Kelompok 3; Kelas 3B
Kelompok 3; Kelas 3B
Intan Terry Desti Anggraini (116126)
Intan Terry Desti Anggraini (116126)
Istiqlaratri Jarunsiri (116129)
Istiqlaratri Jarunsiri (116129)
Lutfi Andika (116143)
Lutfi Andika (116143)
Muhammad Rohman (116166)
Muhammad Rohman (116166)
Nurani Asiah (116184)
Nurani Asiah (116184)
Putri Ginanti (116198)
Putri Ginanti (116198)
Shintia Dico (116244)
Shintia Dico (116244)
Siti Novianti (116249)
Siti Novianti (116249)
Y
Dalam
Dalam 10 10 tahun tahun terakhir terakhir ini ini Pabrik Pabrik Kelapa Kelapa Sawit Sawit (PKS) (PKS) didi
Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar
Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar
lahan-lahan perkebunan non kelapa sawit di seluruh Indonesia
lahan perkebunan non kelapa sawit di seluruh Indonesia
berangsurangsur beralih atau diubah peruntukan menjadi lahan
berangsurangsur beralih atau diubah peruntukan menjadi lahan
perkebunan kelapa sawit. Dengan pertumbuhan kebun kelapa sawit,
perkebunan kelapa sawit. Dengan pertumbuhan kebun kelapa sawit,
maka bermunculanlah pabrik-pabrik minyak mentah kelapa sawit
maka bermunculanlah pabrik-pabrik minyak mentah kelapa sawit yangyang
memproduksi CPO (
memproduksi CPO (C r u d e P a l m O i l C r u d e P a l m O i l ). Dengan meningkatnya jumlah). Dengan meningkatnya jumlah
pabrik kelapa sawit (PKS), Indonesia telah berubah menjadi negara
pabrik kelapa sawit (PKS), Indonesia telah berubah menjadi negara
yang paling besar dalam produksi CPO.
yang paling besar dalam produksi CPO.
Hampir semua pabrik kelapa sawit, bahkan yang sudah
Hampir semua pabrik kelapa sawit, bahkan yang sudah
mengeksport minyak mentah kelapa sawit mempunyai kelemahan
mengeksport minyak mentah kelapa sawit mempunyai kelemahan
dalam hal penanganan limbahnya, baik terhadap limbah padat
dalam hal penanganan limbahnya, baik terhadap limbah padat
ataupun limbah cair.
ataupun limbah cair. Effluent Effluent (hasil akhir yang dibuang ke alam) dari (hasil akhir yang dibuang ke alam) dari
instalasi pengolahan limbah cair dari pabrik-pabrik CPO yang ada di
instalasi pengolahan limbah cair dari pabrik-pabrik CPO yang ada di
Indonesia umumnya masih belum memenuhi kriteria sesuai standar
Indonesia umumnya masih belum memenuhi kriteria sesuai standar
peraturan yang berlaku, misalnya kadar BOD masih di
peraturan yang berlaku, misalnya kadar BOD masih di atas 100 ppm.atas 100 ppm.
Pabrik Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit
Dalam
Dalam 10 10 tahun tahun terakhir terakhir ini ini Pabrik Pabrik Kelapa Kelapa Sawit Sawit (PKS) (PKS) didi
Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar
Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Sebagian besar
lahan-lahan perkebunan non kelapa sawit di seluruh Indonesia
lahan perkebunan non kelapa sawit di seluruh Indonesia
berangsurangsur beralih atau diubah peruntukan menjadi lahan
berangsurangsur beralih atau diubah peruntukan menjadi lahan
perkebunan kelapa sawit. Dengan pertumbuhan kebun kelapa sawit,
perkebunan kelapa sawit. Dengan pertumbuhan kebun kelapa sawit,
maka bermunculanlah pabrik-pabrik minyak mentah kelapa sawit
maka bermunculanlah pabrik-pabrik minyak mentah kelapa sawit yangyang
memproduksi CPO (
memproduksi CPO (C r u d e P a l m O i l C r u d e P a l m O i l ). Dengan meningkatnya jumlah). Dengan meningkatnya jumlah
pabrik kelapa sawit (PKS), Indonesia telah berubah menjadi negara
pabrik kelapa sawit (PKS), Indonesia telah berubah menjadi negara
yang paling besar dalam produksi CPO.
yang paling besar dalam produksi CPO.
Hampir semua pabrik kelapa sawit, bahkan yang sudah
Hampir semua pabrik kelapa sawit, bahkan yang sudah
mengeksport minyak mentah kelapa sawit mempunyai kelemahan
mengeksport minyak mentah kelapa sawit mempunyai kelemahan
dalam hal penanganan limbahnya, baik terhadap limbah padat
dalam hal penanganan limbahnya, baik terhadap limbah padat
ataupun limbah cair.
ataupun limbah cair. Effluent Effluent (hasil akhir yang dibuang ke alam) dari (hasil akhir yang dibuang ke alam) dari
instalasi pengolahan limbah cair dari pabrik-pabrik CPO yang ada di
instalasi pengolahan limbah cair dari pabrik-pabrik CPO yang ada di
Indonesia umumnya masih belum memenuhi kriteria sesuai standar
Indonesia umumnya masih belum memenuhi kriteria sesuai standar
peraturan yang berlaku, misalnya kadar BOD masih di
peraturan yang berlaku, misalnya kadar BOD masih di atas 100 ppm.atas 100 ppm.
Pabrik Kelapa Sawit
Pabrik Kelapa Sawit
Selama
Selama
ini
ini
limbah
limbah
cair
cair
industri
industri
kelapa
kelapa
sawit
sawit
dibuat
dibuat
sebagai pupuk pohon sawit dan ada yang dibuang ke sungai
sebagai pupuk pohon sawit dan ada yang dibuang ke sungai
setelah dilakukan pengolahan, limbah padat dibuat batako
setelah dilakukan pengolahan, limbah padat dibuat batako
dan bisa digunakan kembali untuk proses aerob dan anaerob
dan bisa digunakan kembali untuk proses aerob dan anaerob
dan limbah gas yang didapatkan digunakan untuk bahan
dan limbah gas yang didapatkan digunakan untuk bahan
bakar.
bakar.
Limbah industri kelapa sawit adalah berupa limbah
Limbah industri kelapa sawit adalah berupa limbah
padat, gas, dan cair. Diantara jenis limbah tersebut yang
padat, gas, dan cair. Diantara jenis limbah tersebut yang
sangat menjadi masalah adalah limbah cair, yang dapat
sangat menjadi masalah adalah limbah cair, yang dapat
mencemari sungai karena kandungan zat organiknya tinggi
mencemari sungai karena kandungan zat organiknya tinggi
serta tingkat keasaman rendah, sehingga limbah sebelum
serta tingkat keasaman rendah, sehingga limbah sebelum
digunakan sebagai pupuk sawit harus dilakukan pengolahan
digunakan sebagai pupuk sawit harus dilakukan pengolahan
terlebih dahulu.
terlebih dahulu.
Limbah Pabrik Kelapa Sawit
PKS PT.Nusantara VIII Kertajaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang telah beroperasi lebih dari 20 tahun, dimana pembuangan akhir dari limbah industri perusahaan tersebut adalah sungai di sekitar pabrik.
PT.Nusantara VIII Kertajaya salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, dimana pembuangan akhir dari limbah industry perusahaan tersebut adalah Sungai. Untuk mengetahui pengaruh limbah industri kelapa sawit terhadap kualitas air sungai, maka perlu diketahui dari tiap-tiap parameter yang dipengaruhi oleh limbah industri kelapa sawit Sifat-sifat limbah yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air misalnya: nilai derajad keasaman (pH), nilai BOD/COD, Suhu, TSS, TDS, NH3-N minyak dan lemak.
Pabrik Kelapa Sawit
Karakteristik Limbah PKS
PT. Nusantara VIII Kertajaya
Parameter Konsentrasi
(mg/L)
Baku Mutu Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit (mg/L)
(Kep-MENLH/10/1995) BOD5 COD TSS pH Minyak lemak
Amonia Total (sebagai NH3-N)
25.500 48.000 29.000 4.6 5000 -250 500 300 6-9 30 20
Sumber : Azwir.2006. “ANALISA PENCEMARAN AIR SUNGAI TAPUNG KIRI OLEH LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT
Parameter Uji Limbah PKS
PT. Nusantara VIII Kertajaya
Parameter Metode Analisis Acuan
BOD Titrimetri SNI 6989.72:2009
COD Refluks tertutup secara titrimetri SNI 6989.73:2009
TSS Gravimetri SNI 6989.3.2004
pH pH meter SNI 06-6989.11-2004
Bak Ekualisasi Kolam DAF Kolam Anaerob Tangki Gas Kolam Aerob Oil Recovery SLUDGE LAND APPLICATIONS Bak Pengendapan Sungai Sprinkler Flat Bed Limbah Cair Industri Kelapa Sawit
Design
IPAL
Industri
Kelapa
Sawit
Kolam NetralisasiSistem Pengolahan Limbah
1. Bak ekualisasi
Pada tahap ini merupakan awal proses pengolahan air
limbah kelapa sawit yaitu sebagai tempat untuk
mengumpulkan limbah dari proses produksi. Dalam bak ini
juga terjadi proses penghomogenan sifat limbah.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
2. Bak DAF (
d i s s o l v e ai r f l o t at i o n)
Bak ini sebagai pengutipan sisa minyak yang terikat dalam limbah
cair dan dikembalikan dalam proses pengolahan, sehingga kadar
minyak dalam air dapat berkurang. Dalam hal ini minyak yang
masih terikat dalam air limbah dalam jumlah yang cukup tinggi
akan dapat mengganggu aktivitas mikroorganisme merombak
bahan organik, disamping itu dengan adanya minyak akan
membentuk lapisan film pada permukaan air, dapat menghambat
penetrasi cahaya kedalam air sehingga dapat mengganggu
fotosintesa dan algae.
Cara kerjanya adalah dengan memompakan udara bertekanan
rendah kedalam air limbah sehingga minyak akan terapung ke atas
permukaan. Minyak yang terapung akan dijerap dengan bantuan
vakum. Effisiensi dari bak ini untuk menghilangkan minyak sebesar
91,9 %.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
3. Bak Netralisasi
Bak
ini
berfungsi
untuk
menghomogenkan
atau
menetralisasi kondisi limbah keluaran dari bak fat pit.
Karena sifat limbah cair kelapa sawit umumnya bersifat
asam, maka perlu dilakukan netralisasi hingga limbah
memiliki pH ±6 dengan menambahkan kapur/kalsium
karbonat (CaCO
3). Limbah cair hasil produksi kelapa sawit
ini perlu dilakukan netralisasi untuk memaksimalkan kerja
bakteri yang ada pada proses atau bak selanjutnya,
karena bakteri bekerja pada pH ±7.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
4. Bak Anaerobik
Bahan organik yang telah dipecah menjadi asam lemak, yang lebih
sederhana menghasilkan gas CH
4dan H
2O. Diperkirakan setelah air
limbah mengalami proses dalam kolam anaerobik kadar zat
pencemar (BOD dan COD) dapat turun sampai sekitar 90-95%,
minyak dapat turun sebesar 65-88%.
Pada bak anaerob dilakukan pengolahan limbah dengan
menggunakan bakteri yang tahan terhadap panas dan metan
sebagai hasil sampingnya yaitu bakteri methanogen. Suhu pada bak
ini diatur tinggi sedemikian rupa sehingga terjadi proses pengolahan
limbah oleh bakteri dengan baik atau dapat juga terjadi kenaikan
suhu yang disebabkan oleh terbentuknya gas metan pada hasil
sampingnya.. pH pada bak ini juga diatur pada kisaran 6,5-7,5 agar
bakteri dapat bekerja lebih efektif.
Sistem Pengolahan Limbah
Dalam bak anaerobik ini dihasilkan gas bio yang akan ditampung
dalam tangki Gas Holder dan selanjutnya gas bio (gas methan)
tersebut untuk dimanfaatkan guna keperluan proses pemanasan
dalam pabrik CPO. Lumpur aktif yang terdapat dalam proses
anaerobik disirkulasi melalui tangki sirkulasi. Proses sirkulasi ini
dapat digunakan pula sebagai optimalisasi proses anaerobik dan
juga untuk pengendalian jumlah lumpur dalam tangki reaktor
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
5. Bak Aerobik
Pada bak aerobik dilakukan proses pengadukan atau dengan
penghembusan udara di sekitar permukaan limbah yang akan diolah.
Pada bak ini diisikan dengan media kerikil atau bahan plastik berupa
polietilen, batu apung, atau bahan serat. Sambil diaerasi atau
dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan
menguraikan zat organic yang ada dalam limbah serta tumbuh dan
menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah
akan kontak dengan mikroorganisme yang tersuspensi dalam air
maupun menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut
dapat meningkatkan efisiensi pengurangan zat organik. Pada bak ini
efisiensi pengolahan limbah yang dapat dicapai sebesar 90-95%
untuk mengurangi bahan organik , TSS sebesar 90%, dan minyak
sebesar 92-95%.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
6. Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi adalah tangki yang digunakan untuk proses
pemisahan antara limbah cair hasil pengolahan dengan lumpurnya.
Jenis settling tank yang digunakan adalah cilindrical settling tank atau
tangki berbentuk silinder. Masuknya limbah di dalam tank ada yang
masuk dari samping dan mengikuti aliran spiral. Sehingga dari tahap
akhir ini didapatkan limbah berupa lumpur. Lumpur yang dihasilkan
dari tangki ini kemudian digunakan kembali untuk proses aerobik
pada bak aerobik. Sedangkan air yang dihasilkan digunakan untuk
keperluan Land Application. Dimana pada land application akan
dilakukan pemanfaatan limbah untuk kemudian dijadikan sebagai
bahan untuk menyiram tanaman kelapa sawit kembali. Pada bak ini
TSS dapat berkurang sebesar 40-60%.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
7. Proses Biologis Anaerobik-Aplikasi Lahan (
L a n d
A p p l i c a t i o n
)
Proses biologis dan aplikasi lahan adalah salah satu sistem yang
memberikan keuntungan dalam penanganan limbah. Limbah yang
diolah dengan cara ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Air limbah
yang langsung keluar dari proses produksi tidak sesuai untuk
diaplikasikan ke areal tanaman kelapa sawit, karena menimbulkan
masalah terhadap lingkungan seperti timbulnya bau yang tajam, dll.
Pada pengolahan ini dilakukan aplikasi berupa sprinkler dan flat bed.
Sistem Pengolahan Limbah
7. Proses Biologis Anaerobik-Aplikasi Lahan (
L a n d
A p p l i c a t i o n
)
•Sprinkler /Teknik Penyemprotan
Limbah cair yang sudah diolah diaplikasikan ke areal tanaman kelapa
sawit
dengan
penyemprotan
berputar
atau
dengan
arah
penyemprotan yang tetap. Sistem ini dipakai untuk lahan yang datar,
untuk mengurangi aliran permukaan dari limbah cair yang dilengkapi
dengan pompa sentrifugal yang dapat memompakan lumpur dan
mengalirkannya ke areal melalu pipa PVC diameter 3 inci.
Sistem Pengolahan Limbah
Sistem Pengolahan Limbah
7. Proses Biologis Anaerobik-Aplikasi Lahan (
L a n d
A p p l i c a t i o n
)
•Flatbed/Teknik Parit dan Teras
Sistem ini digunakan di lahan berombak-bergelombang dengan membuat konstruksi di antara baris pohon yang dihubungkan dengan saluran parit yang dapat mengalirkan limbah dari atas ke bawah dengan kemiringan tertentu. Sistem ini dibangun mengikuti kemiringan tanah. Teknk aplikasi ini dapat dibangun secara manual atau dengan mekanis menggunakan back-hoe. Flatbed dibangun dengan kedalaman yang cukup dangkal. Limbah cair yang akan diaplikasi dipompakan melalui pipa ke atas atau ke dalam bak distribusi. Setelah penuh lalu dibiarkan mengalir ke bawah dan masing-masing teras atau flatbed diisi sampai ke tempat yang paling rendah. Aplikasi ini tergantung pada kecepatan alir, dan dapat dialurkan secara simultan melalui beberapa baris flatbed dalam areal tanaman. Dengan teknik ini, secara periodik lumpur yang tertinggal pada flatbed dikuras agar tidak tertutup lumpur
Sistem Pengolahan Limbah
Perhitungan
1. Bak Ekualisasi Diketahui : debit (Q) : 300m3 /hari
Waktu tinggal (td) : 2 hari (32 jam kerja); t = 2 m (+0,3 m freeboard) V = Q.T = 300m3/hari x 2 hari = 600 m3
Perhitungan volume bak Misal : P = 2L V = P x L x t V = 2L x L t V = 2L2 x t 600 m3 = 2L2 x 2 m = 2L2 300m = 2L2 L2 = = 150 L = 12,25 m P = 2L P = 2 x 12,25 m P = 24,50 m
Pompa air limbah Q = 300 m3/hari
Kecepatan pompa
: 300 m3/hari x 1 hari/16 jam = 18,75 m3/jam
Perhitungan
2. Bak DAF ( dissolved air flotation ) Diketahui:
debit (Q) : 300m3 /hari
Waktu tinggal (td) : 1 hari (16 jam kerja); t = 2 m (+ 0,3 m freeboard) V = Q.T
V = 300 m3/hari x 1 hari = 300 m3
Perhitungan volume bak V = πr 2 x t
300 m3 = 3,14 x r 2 x 2 m
r = = 6,91 m
diameter(d) = 2 x r 2 x 6,91 m = 13,82m
Perhitungan effisiensi pengolahan Minyak inlet = 5000 mg/L Effisiensi = 91,9% Maka, Minyak outlet = 5000 mg/L x 91,9% = 4595 mg/L = 5000 mg/L – 4595 mg/L = 405 mg/L
Perhitungan
3. Bak Netralisasi Diketahui :
debit (Q) : 300 m3 /hari
Waktu tinggal (td) : 1 hari (16 jam kerja); t = 2 m (+ 0,3 m freeboard) V = Q.T
V = 300 m3/hari x 1 hari= 300 m3
Perhitungan volume bak V = πr 2 x t
300m3 = 3,14 x r 2 x 2m
r = = 6,91 m
diameter(d) = 2 x r
Perhitungan
3. Bak Netralisasi
Perhitungan volume NaOH yang dibutuhkan pH inlet : 4,6
pH outlet yang diinginkan berdasarkan baku mutu : 7 untuk mengubah pH tersebut digunakan NaOH 6 N. pH 4,6 [H+] = 10-4,6 pH 7 [OH-] = 10-7 10-4,6 - 10-7 = 2,5018.10-5 6 - 10-7 = 5,99999 Perbandingan = 2,5018.10-5: 5,99999.10-5 = 1 : 2,3983
Debit limbah = 300 m3 = 300.000 dm3. Maka,
Kebutuhan NaOH = 300.000 dm3 x (1/2,3983) = 125088,60 dm3 NaOH / L
air limbah = 125088600 mL NaOH/ L air limbah dalam 1 hari.
Kebutuhan NaOH untuk 1 minggu = 125088600 mL/ hari x 7 hari/minggu = 87562020 mL/minggu
Perhitungan pompa dosis
=12508860 mL/ hari x 1 hari/16 jam =781803,75 mL/jam
Perhitungan
4. Bak Anaerob Diketahui :
debit (Q) : 300m3 /hari
Waktu tinggal (td) : 40 hari; t = 4 m (+ 0,3 m freeboard) V = Q.T
V = 300 m3/hari x 40 hari = 1200 m3
Perhitungan volume bak V = πr 2 x t
1200 m3 = 3,14 x r 2 x 4 m
r = = 9,77 m
diameter (d) = 2 x r 2 x 9,77 m = 19,55 m
Perhitungan bebab BOD limbah Beban BOD dalam air limbah
= Q x BOD = 300 m3/hari x 25500 mg/L
= 300 m3/hari x 25500 mg/L x 1 g/1000 mg x 1 dm3/m3
= 7,65 g/hari = 0,00765 kg/hari
Perhitungan
4. Bak Anaerob
Volume media yang dibutuhkan = 0,00765 kg/hari : 1 kg BOD/ m3hari
= 0,00765 m3
Gas yang dihasilkan
= 38,69 m3 x volume limbah cair
= 38,69 m3 x 300 m3= 11607 m3
Perhitungan effisiensi BOD inlet = 25.500 mg/L Effisiensi = 93 %
Maka, BOD outlet = 25.500 mg/L x 93% = 23.715 mg/L
25.500 mg/L – 23.715 mg/L = 1785 mg/L COD inlet = 48.000 mg/L
Effisiensi = 95%
Maka , COD outlet = 48.000 mg/L x 95% =45.600 mg/L
Perhitungan
4. Bak Anaerob TSS inlet = 29.000 mg/L Effisiensi = 80-90 % Maka , TSS outlet = 29.000 mg/L x 85% = 24.650 mg/L 29.000 mg/L – 24.650 mg/L = 4300 mg/L Minyak inlet = 405 mg/L Effisiensi = 65-88%Maka, minyak outlet = 405 mg/L x 65% = 263,25 mg/L
Perhitungan
5. Bak Aerob Diketahui :
debit (Q) : 300m3 /hari
Waktu tinggal (td) : 40 hari ; t = 2 m (+ 0,3 m freeboard) V = Q.T
V = 300 m3/hari x 40 hari = 1200 m3
Perhitungan volume bak V = πr 2 x t
1200m3 = 3,14 x r 2 x 2m
r = = 30,91m
diameter (d) = 2 x r 2 x 30,91 m = 61,82 m
Perhitungan
5. Bak Aerob
Perhitungan beban BOD limbah Beban BOD dalam air limbah = Q x BOD
= 300 m3/hari x 1275 mg/L
= 300 m3/hari x 1275 mg/L x 1 g/1000 mg x 1 dm3/m3
= 0,3825 g/hari = 0,0003825 kg/hari
Beban BOD lumpur aktif biofilter = 0,5 kg BOD / m3 hari
Volume media yang dibutuhkan = = 0,000765 m3
Perhitungan Effisiensi BOD inlet = 1785 mg/L Effisiensi = 93%
Maka , BOD oulet = 1785 mg/L x 93% = 1660,05 mg/L
Perhitungan
5. Bak Aerob
COD inlet = 2400 mg/L Effisiensi = 90-95%
Maka, COD outlet = 2400 mg/L x 90% = 2160 mg/L
2400 mg/L -2160 mg/L = 240 mg/L TSS inlet = 4300 mg/L Effisiensi = 90 % Maka, TSS outlet = 4300 mg/L x 90% = 3870 mg/L 4300 mg/L – 3870 mg/L = 430 mg/L Minyak inlet = 141,75 mg/L Effisiensi = 92-95%
Maka, minyak outlet = 141,75 mg/L x 92 % = 130,41 mg/L
Perhitungan
6. Bak sedimentasi Diketahui:
debit (Q) : 300m3 /hari
Waktu tinggal (td) : 1 hari (16 jam kerja); t = 4,5 m ( + 0,3 m freeboard) V = Q.T
V = 300 m3/hari x 1 hari = 300 m3
Perhitungan volume bak Tinggi silinder = 2 m Tinggi kerucut = 2.5 m V = πr 2t + 1/3 πr 2t 300 m3 = πr 22 + 1/3 πr 22,5 300/(8,5/3) = πr 2 105,88 = πr 2 r = 5,80 m d = 2r = 2 x 5,80 = 11,61 m Perhitungan effisiensi TSS inlet = 430 mg/L Effisiensi = 40-60 % Maka, TSS outlet = 430 mg/L x 60% = 258 mg/L = 430 mg/L – 258 mg/L = 172 mg/L
Data Parameter Setiap
Pengolahan
Parameter
Outlet Proses Pengolahan pada Bak (mg/L) Baku Mutu Limbah
Industri Minyak Kelapa Sawit (mg/L) (Kep-MENLH/10/1995 Ekualiasi DAF Netralisasi Anaerob Aerob Sedimentasi
BOD 25500 - - 1785 124,95 - 250 COD 48000 - - 2400 240 - 500 Minyak/ Lemak 5000 405 - 141,75 11,34 - 30 TSS 29000 - - 4300 430 172 300 pH 4,6 - 7 7 7 7 6 – 9
Kesimpulan
•Dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit digunakan serangkaian proses pengolahan yaitu proses ekualisasi, DAF (d i s s o l v e a i r f l o t a t i o n ), netralisasi, anaerob, aerob, sedimentasi, dan land application.
•Dari hasil pengolahan yang telah dilakukan , limbah cair yang dihasilkan telah memenuhi baku mutu (KEP 51- /MENLH/10/1995) sehingga dapat dibuang ke badan air penerima (sungai) serta digunakan kembali sebagai pupuk (l an d a p p l i c at i o n s ).