• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDY UNFORSEEN REFINERY DEVELOPMENT MASTER PLAN (RDMP) RU IV CILACAP PROJECT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDY UNFORSEEN REFINERY DEVELOPMENT MASTER PLAN (RDMP) RU IV CILACAP PROJECT"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

STUDY UNFORSEEN REFINERY DEVELOPMENT MASTER

PLAN (RDMP) RU IV CILACAP PROJECT

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :

Rivaldo Akbar Syafwan

104116049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

UNIVERSITAS PERTAMINA

(2)

STUDY UNFORSEEN REFINERY DEVELOPMENT MASTER

PLAN (RDMP) RU IV CILACAP PROJECT

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Oleh :

Rivaldo Akbar Syafwan

104116049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR

UNIVERSITAS PERTAMINA

(3)

i

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

(4)

ii

SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTIK

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan kerja praktik dengan judul

STUDY UNFORSEEN REFINERY DEVELOPMENT MASTER PLAN (RDMP) RU IV CILACAP PROJECT

tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman. Laporan kerja praktik ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah wajib 2 sks di Universitas Pertamina, dan dalam proses penyusunan laporan ini, saya mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini saya juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Arianta., S.T., M.T. selaku Pembimbing prodi Teknik Sipil Universitas Pertamina yang selalu memberikan bimbingan, masukan dan waktunya untuk membimbing saya selama proses kerja praktik sampai kepada penyusunan laporan.

2. Bapak Gesit Ngudi Raharjo selaku Chief Design Engineering yang telah mengizinkan saya untuk melakukan aktivitas kerja praktik di lingkungan Engineering Services.

3. Bapak Agung Bambang S. selaku Pembimbing Instansi dari PT. Pertamina Persero yang selalu memberikan ilmu dan arahan selama pelaksanaan kerja praktik.

4. Bapak Bernardus Agus R. selaku Pembimbing Instansi dari PT. Pertamina Persero yang selalu memberikan ilmu dan arahan selama pelaksanaan kerja praktik.

5. Serta pihak lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu.

Saya berharap laporan yang telah disusun ini bisa memberikan sumbangsih untuk menambah pengetahuan para pembaca, dan mohon maaf dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Akhir kata, dalam rangka perbaikan selanjutnya saya akan sangat terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak.

Jakarta, 31 Agustus 2019

(6)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK ... i

SURAT KETERANGAN KERJA PRAKTIK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. LATAR BELAKANG ... 1 1.2. TUJUAN ... 2

1.3. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN ... 2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 3

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK ... 6

BAB IV HASIL KERJA PRAKTIK ... 18

4.1. STUDY UNFORSEEN ... 18

4.2. ANALISIS DESAIN SALURAN DRAINASE ... 20

BAB V TINJAUAN TEORITIS ... 24

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

6.1. KESIMPULAN ... 25

6.2. SARAN ... 26

REFERENSI ... 27

LAMPIRAN ... 28

DAFTAR HADIR KERJA PRAKTIK ... 29

SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTIK ... 32

LEMBAR BIMBINGAN DOSEN ... 33

(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Hubungan antara Kemiringan dengan Kecepatan Rata-Rata Saluran ... 20

Tabel 4.2 Tabel Harga Koefisien Manning (n) ... 21

Tabel 4.3 Waktu Konsentrasi ... 22

Tabel 4.4 Dimensi Saluran Rencana ... 23

(8)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Organigram Engineering Services ... 4

Gambar 3.1 Gedung Patra Jasa Lokasi Kerja Praktik ... 6

Gambar 3.2 Suasana Lingkungan Perusahaan ... 6

Gambar 3.3 Analisis Gaya Geser Arah x pada Foot Plat ... 7

Gambar 3.4 Kilang Minyak RU IV Cilacap ... 8

Gambar 3.5 Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) ... 8

Gambar 3.6 Survei Lapangan RDMP RU IV Cilacap ... 9

Gambar 3.7 Rencana Suvei Unforseen Pada RDMP RU IV Cilacap ... 9

Gambar 3.8 Diagram Alir Survei Unforseen... 10

Gambar 3.9 Titik Pengukuran Dengan Grid Antar Titik 50 meter ... 11

Gambar 3.10 Patok yang digunakan di lokasi proyek ... 12

Gambar 3.11 Alat Gravimeter Survei Microgravity ... 13

Gambar 3.12 Representasi Efek Densitas Pada Model Anomali Gaya Berat ... 13

Gambar 3.13 Metode Geo-Penetrating Radar ... 15

Gambar 3.14 Alat Survei Geo-Penetrating Radar ... 15

Gambar 3.15 Layout Analisis Desain Drainase ... 16

Gambar 3.16 Layout Mini LNG Plant 3D Drawing ... 16

Gambar 3.17 Presentasi Survei Unforseen ... 17

Gambar 4.1 Hasil Peta Residual Anomali Survei Mictogravity ... 18

Gambar 4.0.2 Hasil Peta Residual Anomali Grid 2,5 meter ... 18

Gambar 4.3 Hasil Peta Residual Anomali Grid 2,5 meter ... 18

Gambar 4.4 Grafik Gelombang Seismik Survei Geo-Penetrating Radar ... 19

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan nasional merupakan hal yang penting agar suatu negara bisa terus berkembang. Jika pembangunan sudah baik, maka pertumbuhan ekonomi juga membaik. Dalam berbagai literatur ekonomi, pembangunan infrastruktur merupakan pondasi dasar dalam pertumbuhan ekonomi. Pembangunan dilakukan di berbagai sektor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Dari mulai pembangunan jalan tol, gedung, jalan raya, dan bangunan infrastruktur lainnya. Dalam hal ini, perencanaan awal struktur menjadi hal yang sangat penting karena pada proses perencanaan ini kekuatan struktur yang akan dibangun harus benar-benar diperhitungkan dengan mempertimbangkan aspek keamanan, kenyamanan, dan harga yang ekonomis.

Sebelum melakukan pembangunan juga diperlukan beberapa data yang nantinya digunakan sebagai acuan konstruksi, data-data tersebut bisa didapatkan dengan cara melakukan survei langsung ke lokasi maupun menggunakan data yang telah tersedia dan nantinya digunakan sebagai parameter desain sebelum melakukan konstruksi.

Selain pada proses pembangunan, hal penting yang perlu diperhatikan adalah proses

monitoring dan pemeliharaan bangunan existing. Bangunan yang sudah berdiri harus

dilakukan pengecekan dan perhitungan dari segi kekuatan, kelayakan dan kemampuan struktur untuk menopang beban-beban tambahan yang mungkin diterima. Semua harus terus diperhatikan agar bangunan infrastruktur dapat terus digunakan dan tidak membahayakan konsumen. Karena hal yang paling penting dalam bidang teknik sipil ialah keselamatan bagi para pengguna fasilitas infrastruktur tersebut.

Pemahaman proses dan operasi di industri merupakan hal penting untuk menambah wawasan mahasiswa dalam dunia kerja. Kerjasama antara perusahaan dengan institusi perguruan tinggi perlu terus ditingkatkan agar dunia akademik dapat mengikuti perkembangan dunia industri yang berkembang. Oleh karena itu, mahasiswa Prodi Teknik Sipil UP berkewajiban untuk meningkatkan pemahaman dari segi keilmuan maupun segi keterampilan dasar, sehingga kedepannya menjadi sarjana teknik yang berkualitas, profesional, dan memiliki kemampuan analisa yang baik.

(10)

2 1.2. TUJUAN

Tujuan umum dilakukannya kerja praktik, yaitu :

1. Untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib (2 sks) dalam kurikulum Program Studi Teknik Sipil sebagai syarat kelulusan.

2. Untuk menambah pengalaman di dunia profesional khususnya di bidang

engineering sekaligus melatih soft-skills seperti cara berkomunikasi yang baik,

menjaga etika yang sopan, dan dapat bekerja sama sebagai tim.

3. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan teori - teori yang telah didapatkan di ruang kelas sebagai acuan untuk mempersiapkan diri sebelum masuk ke dunia kerja.

4. Menerapkan metode berpikir kritis untuk menentukan solusi yang paling efektif

(Engineering Judgement) untuk menyelesaikan beberapa permasalahan yang

sesungguhnya terjadi di lapangan.

Adapun tujuan khusus yang dilakukan selama kerja praktik, yaitu :

1. Mendapatkan ilmu dan pengalaman khususnya dibidang desain perencanaan dari orang yang profesional.

2. Dapat memperkirakan desain yang paling ekonomis serta tetap memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan.

3. Mengetahui faktor yang menjadi pertimbangan dalam bidang engineering, karena umumnya di lapangan memiliki permasalahan yang jauh lebih kompleks. 1.3. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kuliah praktik ini dilaksanakan di PT Pertamina Persero, Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Manager Design Engineering. Untuk tempat pelaksanaan kuliah praktik ini dibagi menjadi beberapa lokasi, yaitu :

1) Patra Jasa Office Tower. Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 32-34 Jakarta 12950 Lt. 21-22 (Pertamina Engineering Center).

2) Head Office PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap. Kadung Lumbung, Donan, Kec. Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53213

3) Kawasan Industri Cilacap, Jl. MT. Haryono, Banyusrep, Lomanis, Kec. Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, JawaTengah 53222

Waktu pelaksanaan kuliah praktik ini dimulai dari tanggal 1 juli 2019 – 31 Agustus 2019 dengan jam kerja dari pukul 07.00 – 16.00 WIB (8 jam perhari)

(11)

3

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

Direktorat Mega Proyek Pengolahan & Petrokimia (Dit. MPP) merupakan direktorat baru di Pertamina, yang didirikan melalui surat keputusan No. Kpts : 23 /K00000/2017-S0 tgl. 23 Oktober 2017. Tugas utama direktorat ini adalah mengelola proyek pengembangan/ pembangunan kilang minyak dan petrokimia dalam skala besar.

Proyek pengembangan/pembangunan kilang yg ditangani Dit. MPP saat ini meliputi : • Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan Project

RDMP RU IV Cilacap Project RDMP RU VI Balongan Project

New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban Project NGRR Bontang Project

Dalam menjalankan tugasnya, Dit. MPP dipandu oleh visi dan misi :

Vision : To be The Coordinator of World Class Refinery and Petrochemical Mega Projects

Mission : To Carry Out Refinery and Petrochemical Mega Projects Safely, Effectively, Efficiently and Economically In Order to Achieve Its Target to be On Time, On Budget, On Specification and On Return and Regulation

Agar mampu menjalankan tugas pengelolaan proyek secara end-to-end, maka Dit. MPP dilengkapi dengan organisasi yang lengkap mulai dari tahap pengembangan sampai dengan fase eksekusi proyek. Untuk menjamin sikap profesional, mereka memiliki tata nilai 6C perusahaan yaitu (Clean, Competitive, Confident, Costumer Focus, Commercial, Capable).

Untuk Sistem Manajemen Proyeknya sendiri meliputi 3 aspek, yaitu :

Project Development : - Pengembangan konsep

- Studi kelayakan

Engineering Services : - Design engineering

- Contracting dan pengadaan

Project Execution : - Pengendalian proyek - Manajemen konstruksi - Commissioning and Start-up

(12)

4 Selain itu untuk sumber daya manusia juga meliputi 3 aspek, yaitu :

Budaya : - Organisasi yang didorong oleh budaya safety dan kinerja. - Pola pikir ‘owner’.

- Budaya patuh aturan. Kapabilitas : - Spesialisasi teknis.

- Kemampuan komersil. - Kemampuan manajerial. Komitmen : - Fokus pada hasil terbaik.

- Saling bertanggung jawab.

Fungsi Engineering Services (ES) memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengembangan suatu proyek, karena berbagai aktifitas penting yang terkait dengan perencanaan dan perancangan suatu proyek menjadi tanggung jawab fungsi Engineering

Services. Bahkan dukungan fungsi ES tidak hanya terbatas pada fase pengembangan tetapi

juga pada saat pelaksaaan proyek (technical support). Untuk mendukung pelaksanaan tugas tersebut, fungsi ES telah dilengkapi dengan struktur organisasi yang lengkap yang melibatkan semua disiplin/keahlian yang diperlukan seperti ditunjukkan pada Organigram dibawah ini.

(13)

5 Untuk kegiatan kerja praktik ini dilaksanakan di Engineering Services bagian Design

Engineering yang memiliki beberapa tugas seperti :

• Merencanakan dan mengoordinasikan proses bisnis Engineering Services di bidang Engineering Non Process yang meliputi Engineering Package,

Engineering Review, Engineering Evaluation, Engineering Recommendation, Project Technical Evaluation dalam proyek-proyek di lingkungan Direktorat

MPP Pertamina serta pihak ketiga.

• Mengoordinasikan dan mengawasi penerapan standard dan kode perekayasaan (engineering standard & code) dan spesifikasi teknis (engineering specification) yang diperlukan dalam perancangan, fabrikasi, serta konstruksi proyek-proyek di lingkungan Direktorat MPP Pertamina maupun pihak ketiga.

• Merencanakan dan mengoordinasikan implementasi program pelatihan, sertifikasi, serta peningkatan pengetahuan dan kompetensi SDM di bidang

Design Engineering, dan mengevaluasi efektivitas penerapannya.

Dan di dalam bagian dari Design Engineering sendiri memiliki beberapa bidang spesialisasi seperti :

➢ Mechanical Specialist ➢ Civil and Structur Specialist

Deskripsi pekerjaan : Memutuskan, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan

engineering berupa pembuatan paket engineering seperti Term of Reference

(TOR), Basic Engineering Design Data (BEDD), Front End Engineering Data (FEED) dan Studi/Rekomendasi Feasibility Study (FS), Revamp Study, Technical

Study, Evaluasi Post Mortem Project, Constructability dan Heavy Haul Transportation, serta memberikan evaluasi, optimasi, pemilihan teknologi dan

konfigurasi peralatan kilang di lingkungan Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MPP) Pertamina dan pihak ketiga, untuk meningkatkan

competitive advantage, margin kilang dan nilai tambah perusahaan termasuk

melakukan technical review dan rekomendasi secara profesional berdasarkan standard dan best engineering practice dengan tujuan untuk memperoleh hasil optimal yang digunakan sebagai acuan fungsi lain yang terkait, dapat didemonstrasikan, dikonstruksi, aman, handal, ekonomis, dan berwawasan lingkungan.

Untuk Civil and Structur Specialist memiliki syarat telah melakukan pelatihan, seminar, dan kursus sertifikasi : STAAD software and Other Civil

Design Software AutoCAD, 3-D Drawing/Smart Plant, Project Management, Leadership, Health, Safety dan Environment (HSE) dan lainnya.

(14)

6

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK

Kegiatan yang dilakukan pada awal kuliah praktik ialah pengenalan lingkungan perusahaan yang meliputi perkenalan terhadap orang yang terlibat dari Pembimbing Instansi,

Professional Engineer, Junior Engineer, Security, dan beberapa karyawan yang bekerja di

lokasi kantor tempat kuliah praktik dilaksanakan. Untuk kantor yang menjadi tempat dilaksanakannya kerja praktik bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Gedung Patra Jasa Lokasi Kerja Praktik

Untuk lebih tepatnya, kerja praktik yang dilakukan di gedung tersebut berada di lantai 21-22 di bagian Engineering Services Pertamina Persero. Selain itu kegiatan yang dilakukan pada awal pengenalan kerja praktik dilakukan agar lebih mengenal bagaimana kultur yang diterapkan di Design Engineering ini, seperti bagaimana cara mereka berkomunikasi, cara menyampaikan pendapat, cara mereka berperilaku di lingkungan kerja, bagaimana memanfaatkan waktu sibuk maupun waktu senggang, dan juga lebih mengenal aktifitas dan keseharian setiap orang yang ada di lingkungan perusahaan tersebut. Untuk gambaran seperti apa lingkungan perusahaan bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

(15)

7 Kemudian pada awal pertemuan juga diberikan penjelasan tentang pengenalan struktur organisasi perusahaan dan juga sejarah singkat perusahaan. Hal itu memang dilakukan di awal pertemuan agar bisa lebih cepat mengerti dan beradaptasi terhadap lingkungan perusahaan sehingga saat melaksanakan kuliah praktik bisa mendapatkan pengalaman yang cukup banyak dengan rentang waktu pelaksanaan kuliah praktik 2 bulan.

Kegiatan yang dilakukan setelah tahap pengenalan ialah diberikan sebuah file DED

(Detail Engineering Desain) Pondasi Sub Fire Station Building yang selanjutnya di review

sebagai bahan pembelajaran tentang bagaimana para professional sebagai owner yang melakukan pengecekan terhadap desain yang diberikan oleh pihak konsultan, karena terkadang masih banyak input data yang tidak sesuai dengan statment yang mereka berikan di awal. Pada review yang diberikan kali ini meliputi bidang geoteknik dan juga struktur untuk pembangunan sebuah sub fire station yang baru. Untuk gambaran singkat mengenai file DED tersebut bisa dilihat pada gambar dibawah ini yang membahas tentang analisis gaya geser arah x pada foot plat.

Gambar 3.3 Analisis Gaya Geser Arah x pada Foot Plat

Untuk pelaksanaannya sendiri diberikan waktu selama 2 hari, pada hari pertama difokuskan pada analisis bidang geoteknik yang meliputi analisis parameter kekuatan tegangan tanah beserta analisis pondasi yang digunakan dan pada hari kedua untuk melakukan analisis pada bidang struktur yang meliputi desain beton bertulang.

(16)

8 Kemudian kegiatan yang dilakukan ialah pembahasan singkat tentang kilang. Kilang termasuk kategori objek vital nasional karena memproduksi kebutuhan energi yang dibutuhkan suatu negara, maka biasanya di daerah sekitar kilang terdapat sistem pertahanan untuk memastikan kilang tersebut aman, sehingga pengembangan kilang terus dilakukan agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dan juga mengurangi nilai impor minyak yang masuk ke Indonesia. Pada gambar berikut merupakan gambaran kilang yang merupakan objek vital nasional dan berlokasi di Cilacap.

Gambar 3.4 Kilang Minyak RU IV Cilacap

Pada proses pengembangan kilang itu sendiri banyak sekali faktor yang dapat menghambat aktifitas, seperti : sulitnya menemukan lahan dengan kondisi geografis yang baik untuk pembuatan maupun pengembangan kilang yang sudah ada, dan terkadang pada saat pembebasan lahan sering mengalami kendala terhadap pemilik tanah karena masih banyak warga Indonesia yang belum paham pentingnya pembangunan kilang dan mereka hanya tau tentang masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh adanya kilang tersebut, padahal mengenai pencemaran itu sendiri tentunya pihak terkait tahu betul dan bahkan untuk analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sendiri sudah di atur sedemikian rupa dengan persyaratan yang ketat mengenai limbah tersebut. Bahkan sering kali pihak owner melakukan ganti untung untuk mereka yang mau di relokasi agar lahan tersebut dapat digunakan sebagai pembangunan maupun pengembangan kilang.

Kegiatan selanjutnya membahas tentang study unforseen. Untuk unforseen sendiri terbilang masih baru di Design Engineering ini dan awalnya dilakukan pada sebuah Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) seperti pada gambar dibawah ini.

(17)

9 Pada proyek PLBC terjadi beberapa kendala yaitu pada saat melakukan pemancangan tiang pancang yang digunakan mengenai sesuatu dan jika dipaksakan untuk dipancang pada titik tersebut akan membuat tiang pancang tersebut rusak. Hal tersebut membuat pihak kontraktor terhambat pada saat proses konstruksi, dan jika titik lokasi tiang pancang dirubah maka akan membuat perubahan desain awal dan juga pada saat dipindah titik lokasi ternyata tiang pancang tersebut masih mengenai suatu benda didalam tanah. Karena proses konstruksi terhambat, pihak owner tentu merasa dirugikan karena jadwal konstruksi mengalami keterlambatan, maka study unforseen mulai dikembangkan. Setelah mengetahui sejarah singkatnya, kemudian mempelajari tentang fungsi unforseen, metode yang digunakan, dan juga hasil unforseen yang nantinya digunakan sebagai pertimbangan dalam tahap awal proses konstruksi. Untuk proses unforseen sendiri dilakukan di lokasi pengembangan RDMP RU IV Cilacap seperti pada gambar dibawah ini merupakan kunjungan ke lapangan.

Gambar 3.6 Survei Lapangan RDMP RU IV Cilacap

Pada pelaksanaan kuliah praktik kali ini selain dilakukan di kantor juga dilakukan survei langsung ke lokasi proyek di RDMP RU IV Cilacap dan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pelaksanaan survei unforseen yang meliputi survei microgravity pada pesebaran titik yang telah ditentukan di lahan seluas 135 hektar (luasan hijau) dan selanjutnya dilakukan survei Geo Penetrating Radar (GPR) yang dilakukan pada area soil improvement seluas 10 hektar (area oranye). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.7 Rencana Suvei Unforseen Pada RDMP RU IV Cilacap

(18)

10

Study unforseen bertujuan untuk melakukan survei pemetaan objek-objek yang tidak

terlihat di bawah permukaan tanah (Unforeseen) yang berpotensi menghambat pekerjaan proyek. Untuk lokasi unforseen ini terletak di Cilacap dengan area rencana proyek RDMP RU IV seluas ±150 hektar. Semua aktivitas survei, assessment dan pekerjaan berdasarkan rencana kerja dan jadwal pekerjaan seperti diagram alir dibawah ini :

Gambar 3.8 Diagram Alir Survei Unforseen

Untuk lingkup pekerjaan unforseen yang dilakukan oleh konsultan ialah untuk memperoleh data-data dari survei lapangan yang mencakup 4 jenis pekerjaan, yaitu :

1. Pekerjaan Persiapan. Untuk pekerjaan persiapan meliputi :

- Membuat desain survei berdasarkan informasi pendahuluan pada area survei dan target objek survei.

- Mengurus segala perizinan. - Melakukan mobilisasi.

- Melakukan pengukuran geodetik untuk menentukan posisi titik dan lintasan sesuai desain survei.

(19)

11 2. Survei Microgravity untuk seluruh area site development seluas ±135 hektar yang

meliputi :

- Pengukuran microgravity dilakukan untuk memetakan area-area potensi adanya keberadaan benda dibawah permukaan tanah (unforseen) berdasarkan perbedaan massa jenis.

- Pengukuran microgravity dilakukan pada seluruh area rencana proyek RDMP RU IV Cilacap seluas ± 135 hektar.

- Melakukan pengukuran microgravity dengan titik pengukuran dibuat grid dengan jarak antara titik sebesar 50 meter.

Gambar 3.9 Titik Pengukuran Dengan Grid Antar Titik 50 meter

- Melakukan processing data lapangan (Raw Data) dengan menggunakan software terkait untuk memperhitungkan efek-efek koreksi di lapangan.

- Melakukan interpretasi data sesuai dengan hasil survei.

- Hasil dari pengukuran microgravity berupa pemetaan spot-spot area unforseen dengan mencantumkan luas setiap spot area yang di perkirakan sebagai area

unforseen.

- Pembuatan dokumentasi.

3. Survei Geo-Penetrating Radar (GPR) pada area soil improvement seluas ± 10 hektar yang meliputi :

- Pengukuran GPR dilakukan untuk memetakan keberadaan benda dibawah permukaan tanah dengan menggunakan prinsip elektromagnetik.

- Melakukan pengukuran GPR pada spot-spot area hasil interpretasi microgravity, dengan lintasan pengukuran dibuat grid dengan jarak antara lintasan adalah 2.5 meter.

- Target kedalaman pengukuran GPR adalah 10 meter.

- Melakukan processing data lapangan (Raw Data) dengan menggunakan software terkait untuk menghilangkan efek-efek gangguan (noise).

- Melakukan interpretasi data sesuai dengan hasil survei.

- Hasil dari pengukuran GPR berupa pemetaan objek unforseen dengan mencantumkan jenis, letak, kedalaman dan volume tiap objek unforseen.

- Melakukan pengecekan objek unforseen dengan melakukan penggalian dangkal. - Pembuatan dokumentasi.

(20)

12 4. Penggalian dan Pengecekan Unforseen yang bertujuan untuk melakukan verifikasi keterdapatan unforseen berdasarkan hasil interpretasi Geo-Penetrating Radar yang meliputi :

- Penggalian dan pengecekan dengan ukuran 2x2 meter dilakukan pada 5 objek

unforeseen pada kedalaman dangkal (maksimal 2 meter) berdasarkan hasil

interpretasi Geo Penetrating Radar.

- Memasang tanda/ patok setinggi 1 meter dengan diberi cat pada objek unforeseen yang sudah diverifikasi.

- Melakukan validasi hasil interpretasi dengan temuan hasil penggalian. - Melakukan pengurugan kembali.

- Pembuatan dokumentasi.

Pada saat melakukan survei unforseen langkah pertama ialah melakukan stake out berdasarkan titik yang sebelumnya sudah dipetakan sesuai dengan koordinat yang ditentukan pada peta tersebut. Setelah koordinat ditemukan kemudian dilakukan pemasangan patok agar titik tersebut mudah ditemukan pada saat melakukan survei nantinya. Pada gambar dibawah ini merupakan gambaran patok yang digunakan di lokasi peroyek tersebut

Gambar 3.10 Patok yang digunakan di lokasi proyek

Dalam pengerjaan unforseen sendiri dilakukan pekerjaan persiapan dan pengumpulan data sekunder, data sekunder yang dimaksud adalah data mengenai lingkungan fisik yang nantinya dijadikan acuan seperti laporan kegiatan survei dan studi yang sudah dilaksanakan di lokasi pekerjaan serta AS Build Drawing kondisi eksisting. Setelah data tersebut dimiliki maka bisa melakukan pekerjaan selanjutnya yaitu survei microgravity dan survei GPR.

1. Pekerjaan Survei Microgravity

Prinsip metode tersebut ialah pengukuran yang dilakukan dengan mengandalkan gaya tarik-menarik antara dua massa. Kekuatan tarik-menarik ini bervariasi sesuai dengan besarnya masssa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak diantara mereka dan dalam survei gravitasi massa dari gravimeter konstan. Gravimeter digunakan untuk mengukur daya tarik yang dirasakan oleh massa indra internal dan instrumen yang mencatat variasi dalam percepatan gravitasi, ketika seseorang bergerak dari titik ke titik adalah hasil sebagian perubahan massa atau distribusi kepadatan batuan dari tanah di sekitar instrumen. Untuk alat survei microgravity bisa dilihat dari gambar dibawah ini :

(21)

13

Gambar 3.11 Alat Gravimeter Survei Microgravity

Akselerasi utama yang ditunjukkan oleh meteran gravitasi adalah karena bumi secara keseluruhan, sekitar 980 cm / gr2. Perubahan kecil dalam bidang gravitasi yang diukur mungkin merupakan hasil dari perubahan dalam beberapa faktor :

• Aliran instrumen rekaman.

• Posisi bulan dan matahari (efek pasang surut). • Latitude dari instrumen rekaman.

• Ketinggian instrumen rekaman.

• Distribusi anisotropik dari massa di dekat permukaan bumi.

Tujuan dari survei microgravity adalah untuk mengisolasi faktor terakhir, efek dari distribusi massa anisotropik. Faktor lainnya akan menerapkan beberapa koreksi untuk menghilangkan perubahan kecil yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, sehingga anomali gravitasi yang kami peroleh benar-benar menggambarkan kondisi bawah permukaan. Pada gambar dibawah ini merupakan representasi efekdensitas pada model anomali gaya berat.

Gambar 3.12 Representasi Efek Densitas Pada Model Anomali Gaya Berat

(22)

14 Jika bumi terdiri dari lapisan horisontal dengan kepadatan berbeda, dan jika setiap lapisan memiliki kepadatan dan ketebalan yang seragam, maka akan ada medan gravitasi konstan di permukaan terlepas dari posisi pengukuran horizontal. Jika benda yang sangat padat, seperti bola besi terkubur di dalam salah satu lapisan ini, maka anomali gravitasi positif akan terjadi pada permukaan di wilayah yang umumnya di atas bola; artinya, akan ada peningkatan gravitasi yang diamati. Jika rongga diganti dengan bola besi, anomali gravitasi negatif akan ditemukan sebagai akibat dari defisit massa. Dengan demikian, metode ini digunakan untuk mengukur variasi spasial dalam kekuatan medan gravitasi bumi.

Sifat utama dari bahan bumi yang menghubungkan anomali gravitasi dengan struktur adalah kerapatan masing-masing komponen dan kerapatan kontras antara berbagai komponen. Dalam lingkungan bumi yang dangkal, sebagian besar material bumi memiliki kepadatan di kisaran 1,7 hingga 2,2 gram per sentimeter kubik. Namun, dimungkinkan untuk memiliki bahan tanah mulai dari kepadatan serendah 1 atau bahkan hingga 3. Untuk deteksi rongga, penting untuk mempertimbangkan apakah rongga tersebut diisi udara atau air karena ada perbedaan kepadatan yang signifikan. Semakin besar kontras kepadatan antara struktur bunga dan bahan sekitarnya, semakin besar kemungkinan studi microgravity akan berhasil.

Elemen kunci kedua ketika mempertimbangkan kepadatan adalah keseragaman lateral kepadatan. Idealnya, struktur bunga harus menjadi satu-satunya variasi kepadatan. Namun, secara realistis, akan ada variasi kepadatan dan penting untuk mengetahui atau setidaknya mempertimbangkan besarnya variasi ini ketika mempertimbangkan metode

microgravity.

Untuk peralatan yang digunakan pada saat melakukan survei microgravity menggunakan dua Gravimeters Scintrex tipe CG-5 dengan juga tripod, dan dua GPS Garmin GPSMap 60 Csx. Gravimeter tersebut memiliki resolusi baca hingga 1 microGal. 2. Survei Geo-Penetrating Radar (GPR)

GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio dengan frekuensi 1 - 1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter permittivity elektrik (ε), konduktivitas (σ) dan permeabilitas magnetik (μ). GPR dapat disebut sebagai metode refleksi elektromagnetik untuk memanfaatkan sifat radiasi elektromagnetik yang serupa dengan refleksi pada metode gelombang seismik. GPR digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk stratigrafi tanah, studi pemetaan patah air tanah, pemetaan batuan dasar dan penentuan kedalaman permukaan air tanah (Davis dan Annan, 1989).

(23)

15

Gambar 3.13 Metode Geo-Penetrating Radar

Prinsip kerja perangkat GPR adalah dengan mentransmisikan gelombang RADAR (Radio Detection and Ranging) ke media yang ditargetkan dan kemudian gelombang akan dipantulkan kembali ke permukaan dan diterima oleh receiver, hasilnya kemudian menunjukkan berbagai objek yang dapat dideteksi dan dicatat dalam radargram. Alat yang digunakan pada survei GPR ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.14 Alat Survei Geo-Penetrating Radar

Setelah itu diberikan tugas untuk menganalisis sistem drainase yang akan dibangun di Kilang Balikpapan. Karena kilang tersebut akan dilakukan pengembangan agar pengoprasian bisa lebih optimal sehingga kapasitasnya bisa meningkat, untuk itu dilakukan pembangunan

warehouse dan workshop yang baru untuk menampung bahan baku utama (cairan katalis), sparepart dan lainnya. Pada desain awal nantinya warehouse dan workshop ini akan

diberikan bendali pada sistem drainasenya agar dapat mengendalikan air yang mengalir dari saluran sampai ke laut. Untuk desain bendungan lindung yang digunakan pada sistem drainase ini serta desain saluran yang akan dianalisis bisa dilihat dari gambar dibawah ini.

(24)

16

Gambar 3.15 Layout Analisis Desain Drainase

Setelah dilakukan soil investigation ditemukan hasil bahwa kondisi tanah kurang baik sehingga untuk pembangunan bendali itu sendiri membutuhkan banyak tiang pancang pada pondasinya. Untuk menekan biaya proyek maka perlu dianalisis apakah perbedaan elevasi antara elevasi jalan lingkungan workshop dan warehouse yaitu El.+5.10 dengan elevasi HAT (High Astronomical Tide) El.+3.00 mengalirkan air buangan ke laut dengan sistem gravitasi drainase dan pompa pengendali banjir untuk menggantikan fungsi bendali.

Selanjutnya mempelajari tentang teknik konstruksi dengan berbagai aspek yang perlu diperhatikan sebelum melakukan konstruksi, pada saat melakukan konstruksi dan setelah konstruksi tersebut selesai dibangun. Hal yang paling ditekankan pada materi ini ialah pada saat konstruksi tersebut belum dilakukan, dibutuhkan data site survey condition yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan desain sehingga akan mempermudah pada proses konstruksi tersebut dilakukan. Selain itu data tersebut juga berguna untuk mempertimbangkan apakah proyek tersebut memang layak dilakukan atau tidak. Seperti pada gambar dibawah ini merupakan proyek kilang di daerah RU-VII Kasim.

Gambar 3.16 Layout Mini LNG Plant 3D Drawing

Selain itu juga diceritakan tentang kondisi heater yang rusak di RU-VII Kasim dan bagaimana proses perbaikan yang dilakukan dengan beberapa ide kreatif yang dilakukan oleh kontraktor karena daerah Papua masih sangat sulit untuk diakses sehingga pada prosesnya butuh effort lebih.

(25)

17 Setiap materi yang diberikan mulai dari review DED, desain saluran drainase pengganti bendali, site survey condition sampai kepada survei unforseen nantinya akan dipresentasikan didepan pembimbing instansi agar pemahaman yang diperoleh bisa disampaikan dan dimengerti dengan baik. Seperti pada gambar dibawah ini merupakan kegiatan presentasi yang dilakukan setelah materi diberikan.

Gambar 3.17 Presentasi Survei Unforseen

Presentasi dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan tujuan supaya pihak instansi bisa mengetahui sejauh mana materi yang telah mahasiswa pahami selama kerja praktik.

(26)

18

HASIL KERJA PRAKTIK

4.1. STUDY UNFORSEEN

Sudy unforseen meliputi survei microgravity dan survei geo-penetrating radar. Untuk

survei microgravity akan menghasilkan sebuah peta residual anomali seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Hasil Peta Residual Anomali Survei Mictogravity

Peta residual anomali memiliki satuan mili gal dan nantinya dapat mengetahui ada benda apa yang terdapat dibawah tanah, tetapi pada survei microgravity tidak bisa mengetahui volume pasti benda tersebut. Oleh karena itu dilakukan survei geo-penetrating radar untuk melakukan analisis lebih lanjut agar mengetahui benda didalam tanah tersebut supaya hasil volume dan jenis benda tersebut bisa diketahui lebih akurat sehingga pada peta residual anomali tersebut dibuat grid per 2,5 meter sebagai lintasan survei geo-penetrating radar seperti pada gambar dibawah ini.

(27)

19 Sedangkan untuk survei geo-penetrating radar akan menghasilkan sebuah grafik gelombang seismik seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.4 Grafik Gelombang Seismik Survei Geo-Penetrating Radar

Pada grafik gelombang seismik diatas akan menunjukan sebuah gelombang yang nantinya akan dianalisis lebih lanjut sehingga bisa mengetahui secara detail benda apa yang terdapat dibawah tanah. Seperti pada contoh gambar diatas terdapat sebuah anomali yang kemungkinan terdapat sebuah benda seperti pipa. Untuk lebih detail, analisis dilakukan dengan memodelkan sebuah luasan tertentu dan kemudian dicocokkan dengan frekuensi yang terbaca pada grafik diatas. Setelah analisis dilakukan kemudian pada saat pemodelan yang dilakukan sudah sesuai maka bisa diketahui seberapa volume benda yang terdapat di dalam tanah.

Untuk hasil laporan dari survei unforseen sendiri terdiri dari inception report, interim

report dan final report.

- Inception Report : Konsultan mensubmit work plan, metoda pekerjaan, schedule, QA/QC Plan dan HSSE Plan sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk selanjutnya disetujui oleh Owner sebanyak 1 Set Hardcopy Original dan 1 Set Hardcopy Copy. - Interim Report : Terdiri dari 6 set hardcopy terdiri dari 3 original dan 3 copy. Untuk

dokumen Interim Report, dibuat beberapa dokumen terpisah (include native iles) dan antara lain (Laporan Final GPR, Laporan Sementara Microgravity Study dan Lampiran-lampiran)

- Final Report : merupakan hasil penyempurnaan Interim Report yang telah disetujui oleh Owner. Untuk dokumen Final Report terdapat beberapa dokumen (include native

(28)

20 4.2. ANALISIS DESAIN SALURAN DRAINASE

1. PARAMETER DESAIN

Desain parameter yang digunakan sebagai perhitungan didapatkan dari beberapa tabel dan gambar dibawah ini sebagai referensi acuan nilai yang digunakan.

Tabel 4.1 Tabel Hubungan antara Kemiringan dengan Kecepatan Rata-Rata Saluran

Kemiringan rata-rata Kecepatan rata-rata dasar saluran (%) (meter/detik)

< 1 0.4 1-2.0 0.6 2.0-4.0 0.9 4.0-6.0 1.2 6.0-10.0 1.5 10.0-15 2.4

Untuk menentukan debit yang dihasilkan dari masing-masing inlet maka diperlukan kecepatan aliran. Kecepatan aliran bisa dicari dengan menggunakan tabel hubungan antara kemiringan dengan kecepatan rata-rata saluran. Untuk inlet 1 dan inlet 2 dengan kemiringan 2% maka kecepatan rata-rata saluran tersebut 0.6 m/s.

Gambar 4.5 Tabel Koefisien Limpasan Metode Rasional

Sedangkan untuk nilai koefisien limpasan untuk nilai di daerah Kilang Balikpapan ini berdasarkan tabel diatas maka diambil untuk wilayah industri berat dengan asumsi nilai C = 0.8.

(29)

21

Tabel 4.2 Tabel Harga Koefisien Manning (n)

NO. Tipe Saluran dan jenis bahan Harga n

Minimum Normal Maksimum

1 Beton

Gorong-gorong lurus dan bebas kotoran 0.01 0.011 0.013 Gorong-gorong dengan lengkungan dan

0.011 0.013 0.014 sedikit kotoran

Beton dipoles 0.011 0.012 0.014

Saluran pembuangan dengan bak kontrol 0.013 0.015 0.017

2 Tanah, lurus dan seragam

Bersih baru 0.016 0.018 0.02

Bersih telah melapuk 0.018 0.022 0.025

Berkerikil 0.022 0.025 0.03

Berlumpur pendek, sedikit tanaman 0.022 0.027 0.033

3 Saluran alam

Bersih lurus 0.025 0.03 0.033

Bersih, berkelok-kelok 0.033 0.04 0.045

Banyak tanaman pengganggu 0.05 0.07 0.08

Dataran banjir berumput pendek-tinggi 0.025 0.03 0.035

Saluran di belukar 0.035 0.05 0.07

Untuk nilai koefisien kekasaran manning dengan material saluran drainase yang terbuat dari beton maka diambil nilai n = 0.012.

2. PERHITUNGAN

➢ Menghitung nilai Q dari inlet 1 dan inlet 2

Q = A x (R2/3 x S0.5)/n...(1) Luas saluran (A) 1 = 0.8 x 0.8 meter

Luas saluran (A) 1 = 1.2 x 1.2 meter S1 = −1.39−(−2.92) 30 = 0.003 S2 = −1.75−(−2.92) 210 = 0.005571 R1 = 0.8 𝑥 0.8 3 𝑥 0.8 = 2.667 R2 = 1.2 𝑥 1.2 3 𝑥 1.2 = 0.4 n = 0.012 (Koefisien Saluran Beton)

Q1 = 4.98995 m3/s Q2 = 4.8626 m3/s

(30)

22 ➢ Menghitung Perbedaan Elevasi Sebelum Ada Bendali Dengan Sesudah ada Bendali

➢ Sebelum Ada Bendali S = 5.1−3.0

400 =5.25 x 10

-3

➢ Setelah ada bendali

A saluran = 1.5 x 1.5 m Q = A x (R2/3 x S0.5)/n 9.853 m3/s = 1.5x1.5x( (1.5 3) 2/3 x S 0.5) / 0.012 S = 6.958 x 10-3

➢ Elevasi Setelah Ada Bendali 6.958 x 10-3 = −1.75−x

400 X = - 4.5333 m

Dikarenakan elevasi yang didapat setelah ada bendali lebih rendah dari elevasi muka air laut kondisi real yaitu +3.0 maka drainase dengan bendali tidak memungkinkan, sehingga drainase dialihkan menjadi saluran primer.

➢ Untuk menghitung debit rencana menggunakan rumus

Q = 0.278 x C x I x A...(2) C (koefisien aliran) = 0.8

Curah Hujan = 100 mm/jam

t = tc / 60 = 17.88826 / 60 = 0.298 jam

Perhitungan waktu konsentrasi pengaliran dengan panjang saluran 400 meter dan 120 meter menggunakan rumus Kirpic:

Tc = 0.0195( L / S0.5)0.77 ...(3) S saluran 400 = 5.1−3

400 = 0.00525 = 0.52% S saluran 120 = 2%

Tabel 4.3 Waktu Konsentrasi

Waktu Konsentrasi Waktu Satuan Tc400 14.83746 menit

Tc120 3.0508 menit

(31)

23 Intensitas hujan dicari dengan persamaan Mononobe, yaitu:

Intensitas Hujan = 𝑹𝟐𝟒 𝟐𝟒 𝒙 ( 𝟐𝟒 𝒕 ) 2/3...(4) = 𝟏𝟎𝟎 𝟐𝟒 𝒙 ( 𝟐𝟒 𝒕) 2/3 = 77.698

A (luas area) = 400 x 240 meter

Sehingga nilai debit rencana yang didapatkan Q = 1.6588834 m3/s ➢ Perhitungan Dimensi Rencana

Tabel 4.4 Dimensi Saluran Rencana

Lebar saluran (b) 2.036469604 m 0.5b 1.018234802 m

Tinggi Jagaan (w) 1.009076212 m Tinggi Saluran (h) 2.636469604 m

Berdasarkan data tabel, didapatkan nilai tinggi jagaan (W) untuk nilai debit 1.659 yaitu 0.6 sehingga dalam perencanaan dimensi saluran primer nilai tinggi jagaan yang digunakan yang paling kecil yaitu 0.6 meter.

Tabel 4.5 Perbandingan Debit dengan Tinggi Jagaan

Q (m^3/dt) Tinggi Jagaan (m) <0.5 0.4 0.5-1.5 0.5 1.5-5.0 0.6 5.0-10.0 0.75 10.0-15.0 0.85 >15.0 1

(32)

24

BAB V

TINJAUAN TEORITIS

1. Study Unforseen

Seperti yang dipelajari didalam mata kuliah mekanika tanah bisa diketahui berapa tegangan tanah dan parameter kekuatan tanah yang didapatkan dengan cara menguji tanah tersebut di lapangan maupun didalam laboratorium. Setelah mengetahui nilai kekuatan tanah tersebut maka biasanya bisa ditentukan tipe pondasi yang tepat untuk menopang jenis beban konstruksi yang nantinya akan dibangun. Selain itu menurut buku Braja M. Das, jika ternyata kekuatan tanah tersebut rendah maka bisa dilakukan soil improvement agar tanah yang nantinya akan dibangun konstruksi dapat memadai dan parameter kekuatannya meningkat.

Pada kondisi real di lapangan ternyata untuk melakukan soil improvement tidak mudah. Mungkin secara teori hanya menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kekuatan tanah dengan cara mempercepat konsolidasi agar penurunan tanah setelah masa konstruksi masih bisa di toleransi. Seperti yang terjadi pada Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) Pertamina ditemukan bahwa pada saat melakukan soil improvement dengan menggunakan metode

Prefabricated Vertical Drain (PVD) ternyata mengalami kendala saat memasukkan

membran ternyata terhalang oleh banyak benda yang terkubur di dalam tanah. Oleh karena itu dibutuhkan kajian lebih dalam untuk mencari tahu di dalam tanah tersebut tidak ada benda yang menghalangi. Metode unforseen merupakan salah satu solusi untuk memudahkan proses konstruksi agar pihak konsultan sebelum melakukan PVD bisa mengetahui ada atau tidaknya benda yang menghalangi di dalam tanah tersebut. Setelah mengetahui ada hambatan apa yang terdapat di dalam tanah, maka bisa dilakukan penyelarasan desain awal atau bisa juga hambatan tersebut diangkat sehingga tidak menghambat proses konstruksi.

Selain itu untuk mengetahui parameter tanah bisa dilakukan dengan menggunakan

unforseen. Walaupun hasil yang didapatkan tidak se-detail pengujian triaxial tetapi pada

survei ini juga bisa mengetahui jenis tanah, ketinggian muka air pori, dan lapisan lapisan tanah yang berada dibawah permukaan bumi.

2. Review DED File Sub-Fire Station

Pada review file DED rumus yang digunakan saat melakukan perhitungan nilai tegangan tanah menggunakan rumus Terzagi seperti yang didapatkan pada saat di ruang kelas. Tetapi pada saat perhitungan rumus tersebut nilai kohesi (c) pada tanahmmemiliki nilai C = 3,6 KN/m3. Seharusnya untuk jenis tanah pasir tidak memiliki nilai kohesi atau C = 0, hal tersebut mungkin terjadi karena pada saat pengujian triaxial sangat sulit mencari sampel tanah yang benar-benar homogen dan tidak terganggu, kemungkinan karena sampel tersebut di kondisi alam tercampur maka pada saat pengujian masih terdapat nilai kohesinya.

3. Analisis Desain Saluran Drainase

Perhitungan pada analisis desain drainase juga menggunakan rumus-rumus yang didapat didalam kelas seperti pada saat menghitung nilai waktu konsentrai (Tc) menggunakan rumus Kirpic dan saat menghitung nilai intensitas hujan menggunakan rumus Mononobe.

(33)

25

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Pada dunia kerja nantinya tidak hanya mengandalkan ilmu yang didapatkan selama masa kuliah, karena nantinya banyak sekali permasalahan yang jauh lebih kompleks sehingga dibutuhkan mental yang kuat dan sikap yang baik. Selain itu cara berkomunikasi juga menjadi faktor penting karena nantinya pada saat sudah berada di dunia kerja biasanya akan lebih sering bekerja sebagai tim dan untuk membangun tim yang baik diperlukan juga cara berkomunikasi yang baik.

1. Study Unforseen

- Pada dunia profesional nantinya banyak sekali permasalahan baru yang mungkin dihadapi di luar perkiraan, seperti pada proyek PLBC diatas yang sepertinya akan berjalan lancar ternyata tidak hanya dihadapi dari segi teknik sipil saja. Oleh karena itu diperlukan kemampuan bekerja sebagai tim karena nantinya diperlukan beragam jenis profesi pada saat suatu proyek tersebut berlangsung

- Terkadang hal non-teknis juga sangat mungkin terjadi seperti pada saat survei

microgavity ternyata tidak diizinkan masuk karena wilayah tersebut masih belum

jelas kepemilikannya sehingga titik tersebut masih belum bisa dilakukan survei. - Unforseen sendiri terbukti cukup mampu mengatasi permasalahan kondisi bawah

tanah sehingga meminimalisir terjadinya kegagalan pemancangan pada saat pelaksanaan proyek yang membutuhkan tiang pancang.

2. Review DED File Sub-Fire Station

- Pada review DED file ini ditemukan beberapa kesalahan sehingga Pertamina selaku pemilik peroyek perlu melakukan koreksi. Beberapa kesalahan tersebut seperti pada saat di awal dikatakan bahwa mutu beton yang digunakan ialah K300 tetapi pada saat perhitungan mutu beton yang dicantumkan ialah mutu beton K350.

- Selain itu pada saat melakukan perhitungan kekuatan tegangan tanah ternyata pada saat memasukkan rumus terdapat nilai kohesi (C). Padahal tanah di daerah tersebut merupakan jenis tanah pasir yang seharusnya tidak memiliki nilai kohesi. 3. Analisis Desain Saluran Drainase

- Pada analisis desain drainase yang tadinya pada desain awal menggunakan bendungan lindung (bendali) ternyata pada saat di analisis lebih lanjut ditemukan bahwa nilai perbedaan elevasi di daerah tersebut terbukti cukup mampu mengalirkan air sampai ke laut. Setelah melakukan analisis menggunakan sistem drainase yang mengandalkan sistem gravitasi, ternyata saluran tersebut mampu mengalirkan air cukup baik bahkan tanpa penambahan pompa, sehingga pada proyek tersebut mampu menghemat banyak uang karena jika tetap menggunakan bendali dibutuhkan banyak sekali tiang pancang sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

(34)

26 6.2. SARAN

- Saran yang dapat diberikan seharusnya pihak universitas dan pihak instansi terkait lebih kooperatif agar komunikasi terus berjalan lancar dan tidak terjadi beberapa salah paham pada saat pelaksanaan kerja praktik kali ini.

- Setelah mengetahui fungsi dari study unforseen seharusnya beberapa proyek besar menggunakan metode tersbut di awal karena terbukti cukup mampu meminimalisir hambatan pada saat proyek tersebut akan dibangun.

- Setelah melakukan review DED banyak sekali ditemukan berbagai kesalahan, walaupun kelihatannya sepele tetapi jika kita sebagai pemegang proyek sarannya ialah kita tentunya harus lebih memperhatikan semua aspek tersebut agar setiap proyek yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan baik dan sesuai permintaan.

- Saran yang terakhir ialah pada saat melakukan analisis lebih baik fokus pada tujuan yang hendak dicapai di awal. Seperti pada proyek analisis desain drainase tersebut terbukti dapat membuat harga proyek jauh lebih ekonomis hanya karena mendapatkan fakta bahwa perbedaan elevasi yang telah di analisis lebih dalam terbukti mampu mengalirkan air tanpa harus membuat bendungan lindung.

(35)

27

REFERENSI

Bambang, Triatmodjo. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset.

Kamiana, I Made. 2001. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subramanya. 2009. Flow In Open Channel Third Edition. New Delhi : Mc-Graw Hill. Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Yogyakarta : Graha Ilmu .

Anggoro, H. D. (2016). Kemampuan Lahan. Retrieved 7 22, 2019, from Repository UMP: http://repository.ump.ac.id/3102/3/BAB%20II.pdf

Anonim. (2017). Tanah Quarry Jawa Barat. Retrieved 7 22, 2019, from https://panturabisnis.com/pemilik-tanah-quarry-di-jawa-barat-butuh-kerjasama/?amp Anonim. (2019). Survey Topografi. Retrieved 7 22, 2019, from Laksana Karya Indonesia:

http://www.laksanakarya.co.id/jasa-pengukuran-tanah-survey-topografi

Bancin, F. (2018). Panduan Survey Topografi. Retrieved 7 22, 2019, from Academia: https://www.academia.edu/32079765/Panduan_Survei_Topografi_-_Seri_1

Jabar, A. A. (2018). Arah dan Orientasi Survey Bawah Tanah. Retrieved 7 22, 2019, from Scribd: https://www.scribd.com/document/374956797/Arah-Dan-Orientasi-Dalam-Survei-Bawah-Tanah

Juwita Sari Pradita, A. R. (2019). Penyelidikan Kondisi Bawah Permukaan Tanah. Retrieved 7 22, 2019, from Perpustakaan STMKG: https://perpus.stmkg.ac.id/view-pdf.php?id=842

Sugito, N. T. (2018). Survey Dan Pemetaan. Retrieved 7 22, 2019, from Repository UPI:

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-JUPRI/HANDOUT_SURVEY_PEMETAAN_SUMBER_DAYA.pdf

Testindo. (2019). Uji Penyelidikan Tanah. Retrieved 7 22, 2019, from Testindo: http://www.testindo.com/article/70/uji-penyelidikan-tanah

UNNES. (2018). Survey Pemetaan Struktur Bawah Permukaan Tanah. Retrieved 7 22, 2019, from Repository UNNES: http://fisika.unnes.ac.id/lab/survey-pemetaan-struktur-bawah-permukaan-tanah/

(36)

28

LAMPIRAN

(37)

29

DAFTAR HADIR KERJA PRAKTIK

(38)
(39)

(40)

32

SURAT KETERANGAN SELESAI KERJA PRAKTIK

(41)

33

LEMBAR BIMBINGAN DOSEN

(42)
(43)

35

LEMBAR BIMBINGAN INSTANSI

(44)

Gambar

Gambar 2.1 Organigram Engineering Services
Gambar 3.3 Analisis Gaya Geser Arah x pada Foot Plat
Gambar 3.4 Kilang Minyak RU IV Cilacap
Gambar 4.5 Tabel Koefisien Limpasan Metode Rasional
+3

Referensi

Dokumen terkait