• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pautan Gen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pautan Gen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Gen linkage atau pautan genetik merupakan kecenderungan alel-alel pada Gen linkage atau pautan genetik merupakan kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama. Pada saat meiosis, dua dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama. Pada saat meiosis, dua  berkas kromati

 berkas kromati homolog akan homolog akan berpisah sewberpisah sewaktu anafase aktu anafase I. AlelI. Alel-alel -alel yang terletak yang terletak padapada  berkas kromatid

 berkas kromatid yang sama akan yang sama akan sama-sama sama-sama bersegregasi. Segregasi bersegregasi. Segregasi bersama-sama bersama-sama iniini akan terjadi karena adanya pautan genetik yang terdapat pada alel-alel tersebut. Gen akan terjadi karena adanya pautan genetik yang terdapat pada alel-alel tersebut. Gen linkage ini merupakan ilmu yang mendasari untuk mempelajari lebih lanjut mengenai linkage ini merupakan ilmu yang mendasari untuk mempelajari lebih lanjut mengenai  penurunan sifat suatu individu.

 penurunan sifat suatu individu.

Peta kromosom merupakan gambar skema dari sebuah kromosom yang Peta kromosom merupakan gambar skema dari sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus yang memperlihatkan lokus setiap gen yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus yang memperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom tersebut. Peta kromosom dapat memperlihatkan seberapa terletak pada kromosom tersebut. Peta kromosom dapat memperlihatkan seberapa  banyak persentasi terjadinya

 banyak persentasi terjadinyacrossing over crossing over ..

1.2. Tujuan 1.2. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas rekayasa tanaman.

rekayasa tanaman.

1.3. Rumusan Masalah 1.3. Rumusan Masalah

1.

1. Apa yang dimaksud dengan pautan gen dan apa saja konsep yang harus dipelajariApa yang dimaksud dengan pautan gen dan apa saja konsep yang harus dipelajari untuk mempelajari pautan gen?

untuk mempelajari pautan gen? 2.

2. Apa yang dimaksud dengan peta kromosom dan apa saja konep yang harusApa yang dimaksud dengan peta kromosom dan apa saja konep yang harus dipelajari untuk mempelajari peta kromosom?

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Penjelasan Singkat Mengenai Pautan Gen dan Konsep yang Harus Dipelajari untuk Mempelajari Pautan Gen.

Pautan genetik (genetic linkage dalam bahasa Inggris) dalam genetika adalah kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama (kromatid) untuk bersegregasi bersama-sama. Pada meiosis, dua berkas kromatid homolog (sister chromatids) akan berpisah sewaktu anafase I. Alel-alel yang terletak pada berkas kromatid yang sama akan sama-sama bersegregasi. Segregasi bersama-sama ini terjadi karena adanya pautan genetik pada alel-alel tersebut.

Bentuk tautan gen terdiri dari coupling dan repulsion. Coupling adalah dua gen resesif terdapat pada satu kromosom homolog dan alela yang dominan terdapat pada kromosom homolog lainnya, atau satu tetua memberikan kedua gen dominan dan tetua yang lain memberikan kedua gen resesif. Repulsion terjadi apabila tiap kromosom homolog mempunyai mutan dan tipe liar, atau satu tetua yang lain memberikan gen dominan dan resesif yang lain.

Untuk dapat memperlajari mengenai pautan gen ini, diperlukan pemahaman mengenai gen, kromosom, dan persilangan monohibrid dan dihibrid. Gen merupakan substansi kimia yang berada di dalam kromosom yang bertanggung jawab terhadap  pewarisan sifat suatu organisme. Gen berperan penting sebagai pewaris sifat seperti

rasa, bentuk, dan warna. Gen terletak di dalam kromosom, tepatnya di lokus-lokus yang berada di dalam kromosom. Pada kromoson, terdapat gen-gen yang letaknya  berdekatan dengan jarak setiap gen yang berbeda-beda. Jarak antara gen inilah yang

menyebabkan suatu pasang atau lebih gen dapat menjadi terpaut satu sama lain. Maksud dari terpaut yaitu karena jarak antar gen yang sempit, maka kemungkinan gen tersebut untuk terpisah lebih kecil daripada terpisah dari gen yang lainnya. Selain itu, jarak yang dekat ini menyebabkan dua gen yang sulit untuk berpisah atau tidak dapat bebas berpisah pada waktu pembelahan meiosis terjadi.

Untuk mempelajari mengenai pautan gen ini juga dapat dipelajari konsep rekombinan dimana dilakukan testcross untuk menentukan apakah gen yang  bersangkutan merupakan gen yang terpaut atau tidak. Apabila hasil testcross

(3)

2.2. Penjelasan Singkat Mengenai Peta Kromosom dan Konsep yang Harus Dipelajari untuk Mempelajari Peta Kromosom.

Yang dimaksud dengan peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal, maka diberi tanda 0 (angka 0). Pada lokus setiap gen dibubuhkan angka yang menunjukkan jarak antara gen itu dengan sentromer atau  jarak antara satu gen dengan gen yang lain. Misal pada lokus gen p tertulis angka 6,2.

Ini berarti bahwa jarak antara sentromer ke gen p ialah 6,2 unit. Pada lokus gen q tertulis angka 10, berarti bahwa jarak sentromer dengan gen q ialah 10 unit. Dengan sendirinya dapat diketahui jarak antara gen p dan gen q ialah 10

 – 

  6,2 = 3,8 unit. Jarak antara gen p dan gen q disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa menunjukkan letak sentromer dinamakan peta relatif. Jarak yang ada antara gen p dan gen q disebut sebagai peta. Peta kromosom tanpa dapat menunjukkan letak sentromernya disebut dengan peta relatif. Pemetaan gen ini dilakukan sebagai salah satu usaha untuk mengetahui lokus atau posisi suatu gen secara relatif terhadap gen-gen atau penanda gen lainnya.

Untuk dapat lebih mempelajari atau memahami mengenai peta kromosom ini, dapat didukung dengan konsep-konsep dasar lainnya. Yang pertama yaitu konsep

crossing over . Pada konsep ini, pasangan dari kromosom yang merupakan kromosom homolog dapat saling bertukar bagian kromosom saat terjadi crossing over . Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat crossing over   ini, kromosom akan saling melilit dan akhirnya terlepas dari kromosom awalnya. Karena substrat yang berada di sekitar kromosom tersebut merupakan substrat cair, maka terdapat kemungkinan apabila gen yang terpisah tersebut tidak akan menempel/menyatu kembali dengan  pasangan gen yang sebelumnya tetapi akan bersatu dengan pasangan gen lain yang kromosomnya berkitan dengan pasangan gen tersebut dan menyebabkan terjadinya

crossing over  atau pindah silang.

Gen yang berada dalam sebuah kromosom juga dapat dipetakan dengan cara menghitung frekuensi produk rekombinan hasil dari crossing over . Frekuensi dari  produk hasil rekombinan dari crossing over   ini berbeda-beda setiap terjdinya

crossing over  bergantung kepada jarak dan peta kromosom yang terdapat antar gen dalam krosom tersebut.

(4)
(5)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Gen linkage atau pautan genetik merupakan kecenderungan alel-alel pada dua atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama. Pada saat meiosis, dua  berkas kromati homolog akan berpisah sewaktu anafase I. Alel-alel yang terletak pada  berkas kromatid yang sama akan sama-sama bersegregasi. Segregasi bersama-sama ini akan terjadi karena adanya pautan genetik yang terdapat pada alel-alel tersebut. Untuk dapat menguasai mengenai pautan gen ini, diperlukan beberapa konsep dasar yang menunjang teori mengenai pautan gen ini. Diantaranya yaitu mengenai gen, kromosom,  persilangan, dan lain sebagainya.

Peta kromosom merupakan gambar skema dari sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus yang memperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom tersebut. Untuk dapat memperlajari mengenai peta kromosom ini, dasar-dasar konsep yang harus dipelajari yaitu mengenai crossing over  atau pindah silang.

3.2. Kritik dan Saran

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab itu kami mohon maaf dan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman demi perbaikan makalah ini kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih.

(6)

Daftar Pustaka

Anonim. Pautan 1-a.pptx.

Anonim. 2013. Pautan Genetik. [Online]. Tersedia di:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pautan_genetik (diakses tanggal 29 April 2014)

Anonim. 2013. Pewarisan Sifat. [Online]. Tersedia di:

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&ca d=rja&uact=8&ved=0CHcQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fsrikusyani34.files.wo

rdpress.com%2F2013%2F04%2F06-bio-9-elok-sudibyo-bab-51.pdf&ei=gZVfU_rnENK4uATQ84HQBQ&usg=AFQjCNGQcS8k394PxlZy EURiviYsJ4KmKA&sig2=vH9XhluQt_t5HaV2fVtgpw (diakses tanggal 29 April 2014)

Yunus, Rosman dkk. Teori Darwin Dalam Pandangan Sains dan Islam. [Online]. Tersedia di:

http://books.google.co.id/books?id=06XWDxse6WQC&pg=PA75&lpg=PA75

&dq=Pautan/Tautan+(linkage)&source=bl&ots=icsgWj-

GEj&sig=WdFojCpEp6_LK8D9B-GnUpAFFDs&hl=id&sa=X&ei=UW5fU5vUF4GfugSutYGwDg&redir_esc=y #v=onepage&q=Pautan%2FTautan%20(linkage)&f=false (diakses pada tanggal 29 April 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang tersaji pada Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak terdapat keragaman genetik fragmen gen STAT5A ekson 7 dan tidak ditemukan alel T pada seluruh populasi

Hasil penelitian pada sapi bali menunjukkan bahwa ketiga lokus mikrosatelit yang digunakan teramplifikasi pada sapi bali dan jumlah alel pada lokus RM185 dan BM1815 adalah

Penelitian ini menggunakan satu lokus mikrosatelit yakni D13S765 untuk mengkaji variabilitas genetik populasi monyet ekor panjang di Pura Pulaki yang meliputi jumlah

Perbedaan ukuran dan jumlah alel yang dihasilkan pada lokus AY295 menunjukkan bahwa itik Bayang memiliki tingkat keragaman genetik yang relatif rendah, karena

Perbedaan ukuran dan jumlah alel yang dihasilkan pada lokus AY295 menunjukkan bahwa itik Bayang memiliki tingkat keragaman genetik yang relatif rendah, karena

Dari frekuensi alel yang diperoleh dari hasil pembacaan pada Tabel 3 kemudian digunakan untuk  menghitung beberapa parameter variasi genetik antara lain jumlah

Kelainan Genetik Pada lebih dari 90% kasus PJS, kelainan genetik terjadi pada lokus gen STK11/LKB1,3 yang berlokasi di kromosom 19p13.3.4,5 STK11 merupakan gen supresor tumor tumor

japonica memiliki keragaman genetik paling tinggi yaitu persentase polimorfik loci P = 44%, rata-rata jumlah alel per lokus A = 1,5, rata-rata jumlah alel efektif Ae = 1,3, rata-rata