• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ANALISIS KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN MENULIS (FEHLERANALYSE BEIM SCHREIBEN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI ANALISIS KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN MENULIS (FEHLERANALYSE BEIM SCHREIBEN)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI

ANALISIS KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN

MENULIS (FEHLERANALYSE BEIM SCHREIBEN)

Ahmad Sahat Perdamean dan Tanti Kurnia Sari1

Abstrak

Tulisan ini secara khusus bertujuan untuk memaparkan nilai-nilai karakter yang bisa diintegrasikan melalui penerapan analisis kesalahan dalam keterampilan menulis, terutama menulis surat balasan dalam bahasa Jerman. Observasi digunakan untuk melihat atau memperhatikan nilai-nilai karakter yang tampak dilakukan/ditunjukkan oleh mahasiswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun nilai-nilai karakter yang tampak atau yang merupakan hasil dari penerapan analisis kesalahan yang dapat diamati, yakni: jujur, mandiri, kerja sama tim, tanggungjawab, teliti, kepedulian, presentasi dan mengemukakan pendapat, saling menghargai pendapat orang lain/toleransi, kreatif, dan kemampuan berkomunikasi secara tertulis.

Kata Kunci: pendidikan karakter, analisis kesalahan Pendahuluan

Pendidikan karakter kini menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025 (Herdani, 2014:1). Implementasi pendidikan karakter idealnya dimulai secara serentak pada pembelajaran semua mata kuliah (Winarni, 2014:99).

Dalam mata kuliah menulis, khususnya menulis surat balasan untuk surat pribadi (persönlicher Brief), mahasiswa melakukan kesalahan dalam menguraikan empat pikiran utama (Berücksichtigung der Leitpunkte), koherensi kalimat (Kommunikative Gestaltung), dan tata bahasa Jerman (Formale Richtigkeit) (Perdamean, 2007:102). Kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menulis surat setengah resmi (halbformeller Brief), antara lain: i) unsur-unsur surat tidak lengkap; ii) kalimat-kalimat tidak koherens; iii) terdapat banyak kesalahan sintaksis, morfologi dan ortografi (Perdamean dan Sari, 2009:16-17).

Solusi yang dipilih dan diterapkan agar mahasiswa tidak melakukan (mengurangi) kesalahan-kesalahan ialah melalui analisis kesalahan dalam menulis (Fehleranalyse beim Schreiben). Melalui penerapan analisis kesalahan, banyak nilai-nilai karakter (soft skills) bangsa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran. Apabila kegiatan analisis dilakukan secara individu, pembelajar diminta untuk tekun, teliti mengkoreksi, sikap berani mengemukakan pendapat dan hasil analisisnya, sabar mendengar masukan ataupun saran, dan menghargai pendapat pembelajar lain. Apabila analisis kesalahan dilakukan secara berkelompok, maka terbentuk sikap bekerjasama (Tarigan, 2010:48). Fokus dalam tulisan ini ialah nilai-nilai karakter apa saja yang

1

(2)

tampak selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan analisis kesalahan dalam keterampilan menulis.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Kemdikbud, 2012:39). Selanjutnya Frye yang dikutip Marzuki (2013:4) menegaskan, bahwa pendidikan karakter merupakan usaha yang disengaja untuk membantu seseorang memahami, menjaga dan berprilaku yang sesuai dengan nilai-nilai karakter mulia.

Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk menanamkam soft skill pada siswa. Pendekatan pertama adalah membelajarkan dan melatih langsung keseluruhan aspek soft skill kepada siswa, seperti pada mata pelajaran Agama, PPKN dan Bimbingan Konseling, namun demikian hasil yang diperoleh kurang memuaskan bagi seluruh kalangan. Pendekatan kedua adalah memadukan aspek soft skill pada semua bidang studi (Ansari, 2010:6).

Pendidikan karakter bangsa bukanlah suatu mata kuliah khusus, oleh karena itu strategi implementasinya antara lain dengan diintegrasikan dalam proses pembelajaran semua mata kuliah, termasuk mata kuliah menulis. Melalui kegiatan menulis, seperti menulis karangan (Aufsatz), menulis buku harian (Tagebuch), menulis rangkuman dari sebuah teks (Zusammenfassung) atau menulis surat pribadi (persönlicher Brief) dan surat setengah resmi (formeller Brief) akan menimbulkan nilai-nilai karakter, seperti kemampuan berkomunikasi dalam bentuk tulisan, kemampuan menguraikan dan menyampaikan pendapatnya lewat tulisan dan memupuk persahabatan dengan orang lain dengan menggunakan bahasa Jerman yang sopan. Seringnya mahasiswa menulis dalam bahasa Jerman yang baik akan mempermudah mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhirnya (skripsi), sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan studinya tepat waktu (Perdamean, 2011:198).

Langkah-langkah pengintegrasian pendidikan karakter antara lain memasukan nilai-nilai karakter ke dalam penyusunan silabi dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata kuliah Hörverstehen (mendengar), Sprechfertigkeit (berbicara),

Leseverstehen (membeca), dan Schreibfertigkeit (Triyono, 2014:274). Dari sudut

tinjauan pendidikan, adalah sangat penting mengembangkan karakter budaya akademik mahasiswa melalui pembelajaran (Menanti, dkk, 2012:46), di dalam penelitian ini melalui analisis kesalahan.

Analisis Kesalahan

Analisis kesalahan adalah analisis terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa seorang siswa baik bahasa asing, bahasa kedua ataupun bahasa pada umumnya (Brown, 1980:148). Sejalan dengan pendapat di atas Ardiana dan Yonohudiyono (1998:2.4) menyatakan, bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya bahasa. Bahasa yang dimaksud bisa bahasa ibu

(3)

(misalnya bahasa daerah), bahasa nasional (bahasa Indonesia), bisa juga bahasa asing (bahasa Jerman).

Corder (1981:45) menyatakan bahwa analisis kesalahan mempunyai dua fungsi dalam proses pembelajaran, yaitu untuk menginvestigasi proses pembelajaran bahasa dan untuk mengetahui apakah pengajaran remedial itu perlu atau tidak dilakukan agar pencapaian tujuan belajar itu berhasil.

Metode analisis kesalahan merupakan suatu teknik atau strategi untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Crystal yang dikutip oleh Pateda mengatakan bahwa metode analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan prosedur linguistik (Pateda, 1989:32).

Analisis kesalahan adalah proses kerja. Sebagai prosedur kerja, analisis kesalahan mempunyai langkah-langkah kerja sebagai berikut: i) Mengumpulkan data berupa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh sipembelajar bahasa, misalnya berupa hasil ulangan, karangan, atau percakapan; ii) Mengidentifikasi dan mengklarifikasi kesalahan dengan cara mengenali dan memilah-milah kesalahan berdasarkan kategori kebahasaan, misalnya kesalahan pelafalan, pembentukan kata, dan penyusunan kalimat; iii) Menyusun peringkat kesalahan, seperti mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensi atau keseringannya; iv) Menjelaskan kesalahan, yaitu menggambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar; v) Memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasan yang rawan: meramalkan tataran bahasa yang dipelajari yang potensial menyebabkan kesalahan; vi) Mengoreksi kesalahan: memperbaiki kesalahan, bila mungkin menghilangkan kesalahan melalui penyusunan bahan yang tepat, buku pegangan yang baik, dan teknik pengajaran yang serasi (Ardiana dan Yonohudiyono, 1998:2.8).

Keterampilan Menulis

Menulis adalah menuangkan buah pikiran ataupun perasaan ke atas kertas (Leo, 2002:10). Menulis adalah keterampilan. Seperti keterampilan bersepeda, menyetir mobil, atau berenang, tanpa bersentuhan langsung dengan tindakan menulis, tentu seseorang tidak akan bisa menulis. Sebagai keterampilan, menulis bisa dipelajari (Takwin, 2008, www.kompas.com). Dalam pembelajaran bahasa Jerman Indrawijaya dkk menyatakan, bahwa menulis dibedakan menjadi Schreiben als Zielfertigkeit dan

Schreiben als Mittlerfertigkeit. Schreiben ist als Zielfertigkeit (Schreiben ist das Ziel: z.B. im Brief) menulis dimaksudkan sebagai tujuan, misalnya di dalam surat. Schreiben als Mittlerfertigkeit (Schreiben ist nur Mittel für einen anderen Zweck: z.B. in den schriftlichen Grammatikübungen) artinya menulis sebagai alat untuk mencapai tujuan

yang lain, misalnya dalam latihan tata bahasa dalam bentuk tulisan (Indrawijaya, Sitorus dan Wacker, 1996:3).

Menulis merupakan aktivitas berpikir dan berbahasa yang bukan hanya mengabadikan bahasa dengan tanda-tanda grafis, melainkan merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Komunikasi tidak langsung tersebut dalam bentuk surat-menyurat, seminar,

(4)

konferensi, kursus jarak jauh, dan sebagainya yang tentunya menuntut kemampuan menulis yang tinggi. Dengan demikian arti menulis dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti surat, makalah, pidato, dan sebagainya (Hardjono, 1988:85).

Pembelajaran keterampilan menulis termasuk kategori sulit (zulkarnainidiran, 2013), oleh karena itu diupayakan untuk meningkatkan kompetensi menulis mahasiswa melalui analisis kesalahan dan integrasi pendidikan karakter.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, FBS UNIMED dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2014. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini ialah semua mahasiswa semester IV angkatan tahun 2012 kelas ekstensi yang berjumlah 18 orang. Instrumen penelitian yang digunakan, yakni: tes, catatan observasi dan angket. Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini.

Hasil Penelitian

Hasil tes kemampuan awal (pretest) mahasiswa dalam menulis surat balasan dalam bahasa Jerman kurang baik atau skor rata-rata 53,22. Namun setelah analisis kesalahan diterapkan selama tiga pertemuan dalam keterampilan menulis, lalu diadakan tes kemajuan (progress achievement test), maka tampak peningkatan rata-rata menjadi 73,72. Kemudian analisis kesalahan diterapkan lagi selama tiga pertemuan dan diadakan tes akhir (posttest), maka terjadi peningkatan rata-rata menjadi 80,66. Setelah

pretes dilakukan, diketahui jumlah mahasiswa yang mampu menulis surat dengan skor

minimal 70 (batas kelulusan di UNIMED) hanya dua orang (11,11% dari 18 orang mahasiswa), setelah tes kemajuan diketahui jumlah mahasiswa yang mampu menulis surat dengan skor minimal 70 naik menjadi 11 orang (61,11%), dan setelah postest diketahui semua mahasiswa mampu memperoleh skor di atas 70 (100%). Setelah tampak keberhasilan dalam keterampilan menulis surat berdasarkan nilai rata-rata dan jumlah mahasiswa yang mampu menulis surat balasan dengan skor minimal 70, maka penerapan analisis kesalahan dihentikan. Kriteria penilain yang digunakan ialah kriteria penilaian dalam ujian ZIDS. Skor akhir dikonversi berdasarkan sistem penilaian yang berlaku di UNIMED.

Setelah tes dilaksanakan, pada minggu berikutnya disebar angket untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang analisis kesalahan. Seluruh responden yang berjumlah 18 orang (100%) merasa senang belajar menulis surat balasan dengan menerapkan analisis kesalahan. Penerapan analisis kesalahan membuat mahasiswa kreatif dalam menulis surat (72,2%), aktif dalam PBM (77,8%), berpikir kritis (77,8%), dan belajar lebih efektif (72,2%). Penerapan analisis kesalahan juga dapat menambah pemahaman tata bahasa Jerman (94,4%) dan menambah perbendaharaan kosa kata bahasa Jerman mahasiswa (83,3%).

Selama proses belajar berlangsung dilakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan selama proses pembelajaran menulis surat dengan menerapkan analisis kesalahan, terdapat sepuluh nilai-nilai karakter yang tampak atau yang merupakan hasil dari penerapan analisis kesalahan yang dapat diamati, yakni: jujur, mandiri, kerja sama tim, tanggungjawab, teliti, kepedulian,

(5)

presentasi dan mengemukakan pendapat, saling menghargai pendapat orang lain/toleransi, kreatif, dan kemampuan berkomunikasi secara tertulis.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera di atas menunjukkan, bahwa metode analisis kesalahan baik digunakan dalam perkuliahan mata kuliah menulis, khususnya menulis surat balasan dalam bahasa Jerman. Selama proses belajar mengajar berlangsung mahasiswa memperlihatkan keaktifan seperti yang ditunjukkan oleh jawaban-jawaban dari tujuh pertanyaan yang disajikan di dalam angket.

Selama proses belajar mengajar berlangsung juga diadakan pengamatan (observasi) terhadap tindakan, kata-kata, prilaku atau apa saja yang dilakukan mahasiswa di kelas. Hal ini dilakukan untuk melihat atau mengamati nilai-nilai karakter apa saja yang timbul atau merupakan hasil dari penerapan metode analisis kesalahan. Adapun proses terjadinya nilai-nilai karakter yang tampak diuraikan di bawah ini.

i) Jujur: pada waktu ujian (pretest, progress achievement test, dan postest) menulis surat balasan, tempat duduk mahasiswa diberi jarak antara satu tempat duduk dengan yang lainnya agar mahasiswa tidak bekerjasama dengan mahasiswa yang lainnya, atau tidak mencontek, dan tidak diizinkan menggunakan alat bantu seperti kamus dan alat elektronik. Mahasiswa diawasi pada waktu mengerjakan soal ujian, agar mahasiswa bekerja secara mandiri;

ii) Mandiri: mahasiswa tidak bekerja sama pada waktu tes menulis surat balasan, merasa percaya diri dan secara sendiri-sendiri mengkoreksi surat, mengklasifikasi kesalahan, dan menganalisis kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam surat balasan yang ditulisnya sendiri atau yang ditulis mahasiswa lain;

iii) Kerja sama tim: pada waktu diskusi kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang mahasiswa, mahasiswa mengkoreksi surat balasan secara bersama-sama, menemukan kesalahan-kesalahan yang ada di dalam surat, menguraikan/menyampaikan pendapatnya, alasan dan komentarnya sampai surat balasan tersebut selesai dianalisis dan memperbaiki surat balasan secara bersama-sama. Di dalam kelompok mahasiswa dituntut kerelaan berbagi pengalaman dan pengetahuan serta menyamakan persepsi; nilai karakter kerja sama tim juga dapat dilihat/tampak melalui penerapan metode Stationenlernen atau Gruppenarbeit (Baginda, 2012:138).

iv) Tanggungjawab: mahasiswa mengumpulkan tugas tepat waktu meskipun ada juga mahasiswa yang terlambat menyerahkan tugas, namun tugas diserahkan juga kepada dosen. Mahasiswa mengerjakan tugas dalam kelompok secara bersama-sama sampai selesai, demikian juga dengan tugas mandiri diselesaikan secara individu, dan mahasiswa hadir kuliah tepat waktu;

v) Teliti: pada waktu menulis surat balasan mahasiswa harus teliti memahami tema surat, mengembangkan empat pokok bahasan (Leitpunkte), menuliskan tanggal (Datum), memilih bentuk sapaan yang tepat (Anrede), menyusun kalimat pembuka yang tepat (eine passende Einleitung), menyusun koherensi kalimat yang baik dan menerapkan tata bahasa Jerman yang benar, serta memilih kalimat penutup yang sesuai (ein passender Schluss). Demikian juga pada waktu

(6)

mengkoreksi surat, mahasiswa harus teliti mengkoreksi sesuai dengan kriteria penilaian dan berdasarkan soal surat;

vi) Kepedulian: membantu teman kuliah yang mengalami kesulitan belajar,

khususnya menulis surat, menginformasikan kepada dosen tentang teman kuliah yang sakit, tidak hadir dan mengingatkan teman untuk mengumpulkan tugas tepat waktu;

vii) Presentasi dan mengemukakan pendapat: mahasiswa memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil koreksiannya di depan kelas, memiliki kemampuan menguraikan dan menjelaskan pendapatnya;

viii) Saling menghargai pendapat orang lain/toleransi: mahasiswa menyampaikan pendapatnya dengan sopan, menghormati pendapat yang berbeda, memberikan tanggapan atas komentar orang lain, rela bergantian memberikan pendapat atau komentar dan mau menerima masukan yang sesuai dengan tema surat, serta mau mengakui kesalahan, jika pendapatnya tidak benar;

ix) Kreatif: mahasiswa kreatif mengembangkan dan membahas setiap pokok bahasan (Leitpunkte) minimal dua kalimat, dan kalimatnya juga tidak hanya terdiri dari subjek dan kata kerja; dan

x) Kemampuan berkomunikasi secara tertulis: dengan mengkoreksi surat yang ditulis sendiri atau surat yang ditulis mahasiswa lain, menandai kesalahan yang terdapat di dalam surat, menganalisis bentuk kesalahan, dan memperbaiki isi surat, dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi secara tertulis.

Nilai-nilai karakter yang muncul selama penerapan metode analisis kesalahan yang tertera di atas bukanlah nilai yang muncul karena dipaksakan atau direkayasa, tetapi muncul selama metode analisis kesalahan dilaksanakan dalam pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang muncul melalui penerapan analisis kesalahan bersesuaian dengan 12 nilai karakter budaya akademik yang dibangun dan dikembangkan di UNIMED, yaitu: jujur, hormat, bertanggung jawab, adil, peduli, warga negara yang baik, toleransi, tangguh, martabat/harga diri, semangat kebangsaan, cerdas (intelektual, emosional, moral dan spiritual), dan religius (Menanti dkk, 2012:121).

Terdapat nilai-nilai karakter lain yang mungkin dilakukan mahasiswa selama proses belajar mengajar berlangsung seperti: inisiatif, empati, time managemen, flexibel dan rasa ingin tahu atau nilai karakter yang lainnya, tetapi tidak teramati oleh tim peneliti. Hal ini merupakan keterbatasan dalam penelitian ini. Agar mahasiswa terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, mahasiswa harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dan sebagainya (Winarni, 2014: 104).

Simpulan dan Saran

Penerapan metode analisis kesalahan dalam perkuliahan mata kuliah menulis, khususnya menulis surat balasan dapat menimbulkan nilai-nilai karakter seperti: jujur, mandiri, kerja sama tim, tanggungjawab, teliti, kepedulian, presentasi dan mengemukakan pendapat, saling menghargai pendapat orang lain/toleransi, kreatif, dan kemampuan berkomunikasi secara tertulis.

(7)

Agar nilai-nilai karakter tersebut dilaksanakan oleh mahasiswa tidak hanya di dalam proses belajar mengajar, tetapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka mahasiswa perlu diberi peran aktif di dalam proses pembelajaran dan didukung oleh tim pengajar.

Daftar Pustaka

Ansari, Khairil. 2010. “Kompetensi Kecakapan Hidup sebagai Pendukung

Profesionalisme Guru Bahasa” dalam KULTURA, Jurnal Bahasa, Sastra dan

Seni. Volume 1 Nomor 1, Juni 2010. ISSN: 2086-0196. Medan: Kelompok Bidang Ilmu Bahasa, Sastra dan Seni BKS-PTN Wilayah Barat.

Ardiana, Leo Idra dan Yonohudiyono. 1998. Materi Pokok Analisis Kesalahan

Berbahasa. EPNA 3302/2 SKS/Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka.

Baginda, Putrasulung. 2012. “Muatan Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Bahasa

Jerman” dalam Allemania. Jurnal Bahasa dan Sastra Jerman. Vol. 1 No. 2 (Jan

2012). ISSN: 2088-7582. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS,

Universitas Pendidikan Indonesia. Tersedia pada:

http://jerman.upi.edu/publikasi/index.php/allemania/84-allemania/ allemania-1-2 diakses pada tanggal: 2 Mei 2014.

Brown, Douglas H. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall.

Corder, S.P. 1981. Error Analysis and Interlanguage. Oxford: Oxford University Press.

Hardjono, Sartinah. 1988. Prinsip-Prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. P2LPTK.

Herdani, Yoggi. 2014. Pendidikan Karakter Sebagai Pondasi Kesuksesan Peradaban

Bangsa. Tersedia pada:

http://www.isi-dps.ac.id/berita/pendidikan-karakter-sebagai-pondasi-kesuksesan-peradaban-bangsa. Diakses pada tanggal: 2 Juni 2014.

Indrawijaya, Ekadewi, Bergman Sitorus, dan Manfred Wacker. 1996. Fertigkeit

Schreiben. Regionalfassung Indonesien. Jakarta: Goethe-Institut.

Kemdikbud. 2012. Evaluasi Pendidikan (Penilaian Hasil Belajar, Penilaian Kinerja

Guru, Penilaian Kinerja Kepala Sekolah). Jakarta: Pusat Pengembangan Tenaga

Kependidikan. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Leo, T. 2002. Surat-Menyurat untuk Berbagai Keperluan. Jakarta: Harmoni.

Marzuki. 2013. ”Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah

Menengah Pertama” tersedia pada: http://staff.uny.ac.id/, diakses pada tanggal:

2 Mei 2013.

Menanti, Asih., dkk. 2012. Pendidikan Karakter: Membangun Budaya Akademik di

Universitas Negeri Medan. Medan: UNIMED.

Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Ende: Flores Nusa Indah.

Perdamean, Ahmad Sahat. 2007. “Analisis Kesalahan Menulis Surat Bahasa Jerman

dalam Ujian ZIDS”, dalam Jurnal BAHAS No. 66 TH XXXIV 2007 ISSN:

(8)

... 2011. “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Jerman” dalam Proseding Seminar Nasional BKS-PTN Wilayah Indonesia Barat bidang Bahasa, Sastra dan Seni, tanggal 5-6 Juli 2011 di Universitas Negeri Medan. ISBN: 979-3647-05-10. Medan: Bartong Jaya.

Perdamean, Ahmad Sahat dan Sari, Tanti Kurnia. 2009. “Analisis Kesalahan Menulis

Surat Setengah Resmi (halbformeller Brief) dalam bahasa Jerman”, dalam

Jurnal BAHAS Edisi Khusus Desember 2009. ISSN: 0852-8515. Medan: FBS UNIMED.

Takwin, Bagus. 2008. Menumbuhkan dan menggodok Tulisan. Tersedia pada situs www.kompas.com Edisi: 7 Januari 2008. Tersedia juga pada laman http://cabiklunik.blogspot.com/2008/01/buku-menumbuhkan-dan-men-ggodok-tulisan.html. Diakses pada tanggal: 30 April 2013.

Tarigan, Lionta. 2010. “Penerapan Integrasi Soft Skill pada Pembelajaran Menulis

Bahasa Prancis melalui Analisis Kesalahan” dalam Proseding Seminar Nasional

di Jurusan Bahasa Asing, FBS Universitas Negeri Medan, tanggal 24 Nopember 2009. ISBN: 978-602-96644-5-4. Medan: Unimed Press.

Triyono, Sulis. 2014. Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Bahasa Jerman. Tersedia pada: http://lppmp.uny.ac.id/sites/

lppmp.uny.ac.id/files/ 4%20Sulis% 20Triyono% 20EDIT.pdf, diakses pada tanggal: 2 Juni 2014.

Winarni, Sri. 2014. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Perkuliahan. Tersedia pada: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1291. diakses pada tanggal: 2 Juni 2014.

Zulkarnainidiran. 2013. “Bahan Ajar Menulis”. Tersedia pada: http://zulkarnaini diran.wordpress.com/2010/01/27/bahan-ajar-menulis/ diakses pada tanggal: 1 Mei 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Nama Pekerjaan : Pengadaan Bibit dan Obat-Obatan Ternak Ruminansia Besar Kegiatan : Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyaraat. SKPD : Dinas Pertanian dan

Pada hari ini, Selasa Tanggal Delapan Bulan Maret Tahun Dua Ribu Enam Belas (08 Maret 2016), Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah SKPD Sekretariat Daerah

Menurut Edhy Sutanto (2004 : 18) istilah basis data dapat dipahami sebagai suatu kumpulan data terhubung ( interrelated data ) yang disimpan secara bersama- sama pada suatu media,

[r]

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Pemerintah Kota Tegal akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan barang

yang di dalamnya terdiri dari musim latihan dan kompetisi serta seringkali diakhiri dengan puncak kompetisi. Dalam pendidikan jasmani pada umumnya karakteristik ini

Penelitian ini menunjukkan bahwa investasi pertanian, jumlah tenaga kerja pertanian memberi pengaruh nyata terhadap perkembangan PDRB Kabupaten Asahan, tetapi laju pertumbuhan PDRB

Gambar 3.2 Rongga terisi aspal campuran beton aspal dengan limbah botol air mineral Dari gambar 3.1 dan 3.2 dapat dilihat bahwa dengan penambahan limbah botol air mineral