• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dody Firmanda 2011 - Peraturan Internal Staf Medis RSUP Fatmawati Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dody Firmanda 2011 - Peraturan Internal Staf Medis RSUP Fatmawati Jakarta"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

1

Peraturan Internal Staf Medis

1

(Medical Staff Bylaws)

RSUP Fatmawati Jakarta

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medik RSUP Fatmawati Jakarta

PENDAHULUAN

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaran Komite Medik di rumah sakit, maka Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) sepanjang mengenai pengaturan staf medis, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Internal Staf Medis dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Visi Komite Medik RSUP Fatmawati adalah menjadi Komite Medik terbaik dan panutan di Indonesia.

Misi Komite Medik RSUP Fatmawati adalah:

1. Organisasi Profesi yang bersatu, aktif dan profesional 2. Meningkatkan mutu profesi :

a. Keterampilan (Skill), Pengetahuan (Knowledge) dan Etika

b. Pelayanan Profesi

c. Pendidikan dan Pelatihan Profesi d. Penelitian

(2)

2

Nilai – Nilai Komite Medik RSUP Fatmawati adalah a. Tanggung Jawab

b. Profesionalisme c. Ramah

d. Peduli e. Jujur

Tujuan dari Peraturan Menteri Kesehatan yang baru tersebut adalah untuk mengatur tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien dirumah sakit lebih terjamin dan terlindungi serta mengatur penyelenggaraan komite medik di setiap rumah sakit dalam rangka peningkatan profesionalisme staf medis.

Oleh karena itu perlu disusun Peraturan Internal Staf Medis

(Medical Staff Bylaws) RSUP Fatmawati yang baru sesuai peraturan dan perundangan yang baru.

(3)

3

BAB I

KETENTUAN UMUM

1. Staf Medis adalah dokter (dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis) yang bergabung dalam salah satu kelompok staf medis yang dinamakan Staf Medis Fungsional (SMF).

2. Staf Medis Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter (dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis) berdasarkan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP).

3. Kewenangan Klinis adalah kewenangan staf medis untuk melaksanakan pelayanan medis, pendidikan kedokteran/dokter spesialis dan penelitian sesuai dengan kompetensi profesi dan keahliannya.

4. Penugasan Klinis adalah adalah penempatan staf medis ke kelompok staf medis (Staf Medis Fungsional/SMF) dan Divisi sesuai dengan Kewenangan Klinis yang diberikan.

5. Komite Medik adalah adalah organisasi non struktural yang dibentuk oleh Direktur Utama dalam rangka meningkatkan profesionalisme staf medis.

6. Personalia Komite Medik adalah terdiri dari Ketua Komite Medik, Ketua dan Anggota Sub Komite.

(4)

4

BAB II TUJUAN

1. Dalam rangka menyesuaikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 755/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.

2. Terwujudnya Tata Kelola Klinis yang baik (good clinical governance)

BAB III

KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)

1. Pelayanan medis, pendidikan dokter/dokter spesialis dan penelitian kedokteran hanya boleh dilakukan oleh staf medis yang telah diberikan Kewenangan Klinis.

2. Pemberian dan Perubahan Kewenangan Klinis staf medis ditetapkan atas rekomendasi Komite Medik dan disahkan oleh Direktur Utama.

3. Mekanisme (2) di atas diatur dalam:

i. Pedoman Kewenangan Klinis dari Komite Medik

ii. Daftar Perincian Kewenangan Klinis Staf Medis dari Komite Medik

(5)

5

BAB IV

PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT)

1. Penempatan staf medis ke salah satu kelompok staf medis (Staf Medis Fungsional) berdasarkan Surat Penugasan Klinis Rumah Sakit dari Direktur Utama berdasarkan rekomendasi Komite Medik.

2. Penempatan staf medis ke Divisi dalam satu kelompok staf medis (Staf Medis Fungsional) berdasarkan Surat Penugasan Ketua Staf Medis Fungsional (SMF)

3. Perubahan Penugasan Klinis staf medis dapat dilakukan oleh Direktur Utama atas rekomendasi Komite Medik.

4. Mekanisme (1), (2) dan (3) di atas diatur dalam Pedoman Kredensial dan Re-Kredensial dari Komite Medik berdasarkan:

i. Pedoman Kewenangan Klinis

ii. Daftar Perincian Kewenangan Klinis Staf Medis iii. Pedoman Pembinaan Etika dan Disiplin Profesi Medis

iv. Pedoman Penanganan Dugaan Pelanggaran Etika dan Disiplin Profesi Medis

(6)

6

BAB V KOMITE MEDIK

1. Komite Medik adalah organisasi non struktural yang dibentuk oleh Direktur Utama.

2. Tugas Komite Medik adalah meningkatkan profesionalisme staf medis secara:

i. Melakukan kredensial dan rekredensial seluruh staf medis

ii. Memelihara mutu profesi staf medis dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian

iii. Menjaga disiplin, etika dan perilaku staf medis 3. Komite Medik dipimpin oleh seorang ketua dan disebut

sebagai Ketua Komite Medik dengan susunan perangkat organisasinya sebagai berikut:

i. Ketua Komite Medik ii. Sekretaris Komite Medik iii. Anggota terdiri dari:

a. Sub Komite Kredensial

b. Sub Komite Mutu Profesi Medis

c. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi

4. Pengangkatan dan Pemberhentian seluruh Personalia Komite Medik oleh Direktur Utama

5. Dalam melaksanakan tugas (2) di atas, Komite Medik menyusun dan membuat Pedoman Pedoman yang diperlukan. Pedoman tersebut ditetapkan dan disahkan penggunaannya oleh Direktur Utama.

(7)

7

BAB VI RAPAT

1. Mekanisme pengambilan keputusan Komite Medik berdasarkan pendekatan berbasis bukti (evidence-based). 2. Keputusan (1) tersebut diatas melalui Rapat Komite Medik

dan Sub Komite.

3. Mekanisme, jenis rapat dan pelaksanaan rapat tersebut diatur lebih lanjut dalam Pedoman Rapat Pengambilan Keputusan Komite Medik.

BAB VII

SUB KOMITE KREDENSIAL

1. Sub Komite Kredensial bertugas menapis profesionalisme staf medis dengan cara melakukan kredensial dan kredensial. 2. Sub Komite Kredensial terdiri dari:

a. Ketua Sub Komite Kredensial b. Sekretaris

c. Anggota

3. Dalam melaksanakan tugas (1) di atas Sub Komite Kredensial berpedoman kepada:

a. Pedoman Kredensial dan Rekredensial b. Pedoman Kewenangan Klinis

c. Daftar Perincian Kewenangan Klinis Dokter dan Dokter Spesialis

4. Sub Komite Kredensial bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.

(8)

8

BAB VIII

SUB KOMITE MUTU PROFESI

1. Sub Komite Mutu Profesi bertugas memelihara mutu profesi staf medis dengan cara mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian.

2. Sub Komite Kredensial terdiri dari: a. Ketua Sub Komite Kredensial b. Sekretaris

c. Anggota

3. Dalam melaksanakan tugas (1) di atas Sub Komite Mutu Profesi berpedoman kepada:

a. Pedoman Tata Kelola Klinis (Clinical Governance)

b. Pedoman Audit Medis

c. Pedoman Pelaksanaan Ronde Ruangan (Ward Round)

d. Pedoman Pelaksanaan Laporan Jaga (Morning Report)

e. Pedoman Pembahasan Kasus Kematian f. Pedoman Pembahasan Kasus Sulit g. Pedoman Pelaksanaan Journal Reading

h. Pedoman Evidence-based Practice dan Health Technology Assessment

i. Pedoman Dosen Klinis (Clinician Educators)

j. Pedoman Pendampingan Profesi Medis (Proctoring)

4. Sub Komite Mutu Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.

(9)

9

BAB IX

SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

1. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi bertugas menjaga etika, disiplin dan perilaku staf medis dengan cara melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan asuhan klinis (clinical care) serta membina staf medis.

2. Sub Komite Kredensial terdiri dari: a. Ketua Sub Komite Kredensial b. Sekretaris

c. Anggota

3. Dalam melaksanakan tugas (1) di atas Sub Komite Kredensial berpedoman kepada:

a. Pedoman Pembinaan Etika dan Displin Profesi Medis b. Pedoman Penanganan Dugaan Pelanggaran Etika dan

Displin Profesi Medis

4. Sub Komite Etik dan Displin Profesi bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medik.

(10)

10

BAB X

PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS (CLINICAL GOVERNANCE)

1. Staf Medis melaksanakan keprofesian medis sesuai dengan Kewenangan Klinis dan Penugasan Klinis masing masing dalam Tata Kelola Klinis (Clinical Governance) Rumah Sakit dan kelompok staf medis (SMF).

2. Tata Kelola Klinis Rumah Sakit (Clinical Governance) adalah sistem penjaminan mutu layanan di rumah sakit.

3. Tata Kelola Klinis Rumah Sakit disusun oleh Direktur Medik dan Keperawatan; ditetapkan serta disahkan oleh Direktur Utama.

4. Tata kelola Klinis Staf Medis Fungsional disusun oleh Ketua Staf Medis Fungsional; ditetapkan dan disahkan penerapannya oleh Direktur Utama.

5. Pelaksanaan (4) dan (5) diatas untuk staf medis diatur lebih lanjut dalam bentuk Medical Staff Rules and Regulation. 6. Medical Staff Rules and Regulation disusun oleh Direktur

Medis dan Keperawatan bersama para Staf Medis Fungsional; ditetapkan dan disahkan oleh Direktur Utama.

(11)

11

BAB XI

TATACARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS

1. Peraturan Internal Staf Medis ini dapat dilakukan review dan perubahan bilamana:

a. Adanya Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peraturan Internal Korporasi Rumah Sakit, Peraturan Internal Staf Medis ataupun peraturan/perundangan lainnya yang menyangkut profesi medis.

b. Kebijakan baru lain mengenai status rumah sakit

2. Mekanisme dan cara perubahan (1) di atas diatur lebih lanjut dalam Pedoman Review dan Perbaikan Peratuturan Internal Staf Medis.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

1. Peraturan Internal Staf Medis ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.02.04/I/892/2011 tentang Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati mengenai Buku II Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)

(12)

12

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Komite Medik Rumah Sakit

Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA

Ketua Komite Medik

RSUP Fatmawati Jakarta.

(24)
(25)
(26)
(27)

259

5 Mei 2011

(28)

KOMITE MEDIK

KOMITE MEDIK

Peran dan fungsi : menegakkan

etik dan mutu

profesi

medik

Tugas :

meningkatkan profesionalisme

staf medis yang

bekerja di rumah sakit dengan cara:

melakukan

kredensial

bagi seluruh staf medis yang

SUBKOMITE

SUBKOMITE

melakukan

kredensial

bagi seluruh staf medis yang

akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit;

memelihara mutu profesi

staf medis; dan

menjaga

disiplin, etika, dan perilaku profesi

staf

medis.

SUBKOMITE

KREDENSIAL

SUBKOMITE

KREDENSIAL

SUBKOMITE

MUTU PROFESI

SUBKOMITE

MUTU PROFESI

SUBKOMITE

ETIKA & DISIPLIN PROFESI

SUBKOMITE

ETIKA & DISIPLIN PROFESI

(29)
(30)
(31)

Bab I. Ketentuan Umum dan Bab II. Tujuan

Bab II. Tujuan:

1. Komite Medik RS menyelenggarakan

tata kelola klinis yang baik (good

Bab I. Ketentuan Umum:

Berisi pengertian yang memuat definisi dan penjelasan tentang

istilah-istilah dan konsep-konsep yang digunakan dalam peraturan internal staf

medis (medical staf bylaws) .

1. Komite Medik RS menyelenggarakan

tata kelola klinis yang baik (good

clinical governance)

melalui mekanisme:

a. kredensial,

b. peningkatan mutu profesi, dan

c. penegakan disiplin profesi.

2. untuk memberikan dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam

pengambilan keputusan profesi melalui komite medik berlandaskan

hanya staf medis yang kompeten dan berperilaku profesional

yang

(32)
(33)

Bab V. Organisasi Komite Medik dan Bab VI. Rapat

Bab V. Komite Medik

Pengorganisasian komite medik:

Organisasi

1. Tugas

2. Fungsi

3. Wewenang

4. Tanggung Jawab

5. Masa jabatan

6. Cara penetapan ketua komite medik dan perangkatnya.

6. Cara penetapan ketua komite medik dan perangkatnya.

7. Subkomite-subkomite:

a. Subkomite kredensial

b. Subkomite mutu profesi

c. Subkomite disiplin profesi

8. Panitia

ad-hoc (bila diperlukan)

Bab VI. Rapat Komite Medik

1. Sidang Pleno

2. Rapat Rutin Subkomite dan Panitia

Ad-hoc

3. Rapat Terbatas Pimpinan

(34)
(35)
(36)

Ketua

Komite Medik

Direktur Utama

Ketua SMF

Surat Rekomendasi

Surat Penugasan

(Clinical Appointment)

Sub Komite Kredensial

Ketua SMF

Dokter

Surat Penugasan

(Clinical Appointment)

(37)

Standar Profesi

SPM/PNPK/PPK

Standar Pendidikan

Kurikulum

Log Book

Portfolio

Kewenangan Klinis

(38)
(39)
(40)
(41)

Bab VIII. Sub Komite Mutu Profesi Komite Medik

Format Formulir masih dapat dipergunakan

Format Formulir masih dapat dipergunakan

(42)

1. SPM/PNPK

2. PPK

1. TOC Godfratt

2. Sistem sistem

3. Revisi PPK

4. Revisi Clinical

1. Ruang Lingkup (scope)

2. Dimensi Waktu

3. Dimensi Tempat Pelayanan

4. Dimensi Tim

5. Dimensi Individu

1

2

5

2. PPK

3. Clinical Pathways

1. Implentasi Clinical

Pathways kasusnya

2. Penilaian Mini-PAT

3. KODEKI

4. KODERSI

1. Formulir Audit Medis 1

st

Party

2. Formulir Audit Manajemen 1

st

Party

3. Formulir Audit Medis 2

nd

Party

4. Revisi Clinical

Pathways

3

4

(43)
(44)
(45)

Journal Reading

EVALUASI

1. Topik

2. Jadwal Berkala

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

5. % Critical Appraisal

6. % Diagnosis

6. % Diagnosis

7. % Prognosis

8. % Terapi

9. % Profilaksis

95% CI: A + 2 SE

9. Tindak Lanjut

(46)

Evidence-based Practice

EVALUASI

1. Topik

2. Jadwal Berkala

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

Evidence-based

Practice

4. Jumlah (N)

5. % Critical Appraisal

6. % Diagnosis

7. % Prognosis

8. % Terapi

9. % Profilaksis

95% CI: A + 2 SE

9. Tindak Lanjut

(47)
(48)

Script Concordance Methods

1.

Clinical Reasoning

2. Kesepakatan Antar Staf dalam

penanganan kasus pasien

(49)
(50)
(51)
(52)

Hubungan Script Concordance Test dalam pendampingan

dan Clinical Pathways dalam pelayanan

(53)

Bab IX. Sub Komite Etika dan Displin Profesi Komite Medik

Tujuan:

1. melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak

memenuhi syarat (

unqualified

) dan tidak layak

(

unfit/unproper

) untuk melakukan asuhan klinis (

clinical

care

).

2. memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme

2. memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme

(54)
(55)

Competence indicates what people

can do in a contextual vacuum,

under

perfect conditions

.

This might be evident using

controlled assessment methods

looking at the

lower tiers

of

Miller’s pyramid.

Competence versus performance

Performance, however, indicates

how

people behave in real life, on

a day-to-day basis.

a day-to-day basis.

The problem

is that what doctors do

in controlled assessment situations

correlates poorly with their actual

performance in professional practice

(Rethans

et al., 2002).

Therefore we need assessment

methods that focus on the top end

of the pyramid. This is where

workplace-based assessment

comes

in.

(56)

Skill & Performance Assessments

Skill & Performance Assessments

Simulation

Standardized Patients

Computerized

Manikins

Virtual Reality

Simulation

Standardized Patients

Computerized

Manikins

Virtual Reality

Workplace-based

Mini-CEX

DOPS

Case-based Discussion

Mini-PAT

Workplace-based

Mini-CEX

DOPS

Case-based Discussion

Mini-PAT

Judging Criteria

Judging Criteria

Judging Criteria

Reliability

Validity

Feasibilty

Equivalence

Educational Effect

Opportunity for Feedback

Judging Criteria

Reliability

Validity

Feasibilty

Equivalence

Educational Effect

(57)
(58)

Clinical Governance

Casemix INA CBG

UU No 29/2004

UU No 40/2004

UU No 44/2009

KODEKI

KODERSI

Casemix INA CBG

KODERSI

Healthy etc

HBL/MSBL

(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

Audit

Medis

Data

Klaim

RS

PPDS

Log

Book

PPDS

Langsung

Penilaian

Observasi

Langsung

Outcomes

Proses

Volume

Portfolio

(65)

UU No. 29/2004

Praktik Kedokteran

Psl 44 ayat 3

Standar Pelayanan

Kedokteran

SPK

PNPK

SPO

Dibuat : Profesi

Disahkan: Menkes

Ditetapkan: ?

Dibuat & ditetapkan:

Pimpinan RS

Panduan Praktik Klinis

Clinical Pathways

1. Pengertian (Definisi)

Dikoordinasikan: Komite Medis

Disusun: SMF

RINGKASAN PERATURAN

MENTERI KESEHATAN

No. 1438/Menkes/Per/IX/2010

PerMenKes

No 1438/IX/2010

Standar Pelayanan

Kedokteran (SPK)

Berita Negara

Tahun 2010 No 464

24 Sept 2010

Clinical Pathways

Algoritme

Protokol

Prosedur

Standing Order

1. Pengertian (Definisi)

2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan Penunjang

8. Terapi

9. Edukasi

10.Prognosis

11. Kepustakaan

DF’2010

(66)

1. Pembatasan

Re-Appraisal

1. Pembatasan

2.Re-training

(67)
(68)
(69)

Mini

CEX

Cb D

DOPS

Mini

PAT

SCT

SCT

Clinical

Pathways

(70)
(71)
(72)
(73)

Bab X s/d Bab XII

Sesuai Sistem Komite Medik, Sistem SMF dan MSBL

yang sudah ada

(74)

Akreditasi:

KARS 2012

JCI Hospital 2011

1. Instrumen

JCI 2011

2. MDGs

(75)
(76)

Akreditasi JCI 2011:

TRACER

METHODOLOGY

1. Continuity of

process system

2. Detecting potential

process system

2. Detecting potential

risks point in the

system

(77)

Untuk Pasien:

1. Jelas

2. Terukur

3. Pasti

4. Safety

Untuk Profesi:

1. UUPK 29/2004

2. UURS 44/2009

3. Safety

2. UURS 44/2009

3. Safety

4. Pendidikan

5. Penelitian

Untuk RS:

1. Efisien,Transparans,

Akuntabel

2. Team-work & Sistem

(78)

Untuk Asuransi:

1. Jelas

2. Pasti

3. Prospective

Payment

4. Premi pasti

Untuk Pemerintah

(Pusat/Daerah):

Untuk Pemerintah

(Pusat/Daerah):

1. Cost-Weight/CMI/

Base Rate

2. Benchmarking

3. Comparative

Effectiveness

4. Predictive Budgeting

(79)
(80)

Mini - CEX

EVALUASI

1. Topik

2. Jadwal Berkala

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

5. Tdk Lengkap (n1)

TIDAK LENGKAP

4. Jumlah (N)

5. Tdk Lengkap (n1)

= (n1/N) x 100 %

6. Tindak Lanjut

(81)
(82)

DOPS

EVALUASI

1. Topik

2. Jadwal Berkala

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

5. Tdk Lengkap (n1)

4. Jumlah (N)

5. Tdk Lengkap (n1)

= (n1/N) x 100 %

6. Waktu Rerata: A

7. 95% CI: A + 2 SE

6. Tindak Lanjut

(83)
(84)

Case-based

Discussion

EVALUASI

1. Topik

2. Jadwal Berkala

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

5. Tdk Lengkap (n1)

= (n1/N) x 100 %

6. Waktu Rerata: A

7. 95% CI: A + 2 SE

6. Tindak Lanjut

(85)
(86)

Mini-PAT

360 Degrees

a. Staf Pendidik

b. Perawat

c. PPDS

d. PPDU

EVALUASI

1. Topik

2. Jadwal Berkala

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

3. Daftar Hadir

4. Jumlah (N)

5. % Staf Pendidik

6. % Perawat

7. % PPDS

8. % PPDU

95% CI: A + 2 SE

9. Tindak Lanjut

(87)
(88)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan begitu diharapkan semua staf medis baik dokter, dokter gigi, dokter spesialis di Rumah Sakit Amal Sehat mampu menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf

(1) Dalam situasi tertentu Direktur dapat memberikan kewenangan klinis darurat (emergency privileges) pada staf medis RSUD atau dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter

(1)Maksud dibuatnya Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah agar Komite Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik melalui

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 1 Maksud dibuatnya Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah agar Komite keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik melalui