• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Informasi Geospasial Untuk Mendukung Dunia Pendidikan Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Informasi Geospasial Untuk Mendukung Dunia Pendidikan Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Informasi Geospasial

Untuk Mendukung Dunia Pendidikan

Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin

Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG)

Disampaikan Dalam Acara Kemdikbud:

Workshop Uji Keterbacaan Peta dan Atlas

Jakarta, 6 Desember 2017

(2)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Elemen Geospasial: • Lokasi : L, B, h atau X, Y, Z

• Bentuk : Point, Line, Area (Poligon) • Informasi : Atribut (karakteristik objek)

Informasi Geospasial

Seluruh jenis informasi yang memiliki unsur lokasi di

permukaan Bumi maupun di dalam, dan di atas

(3)

DATA

INFORMATION

KNOWLEDGE

WISDOM

Jarak, Sudut, Ketinggian, Kedalaman,

Koordinat, Gayaberat, Pasut, Foto

Terestris, Foto Udara, Citra Satelit, dll

Jaring Kontrol Koordinat/Tinggi/

Gayaberat, Peta (RBI & Tematik),

SIG, Basis Data, Geoportal, dll

Geodesy, Geomatics, Geography,

Geospatial Economy, Geospatial

Intelligence, Geostatistics, etc.

• Pembangunan Berkelanjutan

• Kesejahteraan Masyarakat

• Pengayaan Khasanah Keilmuan

• Pertahanan & Keamanan Negara

(4)

Jenis

Informasi Geospasial

(UU 4/2011)

IG

IGD

IGT

JKG Peta Dasar • Garis pantai • Hipsografi • Perairan • Nama rupabumi • Batas wilayah

• Transportasi dan utilitas • Bangunan dan faslitas umum • Penutup lahan JKHN JKVN JKGN RBI LPI LLN 1000K, 500K, 250K, 1 00K, 50K, 25K, 10K, 5 K, 2.5K, 1K 250K, 50K, 25K, 10K 500K, 250K, 50K Citra Tegak Resolusi Tinggi

IGT Hasil Integrasi IGT Strategis Nasional

(Non Sektoral) IGT Sektoral (K/L) Pasal 12: Konten Pasal 7: Penyajian Pasal 5 Pasal 6 Pasal 4 Pasal 18 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 24 (2) Pasal 24 (1) Pasal 23 Pasal 19, 20 Kerangka Referensi Geospasial Sistem Referensi Geospasial Nasional Pasal 27 Vertikal Horizontal

IGD = Informasi Geospasial Dasar IGT = Informasi Geospasial Tematik

(5)

PERBANDINGAN LUAS INDONESIA DAN EROPA

Indonesia adalah Benua Maritim

INDONESIA SELUAS EROPA:

Ujung Barat (Sabang) – Timur (Merauke)

= London – Bagdad

Ujung Utara (Kep. Satal) – Selatan (P. Rote) = Jerman – Aljazair

Volume IG NKRI

akan sangat besar

(Big Data)

Memerlukan kapasitas

SDM dan Industri IG

yang baik dan berkualitas

Informasi Geospasial

diperlukan untuk

(6)

Indonesia Maritime Zone

Souverignty Zone

1. Internal Waters and Island 3.092.085

2. Teritorial Waters 282.583

Souverign Right Zone

1. Economic Exclusive Zone 2.936.345

2. Continental Zone 2.749.001 Continental Zone > 200 nm 4.209 Maritime Area (km2) 3.223.137 Land Area (km2) 1.890.739

Wilayah laut RI

sekitar 63%

Informasi

Geospasial

penting untuk

pengelolaan dan

pembangunan

wilayah laut

Indonesia.

(7)

Ketersediaan IG yang Akurat dan Terpercaya :

Membuat Pengambilan Keputusan Lebih Efisien, Efektif & Komunikatif.

Apalagi kalau dikombinasikan dengan Informasi Sosekbudhankam

Analisis Sosial/Ekonomi

Perumahan

Bencana

Pemilihan

lokasi Transparansi & Akuntabilitas Pengelolaan

lingkungan Pertanian

(8)

PERAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Informasi

Geospasial

Data

Statistik

Basis Data Perencanaan Ruang Pengelolaan Pertanahan Dasar Perencanaan Kawasan Cepat Tumbuh Pendekatan Kewilayahan Kawasan Perbatasan Kawasan Rawan Bencana Pengembangan Ekonomi Lokal

Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Tujuan Nasional Berkurangnya Kesenjangan Antar Wilayah Meratanya Pelayanan Sosial Dasar di Seluruh Wilayah Indonesia RPJPN 2005-2025 NAWACITA KABINET KERJA Arahan Pembangunan 1. Pengurangan Kesenjangan Antar Wilayah 2. Pengembangan Pusat-pusat Pertumbuhan berbasis Keunggulan Potensi Wilayah 3. Pemerataan Pelayanan Sosial Dasar Tumbuhnya Pusat-pusat Pertumbuhan berbasis Keunggulan Potensi Wilayah, khus usnya di KTI Sistem Perkotaan Nasional Kawasan Khusus Daerah Tertinggal Perdesaan

Skenario & Strategi Pengembangan Wilayah

Pulau-Pulau Besar dan Provinsi (Buku III RPJMN)

Model Spasial Dinamis Gini Rasio Indeks Williamson Indeks Theil Jumlah Pusat Pertumbuhan Konektivitas IPM Indikator

(9)
(10)

Peran BIG

berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011

BIG memiliki TUGAS POKOK dan FUNGSI yang LEBIH LUAS; tidak sekedar mengkoordinasikan dan

melaksanakan kegiatan survei pemetaan untuk menghasilkan peta namun membangun Informasi

Geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses

Menyusun kebijakan dan membuat perundang-undangan terkait penyelenggaraan pembangunan Infrastruktur IG (IIG) REGULATOR Mengkoordinasikan pembangunan IG dalam hal

pengintegrasian Informasi Geospasial Tematik (IGT)

KOORDINATOR Penyelenggara tunggal Informasi Geospasial Dasar (IGD) EKSEKUTOR Menjadikan IGD sebagai acuan IGT

untuk menjamin keterpaduan informasi nasional Pembangunan IGD Mengkoordinasikan penyusunan IGT terintegrasi yang berpedoman pada norma, standar dan

pedoman yang ditetapkan oleh BIG

Pembangunan IGT

Membangun sistem pengelolaan dan akses IG, sebagai

implementasi kebijakan teknis yg mengacu kepada Perpres No.27/2014 Pembangunan IIG Rujukan dalam Pembangunan IGT Pembinaan dan Pengintegrasian IGT

Berbagi Pakai dan Penyebarluasan IG

(11)

Proses Bisnis di BIG

Geospatial Information Informasi Geospasial Dasar Peta Dasar Rupa Bumi Indonesia (RBI) Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) Lingkungan Laut Nasional (LLN)

Jaring Kontrol Geodesi

Horisontal Vertikal Gayaberat dan Pasut Informasi Geospasial Tematik 85 tema (KSP) Infrastruktur Informasi Geospasial

Unsur Peta Dasar: 1. Garis Pantai 2. Hipsografi 3. Hidrografi 4. Toponim 5. Batas adminsitrasi 6. Transportasi dan Utilitas 7. Bangunan dan Fasilitas Umum 8. Penutup Lahan  Infrastruktur Data  Standar dan Regulasi  Kelembagaan

 SDM

 Sains & Teknologi • Eksekutor • Koordinator • Regulator • Koordinator • Integrator • Eksekutor • Koordinator • Regulator

(12)

Situs BIG

(13)

Contoh-Contoh

Produk Badan Informasi Geospasial

(14)

Jaring Kontrol Geodesi Indonesia

TIDE GAUGES (138 Stations)

GRAVITY (34 Main Stations)

GPS CORS (138 Stations) GPS Surveys (±7000 Points)

Sumatera Kalimantan(2009-2010) Sulawesi (2008)

Papua (2010-2011)

Jawa

(15)

Peta Dasar Indonesia

Peta LLN

(Lingkungan Laut Nasional) Peta LPI

(Lingkungan Pantai Indonesia) Peta RBI

(Rupa Bumi Indonesia)

Skala Cakupan Nasional Tersedia (NLP) Tersedia (%) Belum Tersedia (NLP) Belum Tersedia (%)

1:1.000 - very limited very limited -

-1:5.000 379012 1579 0.42% 377433 99.58% 1:10.000 91547 1074 1.17% 90473 98.83% 1:25.000 13020 4781 36.72% 8239 63.28% 1:50.000 3899 3506 89.92% 393 10.08% 1:100.000 1259 26 2.07% 1233 97.93% 1:250.000 309 309 100.00% 0 0.00% 1:500.000 103 103 100.00% 0 0.00% 1:1.000.000 37 37 100.00% 0 0.00%

Status Ketersediaan Peta RBI (2016)

(16)

Peta Dasar Indonesia

Peta LLN (Lingkungan Laut Nasional) Peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia)

Status Ketersediaan Peta LPI dan LLN (2016)

No Jenis Peta Total

(NLP) Tersedia (NLP) Belum Tersedia (NLP) Tersedia (%) 1 LPI Scale 10.000 300 18 282 6 2 LPI Scale 25.000 2536 121 2415 5 3 LPI Scale 50.000 1050 540 510 51 4 LPI Scale 250.000 212 169 43 80 5 LLN Scale 500.000 44 44 0 100 6 LLN Scale 250.000 145 36 109 25 7 LLN Scale 50.000 248 20 228 8

(17)

Kebutuhan Peta Dasar (RBI atau LPI)

Program

Skala

Kebijakan Satu Peta

1 : 50.000

Tol Laut (Pembangunan Pelabuhan Baru)

1 : 10.000

Pemetaan Desa

1 : 5.000

Recana Detil Tataruang (RDTR)

1 : 5.000

Pengelolaan Kawasan Gambut

1 : 2.500

Pembangunan KEK dan KI

1 : 1.000

Pembangunan Kota Cerdas (Smart City)

1 : 1.000

Percepatan Sertifikasi Tanah

1 : 500 - 1 : 5.000

Mitigasi dan Adaptasi Bencana

1 : 1000 - 1 : 5000

(18)

Peta Tematik di Indonesia

Rendahnya kualitas pengambilan keputusan dan berakibat menurunnya tingkat pencapaian pembangunan nasional

PERMASALAHAN PETA TEMATIK:

 Geo-Referensi yang tidak seragam;

 Ketersediaan data terbatas;

Data tidak up-todate dan tidak akurat;  Tidak bisa diakses;

 Tidak dimanfaatkan secara optimal, dll

Peta tema yang sama diterbitkan lebih dari satu lembaga tanpa koordinasi;  Beberapa peta tidak diterbitkan oleh instansi yang berwenang;

Hasil analisis IG yang berbeda (contoh jumlah pulau dan luas wilayah hutan);Tumpang tindih lahan menggunakan izin (lisensi);

 IGD masih jarang digunakan sebagai dasar untuk membuat peta;

Citra satelit untuk wilayah yang sama dibeli oleh lebih dari satu lembaga.

?

?

?

18

(19)

Tumpang Tindih Perijinan Multi Sektor di

Kabupaten Paser Kalimantan Timur

Peta Rupabumi Indonesia Izin Sektor Minerba

Izin Sektor Kehutanan Izin Sektor Pertanahan

Sumber : 1. Peta Dasar RBI Indonesia Skala 1 : 50.000 digeneralisasi 2. Peta Pemanfaatan Kawasan Hutan, KLHK

3. Peta konsesi pertambangan, Kementerian ESDM 4. Peta Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN

Tanah Grogot

(20)

Kebijakan Satu Peta

1

ReferensiStandar Basis Data GeoPortal Pemanfaatan IG/IGT Pasal 2

Informasi Geospasial diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, keterpaduan,keterbukaan,

kemutakhiran, keakuratan, kemanfaatan, dan demokratis

Pasal 3

UU ini bertujuan untuk: .. (b) mewujudkan

penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil gunamelalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi; dan (c) mendorong penggunaan IG dalam penyelenggaraan pemerintahandan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat

... Paket Kebijakan Ekonomi VIII …..

“ … meningkatkan kesejahteraan dan daya saing nasional tingkat regional maka diperlukan

investasi pembangunan. Dukungan ketersediaan

data dan informasi fundamental

pembangunan, termasuk Informasi Geospasial

Tematik (IGT) mutlak diperlukan dalam

meningkatkan nilai kompetitif iklim investasi dan menjamin kepastian hukum investasi …”

(21)

Percepatan Kebijakan Satu Peta (KSP)

(Peraturan Presiden 9/2016)

Nilai / Makna

• Unifikasi Data dan Informasi Geospasial Nasional.

• Kebijakan Pembangunan dan Penataan Ruang

yang andal dan dapat dipertanggung jawabkan.

Aktivitas

• Kompilasi

• Integrasi

• Sinkronisasi

• Berbagi Pakai

Kementrian

Produk

KSP

Provinsi

Peta Tematik

19

34

85

(22)

Tahapan Kebijakan Satu Peta

COMPILATION INTEGRATION SYNCHRONIZATION

(23)

19 K/L terkait memiliki tanggung jawab atas perwujudan 85 IGT

85

yang menjadi tanggung jawab K/L untuk memenuhi mandat KSP

Terdapat Peta tematik

18

ESDM

10

ATR

11

PUPR

9

LHK4

6

KKP

5

KEMENHUB

4

DAGRI

3

BIG

2

BMKG

2

DESA, PDT, TRANS

2

DIKBUD

2

KEMEN-PERIN2

2

KEMHAN

2

PPN/BAPPENAS

1

KEMENLU

3

KEMENTAN3

1

KEMENKO PEREKONOMIAN

1

BPS

1

BNPP1

1 Untuk Peta Batas Darat Negara skala 1:25.000, penanggung jawab adalah BNPP dan Kementerian Luar NegerI

2 Untuk Peta Kawasan Industri Eksisting skala 1:50.000 dan Peta Rencana Kawasan Industri skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian Perindustrian dan Kemenko Perekonomian

3 Untuk Peta Lahan Sawah skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian Pertanian dan Kementerian ATR/BPN

4 Untuk Peta Zonasi Kawasan Konservasi Perairan skala 1:50.000, penanggung jawab adalah Kementerian LHK dan KKP

(24)

24

(25)

Jadwal dan Kawasan Pelaksanaan KSP

25 2017 2016 2018 2018 2017 2017 2018 2019 PenyempurnaanHasil KSP

(26)

INFRASTRUKTUR JARINGAN IG NASIONAL

JIGN

Ina-SDI

Network

BANYAK INSTANSI YANG MENGUMPULKAN DAN

MENGELOLA BERAGAM DATA GEOSPASIAL UNTUK TUJUAN MASING-MASING SEHINGGA TERCIPTA:

 PULAU-PULAU INFORMASI  DUPLIKASI INFORMASI

 DUPLIKASI ALOKASI SUMBERDAYA  SULIT UNTUK MENCIPTAKAN

VALUE ADDED INFORMATION

26

(27)

Total SNI s.d. 2015 72 SNI TARGET CONNECTED TO DO K/L 57 28 29 Prov. 34 21 13 Kab./Kota 500 20 480 PPIDS 34 18 16

Simpul Jaringan

dan Kelembagaan IG

Perpres No. 27/2014: JIGN

(28)
(29)
(30)
(31)

31

Peran Informasi Geospasial

Untuk Dunia Pendidikan

(32)

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara

Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong VISI

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

MISI

9 PROGRAM PRIORITAS (NAWACITA)

1 2 3

4 5 6

7 8 9

(33)

PENDIDIKAN 01 • Pendidikan Vokasi • Peningkatan Kualitas guru KESEHATAN 02 • Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

• Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

• Preventif dan promotif (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 03 •Penyediaan Perumahan Layak •Air Bersih dan

Sanitasi

PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DAN PARIWISATA

04 • Pengembangan 3 Kawasan Pariwisata • Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi Khusus • Pengembangan 3 Kawasan Industri

• Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja

• Pengembangan Ekspor Barang dan Jasa Bernilai Tambah Tinggi

KETAHANAN ENERGI

05

•EBT dan Konservasi Energi •Pemenuhan dan Kebutuhan Energi KETAHANAN PANGAN 06 •Peningkatan Produksi Padi •Pembangunan Sarana dan Prasarana Pertanian PENANGGULANGAN KEMISKINAN 07 •Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran •Pemenuhan Kebutuhan Dasar •Peningkatan Daya

Saing UMKM dan Koperasi INFRASTRUKTUR, KONEKTI VITAS DAN KEMARITIMAN 08 •Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi •Pengembangan Telekomunikasi dan Informatika PEMBANGUNAN WILAYAH 09 •Pembangunan Wilayah Perbatasan dan Daerah Tertinggal •Pembangunan Perdesaan •Reforma Agraria •Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

•(a.l Kebakaran Hutan) •Percepatan

Pembangunan Papua

POLITIK, HUKUM, PERTAHA NAN DAN KEAMANAN 10 •Penguatan Pertahanan •Stabilitas Politik dan Kemanan •Kepastian Hukum •Reformasi Birokrasi Prioritas Nasional Prioritas Nasional Program Prioritas Program Prioritas

(34)
(35)

Kontribusi Informasi Geospasial

PENINGKATAN KETERSEDIAAN SARANA

DAN PRASARANA YANG BERKUALITAS

PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS

Negara menjamin ketersediaan Sarana dan Prasarana untuk IG: memasok produk IG untuk pendidikan misalnya Peta Wilayah dan Atlas.

- Sesuai dengan Kompetensi Inti dan Dasar - Siswa Kecerdasan Spasial

(36)

KELAS IX MATA PELAJARAN IPS

Contoh Kompetensi Inti dan Dasar SMP Pada Kurikulum 2013

Dikaitkan Dengan Informasi Geospasial

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

 Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang

dan waktu dalam mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia

(ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)

 Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik dalam wawasan kebangsaan  Membandingkan manfaat kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan

politik dalam masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara  Membandingkan landasan dari dinamika interaksi manusia dengan

(37)

Minimal ada 3 kata kunci Kurikulum 2013 terkait IG:

1. Aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu.

2. Telaah dari aspek geografi.

3. Interaksi manusia dengan lingkungan.

Perlu Dukungan Informasi Geospasial:

Peta

dan

Atlas

Informasi Geospasial dan Kurikulum 2013

(38)

JENIS KECERDASAN

1. Kecerdasan Linguistik

2. Kecerdasan Logika-Matematis

3. Kecerdasan Kinestetis Jasmani

4. Kecerdasan Musikal

5. Kecerdasan Interpersonal

6. Kecerdasan Intrapersonal

7. Kecerdasan Naturalis

8.

Kecerdasan Visual-Spasial

(39)

PETA NKRI UNTUK PENDIDIKAN

Batas maritim, informasi 34 provinsi, 514 kab/kota,

informasi bentang alam umum, dan informasi lain

Mengerti spasial wilayah NKRI sehingga tumbuh

cinta tanah air

(40)

PETA DUNIA DAN REGIONAL

Informasi nama

negara, kota penting dan bentangalam umum

Mengerti spasial wilayah regional dan dunia, serta dapat mengaitkan posisi

strategis Indonesia terhadap wilayah lain

(41)

PETA TEMATIK FISIK

Contoh:

Sebaran Sumberdaya Geologi Regional,

Flora dan Fauna, Kebencanaan,

Arah Angin dan Curah Hujan

Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup

dan alam

(42)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK FISIK

Contoh:

Sebaran Sumberdaya Geologi Regional,

Flora dan Fauna, Kebencanaan,

Arah Angin dan Curah Hujan

Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup

(43)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK FISIK

Contoh:

Sebaran Sumberdaya Geologi Regional,

Flora dan Fauna, Kebencanaan,

Arah Angin dan Curah Hujan

Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup

(44)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK FISIK

Contoh:

Sebaran Sumberdaya Geologi Regional,

Flora dan Fauna, Kebencanaan,

Arah Angin dan Curah Hujan

Dapat mengaitkan fenomena makhluk hidup

(45)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK

SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(46)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK

SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(47)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK SEJARAH,

SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(48)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK SEJARAH,

SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(49)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK

SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(50)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK

SEJARAH, SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(51)

Contoh Dukungan BIG Untuk Pendidikan

PETA TEMATIK SEJARAH,

SOSIAL DAN EKONOMI

Contoh:

Terkait sejarah klasik, Sejarah perjuangan,

Kependudukan.

Mengerti dinamika sejarah dan kependudukan

(52)

Bentuk Atlas Pendidikan BIG

1. Atlas untuk anak sejak dini

2. Atlas untuk pendidikan dasar (SMP)

3. Atlas untuk pendidikan menengah

4. Atlas untuk perguruan tinggi dan publik

5. Atlas untuk disabilitas netra

(53)

Contoh Atlas untuk Usia Dini dan SD

Atlas Junior: Tema Flora Fauna dan Budaya Indonesia

1. Pengenalan awal peta

2. Mengenal skala dan jarak

3. Mengenal legenda

4. Mengenal simbol dan warna

5. Permainan edukatif

(54)

Atlas Junior:

Konsepnya Petualangan dan Cerita

Kiki

Kaka

Burung

Tuki

(55)

Pengenalan

Membaca

(56)

Pengenalan

(57)
(58)

Nilai-nilai yang ditanamkan

Bersyukur kepada Maha Pencipta Ajakan untuk konservasi/ perlindungan Mengenal sejarah bangsa Bangga terhadap budaya sendiri

(59)

Contoh Atlas untuk SMP

Atlas Wilayah Indonesia dan Dunia

Atlas Sejarah Indonesia

(60)

Contoh Isi Atlas

adalah peta wilayah

Jawa Barat (update)

Mengerti aspek

keruangan Jawa Barat

serta mampu

memahami konektivitas

wilayah

(61)

Contoh Isi Atlas Sejarah:

Rute Panglima

Jendral Sudirman

Memahami dan terinspirasi

perjuangan Panglima Besar

(62)

Contoh Atlas

untuk Perguruan Tinggi

dan Umum

(63)

Atlas Taktual

: Untuk Disabilitas Netra

a. Mengenalkan wilayah Indonesia kepada penyandang tunanetra.

b. Menguji kemampuan membaca peta taktual berbagai tema.

(64)

Atlas Taktual

: Untuk Disabilitas Netra

Konsep titik,

garis, dan

area dalam

atlas

taktual.

Legenda

Area

Line

Point/dot

(65)

Atlas Taktual

: Untuk Disabilitas Netra

2010-2015

Lokasi Uji 2010-2015:

13 Provinsi dari 34 Prov (38%)

2016:

Lampung, Palu, Sorong, Bekasi, Kudus

2017:

Aceh, Kupang, Temanggung

(66)

PETA NKRI

UNTUK

TUNANETRA

(67)

67

TERIMA KASIH

6.490°S 106.849°E

Referensi

Dokumen terkait

Standar ini telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir dirumuskan dalam rapat konsensus di Jakarta tanggal 16 Januari 2008 yang dihadiri oleh wakil-wakil produsen,

Berdasarkan data Jumlah Kematian Ibu di provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2015 kabupaten Polewali Mandar menjadi kabupaten dengan Penyumbang terbesar Kematian

Makanan berbasis sagu Bebas Gluten Pati Tahan Cerna Prebiotik Rendah IG Menjaga kadar kolesterol sehat Pencegahan kanker kolon RESEARCH SHOWS. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk

Berdasarkan hasil analisis faktor penggunaan APD, lama pemaparan, dan Status Gizi pekerja terhadap kejadian Bronchitis pada pekerja pemecah baru di wilayah kerja

Dalam proses belajar mengajar di sebuah tempat tentunya ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai guna terciptanya suasana belajar mengajar yang aman, nyaman dan kondusif,

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh variasi latihan kelincahan terhadap peningkatan kelincahan pada pemain futsal Ekstrakurikuler SMA YAPIM

Kualifikasi merupakan tindakan pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang ada yang menunjukkan bahwa peralatan, fasilitas, sistem penunjang, dan komputer

Perencanaan anggaran berisi rencana hasil produksi, sejumlah uang yang dikeluarkan untuk Perencanaan anggaran berisi rencana hasil produksi, sejumlah uang yang dikeluarkan