• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BALAI BIOTEKNOLOGI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BALAI BIOTEKNOLOGI TAHUN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

BALAI BIOTEKNOLOGI

TAHUN 2020-2024

DEPUTI BIDANG

(2)

RENCANA STRATEGIS BALAI BIOTEKNOLOGI

TAHUN 2020-2024

BALAI BIOTEKNOLOGI

DEPUTI BIDANG

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia- Nya sehingga Rencana Strategis Balai Bioteknologi 2020-2024 dapat terselesaikan.

Rencana Strategis Balai Bioteknologi 2020-2024 mengacu pada Peraturan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor 06 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis BPPT 2020-2024 dan Rencana Strategis Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT 2020- 2024. Rencana Strategis ini terdiri dari 6 (enam) Bab yaitu Pendahuluan, Lingkungan dan Isu Strategis, Tujuan dan Sasaran Kegiatan, Arah Kebijakan Strategis dan Kerangka Regulasi, Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan dan Penutup.

Rencana Strategis Balai Bioteknologi merupakan dokumen kegiatan Unit Kerja untuk periode 5 (lima) tahun (2020-2024). Rencana Strategis ini disusun sebagai pedoman Unit Kerja menuju terlaksananya inovasi teknologi dan layanan teknologi yang diarahkan untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa dan menjamin kepuasan pelanggan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Rencana Strategis Balai Bioteknologi 2020- 2024 ini.

Jakarta, Oktober 2020 Kepala Balai Bioteknologi

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II LINGKUNGAN DAN ISU STRATEGIS... 4

A. Capaian... 4

B. Lingkungan Stategis ... 6

C. Isu Strategis ... 8

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN... 11

BAB IV ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS DAN KERANGKA REGULASI ... 13

BAB V TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... 15

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fasilitas Balai Bioteknologi………. 9

Tabel 2. Kegiatan dan Indikator Kegiatan Utama... 12

Tabel 3. Arah Kebijakan Strategis ... 13

Tabel 4. Kerangka Regulasi ... 13

(6)

BAB I PENDAHULUAN

Rencana strategi Balai Bioteknologi adalah dokumen perencanaan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi organisasi dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan isu strategis. Di dalam Renstra digambarkan tujuan, sasaran, arah kebijakan, program dan kegiatan yang merupakan proses berkelanjutan mengacu pada dokumen Rencana Strategis Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dalam Renstra BPPT disebutkan bahwa berdasarkan Undang Undang No. 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (pasal 1) salah satu cara penyelenggaraan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah melalui kegiatan pengkajian dan penerapan. Sebagai salah satu lembaga yang melakukan fungsi tersebut, BPPT bertanggung jawab untuk ikut berkontribusi terhadap pembangunan nasional dengan mewujudkan inovasi melalui aktualisasi 7 (tujuh) peran yaitu perekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, alih teknologi, intermediasi, difusi, dan komersialisasi teknologi.

Visi BPPT adalah “Menjadi lembaga terdepan dalam pengkajian dan penerapan teknologi yang andal, profesional, inovatif, dan berintegritas untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Sedangkan misi BPPT adalah pertama memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis yang cepat, akurat dan responsif kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan negara dalam bidang pengkajian dan penerapan teknologi dan kedua meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi BPPT ke dalam program yang mendukung pembangunan nasional dan pembangunan bidang iptek yang akan dilaksanakan, maka tujuan BPPT tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan Rekomendasi kebijakan di bidang teknologi sebagai landasan pembangunan nasional

2. Menghasilkan inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas pembangunan nasional

3. Meningkatnya tatakelola pemerintahan yang baik, akuntabel, dan dinamis melalui Transformasi Digital

Sasaran strategis yang akan dicapai adalah:

(7)

Rekomendasi Teknis

2. Termanfaatkannya Inovasi Teknologi 3. Termanfaatkannya Layanan Teknologi

4. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik akuntabel, dan dinamis melalui Transformasi Digital.

Arah kebijakan Deputi TAB sangat terkait erat dengan arah kebijakan dan strategi BPPT, yang terdiri atas:

1. Melakukan pengkajian dan penerapan teknologi melalui inovasi dan layanan teknologi di bidang Agroindustri dan Bioteknologi untuk mendukung peningkatan daya saing industri melalui:

a) Penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi: pangan dan pertanian, obat dan kesehatan.

b) Peningkatan dukungan bagi pelaksanaan pengkajian dan penerapan melalui dukungan infrastruktur laboratorium

c) Kontribusi dalam pembangunan dan pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains.

2. Melakukan pengkajian dan penerapan teknologi melalui inovasi dan layanan teknologi di bidang Agroindustri dan Bioteknologi untuk mendukung kemandirian bangsa melalui penyelenggaraan litbangyasa teknologi untuk menghasilkan inovasi dalam bidang teknologi: pangan dan pertanian, obat dan kesehatan

Pelaksanaan program dan kegiatan i n o v a s i t e k n o l o g i d a n l ayanan teknologi Balai Bioteknologi mendukung sasaran program Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi ke 2 (dua), 3 (tiga), 6 (enam) “Terwujudnya dan termanfaatkannya Inovasi Teknologi Bidang TAB

Untuk Mendukung Peningkatan Daya Saing Menuju Kemandirian Bangsa dan layanan kepuasan pelanggan” dan sasaran strategis BPPT ke 2 (dua)

dan 3 (tiga)“Termanfaatkannya Inovasi Teknologi dan Layanan Teknologi” serta mendukung tujuan BPPT ke 2 (dua) ‘’ Menghasilkan inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas pembangunan nasional’’

Berdasarkan Peraturan Kepala BPPT Nomor 019 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bioteknologi, Balai Bioteknologi adalah unit kerja di bawah Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi dengan tugas melaksanakan kegiatan pelayanan bioteknologi. Dalam melaksanakan tugasnya Balai Bioteknologi menyelenggarakan fungsi: (a) Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian, monitoring dan evaluasi kegiatan teknis operasional dan atau teknis penunjang dalam penerapan dan layanan bioteknologi, (b). Perencanaan, pelaksanaan, pengkoordinasian dan pemasyarakatan di dalam pengembangan produk

(8)

dan layanan bioteknologi, (c) Pelaksanaan urusan kehumasan, kepegawaian, keuangan, kesekretariatan, rumah tangga, dan pengelolaan sarana teknis.

(9)

BAB II

LINGKUNGAN DAN ISU STRATEGIS A. Capaian

Beberapa capaian inovasi teknologi dan layanan teknologi Balai Bioteknologi adalah sebagai berikut:

1. Pada Tahun 2010 Balai Bioteknologi berhasil mendapatkan sertifikat ISO:17025 untuk pengujian di bidang mikrobiologi, genetik dan kimia, kemudian pada Tahun 2014 dan 2019 berhasil mendapatkan perpanjangan sertifikat tersebut.

2. Pada Tahun 2010-2019 Balai Bioteknologi telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan dalam negeri dan luar negeri baik dalam rangka kerjasama riset maupun kerjasama produksi, antara lain dengan PT Biofarma Tbk., PT Harfarm Jaya, PT Astra Agro Lestari, PT. Martina Berto Tbk, PT. Bintang Toedjoe, PT Sampoerna, Bridgestone Corp. (Jepang) dan Fuji Oil Corp. (Jepang).

3. Inovasi teknologi perbanayakan tanaman hortikultura dan perkebunan (kentang, kopi dan apel) juga dilakukan demi terwujudnya peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa 4. Diseminasi produk bioteknologi telah dilakukan di lima belas (15)

kabupaten/kota. Peserta yang menghadiri kegiatan diseminasi adalah petani, penyuluh, ibu-ibu kelompok tani, dan masyarakat umum, jumlah peserta sebanyak 50-300 orang, berasal dari beberapa kecamatan. Selain memberikan pelatihan kepada kelompok tani dan masyarakat, telah diberikan juga bantuan hibah alat produksi pupuk hayati organik. Kabupaten tersebut adalah: Sidoarjo Jawa Timur, Kota Tangerang Selatan – Banten, Bogor - Jawa Barat, Pemalang, Wonosobo, Batang- Jawa Tengah, Toraja Utara, Wajo, Maros Sulawesi Selatan, Ogan Komering Ilir -Sumatera Selatan, Bone - Sulawesi Selatan, Wajo - Sulawesi Selatan

5. Penataan dan pengembangan kawasan AGROBIOTEK-BPPT, Cilubang- Bogor dan KAWAI, Buncitan-Sidoarjo berupa: Pembuatan tanggul/turap pembatas lahan basah dan kering, pengerukan dan penataan lahan basah, drainase kawasan, pembatas jalan (kansteen), kanopi, jalan setapak, pemadatan jalan kawasan (lanjutan), sarana prasarana uji ikan, laboratorium sarana, Turap Penahan Tanah (TPT), Supply air bersih dan pagar

(10)

kawasan di Kawasan Agrobiotek-BPPT, Cilubang – Bogor dan Aplikasi Produk Bioteknologi serta pembuatan Site Plan Kawasan di KAWAI, Buncitan-Sidoarjo

Capaian kegiatan dalam bidang kesehatan antara lain:

1. Pada tahun 2011 berhasil dilakukan pengkajian teknologi fermentasi dan proses hilir Penisilin G pada skala pilot dengan produktivitas dan rendemen yang tinggi

2. Pada Tahun 2012 berhasil disusun rekomendasi usulan blueprint kemandirian BBO antibiotik betalaktam dan pada Tahun 2013 telah diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.

3. Pada Tahun 2013 telah berhasil disusun rekomendasi teknis teknologi fermentasi dan proses hilir Penisiln G, serta teknologi biokonversi Penisilin G menjadi 6-APA pada skala pilot.

4. Pada tahun 2014 telah dihasilkan koloni unggul Penicillium

chrysogenum dengan menggunakan metoda mutasi acak, senyawa

antara 6-APA serta Kajian Teknoekonomi Produksi 6-APA.

5. Inovasi teknologi pengembangan bahan baku obat anti malaria dan anti amuba. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan obat anti-malaria dengan memanfaatkan keragaman sumberdaya hayati (mikroba dan tanaman) Indonesia. Sasaran kegiatan yang hendak dicapai adalah mengembangkan sistem pengelolaan dan sistem pengujian sumberdaya hayati Indonesia untuk pengembanan senyawa obat anti-malaria dan anti-amuba. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 4 kelompok sub kegiatan, yaitu: (1) Isolasi dan identifikasi mikroba, (2) Produksi ekstrak, (3) Uji aktivitas senyawa aktif, (4) Purifikasi dan Karakterisasi Senyawa Aktif, Kegiatan ini merupakan kegiatan kerjasama antara BPPT dan JICA Jepang dalam kerangka Proyek SATREPS untuk pencarian senyawa aktif anti-malaria dan anti-amuba dengan memanfaatkan keragaman sumberdaya hayati Indonesia.

6. Inovasi Teknologi Pengembangan Bahan Baku Obat Sefalosporin C Tujuan kegiatan adalah untuk mendapatkan prototipe bahan baku obat sefalosporin C dengan bahan media lokal pada skala pilot plant 50 L. Kegiatan ini dibagi dalam 3 (tiga) kelompok kegiatan, yaitu (1) teknologi produksi sefalosporin C, (2) teknologi produksi turunan sefalosporin C dan (3) kajian awal kelayakan industri sefalosporin C.

(11)

Balai Bioteknologi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan bioteknologi, sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Kepala BPPT No 19 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bioteknologi. Salah satu kegiatan pelayanan adalah layanan jasa pengujian di bidang kimia, mikrobiologi dan teknologi gen. Jenis pengujian bidang kimia antara lain: uji kadar air, lemak, serat kasar, kadar air, pengujian kuantitatif dan kualitatif menggunakan HPLC dan LC-MS. Jenis pengujian mikrobiologi antara lain: uji angka lempeng total, Eschericia coli dan Salmonella. Pengujian yang ditawarkan di bidang teknologi gen adalah identifikasi mikroba dengan 16s rRNA dan identifikasi yeast/fungi dengan 28s rRNA. Laboratorium Pengujian Balai Bioteknologi telah mendapatkan akreditasi sebagai Laboratorium Penguji berdasarkan ISO 17025:2017 untuk bidang pengujian tersebut di atas. Akreditasi ini menjamin bahwa laboratorium pengujian memiliki kompetensi secara manajemen dan teknis untuk melakukan pengujian. Sasaran mutu pengujian tahun 2019 adalah tercapainya target penerimaan PNBP dari layanan jasa pengujian di bidang kimia, mikrobiologi dan teknologi gen senilai 350 juta rupiah serta tercapainya kepuasan pelanggan dengan indeks kepuasan pelanggan nilai A. Hasil yang dicapai melebihi target yaitu penerimaan PNBP senilai 365,3 juta rupiah.

B. Lingkungan Strategis

Lingkungan strategis adalah aspek eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan program dan kegiatan di Balai Bioteknologi meliputi: transformasi digital, budaya birokrasi, kelembagaan dan tatalaksana dan adaptasi budaya baru (new normal).

1. Transformasi Digital

Pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan dengan pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi digital. Tantangan global menuntut seluruh pegawai BPPT cakap dan responsif dalam menjalankan proses pelayanan berbasis elektronik yang dikenal sebagai sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE). Isu ini menjadi penting untuk direspon dalam merumuskan langkah strategis dalam mewujudkan pemerintahan kelas dunia (dynamic governance) di tahun 2025.

Transformasi digital ini ditandai dengan adanya 41 aplikasi digital yang dimiliki BPPT yang digunakan untuk penguatan dukungan manajemen dan kesejahteraan pegawai. BPPT telah melakukan transformasi digital

(12)

dengan mengimplementasikannya melalui aplikasi antara lain: Sidapi, Sidadu, Fabiola, Knowledge Management System (KMS), iOTENTIK, SiDuper, Sistem Merit, TRANSFORMER dan Sispekin.

2. Tata Kelola Aset

Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki pemerintah, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat dinilai dengan satuan mata uang dan digunakan dalam operasional pemerintahan. Bagi BPPT, aset merupakan pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi serta layanan umum.

Pembenahan tata kelola aset negara ke arah yang tertib dan akuntabel menjadi hal yang substansial ditengah usaha pemerintah untuk meningkatkan citra pengelolaan keuangan negara yang baik melalui LKPP yang wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).

Kondisi dimana belum terinventarisasinya BMN dengan baik sesuai peraturan yang berlaku pada kementerian / lembaga negara menjadi sasaran dalam penataan dan penertiban BMN. Koridor pengelolaan aset negara memberikan acuan bahwa aset negara harus digunakan semaksimal mungkin mendukung kelancaran tupoksi pelayanan. Penanganan aset pemerintah yang mengikuti kaidah-kaidah tata kelola yang baik / good governance akan menjadi salah satu modal dasar yang penting dalam penyusunan LKPP yang akuntabel.

3. Budaya Birokrasi

Budaya birokrasi merupakan seperangkat nilai dan sistem berdasarkan pengalaman yang terinternalisasi. Hal tersebut diaplikasikan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan (mindset dan cultureset) yang dilakukan oleh segenap sumber daya birokrasi BPPT. Budaya birokrasi yang negatif menjadi penghambat dalam mewujudkan birokrasi profesional, sedangkan budaya koruptif menjadi penghambat dalam mewujudkan birokrasi bersih, akuntabel dan berintegritas.

4. Kelembagaan dan Tatalaksana

Aspek kelembagaan dan tatalaksana dapat dilihat dalam beberapa prinsip dasar, yaitu aspek struktur, proses, kepegawaian serta hubungan BPPT dengan pemerintah dan masyarakat. Struktur organisasi ideal yang diperlukan untuk mendukung pencapaian kinerja dan berorientasi pelayanan publik adalah organisasi yang ramping tetapi efisien dan efektif serta didukung oleh pegawai yang kompeten dan profesional.

Organisasi BPPT saat ini dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah dalam mencapai birokrasi kelas dunia, sehingga penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi menjadi salah satu area perubahan

(13)

yang harus dilaksanakan. Penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi merupakan lan

gkah awal dalam transformasi kelembagaan diikuti dengan penetapan proses bisnis dan Standard Operational Procedurs (SOP) menuju Smart

Institution.

5. Adaptasi Budaya Baru

Kejadian bencana nonalam penyebaran Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) yang ditetapkan sebagai Bencana Nasional mendasari Presiden Republik Indonesia memberikan arahan untuk menyusun tatanan normal baru yang mendukung produktivitas kerja namun tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan sistem kerja ASN agar beradaptasi terhadap perubahan tatanan normal baru yang produktif dan aman COVID-19.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik dengan tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan ASN, pemerintah telah menerbitkan kebijakan pemerintah tentang Sistem Kerja ASN dalam Tatanan Normal Baru. Kebijakan tersebut dimaksudkan sebagai pedoman bagi instansi untuk beradaptasi dengan tatanan normal baru yang produktif dan aman dengan tujuan untuk memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi berjalan efektif dalam mencapai kinerja dan memastikan pelaksanaan pelayanan publik tetap dapat berjalan efektif serta mencegah dan mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19. Adaptasi tersebut dilakukan antara lain dengan menerapkan pertemuan, bekerja dari rumah dengan sistem pencatatan kehadiran, serta disposisi tugas dan pelaporan berbasis online.

C. Isu Strategis

1. Sumber Daya Manusia Balai Bioteknologi

Dalam rangka peningkatan pembinaan kompetensi teknis dan kompetensi dalam bidang bioteknologi industri dan pertanian, diperlukan kemampuan teknis dan kompetensi di bidang IT, tekno ekonomi dan manajerial dalam kesatuan tim kerja dan sistem tata kerja. perlunya peningkatan pembinaan kompetensi teknis dan kompetensi manajerial SDM aparatur dalam kesatuan tim kerja dan sistem tata kerja.

2. Organisasi

Organisasi yang ada saat ini dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah dalam mencapai birokrasi yang profesional, sehingga

(14)

penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi menjadi salah satu area perubahan yang harus dilaksanakan. Penyederhanaan struktur dan kelembagaan birokrasi merupakan langkah awal dalam transformasi kelembagaan diikuti dengan penetapan proses bisnis dan

Standard Operational Procedurs (SOP) menuju Smart Organization.

3. Pelayanan Teknologi

Proses Pelayanan Teknologi berbasis IT yang cepat, akurat dan memenuhi kriteria mutu pelayanan prima (dynamic governance). Mutu suatu layanan merupakan hal penting yang harus diupayakan oleh setiap organisasi jika ingin dapat bersaing untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pemangku kepentingan. Kepuasan pemangku kepentingan adalah salah satu kunci dalam menciptakan hubungan dengan pemangku kepentingan yang berpengaruh terhadap keberhasilan jangka panjang organisasi. Sehingga menuntut organisasi untuk selalu memperbaiki kualitas layanan mereka melalui manajemen mutu. Tingkat kualitas yang sesuai ekspektasi pemangku kepentingan akan menghasilkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap organisasi.

4. Sarana/Prasarana (laboratorium, rumah kaca dsb)

Balai Bioteknologi memiliki fasilitas sarana dan prasarana berupa laboratorium, pilot plant serta lahan uji untuk kegiatan bidang bioteknologi industri dan pertanian. Fasilitas dan sarana prasarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Fasilitas Balai Bioteknologi

No Gedung Fasilitas

1 Gedung kantor dan kantin Manajemen dan perkantoran Auditorium

Kantin 2 Gedung Laboratorium

Utama Laboratorium mikrobiologi 1

Laboratorium mikrobiologi 2 Laboratorium mikrobiologi 3 Laboratorium Fermentasi Laboratorium Analitik Laboratorium Genetika 1 Laboratorium Genetika 2 Laboratorium Genetika 3 Laboratorium Proses Hilir Laboratorium Instrumentasi Laboratorium Fungi 1 Laboratorium Fungi 2 Laboratorium biassay Ruang peneliti Perpustakaan

3 Pilot Plant Industri Pilot plant fermentasi Pilot plant recovery 4 Gedung Pilot Plant

Pertanian Laboratorium kultur jaringantanaman Laboratirum praparasi

(15)

Pilot plant pertanian Ruang preparasi Ruang sterilisasi Ruang peneliti

No Gedung Fasilitas

5 Green House Green House

6 Screen House Screen House anggrek Screen House pembibitan

Screen House produksi mikorisa 7 Unit utilitas Brine Chiller

Boiler

Chiler system

Demineralizer water system Kompresor

Cooling water system

8 Susbtation Genset

Panel distribusi

Panel tegangan menengah UPS

Power Factor

9 Gedung Pertanian Laboratirum agromikrobiologi Laboratorium pakan ternak Ruang peneliti

Pada setiap ruangan laboratorium di atas, terdapat berbagai jenis peralatan utama dan pendukung sesuai dengan fungsi dan kegiatan yang ada dalam laboratorium tersebut. Berbagai kegiatan pengkajian dan layanan teknologi telah dilakukan di Balai Bioteknologi. Beberapa capaian kegiatan dalam bentuk layanan pengujian, kerjasama riset, verifikasi teknologi, pelatihan, jasa produksi dan kegiatan pengkajian teknologi lainnya telah dilakukan.

5. Balai Bioteknologi memiliki jaringan (networking) dengan mitra Penelitian dan Pengembangan dan Perekayasaan (LITBANGYASA) baik dalam dan luar negeri, antara lain:

Dalam kegiatan Inovasi Pengembangan Bahan Baku Obat anti-infeksi, khususnya malaria, amebiasis, tuberkulosis, dan anti-demam berdarah, Balai Bioteknologi bekerja sama dengan mitra Internasional dari Jepang (The University of Tokyo, Kitasato University, Nagasaki University, Bozo Research Institutes, Nagoya Institute of Technology) dan Malaysia (The University of Malaya, Universiti Teknologi Mara, dan Universiti Putra Malaysia), dan mitra lokal termasuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Brawijaya. Kegiatan ini meliputi pencarian senyawa aktif dari sumber daya hayati Indonesia hingga menjadi senyawa kandidat obat setelah melalui uji pra-klinis

(16)

BAB III

TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN Tujuan :

Sesuai dengan kedudukannya sebagai unsur pelaksana yang berada di bawah Deputi Bidang Teknologi Agroindustri Dan Bioteknologi BPPT maka tujuan Balai Bioteknologi adalah mendukung tujuan Deputi TAB yaitu menghasilkan inovasi teknologi dan layanan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa serta menjamin kepuasan pelanggan Sasaran:

Tujuan menghasilkan inovasi teknologi dan layanan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa, dapat dicapai dengan beberapa sasaran kegiatan yaitu:

1) Dihasilkannya inovasi teknologi produksi pembibitan tanaman hortikultura & perkebunan

2) Dihasilkannya Inovasi Bioteknologi untuk pengembangan bahan baku obat

3) Dihasilkannya inovasi pengembangan BBO anti infeksi dari sumberdaya hayati Indonesia

4) Terlaksannya Layanan Jasa Bioteknologi (PNBP)

5) Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik, Akuntabel dan Dinamis

6) Dihasilkannya revitalisasi fasilitas sarana pengujian Bioteknologi

7) Terlaksananya Layanan Perkantoran Indikator:

Pencapaian Sasaran Kegiatan di atas diukur dengan beberapa Indikator yang disebut sebagai Indikator Kinerja Kegiatan antara lain:

1. Jumlah diseminasi teknologi perbanyakan benih tanaman hortikultura dan perkebunan

2. Jumlah prototipe perbanyakan benih tanaman obat

3. Jumlah Inovasi BBO Amoksisilin Jumlah prototipe 6-Aminopenicillanic acid (6-APA) pada skala laboratorium

4. Jumlah prototipe rapid test COVID19 berbasis peptida sintetik antigen COVID19Jumlah prototipe rapid test COVID-19 berbasis deteksi IgG/IgM

5. Jumlah prototipe rapid test COVID-19 berbasis deteksi IgG/IgM 6. Jumlah Inovasi BBO Insulin

7. Jumlah Inovasi Pengembangan BBO anti infeksi 8. Jumlah Jasa Teknologi Bioteknologi (PNBP) 9. Unit menuju WBK

10. Jumlah revitalisasi fasilitas sarana pengujian Bioteknologi 11. Jumlah layanan perkantoran

(17)

Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan

Ukuran keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Bioteknologi melalui tugas pokok dan fungsi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran sebagaimana yang diuraikan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja

No Sasara Kegiatan Indikator Kinerja Target

SK 1 Dihasilkannya Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan

Hortikultura

Jumlah Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan Hortikultura

1

SK 2 Dihasilkannya Inovasi Obat Herbal, Amoksisilin & Insulin mendukung Inovasi Teknologi Produksi Bahan Baku Obat (BBO)

Jumlah Inovasi Perbanyakan

Benih Tanaman Obat 7 prototipe;4 rekomendasi Jumlah Inovasi BBO

Amoksisilin

6 prototipe; 2 FS; 2 Feed;

2 alih teknologi Jumlah prototipe rapid test

COVID19 berbasis peptida sintetik antigen COVID19

1 prototipe

Jumlah prototipe rapid test COVID-19 berbasis deteksi IgG/IgM

1 prototipe

Jumlah Inovasi BBO Insulin 1 prototipe SK 3 Dihasilkannya inovasi

pengembangan BBO anti infeksi dari sumberdaya hayati

Indonesia

Jumlah Inovasi Pengembangan BBO anti infeksi

8 prototipe

SK 4 Dihasilkannya Jasa Teknologi Bioteknologi (PNBP)

Jumlah Jasa Teknologi Bioteknologi (PNBP)

15 layanan SK 5 Terwujudnya Penyelenggaraan

Pemerintah yang Baik, Akuntabel

dan Dinamis Unit menuju WBK

1 unit SK 6 Dihasilkannya revitalisasi

fasilitas sarana pengujian Bioteknologi

Jumlah revitalisasi fasilitas sarana pengujian Bioteknologi

1 laporan SK 7 Terlaksananya layanan

perkantoran Jumlah layanan perkantoran

(18)

BAB IV

ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS DAN KERANGKA REGULASI A. ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS

Arah Kebijakan Strategis yang digunakan untuk pencapaian visi dan misi BPPT yang diharapkan dari Balai Bioteknologi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Arah Kebijakan Strategis

No Kegiatan/Outcome/Output Arah Kebijakan Strategis

Menghasilkan inovasi teknologi dan layanan teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa dan menjamin kepuasan pelanggan

1 Inovasi Teknologi Balai Bioteknologi diarahkan untuk peningkatan inovasi teknologi untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa

2 Layanan Teknologi Balai Bioteknologi diarahkan untuk peningkatan layanan teknologi untuk kepuasan pelanggan

B. Kerangka Regulasi

Beberapa regulasi yang mendasari Balai Bioteknologi dalam mendukung pelaksanaan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi untuk menghasilkan inovasi dan layanan teknologi adalah pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Kerangka regulasi

No Jenis Regulasi Nomor Topik

1 Undang-undang 17 Tahun 2007 Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 – 2025

2 6 Tahun 2009 Kesehatan

3 18 Rahun 2012 Pangan

4 3 Tahun 2014 Perindustrian

5 9 Tahun 2018 PNBP

6 11 Tahun 2019 Sistem Nasional IPTEK

7 Peraturan

Pemerintah 27 Tahun 2014 Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah

8 14 Tahun 2015 Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015 – 2035

(19)

9 Peraturan

Presiden 16 Tahun 2018 Pengadaan Barang/JasaPemerintah

10 38 Tahun 2018 Rencana Induk Riset

Nasional (RIRN) tahun 2017 – 2045

11 Instruksi

Presiden 6 Tahun 2016 PercepatanPengembangan Industri Farmasi dan Alat

Kesehatan 12 Peraturan

Kepala BPPT

12 Tahun 2017 Organisasi dan Tata Kerja BPPT

13 19 Tahun 2015 Organisasi dan Tata Kerja

Balai Bioteknologi

14 06 Tahun 2020 Rencana Strategis BPPT

2020-2024

15 07 Tahun 2020 Roadmap RB BPPT

(20)

BAB V

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja

Kegiatan Balai Bioteknologi disusun secara terencana dan terstruktur berdasarkan pada tugas pokok dan fungsinya sebagai wujud dari tindak lanjut dan upaya untuk penyelarasan dan pencapaian visi dan misi Balai Bioteknologi. Kegiatan Balai Bioteknologi dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) sasaran kegiatan 11 (sebelas) indikator kinerja yang tertera pada Tabel 5.

(21)

Tabel 5. Target kinerja dan kerangka pendanaan (dalam juta Rp)

2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

3465 Pengkajian dan PenerapanBioteknologi 24.747 16.697 16.617 46.079 15.087 119.227

Hasil inovasi Flagship Nasional Prioritas Riset Nasional * Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan Hortikultura 17.500 RPJMN SK 1 Dihasilkannya Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan Hortikultura Jumlah Inovasi Teknologi Produksi Pembibitan Hortikultura 1 2.000 RM Hasil inovasi Flagship Nasional Prioritas Riset Nasional* Inovasi Bioteknologi untuk Pengembangan Bahan Baku Obat 17.300 RPJMN SK 2 Dihasilkannya Inovasi Obat Herbal, Amoksisilin & Insulin mendukung Inovasi Teknologi Produksi Bahan Baku Obat (BBO) Jumlah Inovasi Perbanyakan Benih Tanaman Obat 1 prototipe benih tanaman obat (Keladi tikus) yang terkarakterisasi secara molekular 2 prototipe benih tanaman

obat dari klon unggul tanaman obat 2 prototip: Benih TO dari klon unggul TO; 1 Rekomendasi teknologi perbanyakan benih tanaman obat 2 prototip: Benih TO dari klon unggul TO; 1 Rekomendasi teknologi perbanyakan benih tanaman obat 2 Rekomendasi perbanyakan benih TO in vitro dan ex vitro 361 2.000 2.500 4.500 3.500 RM Jumlah Inovasi BBO Amoksisilin 2 Prototip : Penisilin G dan 6 APA skala lab

2 Prototip : Pen G dan 6 APA (skala pilot), 2 FS : Pen G dan 6 APA 2 Prototip: Pen G dan 6 APA (validasi skala pilot), 2 FEED : Pen G dan 6 APA 1 Alih teknologi : biokonversi 6 APA 1 Alih teknologi : Pen G 4.382 8.500 6.500 2.500 2.500 RM Jumlah prototipe rapid test COVID19 berbasis peptida sintetik 1 Prototipe rapid test COVID19 berbasis peptida sintetik

(22)

2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 COVID19 COVID19 Jumlah prototipe rapid test COVID-19 berbasis deteksi IgG/IgM 1 Prototipe rapid test COVID-19 berbasis deteksi IgG/IgM Jumlah Inovasi BBO Insulin 1 Prototipe precursor insulin skala lab 1 Prototipe precursor insulin skala lab yang terkarakterisasi dan tervalidasi 1 Prototipe precursor insulin skala bioreaktor 1 Prototipe precursor insulin skala bioreaktor yang terkarakterisasi dan tervalidasi 1 Rekomendasi teknologi produksi precursor insulin 207 1.000 2.000 2.500 2.000 RM SK 3 Dihasilkannya inovasi pengembangan BBO anti infeksi dari sumberdaya hayati Indonesia Jumlah Inovasi Pengembangan BBO anti infeksi 2 prototipe senyawa aktif anti infeksi (anti malaria dan anti TB) 1 prototipe senyawa aktif derivat anti malaria 1 prototipe senyawa aktif anti TB 1 prototipe senyawa antimalaria teruji efikasi 1 prototipe senyawa anti TB teruji in vitro 1 prototipe senyawa antimalaria teruji toksisitas di hewan uji 1 prototipe senyawa anti TB teruji in vitro 1000 1000 1500 1500 SK 4 Dihasilkannya Jasa Teknologi Bioteknologi (PNBP) Jumlah Jasa Teknologi Bioteknologi (PNBP)

3 layanan 3 layanan 3 layanan 3 layanan 3 layanan 5.723 4.197 4.617 5.079 5.587 PNBP

SK 5 Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik, Akuntabel dan Dinamis Unit menuju WBK 1 Unit SK 6 Dihasilkannya revitalisasi fasilitas sarana pengujian Bioteknologi Jumlah revitalisasi fasilitas sarana pengujian Bioteknologi 1 laporan 30.000 RM SK 7 Terlaksananyalayanan perkantoran Jumlah layanan

(23)

BAB VI PENUTUP

Rencana Strategis Balai Bioteknologi ini adalah dokumen peta jalan pelaksanaan kegiatan Unit Kerja untuk periode 5 (lima) tahun (2020-2024). Rencana Strategis ini disusun sebagai pedoman Unit Kerja menuju tata kelola layanan yang baik dalam rangka mendukung terwujudnya Kegiatan Inovasi Teknologi dan Layanan Teknologi untuk Peningkatan Daya Saing Menuju Kemandirian Bangsa serta Menjamin Kepuasan Pelanggan.

Tujuan, Sasaran, Strategi Pelaksanaan dan Kegiatan dalam Renstra Balai Bioteknologi ini diselaraskan dengan Renstra BPPT dan Renstra Deputi Bidang Teknologi Industri dan Bioteknologi 2020- 2024. Kegiatan inovasi teknologi dan layanan teknologi diarahkan untuk peningkatan daya saing menuju kemandirian bangsa dan kepuasan pelanggan agar BPPT mampu menunjukkan kinerja terbaiknya yang berorientasi pada sistem nilai (slogan) BPPT: Solid, Smart, Speed.

Akhirnya, komitmen dan semangat Pimpinan dan segenap pegawai adalah kunci keberhasilan pelaksanaan Renstra Balai Bioteknologi dalam ikut mewujudkan Visi Indonesia Maju.

KEPALA BALAI BIOTEKNOLOGI

Gambar

Tabel 1. Fasilitas Balai Bioteknologi
Tabel 2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja
Tabel 3. Arah Kebijakan Strategis
Tabel 5. Target kinerja dan kerangka pendanaan (dalam juta Rp)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan faktor hambatan eksternal BPPT antara lain: banyak perusahaan yang terikat oleh peraturan prinsipal di luar negeri, serta political will pemerintah lemah

Departemen Pendidikan Umum UPI lahir atas kesadaran penuh tentang pentingnya MKU/MPK yang tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Mendiknas

Berdasarkan hasil analisis struktur pada gerak dalam tari Sêblang Olehsari, hubungan yang terjadi merupakan hubungan sintagmatis. Pada bagian awal tarian diiringi lagu

a. Wakaf harus dilakukan secara tunai, tanpa digantungkan kepada akan terjadinya suatu peristiwa di masa yang akan datang, sebab pernyataan wakaf berakibat lepasnya hak milik

Yang dimaksud dengan “dapat melakukan kerjasama penanaman modal dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota” adalah Pemerintah Daerah dapat membentuk

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, kami - Majelis Jemaat GKl Gunsa melaporkan bahwa Majelis Jemaat GKI Gunsa sedang memproses pembelian sebidang

Jumlah responden survei kepuasan pelanggan atas pelayanan jasa pengujian Balai Bioteknologi BPPT tahun 2019 adalah sebanyak 66 responden dengan rincian sebagai berikut:.. Gambar

Kemotaksis merupakan gerak taksis yang di sebabkan oleh rangsangan kimia.misalnya gerak spermatozoid(bagian yang dibentuk oleh tumbuhan)tanaman lumut dan tanaman paku menuju ke