• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Individu Perilaku Organisasi. Gideon Alexander

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Individu Perilaku Organisasi. Gideon Alexander"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Individu Perilaku Organisasi

Gideon Alexander – 1212025

DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI

INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 2 1.1 Latar Belakang ... 2 1.2 Tujuan ... 2 1.3 Rumusan Masalah ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

2.1 Perilaku Organisasi ... 3

2.2 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 4

BAB III PEMBAHASAN ... 5

3.1 Knowledge Management ... 5

3.2 T.I.M.E.S ... 5

3.3 Etika Bisnis ... 6

3.4 Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ... 7

3.5 Transparansi dan Keterbukaan Informasi ... 7

3.6 Kepatuhan ... 7

3.7 Perlakuan Yang Adil Kepada Pemegang Saham ... 8

3.7.1 Hak Suara dan Kepemilikan Saham ... 8

3.7.2 Pelarangan Penyalahgunaan Transaksi Untuk Kepentingan Pribadi ... 8

3.7.3 Transaksi yang Dilakukan oleh Direksi dan Manajemen Kunci ... 9

3.8 Kode Etik ... 9

3.9 Basic Belief ... 10

3.10 Core Value... 10

3.11 Leadership ... 11

3.11.1 Leadership Philosophy to be The Best ... 11

3.11.2 Leadership Principles to be The Star ... 11

3.11.3 Leadership Practices to be The Winner ... 11

3.12 Key Behavior ... 11

3.13 Talent Development ... 12

BAB IV KESIMPULAN ... 13

4.1 Kesimpulan ... 13

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Knowledge atau pengetahuan merupakan aset yang tak ternilai yang dimiliki oleh setiap individu. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu pun berbeda-beda tergantung dari banyaknya informasi yang dimiliki individu tersebut. Pencapaian strategi bisnis suatu perusahan bisa berhasil jika terjadi pertukaran pengetahuan yang dilakukan dalam organisasi sehingga dengan bertambahnya pengetahuan diantara karyawan dalam suatu perusahaan kinerja karyawan dalam melakukan pekerjaannya berjalan dengan baik. Pertukaran pengetahuan ini akan berjalan dengan baik jika dikelola melalui knowledge management.

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi (InfoComm) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. PT telkom merupakan BUMN yang berhasil menerapkan knowledge management di dalam organisasinya. Hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang diperoleh PT Telkom atas keberhasilannya dalam mengelola knowledge management. PT telkom menerapkan knwoledge management dimulai tahun 2003 sehingga PT Telkom mampu melakukan inovasi-inovasi baru.

1.2 Tujuan

Tujuan utama dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas perilaku organisasi yang ada pada suatu organisasi/perusahaan. Dalam kasus ini, saya mengambil contoh kasus dari perusahaan penyedia jasa internet PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perilaku organisasi di PT. Telkom?

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.

Dari pengertian tersebut diatas pengertian manajemen ialah pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen harus memusatkan pada hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang juga disebut penelahaan “human relation”, “leadership” atau “behavioral sciences approach”. Pada perilaku keorganisasian dikembangkan teori-teori baru, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam peristiwa-peristiwa antara perorangan dan dalam hubungan perorangan sampai pada hubungan kebudayaan. Dengan kata lain hubungan ini menekankan pada aspek kemanusiaan didalam manajemen, dengan prinsip apabila orang-orang bekerjasama untuk mencapai tujuan tujuan tertentu, maka sudah seharusnya apabila orang sudah mengerti orang lain yang menjadi teman/kelompok kerjanya.

Perilaku organisasi berfokus dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini erat kaitannya dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan proses, konflik, desain pekerjaan, dan stres.

Menurut teori kebutuhan McClelland, dinyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi.

(5)

2.2 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (Telkom) adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Saat ini sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (53,6%), dan 46,4% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom mempunyai 13 anak perusahaan. Telkom telah melayani lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta dan pelanggan tetap 25,8 juta. Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan komunikasi lainnya termasuk interkoneksi jaringan telepon, multimedia, data dan layanan terkait komunikasi internet, sewa transponder satelit, sirkit langganan, televisi berbayar dan layanan VoIP.

Perusahaan yang memiliki visi menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional ini telah mendominasi lebih dari 60 persen pangsa pasar broadband Indonesia. Artinya Telkom sudah memiliki lebih dari 19 juta pelanggan broadband. Telkom memiliki kapasitas gateway internet lebih dari 106,4 Gbps. Perusahaan ini selalu berusaha memastikan kecukupan gateway internet guna memenuhi kebutuhan konsumen baik dari fixed broadband maupun mobile broadband.

Telkom berfokus pada layanan TIMES dan berkomitmen mempelopori masyarakat digital di Indonesia. Telkom mempunyai grand strategy menuju sustainable competitive growth dengan sasaran pertumbuhan organik meliputi layanan konsumer, layanan enterprise, dan layanan wholesale dan internasional, yang didukung oleh 10 juta sambungan POTS dan 5 juta sambungan Speedy. Serta pertumbuhan inorganik yang diraih dengan pengembangan bisnis baru, pengelolaan portofolio strategis, serta membangun sinergi antara perusahaan dan entitas anak perusahaan.

(6)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Knowledge Management

Telkom menjadikan knowledge management sebagai salah satu strategi untuk menciptakan nilai, meningkatkan efektivitas dan produktivitas organisasi, serta keunggulan kompetitif organisasi. Diharapkan dari strategi tersebut dapat menjaga keberlangsungan organisasi dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kinerja dan prestasi tinggi yang ditampilkan Telkom adalah untuk mendapatkan positioningyang kuat di benak stakeholder.

Salah satu aplikasi knowledge management yang diterapkan oleh PT Telkom sendiri yaitu melalui Sharing Knowledge and Vision yang diselenggarakan atas inisiatif Human Resource Center (HRC) dan Direktorat NWS TELKOM bersama-sama dengan Learning Center dan R&D Center, dimana mengundang seluruh senior leader TELKOM yang memiliki konstelasi strategis dan pekerjaan dalam implementasi IMS.

IMS adalah sebuah sebuah platform dimana semua layanan dapat dikonvergensikan pada 3 layer yang digunakan, yaitu application/service layer, IMS layer, dan transport layer. Dalam hal ini, IMS juga tidak melupakan bahwa sistem harus mengakomodasi legacy system, sehingga ada fungsi interworking dengan sistem sebelumnya.

3.2 T.I.M.E.S

PT. Telkom mempunyai visi yaitu sebagai leader dalam T.I.M.E.S, yaitu: TELECOMMUNICATION

Telekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone Service (”POTS”), telepon nirkabel tidak bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel. Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) serta korporasi.

(7)

INFORMATION

Layanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Business (“NEB”). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang mencakup Value Added Services (“VAS”) dan Managed Application/IT Outsourcing (“ITO”), e-Payment dan IT enabler Services (“ITeS”).

MEDIA

Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (“FTA”) dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.

EDUTAINMENT

Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom menawarkan beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (“RBT”), SMS Content, portal dan lain-lain.

SERVICES

Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional.

3.3 Etika Bisnis

Pemahaman dan upaya mengingatkan kembali kepada karyawan tentang Tata Nilai dan Etika Bisnis dilakukan melalui pengiriman materi sosialisasi dan sekaligus assessment yang dilaksanakan setiap tahun.

Materi tersebut berkaitan dengan pemahaman: GCG, etika bisnis, pakta integritas, fraud, manajemen risiko, pengendalian internal (“SOA”), whistleblowing, pelarangan gratifikasi, tata kelola TI, menjaga keamanan informasi dan hal-hal lainnya yang terintegrasi terkait dengan praktik tata kelola Perusahaan. Upaya dimaksud dilakukan melalui program Survei Etika Bisnis dengan populasi seluruhkaryawan.

Survei dilakukan secara online, melalui media portal/intranet Perusahaan yang diakhiri dengan pernyataan kesediaan karyawan untuk menjalankan etika bisnis di Perusahaan.

(8)

Pemahaman dan penerapan etika bisnis berikut hasil survei setiap tahun diaudit secara internal maupun eksternal melalui proses audit SOA 404 terkait dengan penerapan control environment sesuai kerangka kerja pengendalian internal COSO pada audit pengendalian internal tingkat entitas.

3.4 Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System)

Sebagai bagian dari entity level control, sejak tahun 2006 Telkom telah menerapkan whistleblower program yang dirancang untuk menerima, menelaah dan menindak lanjuti pengaduan dari karyawan Telkom Group dan dari pihak ketiga dengan tetap menjaga kerahasiaan pelapor. Penerapan whistleblowerprogram yang dikelola oleh Komite Audit ditetapkan dengan Keputusan Dewan Komisaris dan diratifikasi dengan Keputusan Direksi.

Telkom juga telah membangun suatu mekanisme kerja antara Komite Audit dengan Internal Audit dan Komite Investigasi termasuk protokol dengan Telkomsel untuk menindak lanjuti pengaduan yang diterima. Selain itu,whistleblower program juga telah disosialisasikan dan telah dipahami oleh karyawan.

3.5 Transparansi dan Keterbukaan Informasi

Sesuai prinsip transparansi dan keadilan tata kelola Perusahaan yang baik, Telkom mengelola komunikasi dan pengungkapan Perusahaan sesuai Kebijakan Direksi No.13 tahun 2009 yang dirancang berdasarkan ketentuan SOA section 302. Kebijakan ini berisi prosedur pengendalian keterbukaan Perusahaan (disclosure control procedure) yang bertujuan agar Perusahaan mampu memberikan keyakinan bahwa seluruh informasi yang diungkapkan kepada para pemegang saham, pemangku kepentingan dan otoritas pasar modal telah dikumpulkan, diperiksa, dicatat, diproses, diikhtisarkan, dan disampaikan secara akurat, tepat waktu, memenuhi prinsip perlakuan seimbang dan adil, prinsip kehati-hatian dan prinsip keterbukaan penuh sesuai dengan peraturan pasar modal.

3.6 Kepatuhan

Komitmen Telkom untuk menyelenggarakan bisnis sesuai standar tertinggi tata kelola perusahaan yang baik dan kepatuhan dikelola oleh unit Legal & Compliance dibawah

(9)

Direktur Compliance & Risk Management. Melalui unit tersebut, Perusahaan berupaya untuk mengendalikan dan memastikan kebijakan, keputusan Perusahaan dan seluruh aktivitas bisnis sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan baik yang berlaku di internal Perusahaan maupun undang-undang/regulasi eksternal yang harus dipatuhi Perusahaan termasuk pemenuhan aspek legal atas hubungan Perusahaan dengan pihak lain.

Secara proaktif, Telkom menjalankan praktik usahanya dengan mematuhi hukum sampai pada tingkat unit bisnis atau tingkat transaksional yang terus dipelihara sampai dengan saat ini.

3.7 Perlakuan Yang Adil Kepada Pemegang Saham

3.7.1 Hak Suara dan Kepemilikan Saham

Hak suara. Setiap pemegang saham mempunyai hak satu suara pada RUPS; Mekanisme penggunaan hak suara oleh para pemegang saham saat penyelenggaraan RUPST maupun RUPSLB telah diatur sedemikian rupa sehingga pemegang saham dapat menggunakan hak suaranya secara langsung maupun melalui kuasa hukumnya Pemegang saham yang tidak dapat hadir, dapat diwakili oleh kuasanya dengan membawa surat kuasa yang sah dengan melampirkan fotocopy bukti identitas diri pemberi kuasa dengan ketentuan para anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan Karyawan Perseroan boleh bertindak sebagai kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara.

3.7.2 Pelarangan Penyalahgunaan Transaksi Untuk Kepentingan Pribadi

Setiap anggota Direktur dan Komisaris memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam-LK berkenaan dengan kepemilikan saham serta perubahan kepemilikan saham di Perusahaan dan kewajiban ini juga berlaku untuk para pemegang saham yang memiliki kepemilikan 5% atau lebih atas modal yang disetor dari Perusahaan. Telkom yakin bahwa Anggaran Dasar Perusahaan Kami tidak berbeda signifikan dari yang umum berlaku di Indonesia untuk perusahaan publik yang tercatat di BEI. Telkom juga yakin bahwa ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar yang terkait dengan perubahan modal Telkom tidak lebih ketat dari yang disyaratkan oleh hukum Indonesia.

(10)

3.7.3 Transaksi yang Dilakukan oleh Direksi dan Manajemen Kunci

Perusahaan dan entitas anak mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan sesuai dengan PSAK 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Pihak-pihak yang dipertimbangkan sebagai pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya.

Personil manajemen kunci adalah orang-orang yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas entitas, secara langsung atau tidak langsung, termasuk direktur (baik eksekutif maupun bukan eksekutif) dari Perusahaan dan entitas anak. Status pihak berelasi diperluas sampai dengan manajemen kunci dari entitas anak sampai dengan tingkatan mereka mengarahkan operasi entitas anak dengan tingkat keterlibatan minimal dari manajemen Perusahaan.

3.8 Kode Etik

Kode etik karyawan Telkom Group menyatakan bahwa setiap karyawan senantiasa: 1. Menjunjung tinggi kejujuran dan kewajaran dalam bertindak dan menjalankan

tugas.

2. Mengutamakan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.

3. Menghormati hak individual dan keragaman sebagai sumber kekuatan Telkom Group.

4. Menjunjung tinggi budaya Perusahaan.

5. Menjaga keamanan aset dan melindungi kerahasiaan informasi Perusahaan. 6. Memberikan kualitas produk dan layanan terbaik kepada pelanggan.

7. Senantiasa mengejar laba dan pertumbuhan usaha dengan tetap mematuhi ketentuan hukum dan etika bisnis.

8. Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dijalankan. 9. Menjaga dan meningkatkan reputasi Telkom Group.

(11)

3.9 Basic Belief

Sistem dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan bisnis untuk mewujudkan cita-cita agar kami terus maju, dicintai pelanggannya, kompetitif di industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”. Pengembangan budaya selanjutnya, dilakukan pada tahun 2013 dengan ditetapkannya Arsitektur Kepemimpinan Dan Budaya Perusahaan (AKBP) Telkom Group.

Always the Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan. Always the Best memiliki esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini diterjemahkan “terbaik”. Karyawan yang memiliki spirit Ihsan akan selalu memberikan hasil kerja yang lebih baik dari yang seharusnya, sehingga sikap ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang di lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Philosophy to be the Best: Integrity, Enthusiasm, Totality Always the Best menuntut setiap karyawan Telkom memiliki integritas (Integrity), antusiasme (Enthusiasm), dan totalitas (Totality).

3.10 Core Value

PT. Telkom mempunyai 3 nilai utama dalam perusahaan, yaitu:

Solid adalah terwujudnya 1 hati (hati yang bersih), 1 pikiran, dan 1 tindakan. Adanya soliditas akan melahirkan sahabat sejati, dan itu berarti saling menyayangi, saling melindungi, saling membela. Solid merupakan terjemahan dari Always the Best yang pertama, yaitu integrity.

Speed adalah bertindak secara cepat dalam setiap pekerjaan yang Telkomers lakukan. Speed merupakan penerjemahan dari unsur Always the Best yang kedua, yaitu enthusiasm. Smart adalah bersikap, berpikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan yang kita Telkomers lakukan. Smart merupakan penerjemahan dari unsur Always the Best yang ketiga, yaitu totality.

(12)

3.11 Leadership

3.11.1 Leadership Philosophy to be The Best

Leadership Philosophy to be The Best adalah keyakinan dasar (basic belief) yang berisi filosofi-filosofi dasar bagi setiap pemimpin untuk menjadi pemimpin yang terbaik. Keyakinan dasar merupakan esensi budaya perusahaan yang melandasi nilai-nilai dari perilaku setiap pemimpin di semua level organisasi dalam mencapai yang terbaik.

3.11.2 Leadership Principles to be The Star

Leadership Principles to be The Staryaitu nilai-nilai inti (core values) yang berisi prinsip-prinsip dasar untuk menjadi pemimpin bintang. Nilai-nilai inti merupakan panduan yang bisa membentuk pola pikir dan pola perilaku pemimpin di semua level organisasi dalam membangun dan mengembangkan diri menjadi pemimpin bintang.

3.11.3 Leadership Practices to be The Winner

Leadership Practices to be The Winner, yaitu standar perilaku (standard behaviors) yang berisi praktik-praktik luhur menjadi pemimpin pemenang. Standar perilaku ini membentuk pola sikap dan pola tindak setiap pemimpin di semua level organisasi dalam rangka menempa diri menjadi pemenang. Leadership Practices to be the Winner mencakup Mega Thinking, Leader as Father, Energize People yang merupakan terjemahan prinsip Lead by Heart; sementara Corporate Strategy, Business Strategy, Functional Strategy yang merupakan terjemahan dari prinsip Managed by Head.

3.12 Key Behavior

Practices to be the Winner yaitu perilaku kunci yang berisi praktik-praktik luhur untuk menjadi insan pemenang, Perilaku ini membentuk pola sikap dan pola tindak Telkomers dalam rangka menempa diri menjadi pemenang. Practices to be the Winner mengandung tiga standar perilaku yang disebut IFA: Imagine, Focus, Action.

(13)

3.13 Talent Development

Dalam pengelolaan human capital Telkom, terdiri dari 3 komponen yakni Character (bobot 50%), Competence (bobot 30%) dan Coopetition (bobot 20%). Character berkaitan erat dengan integritas, antisiasme dan totalitas yang merupakan prinsip 3S – Solid – Speed – Smart. Sedangkan competence bekaitan dengan attitude, knowledge dan skill. Sementara itu coopetition berkaitan erat dengan kemampuan team work, building partnership dan edge. Dalam implementasinya, sasaran perusahaan hanya bisa dicapai melalui kinerja terbaik yang dikelola oleh tim yang solid yang berisikan sumber daya manusia yang berfikir smart dan bertindak cepat (speed). Sumber daya manusia yang solid, speed dan smart tersebut harus dipimpin oleh pemimpin yang mempunyai ciri Leadership Level 5 yaitu pemimpin yang telah memiliki ketahanan yang baik melalui kombinasi antara pribadi yang rendah hati dan bersikap profesional (personal humility and professional will).

(14)

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, PT Telkom berhasil menerapkan knowledge management sebagai salah satu contoh perilaku di dalam organisasinya. Hal ini terbukti dari beberapa penghargaan yang diperoleh PT Telkom atas keberhasilannya dalam mengelola knowledge management. PT telkom menerapkan budaya dan perilaku dalam organisasi dimulai tahun 2003 sehingga PT Telkom mampu melakukan inovasi-inovasi baru

4.2 Saran

Budaya perusahaan haruslah dijunjung dan dibanggakan oleh setiap anggota organisasi. Karena dengan memegang nilai-nilai yang ada di budaya perusahaan maka akan minimalisir konflik antar anggota organisasi.

Referensi

Dokumen terkait

Koordinat-koordinal bumi (X,Y,Z) bagi titik-lilik kawalan dan juga titik-titik cerapan ditentukan dengan menggunakan kaedah persilangan teodol;t daripada dua slesen

Hiburan telah menjadi kebutuhan yang cukup penting bagi masyarakat, salah satunya adalah menonton film. Pemilihan film bisa saja berdasarkan rating, seperti yang

Kondisi seperti ini dapat ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lobelo (2009) tentang pengaruh perilaku aktivitas fisik yang dilakukan oleh dokter dan mahasiswa kedokteran

Dengan ini kami sampaikan bahwa Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI bermaksud menyelelenggarakan

program hutan tanaman rakyat adalah masyarakat yang berada di dalam atau di. sekitar hutan yang merupakan kesatuan komunitas sosial yang

[r]

Bertolak dari pengalaman yang luas dalam melaksanakan banyak program bantuan pembangunan berbasis komunitas ( community-based development , CBD) di negara-negara berkembang,

[r]