• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan. Berita merupakan isi utama dalam sebuah surat kabar. Tujuan utama disusunnya teks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendahuluan. Berita merupakan isi utama dalam sebuah surat kabar. Tujuan utama disusunnya teks"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRUKTUR SINTAKTIS JUDUL-JUDUL BERITA DALAM SURAT

KABAR ONLINE BERBAHASA PRANCIS

Sesulih Kapti Laras dan Ayu Basoeki Harahap

Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia sesulih.kaptilaras@yahoo.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur sintaktis yang digunakan dalam judul-judul berita surat kabar online berbahasa Prancis. Struktur sintaktis yang sedemikian rupa digunakan sebagai salah satu cara untuk membuat judul berita yang informatif dan dapat disesuaikan dengan berbagai keterbatasan dan karakteristik surat kabar online. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terdapat berbagai bentuk judul berita dengan struktur sintaktis yang beragam yang memiliki fungsi tertentu dalam proses penyampaian pesan atau informasi kepada pembaca. Terdapat pula pelesapan unsur-unsur tertentu yang seharusnya hadir dalam struktur sintaktis suatu ujaran yang lengkap. Pelesapan-pelesapan ini merupakan salah satu bentuk penghematan ruang dan waktu.

The Syntactic Structure of News Headlines in French Online Newspapers Abstract

The purpose of this study is to describe the syntactic structure of news headlines in french online newspapers. The syntactic structures are used to make an informative headline that can be customized to various limitations and charcateristic of online newspapers. The result shows that there are many types of news headlines with several syntactic structures which have certain functions in delivering informations. There are also some eliminations of syntactic elements that should be present in complete syntactic structure. Those eliminations are used to economize space and time.

Keywords: syntactic structure; news headlines; online newspaper

Pendahuluan

Berita merupakan isi utama dalam sebuah surat kabar. Tujuan utama disusunnya teks berita adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai suatu peristiwa atau kejadian tertentu yang bersifat aktual dan unik. Agar tujuan ini dapat tercapai, teks berita dalam surat kabar ditulis dengan menyertakan unsur-unsur tertentu, yaitu judul, baris tanggal, teras berita, dan tubuh berita (Basuki dan Abrar 7).

Pada masa kini, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, muncul surat kabar online. Surat kabar yang dahulu hanya berbentuk cetak, sekarang memiliki versi digital yang dapat diakses oleh semua orang dari seluruh dunia melalui Internet. Fenomena baru dalam dunia jurnalistik ini terjadi hampir di semua negara, termasuk di Prancis. Surat kabar besar di Prancis seperti Le Monde, Le Figaro, dan Libération mengeluarkan versi digitalnya dengan situs lemonde.fr, lefigaro.fr, dan liberation.fr.

Berita dalam surat kabar online dan cetak memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada unsur-unsur yang dimiliki teks berita. Teks berita dalam surat kabar online memiliki unsur-unsur yang sama seperti surat kabar cetak, yaitu terdiri dari judul, baris tanggal, teras berita, dan tubuh berita. Perbedaan kedua jenis surat kabar ini adalah tampilan beritanya. Dalam surat kabar cetak, pembaca bisa melihat semua unsur berita tersebut secara langsung ketika membaca sebuah halaman surat kabar. Namun dalam surat

(2)

kabar online, unsur-unsur tersebut tidak secara langsung ada pada halaman awal situs beritanya. Pembaca hanya akan disuguhi dengan deretan judul berita. Jika ingin membaca berita secara keseluruhan pembaca harus masuk ke halaman baru yang menampilkan berita secara keseluruhan.

Pada masa sekarang ini, pembaca berita memiliki kebiasaan untuk tidak membaca berita secara keseluruhan, bahkan seringkali hanya membaca judulnya saja. Dalam surat kabar online, pembaca enggan untuk menunggu proses unduh halaman baru yang menampilkan isi keseluruhan berita karena keterbatasan waktu yang dimiliki. Sebagian pembaca juga merasa kurang nyaman jika menatap layar monitor terlalu lama. Oleh sebab itu, judul berita harus mencerminkan isi berita agar pembaca bisa langsung mengetahui informasi tanpa harus membaca keseluruhan berita.

Penulisan judul berita juga harus memperhatikan aspek keterbatasan waktu dan ruang yang dimiliki surat kabar online. Aspek keterbatasan waktu itu terkait prinsip aktualitas dalam detik yang dianut oleh surat kabar online. Artinya, setiap peristiwa penting yang terjadi harus segera dipublikasikan. Penulis berita berpacu dengan waktu dalam menyusun beritanya. Surat kabar online juga memiliki ruang yang terbatas, yaitu hanya sebesar layar monitor. Oleh sebab itu, judul berita ditulis dengan struktur yang sedemikian rupa agar informasi-informasi yang ingin disampaikan tetap utuh.

Masalah dalam penelitian ini adalah pengungkapan judul-judul berita dalam surat kabar online berbahasa Prancis sedangkan tujuannya yaitu mendeskripsikan struktur-struktur sintaktis judul-judul berita dalam surat kabar online.

Tinjauan Teoritis

Penelitian ini menggunakan konsep-konsep tentang berita dan penulisan berita dalam surat kabar online serta teori-teori tentang satuan-satuan sintaktis yang digunakan sebagai dasar dalam analisis struktur sintaktis judul-judul berita dalam surat kabar online. Teori-teori sintaktis yang digunakan yaitu dari André Martinet dan beberapa ahli linguistik lainnya.

Berita

Purwadarminta, yang juga dikutip Abrar (3), mengatakan bahwa “berita adalah laporan tentang satu kejadian yang terbaru”. Barus (19) menyatakan bahwa jika suatu peristiwa penting yang aktual dan menarik tidak dilaporkan, maka peristiwa tersebut bukanlah suatu berita. Dari sini dapat dilihat bahwa untuk dapat disebut berita, peristiwa penting, menarik, dan aktual tesebut membutuhkan media dalam pelaporannya.

(3)

Jurnalisme Online

Menurut Kurniawan (138), penulisan berita dalam media online menggunakan sistem piramida terbalik, mengingat kebiasaan pembacanya yang hanya membaca bagian atas berita.

Dalam sistem piramida terbalik, bagian atas yang lebar adalah bagian yang mengandung informasi-informasi yang penting dari berita. Isi berita secara umum dapat ditemui pada bagian atas berita. Semakin ke bawah semakin mengerucut menandakan bahwa semakin ke bawah informasi yang disampaikan semakin tidak penting dan hanya berupa rincian dari apa yang disampaikan di awal.

Satuan-Satuan Sintaktis

• Morfem1

Morfem merupakan satuan gramatikal bahasa terkecil yang memiliki makna. Menurut Martinet (Grammaire 6) morfem merupakan satuan yang memiliki dua muka, yaitu penanda (signifiant) dan petanda (signifié) atau bentuk dan konsep/makna.

• Kata Majemuk

Martinet (Syntaxe 36) mengatakan bahwa kata majemuk adalah satuan bahasa yang dibentuk dari beberapa morfem yang berperilaku seperti satu morfem karena memiliki makna sendiri yang berbeda dari makna morfem-morfem pembentuknya. Selain itu, komponen-komponen pembentuk kata majemuk merupakan satu satuan yang utuh. Penambahan suatu morfem atau unsur lain di dalam kata majemuk akan menjadikannya tidak lagi disebut kata majemuk karena dapat mengubah maknanya.

• Frasa

Frasa adalah satuan bahasa yang dibentuk dari beberapa morfem yang ditandai dengan adanya morfem sentral atau inti (Martinet, Grammaire 20). Morfem sentral atau inti ini disebut juga sebagai tête du syntagme atau inti frasa. Frasa dapat mempunyai fungsi sintaktis dalam kalimat.

• Klausa

Klausa adalah satuan sintaktis yang dibentuk oleh beberapa morfem dan sudah memiliki predikat. Oleh sebab itu, sebuah klausa juga bisa disebut sebagai kalimat jika syarat

1

Disini penulis menggunakan istilah dalam Bahasa Indonesia untuk menyebut satuan bentuk yang bermakna, sedangkan Martinet menyebut satuan tersebut sebagai monème. Morphème atau morfem digunakan Martinet untuk menyebut salah satu jenis monème, yaitu monème grammatical

(4)

minimal sebuah kalimat terpenuhi oleh klausa tersebut. • Kalimat

Kalimat merupakan satuan sintaktis yang dibentuk oleh unsur-unsur (morfem-morfem) yang terikat pada sebuah predikat tunggal atau beberapa predikat yang dikoordinasikan dan telah memiliki makna yang lengkap (Martinet, Grammaire 159, Ilmu 135). Martinet (Grammaire 159) menambahkan bahwa kalimat minimal dalam bahasa Prancis harus terdiri dari dua fungsi, yaitu subyek (S) dan predikat (P) atau memiliki struktur S P.

Subyek dalam kalimat bisa berupa frasa nominal, frasa pronominal, frasa infinitival, dan frasa subordinal. Subyek menunjukkan pelaku yang perannya ditonjolkan oleh fungsi predikat (Martinet, Ilmu 130). Martinet (Grammaire 15, Ilmu 130) mengatakan bahwa morfem yang merupakan predikat adalah morfem yang berfungsi menghubungkan atau mengikat morfem-morfem lain dalam suatu ujaran dan menunjukkan suatu keadaan atau suatu peristiwa. Predikat merupakan inti dari kalimat yang umumnya diisi oleh verba.

Dalam kalimat Bahasa Prancis juga dikenal adanya ekspansi, yaitu “unsur apa pun yang ditambahkan di dalam suatu ujaran yang tidak mengubah hubungan timbal balik dan tidak mengubah fungsi unsur-unsur yang ada sejak awal” (Martinet, Ilmu 133). Selain itu, ada pula kopula, yaitu verba yang menghubungkan subyek dalam kalimat dengan attribut du sujet. Attribut du sujet merupakan keterangan wajib yang dituntut oleh kopula agar ujaran yang dibentuk memiliki makna. Kopula dan attribut du sujet merupakan satu kesatuan yang memainkan peran yang sama yaitu sebagai predikat di dalam kalimat (Builles 228).

Jenis-jenis kalimat dalam Bahasa Prancis dapat dibedakan menurut predikat dan strukturnya. Berdasarkan predikatnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat verbal dan kalimat nominal (Marouzeau 36-37), sedangkan berdasarkan strukturnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat sederhana (phrase simple) dan kalimat kompleks (phrase complexe).

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan struktur-struktur yang digunakan dalam judul-judul berita surat kabar online berbahasa Prancis. Sumber data dalam penelitian ini adalah 90 judul berita yang diambil secara acak dari situs surat kabar online berbahasa Prancis yaitu lefigaro.fr, lemonde.fr, dan liberation.fr yang dipublikasikan antara bulan Januari sampai Maret 2012. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif dengan teori sintaksis yang digunakan.

(5)

Struktur Sintaktis Judul-Judul Berita Surat Kabar Online Berbahasa Prancis

Dari data yang terkumpul, terdapat dua kelompok judul berita dilihat dari unsur grafisnya. Kelompok pertama adalah judul berita tanpa tanda titik dua (:), dan kelompok kedua adalah judul berita dengan tanda titik dua (:). Penggunaan tanda baca titik dua tersebut memang seringkali digunakan oleh penulis berita untuk alasan tertentu. Oleh sebab itu, analisis dibagi dua, yaitu untuk judul berita tanpa tanda titik dua, dan judul berita dengan tanda titik dua. Kemudian masing-masing judul berita dalam kelompok-kelompok tersebut dipaparkan struktur sintaktisnya berdasarkan teori-teori sintaktis yang penulis gunakan.

Kelompok pertama dari data yang ada adalah judul berita tanpa tanda titik dua, sebanyak 53 judul berita. Dari kelompok pertama ini, terdapat judul berita yang berupa kalimat, ujaran tanpa S dengan P yang tidak lengkap, ujaran dengan P yang tidak lengkap, ujaran tanpa P, ujaran tanpa presentatif , dan frasa.

Judul berita yang berupa kalimat dari kelompok pertama ini ada 22 buah. Kalimat-kalimat tersebut sebagian besar berstruktur S P dengan satu atau lebih E . Kehadiran E disini berguna untuk memberi keterangan atau informasi lebih lanjut kepada pembaca. Hanya ada 2 buah judul berita yang berstruktur S P. Judul-judul berita yang berupa kalimat ini juga sebagian besar merupakan kalimat sederhana, yaitu kalimat yang mengandung satu S, satu P, serta mengandung satu atau lebih E. Hanya ada 3 buah judul berita yang merupakan kalimat kompleks. Secara lebih jelas, struktur yang ditemukan adalah S P, S P E, S P E E, S P E E E, E S P E, S P E E konj. S P E, S P1 E E konj. P2 E, dan E S P,S P E.

Judul berita yang berupa ujaran tanpa S dengan P yang tidak lengkap (P) hanya ada 1 buah. Judul berita tersebut sebenarnya merupakan kalimat. Namun unsur S yang harus ada dalam kalimat dilesapkan dan unsur P ditulis dengan tidak lengkap. Struktur yang ditemukan hanya satu yaitu (P) E E.

Judul berita yang merupakan ujaran dengan P yang tidak lengkap ada 13 buah. Judul-judul berita tersebut sebenarnya merupakan kalimat. Namun unsur P dalam ujaran-ujaran di bawah ini ditulis dengan tidak lengkap. Dalam penulisan struktur sintaktis, P yang tidak lengkap ini ditandai dengan simbol (P). Struktur yang ditemukan antara lain S (P), S (P) E, S (P) E E, dan E S (P), dan S (P), S (P).

Judul berita yang termasuk dalam ujaran tanpa unsur P ada 5 buah. Judul-judul berita tersebut sebenarnya merupakan kalimat, tetapi unsur P yang seharusnya menjadi inti dari kalimat tidak hadir dalam ujaran-ujaran di bawah ini.. Ketidakhadiran unsur P ini berpengaruh pada keberterimaan informasi oleh pembaca. Struktur yang ditemukan antara lain S E dan S E

(6)

E.

Judul berita yang termasuk ujaran tanpa unsur presentatif ada 4 buah. Ujaran-ujaran di bawah ini sebenarnya merupakan kalimat nominal, yaitu kalimat yang memiliki predikat berupa nomina dan didahului oleh presentatif seperti il y a, voici, voilà, dan lain-lain. Namun unsur presentatif yang harus ada dalam kalimat nominal ini dilesapkan. Struktur yang ditemukan adalah E P.

Judul-judul berita yang merupakan frasa ada 8 buah. Semua judul berita tersebut merupakan frasa nominal, yaitu frasa dengan inti nomina. Frasa-frasa tersebut semuanya tidak mengandung determinan seperti artikel definitif atau indefinitif. Selain itu, frasa-frasa nominal tersebut juga mengandung frasa lain atau mengandung ekspansi sehingga maknanya menjadi lebih jelas. Ekspansi di dalam struktur frasa disebut juga modifikator. Ditemukan pula gabungan dari dua frasa nominal yang ditandai dengan konjungsi et. Struktur-struktur yang ditemukan antara lain FN = Adj+N+FN Prep., FN = N+FN Prep., FN = N+Adj+Adj+FN Prep., FN = N+FN Prep., FN = N+Adj+FN Prep+FN Prep., FN = N+FN Prep., FN (N+FN Prep)., FN (Adj.Num+N), FN (Adj.Num+N), dan FN (Adj.Num+N).

Kelompok kedua dari data yang ada adalah judul berita dengan tanda titik dua (:) sebanyak 37 buah. Ujaran yang diletakan setelah tanda titik dua memperjelas ujaran yang ada sebelum tanda titik dua. Dari data yang ada, selain sebagai penghubung antar ujaran, penulis juga menemukan bahwa tanda titik dua dalam judul berita juga berfungsi sebagai pengganti unsur-unsur yang dilesapkan. Dengan kata lain, ada beberapa judul berita yang sebenarnya merupakan satu kesatuan misalnya sebagai kalimat, tetapi salah satu unsur dalam satuan tersebut dilesapkan dan digantikan kehadirannya oleh tanda titik dua. Oleh sebab itu, dalam kelompok kedua ini, analisis dibagi dua yaitu untuk judul berita dengan tanda titik dua sebagai penghubung ujaran-ujaran dan judul berita dengan tanda titik dua sebagai pengganti unsur yang dilesapkan dalam ujaran.

Dari data judul berita dengan tanda titik dua sebagai penghubung ujaran-ujaran, ditemukan sebanyak 35 buah judul berita. Ujaran yang ada setelah tanda titik dua menjelaskan atau memberi keterangan lebih lanjut ujaran yang ada sebelum tanda titik dua. Hal ini bisa dilihat dari bentuk ujaran sebelum tanda titik dua yang sebagian besar berupa nomina atau frasa nominal dengan sedikit ekspansi, sedangkan ujaran setelah tanda titik dua berupa frasa nominal dengan ekspasi atau kalimat baik dengan struktur yang lengkap (mengandung S dan P) dan tidak lengkap (ada unsur yang dilesapkan terkait S dan P). Namun dalam kelompok judul berita ini, terdapat pula beberapa judul berita yang tidak hanya mengandung tanda titik

(7)

dua, melainkan juga tanda-tanda lain.

Formulasi yang ditemukan adalah Nomina : Frasa Nominal (2 buah), Nomina: Frasa Nominal, Frasa Nominal (1 buah), Nomina : Kalimat (2 buah), Nomina : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap (2 buah), Nomina : Ujaran Tanpa P (1 buah), Nomina : Ujaran Tanpa Presentatif (2 buah), Frasa Nominal : Nomina (2 buah), Frasa Nominal : Frasa Nominal (2 buah), Frasa Nominal : Kalimat (1 buah), Frasa Nominal : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap (4 buah), Frasa Nominal : Ujaran Tanpa P (2 buah), Frasa Nominal : Ujaran Tanpa Presentatif (1 buah), dan Judul Berita yang Mengandung Tanda-Tanda Lain (5 buah). Struktur-struktur yang ditemukan akan dipaparkan lebih jelas dalam tabel rekapitulatif di bagian akhir analisis.

Dari data judul berita dengan tanda titik dua sebagai pengganti unsur yang dilesapkan dalam ujaran, ditemukan 2 buah judul berita. Tanda titik dua dalam judul-judul berita ini merupakan pengganti dari unsur yang dilesapkan dalam sebuah kalimat, yang dalam hal ini sebagai pengganti dari predikat atau P. Dengan kata lain, sebenarnya judul-judul berita tersebut merupakan sebuah kalimat.

Judul-judul berita di bawah ini sebenarnya merupakan kalimat utuh. Namun dalam penulisannya, ada unsur yang dilesapkan. Disini unsur yang dilesapkan tersebut adalah predikat. Kehadiran predikat digantikan oleh tanda titik dua. Satuan yang hadir sebelum tanda titik dua berperilaku sebagai S, sedangkan satuan yang hadir setelah tanda titik dua merupakan E. Struktur yang ditemukan ada dua, yaitu S : S P E dan S : E.

Berikut ini adalah tabel rekapitulasi secara ringkas dari analisis data yang menunjukkan semua struktur sintaktis yang ditemukan dalam data.

Tabel 1. Tabel Rekapitulatif Struktur Sintaktis yang Ditemukan

Jenis Judul Berita dan Struktur yang Digunakan Jumlah A. Ujaran Tanpa Tanda Titik Dua 53 buah

1.Kalimat 22 buah - Struktur S P 2 buah - Struktur S P E 8 buah - Struktur S P E E 4 buah - Struktur S P E E E 1 buah - Struktur E S P E 4 buah

- Struktur S P E E konj. S P E 1 buah

- S P1 E E konj. P2 E 1 buah

(8)

2. Ujaran Tanpa S dengan P yang Tidak Lengkap 1 buah

- Struktur (P) E E 1 buah

3. Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap 13 buah

- Struktur S (P) 1 buah

- Struktur S (P) E 5 buah

- Struktur S (P) E E 1 buah

- Struktur E S (P) 5 buah

- Struktur S (P), S P 1 buah

4. Ujaran Tanpa P 5 buah

- Struktur S E 2 buah

- Strukutr S E E 3 buah

5. Ujaran Tanpa Presentatif (Pres) 4 buah

- Struktur E P 4 buah

6. Frasa 8 buah

Frasa Nominal 8 buah

- FN = Adj+N+FN Prep 1 buah

- FN = N+FN Prep 2 buah

- FN = N+Adj+Adj+FN Prep 1 buah

- FN = N+Adj+FN Prep+FN Prep 1 buah

- FN = N+FN Prep 1 buah

- FN (N+FN Prep) 1 buah

1 buah B. Judul Berita dengan Tanda Titik Dua 37 buah 1. Tanda Titik Dua Sebagai Penghubung Ujaran-Ujaran 35 buah

Nomina : Frasa Nomina 3 buah

- N : FN (Adj.Num+N+FN Prep) 2 buah

- N : FN (Adj+N+Adj+FN Prep) 1 buah

Nomina : Frasa Nominal, Frasa Nominal 1 buah

- N : FN (N+FN Prep), FN (+FN Prep) 1 buah

Nomina : Kalimat 6 buah

- N : S P 1 buah

- N : S P E 2 buah

- N : S P E E 1 buah

- N : E S P 1 buah

- N : E S P E E 1 buah

Nomina : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap 4 buah

- N : S (P) E 3 buah

- N : S P. S (P) 1 buah

Nomina : Ujaran Tanpa Presentatif (Pres) 3 buah

- N : P 2 buah

- N : P E 1 buah

Frasa Nominal : Nomina 1 buah

- FN (N+FN Prep) : N 1 buah

Frasa Nominal : Frasa Nominal 2 buah 1 buah

- FN (N+FN Prep) : FN Prep (Det+N+FN Prep) 1 buah

Frasa Nominal : Kalimat 1 buah

- FN (N+FN Prep) : S P E E 1 buah

- FN (Adj.Num+N), FN (Adj.Num+N), FN (Adj.Num+N)

(9)

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan 2 kelompok judul berita, yaitu judul berita yang tidak menggunakan tanda titik dua (kelompok pertama) dan judul berita yang menggunakan tanda titik dua (kelompok kedua). Judul-judul berita dari kelompok yang pertama yang paling banyak ditemukan adalah judul berita yang berupa kalimat. Judul berita yang berupa kalimat ini memungkinkan informasi yang disampaikan menjadi lebih lengkap karena mencakup adanya pelaku, aksi atau peristiwa yang terjadi, serta berbagai keterangan seperti keterangan tempat, waktu, sasaran, objek, dan lain-lain. Kalimat yang ditemukan sebagian besar merupakan kalimat sederhana. Kalimat sederhana (hanya mengandung 1 S, 1P, dan jika perlu ditambahkan dengan satu atau beberapa E) dengan berbagai struktur yang ada lebih memudahkan pembaca dalam memahami informasi yang disampaikan. Berbagai struktur yang ditemukan menunjukkan adanya penonjolan fungsi-fungsi tertentu yang bertujuan untuk menarik minat pembaca. Hanya ada 3 judul berita yang merupakan kalimat kompleks.

Judul-judul berita yang lainnya dari kelompok ini merupakan ujaran tanpa S dengan P yang tidak lengkap, ujaran dengan P yang tidak lengkap, dan ujaran tanpa presentatif. Ujaran-ujaran tersebut sebenarnya merupakan kalimat, tetapi unsur-unsur tertentu yang seharusnya ada dalam kalimat dilesapkan. Pelesapan-pelesapan ini merupakan suatu bentuk dari penghematan ruang dan waktu yang seharusnya tak terlalu berpengaruh pada keberterimaan pesan. Artinya, tanpa ada unsur-unsur yang dilesapkan itu, pembaca judul berita masih dapat menerima pesan atau informasi yang disampaikan dengan baik. Dari analisis data yang telah dilakukan, pelesapan-pelesapan tersebut terjadi pada unsur verba bantu dalam konstruksi kalimat pasif, verba yang merupakan kopula, unsur S, unsur presentatif, dan unsur P.

Frasa Nominal : Ujaran dengan P yang Tidak Lengkap 4 buah

- FN (N+Adj) : S (P) 1 buah

- FN (N+Adj) : E S (P) 1 buah

- FN (N+FN Prep) : E S (P) 1 buah

- FN (N+FN Prep) : S (P) Konj. S (P) 1 buah

Frasa : Ujaran Tanpa P 2 buah

- FN (N+FN) : S E E 1 buah

- FN (N+Adj) : S E 1 buah

Frasa Nominal : Ujaran Tanpa Presentatif 1 buah

- FN (N+FN Prep) : E P 1 buah

Ujaran yang Mengandung Tanda-Tanda Lain 5 buah

2. Tanda Titik Dua Sebagai Pengganti Unsur yang Dilesapkan dalam Ujaran 2 buah

Pengganti P 2 buah

- Struktur S : S P E 1 buah

(10)

Pelesapan yang terjadi pada unsur verba bantu pada konstruksi kalimat pasif tidak terlalu berpengaruh pada keberterimaan pesan. Tanpa adanya verba bantu tersebut pun para pembaca akan dapat langsung mengetahui makna ujaran berkat kehadiran bentuk participe passé dan ekspansi yang dikandung oleh ujaran-ujaran. Pelesapan verba bantu être justru membuat judul berita lebih hidup (tidak terkesan terlalu pasif) dan lebih menarik. Begitu pula dengan pelesapan yang terjadi pada verba yang berupa kopula ,unsur presentatif, dan unsur S. Ketidakhadiran unsur-unsur tersebut tidak berpengaruh pada keberterimaan pesan berkat adanya ekspansi dan keterangan lain. Namun judul-judul berita yang mengalami pelesapan unsur P memiliki masalah dalam hal keberterimaan pesan. Hal ini dapat disimpulkan setelah membandingkannya dengan isi berita dalam rangka mencari satuan yang seharusnya mengisi unsur P tersebut. Dengan membaca judulnya saja, pembaca berita masih belum bisa mengetahui secara tepat pesan apa yang ingin disampaikan. Mereka perlu membaca setidaknya paragraf pertama isi berita. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran P sangat vital dalam sebuah kalimat. Seperti yang disebutkan dalam teori-teori sintaksis, P merupakan inti dari kalimat atau pusat ujaran.

Selain berupa kalimat dan ujaran-ujaran yang mengalami ketidaklengkapan struktur, ditemukan juga judul-judul berita yang berupa frasa. Frasa yang ditemukan adalah frasa nominal. Dengan frasa nominal, judul-judul berita ini ingin menonjolkan sebuah peristiwa, kasus, atau hal tertentu. Frasa-frasa nominal ini merupakan frasa nominal yang mengandung ekspansi atau dalam struktur frasa dikenal dengan modifikator. Kehadiran ekspansi dalam frasa ini lebih memperjelas makna frasa sehingga para pembaca berita dapat memperoleh informasi yang lebih jelas. Judul-judul berita yang berupa frasa ini juga mengalami pelesapan, yaitu pelesapan unsur determinan. Pelesapan ini justru membuat judul berita menjadi lebih hidup.

Seperti yang disebutkan diatas, dalam data terdapat pula kelompok judul berita yang menggunakan tanda titik dua. Dalam penulisan berita, judul berita dengan tanda titik dua merupakan salah satu bentuk kreativitas penulis dalam membuat judul berita agar tidak terlalu membosankan. Bentuk seperti ini merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan selain bentuk yang biasa. Tanda titik dua dalam judul berita digunakan untuk alasan-alasan tertentu atau dengan kata lain memiliki fungsi. Setelah melakukan analisis, dapat disimpulkan bahwa fungsi yang pertama dari penggunaan tanda titik dua dalam judul berita adalah sebagai penghubung ujaran-ujaran. Ujaran kedua, yang hadir setelah tanda titik dua memperjelas ujaran pertama yang hadir sebelum tanda titik dua. Hal ini bisa dilihat dari bentuk ujaran pertama yang merupakan nomina atau frasa nominal, sedangkan ujaran kedua merupakan

(11)

frasa nominal atau kalimat baik dengan struktur lengkap maupun tidak. Hanya ada satu judul berita yang ujaran pertamanya merupakan frasa nominal, sedangkan ujaran keduanya merupakan nomina. Judul berita ini menjadi kurang jelas atau informasi yang disampaikan kurang dapat diterima. Dalam kelompok judul berita dengan tanda titik dua sebagai penghubung ujaran-ujaran, ditemukan pula 5 buah judul berita yang tidak hanya mengandung tanda titik dua, tetapi juga mengandung tanda-tanda lain. Hanya saja tidak adanya suatu keteraturan dari penggunaan tanda-tanda tersebut sehingga tidak dapat didefiniskan fungsinya yang lebih khusus dalam judul berita. Tanda-tanda tersebut hanya merupakan pemisah ujaran-ujaran saja.

Ujaran pertama dari judul-judul berita kelompok ini yang merupakan nomina atau frasa nominal, ternyata menunjukkan nama negara, nama instansi/lembaga, nama orang, dan nama suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan yang masih bersifat umum dan perlu penjelasan. Ujaran-ujaran tersebut menunjukkan tempat terjadinya peristiwa dan dalam hal apa peristiwa yang dikabarkan pada ujaran kedua terjadi. Ujaran ini ditempatkan pada awal judul berita agar dapat menarik mata pembaca untuk membaca judul berita. Selain itu, dengan adanya ujaran sebelum tanda titik dua ini juga memudahkan pembaca untuk menempatkan diri pada suatu konteks peristiwa tertentu.

Fungsi kedua dari penggunaan tanda titik dua dalam judul berita adalah sebagai pengganti unsur-unsur yang dilesapkan dalam sebuah ujaran. Dari analisis yang dilakukan, tanda titik dua tersebut menggantikan unsur predikat atau P. Ujaran yang hadir sebelum tanda titik dua merupakan pelaku atau S dari aksi yang ditunjukkan oleh P. Judul-judul berita disini sebenarnya merupakan suatu bentuk dari kalimat tak langsung. Tanda titik dua berfungsi menggantikan P dalam kalimat tak langsung tersebut sehingga menjadi kalimat langsung. Hal ini dilakukan mengingat S dalam kalimat ini adalah seorang tokoh yang terkenal sehingga dengan kalimat langsung, apa yang dikatakan oleh tokoh tersebut terkesan lebih nyata dan langsung terbaca oleh pembaca.

Demikianlah akhir dari kesimpulan yang bisa didapat dari penelitian ini. Penelitian mengenai struktur sintaktis judul berita dalam surat kabat online ini masih memerlukan pengembangan-pengembangan selanjutnya. Untuk itu, penelitian dalam bidang ini masih terbuka dan diharapkan akan ada penelitian-penelitian lanjutan.

Daftar Referensi

Abrar, A.N. (2005). Penulisan Berita (Edisi Kedua). Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Barus, S.W. (1996). Jurnalistik, Petunjuk Praktis Menulis Berita. Jakarta: CV. Mini Jaya

(12)

Abadi.

Builles, J.M. (1998). Manuel de Linguistique Descriptive. Le Point de Vue Fonctionnaliste. Paris: Nathan.

Garagnon, A.M dan Frédéric, C. (2002). La Phrase Complexe, De l’Analyse Logique a l’Analyse Structurale. Paris: Hachette.

Kurniawan, S.S. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor.

Le Querler, N. (1994). Précis de Syntaxe Française. Caen: Presses Universitaires de Caen. Marouzeau, J. (1994). La Linguistique ou Science du Langage. Paris: Librairie Orientaliste

Paul Geuthner.

Martinet, A. (1979). Grammaire Fonctionnelle du Français. Paris: Didier.

---. (1980). Ilmu Bahasa: Pengantar. Terj. Rahayu, H. (1987). Terj. Eléments de Linguistique Générale Yogyakarta: Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Cyberpunk is a subgenre of science fiction which absorbs some points of contact with postmodern fiction. As a subgenre of science fiction, cyberpunk deals with

Sa’id megatakan menukil dari pendapat imam an nasafiy yang mengatakan “nabi Yusuf menunggu moment yang tepat, tidak tergesa-gesa menyahut keinginan raja untuk

Dalam kajian teori yang telah dilakukan, model penelitian ini mengidentifikasikan bahwa ikatan emosional antara pendukung Arema Indonesia dan klub tersebut ( Brand

Pada bab ini, peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan mengenai penggunaan media kartu huruf dalam keterampilan menulis kalimat sederhana pada siswa kelas X-1 SMAN

2 Pasal 38 undang-undang No.. kepada Presiden dalam upaya mewujudkan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang profesional dan mandiri, dan ketiga; menerima saran dan keluhan

Mata kuliah ini dirancang untuk membantu mahasiswa memahami berbagai aspek yang terkait dengan kelancaran proses bisnis baik di bidang manufaktur maupun jasa.. Mahasiswa

[r]