• Tidak ada hasil yang ditemukan

Leila Ch Budiman : "Berdamai dengan Stres"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Leila Ch Budiman : "Berdamai dengan Stres""

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KONSELING KELAS 6-A

Kasus 4

Kenti Juniar

Thya Azhari

Tara Diva R

Nurdadi Wilsianto

Kelompok 3:

1.

2.

3.

4.

01

Leila Ch Budiman :

(2)

Terdapat seorang klien dengan status Mahasiswa Tingkat Akhir, yang

tidak ingin melanjutkan kuliah dan tidak akan melanjutkan

skripsinya. Hal ini karena klien merasa bahwa, orangtuanya di rumah

selalu bertengkar dengan permasalahan mereka berdua, sampai

orangtuanya tidak memikirkan anaknya. Dengan begitu klien

melampiaskan kemarahannya melalui merokok dan

minum-minuman keras. klien merasa dendam kepada orangtuanya karena

klien merasa orangtuanya egois hanya memikirkan dirinya sendiri.

07

(3)

Bagaimana kedekatan konseli

dengan orangtuanya

15

Hal yang dapat digali dari Kasus 4

Perasaan konseli mengenai

orangtuanya yang membuat

dirinya merasa kesal dan

bertindak diluar kendali.

Pemikiran klien mengenai apa

yang dilakukan dan tujuannya

Kenapa konseli melakukan

hal-hal diluar kendali, seperti putus

kuliah dan tidak mau

melanjutkan skripsi. lalu

merokok dan minum-minuman

Hubungan konseli dengan

orangtua hingga konseli dapat

memutuskan untuk melakukan

hal-hal diluar kendali

Pemikiran klien mengenai

hubungan dengan orangtuanya

(4)

13

Informasi Mengenai Klien

Konseli masih status mahasiswa tingkat akhir,

dibuktikan dengan klien mengatakan ingin putus kuliah

dan tidak melanjutkan skripsi.

Konseli merasa orangtuanya egois dan memiliki

dendam. dibuktikan dengan klien mengatakan

orangtuanya hanya memikirkan diri sendiri (egois),

ribut, saling menjelekkan, dan tidak lagi memikirkan

anaknya.

Konseli merasa apabila gagal orangtuanya akan puas,

dengan melakukan merokok dan minum-minuman

1.

2.

(5)

10

Apa kabar hari ini? Bagaimana perasaannya hari ini?

Kenapa konseli memutuskan untuk putus kuliah dan tidak mau melanjutkan skripsi?

Alasan apa yang menjadi penyebab konseli melakukan hal tersebut?

Kenapa konseli ingin melakukan balas dendam kepada orangtuanya?

Bagaiman perasaan konseli dengan orangtuanya?

Seberapa dekat dan perhatian orangtua terhadap konseli?

Apa yang membuat konseli merasa orangtua tidak memikirkan anaknya lagi?

Apa yang mau dilakukan konseli dengan sikap/perilaku yang dilakukan atau ditunjukkan oleh orangtua?

Apakah menurut klien dengan melakukan tindakan merokok dan minum-minuman dapat membuat klien merasa

lega? dan tujuannya untuk apa?

Dengan alasan dan tujuan yang agar orangtuanya puas, apakah memang orangtua konseli merasa puas?

Apa yang sudah dilakukan oleh konseli agar orangtuanya dapat membaik lagi?

Apakah ada usaha untuk menujukkan diri dengan prestasi agar orangtua dapat melihat diri konseli kembali?

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Pertanyaan yang

diajukan

(6)

Observasi

08

Perilaku apa yang dikeluarkan oleh konseli ketika

menceritakan orangtuanya

Melihat emosi apa yang ditunjukkan pada konseli

ketika menceritakan masalahnya

1.

2.

(7)

SKILLS OF COUNSELING

Empathy Skill

Kemampuan konselor harus bisa menempatkan dirinya, dapat

memahami/mengerti konseli seperti konselor mengerti dirinya

sendiri dengan perspektif konseli dan memahami perasaan

konseli. Walapun konselor harus mempunyai rasa empati tetapi

jangan sampai terlarut di dalamnya. Contohnya: Ketika konseli

menceritakan mengenai dirinya yang tidak mau melanjutkan

kuliah dan skripsi, karena orangtuanya yang egois dan selalu

berantem. Konseli ingin membuat dirinya gagal agar orangtuanya

merasa puas.

04

Understanding Skill

Kemampuan konselor untuk dapat memahami konseli mengenai apa yang dipikirkan oleh konseli tentang permasalahan yang terjadi dan mengapa konseli bisa berpikir demikian, lalu mengulik mengenai kenapa konseli dapat bertindak dan bertingkah laku seperti itu. Contohnya: Konseli mengatakan bahwa dirinya memustukan tidak kuliah dan tidak menyelesaikan skripsi, hal ini terjadi karena dendam dengan orangtuanya yang sering bertengkar, sampai konseli melakukan tindakan merokok dan minum-minuman. Konselor harus mampu menahan diri dan dapat mengontrol dirinya agar tidak asal judge ketika konseli mengatakan "Kalau saya gagal, mungkin akan merasa puas ya". Dengan begitu, konselor juga harus menunggu waktu yang tepat untuk mengemukakan mengenai kebenaran yang harus diketahui oleh konseli agar tidak konseli dapat menangkapkan dengan baik. Karena hal ini membutuhkan situasi yang tenang dari pihak konselor dan konseli.

(8)

SKILLS OF COUNSELING

Listening Skill

Konselor tidak hanya menjadi pendengar yang baik untuk konseli tetapi juga harus memperhatikan emosi apa yang terlihat seperti marah, kesal, benci, dan lain-lain. Memperhatikan pola pikirnya dalam menyampaikan sesuatu seperti menuntut orang lain, menuntut situasi, dendam, dan lain-lain. Serta memperhatikan perilakunya. Contohnya adalah konselor mendengarkan keluhan klien serta alasan seperti kenapa klien merokok, kenapa konseli meminum minuman keras, konselor juga harus memahami kenapa konseli dendam kepada kedua orang tuanya, dan konselor harus paham betul mengenai emosi yang terlihat ketika konseli bercerita.

04

Acceptance Skill

Konselor menerima konseli dengan baik dan menerima

apa adanya baik dari segi fisik, kepribadiannya, dll.

Konselor tidak diperbolehkan untuk menghakimi konseli

berdasarkan cerita permasalahan yang disampaikan.

Misalnya, melihat konseli berhenti kuliah dan tidak

melanjutkan skripsi, merokok dan melakukan

minum-minuman. karena ingin gagal agar orangtuanya puas.

Namun, konselor juga tidak diperbolehkan membenarkan

tindakan dari emosi konseli dan harus bisa bersikap

netral.

(9)

SKILLS OF COUNSELING

04

Starting Skill

Konselor mampu memulai percakapan, peka untuk

bereaksi secara tepat, sehingga konseli bisa

menyampaikan emosi karena masalah yang dihadapinya

seperti rasa kesal kepada orang tuanya, konseli dapat

menyampaikan keluhan mengenai orang tuanya yang

klien rasa egois, dan lain-lain. Contohnya adalah

konselor mampu memulai percakapan seperti bertanya

tentang bagaimana kabar konseli, apa yang konseli

rasakan hari ini, sehingga konseli akan merasa nyaman

ketika bercerita mengenai permasalahan yang dihadapi

atau dirasakannya.

Building Rapport Skill

Konselor mampu menciptakan kondisi percakapan yang kondusif agar konseli akan merasa percaya, aman, dan dipahami, sehingga konseli mau terbuka pada konselor. Hal ini akan terlihat ketika konseli mau bercerita dengan rinci tentang apa yang dirasakan dan dipikirkan, serta ekspresi yang terlihat ketika konseli bercerita tentang orang tua. Contohnya adalah konselor tidak bereaksi secara berlebihan ketika konseli berkata bahwa konseli merasa dendam karna menurut pandangan konseli orang tuanya egois, konselor juga harus melihat ekspresi konseli agar konselor tau respon seperti apa yang harus diberikan agar konseli merasa nyaman ketika bercerita.

(10)

SKILLS OF COUNSELING

Observation Skill

Konselor mampu melakukan pengamatan yang objektif

terhadap klien, termasuk kepekaan mengamati pesan

non-verbal yang diperoleh dari klien. Contoh saat klien

bercerita tentang permasalahan tidak mau melanjutkan

skirpsinya dan berhenti kuliah(dengan nafas tidak

beraturan, bicara cepat dan seperti marah-marah). Nah

disitu konselor bisa sedikit menyimpulkan bahwa yang

dia ceritakan itu membuat dia mumet/pusing/bimbang.

04

Verbal Skill

Konselor mampu kemampuan berkomunikasi secara verbal

yang membangun, dialogis. Contoh konselor membangun

dialog agar klien juga ikut terbuka dengan permasalahan

yang dia punya.

(11)

SKILLS OF COUNSELING

04

Analytical Skill

konseler mampu menemukan inti masalah dan

menganalisis masalah yang ada diluar maupun yang

ada didalam diri konseli tersebut, apakah karena

konseli memang tidak mau kuliah karena dirinya

sendiri atau memang karena masalah orang tuanya.

sehingga konseler dapat membuat diagnosa yang

tepat dan dapat dipertanggung-jawabkan

Solving Skill

konseler

dapat

menciptakan

kondisi

yang

memungkinkan konseli menyadari dirinya, apa yang

sedang terjadi dalam hidupnya, dan menemukan

jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya. konseli

juga dapat mengenal dirinya sendiri dengan lebih

baik sehingga bisa dan mau menyelesaikan

masalahnya. Contohnya: konselor harus membantu

konseli agar tidak bersikap dendam.

(12)

SKILLS OF COUNSELING

04

Reflection Skill

Konselor harus bisa merefleksikan apa yang telah

konselor tangkap dari permasalahan klien. Serta

menentukan pembahasan feedback apa yang diberikan

ke klien agar klien lebih banyak terbuka atas keluh kesah

dan pikirannya. Contoh konselor menangkap bahwa klien

ini mengalami masalah tidak mau melanjutkan skirpsinya

dan berhenti kuliah. Lalu konselor menanggapi seperti “

lohh kenapa mas/mba mau berhenti kuliah sama tidak

lanjutin skripsi kenapa tuh mas/mba ? sayang loh

perjuangan kamu dari awal sampai saat ini”.

Reframing Skill

Konseler mampu membuat konseli berfikir

yang baru dan membuat konseli mremikirkan

masalahnya dari perspektif yang berbeda dan

mampu memperluas wawasan konseli

(13)

05

Referensi

Dokumen terkait