• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUHLIK INDONESIA RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... T AHUN. TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUHLIK INDONESIA RAN CAN GAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... T AHUN. TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

RAN CAN GAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR ..•..

T

AHUN •.•••

TENTANG

KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENG AN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa warga negara mcrupakan komponen strategis dari suatu negara yang memiliki hak-hak asasi yang perlu dilindungi dan 1 dUamin pelaksanaannya;

Mengingat:

b. bahwa bangsa dan negara Rcpublik Indonesia berdasarkan Pancasila

dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menjamin potensi dan martabat manusia sebagai kodrat hak asasi manusia sebagai martabat kepribadian luhur man us ta;

c. bahwa Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Repuhlik Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan sistem ketatanegaraan dan perkembangan masyarakat; d. bahwa bangsa dan negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Reublik Indonesia Tahun 1945 menuntut peningkatan pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia;

e. bahwa bcrdasarkan pcrtimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu membentuk undang-undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

Pasal 20, Pasal 21, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C ayat (2), Pasa.1 280 ayat (1 ), Pasal 280 ayat ( 4), Pasal 28 E ayat (1 ),

Pasal 28 H ayat (1 ), dan Pasal 28 I ayat (2) Undang-Undang Oasar iNegara Republik Indonesia Tahun 1945;

(2)

2

Dengan Persetujuan Bersama

DEW

AN

PER

W AKILAN

RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG KEWARGANEGARAAN

REPUBLIK INDONESIA.

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Kewarganegaraan adalah segala jcnis hubungan dalam suatu negara antara warga negara dengan negara.

2. Warga Negara adalah anggota dari suatu organisasi kekuasaan yang disebut negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan pcrundang-undangan.

3. Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui permohonan.

4. Presiden adalah Presiden Republik Indonesia.

5. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

6. Pcjabat adalah orang yang menduduki jabatan tertentu yang ditunjuk oleh Menteri untuk menangani masalah Kewarganegaraan Republik Indonesia.

7. Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia sclanjutnta disebut KBRI, Konsulat Jenderal Republik Indonesia selanjutnya disebut KJRI, Konsulat Republik Indonesia sclanjutnya discbut KRI, dan Kuasa Usaha Tetap Republik Indonesia selanjutnya disebut KUTAP-Rl.

(3)

BAB II

, WARGA NEGARA INDONESIA

Pnsnl 2

Warga Negara Indonesia adalah:

a. sctiap orang yang bcrdasarkan pcraturan pcrundang-undangan dan/atau berdasarkan pc1janjian yang dibuat olch Pcmcrintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah mcnjadi Warga Negara Indonesia;

b. anak yang lahir dari pernikahan scorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia;

c. anak yang lahir dari pcrnikahan scorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing, kecuali mcngakibatkan anak bcrkcwarganegaraan ganda;

d. anak yang lahir dari perkawinan seorang ayah Warga Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia yang keduanya menyatakan tetap memilih kewarganegaraan Indonesia bagi anaknya melalui petjanjian nikah dengan tidak menyebabkan berkewarganegaraan ganda;

c. anak yang lahir di luar nikah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia kecuali mcnyebabkan berkewarganegaraan ganda~

f anak yang lahir di luar nikah yang diakui oleh ayahnya seorang warga negara Indonesia,

dan pengakuan tersebut dilakukan sebclum anak tcrsebut berumur 16 (enam belas) tahun

atau belum nikah kecuali menyebabkan bcrkewarganegaraan ganda;

g. anak yang lahir di wilayah Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak mendapat Kewarganegaraan ayah atau ibunya;

h. anak yang barn lahir yang diketcrnukan di wilayah Republik Indonesia selama kedua

orang tuanya tidak diketahui;

1. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila orang tuanya tidak

mempunyai atau tidak diketahui kcberadaan atau Kewarganegaraannya.

Pasal 3

( 1) Anak dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia apabila berdasarkan ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan

Kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan, tetapi orang tuanya menyatakan tetap

memilih Kewarganegaraan Indonesia bagi anaknya.

(2) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara tertulis dengan melampirkan dokumen atas nama anak tersebut disampaikan kepada Pejabat Perwakilan Rcpublik Indonesia setempat, sclambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan scjak tanggal kelahiran anak terscbut.

(3) Ketentuan mengenai tata cara pcnyerahan surat pernyataan dan dokumen diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 4

(1) Setelah usia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah nikah anak berhak menyatakan kewarganegaraannya sendiri terhadap pernyataan penerimaan atau penolakan kewarganegaraan oleh orang tuanya scbagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, huruf d dan Pasal 3 ayat (1

j.

(4)

4

(2) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dibuat secara tertulis dengan melampirkan dokumen untuk diserahkan kepada Pejabat.

Pasal 5

Sctiap orang yang bukan Warga Negara Indonesia diperlakukan sebagai orang asing.

Pasal 6

Kcwarganegaraan Republik Indonesia hanya dapat <liperoleh berdasarkan persyaratan yang ditcntukan dalam Undang-Undang ini.

BABIII

MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 7

Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat diperoleh melalui pewarganegaraan.

Pasal 8

Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon apabila telah memenuhi persyaratan:

a. sudah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah nikah;

b. pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling sedikit 15 (lima belas) tahun berturut-turut atau selama 20 (dua puluh)

tahun tidak berturut-turut; c. sehat jasmani dan rohani;

<l. cakap berbahasa Indonesia dan mempunyai pengetahuan tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sejarah Indonesia;

e. tidak pernah melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman pidana paling singkat 1 (satu) tahun;

f. apabila memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

g. mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap; clan h. mcmbayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Pasal 9

( 1) Pcrmohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bcrmaterai kepada Presiden melalui Menteri.

(2) Bcrkas permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pejabat.

(5)

Pasal 10

Mcnteri meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 disertai dengan pcrtimbangan kepada Presiden dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak pcrmohonan diterima.

Pasal 11

(I) Pcrmohonan pewarganegaraan dikcnakan biaya.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Menteri.

Pasal 12

( 1) Presiden mengabulkan a tau mcnolak pcrmohonan pewarganegaraan.

(2) Pengabulan atau penolakan permohonan pewarganegaraan ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

(3) Peraturan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak permohonan ditcrima.

( 4) Pennohonan yang ditolak diberitahukan segera kcpada yang bersangkutan melalui Menteri

dengan alas an. yang sah.

Pasal 13

(I) Pcraturan Presiden mcngcnai pengabulan tcrhadap permohonan pewarganegaraan berlaku cfoktif setelah pemohon 1i1engucapkan sumpah atau menyatakan janj i setia.

(2) Apabila sumpah atau janji sctia tidak diucapkan paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkannya Peraturan Presiden, keputusan tersebut batal bagi yang bcrsangkutan, terkecuali dengan alasan yang sah yang disampaikan sebelum masa 3 (tiga) bulan kepada Pengadilan Ncgcri

(3) Pcraturan Presiden ber1aku efcktif bagi seorang ayah atau ibu yang dikabulkan pcrmohonannya kemudian meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau janji, anak yang ditinggalkannya memperolch Kewarganegaraan Republik Indonesia, kecuali sctelah berusia 21 ( dua puluh satu) tahun yang bersangkutan menolak

Pasal 14

(1) Pengucapan sumpah atau janji sctia sebagaimana dimaksud dalam Pasal

13

ayat (1) dilakukan oleh Pejabat.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) membuat berita acara pelaksanaan pengucapan sumpah atau janji setia.

(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan berita acara sumpah atau janji kepada menteri selambat-lam.batnya 3 (tiga) bulan sejak pengucapan sumpah atau j anj i setia.

(6)

6

Pasal 15

Sumpah atau janji setia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) adalah sebagai. berikut:

"Saya dengan ini menyatakan mclepaskan seluruh kcsetiaan saya kepada kekuasaan asing; Saya bersumpah/berjanji bahwa saya mengakui, tunduk, dan setia pada negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun

1945, Saya bersumpah/bcrjanji bahwa saya akan menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Rcpublik Indonesia Tahun 1945 serta hukum Republik

I ndoncsia dan akan membelanya dcngan sungguh-sungguh; Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memikul semua kewajiban yang dibebankan negara kepada saya dengan tulus dan ikhlas."

Pasal 16

(1) Setelah mengucapkan sumpah atau janji setia pemohon wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat keimigrasian asing atas namanya kepada Kantor Imigrasi terdekat.

(2) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya 14 hari kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.

Pasal 17

Petikan Surat Peraturan Presiden ten tang pewarganegaraan dalam pasal 13 ayat ( 1) dan berita acara pengucapan sumpah/janji setia dari Pejabat dalam Pasal 14 ayat (2) menjadi dasar pembuktian yang sah Kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang memperoleh pewarganegaraan

Pasal 18

Ketcntuan mengenai tata cara pcngajuan pcrmohonan untuk memperoleh status Kcwarganegaraan Repuiblik Indonesia diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 19

(1) Dalam hal terjadi perceraian antara seorang ibu Warga Negara Republik Indonesia dan ayah Warga Negara Asing, dan hakim menyatakan bahwa anak yang lahir dari pernikahan kedua orang tersebut diserahkan kepada asuhan ibunya, maka ibu anak tersebut mengajukan permohonan kepada Presiden melalui Menteri untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(2) Dalam hal putusnya pernikahan karena kematian suami dari seorang isteri Warga Negara Republik Indonesia, ibu dari anak yang mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya dapat mengajukan permohonan kcpada Presiden melalui Mentcri untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(7)

(3) Pemohon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diajukan oleh ibunya dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun scjak tanggal putusnya pernikahan.

( 4) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat dikabulkan jika perolehan Kcwarganegaraan Rcpublik Indonesia tidak mengakibatkan berkewarganegaraan ganda. (5) Dalam hal tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak digunakan, maka

anak yang bersangkutan dapat mcngajukan untuk mempcrolch Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam waktu 1 (satu) tahun sctelah berusia 21 (dua puluh satu) tahun.

Pasal 20

Anak warga negara asing yang bclum bcrumur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum menikah, yang diangkat secara sah mcnurut kcputusan pengadilan sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia, memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia apabila tidak mcngakibatkan berkewarganegaraan ganda. ·

Pasal 21

(1) Orang asing yang telah bcrjasa kepada Negara Rcpublik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberikan Kcwarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IV

KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 23

Warga negara Indonesia kehilangan kcwarganegaraannya apabila yang bersangkutan:

a. memperoleh kewarganegaraan lain karena kemauannya sendiri, dengan pengertian bahwa apabila orang yang bersangkutan pada waktu memperoleh Kewarganegaraan lain itu bcrada dalam Wilayah Republik Indonesia, Kewarganegaraan Republik Indonesia baru dianggap hilang apabila Presiden atas kehcndak sendiri atau atas permohonan orang yang dianggap hilang apabila Prcsiden atas kchcndak scndiri ntau atas pemohonan orang yang bcrsangkutan menyatakan hilang;

b. tidak menolak atau tidak melepaskan kcwarganegaraan lain, sedangkan orang yang bcrsangkutan mendapat kesempatan untuk itu;

(8)

8

c. diakui oleh arang asing sebagai anaknya, jika anak yang bersangkutan belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan 'belum menikah dan dengan kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa Kewarganegaraan;

d. anak yang diangkat dengan sah olch seorang asing sebagai anaknya, jika anak yang bersangkutan belum berusia 5 (lima) tahun dan dengan kehilangan Kewarganegaraan Rcpublik Indonesia tidak menja<li tanpa kewarganegaraan;

c. Dinyatakan hilang oleh Presiden ata$ permohonan orang yang bersangkutan, jika ia telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun, bertcmpat tinggal di luar negeri dan dengan

dinyatakan hilang Kewargancgaraan Republik Indonesianyan tidak menjadi tanpa Kewarganegaraan;

f. masuk dalam dinas tentara asing tanpa ij in terlebih dahulu kepada Presiden.

g. tanpa ijin terlebih dahulu dari Prcsiden masuk dalam dinas Negara asing dinas suatu jabatan dinas negara yang dipangkunya menurut peraturan Republik Indonesia hanya dapat dipangkunya menurut Peraturan Republik Indonesia hanya dapat dipangku oleh Warga Negara atau jabatan dalam dinas organisasi antarnegara tersebut memerlukan sumpah atau janji jabatan;

h. mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing;

I. dengan tidak diwajibkan, turut serta dalam pcmilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan

untuk suatu negara asing;

J. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atas namanya yang masih berlaku;

k. lain dari untuk dinas Negara, sclama 5 (lima) tahun berturut-turut bertempat tinggal diluar ncgeri dengan tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi Warga Negara sebelum waktu itum lampau dan seterusnya tiap-tiap 2 ( dua) tahun; keinginan itu hams dinyatakan kcpada Perwakilan Republik Indonesia dari tempat tinggalnya.

Bagi Warga Negara Republik Indonesia yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun tcrkecuali apabila ia sudah pernah menikah, masa 5 (lima) dan 2 ( dua) tahun tersebut diatas mulai berlaku pada hari tanggal ia mencapai usia 18 ( delapan belas) tahun.

Pasal 24

Apabila seorang Warga Negara Republik Indonesia tinggal di negara lain yang mengharuskan mengikuti dinas kemiliteran, harus mendapat pcrsetujuan tertulis terlebih dahulu dari Presidcn.

Pasal 25

(I) Kehilangan Kewarganegaraan Rcpublik Indonesia bagi seorang ayah, berlaku juga terhadap anak-anaknya yang mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya dengan ketentuan anak tersebut belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun dan belum nikah, kecuali jika dengan kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia menjadi tanpa kewarganegaraan.

(2) Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ibu, berlaku juga terhadap anak-anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya dengan ketentuan anak tersebut belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun dan belum nikah, kecuali jika dengan kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia menjadi tanpa kewarfanegaraan.

(9)

(3) Kehilangan Kewarganegaraan Rcpublik Indonesia karena memperoleh kewarganegaraan

lain

bagi seorang

ibu

yang putus pernikannya, berlaku juga terhadap anak-anaknya dengan ketentuan anak terse but hclum berumur 21 ( dua puluh satu) tahun dan belum nikah, apabila anak-anak tcrscbut bcrada dan bcrtcmpat tinggal di luar negeri.

( 4) Dalam hal putusnya pcrnikahan karena perccraian, ketentuan bagi anak mengenai kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) hanya berlaku apabila berdasarkan penetapan pengadilan anak-anak tersebut pcngasuhannya diserahkan kcpada ibunya.

Pasal 26

(I) Perempuan Warga Negara Republik Indonesia yang nikah dengan pria Warga Negara Asing, kchilangan Kewarganegaraan Rcpublik Indonesia, apabila menurut hukum negara asal suami, Kewarganegaraan isteri mengikuti Kewarganegaraan suami, sebagai akibat pernikahan tersebut. ·

(2) Dalam hal wanita Warga Negara Rcpublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) ingin tetap menjadi Warga Negara Republik Indonesia, dapat mengajukan surat pernyataan mengenai keinginannya untuk tctap menjadi Warga Negara Indonesia kepada Presiden melalui Menteri atau Pejabat atau Perwakilan Rcpublik Indonesia yang wilayahnya meliputi tcmpat tinggal perempuan tersebut.

(3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat diajukan oleh perempuan tersebut dalam tenggang waktu 2 ( dua) tahun sejak tanggal pernikahan berlangsung.

Pasal 27

Kchilangan Kewarganegaraan bagi stw.mi atau istri yang terikat pernikahan yang sah tidak mcnyebabkan hilangnya status Kewarganegaraan dari pasangannya itu.

Pasal 28

Setiap orang yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan keterangan yang kemudian hari ternyata palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau menjadi kekeliruan mcngcnai orangnya, yang tclah dibuktikan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mcmperoleh kekuatan hukum tetap, dh1yatakan batal pewarganegaraannya.

Pasal 29

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara kehilangan dan pembatalan Kewarganegaraan dalam Bab ini diatur lebih Ian.jut dengan Peraturan Pemerintah.

(10)

10

BABV

MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 30

, ..

( 1) Scseorang yang kehilangan Kcwarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh kcmbali Kewargancgaraan tcrsebut.

(2) Ketentuan mengenai tatacara mcmpcrolch kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia scbagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui prosedur pewarganegaraan scbagaimana dimaksud dalam pasal 8 sampai dengan pasal 18.

Pasal 31

..

(1) Warga Negara Republik Indonesia yang kehilangan Kewarganegaraannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 huruf c dan d dan pasal 26, dapat memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia, dengan mengajukan permohonan tertulis untuk memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Presiden melalui Menteri.

(3) Dalam hal pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) bertempat tinggal diluar wilayah negara Republik Indonesia permohonan tersebut disampaikan melalui pcrwakilan Republik Indonesia yang wilayah kc1:janya meliputi tempat tinggal pemohon.

(4) Pcrmohonan untuk memperolch kembali Kcwarganegaraan Republik Indonesia bagi orang-orang sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 huruf j dapat diajukan kepada Perwakilan Republik Indonesia.

(5) Permohonan untuk memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (3), diajukan paling lama

1

(satu) tahun sctelah putusnya pernikahan.

(6) Kepala Perwakilan Republik Indonesia scbagaimana dimaksud pada ayat (3) meneruskan permohonan tersebut kepada Mcnteri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima permohonan.

Pasal 32

Persetujuan atau penolakan permohonan memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia diberikan paling lambat 6 ( enam) bu Ian olch Presiden melalui Menteri atau Pejabat tcrhitung sejak tanggal diterimanya pcrmohonan

Pasal 33

Kctentuan mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Rcpublik Indonesia bagi Warganegara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(11)

BAB VI

'KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal34

( 1) Orang-orang yang mcmpcrolch Kcwargancgaraan Rcpublik Indonesia sebagaimana diatur dalam Bab III tentang Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Rcpublik Indonesia .

(2) Orang yang kehilangan Kewargancgaraan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Bab

IV

tentang kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

(3) Pihak yang menerima permyataan memperolch a tau kehilangan Kewarganegaraan Rcpublik Indonesia wajib dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari telah mcngirimkan kepada instansi yang mcngumumkan dalam Berita Negara.

(4) Mcngumumkan dalam Bcrita Negara diiukukan paling lambat 3 (tiga) bulan sctclah sah berlakunya kehilangan atau memperoleh Kcwarganegaraan Republik Indonesia.

(5) Kctentuan mcngenai pengumuman dalam Bcrita Negara Republik Indonesia diatur lebih lartjut dengan Peraturan Pcmcrintah.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

Pemohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk tetap menjadi Warga Negara Republik

Indonesia

atau permohonan mempcrolch kembali Kcwarganegaraan Republik Indonesia yang tclah diajukan kepada Menteri sebelum Undang-Undang ini berlaku dan telah diproses tetapi belum selesai tetap diselesaikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 tahun 1958 tentang Kcwarganegaraan Republik Indonesia.

Pasal 36

Pcrmohonan pewarganegaraan, pcrnyataan untuk tetap menjadi Warga Negara Republik Indonesia atau permohonan memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia yang telah diajukan kepada Menteri sebelum Undang-Undang ini berlaku dan belum diproses, diselesaikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.

BAB VIII

KETENTUANPENUTUP

Pasal 37

Pada saat Undang-Undang ini mulai bcrlaku:

a. Undang-Undang Nof1;1or 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lcmbaran Negara Republik lndor~csia Tahun 1958 Nomor 113, Tambahan Lembaran

(12)

12

Negara Nomor 1647) sebagaimana telah diubah dcngan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kcwarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 20, Tambahan Lcmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3077) dinyatakan tidak berlaku;

b. Pcraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kcwarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan masih tetap ber1aku sepanjang tidak bcrtcntangan atau belum cliganti bcrdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 38

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memcrintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam lembaran Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal

MENTER! HUKUM DAN HAM RI

HAMID AW ALUDDIN

Disahkan di Jakarta pada tanggal

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

(13)

I. UMUM

PEN.JELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ... T AHUN •...•..

TENTANG

KEW ARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dari suatu negara. Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal batik antara warga negara dengan negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negara, sebaliknya negara berkewajiban memberikan perlindungan terhadap warga negaranya.

Masalah kewarganegara:m telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Pada awal proklamasi kemerdekaan, peraturan mengenai kewarganegaraan diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara. Selanjutnya, peraturan mengenai kewarganegaraan yang terakhir berlaku adalah Undang-Unclang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaran Republik Indonesia. Undang tcrscbut mcrupakan pclaksanaan dari Undang-Undang Dasar Sementara Tahun

I

950. Undang-Undang Nomor

62

Tahun

I 958

tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia. Ketidaksesuaian tersebut antara lain berkaitan dengan permasalahan yuridis, sosiologis, dan teknis peraturan perundang-undangan. Secara yuridis, landasan konstitusional yang menjadi dasar pembentukan undang-undang ini, yaitu Undang-Undang Dasar Sementara sudah tidak berlaku lagi. Undang-Undang Dasar yang berlaku saat ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Ketidaksesuaian Undang-Undang

,

Nomor 62 Tahun 1958 dcngnn ketcntuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat terlihat dari perbedaan sistem pemerintahan yang digunakan, yaitu sistem parlementcr menjadi presidensial, schingga Dewan Menteri yang disebutkan di dalam Undang-Undang Nomor 62 Tahun

1958

tidak dikenal lagi

(14)

2

dalam

sistem pemerintah?n

yan.g

baru bcrdasarkan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Permasalahan sosiologis dalam pelaksanaan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang perlu disesuaikan dengan perkembangan saat ini adalah masalah diskriminasi. Diskriminasi yang terjadi dalam pelaksanaannya meliputi diskriminasi etnis dan diskriminasi gender. Diskriminasi terscbut bertcntangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia.

Berdasarkan berbagai pcrtimbangan di atas, perlu dibentuk undang-undang kewarganegaraan yang baru. Landasan konstitusional ya1.1g menjadi dasar penyusunan undang-undang yang baru ini adalah Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Rcpublik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hal-hal mengenai warga ncgara dan penduduk diatur dcngan undang-undang.

Undang-undang Kewargancgaraan Republik Indonesia ini menganut pnns1p umum dan universal yang diakui keberadaannya oleh negara-negara di dunia. Prinsip terse but menyatakan bahwa (I) suatu negara bcrhak menetapkan siapa-siapa yang dapat memperoleh kewarganegaraan dan siapa-siapa yang dapat kehilangan kewarganegaraan; (2) bahwa suatu negara tidak dapat mcncampuri peraturan kewarganegaraan negara lain; <lan (3) untuk menganggap seseorang menjadi anggota suatu negara (kewarganegaraan) hams ada dasar ikatan tertcntu.

Selain ketiga prinsip dasar tersebut, beberapa prinsip lain yang dipergunakan scbagai acuan dalam pcnyusunan materi perundangan kcwarganegaraan Republik Indonesia:

a. ius Sanguinis (!,aw <~l the blood) adalah pcnentuan kewarganegaraan berdasarkan keturunan. !us sanguinis, menetapkan kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya, tanpa mengindahkan di mana ia dilahirkan.

b. ius soli (law of the soil), addah penentuan kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran seseorang. Dcngan kata lain, kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan daerah/negara tcmpat ia dilahirkan.

c. non-Diskriminatif. Bahwa kcwai·ganegaraan Indonesia tidak membedakan perlakuan antar warga negara, yang didasarkan perbedaan suku, ras, agama, golongan, dan gender.

d. penghormatan terhadap hak asasi manusia. Bahwa kewarganegaraan Indonesia akan menghormati hak asasi pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya yang tercantum dalam peraturan perundangan di Indonesia.

(15)

e. persamaan di muka hu~rnm dan pemerintahan. Setiap warga negara Indonesia akan mendapat perlakuan yang sama dihadapan hukum dan pcmerintahan dalam pelayanan bidang kewarganegaraan dan kependudukan.

f.

mencegah terjadinya apatride (tanpa kewarganegaraan) dan bipatride

(kcwargancgaraan ganda). Pcrnturan kcwargancgaraan Indonesia tidak menganut paham bipatride atau apatride.

Hal- hal pokok yang diatur dalam Undang-undang Warga Negara dan Penduduk Negara ini meliputi:

(1) Warga negara Republik Indonesia; (2) Memperoleh kewargancgaraan; (3) Kehilangan kewargancgaraan;

( 4) Memperoleh kcmbali kcwargancgaraan;

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Huruf a

Ketentuan dalam huruf a ini dimaksudkan sebagai ketentuan yang memberikan kepastian hukum kcpada mereka yang sebelum berlakunya Undang-undang ini telah berstatus sebagai warga negara Indonesia, baik berdasarkan Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958, maupun peraturan-peraturan lainnya, ataupun sebagai akibat adanya pcrejanjian antar negara atau pemerintah Indonesia dengan negara atau pemcrintah negara lain.

Hurufb

Cukup jelas Huruf c

Yang dimaksud pcrnikahan dalam

hurnf c

ini adalah pernikahan campur antar warga negara sebagaimana diatur <lalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang Pcrnikahan. Huruf d

Yang dimaksud diluar pernikahan adalah anak yang lahir tidak berdasarkan ketentuan sahnya pernikahan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Huruf

e

Cukup jelas

Huruff '

Pengakuan disampaikan secara tertulis ditetapkan berdasarkan putusan pengadilan dengan memperhatikan alat bukti yang sah.

Huruf g

(16)

Pasal 3

Pasal 4

Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas Ayat (1) 4

Anak warga negara Rcpublik Indonesia yang lahir di negara asas Ius Soli akan mendapatkan status kcwarganegaraan ganda. Untuk kepastian bahwa ia mempertahankan kwarganegaraan Republik Indonesia maka orang tua anak tersebut harus menyatakan untuk tetap berstatus Kewarganegaraan Republik Indonesia. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Cukup jelas Pasal 5 Cukupjelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Huruf a Cukupjelas

Huruf b

Cukupjelas

Huruf

c

Yang dimaksud dengan schat jasmani dan rohani tidak termasuk orang-orang cacat.

Huruf d

Cukup jelas Huruf e Cukup jelas 1

I-Iuruf f

Cukup jelas

Huruf

g Cukupjelas ' ~ t

(17)

Huruf h

Cukup jelas · Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukupjelas Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)

Ketentuan

1ini

dimaksud agar orang yang tercantum namanya dalam Peraturan Presiden tersebut segera mengambil langkah-langkah penagmbilan sumpah untuk menjadi Warga Negara Rcpublik Indonesia.

Ayat (3) Cukup jelas Pasal 14 Cukupjelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16 Ayat (1)

Dokumen atau surat-surat keimigrasian yang wajib diserahkan kepada

Kantor Imigrasi oleh pemohon termasuk atas nama isteri dan anak-anaknya

yang ikut memperolch status kewarganegaraan suami, ayah, atau ibunya. Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

(18)

6 Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Ayat (1) Ayat (2)

Anak yang belum bcrumur 21 (dua puluh ) tahun, berdasarkan penetepan Pengadilan diserahkan dalam asuahn ibunya yang Warga Negara Republik Indonesia karena pcrccraian orang tuanya, kewarganegaraannya ditentukan olch ibunya, apakah tctap Warga Negara Asing mengikuti kewarganegaraan ayahnya ataukah Kewarganegaraan Republik Indonesia mengikuti ibunya. Bak ibu mcncntukan kcwargancgaraan anaknya dimaksudkan sebagai implementasi

dari

Undang-Undang Nomor

7

Tahun

1984

tentang Pcngcsahan Konvcnsi Mcngcnai Pcnghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Conveniion on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women)

Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

Penetapan usia

21

(clua puluh satu) tahun bagi seorang anak untuk dapat mengajukan permohonan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia karena batas usia

21 (dua

puluh satu) tahun merupakan batas usia dewasa dan anak tersebut telah dapat menentukan keinginannya sendiri.

Pasal 20 Cukupjelas

Pasal 21

Cukupjelas Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Huruf

a

Cukupjelas Huruf b

Untuk mencegah kewarganegaraan ganda Huruf c

Anak hanya kehilangan kewargancgaraan Indonesia apabila ia mempunyai kewarganegaraan lain.

(19)

Huruf d

Cukup jelas · Huruf e

U ntuk membcri kcscmpatan bagi orang yang bcrkelebihan kewarganegaraan melepaskan kewargancgaraan Rcpublik Indonesia.

Huruf f

Cukup jelas Huruf g

Tidak semua jabatan mengakibatkan kehilangan kewarganegaraan melainkan hanya yang diuraikan dalam ketentuan ini.

Huruf

h

Orang yang melakukan salah satu perbuatan itu atau memang warga negara dari negara asing itu akan mcnjadi warga

ncgara

dari ncgara itu.

Karena

kewarganegaraan ganda yang diterima dengan menjalankan asas ius soli berdasarkan anggapan bahwa ora~1g yang bersangkutan mempunyai

kewargancgaraan lain tidnk tcrkcna kcmaunannya scndiri, maka apabila ternyata orang itu mclakukan pcrbualan-pcrbuatan yang menunjukan hasratnya bertindak sebagai warga negara asing itu, maka anggapan itu tidak berarli lagi.

Huruf i

Lihat penjelasan huruf h Huruf j

Lihat penjelasan huruf h Huruf k

Cukupjelas Huruf I

Yang dimaksud dcngan "berpcrang" adalah sebagai kombatan atau yang mengangkat senjata. Pasal 24 Cukupjelas Pasal 25 Cukupjelas Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas

(20)

Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukupjelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) 8

Yang dimaksud dengan Hputusnya pernikahan" adalah putus karena perceraian atau karena suami mcninggal dunia.

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 32

Untuk menjamin kepastian hukum, penolakan permohonan kewarganegaraan harus dilakukan dengan alasan yang jelas, misalnya pemohon telah melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan Indonesia baik secara lisan maupun tulisan

Pasal 33 Cukupjelas Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukupjelas Pasal 36 Cukupjelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Tempat wisata ini belum dikelola penuh untuk tempat wisata, hanya ada sebuah temapt kamar mandi yang hanya buat berganti baju.. Belum adanya tempat parkir dan pengunjung

Puji dan Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadapan Allah Swt. atas karunia dan lindungan-Nya sehingga Jurnal Teknik Vol. 2 BulanDesember 2016 dapat

Salah satu kegiatan yang mempengaruhi dan terpengaruh oleh pengelolaan SDA yang tidak tepat tersebut adalah sektor pertanian, baik dalam kegiatan budidaya (on

berupaya melindungi kepentingan stakeholder dan meningkatkan kepatuhan (complience) terhadap peraturan perundang - undangan.. yang berlaku serta nilai etika {ethics value)

Tradisi upacara manganan mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional itu sudah menjadi salah satu bagian yang sudah menyatu dengan masyarakat yang

Jadi sistem pakar Æ kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna

Di dalam bab ini terdapat uraian tentang latar belakang penelitian yakni sesuatu yang melatar belakangi penulis untuk melakukan ingin melakukan penelitian mengenai

Interaksi an- tara konsentrasi asap cair batang tembakau de- ngan lama perendaman tidak berpengaruh pada kekerasan, warna, aroma, dan total bakteri daging ikan gurami