• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemakaian kata Pariwisata untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemakaian kata Pariwisata untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Definisi Pariwisata

Pemakaian kata “Pariwisata” untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Yoeti, 1985:102-103). Kata “Pariwisata” tersebut diploklamirkan pada saat berlangsungnya Musyawarah Nasional (MUNAS) II Pariwisata di Tretes (Jawa Timur) 12-14 Juni 1958 untuk menggantikan kata “tourisme”, dari bahasa Belanda yang sebelumnya lebih familiar.

Istilah “pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata” ( Yoeti, 1985: 102-103). “pari” berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata”, memiliki arti berpergian. Jadi secara harfiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali ke suatu tempat atau daerah yang ingin dikunjukungi.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa istilah dan pengertian yang berkaitan dengan kata “pariwisata”, yaitu::

a. Menurut UU No. 9 Tahun 1990, menyatakan

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisatadi daerah tersebut.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. . 4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata

(2)

pariwisata, dan usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut.

5. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana pariwisata. 6. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun untuk

m,emenuhi kebutuhan pariwisata.

b. Menurut Oka A. Yoeti (1986:118) dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” menyatakan : Pariwisata adalah suatu perjalanan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan berekreasi.

c. Menurut Salah Wahab (Yoeti, 1958:2), seorang ahli pariwisata berkebangsaan Mesir, dalam bukunya : An Introduction on tourism Theory”, mendasarkan pemikirannya atas 3 faktor, yaitu: orang(man), ruang(space), dan waktu (time). Dia memberikan definisi pariwisata sebagai berikut :”Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang di dalam suatu nagara itu sendiri (dalam negeri) dan daerah lain (luar negeri) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan yang dialaminya di kmana ia memperoleh pekerjaan tetap.

d. Menurut Herman V. Schulalard (Yoeti, 1986:114), seorang ekonom Austria (1910), mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : “Tourism is the sum of operations, mainly of an economic nature, wich directly related to the entri, stay and movement of foreigner inside certain country, city or region”.

e. Menurut Hanzikern dan K. Kropt (1942), pariwisata adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan-perjalanan dan pendiaman orang-orang asing

(3)

serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara.

2.2 Batasan Definisi Wisatawan

Batasan yang diberikan IUOTO (International Union of Official Travel Organization) mengenai definisi wisatawan yang dikemukakan pada United Nation Conference on International Travel and Tourism di Roma pada Tahun 1987 yaitu, seorang yang berpergian dari tempat tinggal (daerah asal) untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat tersebut lebih dari 24 jam adalah batasan yang secara umum masih dipakai sampai sekarang ini.

Kategori yang tidak disebut sebagai wisatawan yaitu:

1. Orang yang tiba di suatu negara yang bertujuan untuk mencari penghasilan atau melakukan kegiatan usaha di negara tersebut.

2. Orang yang datang dengan maksud menetap

3. Orang yang datang ke suatu negara dan tidak bermaksud untuk singgah meskipun perjalanan itu lebih dari 24 jam

4. Perjalanan kaum pengungsi

2.3 Definisi Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Salah satu yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dan atraksi wisata seolah-olah memiliki definisi yang sama, namun memiliki perbedaan yang prinsipil.

Di luar negeri kita tidak akan menemukan terminology objek wisata, tetapi tidak akan menemukan istilah “Tourist Atraction” (atraksi wisata). Sementara di Indonesia kita akan

(4)

menemukan istilah objek wisata. Atraksi wisata adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati, dan dimiliki wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja (Yoeti, 1996:28)

2.4 Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan oleh wisatawan selama kegiatan wisatanya berlangsung. Industri pariwisata telah membuktikan diri sebagai sebuah alternative kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi yang ideal maka industri pariwisata dituntut untuk berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang unggul dan dapat diandalkan.

Para ahli pariwisata memberi batasan yang bervariasi tentang industri pariwisata, yaitu: 1. Kusudianto Hadiroto (Pendit, 1994:37)

“Industri Pariwisata adalah suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang berpergian (wisatawan)

2. W. Hunzieker dari Bern University (Pendit, 1994:38)

“Tourism enterprises are all bisiness which, by combining various means of production, provide goods and service of a specially tourist nature”

3. G. A. Schmol dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985:143), “Tourism is highly the centralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type organization, range of service provide, and method use to market and sell them”.

(5)

Beberapa ahli kepariwisataan lainnya memberikan pengertian yang bervariasi tentang industri pariwisata, tetapi ada satu kesamaan dalam pengertian yang mereka berikan, yaitu bahwa perusahaan barang dan jasa itu terdiri dari bermacam-macam perusahaan bahkan dikatakan berbeda, baik ukurannya, bentuk organisasinya, maupun lokasi dan tempat kedudukannya.

Secara umum pengertian industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima oleh wisatawan semenjak ia meninggalkan daerah asalnya, sampai di tempat tujuan, dan kembali ke daerah asalnya kembali. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata sebagai berikut:

1. Biro Perjalanan Wisata (BPW)

Merupakan perusahaan yang menyediakan paket wisata dan agen perjalanan yang mengurus keprluan wisatawan selama perjalanan serta memberikan informasi yang berhubungan dengan perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan jasa angkutan bagi wisatawan, mulai dari berangkat hingga kembali dari daerah tujuan.

3. Akomodasi

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan perjalanan di daerah objek wisata.

4. Bar dan Restoran

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penyediaan makanan dan minuman bagi wisatawan.

(6)

Merupakan perusahaan yang menyediakan barang-barang berupa kerajinan tangan yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan tersebut.

2.5 Ciri-Ciri Produk Wisata

Produk pariwisata memiliki beberapa cirri-ciri yang membedakannya dari hasil produksi lainya, yaitu:

• Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi.

• Hasil atau produk pariwisata tidak mempunyai standard atau ukuran yang objektif, tidak seperti halnya industri lain yang mempunyai ukuran baku.

• Permintaan terhadap hasil produksi industri pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non teknis.

• Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang dibelinya. Hanya dapat dilihat melalui brosur, slides, televise, maupun media lainnya.

• Hasil atau produk pariwisata banyak tergantung kepada manusia dan sedikit sekali yang bergantung kepada mesin.

2.6 Motif Perjalanan Wisata

Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motif dan dengan tujuan yang tertentu pula. Beberapa alas an atau motif tersebut akan dibahas di bawah ini.

1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya, yaitu untuk keperluan libur, mencari udara segar, menikmati keindahan alam, mendapat

(7)

ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota seprti menikmati objek argo wisata dan sebagainya.

2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourisam)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki untuk menikmati hari-hari liburnya untuk beristirahat dan memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, serta untuk menghilangkan rasa letih dan lelah. Bentuk kegiatan yang cocok adalah agrowisata dan ekowosata yang menonjolkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari kebisingan yang menjadi cirri khas kot a metropolitan.

3. Pariwisata Kebudayaan (Culture Tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seprti keinginan untuk mempelajari adat istiadat, untuk mengetahui jenis-jenis kebudayaan, cirri=cirri khas, dan segala hal yang ingin mereka ketahui tentang suatu budaya tertentu.

4. Pariwisata Olahraga

Kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk melihat atau menyaksikan secara langsung suatu acara/event olahraga tertenti di suatu Negara seperti Olimpiade, dan acara olahraga lainnya. 5. Pariwisata Konvensi (Convention Tourism)

Kegiatan pariwisata di mana rangkaian motif perjalanan tersebut adalah untuk tujuan kongres, seminar, symposium, maupun pameran.

6. Pariwisata Kuliner(Culiner Tourism)

Jenis pariwisata ini merupakan jenis kegiatan pariwisata yang sangat popular belakangan ini, di mana para wisatawan mengunjungi suatu daerah untuk menikmati dan merasakan secara langsung masakan khas daerah tersebut yang mungkin tidak dapat mereka nikmati di daerah yang lain.

(8)

7. Pariwisata Agama/Pariwisata Religi (Pilgrim Tourism)

Pariwisata ini ditujukan khusus kepada para penganut agama tertentu yang ingin mengunjungi daerah-daerah yang erat kaitannya dengan agama yang mereka peluk. Dan mengunjungi tempat-tempat beribadah yang memiliki nilai sejarah.

Contoh: Umat muslim bias berwisata/naik haji ke Arab Saudi, selain untuk melaksanakan ajaran agama mereka juga dapat melakukan kegiatan wisata di Negara tersebut. Sementara itu pemeluk Nasrani biasa melakukan wisata religi ke Negara Israel yang memiliki hubungan sejarah yang sangat kental dengan ajaran agama yang mereka anut.

2.7 Transportasi Pariwisata

Secara sederhana transportasi pariwisata didefinisikan sebagai suatu alat yang dipergunakan oleh wisatawan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam rangka kegiatan berwisata. Kegiatan transportasi sendiri merupakan salah satu fktor penting dalam dunia kepariwisataan di seluruh dunia. Dengan semakin berkembangnya zaman maka semakin meningkat dan kebutuhan akan alat transportasi yang cepat dan efisien.

Demikian pula halnya dengan alat transportasi yang dipergunakan dalam industri pariwisata. Para wisatawan tentunya menginginkan alat transportasi yang dapat dengan cepat mengantar mengantar mereka ke daerah asal mereka dengan aman dan nyaman. Tentunya hal tersebut sangat vital dalam usaha untuk mengembangkan dunia pariwisata di Negara kita ini.

Adapun jenis-jenis alat transportasi dalam dunia pariwisata adalah sebagai berikut : • Transportasi Udara

(9)

• Transtasi Laut

Contoh : Kapal Feri, boat, pesiar (cruise), yacht, dan lain-lain. • Transportasi Darat

Contoh : Dokar, bus, kereta api, sepeda motor, dan lain sebagainya.

2.8 Atraksi dan Daya Tarik Wisata

Dalam bidang kepariwisataan Indonesia terdapat perbedaan persepsi antara objek dan atraksi wisata.Hal tersebut tidak ditemukan dalam literature luar negeri. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Kita akan menyebut sesuatu itu sebagai objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak membutuhkan persiapan terlebih dahulu. Misalny, pemandangan alam, gunung, sungai, danau, candi, dan lain-lain (Yoeti, 1996:172)

Lain halnya dengan atraksi wisata yang merupakan segala sesuatu yang harus dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati. Adapun beberapa contoh dan kelompok ini yaitu: tari-tarian, kesenian tradisional, upacara adat, dan lain sebagainya.Menurut Marioti( Yoeti, 1996:172), ada 3 hal yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah, yaitu:

1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan system religi.

2. Benda-benda yang tersedi dan terdapat di alam semsta (antural amenities, yang termasuk dalam kelompok ini adalah, iklim, fauna, flora, topografi, pemandangan, dan lain-lain. 3. Tata cara kehidupan masyarakat (the way of live), misalnya, pembakaran mayat di Bali

(10)

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah unsure-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

2.9 Produk Industri Pariwisata

Yang dimaksud dengan hasil (pruduck) industri pariwisata adalah semua jasa-jasa(services) yang dibutuhkan wisatawan semenjakberangkat meninggalkan tempat asal, sampai kembali ke tempat asalnya kembali. Menurut pendapat Medlik dan Middleton, produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsure atau merupakan suatu “package” yang tidak dapt dipisahkan. Pada dasarnya ada 3 golongan pokok produk industri pariwisata, yaitu:

1. Tourist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk dating berkunjung ke daerah-daerah tersebut. 2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar,

dan restoran, entertainment, dan lain-lain.

3. Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah-daerah dari tujuan wisata, serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata yang dituju. Pengertian “product” tersebut di atas sejalan dengan pengrtian “industri pariwisata” yang kita kenal. Seperti kita ketahui industri pqaeiwisata sebagai salah satu industri tidaklah berdiri sendiri, tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam jasa yang dibeli wisatawan dalam bentuk “tour packages”.

Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata adalah sebagai berikut :

(11)

1. Biro Perjalanan Wisata

Adalah perusahaan yang membuat suatu paket wisata dan memberi segala informasi mengenai perjalanan yan ditawarkan. Biro Perjalanan ini yang bertanggung jawab mengenai segala kebutuhan yang diperlukan wisatawan selama Perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan jasa-jasa angkutan bagi wisatawan yang membutuhkan.

3. Akomodasi

Adalah perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan Perjalanan ke daerah objek wisata.

4. Bar dan Restaurant

Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan selama berada di daerah wisata.

5. Souvenir dan Handicraft

Adalah took-toko yang menyediakan barang-barang cinderamata dan souvenir khas kerajinan tangan penduduk local yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan. Ciri-ciri produk industri pariwisata yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut : 1. Hasil produk industri pariwisata tidak dapat dipisahkan karena produk itu tidak dapat

dibawa kepada konsumen untuk ditawarkan. Oleh karena itu, konsumen(wisatawan) harus dibawa kemana tempat produk itu berada.

2. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara dalam penjualan jasa industri

(12)

pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator.

3. Produk indusri pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hasil industri lain. Misalnya, hari raya Galungan di Bali yang berlangsung sekali dalam setahun, tidak dapat disaksikan seminggu sekali atau dalam waktu yang tidak tertentu.

4. Permintaan terhadap hasil produksi pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis. Adanya kerusuhan, peperangan, dan bencana alam akan menyebabkan permintaan berkurang. Sebaliknya, pada kondisi yang aman dan kondusif, permintaan akan meningkat.

5. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya dapat melihat dari brosur, side, TV, atau film yang dibuat secara khusus untuk keprluan promosi.

6. Hasil atau produk pariwisata itu banyak bergantung pada manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.

7. Penyediaan usaha produk industri pariwisata memerlukan biaya besar dan mempunyai resiko tinggi.

Keadaan atau situasi perekonomian, politik, dan sikap masyarakat akan mempengaruhi usaha penanaman modal dalam bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan penelitian yang mendalam, serta perencanaan yang matang agar resiko dalam bidang industri kepariwisataan dapat diperkecil.

2.10 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

Sarana dan prasarana masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena kegiatan pariwisata adalah tanggung jawab bersama. Untuk memperlancar laju pertumbuhan industri pariwisata, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

(13)

a. Sarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang menghasilkan barang mauoun jasa-jasa yang sudah disediakan, dan beroprasi langsung dalam kegiatan pariwisata. Sarana atau fasilitas pariwisata yang sangat berpengaruh dalam industri pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Akomodasi/Pelayanan/Fsailitas

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam berwisata diperlukan tempat-tempat penginapan, fasilitas pelengkap atau pendukung lain serta pelayanan yang baik dan mengesankan, misalnya : penyediaan hotel, wisama, dan rumah-rumah penginapan yang lain.

2. Transportasi

Alat transportasi udara, laut, dan darat sangat mendukung kegiatan pariwisata. Para wisatawan yang dating ke Negara rujuan wisata membutuhkan alat transportasi. Begitu pula kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata yang memerlukan sarana transportasi. Oleh karena itu, transportasi merupakan salah satu sarana pokok dalam kegiatan pariwisata.

3. Restaurant

Salah satu sarana yang paling penting yang harus dipersiapkan di kawasan wisata adalah restaurant, snack bar, café, dan lain-lain. Dengan adanya sarana-sarana tersebut maka para wisatawan diharapkan dapat lebih betah tinggal di daerah wisata tersebut.

(14)

pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

• Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang mengurus kedatangan wisatawan seperti BPU, AP.

• Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk menampung wisatawan seperti hotel, dan restaurant.

• Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan sebagainya.

2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan

Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka harus memperhatikan beberapa syarat.

Syamsuridjal (1997 : 21) mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain :

1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu:

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek wisata itu ada.

b. Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat oleh manusia.

2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan gula-gula pereduksi buah pisang kepok pada hari ke-2, ke-4, ke-6, dan ke-8 setelah perlakuan dengan berbagai konsentrasi KCN dapat dilihat pada tabel 1... Grafik

Latar belakang penelitian adalah masih disisipkanya latihan servis pada saat latihan main dan rendahnya penguasaan teknik servis atlet putri tingkat

Pendahuluan diawali dengan latar belakang penelitian tentang pentingnya pengelompokan data penjualan barang dengan metode Fuzzy C-Means Clustering untuk mendapatkan sebuah

1) Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Motif Batik Ngawi ini menggunakan model pengembangan Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan. Model pengembangan Four-D terdiri dari 4

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah karakter percampuran pentatonik dan diatonik dalam pementasan musik tradisi Badutan pada kesenian Palupi Laras

KEGIATAN 1 : Membentuk binatang sapi dengan menggunakan media plastisin  SAINS : Anak mampu mengetahui bagian-bagian tubuh sapi serta manfaat sapi  Teknologi : Bahan

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 adalah terdiri dari : Tahap pendaftaran, Tahap pengumumam, Tahap pengelolaan dan pengembangan, Tahap penukaran/penetapan harta

Berdasarkan hasil penelitian di Objek Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka dari beberapa jenis media periklanan yang dilakukan oleh Tirta Tapta Pemali, media periklanan luar