1
Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan
Riset Secara Sukses*)
Oleh
Dr. Leonardus Banilodu, MS.
Program Studi Biologi FMIPA UNWIRA
Jln. Jend. A. Yani 50-52 Kupang 85225, Timor – NTT – Indonesia
=====================================================================
Pendahuluan
Terima kasih kepada saudara Kepala Lembaga Pengkajian, Pengendalian, dan Penjamin Mutu (LP3M) Unika Widya Mandira, Kupang, yang memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengambil bagian sebagai Fasilitator dalam Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional pada Tanggal 1-2 April 2016 oleh LP3M Unwira, Kupang. Kami diminta kesediaan kami untuk menjadi salah satu Fasilitator dalam pelatihan tersebut dan berpartisipasi dengan topik makalah “Pembelajaran Berbasis Riset”, dan sekali lagi terima kasih untuk ini.
Selanjutnya, untuk lebih mengkonkretkan topik makalah di atas, pada bagian di bawah ini, disajikan “Bagaimana mengaitkan kegiatan pengajaran dosen dan pembelajaran mahasiswa dengan riset?” Dengan pendekatan ini, dosen dan mahasiswa diharapkan akan sungguh-sungguh mempelajari ide, konsep, teori, dan pengetahuan dalam bidang ilmu berdasarkan temuan-temuan riset terbaru. Hal penting adalah praktik nyata di akhir pelatihan ini, sehingga agenda pembelajaran berbasis riset akan diwujudnyatakan dalam kehidupan akademik Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, di masa mendatang.
Permasalahan Isi dan Kunci
Penelitian dan berikutnya penciptaan, validasi dan penyebarluasan pengetahuan adalah fundamental bagi pelaksanaan riset universitas yang intensif. Maksud pembelajaran berbasis riset adalah bahwa akademisi universitas membuat gerakan-gerakan positif untuk membantu mahasiswa membangun hubungan intelektual dan praktik yang kuat antara batas riset dan pembelajaran yang dimiliki mahasiswa. Manfaat untuk mahasiswa adalah:
1. Mengantarkan mahasiswa ke dalam disiplin, nilai, praktik dan etika; 2. Memastikan bahwa isi perkuliahan adalah temuan-temuan riset terbaru;
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang bagaimana bidang ilmu yang dipilih berkontribusi secara positif kepada masyarakat;
4. Mengembangkan dan memperbesar kemampuan dan keterampilan mahasiswa yang meliputi:
---
*) Makalah disampaikan dalam kegiatan Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional pada Tanggal 1-2 April 2016 Oleh LP3M Unwira, Kupang.
2
a. Keterampilan generik seperti pemikiran kritis dan analitis, evaluasi dan mendapatkan kembali informasi, dan pemecahan masalah;
b. Keterampilan dalam pelaksanaan dan evaluasi riset yang membantu pengembangan mahasiswa dan kehidupan profesional di kemudian hari.
5. Menyediakan peluang yang diperbesar bagi pendekatan pengajaran dan pembelajaran seperti metode eksperimental dan berbasis penyelidikan yang terkait dengan hasil pembelajaran positif bagi mahasiswa.
Pembelajaran berbasis riset adalah sebuah konsep ganda yang mengacu pada beragam prinsip dan strategi pengajaran dan pembelajaran yang mengaitkan pengajaran dan riset. Praktik yang baik dalam pembelajaran berbasis riset meliputi:
1. Hasil-hasil riset membentuk kurikulum;
2. Metode pengajaran dan pembelajaran berbasis proses riset; 3. Pembelajaran untuk menggunakan alat-alat riset;
4. Pengembangan suatu isi riset inklusif (Blackmore & Fraser, 2007).
Strategi di bawah ini menyediakan suatu panduan untuk mengaitkan pembelajaran berbasis riset ke dalam perkuliahan. Terdapat tumpang tindih antara kategori dan beberapa saran mungkin yang lebih tepat pada beberapa bidang, pada level beberapa tahun dan pada beberapa isi pengajaran dan pembelajaran daripada yang lain. Hal ini memberikan suatu kisaran pilihan yang paling efektif jika disesuaikan dengan pertimbangan pada isi khusus perkuliahan dan kelompok mahasiswa.
Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses
1. Menggambarkan riset personal dalam perancangan dan pengajaran:a. Mengaitkan riset terbaru secara langsung ke dalam kurikulum sebagai fokus dari suatu perkuliahan.
b. Mengacu pada pengalaman penanganan permasalahan dunia nyata anda sendiri dalam riset sebagai contoh ilustratif untuk membantu mahasiswa memahami ide, konsep dan teori.
c. Mengilustrasikan nilai, praktik dan etika bidang ilmu melalui kepemilikan sebagai anggota dalam jurusan atau fakultas, termasuk mahasiswa, untuk membahas proyek riset terbaru dalam jurusan atau fakultas.
2. Menempatkan riset terbaru pada bidang ilmu yang di dalamnya terdapat muatan isi dan historis ke dalam pengajaran kelas:
a. Pembahasan kontektual temuan riset terbaru dengan acuan pada beberapa teori lama yang sedang diperdebatkan.
b. Mendemonstrasikan sifat kewilayahan pengetahuan dan dinamikanya, dan pengembangan sifat dalam suatu perspektif historis yang menunjukkan bagaimana kebijakan dan praktik terbaru berkembang dari praktik yang terdahulu.
3. Merancang aktivitas pembelajaran di sekitar permasalahan riset kontemporer:
Meminta kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi permasalahan dari suatu riset atau menyarankan suatu pemecahan masalah dunia nyata terbaru berdasarkan pengetahuan
3
fundamental dari bidang ilmu. Keberagaman aktivitas ini termasuk meminta mahasiswa untuk:
a. Menginvestigasi status pelaporan dari suatu permasalahan riset terbaru dalam bidang ilmu melalui perbandingan laporan dari media dan laporan resmi.
b. Menganalisis argumen dan metodologi yang disajikan pada sebuah artikel jurnal yang menampilkan temuan riset terbaru.
c. Melakukan telaahan literatur berskala kecil yang mengarah pada suatu kesimpulan tentang keadaan terbaru dari pengetahuan dan pertanyaan lanjutan yang dapat diamanatkan.
4. Mengajarkan secara eksplisit metode, teknik dan keterampilan riset di dalam perkuliahan: a. Mengembangkan metodologi riset mahasiswa selama kelas-kelas laboratorium;
b. Merancang pelatihan metodologi riset yang menyediakan peluang untuk menerapkan keterampilan riset terhadap permasalahan riset autentik;
c. Merancang penilaian tugas pada subyek-subyek yang menyediakan mahasiswa dengan peluang untuk mempelajari metode berbeda dan keterampilan yang terkait dengan kunci permasalahan riset kontemporer.
[Sepuluh tahap dalam proses riset: 1) mengidentifikasikan masalah, 2) menelaah kepustakaan atau literatur, 3) mengklarifikasikan masalah, 4) mendefinisikan istilah dan konsep, 5) menentukan populasi dan sampel, 6) mengembangkan rencana instrumentasi, 7) mengumpulkan data, 8) menganalisis data – deskriptif atau inferensial, 9) membahas dan menafsirkan hasil analisis data, dan 10) menarik kesimpulan berdasarkan penafsiran hasil analisis data.]
5. Membangun aktivitas riset berskala kecil ke dalam tugas-tugas mahasiswa:
Mahasiswa dari semua level dapat mengambil manfaat dari aktivitas riset berskala kecil yang acapkali dapat dilakukan dalam kelompok-kekompok. Hal ini akan lebih baik mencerminkan budaya kerja riset dalam tim daripada melakukan riset individual dengan: a. Meminta mahasiswa untuk menganalisis data riset dari proyek dunia nyata yang ada; b. Menyediakan mahasiswa dengan pertanyaan riset yang membutuhkan mereka untuk
melakukan suatu telaahan literatur berskala kecil, menentukan metodologi, mengumpulkan data, menuliskan hasil dan menarik kesimpulan;
c. Menawarkan pelatihan puncak yang fokus pada suatu proyek utama yang memanfaatkan pengetahuan bidang ilmu dan keterampilan riset yang diperoleh pada semester sebelumnya.
6. Melibatkan mahasiswa dalam proyek-proyek riset jurusan dan/atau fakultas:
a. Memberikan mahasiswa suatu proyek yang isinya dirumuskan sendiri oleh mahasiswa di dalam sebuah proyek yang lebih besar;
b. Mengorganisasikan mahasiswa untuk bertindak sebagai asisten riset dalam riset jurusan atau fakultas.
c. mengorganisasikan kunjungan tempat ke pusat-pusat riset universitas mitra.
7. Mendorong mahasiswa untuk memiliki rasa sebagai bagian dari budaya riset jurusan atau fakultas:
4
a. Memberitahukan kepada mahasiswa tentang minat riset dan kekuatan staf di dalam jurusan atau fakultas di mana mereka belajar;
b. Mengacu pada bidang minat dan pencapaian perkuliahan, di mana dimungkinkan, undang mereka baik alumni maupun bukan alumni untuk berbicara kepada mahasiswa tentang bidang kerja mereka.
c. Mendorong mahasiswa dan alumni untuk mengikuti seminar riset jurusan atau fakultas melalui kunjungan alumni, memberikan makalah, dan konferensi mahasiswa.
8. Memasukkan pengajaran dengan nilai-nilai dari para peneliti:
Mendorong mahasiswa untuk memahami dan mengaspirasikan nilai-nilai dari para peneliti seperti obyektivitas, pembuktian, pengharggaan pandangan yang lain, toleransi, dan kekuatan analitis melalui:
a. Pemodelan nilai-nilai dari para peneliti di dalam interaksi kelas perkuliahan;
b. Berbicara tentang proses yang para peneliti jalani sebelum hasil karya mereka dipublikasikan dan sejumlah perbaikan atau revisi yang terjadi dan dialami oleh para peneliti secara khas sebelum hasil karya mereka dimuat dalam prosiding atau jurnal nasional dan internasional;
c. Menyediakan pengalaman pembelajaran terstruktur yang membutuhkan mahasiswa untuk mengembangkan nilai-nilai seperti penyediaan artikel riset yang menghadirkan pertentangan argumen pada topik yang sama dan meminta mahasiswa untuk menganalisis validitasnya dan menarik kesimpulan.
[Sembilan peristiwa atau kejadian dalam suatu kegiatan pengajaran di kelas: 1) mendapatkan perhatian pembelajar, 2) memberitahukan pembelajar tujuan pembelajaran sesuai topik, 3) merangsang pembelajar untuk mengingat kembali pengetahuan terkait sebelumnya, 4) menyajikan materi kepada pembelajar, 5) menyediakan bimbingan pembelajaran kepada pembelajar, 6) mendapatkan kinerja dari pembelajar, 7) menyediakan umpan balik kepada pembelajar, 8) menilai kinerja pembelajar, dan 9) memperbesar dan menguatkan ingatan pembelajar dan transfer pengetahuan kepada orang lain.]
Kesimpulan
Delapan strategi dapat diterapkan dalam perencanaan pelajaran untuk menjadikan pengajaran dan pembelajaran berbasis riset dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Konkretisasi kedelapan strategi di atas akan memperbaiki kualitas pengajaran dan kualitas pembelajaran melalui pengajaran dosen.
Pada saat yang sama, kedelapan strategi di atas dapat dipertimbangkan berdasarkan tahap-tahap pengajaran yang dapat digambarkan dalam suatu cara berbeda yang sederhana. Strategi yang disebutkan di atas terutama berfokus kepada dosen. Tetapi, sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa pembelajaran terbaik adalah berfokus pada kebutuhan pembelajar – yakni apa yang dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pembelajar.
Akhirnya, Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda memiliki pemikiran sendiri tentang hal ini? Apa strategi untuk mempertemukan pengajaran dengan riset yang dapat Anda sarankan?
5
Referensi
Baldwin, G. (2005). The teaching-research nexus: How research informs and enhances learning
and teaching in the University of Melbourne. Melbourne.
Banilodu, L. (2014). Pembelajaran Berbasis Riset, Penerapan, Ukuran Keberhasilan dan Implikasinya. Lokakarya Rekonstruksi Pembelajaran Berbasis SCL pada Tanggal 3-4
Pebruari 2014. Unwira, Kupang.
Blackmore, P. And M. Fraser. (2007). Researching and teaching: Making the link. In P. Blackmore & R. Blackwell (Eds.), Towards strategic staff development in higher education. Maidenhead, UK.