• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL YAKUZA MOON DAN PSIKOANALISA FREUD. berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL YAKUZA MOON DAN PSIKOANALISA FREUD. berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “YAKUZA MOON” DAN PSIKOANALISA FREUD

Sebutan novel berasal dari bahasa Italia, yakni Novella yang secara harfiah berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa’ (Abrams dan Nurgiyantoro, 1995:9). Dalam bahasa Jerman novel disebut dengan novel, istilah inilah yang kemudian masuk ke dalam bahasa Indonesia.

Novel merupakan jenis dan Genre prosa dalam karya sastra. Prosa dalam pengertian kesusasteraan juga disebut sebagai fiksi. Karya fiksi menyaran pada suatu karya sastra yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata (Nurgiyantoro, 1995:2), tokoh peristiwa, dan tempat yang bersifat imajiner.

Menurut Jacob Sumardjo(1999:11-12), novel adalah genre sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicernakan, juga kebanyakan mengandung unsure suspense dalam alur ceritanya yang menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya.

Ada juga karya sastra fiksi atau novel yang berdasarkan diri pada fakta. Karya fiksi yang demikian oleh Abrams dalam Nurgiyantoro(1995:4) digolongkan sebagai fiksi nonfiksi(nonfiction Fiction), yang terdiri atas (1) fiksi historis (historical fiction), atau novel histories, jika yang menjadi dasar penulisan fakta sejarah; (2) fiksi

(2)

biografis (biographical fiction) atau novel biografis; jika yang menjadi dasar penulisan fakta biogarafis dan; (3) fiksi sains (science fiction) atau novel sains, jika yang menjadi dasar penulisan fakta ilmu pengetahuan. Dilihat dari segi penggolongan, maka penulis memasukkan novel “yakuza moon” yang merupakan objek penelitian ini, ke dalam novel biografis karena merupakan langsung pengalaman atau kisah nyata kehidupan pengarang novel mulai dari kecil hingga sekarang.

2.1 Pengertian Psikologi Secara Umum

Setiap penilitian psikologi diselenggarakan dalam suatu kondisi dan dengan parameter tertentu yang menjadi keterbatasanya karena tidaklah mungkin melakukan sebuah penelitian pada semua manusia dengan semua kondisinya. Di lain sisi disepakati bahwa dinamika psikologis manusia bagaimanapun juga tidak akan pernah bisa lepas dari pengaruh kondisi eksternal.

Faktor-faktor eksternal antara lain:

Suatu perkembangan lainya dalam sejarah psikologi adalah yang dipelopori oleh Sigmund Freud, seorang psikiater Austria (1056-1936) yang secara sistematis dan empiris telah menunjukkan bahwa pergolakan jiwa manusia itu tidak hanya melibatkan kelangsungan–kelangsungan yang sadar bagi diri orang yang bersangkutan, tetapi juga melibatkan pergolakan yang tidak sadar atau bawah sadar pada diri orang tersebut. Psikologi umum menguraikan dan menyelidiki

(3)

kegiatan psikis pada umumnya dari manusia dewasa dan normal, termasuk kegiatan pengamatan, intelijensi, perasaan, kehendak, motif-motif, dan seterusnya.

Pada abad ke-20teori sastra dilanda perkembangan yang sangat pesat. Berbagai teori bermunculan , baik dalam jalur strukturalisme, semiotic, sosiologi sastra, psikoanalisis, dan lain sebagainya. Beberapa teori psikoanalisis dan penerapanya di dalam analisis sastra:

Perspektif topografis yang dikemukan oleh Freud

Struktur dalam kehidupan psikis: “yang tak sadar”/”yang pra sadar”/”yang sadar”.

“yang tak sadar” adalah keseluruhan isi yang tak sadar dalam wilayah kesadaran yang actual. Istilah itu mengacu pula pada suatu system yang dianggap sebagai tempat pulsi-pulsi yang ada sejak lahir dan hasrat dan kenangan yang ditekan, yang berupaya untk kembali ke dalam alam sadar dan kedalam tindakan . instansi yang ada di antara system ketidakasadaran dan kesadaran adalah alam prasadar. Isinya tidak disadari ; namun berbeda dengan isi alam tak sadar dalam pengertian bahwa instansi ini dapat dicapai oleh kesadaran (misalnya kenangan yang tidak diaktualisasi, yang dapat dikenang apabila ada kesempatan).

Perpindahan dari “yang tidak sadar” ke “yang sadar” diatur oleh sensor yang berusaha untuk menghalangi isi alam tak sadar yang ingi masuk ke dalam kesadaran. Di pihak lain, sebenarnya “yang pra sadar” membentuk satu sistem dengan “yang sadar”.

Menurut freud, peran yang sangat penting dipegang oleh “yang tak sadar” karena semua proses psikis besumber pada “yang tak sadar”. Bila prosses mencapai

(4)

ambang “yang pra sadar”, dapat terjadi represi, dapat pula muncul dalam bentuknya yang tersamar yaitu gagasan, kata-kata, perasaan, dan tindakan.

Gagasan ini muncul untuk memperbaiki gagasannya yang pertama, yang terlalu bersifat special. Freud mendefenisikan pribadi sebagai produksi hubungan yan mengandung konflik: Id, Ego, dan superego.

Id adalah bentuk netral yang mengacu pada pengertia tentang adanya yang impersional dan yang tidak dikuasai dalam struktur psikis manusia. Id merupakan sumber energi , persediaan pulsi pertama, suatu kekacauan yang bergerak dan tidak stabil yang tidak dapat diberi defenisi ilmiah terlalu ketat. Inilah bentuk psikisyang asli dan kekanak-kanakan, tempat

2.1. RIWAYAT PENGARANG

Pengarang novel yakuza moon adalah Shoko Tendo, yaitu seorang putri bos yakuza terkenal di Jepang. Shoko Tendo lahir pada tahun 1968 di Toyonaka, sebelah utara Osaka. Dia anak ketiga dari empat bersaudara, ayahnya bernama Hiroyashu dan ibunya Satomi. Kakak lelakinya Daiki, dua belas tahun lebih tua dari Shoko Tendo, dan kakak perempuannya Maki, hanya terpaut dua tahun darinya. Adik bungsunya, Natsuki, lima tahun lebih muda darinya.

Semula mereka tinggal di Toyonaka, tetapi ketika ia masih kecil, kami pindah rumah baru di Sakai, sebelah selatan kota. Rumah mereka indah, dengan gerbang besi berpintu ganda, mewah, sangat besar untuk ukuran rumah Jepang pada umumnya. Mereka memiliki kamar tidur sendiri-sendiri , dan ada sebuah ruang tamu,ruang

(5)

makan, dua ruang tatami, dan sebuah ruang tempat ayah Shoko menjalankan bisnisnya dan menemui tamu-tamu.

Di samping menjadi bos Yakuza setempat, ayah Shoko juga menjalankan tiga bisnis lainya: kontraktor pekerjaan umum, perusahaan kontruksi bangunan, dan perusahaan real estate. Bagi mereka ayah adalah sosok yang menyenagkan, tetapi di lain sisi mereka juga menakuti bahkan tidak berani melihat atau memandang wajah sang ayah apabila ayah sudah marah atau mabuk ketika pulang malam hari dari tempat-tempat hiburan bersama wanita-wanita penghibur. Ayah Shoko mempunyai hobi seperti kebanyakan bos yakuza lainya. Ia tergila-gila pada mobil, ayahnya memiliki hampir semua koleksi mobil , Harley dan sepeda motor lainya. Ayahnya suka mengutak-atik model mobilnya, Harleynya, sepeda motornya. Ayahnya juga memiliki banyak uang.

Ayahnya sangat sibuk mengurusi geng dan bisnis-bisnisnya yang lain, tetapi ia akan selalu meluangkan waktunya pekan pertama untuk tahun baru untuk keluarga. Sedangkan ibu Shoko adalah sesosok ibu yang lembut dan penuh kasih sayang pada anak-anaknya, cantik dan suka berdandan. Ibu merupakan tempat berlindung dan mengadu bagi Shoko dan saudara-saudaranya.

Pada usia tiga belas tahun sesudah kakek dan neneknya yang Shoko sayangi meninggal dunia, ayahnya terlilit perkara juga dan dijebloskan ke dalam penjara, tetapi hanya setahun.

Shoko menjadi anak berandalan pada umur dua belas, dengan cepat kecanduan amfetamin dan seks, terlibat hubungan dengan para lelaki beristri. Penampilan Shoko tidak berbeda dengan kebanyakan gadis Jepang lainya. Yang

(6)

berbeda adalah ketika Shoko melepas pakaianya dan akan terlihat seluruh tubuhnya dihiasi tato bergambar seorang pelacur kelas atas di era Muromachi yang bernama Jigoku Dayu, pernah tinggal di Sakai. Shoko merasa tertarik dengan tato ini karena ia juga ingin menadi seorang pelacur yang selalu nomor satu.

Shoko Tendo mulai mengerjakan karya yang merupakan pengalaman nyata hidupnya sebagai puteri seorang bos yakuza tahun 2002. Novel ini merupakan karya pertama Shoko. Pada usia genap 39 tahun Shoko menerbitkan novel ini ynag mengisahkan semua perasaannyabaik suka da dukanya sebagai puteri bos yakuza.

Shoko Tendo bukan seorang pengarang yang berpendidikan tinggi. Dia hanya tamat SMP dan tidak ada pendidikan lainnya. Namun, sejak dia kecil dia bercita-cita ingin menjadi seorang penulis yang baik, bukan hanya pintar mengarang Karya ini merupakan hasil dari pengalamannya mulai dari anak-anak hingga dia berumur 38 tahun.

Struktur kepribadian

Salah satu penemuan terbesar psikoanalisis adalah adanya kehidupan tak sadar pada manusia. Selama ini diyakini para ilmuan bahwa manusia adalah mahluk

(7)

rasional yang sepenuhnya sadar akan segala prilakunya. Ketaksadaran ini adalah segi pengalaman yang tak pernah kita sadari atau kita repress. Menurut Freud (2003:3) ketidaksadaran merupakansalah satu inti pokok teorinya. Segi – segi terpenting perilaku manusia justru ditentukan oleh alam taksadarnya. Ia membayangkan kesadaran manusia sebagai gunung es dimana hanya sebagian saja yaitu puncak teratasnya yang tampak terapung di laut. Sebagian besar badan gunung es tersebut terendam dibawah permukaan laut. Bagian yang terendam ini dapat dibagi menjadi dua yaitu bagian pra-dasar yang dengan usaha dapat kita angkat ke kesadaran dan bagian taksadar yang hanya muncul dalam perbuatan – perbuatan tak sengaja, fantasi, khayalan, mimpi, mitos, dongeng, dan sebagainya.

Tahun 1923 Freud secara tegas mengemukakan dlam bukunya, The Ego and the Id, pandangannya engenai struktur kepribadian manusia, yaitu terdiri dari tiga bagian yaitu Id, Ego dan Superego yang tumbuh secara kronologis. Bila dikaitkan dengan pandangan topografis sebelumnya, Id terletak dalam ketaksadaran, Ego dan Superego meliputi ketiga tingkat kesadaran manusia.

Id adalah segi kepribadian tertua, system kepribadian pertama yang ada sejak lahir bahkan mungkin sebelum lahir, dan diturunkan secara genetic, langsung berkaitan dengan dorongan – dorongan biologis manusia dan merupkan sumber energi manusia, sehingga Freud mengatakan bahwa ini adalah jembatan antara segi biologis dan psikis manusia. Id bekerja berdasarkan prinsip – prinsip yang amat primitif sehingga bersifat kaotik (kacau tanpa aturan), tidak mengenal moral dan tidak memiliki rasa benar – salah. Satu – satuya yang diketahui Id adalah perasaan senang – tidak senang, sehingga dikatakan bahwa Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan.

(8)

Ia selalu mengejar kesenangan dan menghindar dari ketegangan. Teori Freud sebagai keseluruhan juga dikenal sebagai teori penurunan ketegangan. Untuk menjalankan fungsinya, Id memiliki dua mekanisme dasar yaitu gerakan – gerakan refleks dan proses primer. Dalam keadaan lapar mulut bayi akan langsung mengatup pada putting ibunya dan menghisap susu. Bila terkena debu mata akan langsung berkedip dan seterusnya. Walaupun demikian refleks tidak selalu efesien dalam meredakan ketegangan, sehingga diperlukan proses dimana manusia membentuk citra dari objek yang berguna bagi pemuasan suatu kebutuhan mendasar. Proses pembayangan ini disebut proses primer dan memiliki ciri, tidak logis, tidak rasional, tidak dapat membedakan antara khayalan dan realitas. Untuk dapat bertahan hidup seorang bayi mutlak harus dapat membedakan mana yang khayal mana yang kenyata, maka berkembanglah sistem kepribadian kedua yaitu Ego.

Ego adalah segi kepribadian yang harus tunduk pada Id dan harus mencari dalam realitas apa yang dibutuhkan Id sebagai pemuas kebutuhan dan pereda ketegangan. Dengan demikian Ego adalah segi kepribadian yang dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan serta mau menanggung ketegangan dalam batas tertentu. Berlawanan dengan Id yang bekerja berdasarkan prinsip realitas, artinya ia dapat menunda pemuasan diri atau mencari pemuasan lain yang lebih sesuai dengan batasan lingkungan fisik maupun social dan hati nurani. Ego menjalankan proses sekunder, artinya ia menggunakan kemampuan berfikir secara rasional dalam mencari pemecahan masalah terbaik.

Superego merupakan perwakilan dari berbagai nilai dan norma yang ada dalam masyarakat dimana individu itu hidup. Anak mengembangkan superegonya melalui

(9)

berbagai perintah dari larangan dari orang tuanya. Titik perkembangan yang amat penting dalam pembentukan superego adalah dilaluinya tahap oidipal dengan baik. Freud membagi superego dalam dua subsistem yaitu hati nurani dan Ego ideal. Hati nurani diperoleh melalui penghukuman berbagai perilaku anak yang dinilai jelek oleh orang tua dan menjadi dasar bagi rasa bersalah. Ego ideal adalah hasil pujian dan penghadiahan atas berbagai perilaku yang dinilai baik oleh orang tua. Anak mengejar keunggulan dan kebaikan dan bila berhasil akan memiliki diri dan kebanggaan diri. Berbeda dengan Ego yang berpegang prinsip realitas, superego yang memunginkan manusia memiliki pengendalian diri selalu akan menuntut kesempurnaan manusia dalam pikiran, perkatan dan perbuatan.

Peristiwa-Peristiwa Kejiwaan Tokoh Utama Shoko Tendo

Dalam analisis psikologis tokoh, perlu mengklasifikasikan peristiwa-peristiwa kejiwaan tokoh utama dalam beberapa tahap atau fase kehidupan:

MASA ANAK-ANAK

Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain, terutama ibunya.karena manusia pertama-tama tergantung pada orang lain, maka penting sekali peranan orang tersebut terhadap perkembangan kepribadian anak. Anak-anak yang kurang mendapat perhatian orang tua kebanyakan menjadi pemurung tidak semangat dan daya tangkapnya kurang baik.

Menurut Allprot dalam Purwanto, Heri (Pengantar Prilaku Manusia:1999:7) kepribadian adalah organisasi dinamis dari system psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang khas dan unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Menurut Sigmund Freud super ego pribadi manusia yang terdiri dari hati nurani, norma-norma dan citacita pribadi sudah terbentuk mulai umur 5-6 tahun an hal itu tidak akan berkembang tanpa adanya pergaulan sosial yang dimaksud individu adalah manusia sebagai kesatuan yang terbatas yaitu manusia

(10)

Tokoh, pada masa ini pada awalnya memiliki segalanya kebutuhan materi, kasih sayang dari kedua orang tua terutama sosok ibu, saudara-saudaranya, kakek dan neneknya. Namun, kasih sayang atau perhatian dari seorang teman tidak pernah dirasakan sama sekali, seperti diungkapkan oleh tokoh bahwa ketika dia di kelas tidak ada yang pernah mau bergaul atau mengajak dia dalam melakukan suatu kegiatan, ketika kegiatan kebersihan di kelas teman-teman tidak pernah menganggap dia ada bahkan memperlakukan tokoh sebagai budak. Teman-teman selalu memperlakukan tokoh tidak adil dan mengarah ke pelecehan anak-anak. Sebagian guru-gurunya juga menganggap dia bodoh, rendah, dan berbahaya. Hal ini membuat Shoko merasa tidak percaya terhadap lingkungan sekolah atau lingkungan yang berada di luar dari

rumahnya. Dia hanya bertemankan pensil dan buku catatan di kelas. Dia merasa masa pendidikannya di sekolah dasar berubah menjadi masa enam tahun penindasan.

Jadi, walaupun tokoh mendapat kasih sayang dari rumah, tetapi pergaulan dengan orang luar atau sosialisasi tidak baik karena tidak ada yang dapat menerima dia sebagai teman, tetangga karena statusnya sebagai bagian dari keluarga yakuza yang dianggap sangat berbahaya dan tidak diinginkan oleh masyarakat Jepang.

MASA REMAJA

Freud berpendapat bahwa pribadi manusia itu terbentuk dari dorongan-dorongan nafsu-nafsu. Dengan dorongan-dorongan inilah berarti adanya suatu energi yang harus dapat memenuhi kebutuhannya atau kepuasannya untuk meniadakan ketegangan. Juga dikemukan olehnya bahwa ada tiga sistim dalam pembentukan pribadi manusia yang disebut Id, Ego dan Super Ego. Ia inilah yang menurut Freud merupakan pokok yang dapat menimbulkan suatu penderitaan. Kalau kita kembali kepada si remaja, maka sebenarnya perbuatannya itu tidak lain hanya untuk menghilangkan ketegangannya belaka.

Selanjutnya dijelaskan bahwa Id itu bersifat lincah sehingga dalam penyalurannya bisa dijelmakan dalam berbagai bentuk, asal sifat-sifat semula itu tiada hilang. Yang dapat mengatur dan merubahnya adalah Ego dan Super Ego nya.

Dengan adanya kecemasan yang diderita itu dapat meletus dalam bentuk lain. Bila anak selalu mengalami kecemasan dan ketegangan itu akan meledak dalam bentuk-bentuk tindakan yang agresif serta asosial, dimana Ego atau Super Ego tidak kuasa lagi.

Masa remaja adalah suatu masa perkembangan yang harus dilalui dan masa ini merupakan masa peralihan yang amat sukar dan gawat. Sebab pada masa ini pula si remaja berada dalam masa pemilihan atau penentuan yang bisa mempengaruhi pandangannya kelak.

Dapat disimpulkan bahwa kenakalan atau sifat-sifat asosial pada masa remaja itu, disebabkan adanya rasa pada anak yang sedang mencari-cari atau memilih nilai-nilai yang cocok baginya. Sehingga bila terdapat nilai-nilai yang dianggapnya kurang sesuai baginya selalu ditentangnya dan dia sebenarnya sedang mencoba norma-normanya sendiri.

Dalam keadaan inilah keluarga harus mengerti kehendak si remaja itu. Lagipula orang tua harus bisa berbuat atau bertindak dengan bijaksana dengan segala

(11)

ketegasannya sebab si remaja itu sedang menderita dan menghadapi konflik batiniahnya. Pandangan keluarga terhadap si remaja ini harus berubah atau berbeda dengan cara menghadapi pada masa sebelumnya.

Setelah tokoh tamat dari sekolah dasar, dia merasa penasaran dengan apa yang dilakukan kakaknya, Maki di luar bersama teman-temannya. Tokoh juga merasa ingin memiliki teman-teman atau komunitas yang mau menerima dirinya tanpa melihat latar-belakang keluarganya yang belum pernah dialami sebelumnya. Apalagi setelah masalah kelurganya, usaha keluarga bangkrut dan tingkah sang ayah semakin hari semakin membuat tokoh tidak tahan berada di rumah.

Dorongan-dorongan nafsu untuk mengikuti kesenangan dan kepuasan batiniah yang selama ini tertekan atau mengalami represi membuat tokoh melakukan apa saja di luar rumah bersama teman-teman barunya, tanpa disadarinya bahwa hidup dan masa depannya akan hancur dengan pergaulannya dan apa yang dilakukannya. Yang penting hasrat dan dorongan-dorongan nafsu hatinya untuk mencari kesenangan, yaitu rasa diterima dalam komunitas, rasa aman terpenuhi karena tidak mendengar dan berhadapan dengan ayah yang mabuk dan mengamuk tiap hari, rasa aman karena tidak berhadapan dengan penagih-nagih utang mereka dari para Debt-collector yang kasar. Sementara peranan kedua orang tuanya dalam mengawasi Pada masa ini Id tokoh sudah mulai memberontak terhadap Ego dan Super Ego. Sehingga Ego dan Super Ego tidak kuasa lagi mempengaruhi Id.

MASA DEWASA

2.3 Realitas Yakuza Sekarang Sebagai Setting Sejarah Berdirinya Yakuza

Sejarah panjang Yakuza dimulai kira-kira pada tahun 1612, saat Shogun Tokugawa berkuasa dan menyingkirkan shogun sebelumnya. Pergantian ini mengakibatkan kira-kira 500.000 orang samurai yang sebelumnya disebut hatomo-yakko (pelayan shogun) menjadi kehilangan tuan, atau disebut

(12)

sebagai kaum ronin.

Mereka disebut sebagai kabuki-mono atau samurai nyentrik urakan yang ke mana-mana membawa pedang. Mereka berbicara satu sama lain dalam bahasa slang dan kode rahasia. Terdapat kesetiaan tingi di antara sesama ronin sehingga kelompok ini sulit dibasmi. Untuk melindungi kota dari para kabuki-mono, banyak kota-kota kecil di Jepang membentuk machi-yokko (satgas kampung). Satgas ini terdiri dari para pedagang, pegawai, dan orang biasa yang mau menyumbangkan tenaganya untuk menghadapi kaum kabuki-mono. Walaupun mereka kurang terlatih dan jumlahnya sedikit, tetapi ternyata para anggota machi-yokko ini sanggup menjaga daerah mereka dari serangan para kabuki mono. Di kalangan rakyat Jepang abad ke 17 – kaum machi-yokko ini dianggap seperti pahlawan. Masalah jadi rumit, karena setelah berhasil menggulung para ronin, para anggota machi-yokko ini malah meninggalkan profesi awal mereka – dan memilih jadi preman. Hal ini diperparah lagi dengan turut campurnya Shogun dalam memelihara para machi-yokko ini. Ada dua kelas profesi para machi-yokko, yaitu kaum Bakuto (penjudi) dan Tekiya (pedagang). Namanya saja kaum pedagang – tetapi pada kenyataannya, kaum Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini punya system kekerabatan yang kuat. Ada hubungan kuat antara Oyabun (Boss-bapak) dan Kobun (bawahan-anak), serta Senpai-Kohai (Senior-Junior) yang kemudian menjadi kental di organisasi Yakuza.

(13)

PEJUDI SEWAAN

Kaum Bakuto (penjudi), punya sejarah yang unik. Awalnya mereka disewa oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Jenis judi yang biasa dilakukan adalah menggunakan kartu Hanafuda dengan sistem permainan mirip Black Jack. Tiga kartu dibagikan dan bila angka kartu dijumlahkan – maka angka terakhir menunjukkan siapa pemenang. Nah diantara sekian banyak “kartu sial”, kartu berjumlah 20 adalah yang paling sering disumpahi orang, karena berakhiran nol. Salah satu konfigurasi kartu ini adalah kartu dengan nilai 8-9-3 – yang dalam bahasa Jepang menjadi Ya-Ku-Za – yang kemudian menjadi nama asal Yakuza.

Dari kaum Bakuto ini juga muncul tradisi menandai diri dengan tattoo sekujur badan (disebut irezumi) dan yubitsume (potong jari) sebagai bentuk penyesalan ataupun sebagai hukuman. Awalnya hukuman ini bersifat simbolik – karena ruas atas jari kelingking yang dipotong membuat si empunya tangan menjadi lebih sulit memegang pedang dengan mantap. Hal ini menjadi simbol ketaatan terhadap pimpinan.

(14)

YAKUZA MODERN

Waktu pun berlalu, kaum Bakuto dan Tekiya menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang asalnya bertugas melindungi masyarakat – menjadi ditakuti masyarakat. Para pimpinan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam aksi pendudukan di Manchuria dan China oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan.

Peruntungan kaum Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, jadi tentara atau masuk penjara. Boleh dikata pamor Yakuza tenggelam. Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame, seorang ex-militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 – saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang – atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.

(15)

ECSTASY, PACHINKO DAN PELUNCUR ROKET

Di masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam – tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis illegal mereka adalah pachinko, perdagangan ampethamine (termasuk ice dan ecstasy), prostitusi, pornografi, pemerasan, hingga penyelundupan senjata.

Di era 1980-an, Yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke Amerika, dan ikut masuk dalam bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, Yakuza membeli asset di Amerika – dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Prescott Bush Jr., saudara dari presiden George Bush dan paman dari Presiden George W. Bush Jr., dalam transaksi penjualan perusahaan Asset Management International Financing & Settlements di awal 1990-an.

Berdasarkan perkiraan kasar dari sumber majalah Far Eastern Economic Review edisi 17 Januari 2002 – Yakuza diperkirakan telah menanamkan uang hingga USD 50 Milyar dalam investasi saham dan perusahaan di Amerika. Bandingkan dengan cadangan devisa Indonesia yang USD 36 Milyar.

Di dalam negeri, Yakuza juga ditengarai turut berperan dalam anjloknya ekonomi Jepang selama 10 tahun terakhir. Sebagai akibat amblasnya bisnis properti dan macetnya kredit bank di Jepang pasca 1990 – banyak debitor yang menyewa anggota Yakuza agar agunan mereka tidak disita oleh bank. Selain itu, banyak perusahaan yang memperoleh pinjaman bank – pada dasarnya adalah sebuah kigyo shatei atau perusahaan boneka miliki Yakuza. Perusahaan milik Yakuza ini diperkirakan memperoleh kredit antara USD 300-400 Milyar, dan sebagian dari jumlah itu dialirkan ke induk organisasi Yakuza. Menghadapi hal seperti ini - bank Jepang jelas tidak bisa berkutik.

(16)

Di sisi lain, anggota Yakuza juga kerap membeli asset properti dengan harga miring dari perusahaan yang butuh cash – untuk dijual kembali dengan harga tinggi – apapun itu mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumah sakit. Bila sebuah bangunan telah dibeli oleh Yakuza – siapa sih yang berani jadi tetangga mereka? Alhasil harga properti langsung amblas, dan segera naik segera setelah Yakuza menjualnya

Selain beroperasi secara di level bawah, Yakuza juga menggurita di kalangan politisi Jepang. Beberapa praktek suap telah terbongkar termasuk dalam program tender proyek umum senilai trilyunan yen. Program rekapitalisasi perbankan Jepang yang berlarut-larut tidak kunjung selesai – diperparah oleh keterlibatan Yakuza yang sangat berkepentingan dalam bisnis properti dan kredit perbankan. Saat ini perbankan Jepang masih menanggung beban kredit macet sebesar kira-kira USD 1,2 Trilyun – dan membuat ekonomi tidak bertumbuh selama 10 tahun terakhir.

Referensi

Dokumen terkait