• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Pelaksanaan Kegiatan Posdaya Kenanga RW 05

di Kelurahan Situgede

Sekilas Mengenai Posdaya Secara Umum

Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan, kemiskinan dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah terselenggaranya upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Dalam rangka pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan kepada lima prioritas sasaran utama, yaitu 1) komitmen pada pimpinan dan sesepuh tingkat desa dan pedukuhan, kecamatan dan kabupaten, 2) pengembangan fungsi keagamaan, fungsi KB, dan kesehatan, 3) fungsi pendidikan, 4) fungsi kewirausahaan dan 5) fungsi lingkungan hidup yang memberi makna terhadap kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono dkk, 2010)

Rintisan awal Posdaya dilakukan oleh yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) bekerjasama dengan berbagai pihak seperti kalangan perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Pembentukan dan pengembangan Posdaya di wilayah Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi didukung oleh Pusat Pengembangan SDM-LPPM IPB Bogor sejak tahun 2006 yang lalu. Posdaya ini melibatkan berbagai pihak seperti Yayasan Damandiri, pemerintah daerah setempat, mahasiswa perguruan tinggi, dan perusahaan yang berminat melalui program CSR.

Konsep buttom-up planning adalah sebuah konsep pembangunan yang mengedepankan masyarakat sebagai pemeran utama dalam proses pembangunan pada setiap tahap, tercakup didalamnya proses perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi pembangunan. Posdaya yang digagas oleh Prof. Haryono Suyono pada tahun 2006 dengan beberapa tambahan pengayaan pemikiran dari berbagai perguruan tinggi di tanah air adalah salah satu contoh penerapan konsep buttom-up planning tersebut.

Posdaya adalah wadah kegotongroyongan di masyarakat dengan prinsip oleh, dari dan untuk masyarakat dengan misi meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan fokus utama keluarga-keluarga miskin. Titik sentral kegiatan Posdaya adalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan

(2)

lingkungan. Keempat bidang ini selain karena menjadi penentu utama dalam penghitungan indeks pembangunan manusia (human development index), juga merupakan aktivitas yang sehari-hari sangat melekat dengan kebutuhan dasar manusia. Sebagai wadah gotong royong Posdaya melibatkan orang-orang kaya di suatu wilayah sebagai kelompok peduli atau donatur yang akan berperan aktif sebagai penyedia dana untuk lancarnya kegiatan Posdaya. Metode pengembangan Posdaya adalah buttom-up planning dengan mengutamakan kemandirian dan keswadayaan.

Dalam implementasinya, perguruan tinggi selaku agen pemberdaya, pada langkah awal mensosialisasikan konsep Posdaya kepada masyarakat calon wilayah penerapan Posdaya, sekaligus dalam sosialisasi tersebut perguruan tinggi menawarkan program pemberdayaan yang bersifat bottom up tersebut kepada masyarakat yang awalnya diwakili oleh beberapa tokoh masyarakat. Jika mereka menerima maka langkah berikutnya dalam proses penerapan Posdaya ini dapat dilanjutkan. Namun jika masyarakatnya memperlihatkan tanda-tanda keberatan dengan program ini, maka perguruan tinggi atau pihak pemberdaya mencari wilayah lain yang lebih responsive dan akomodatif. Dari tahap awal sosialisasi dan penawaran penerapan Posdaya di suatu wilayah sudah tercermin implementasi konsep buttom up dengan memberikan sepenuhnya kesempatan pengambilan keputusan kepada masyarakat setempat

Sosialisasi Posdaya berlanjut kepada suatu diskusi kelompok terarah atau FGD (Focussed Group Discussion) yang diikuti oleh tokoh-tokoh masyarakat formal dan non formal serta beberapa perwakilan masyarakat. Pada forum FGD biasanya masyarakat akan memunculkan potensi dan kendala serta beragam keinginan masyarakat untuk aktivitas pemberdayaan di wilayahnya. Keberhasilan dalam pelaksanaan FGD ditindaklanjuti dengan sebuah lokakarya tingkat RW, desa ataupun kelurahan yang diberi nama “Mini Workshop” (Mini Lokakarya). Saat lokakarya mini itulah sebenarnya “Gong Posdaya” ditabuh pada kalangan masyarakat lebih luas. Semua unsur masyarakat bisa terwakili dalam lokakarya mini tersebut seperti kepala desa, LPM, BPD, tokoh agama, alim ulama, tokoh pemuda, tokoh wanita, kelompok tani, bidan, guru, remaja dan tentu saja kelompok marjinal. Kemampuan masyarakat menangkap ide pemberdayaan berbasis masyarakat melalui Posdaya umumnya membawa suatu perubahan yang cukup drastis di wilayah tersebut.

(3)

Sekilas Posdaya Kenanga RW 05 di Kelurahan Situgede

Posdaya merupakan sebuah gerakan yang mengusung kemandirian dan pemanfaatan sumberdaya serta potensi lokal yang ada. Posdaya dikembangkan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk membangun keluarga yang mandiri dan sejahtera. Dengan dibentuknya Posdaya Kenanga di RW 05 Kelurahan Situgede, diharapkan dapat berperan sebagai wadah pelayanan keluarga secara terpadu, utamanya pelayanan kesehatan, pendidikan, wirausaha, dan pengembangan lingkungan yang memudahkan keluarga berkembang secara mandiri dan menuju masyarakat sejahtera.

Posdaya Kenanga berlokasi di RW 05 Kelurahan Situgede Kota Bogor. Lingkup RW 05 terdiri dari RT 01, RT 02, dan RT 03. Posdaya Kenanga terbentuk melalui kegiatan penelitian strategis aplikatif (PSA) dengan judul “Pengembangan Posdaya: Upaya Pemberdayaan Masyarakat Lingkar Kampus Tahun 2011.” Pembentukan Posdaya diawali dengan sosialisasi kepada kader-kader di Kelurahan Situgede pada tanggal 26 April 2010. Setelah dilakukan sosialisasi, penerimaan dari para kader dapat ditangkap dengan tanggapan positif untuk menapaki langkah-langkah lanjutan menuju pembentukan Posdaya, maka dilaksanakanlah lokakarya mini.

Lokakarya Mini Posdaya dilakukan pada tanggal 7 Mei 2010 bertempat di Kantor Kelurahan Situgede yang menyepakati pembentukan Posdaya di Kelurahan Situgede dan RW 05 sebagai lokasi percontohan kegiatan Posdaya. Lokakarya tersebut dihadiri pihak P2SDM-LPPM IPB dan yayasan Damandiri, serta masyarakat Situgede. Masyarakat yang menghadiri Lokakarya Mini Posdaya tersebut meliputi Kepala Kelurahan Situgede, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, para kader serta warga Kelurahan Situgede. Selanjutnya pada tanggal 22 Mei 2010, dilakukan pertemuan dengan masyarakat RW 05 Kelurahan Situgede untuk melengkapi kepengurusan Posdaya yang diberi nama Posdaya Kenanga dengan SK Kelurahan No. 147/96/V/2010. Dalam surat keputusan tersebut ditetapkan koordinator Posdaya Kenanga RW 05 yaitu Bapak Skn. Adapun susunan kepengurusan Posdaya Kenanga sebagai berikut:

(4)
(5)

Gambar 4 Susunan Pengurus Posdaya Kenanga RW 05 Situgede Penasehat Lurah Situgede Sekretaris Gustaaf Prihatin Koordinator Salikan Lingkungan Ade Endang Bendahara Jawariah Kesehatan Asnawati Pendidikan

Ruhid Doni Achmad Ekonomi

B.

Posyandu

Asnawati UKM/Home Industry

Otih TPA

Siti Badriah Kompos Surtini

PAUD Yani BKL Riyatin BKB Yani Perpustakaan Dadang

(6)
(7)

Posdaya Kenanga yang terletak di RW 05 Kelurahan Situgede memang baru berdiri kurang lebih satu tahun yang lalu, akan tetapi ada keunggulan khusus di Posdaya ini yang bisa disejajarkan dengan Posdaya lainnya yang sudah lebih lama terbentuk. Posdaya Kenanga resmi berdiri pada bulan Mei 2010. Dua bulan berikutnya yaitu bulan Juli 2010 para kader Posdaya dilatih bagaimana menjadi kader yang terampil, dan pada bulan Oktober diadakan rapat kerja pengurus Posdaya Kenanga untuk memantapkan program kerja praktis, dan dimulai pada bulan Oktober 2010 inilah kegiatan mulai dirintis. Ada kekuatan besar yang menjadikan Posdaya Kenanga cepat bergerak dalam waktu singkat, yaitu tingginya keswadayaan dan gotong-royong masyarakat. Lembaga keuangan mikro (LKM), pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Posbindu Lansia adalah 3 kegiatan yang diinisiasi dengan swadaya murni dari masyarakat melalui pengumpulan iuran warga. Sampai saat ini, masih banyak tokoh-tokoh potensial di RW 05 Kelurahan Situgede yang menjadi donatur Posdaya Kenanga.

Posdaya merupakan salah satu pemberdayaan keluarga dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat. Konsep bidang kegiatan yang diusung program Posdaya yaitu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan program pemberdayaan yang sudah ada dalam masyarakat yang sudah ditinggalkan, menjalin kegiatan-kegiatan yang telah ada dengan lebih ditingkatkan kuantitas serta kualitasnya, menumbuhkan kegiatan-kegiatan yang belum ada di masyarakat tersebut dan “menjahit” kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang telah ada di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan prinsip tersebut maka kepengurusan Posdaya harus berasal dari masyarakat setempat karena merekalah yang akan menjadi subyek dari pembangunan bukan menjadi obyek pembangunan yang hanya melihat kegiatan pembangunan tanpa ada keterlibatan dalam pembangunan. Penunjukkan kepengurusan berdasarkan hasil musyawarah masyarakat RW 05 Kelurahan Situgede. Posdaya Kenanga juga melakukan evaluasi setiap tiga bulanan pada hari Sabtu atau Minggu yang bertempat di rumah koordinator Posdaya Kenanga atau di pelataran Masjid Nurul Yaqin untuk mengetahui kemajuan dan kemampuan menyelesaikan permasalahan masing-masing bidang kegiatan yang ada. Masing-masing bidang melaporkan kemajuannya dan segala permasalahannya kepada koordinator Posdaya Kenanga. Selanjutnya sekretaris Posdaya Kenanga membuat laporan kemajuan masing-masing bidang kegiatan yang ada.

(8)

Jenis Kegiatan dalam Posdaya Kenanga RW 05 Kelurahan Situgede

Kegiatan yang menjadi pokok aktivitas pemberdayaan masyarakat yang ditekuni Posdaya Kenanga Situgede yakni bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan. Keempat bidang ini merupakan aktivitas yang sehari-hari sangat melekat dengan kebutuhan dasar manusia. Berikut jenis kegiatan dalam Posdaya Kenanga 05 Situgede antara lain:

Bidang Pendidikan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan sejak usia dini, maka masyarakat sangat antusias dengan berdirinya PAUD Kenanga di wilayah mereka. Dengan segala sumberdaya yang sederhana dan seadanya PAUD Kenanga resmi dibuka pada Bulan Desember 2010, dengan jumlah murid yang terdaftar pertama kali sebanyak 30 anak dari usia 2 sampai 5 tahun. Saat dibentuknya PAUD Kenanga, dihadiri oleh Lurah Situgede, Ketua RW 05 dan Koordinator Posdaya Kenanga, pihak P2SDM sebagai tim pendamping, para kader Posdaya serta para donatur.

Berdirinya PAUD Kenanga berdasarkan dari dana swadaya masyarakat. Para tenaga pengajar mendatangi satu-satu donatur untuk mencari dana agar PAUD Kenanga dapat terbentuk. Dana dari swadaya masyarakat dibelikan beberapa macam alat permainan, buku bergambar serta peralatan alat tulis. Pada saat dibentuknya PAUD Kenanga tim pengajar atau tutor diberikan pembekalan terlebih dahulu yakni selama kurang lebih satu bulan di P2SDM IPB Baranang Siang. Dengan sedikit sentuhan dari P2SDM LPPM IPB, maka tim pengajar tersebut mulai menjalankan perannya sebagai tutor. Dari 4 tenaga pengajar, hanya 3 yang mengikuti kegiatan pembekalan, dikarenakan tenaga pengajarnya minimal berpendidikan SLA setara dengan SMA, 1 pengajar lagi tidak mengikuti pembekalan karena hanya lulusan SMP. Materi pembekalan yang diberikan di P2SDM yaitu bermacam-macam seperti tumbuh kembang anak, permainan anak, cara menggambar, serta cara mendidik anak. Pembekalan para kader yang menjadi tenaga pengajar PAUD difasilitasi pihak P2SDM tetapi pembekalan materi disampaikan oleh orang yang paham dan mengerti mengenai sistem pengajaran PAUD. Pembekalan yang diberikan untuk tenaga pengajar PAUD Kenanga diperjelas oleh kutipan berikut ini:

(9)

“Sebelum PAUD Kenanga terbentuk, kita ikut pembekalan di P2SDM diajak Bu Min, karena kita dari Situgedenya telat jadi hanya ikut 3 kali

atau 4 kali gitulah, materinya tentang tumbuh kembang anak, mengenal karakter anak” (Ynh).

Informasi yang disampaikan kepada masyarakat ketika dibukanya PAUD di RW 05 dilakukan pada saat Posyandu melakukan kegiatan bulanan penimbangan balita serta informasi dari mulut ke mulut baik dari kader ataupun masyarakat, ujar Ibu Nan selaku tim pengajar PAUD Kenanga. Terbentuknya PAUD Kenanga pada bulan Desember sebetulnya hanya untuk masyarakat RW 05 saja, akan tetapi lama kelamaan banyak masyarakat dari RW lain yang datang dan ingin belajar di PAUD Kenanga.

Aktivitas PAUD Kenanga dilakukan hanya 3 hari dalam satu minggu, yaitu pada hari Senin, Selasa, dan Rabu yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB. Dari wawancara dengan Ketua PAUD Kenanga, Ibu Ynh mengatakan bahwa idealnya aktivitas PAUD itu tiga hari, ini dilakukan agar anak-anak tidak bosan sehingga menjadi malas untuk sekolah lagi. Disamping alasan tersebut, Ibu Ynh juga mengatakan bahwa kondisi masjid yang tidak memungkinkan untuk dilakukan aktivitas PAUD Kenanga dari hari Senin hingga Jumat, karena pada hari Kamis Masjid Nurul Yaqin digunakan untuk pengajian rutin RW 05 serta pada hari Jumat dilakukan Shalat Jumat. Adapun susunan kegiatan PAUD Kenanga setiap hari Senin hingga Rabu yaitu:

Pukul 09.00 WIB : anak-anak berbaris, masuk ruangan kelas, baca doa dan nyanyi-nyanyi.

Pukul 09.30.WIB : masuk materi belajar, misalnya pengenalan warna, pengenalan huruf dan angka.

Pukul 10.00 WIB : anak-anak istirahat sambil makan bersama dari bekal yang mereka bawa masing-masing.

Pukul 10.30 WIB : tebak-tebakan serta siap-siap untuk pulang.

Setiap hari materi pengajaran yang diberikan berbeda-beda dilakukan agar anak tidak merasa bosan dan jenuh, susunan materi pengajaran PAUD Kenanga hari Senin hingga Rabu yaitu:

Senin : Olahraga

Selasa : Pengenalan huruf, angka, dan warna. Rabu : Pelajaran agama, baca iqro.

Berdasarkan susunan kegiatan PAUD dari hari Senin hingga Rabu juga diperkuat dengan pernyataan salah satu tenaga pengajarnya, sebagai berikut:

(10)

“Jam 9 pembukaan, main-main dulu (dolanan), nyanyi-nyanyi, baru ngasih materi paling jam setengah sepuluh sampai sepuluh lewat lima belas, kemudian istirahat setengah jam untuk makan, anak-anak kan pada bawa bekel ya jadi makan bersama, jam sebelas kurang lima belas siap-siap untuk penutup buat pulang. Setiap hari rabu buat baca iqro, praktek wudhu, praktek shalat” (Rin)

Tim pengajar PAUD Kenanga adalah tenaga sukarela yang berasal dari kader dan masyarakat RW 05. Tim pengajar PAUD Kenanga tidak memiliki insentif perbulan, kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan sukarela. Seragam yang dimiliki oleh tim pengajar mereka beli sendiri menggunakan uang pribadi. Uang “kropak” (uang sukarela) dari orang tua murid yang disediakan oleh tim pengajar digunakan untuk membeli peralatan tulis, fotokopi materi belajar, membeli mainan baru, buku cerita bergambar yang baru, fotokopi bahan untuk menggambar serta alat kebersihan misalkan pembersih lantai. Kalau ada sisa dari uang “kropak” tersebut baru dibagi 4 untuk masing-masing pengajar setiap bulannya, tetapi kalau tidak ada sisa tim pengajar tidak ada insentif bulanan.

“Awalnya tim pengajar untuk PAUD Kenanga ini memang diambil dari para kader dulu. Kalo dari orang luar kan biasanya niatnya mencari uang, sedangkan PAUD kita kan ga memungut biaya sama sekali, uang pendaftaran ga ada biaya, pengisian formulir ga ada biaya, kalo dari kader mah sudah tau ga ada uangnya jadi sukarela dan ikhlas saja” (Sth).

Kegiatan yang dilakukan PAUD Kenanga bersifat gratis, ini dilakukan agar anak-anak yang kurang mampu dapat sekolah serta mengetahui huruf, angka, gambar, warna, dapat bersosialisasi sama teman-teman yang lain, berani untuk maju kedepan serta ada rasa percaya diri dan tidak minder jika nanti sudah sekolah ke Sekolah Dasar. PAUD Kenanga hanya memiliki satu buah seragam olahraga, itu pun merupakan inisiatif dari orang tua untuk punya seragam olah raga dan dibayar dengan cara dicicil sebanyak 3 kali. Pengadaan seragam olahraga dijelaskan oleh Ibu Ynh bahwa merupakan keinginan dari pihak orang tua, tim pengajar tidak berani untuk menetapkan sendiri karena takut ada rasa keberatan dari orang tua, tetapi Alhamdulliah dari orang tua anak-anak setuju dan mendukung. SK dari Kelurahan sudah dimiliki oleh PAUD Kenanga, tetapi untuk SK Kementerian Pendidikan belum ada, tetapi sedang diajukan agar setiap anak yang lulus dari PAUD Kenanga sudah mempunyai ijazah yang digunakan sebagai rujukan untuk masuk Sekolah Dasar, imbuh Ibu Ynh.

(11)

Aktivitas kegiatan PAUD Kenanga banyak dibantu oleh donatur-donatur dari masyarakat. Hasil wawancara dikatakan oleh Ibu Sth yang merupakan tim pengajar atau tutor PAUD Kenanga bahwa setiap hari Rabu, ada donatur dari masyarakat yaitu Ibu Dny yang memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada anak-anak di PAUD. Dulunya PMT diberikan oleh donatur setiap hari yaitu dari hari Senin hingga Rabu, namun karena kesibukan maka hanya satu kali dalam seminggu. PMT yang diberikan biasanya bermacam-macam, misalnya bubur ayam, bihun goreng, mie goreng, pudding, bubur kacang hijau. Selain PMT bantuan crayon untuk menggambar sebanyak 4 buah dan alat tulis untuk perlengkapan kegiatan belajar dan mengajar digunakan secara bersama-sama oleh anak-anak juga diberikan oleh Ibu Dny.

Dahulunya PAUD di RW 05 memang telah ada, namun karena keterbatasan tenaga pengajar atau tutor maka PAUD sempat terhenti beberapa lama, maka dari itu pihak P2SDM bekerjasama dengan koordinator Posdaya Kenanga serta para kader untuk diaktifkan kembali PAUD yang ada di RW 05. Sejak dibentuknya PAUD Kenanga bulan Desember 2010 lalu, tempat kegiatan bermain dan belajar bagi anak-anak ini sempat berpindah-pindah, dikarenakan PAUD Kenanga belum memiliki bangunan sendiri.

Pada awalnya aktivitas PAUD Kenanga dilakukan di Posyandu Kenanga, namun karena setiap hari jumlah anak yang ingin masuk ke PAUD Kenanga semakin bertambah jumlahnya serta kondisi ruangan Posyandu Kenanga yang tidak begitu luas maka aktivitas PAUD dialihkan ke Pelataran Masjid Nurul Yaqin. Tenaga pengajar atau tutor PAUD Kenanga telah berusaha untuk memanfaatkan bangunan rumah panggung milik Kementerian Kehutanan serta Sekolah Budhi Bhakti yang saat ini sudah tidak ada aktivitas kegiatan belajar mengajar lagi karena sudah tutup, namun tidak diizinkan dengan berbagai macam alasan yang disampaikan oleh kedua pihak tersebut. Berikut kutipan para tenaga pengajar mengenai penggunaan bangunan rumah panggung Kementerian Kehutanan serta Sekolah Budhi Bhakti tersebut:

“Kemarin saya mencoba untuk minjem salah satu ruang kelas di Sekolahan Budhi Bhakti, tetapi tidak diizinkan oleh pemiliknya, karena mau dikontrakin katanya. Kalau ga dikontrakin ga masalah silahkan aja pakai, tapi klo nanti ada yang mau ngontrak masa anak-anak yang sedang bermain dan belajar musti keluar, kan ga enak kata pemilik sekolah tersebut. Kalau yang rumah panggung milik kehutanan itu mereka tidak bersedia, padahal kan klo digunakan untuk PAUD kita rawat dan jaga kebersihannya, ditinggal seperti itu saja rumah akan cepat rusak” (Ynh).

(12)

“Kita sudah usahakan untuk cari tempat bermain dan belajar untuk PAUD Kenanga ini, yaitu di Sekolahan Budhi Bhakti tetapi katanya mau dijadiin kontrakan, pernah pindah ke Posyandu anak-anak gerah, karena tempatnya sempit. Jadi ya tetap aja di mesjid” (Sth).

Dari pengakuan keempat tenaga pengajar PAUD dari hasil wawancara, dikatakan bahwa sebaiknya kegiatan bermain dan belajar PAUD Kenanga tidak dilakukan di pelataran masjid, tetapi karena keterbatasan bangunan serta tidak ada tempat maka tetap digunakan pelataran Masjid Nurul Yaqin. Kegiatan dilakukan di pelataran Masjid Nurul Yaqin maka sebelum kegiatan PAUD Kenanga dimulai dan setelah kegiatan selesai para tenaga pengajar melakukan bersih-bersih dengan menyapu dan mengepel, ini dilakukan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan masjid.

Kegiatan PAUD Kenanga yang dilakukan di pelataran masjid membuat PAUD tidak memiliki Arena Permainan Luar (APL) seperti ayunan, perosotan, dan permainan lainnya, hanya Arena Permainan Edukatif (APE) seperti puzzle, bola, donat-donat yang dimiliki PAUD Kenanga. Manfaat adanya PAUD Kenanga sangat dirasakan masyarakat karena tidak perlu membayar apapun, bahkan uang bulanan pun tidak dipungut. Kurang lebih 5 bulan PAUD Kenanga berjalan, jumlah murid PAUD Kenanga sudah mencapai 50 orang. Murid-muridnya tidak hanya berasal dari RW 05 tetapi dari RW lainnya, bahkan ada yang dari Semplak Kelurahan Bubulak. Berikut penuturan tim pengajar mengenai murid-murid PAUD Kenanga saat ini:

“ Karena anak balitanya sedikit di RW 05, jadi kita terima anak-anak dari RW lain yang mau belajar di PAUD kita, ada yang dari RW 03, RW 04, RW 07, RW 08, banyak lagi pokoknya. Jadi antusias dari masyarakat Situgede dengan PAUD Kenanga Alhamdulliah lah” (Rin) “Pada awalnya kan dibukanya PAUD Kenanga diperuntukkan masyarakat RW 05, akan tetapi melihat antusias masyarakat dari RW lain, maka saat ini PAUD Kenanga tidak hanya RW 05 tetapi ada juga dari RW 04, RW 07, Nagrak, Rawajaha. Masa anak mau sekolah kita larang ya mb, cari ilmu kan dimana saja jadi kita terima” (Ynh).

“Bahkan ada 2 orang yang dari Semplak Kelurahan Bubulak, padahal itu lumayan jauh, tetapi dibela-belain datang ikut PAUD disini” (Nan) “Ada yang dari Nagrak atau Rawajaha, yang harus naek angkot ke sini (PAUD) meskipun hujan tetap datang, kita yang ngajarnya kan (tutor) jadi seneng ternyata bener-bener mau belajar” (Sth).

(13)

Taman Pendidikan Agama (TPA)

Sebelum adanya Posdaya Kenanga di Situgede, TPA di RW 05 sudah ada tetapi sempat terbengkalai, karena tenaga pengajar TPA tersebut mempunyai pekerjaan lain selain mengajar TPA. Anak-anak setiap hari datang tetapi para pangajarnya tidak ada. Kegiatan belajar mengajar TPA dahulu dilakukan di Pelataran Masjid Nurul Yaqin, maka dari itu TPAnya dinamakan TPA Nurul Yaqin. Melihat banyak anak-anak yang datang setiap hari ke masjid untuk belajar, tergeraklah hati Ibu Sit untuk kembali mengaktifkan TPA Nurul Yaqin di RW 05. Sendiri merintis TPA Nurul Yaqin RW 05 dan dihadapkan dengan jumlah murid tahun 2000 ada 35 orang dari usia 6 tahun hingga usia 12 tahun membuat Ibu Sit harus memutar otak untuk membagi 35 anak tersebut menjadi beberapa kelas. Sebagai pengajar TPA yang menaungi beberapa kelas, Ibu Sit mempunyai modul sendiri, materi-materi yang hendak disampaikan dipelajari terlebih dahulu sebelum mengajar. Isi dari modul tersebut dijelaskan oleh Ibu Sit antara lain tentang hadits, dzikir, tajwid, akhlak, serta praktek-praktek.

Saat ini TPA Nurul Yaqin telah memiliki gedung sendiri yaitu dari tahun 2004 yang tanahnya merupakan tanah hibah dari masyarakat, sudah terdapat 6 tenaga pengajar di TPA Nurul Yaqin dengan 6 ruangan kelas baik kelas pagi maupun kelas siang, dan sudah mencapai 100 anak lebih. Pada Tahun 2004 TPA Nurul Yaqin telah mempunyai SK dari Depag (sekarang Kementerian Agama). Kegiatan TPA Nurul Yaqin dilakukan setiap hari Senin hingga hari Jumat. Pagi hari dimulai pada pukul 07.00 WIB-10.00 WIB, sedangkan siang hari dimulai pukul 13.30 WIB-15.30 WIB. Setiap anak dipungut biaya sebesar Rp. 5000,00 perbulannya.

Pendidikan di TPA Nurul Yaqin awalnya hanya untuk RW 05 saja tetapi banyak minat dari RW lain maka terbukalah untuk semua RW di Kelurahan Situgede, ada yang dari RW 07, RW 04, Rawajaha bahkan ada yang dari Cangkrang yang notabenenya masuk Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Pelajaran TPA Nurul Yaqin sudah lengkap, yaitu pelajaran agama di Sekolah Dasar juga dipelajari di TPA Nurul Yaqin serta TPA Nurul Yaqin juga diadakan ujian semesteran, imbuh Ibu Sit. Adapun materi pelajaran yang ada di TPA Nurul Yaqin dari hari Senin hingga Jumat sebagai berikut;

Senin : Akhlak Selasa : Hafalan Rabu : Fiqih

(14)

Kamis : Tajwid

Jumat : Bebas, bisa praktek, bisa keterampilan.

Kegiatan evaluasi atau ulangan di TPA Nurul Yaqin mengikuti jadwal Sekolah Dasar, jika Sekolah Dasar seminggu lagi ujian, maka TPA Nurul Yaqin 2 minggu sebelumnya ujian sudah dilakukan, sehingga anak-anak tidak terbentur materi yang harus mereka pelajari untuk ujian, baik di sekolah masing-masing maupun di TPA Nurul Yaqin.

Perpustakaan Warga

Perpustakaan warga baru dibentuk pada saat Posdaya Kenanga 05 ada di Kelurahan Situgede. Dengan harapan adanya perpustakaan warga masyarakat tertarik untuk mengunjungi dan membaca berbagai buku yang disediakan untuk menambah pengetahuan atau sekedar untuk mengisi waktu luang. Posdaya Kenanga baru berumur 1 tahun pada bulan Mei 2011 begitupun dengan perpustakaan warga, sehingga belum berjalan atau belum ada kegiatan yang dilakukan untuk perpustakaan warga. Dijelaskan oleh Bapak Dad selaku kader dari perpustakaan warga bahwa perpustakaan warga belum berjalan, belum ada kegiatan, belum ada tempat untuk dijadikan perpustakaan, belum ada buku yang tersedia untuk perpustakaan warga bahkan administrasi pun belum ada.

Dilihat dari seluruh RW di Kelurahan Situgede, sumber daya manusianya paling bagus di RW 05 diharapkan dengan adanya perpustakaan warga masyarakat menjadi aktif mengunjungi perpustakaan untuk mencari ilmu, menambah ilmu dan sebagainya. Menurut penuturan Bapak Dad, sebaiknya perpustakaan warga berisi mengenai buku-buku yang berlandaskan agama. Perpustakaan warga belum dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat belum tahu adanya rencana pembuatan perpustakaan warga, yang saat ini tahu hanya sebatas kader-kader di Posdaya Kenanga saja imbuhnya.

Bidang Kesehatan Posyandu

Posyandu Kenanga di RW 05 merupakan Posyandu yang sudah ada di Situgede sebelum hadirnya Posdaya Kenanga 05 Situgede. Adanya Posdaya Kenanga RW 05 Situgede menggairahkan kembali kegiatan Posyandu Kenanga yang sudah berjalan, meningkatkan kualitasnya dan keragaman layanan yang dapat diakses masyarakat melalui Posyandu Kenanga. Ketua Posyandu Kenanga adalah Ibu Asn yang sejak tahun 1986 sudah aktif menjadi kader di

(15)

bidang kesehatan. Kegiatan Posyandu dilakukan setiap hari Rabu Minggu ke II setiap bulannya dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, serta ada Bidan Nn yang membina Posyandu tersebut sejak tahun 2003 di Posyandu Kenanga Situgede. Kegiatan di Posyandu ada 5 meja yang dilakukan meliputi: 1) Pendaftaran yaitu ibu hamil, bayi, balita, lansia. 2) Penimbangan, 3) Pencatatan, 4) Penyuluhan, 5) Pelayanan, namun ada 1 meja pengembangan, di meja ke 6) Pengembangan adalah kegiatan tambahan seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Dana Sehat, Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Saat ini jumlah kader aktif di Posyandu Kenanga ada 9 orang, di mana masing-masing kader telah mempunyai tugas masing-masing di setiap kegiatan Posyandu Kenanga.

Pada Tahun 2011 Posyandu Kenanga melayani 4 ibu hamil, serta 37 balita. Lima langkah yang telah dijelaskan diatas harus dilewati ibu hamil dan balita saat mengunjungi Posyandu Kenanga setiap bulannya. Ibu hamil ditimbang berat badannya, diperiksa tensi darahnya, konsultasi mengenai kehamilan dengan bidan yang sudah ada. Sedangkan untuk balita, selain penimbangan dan pengukuran tinggi badan, masing-masing dari balita akan mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan), setiap bulannya menu dari PMT bermacam-macam seperti telur rebus, sop telur puyuh dan ceker ayam, bubur ayam, bubur kacang hijau. Dalam pemeriksaan kandungan, tensi darah setiap ibu hamil dipungut iuran sebesar Rp 2.000,00 hal ini telah menjadi kesepakatan dengan pihak kelurahan. Iuran sebesar Rp 2.000,00, bukan untuk membayar bidan, melainkan untuk biaya operasional kader, biaya untuk membuat PMT bulan berikutnya serta membeli perlengkapan kebersihan lainnya. Namun untuk penimbangan balita, pengukuran tinggi badan, serta pemberian PMT tidak dibebankan iuran dari setiap masyarakat yang datang melainkan disediakan uang “kropak” (uang sukarela).

Ibu hamil serta balita di lingkungan RW 05 sudah memiliki kesadaran yang baik mengenai pentingnya kesehatan. Sejak awal ibu hamil sudah aktif untuk kontrol kondisi kehamilannya bahkan hingga anaknya lahir. Idealnya ibu hamil memeriksakan kandungannya ke dokter sebanyak 4 kali, namun dengan adanya Posyandu Kenanga sebulan sekali, mereka rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan, sehingga kondisi kehamilannya terpantau sejak awal hingga melahirkan. Tetapi jika ibu hamil tidak datang saat kegiatan Posyandu sebulan sekali, maka kader akan menghampiri atau mendatangi ibu hamil

(16)

tersebut untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka. Di RW 05 ada 3 RT, masing-masing RT sudah ada kader untuk mendata warganya yang sedang hamil, yang tidak melakukan pemeriksaan ke Posyandu. Begitupun dengan balita dan Alhamdulliah, di RW 05 tidak ada balita yang gizi buruk serta yang menjurus kepada kekurangan gizi pun tidak ada tutur ibu Asn.

Posbindu Lansia

Selain Posyandu ada juga Posbindu Lansia. Kegiatan Posbindu Lansia dilakukan setiap hari Kamis Minggu ke II setiap bulannya, dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB serta ada mantri untuk memeriksakan kesehatan lansia RW 05 Situgede. Ketua dari Posbindu adalah Ibu Ryt dan dibantu oleh 6 kader yang aktif. Kegiatan di Posbindu seperti kegiatan yang ada di Posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan serta pelayanan. Sudah ada 73 orang lansia yang terdaftar di Posbindu dari usia 45 tahun hingga 70 tahun keatas. Umumnya di Posbindu Lansia yang banyak diperiksa adalah mengenai tensi darah, tetapi ada pula yang melakukan periksa gula darah serta asam urat. Pemeriksaan biasa setiap bulannya tidak dipungut biaya, tetapi periksa gula darah biayanya Rp 12.000,00 sedangkan untuk asam urat Rp 15.000,00.

Selain melakukan pemeriksaan rutin perbulan kegiatan Posbindu lansia yang aktif dilaksanakan adalah senam lansia, dilakukan setiap Jumat sore di lapangan RW 05, serta seminggu satu kali jalan pagi keliling hutan lindung-CIFOR. Posyandu dan Posbindu Lansia memiliki dana sehat yang berasal dari swadaya masyarakat sebesar Rp 1.000,00 perbulan. Dengan dana sehat ini, penduduk yang sakit bisa langsung merujuk ke Puskesmas Sindang Barang untuk berobat.

Bidang Ekonomi

Home Industry Dodol Talas KWT Sawargi

Kreativitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah mereka masing-masing. Ini dapat dipahami dengan mudah bahwasanya manusia pada umumnya berkeinginan meningkatkan kesejahteraan diri melalui peningkatan kemampuan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang ada di Kelurahan Situgede tepatnya di RW 05 yaitu merupakan UKM atau home industry pembuatan dodol talas. Home industry dodol talas ini sudah dilakukan sejak tahun 2001 jauh sebelum ada Posdaya Kenanga di RW 05 Situgede. Awalnya

(17)

home industry dodol talas terbentuk karena sebelumnya Kelurahan Situgede mendapatkan kesempatan untuk diberikan pelatihan mengenai pembuatan dodol talas, kerupuk talas, dan tepung talas. Setiap RW yang ada di Kelurahan Situgede masing-masing perwakilannya diikutsertakan dalam pelatihan tersebut. Pada saat pelatihan tersebut terkumpulah 25 orang kader PKK dari masing-masing tiap RW, karena di Situgede ada 10 RW sehingga masing-masing-masing-masing RW memiliki perwakilan 2 orang.

Pada saat pelatihan dari 25 orang yang ikut sebagai peserta pelatihan dibagi menjadi 5 kelompok. Tetapi dari 5 kelompok yang berhasil meneruskan serta melakukan usaha pembuatan dodol talas ialah Ibu Oth yang menjadi ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sawargi. Menurut penjelasan Ibu Oth, saat pelatihan setiap kelompok diberi modal agar dapat mempraktekkan apa yang telah didapatkan di pelatihan sehingga dapat mengembangkan sendiri di RW masing-masing, adapun bantuan modal yang diberikan berupa uang saku sebesar Rp. 1.500.000,00 serta perlengkapan masak seperti penggorengan besar, kompor, dan pengaduk dodol. Saat itu uang Rp 1.500.000,00 dibagi masing-masing setiap orang dalam 1 kelompok dapat Rp 300.000,00. Ibu Oth melakukan usulan, jika uang yang diterima di simpan untuk kas bila sedang memproduksi dodol namun sebagian besar dari anggota kelompok menolak usulan tersebut. Pelatihan pembuatan dodol talas dilakukan dirumah Ibu Oth, karena perlengkapan seperti penggorengan besar, oven sudah dimiliki oleh Ibu Oth sehingga proses belajar mengajar pada saat pelatihan lebih efektif. Pada saat melakukan produksi dodol talas Ibu Oth menggunakan modal sendiri dahulu dan belum ada bantuan modal dari pihak lain.

Mulai tahun 2001 produksi usaha dodol talas KWT Sawargi serta Ibu Oth sebagai pelopor sudah mendapatkan beberapa penghargaan serta sudah dikenal oleh masyarakat. Dodol talas produksi KWT Sawargi sudah sering diikutkan dalam kegiatan pameran-pameran baik ditingkat Kota Bogor, tingkat Nasional, hingga Luar Negeri. Pada saat ulang tahun Kota Bogor ke 523 KWT Sawargi diajak untuk mengikuti festival, dan berhasil mendapatkan Rekor MURI karena membuat replika tugu kujang menggunakan dodol talas sebanyak 2 kuintal. Seringnya diikutkan dalam pameran dodol talas produksi KWT Sawargi sudah terkenal, bahkan sudah diliput beberapa stasuin TV seperti RCTI, TV7, TPI, ANTV. Dari pameran ke pameran, Alhamdulliah saat ini dodol talas selalu diikutkan disetiap kegiatan pameran ataupun festival-festival, seperti Dekranas,

(18)

IWAPI, KTNA, PENAS. Adapun struktur organisasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Sawargi berikut ini:

Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani SAWARGI Jl Tambakan RT 01/05 Situgede Kota Bogor

Dodol talas yang diproduksi KWT Sawargi tidak menggunakan bahan pengawet, oleh karena itu pernah diletakkan di pusat oleh-oleh Bogor Gurih 7 Jl Pajajaran namun tidak begitu banyak yang terjual. Hal ini juga dikarenakan masyarakat yang belum pernah mencoba dodol talas produksi KWT Sawargi menduga bahwa dodol talas dibuat dari talas yang biasa ditemui di Kota Bogor, yaitu talas hijau yang terasa gatal jika dimakan. Padahal dodol talas produksi KWT Sawargi menggunakan talas khusus untuk pembuatan dodol, yaitu talas Bentul yang tidak merasa gatal pada saat dimakan serta terasa lebih legit. Faktor itulah dodol talas Bogor hanya dijual pada saat pameran, dan sebagian dodol talas dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah keatas. Selain tanpa menggunakan bahan pengawet, pemasaran produk dodol talas KWT Sawargi belum jelas sehingga produksi dodol dilakukan jika ada pemesanan dari pihak luar atau untuk diikutkan dalam kegiatan pameran. Dodol talas produksi KWT Sawargi hanya bertahan 10 hari jika diletakkan di lemari pendingin.

Jumlah anggota KWT Sawargi ada 16 orang. Pada tahun 2009 bantuan mesin pengaduk dodol, mesin pemarut talas serta kelapa, dan oven didapatkan

Ketua Otih Winarsih Sekretaris Hilda Sophiyana Pemasaran Muinah Bendahara Asnawati Seksi-Seksi Sarana SDM Ade Sarana Produksi Wawat Permodalan Erat Maryati Humas & Kerjasama Ida. U ANGGOTA

(19)

KWT Sawargi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Bantuan dana sebesar 40 juta rupiah juga didapatkan Ibu Oth dari Ketahanan Pangan tahun 2009, dan uang tersebut digunakan untuk membuat rumah produksi dodol talas dengan ukuran 5x6 m, 19 juta rupiah dihabiskan untuk bangunan rumah produksi dodol talas, sisa dari uang tersebut digunakan sebagai modal pinjaman bagi anggota KWT Sawargi yang setiap bulannya dilakukan setoran melalui rekening KWT Sawargi atas nama Ibu Oth. Walaupun tidak diletakkan sebagai salah satu oleh-oleh di pusat penjualan oleh-oleh-oleh-oleh di Kota Bogor tapi Alhamdulliah setiap hari selalu ada pesanan untuk membuat dodol talas. Harga 1 kg dodol talas Rp 35.000,00-Rp.40.000,00 tanpa pengemasan, tetapi kalau dikemas harganya berbeda lagi, untuk 100 gr dodol talas seharga Rp.10.000,00.

Dodol talas KWT Sawargi menjadi salah satu dari empat unggulan Kota Bogor yang tercatat di DEKRANAS, tiga yang lainnya antara lain batik Bogor, cokelat, dan ikan balita. Dodol talas KWT Sawargi sudah menjadi salah satu oleh-oleh dari Bogor yang dibawa ke berbagai Kota di Indonesia seperti Bangka Belitung, Sulawesi bahkan Luar Negeri seperti Malaysia, Belanda. Para karyawan CIFOR sering memesan dodol talas untuk dibawa ke Negara mereka sebagai oleh-oleh dari Kota Bogor.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat dodol talas yaitu 1) Talas Bentul, 2) Santan Kelapa, 3) Gula, 4) Vanili, 5) Pewarna makanan. Talas Bentul yang digunakan adalah talas yang sudah tua serta masih segar, kemudian talas bentul diparut hingga halus. Santan kelapa yang digunakan juga diparut yang sebelumnya telah dicuci bersih. Perbandingan antara gula dan talas bentul yaitu 1:1. Dodol talas ada dua macam warna yaitu warna hijau yang berasal dari pewarna makanan yang beraroma pandan, serta warna cokelat. Setelah bahan selesai diparut, masukan satu persatu semua bahan yang telah diparut ke wajan yang besar. Gunakan api yang sedang pada saat membuat dodol, dodol harus diaduk terus menerus agar tidak gosong. Pengadukan dodol memakan waktu 5 jam lebih jika menggunakan kompor minyak tanah, namun jika menggunakan kompor gas 3 kg hanya memakan waktu 3 jam lebih. Dengan menggunakan kompor gas 3 kg lebih hemat dibandingkan dengan kompor minyak tanah. Untuk gas 3 kg dapat digunakan sampai 2 kali proses pembuatan dodol, tetapi jika menggunakan kompor minyak tanah, satu kali proses pembuatan dodol memerlukan 2 lliter minyak tanah, di mana harga minyak tanah perliternya Rp.9500,00. Menggunakan kompor minyak tanah menghabiskan biaya

(20)

Rp.19.000,00 sekali produksi sedangkan kompor gas 3 kg seharga Rp.14.000,00 dapat digunakan 2 kali proses pembuatan dodol. Dihitung dari biaya produksi, menggunakan kompor gas 3 kg lebih hemat dan lebih efektif, hemat biaya bahan bakar, hemat waktu dalam pengadukan dodol selama proses pembuatan, serta hemat tenaga.

Budidaya Jamur Tiram

Budidaya jamur tiram dirintis oleh Bapak Ysf sejak tahun 2009 sebelum ada Posdaya Kenanga Situgede. Bermodalkan uang 8 juta rupiah, dibangunlah kumbung seluas 6x10 m² dan diisi dengan 10 ribu baglog. Sebelum menjalani usaha budidaya jamur tiram, Bapak Ysf sudah melakukan berbagai macam budidaya mulai dari budidaya ikan lele, ayam, itik, tetapi tidak bertahan lama karena mengalami kerugian. Memulai usaha budidaya jamur dirasakan Bapak Ysf sangat sulit, karena harus mengalami banyak kegagalan. Kegagalan yang dirasakan oleh Bapak Ysf adalah sterilisasi pada saat inokulasi tidak terjaga, proses pencampuran bahan serbuk kayu yang tidak merata, tutup baglog yang tidak bersih dan penyiraman yang dilakukan tidak terjadwal. Berikut penjelasan kegagalan yang dialami oleh Bapak Ysf dalam menjalankan budidaya jamur tiram:

“Kerugian yang paling besar itu saat 75% hasil inokulasi ga jadi. Itu ada sekitar 7000 baglog dan uangnya sekitar 14 juta rupiah. Itu udah pasrah dan hampir putus asa, tetapi karena melihat peluang pasar yang bagus, mulai dirintis lagi dengan sangat hati-hati agar tidak terjadi kegagalan lagi. Proses inokulasi juga dilakukan lebih hati-hati dan steril” (Ysf).

Kegagalan yang dirasakan di budidaya jamur tiram membuat Bapak Ysf tetap menjalankan kegiatan budidaya jamur tiram dengan berbagai pertimbangan, berikut kutipannya:

“Walaupun dijamur ini sudah banyak uang yang habis, tetapi jamur tetap menjanjikan, pasarnya terbuka luas dan setiap hari bisa dipanen. Rata-rata setiap hari saya bisa panen 10-12 kg. Berbeda dengan budidaya lainnya yang punya waktu panen khusus. Kerjanya tidak terlalu berat tetapi ya itu susah-susah gampang” (Ysf).

Memulai usaha budidaya jamur tiram Bapak Ysf diperbantukan oleh 3 orang tenaga kerja, salah satu sebab dari kegagalan inokulasi dijelaskan oleh Bapak Ysf karena tidak terpantaunya para pekerja saat inokulasi dilakukan dan kebersihan tidak diperhatikan oleh pekerja. Melakukan budidaya jamur tiram harus dilakukan dengan telaten (rajin), pencampuran serbuk kayu yang merata, penyiraman yang dilakukan terjadwal yaitu pagi dan sore hari, pembuangan

(21)

baglog yang sudah tidak dapat berproduksi lagi dan inokulasi yang dilakukan dengan steril. Selain menjalankan budidaya jamur tiram, Bapak Ysf juga menjualkan baglog yang dibuat sendiri ke petani jamur lainnya. Satu baglog dijual seharga Rp. 2.500,00.

Sekarang Bapak Ysf dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram dibantu oleh anaknya dikarenakan anak sudah diberi kepercayaan untuk sama-sama merintis usaha keluarga yaitu budidaya jamur tiram. Alasan tidak memiliki tenaga kerja disampaikan oleh Bapak Ysf karena sulit untuk mencari yang benar-benar rajin mengurus jamur, yang bisa dipercaya dan cara kerja pekerja yang sulit dipantau. Saat ini proses inokulasi dilakukan oleh Bapak Ysf sendiri, dikarenakan untuk menjaga kebersihan pada saat inokulasi. Kumbung jamur tiram Bapak Ysf saat ini hanya terisi sekitar 3000 baglog, dikarenakan kondisi kumbung yang terbuat dari bambu sudah miring dan tidak kuat untuk menampung 10 ribu baglog. Masuknya budidaya jamur tiram ke dalam Posdaya Kenanga diharapkan oleh Bapak Ysf dapat membantu usaha budidaya jamur tiram miliknya, baik bantuan dana ataupun bantuan material untuk perbaikan kumbung.

Bidang Lingkungan

Kegiatan pada bidang lingkungan telah dilakukan oleh masyarakat RW 05 Kelurahan Situgede sebelum adanya Posdaya Kenanga RW 05 Situgede. Warga RW 05 sudah peduli kebersihan di lingkungan mereka sendiri, ini terlihat dari kegiatan “jumsih” (Jumat Bersih) menjadi rutinitas bagi warga RW 05. Kegiatan “jumsih” memiliki koordinator kader di masing-masing RT di RW 05, sehingga kegiatan bersih lingkungan terkoordinir dengan baik disetiap RTnya. Kegiatan ”jumsih” biasanya dilakukan oleh ibu-ibu sedangkan untuk kerja bakti setiap hari Minggu ditiap bulannya dilakukan ibu-ibu dan bapak-bapak di RW 05.

Selain kebersihan di lingkungan RT serta RW 05, beberapa masyarakat RW 05 juga melakukan kegiatan pemilahan sampah, baik sampah organik maupun sampah non organik. Sampah organik yang terkumpul dibuat pupuk kompos cair yang bisa digunakan untuk tanaman hias ataupun tanaman obat dan dapat dijual ke warga RW lain sehingga menambah penghasilan dari warga RW 05. Sedangkan untuk sampah non organik yang masih bisa dimanfaatkan, digunakan oleh ibu-ibu maupun remaja putri di RW 05 untuk dibuat kerajinan tangan anyaman seperti tas dan dompet. Sampah non organik bisa dari bungkus

(22)

mie instant, bungkus kopi, bungkus permen, bungkus detergent dan masih banyak lagi.

Sebelum memanfaatkan sampah non organik untuk dijadikan produk kerajinan dan seni, pelatihan untuk membuat kerajinan anyaman tas dan dompet yang bernama GEuLIS (Gerakan Untuk Lingkungan Sehat) dari barang-barang yang ramah lingkungan diikuti ibu-ibu Kelurahan Situgede di Pejaten, Jakarta. Sebanyak 30 orang kader mewakili masing-masing RW ikut dalam pelatihan tersebut. Sudah banyak hasil kerajinan anyaman yang dibuat oleh warga RW 05, bahkan setiap pameran kerajinan tangan ini selalu diikutsertakan. Selain memanfaatkan waktu luang, hasil kerajinan anyaman memiliki nilai ekonomi yang baik sehingga dapat membantu biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari bahkan kebutuhan perbulan di setiap rumah tangga warga RW 05. Semakin kreatif dalam memadupadankan warna, corak serta gambar dari bahan ramah lingkungan tersebut maka hasil kerajinan anyaman baik berupa tas maupun dompet memiliki daya jual yang tinggi yaitu sekitar Rp.40.000,00-Rp.80.000,00. Kegiatan GEuLIS sangat relevan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) juga telah dilakukan di RW 05 di mana setiap RT dari RW 05 mempunyai kader masing-masing untuk melihat pemantauan dini jentik nyamuk demam berdarah di setiap kamar mandi dari warga masing-masing RT di RW 05. Berdasarkan penuturan kader PSN, setiap rumah di masing-masing RT tidak ada jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Jentik-jentik nyamuk di RW 05 terlihat di Tower penampungan air yang digunakan secara umum untuk warga RT 03, dikarenakan jarak antara Tower air dengan tempat pembuangan sampah sangat dekat sehingga nyamuk bertelur dan menjadi jentik-jentik nyamuk. Kader PSN selalu rutin memantau jentik-jentik nyamuk deman berdarah dan kepada warga diberitahukan untuk selalu menguras bak kamar mandi seminggu sekali kemudian dinding-dinding dari bak tersebut di bersihkan dengan disikat atau dilap agar telur-telur nyamuk yang menempel di dinding bak tidak berkembang menjadi jentik-jentik dan kemudian menjadi nyamuk deman berdarah.

(23)

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi: 1 (a) memotivasi, mendorong, meningkatkan kesadaran akan potensinya. (b) menciptakan iklim/suasana untuk berkembang, 2. memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah positif untuk mengembangkannya, 3. penyediaan berbagai masukan, dan pembukaan akses.

Upaya pokok yang dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, akses kepada modal, teknologi tepat guna, informasi, lapangan kerja dan pasar. Kenyataanya seringkali proses ini tidak muncul secara otomatis dari masyarakat melainkan tumbuh dan berkembang berdasarkan interaksi masyarakat setempat dengan pendamping, perangkat kelurahan serta tokoh masyarakat. Dalam aktivitas kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede pendamping, perangkat kelurahan, dan tokoh masyarakat memiliki peran yang berbeda-beda. Peran pendamping, perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam Posdaya Kenanga 05 Situgede diiuraikan sebagai berikut:

Peran Pendamping

Faktor pendukung keberhasilan pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah pendampingan. Implementasi yang mampu menggerakkan masyarakat dan berlangsung secara berkelanjutan memerlukan peran pendampingan. Pendampingan yang diperoleh dari kegiatan Posdaya memperlihatkan kinerja yang bagus, melahirkan banyak ide kreatif dalam program pemberdayaan dan pemanfaatan potensi lokal. Gairah dari masyarakat timbul untuk memberdayakan diri mereka.

Bentuk pedampingan dapat dikembangkan dengan kreatif, terlebih disaat zaman teknologi komunikasi yang semakin mudah diakses oleh setiap orang. Pendampingan yang dilakukan adalah dalam bentuk kunjungan ke Posdaya, konsultasi pengurus atau kader, mendampingi untuk melihat kegiatan di Posdaya lain yang berhasil, dan mengikutkan dalam berbagai kegiatan diskusi, seminar atau kegiatan pelatihan. Peran pendamping selain mendampingi juga membantu dalam penyusunan proposal kegiatan untuk diajukan ke pihak luar.

Prinsipnya pendampingan dilakukan untuk membantu bagaimana Posdaya dapat mencari solusi berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga mempunyai program kegiatan yang sesuai kebutuhan dan dapat terlaksana

(24)

dengan baik. Pendampingan yang dilakukan tidak harus tatap muka atau bertemu fisik, pendampingan bisa dilakukan dengan saling memberikan informasi, mengetahui kondisi Posdaya, melakukan kontrol kegiatan yang dilaksanakan melalui telepon dan pesan singkat telekomunikasi Short Message Service (SMS) yang berlangsung 24 jam sehari.

Pendampingan dapat dicermati bukan untuk membuat masyarakat terus bergantung kepada pendamping, melainkan upaya menciptakan akselerasi dan mempertahankan semangat masyarakat dalam menghidupkan modal sosial yaitu kegotongroyongan guna terciptanya pemberdayaan yang berkesinambungan. Ibarat orang tua terhadap anak-anaknya yang dewasa, sudah dapat mandiri tetapi tetap masih perlu diberi arahan dan bimbingan serta tidak sepenuhnya dilepas.

Pihak P2SDM LPPM IPB dalam kegiatan Posdaya Kenanga 05 Situgede bertindak sebagai fasilitator dan konsultan. Sebagai fasilitator yang dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada kader-kader Posdaya. Pelatihan-pelatihan yang difasilitasi oleh P2SDM LPPM IPB meliputi pelatihan mengenai visi misi Posdaya, training motivasi yaitu motivasi untuk menjadi kader pemberdayaan masyarakat yang sifatnya sukarela, ikhlas, mengundang Posdaya yang berhasil untuk berbagi cerita (sharing) dengan Posdaya yang baru dibentuk, serta pelatihan tutor PAUD. Fasilitator dan konsultan merupakan peran dari P2SDM LPPM IPB untuk mengembangkan Posdaya. Permasalahan yang terjadi di dalam Posdaya disampaikan ke P2SDM LPPM IPB dan selanjutnya dicari solusi dalam penyelesaian masalah tersebut. P2SDM LPPM IPB melakukan pembinaan terhadap 92 Posdaya yang berada di 4 wilayah yaitu Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur.

Bidang Pendidikan

Fasilitasi yang telah diberikan P2SDM LPPM IPB kepada Posdaya Kenanga 05 Situgede yaitu pelatihan kepada tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kenanga selama 1 bulan setiap minggu tanpa dipungut biaya. Pelatihan tutor PAUD dilaksanakan di P2SDM Baranang Siang dan diikuti seluruh tutor PAUD Posdaya. Metode yang digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, presentasi, game, role playing, diskusi, tanya jawab, rugas kelompok dan individu serta praktik/micro teaching. Penyampaian materi pelatihan untuk menjadi tutor PAUD melibatkan narasumber dari Pemkot Kota Bogor, Ketua Himpaudi Kota Bogor serta Kepsek KB-TKIT Azizah Bogor. Pihak P2SDM LPPM IPB sebagai

(25)

fasilitator telah menyiapkan narasumber yang paham mengenai PAUD, sehingga yang disampaikan dalam pelatihan dapat diterapkan langsung di PAUD masing-masing.

Materi yang disampaikan saat pelatihan tutor PAUD meliputi tumbuh kembang anak, mengetahui bakat anak, psikologi anak, teknik mengajar, teknik menggambar serta permainan yang bersifat edukatif. Setelah dilaksanakannya pelatihan oleh P2SDM LPPM IPB, guru lokal tersebut mulai menjalankan perannya sebagai tutor PAUD. Selain diberikan pelatihan dasar penyelenggaraan PAUD, P2SDM LPPM IPB terus berupaya mengembangkan kapasitas tutor-tutor PAUD melalui training-training yang ada di wilayah binaan.

Fasilitasi yang diberikan P2SDM LPPM IPB kepada PAUD Kenanga tidak hanya pelatihan terhadap tutor melainkan buku-buku cerita bergambar sebagai penunjang proses belajar mengajar. Pelatihan tutor PAUD Kenanga serta pemberian buku cerita bergambar semakin memantapkan semangat tutor PAUD Kenanga untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan ikhlas dan sukarela. Berikut penuturan tenaga pengajar PAUD Kenanga mengenai pelatihan tutor dan buku cerita bergambar yang diberikan P2SDM LPPM IPB:

“Sebelum PAUD Kenanga dibuka, kita tutornya ikut pelatihan dulu di P2SDM Baranang Siang selama satu bulan seminggu satu kali, setiap hari jumat. Setelah ikut pelatihan tutor dan kita punya bekal mengenai pengajaran di PAUD barulah PAUD Kenanga dibuka. Saat PAUD Kenanga dibuka juga dihadiri oleh pihak P2SDM LPPM IPB, Bu Min ya kalau ga salah yang juga memberikan buku cerita bergambar untuk anak-anak”(Rin).

Selain pelatihan tutor serta sumbangan buku cerita bergambar yang diberikan, motivasi serta semangatpun diberikan oleh pihak P2SDM LPPM IPB kepada tutor PAUD Kenanga untuk ikhlas dan sukarela mengabdikan diri sebagai pekerja sosial pemberdayaan masyarakat yang tidak memiliki insentif bulanan, guna membantu masyarakat memajukan pendidikan anak-anak di Kelurahan Situgede. Berikut kutipan tutor PAUD Kenanga:

“Kita diberi motivasi dan semangat untuk mengajar dengan ikhlas dan tujuan kita untuk memajukan pendidikan anak-anak dalam usia balita. Insya Allah diawali dengan niat baik hasilnya pun juga baik” (Ynh).

Bidang Kesehatan

Kegiatan kesehatan di RW 05 sudah berjalan aktif sejak tahun 2000, kegiatan yang ada di RW 05 antara lain Posyandu dan Posbindu Lansia. Posyandu terdapat 37 balita serta 4 ibu hamil, sedangkan di Posbindu Lansia

(26)

terdapat 75 lansia. Dirintis sejak tahun 2000 membuat kegiatan Posyandu dan Posbindu berjalan dengan aktif disetiap bulannya. Fasilitas yang dimiliki Posyandu dan Posbindu sudah lengkap karena adanya bantuan dari PNPM seperti penuturan ketua Posyandu berikut ini:

“Kalau dari PNPM kan kebetulan kita Posyandu belum punya apa-apa waktu itu ya, hordeng perlu diganti, seprei juga trus lemari buku juga ya perlu diganti, trus meja dan kursi emang belum ada kan tambahan, wastafel tempat mencuci tangan, Alhamdulliah sih” (Asn). Fasilitas yang ada di Posyandu dan Posbindu sudah membantu dalam kegiatan Posyandu dan Posbindu setiap bulannya. Posyandu dan Posbindu dilaksanakan pada minggu ke II setiap bulannya yaitu hari Rabu dan Kamis. Masuknya bidang kesehatan di dalam Posdaya Kenanga semakin mengembangkan kegiatan yang sudah dijalani selama ini seperti pemberiaan makanan tambahan (PMT) pada balita, penimbangan balita, penimbangan ibu hamil, pengukuran tekanan darah serta penimbangan lansia. Fasilitasi yang diberikan pihak P2SDM LPPM IPB sebagai fasilitator kepada bidang kesehatan yaitu berupa uang Rp. 600.000,00 kemudian uang tersebut dibelikan alat pengukur tekanan darah serta timbangan lansia. Berikut penuturan ketua Posyandu dan kader Posbindu Lansia:

“Tensi memang belum punya trus timbangankan selama ini lansia selalu pakai timbangan yang Posyandu, timbangan ibu hamil gitu kan. Dan sekarang mah karena kita sudah punya tensi, tensinya belum digunakan karena kita (kader) belum bisa ya belum ada yang ngelatih. Trus timbangannya, timbangan lansia khusus, timbangan ibu hamil khusus yang dari Posyandu” (Asn)

“Dari P2SDM pernah kasih uang Rp. 600.000,00 ke posbindu, trus uang itu kita belikan alat pengukur tensi darah sama timbangan lansia, yang belinya bidan Nn karena kita kan ga tau mana yang bagus dan sesuai untuk lansia, kalau bidan kan ngerti. Kalau ga salah untuk alat tensi darah dan timbangan lansia harganya Rp.450.000,00 Sisanya kita masukin ke uang kas Posyandu dan Posbindu gitu buat jaga untuk keperluan laen nantinya” (Jwh).

Fasilitas yang diberikan P2SDM LPPM IPB sangat bermanfaat bagi Posbindu Lansia, penimbangan lansia sudah menggunakan timbangan khusus lansia tidak menggunakan timbangan yang ada di Posyandu lagi namun untuk alat pengukur tekanan darah belum digunakan karena kader yang ada di Posyandu dan Posbindu belum bisa menggunakan karena belum dilatih. Saat kegiatan Posyandu dan Posbindu bidan serta mantri membawa alat pengukur tekanan darah masing-masing. Adanya bantuan dari Posdaya melalui P2SDM

(27)

LPPM IPB semakin meningkatkan jumlah lansia yang datang ke Posbindu untuk memeriksakan kondisi kesehatan. Pada saat Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan masing-masing bidang diminta oleh P2SDM LPPM IPB untuk mengajukan kebutuhan dibidangnya, dari bidang kesehatan hanya mengajukan kamera digital untuk digunakan sebagai bahan dokumentasi setiap kegiatan. Berikut penuturan ketua Posyandu mengenai RTL yang diajukan bidang kesehatan:

“Baru pengajuan kemaren, emang harusnya sih tahun ini mengajukan tapi karena Posyandu kita udah Allhamdulliah yah karena udah ada bantuan dari PNPM, jadi untuk Posyandu cuma mengajukan minta kamera digital kalo ga salah mah, karena kalo yang lain-lain tripod segala macem udah ada kan semua disana ya di Posyandu udah komplit jadi kita mengajukan kamera digital untuk sewaktu-waktu kegiatankan kita untuk dokumentasi gitu ya” (Asn). Bidang Ekonomi

Menopang kebutuhan permodalan usaha, beberapa Posdaya mulai muncul Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Bentuk kegiatannya adalah simpan pinjam yang dikelola secara syariah. Simpan pinjam dikelola oleh Posdaya dengan keanggotaan masyarakat setempat dan dengan keragaman besarnya iuran wajib dan iuran bulanan. Jumlah uang kas LKM bervariasi namun umumnya masih di bawah 5 juta rupiah. Keberadaan LKM diakui sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menggunakan untuk keperluan usaha produktif. Keberadaan LKM dicita-citakan oleh masyarakat sebagai lembaga yang mampu menghapuskan bank keliling yang menjamur hampir di lingkungan sekitar.

Kegiatan LKM yang ada di Posdaya Kenanga belum berjalan dikarenakan kehadiran Posdaya Kenanga yang baru berumur satu tahun masih perlu dilakukan penjajagan untuk kegiatan LKM. Kegiatan yang berlandaskan dengan uang sulit untuk dikoordinir, dikarenakan semua masyarakat membutuhkan uang atau pinjaman di LKM, tetapi untuk proses pengembalian dari uang tersebut sulit untuk dikontrol. Berikut penuturan bendahara Posdaya Kenanga mengenai kegiatan LKM di lingkungannya:

“Masyarakat di sini kalau untuk melakukan peminjaman sangat mudah tetapi pada saat pegembalian sangat sulit, maka dari itu kita sebelum memberikan pinjaman harus diselidiki dahulu bagaimana orangnya, bagaimana kegiatan usahanya, apakah punya banyak hutang, tepat waktu tidak ngembalinya. Bukan karena kita pelit, tetapi untuk kelancaran dari LKM itu sendiri, kan LKM itu dananya berputar

(28)

lah kalau macet gimana kan kita (pengurus) nya juga yang bingung” (Jwh).

Bantuan dana untuk LKM di Posdaya Kenanga sudah diberikan oleh pihak P2SDM LPPM IPB sebesar Rp. 1.200.000,00 dan diistilahkan dengan menanam saham, sehingga dana yang diberikan bukan semata-mata untuk masyarakat tetapi digulirkan. Sistem yang diberlakukan pihak P2SDM LPPM IPB bagi LKM Posdaya Kenanga adalah bagi hasil, sehingga tidak bersifat riba (bunga). Pernyataan di atas dipertegas oleh ucapan pihak P2SDM LPPM IPB yaitu:

“P2SDM memberikan suntikan modal, nanam saham sifatnya jadi kita tidak ngasih tapi jika dana kembali kita dapet. Itu untuk mendidik mereka juga. Kita nitip saham ke LKM supaya nanti menjadi banyak bukan dari bunga ya tapi dari bagi hasil karena kita tekankan setiap orang jangan berbunga tetapi bagi hasil supaya menggunakannya juga enak” (Mnt).

Bantuan dana untuk LKM yang diberikan ke Posdaya Kenanga belum digunakan dikarenakan sulit untuk melakukan kegiatan simpan pinjam jika belum mengetahui anggotanya dengan jelas. Menurut penuturan bendahara Posdaya Kenanga, untuk melakukan kegiatan LKM harus dimulai dengan saling percaya baik antara pengurus dan anggota serta kejujuran dari kedua belah pihak. Melihat belum berjalannya LKM, sedangkan dana dari pihak P2SDM LPPM IPB sudah digulirkan menjadi pertanyaan bagi para kader namun bendahara Posdaya Kenanga memiliki jawaban tersendiri yaitu:

“Uangnya ada, ditabung sama Bapak (Koordinator Posdaya Kenanga). Saya ga akan memakan uang amanah. Jadi silahkan aja kalau mau minjem mah, ya itu tadi asal kalau uangnya diperlukan atau ditanya sama P2SDM harus ada, sok aja” (Jwh).

Dijelaskan lebih lanjut oleh bendahara Posdaya Kenanga mengenai belum dijalankan kegiatan UKM karena:

“Untuk kegiatan simpan pinjam kita ga bisa asal pilih anggotanya, kita harus selidiki dulu agar sama-sama enak, yang ngurusnya juga enak yang minjem juga enak. Jangan seperti yang sudah-sudah macet karena pengembalian yang tidak tepat waktu, yang nunggak berapa bulan contohnya udah banyaklah kalau kegiatan yang kayak begituan” (Jwh).

Belum berjalannya kegiatan LKM di Posdaya Kenanga, P2SDM LPPM IPB selalu mengontrol kegiatan di Posdaya Kenanga. Setiap 3 bulan sekali Posdaya Kenanga harus menyerahkan laporan kegiatan berupa form yang telah dilaksanakan di Posdaya Kenanga. Dari hasil pelaporan pihak P2SDM LPPM

(29)

IPB bisa mengetahui apakah LKM sudah berjalan atau belum, kemajuan apa yang telah dilaksanakan masing-masing bidang Posdaya Kenanga serta hambatan-hambatan di kegiatan Posdaya. Aktivitas kegiatan yang dilakukan Posdaya Kenanga terangkum dalam laporan per tiga bulanan tersebut. Bentuk pemantauan (controlling) yang dilakukan pihak P2SDM LPPM IPB terhadap Posdaya binaan salah satunya Posdaya Kenanga Situgede secara berkala menjadikan keterdekatan, kepedulian dan saling memiliki antara pengurus atau kader dengan pihak P2SDM LPPM IPB dalam kegiatan Posdaya.

Bidang Lingkungan

Kegiatan lingkungan yang telah dilakukan antara masyarakat dengan pihak P2SDM LPPM IPB adalah pengelolaan sampah menjadi kompos, Gerakan untuk Lingkungan Sehat (GEuLIS), dan biopori. Pelatihan pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh P2SDM LPPM IPB dan Posdaya telah mampu mengimplementasikan pengelolaan sampah menjadi kompos yang bernilai ekonomi. GEuLIS merupakan kegiatan yang sangat relevan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.

Pelatihan pengelolaan mengenai sampah organik dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat serta kader Posdaya Kenanga untuk melihat proses pembuatan kompos dari sampah organik. Peran masyarakat dalam pengelohan kompos sangat baik. Pengolahan kompos lebih efektif dimulai dari rumah sendiri, yaitu menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non organik) dan sampah basah (organik). Pemisahan kedua sampah dilakukan karena pemanfaatannya berbeda, yakni sampah kering bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang seperti tas dan dompet dari kegiatan GEuLIS, sedangkan sampah organik dimanfaatkan menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan dari sampah organik disebut pupuk organik dan memiliki manfaat menyehatkan lingkungan.

Pupuk kompos atau pupuk organik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pupuk kimia (anorganik) diantaranya, bahan yang digunakan mudah diperoleh, proses pembuatannya sangat mudah, berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah, dan dapat tersimpan dalam tanah dengan waktu yang lama. Pelatihan pembuatan kompos dilakukan di lapangan sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung. Bahan yang dipersiapkan adalah mengumpulkan sampah organik dari daun-daun kering, bahan pengurai, gula dan air. Kemudian dibuat lubang yang letaknya dibawah pohon agar tidak terkena sinar matahari langsung dan hujan. Sampah organik dari daun-daunan

(30)

dicacah menjadi potongan kecil. Percepatan pengomposan ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism 4 (EM4) yang berfungsi sebagai pengurai dalam proses pengomposan. Kemudian lubang ditutup dengan terpal atau plastik agar proses penguraian berlangsung dengan baik dan tidak terjadi penguapan. Setelah 3 hari tumpukan diperiksa dengan menusuk-nusuk tumpukan dengan kayu, jika tusukan lancar atau tidak menyangkut, maka pengomposan berhasil dilakukan dan siap dipakai untuk pupuk tanaman hias maupun tanaman obat. Pelatihan mengenai pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos dijelaskan oleh kader bidang lingkungan berikut ini:

“Masyarakat antusias melihat proses pembuatan kompos yang dari sampah daun-daunan itu, selama ini masyarakat hanya tau saja tetapi cara membuatnya belum tahu, dan cairan yang digunakan juga baru tau pas pelatihan itu, ujarnya” (Ade).

Dijelaskan oleh kader lingkungan, pelatihan pembuatan pupuk kompos yang diberikan pihak P2SDM LPPM IPB selain dapat memanfaatkan sampah daun-daun kering yang berserakan untuk dijadikan pupuk juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan menjual pupuk kompos ke masyarakat yang lain atau ke RW lain. Proses pembuatan pupuk kompos yang tidak sulit serta bahan-bahan yang mudah di dapat membuat masyarakat tertarik melakukannya serta ada yang dimanfaatkan sendiri untuk tanaman obat keluarga ataupun dijual sebagai biaya tambahan untuk kebutuhan sehari-hari.

Pelatihan kegiatan GEuLIS dilakukan di Pejaten Jakarta yang diikuti 25 orang dari seluruh RW di Kelurahan Situgede. Materi pelatihan yang disampaikan merupakan teknik menganyam dari bahan ramah lingkungan seperti plastik bungkus mie instant, bungkus kopi, bungkus detergent, bungkus permen dan bungkus pewangi pakaian. GEuLIS merupakan kegiatan yang memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi produk-produk kerajinan dan seni misalnya tas dan dompet. Pelatihan GEuLIS yang dilakukan di Pejaten Jakarta dituturkan oleh kader yang ikut dalam pelatihan antara lain:

“Disana kita pertamanya melihat dulu proses pengayaman dari bungkus-bungkus itu ya banyak ada bungkus kopi, bungkus mie. Kemudian kita disuruh cobain untuk nganyamnya. Masing-masing dari kita yang 25 orang belajar cara nganyamnya” (Asn).

“Pertama belajar di Pejaten gunain bungkus mie instant dulu, karenakan bungkusnya lembut jadi mudah untuk dibentuk dan dianyam” (Ryt).

(31)

“Selain diajarin cara nganyamnya kita juga diajarin cara ngejahit hasil anyaman tadi biar jadi dompet atau tas. Kalau bungkus mie kan lembut dan tipis jadi kalau mau dibuat tas atau dompet harus dikasih poring (lapisan) dulu, kalau bungkus kopi yang agak tebel mah ga usah dikasih poring juga udah mantep’ (Jwh).

Hasil pelatihan yang didapatkan ibu-ibu di Pejaten sudah menghasilkan banyak tas dan dompet dari anyaman limbah plastik yang ramah lingkungan. Tas dan dompet anyaman sudah diperkenalkan melalui pameran-pameran Posdaya yang diikutsertakan oleh pihak P2SDM LPPM IPB. Disamping memanfaatkan waktu luang dan menambah kreatifitas, kerajinan tas dan dompet anyaman juga mempunyai nilai ekonomi yang baik sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Semakin menarik perpaduan motif dan warna dari bahan limbah plastik yang ramah lingkungan semakin bernilai ekonomi. Tas dan dompet hasil kerajinan anyaman dari limbah plastik yang ramah lingkungan dapat dijual dengan harga berkisar Rp. 50.000,00 hingga Rp. 100.000,00/buah.

Biopori juga diperkenalkan pendamping kepada masyarakat Posdaya Kenanga. Biopori adalah lubang yang ditutupi sampah organik dan berfungsi untuk menjebak air yang mengalir sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi bawah tanah, tumbuhan di sekitarnya serta membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tanaman hias dan tanaman obat keluarga. Koordinator Posdaya Kenanga menjelaskan bahwa biopori memiliki banyak manfaat yaitu 1) air meresap ke dalam tanah sehingga menambah air dalam tanah, 2) membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar, 3) mengurangi genangan air yang dapat menimbulkan penyakit, 4) mengurangi resiko banjir, meskipun di Kelurahan Situgede tidak pernah terjadi banjir, 5) memanfaatkan peran dari cacing, serangga dalam tanah, dan 6) mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Pembuatan lubang biopori dilakukan diperkarangan rumah Koordinator Posdaya Kenanga dengan membuat lubang silindris dengan diameter 10 cm dan kedalaman 30 cm. Lubang biopori diberikan pengaman atau tanda agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok. Kemudian lubang diisi dengan sampah organik seperti daun-daunan, sampah dapur, ranting pohon, dan sampah makanan dapur. Sampah di dalam lubang dimakan rayap, mikroorganisme dalam tanah. Penyusutan sampah terjadi di dalam lubang sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Berikut

Gambar

Gambar 4 Susunan Pengurus Posdaya Kenanga RW 05 Situgede Penasehat Lurah Situgede Sekretaris Gustaaf Prihatin Koordinator Salikan  Lingkungan  Ade Endang Bendahara Jawariah Kesehatan Asnawati Pendidikan Ruhid Ekonomi Doni Achmad B
Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani SAWARGI  Jl Tambakan RT 01/05 Situgede Kota Bogor

Referensi

Dokumen terkait

Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu nilai optimum pada uji daya hambat kombinasi tanah Aluvial steril kedalaman 60 cm

Yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran melalui penelitian ini keaktifan belajar siswa dan prestasi siswa terhadap mata pelajaran IPA.Hal ini diketahui dari

Pembahasan dari hasil pengujian disebutkan bahwa terdapat produk wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung telah terbukti. Koefisien X 1 yang positif ini

Pengusaha impor, atau lazim disebut dengan Impor-Merchant adalah badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk TAPPI (Tanda Pengenal Pengakuan Importir) untuk

Desa Hatu yang terletak pada Kecamatan leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah dan Desa Tulehu terletak pada Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah merupakan

ini adalah anak muda Sidoarjo telah berlomba dalam aksi peduli lingkungan dan melaksanakan kegiatan bersih-bersih lingkungan ( trashmob ) dengan tujuan dari Program

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesopanan yang terdapat pada rubrik Pojok dalam koran Joglosemar dan (2) mendeskripsikan makna

Dalam hal ini untuk membuat sistem Informasi Buku Online diperlukan suatu database untuk menyimpan data.. Database yang akan pakai adalah MySQL, sedangkan pemrogramannya