 134.156.303.667,38 7,92

Total Belanja Tidak langsung 857.152.588.950,00 882.120.108.406,39 24.967.519.256,39 2,91

Total Belanja Langsung 837.566.650.190,00 946.755.434.400,99 109.188.784.211,99 13,04

Rincian Program dan Kegiatanlam Rancangan Perubahan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 15 sebagaimana terlampir

(37)

BAB VI PENUTUP

Demikian Rancangan Perubahan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 ini disusun dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perubahan Anggaran sebagaimana tercantum dalam Rancangan Perubahan ini, disusun dan diusulkan dalam rangka memperhatikan keperluan-keperluan prioritas dan mendesak untuk segera ditangani dalam tahun anggaran berjalan.

2. Perubahan Anggaran Pendapatan antara lain disebabkan oleh karena adanya penyesuaian/penambahan terhadap target pendapatan Daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), penambahan penerimaan dana penyesuaian dari pemerintah pusat dan dana bantuan keuangan dari Provinsi Kalimantan Barat serta adanya kebijakan Pemerintah Pusat serta Pembiayaan sebagai tindak lanjut Perhitungan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2015.

3. Perubahan Anggaran Belanja dilakukan secara selektif sesuai dengan kondisi keuangan daerah, sehingga diutamakan penggeseran

anggaran oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

mengoptimalkan program dan kegiatan yang ada.

Demikian Nota Keuangan Perubahan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016 disusun untuk di sampaikan, dan kiranya DPRD Kabupaten Kapuas Hulu berkenan melakukan pembahasan lebih lanjut untuk proses penetapan Peraturan Daerah mengenai Perubahan APBD Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Anggaran 2016.

BUPATI KAPUAS HULU,

A.M. NASIR

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Bupati Karangasem Nomor 56 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2015 Nomor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2015 SERI A 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Hasil algoritma menunjukkan sebagian besar stasiun pengamatan memberikan nilai positif dengan kisaran 0 – 5000 μatm dengan nilai bias yang tinggi pada stasiun

Tabel 6.. Jika dibandingkan dengan Standar Nasional nilai tersebut sudah berada jauh di atas batas maksimum. Sehingga air limbah dari kegiatan penambangan terus

sekolah yang selama ini lebih cenderung mereka pandang dari sisi yang negatif. Mulai dari anggapan bahwa kegiatan pembelajaran di sekolah itu penuh dengan

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk membuktikan pengaruh penambahan Pediococcus halophilus FNCC-0032 terhadap karakteristik mikrobiologi terasi

Dalam agenda Conference beberapa hal yang perlu mendapat perhatian adalah item mengenai kesiapan Suriah menjadi tuan rumah sidang the 8 th Conference of PUIC,

Pengujian akuifer atau lebih dikenal dengan metode long-term Constant rate test dimaksudkan untuk pengukuran parameter yang Arahnya horizontal terhadap sumur uji,