• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN PADA PENGGUNAAN GLASS IONOMER CEMENT (GIC) HIGH STRENGTH DAN SMART DENTIN REPLACEMENT (SDR) PADA CLOSE SANDWICH TECHNIQUE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN PADA PENGGUNAAN GLASS IONOMER CEMENT (GIC) HIGH STRENGTH DAN SMART DENTIN REPLACEMENT (SDR) PADA CLOSE SANDWICH TECHNIQUE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN PADA PENGGUNAAN GLASS IONOMER CEMENT (GIC) HIGH STRENGTH DAN SMART DENTIN REPLACEMENT (SDR)

PADA CLOSE SANDWICH TECHNIQUE

Arif rahmawan1, Erma Sofiani, 2 1

Mahasiswa Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2Staf Pengajar Prodi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

.

Abstract

Caries that often appear on the teeth is a fissure area ( Class I cavities ) . This conditions need dental restorative materials can protect dentin and pulp . Treatment with case deep caries needed base material, one of base material can be used is Smart Dentin Replacement ( SDR ). The purpose of this study is to know the difference compressive strength between Fuji IX GC Japan and Smart Dentin Replacement ( SDR ) in closed sandwich restoration . In this study, using 5 samples in preparation class I with a depth of 3mm . The first group with the material base of GC Fuji IX Japan 2mm , group 2 with a material base GC Fuji IX Japan 1mm , group 3 with the material base of Smart Dentin Replacement ( SDR ) 1mm , group 4 with the material base of Smart Dentin Replacement ( SDR ) 2mm . on the results of the compressive strength test , the result compressive strength of each group , 5210 Newton group 1 , 3000 Newton group 2 , Newton 4780 group 3 , Newton 3700 group 4. The results of each base material GC Fuji IX 4105 Newton and Smart Dentin Replacement ( SDR ) 4240 Newton. Significant results concluded that use of the material base of Smart Dentin Replacement ( SDR ) in closed sandwich restoration has compressive strength better than GC Fuji IX Japan.

Keywords: Closed sandwich restoration, compressive strength, Smart Dentin Replacement, glass ionome cement.

Intisari

Karies yang sering muncul pada gigi adalah daerah fissura yang merupakan daerah yang sulit untuk dideteksi adanya karies (kavitas klas I). Kondisi gigi di atas membutuhkan bahan restorasi yang dapat melindungi dentin dan pulpa. Perawatan kasus dengan karies dalam membutuhkan bahan base, salah satu bahan base yang dapat digunakan adalah Smart Dentin Replacement (SDR) .Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan kekuatan tekan pada penggunaan Glass Ionomer Cement ( Fuji IX, GC Japan ) dan Smart Dentin Replacement ( SDR ) pada restorasi sandwich tertutup. Pada penelitian ini menggunakan 5 sampel yang di preparasi kelas I dengan kedalaman 3mm. Kelompok pertama dengan bahan base Fuji IX GC Japan 2mm, kelompok 2 dengan bahan base Fuji IX GC Japan 1mm, kelompok 3 dengan bahan base Smart Dentin Replacement ( SDR ) 1mm, kelompok 4 dengan bahan base Smart Dentin Replacement ( SDR ) 2mm. Berdasarkan hasil uji kekuatan tekan, rata – rata kekuatan tekan masing – masing kelompok yaitu , kelompok 1 5210 Newton, kelompok 2 3000 Newton, kelompok 3 4780 Newton, kelompok 4 3700 Newton. Hasil rata – rata pada tiap bahan base yaitu Fuji IX GC Japan 4105 Newton dan Smart Dentin Replacement ( SDR ) 4240 Newton. Hasil yang signifikan menyimpulkan bahwa penggunaan bahan base Smart Dentin Replacement ( SDR ) pada restorasi sandwich tertutup memiliki kekuatan tekan yang lebih baik daripada Fuji IX GC Japan.

(2)

2

PENDAHULUAN

Pemilihan bahan restorasi yang tepat disesuaikan pada seleksi kasus yang ada. Karies yang sering muncul pada gigi adalah daerah fissura yang merupakan daerah yang sulit untuk dideteksi adanya karies (kavitas klas I). Pada kavitas klas I, bahan restorasi yang biasa digunakan adalah amalgam dan resin komposit. Saat ini resin komposit lebih banyak digunakan daripada amalgam karena pertimbangan faktor estetis (Julaiman, 2003).

Pada kavitas klas I, pasien umumnya datang dengan kondisi gigi yang sudah berlubang cukup besar, sehingga dokter gigi kesulitan untuk memilih bahan restorasi yang tepat. Kondisi gigi di atas membutuhkan bahan restorasi yang dapat melindungi dentin dan pulpa. Bahan restorasi yang biasa digunakan sebagai bahan pelapis pada restorasi gigi adalah

glass ionomer cement (GIC) yang

memiliki sifat biokompatibel (Julaiman, 2003).

Perawatan pada kavitas yang dalam yang membutuhkan pelapis disebut restorasi sandwich. Restorasi sandwich merupakan penggabungan dua atau lebih bahan restorasi dalam satu kavitas yang bertujuan untuk mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara kedua bahan restorasi dan jaringan keras gigi. Restorasi sandwich memungkinkan sedikit terjadinya kebocoran tepi dibandingkan dengan menggunakan satu jenis bahan tumpatan secara langsung.

Glass ionomer cement (GIC)

merupakan salah satu bahan base atau pelapis restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi karena mempunyai beberapa keunggulan, yaitu memiliki struktur kimia yang sangat baik saat berikatan dengan email dan dentin, serta dapat melakukan remineralisasi dentin (Tyas, 2004). Glass Ionomer Cement (GIC) juga memiliki kekurangan yaitu kekuatan tekan yang rendah, dan mudah

(3)

3 abrasi sehingga terbatas penggunaannya sebagai bahan restorasi.

Bahan base atau pelapis restorasi lain adalah Smart Dentin Replacement (SDR). Smart Dentin Replacement (SDR) merupakan bahan pelapis yang dapat diaplikasikan pada kavitas dengan kedalaman 4 mm dengan syarat 2 mm pada permukaan oklusal yang tersisa di aplikasikan dengan resin komposit. Smart Dentin Replacement (SDR) memiliki sifat perlekatan adhesif dengan dentin yang sangat baik dan dapat meningkatkan kekuatan cuspal pada bahan restorasi yang akan di aplikasikan di bagian oklusal. Pada penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kekuatan tekan pada penggunaan bahan base Glass Ionomer Cement (Fuji IX, GC Japan) dan Smart Dentin Replacement (SDR) pada close sandwich technique

.

A. BAHAN DAN CARA PENELITIAN

Subyek pada penelitian ini menggunakan gigi molar satu permanen rahang atas dan rahang bawah dengan

kavitas klas I yang telah di cabut. Subyek yang digunakan pada penelitian sebanyak 20 gigi yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok satu yang terdiri dari 5 gigi di preparasi klas I sedalam 3mm, kemudian di restorasi sandwich teknik tertutup dengan ketebalan glass ionomer cement (Fuji IX, GC Japan) 2mm dan resin komposit 1mm. Kelompok dua yang terdiri dari 5 gigi di preparasi klas I sedalam 3mm, kemudian di restorasi sandwich teknik tertutup dengan ketebalan glass ionomer cement (Fuji IX, GC Japan) 1mm dan resin komposit 2mm.

Kelompok tiga yang terdiri dari 5 gigi di preparasi klas I sedalam 3mm, kemudian di restorasi sandwich teknik tertutup dengan ketebalan smart dentin replacement (SDR) 2mm dan resin komposit 1mm. Kelompok empat yang terdiri dari 5 gigi di preparasi klas I sedalam 3mm, kemudian di restorasi sandwich teknik tertutup dengan ketebalan smart dentin replacement (SDR) 1mm dan resin komposit 2mm.

(4)

4 Masing-masing kelompok yang terdiri dari 5 buah gigi di preparasi sesuai bentuk kavitas klas 1 sedalam 3mm, kemudian di bersihkan menggunakan cavity cleanser. Kavitas gigi yang telah dibersihkan kemudian diaplikasikan dengan glass ionomer cement (Fuji IX, GC Japan) dan smart dentin replacement (SDR) sebagai base atau pelapis dengan ketebalan 1mm untuk kelompok 1 dan 3, dan 2mm untuk kelompok 2 dan 4.

Setelah bahan base atau pelapis sudah mengeras, lakukan pengetsaan menggunakan larutan asam fosfat 30% selama 15 detik, kemudian dicuci bersih dengan water syringe selama 20 detik dan dikeringkan dengan semprotan udara. Genangi dengan bonding selama 10 detik, angin-angin di daerah sekitarnya, kemudian seniar selama 20 detik.

Aplikasikan bahan resin komposit sebagai cuspal oklusal dengan masing-masing ketebalan 2mm untuk kelompok 1 dan 3, dan 1 mm untuk kelompok 2 dan 4. Setelah resin komposit diaplikasikan pada

masing-masing kavitas, kemudian sinar selama 40 detik.

Lakukan finishing menggunakan hand cutting instrumen untuk membunag kelebihan komposit, dan diakhiri dengan penggunaan rubber silicon cups agar permukaan restorasi halus dan licin.

Setelah melakukan restorasi sandwich teknik tertutup pada masing-masing kelompok sampel, semua sampel direndam pada saliva tiruan PH 6,7 selama 24 jam di inkubator dengan suhu 370c.

Masing-masing sampel yang telah direndam pada saliva tiruan kemudian diuji kekuatan tekannya menggunakan universal testing machine.

B. HASIL

Hasil penelitian dan perhitungan statistik diperoleh rata – rata kekuatan tekan menggunakan bahan base Glass ionomer cement (Fuji IX, GC Japan) pada restorasi close sandwich dengan ketebalan 1mm adalah 5210 Newton, ketebalan 2mm adalah 3000 Newton dan rata – rata

(5)

5 kekuatan tekan adalah 4105 Newton. Rata – rata kekuatan tekan pada bahan base smart dentin replacement pada restorasi close sandwich dengan ketebalan 1mm adalah 4780 Newton, ketebalan 2mm adalah 3700 Newton, dan rata – rata kekuatan tekan adalah 4240 Newton. Hasil kekuatan tekan yang signifikan pada penelitian ini menunjukan penggunaan Smart Dentin Replacement pada close sandwich technique memiliki kekuatan tekan lebih besar daripada glass ionomer

cement (Fuji IX, GC Japan).

Berdasarkan data hasil uji menggunakan two way anova, menunjukan bahwa ketebalan bahan base tidak memberikan pengaruh terhadap kekuatan tekan. Dari data diperoleh hasil 0.56 ( P > 0.05 ).

Untuk nilai intercept, kekuatan tekan suatu bahan dipengaruhi oleh jenis dan ketebalan bahan base, dilihat dari nilai sig 0.000 ( P < 0.05 ) yang berarti signifikan.

C. PEMBAHASAN

Pemilihan bahan restorasi yang tepat disesuaikan pada seleksi kasus yang ada. Pada kavitas klas I gigi posterior, bahan restorasi yang biasa digunakan adalah amalgam dan resin komposit. Saat ini resin komposit lebih banyak digunakan daripada amalgam karena pertimbangan faktor estetis dan kekuatan restorasi. (Julaiman, 2003). Pada gigi itu sendiri memiliki compressive strength enamel 400 MPa dan dentin 297 Mpa. Pada kavitas klas I yang telah mencapai dentin membutuhkan perawatan untuk menggantikan struktur dentin yang hilang sehingga jaringan pulpa dapat terlindungi, maka diperlukan restorasi sandwich.

penelitian ini menggunakan teknik restorasi close sandwich, dimana glass inomer cement (Fuji IX, GC Japan) dan

Descriptive Statistics

Dependent Variable: hasil

5210,00 1802,221 5 3000,00 1074,709 5 4105,00 1820,325 10 4780,00 2537,124 5 3700,00 1361,984 5 4240,00 2002,332 10 4995,00 2087,057 10 3350,00 1214,038 10 4172,50 1863,745 20 base "1mm" "2mm' Total "1mm" "2mm' Total "1mm" "2mm' Total bahan

"GIC FUJI IX"

"SDR"

Total

(6)

6

smart dentin replacement digunakan

sebagai bahan base yang berfungsi melindungi jaringan pulpa dan memiliki ikatan kimia yang baik dengan dentin dan email sehingga mengurangi terjadinya kebocoran tepi.

Bahan yang sering digunakan sebagai base salah satunya glass ionomer cement. Glass ionomer cement memiliki kandungan fluor, kalsium, strontium dan alumunium dengan cairan asam poliakrilik dengan kandungan kalsium dan strontium yang tinggi sehingga sangat baik untuk bahan base pada restorasi sandwich karena dua kandungan tersebut membantu remineralisasi dan melepas flour. Pada salah satu kandungan yang dimiliki Glass ionomer cement (Fuji IX, GC Japan) yaitu strontium yang merupakan suatu kandungan logam yang dapat menambah kekuatan tekan, dimana untuk menambah kekuatan tekan suatu bahan restorasi glass

ionomer cement dapat dilakukan

penambahn partikel – partikel logam.

Alternatif bahan base lain yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah smart dentin replacement. Smart dentin replacement merupakan salah satu bahan restorasi yang berbahan dasar komposit, mengandung flouride dan dirancang untuk restorasi kelas I. Smart dentin replacement bersifat flowable sehingga bahan ini dapat mengisi sudut – sudut kavitas dan dapat mengurangi kebocoran tepi. Pengaplikasian bahan ini dapat ditempatkan dengan kedalaman 4mm dan memiliki ikatan yang baik dengan email dan dentin.

Penggunaan Smart dentin replacement (SDR) merupakan sebuah modulator polimerisasi kimia yang dapat berpolimerisasi dengan resin. Modulator polimerisasi berinteraksi dengan

camphorquinone foto-inisiator yang

mengabsorbsi sinar biru dengan panjang gelombang 470 nm sehingga terbentuk radikal bebas yang menginisiasi terjadinya polimerisasi yang memungkinkan

(7)

7 terjadinya pengurangan kebocoran tepi tanpa pengurangan tingkat polimerisasi.

Komposisi Smart dentin replacement (SDR) yang membedakan dengan bahan resin komposit flowable lainnya adalah dimetakrilat urethane yang berfungsi mengurangi penyusutan saat terjadinya polimerisasi, sehingga Smart

dentin replacement (SDR) memiliki

penyusutan volumetrik yang lebih rendah dibandingkan dengan resin komposit flowable konvensional. Hasil kekuatan tekan yang signifikan pada penelitian ini menunjukan penggunaan Smart Dentin

Replacement pada close sandwich

technique memiliki kekuatan tekan lebih besar daripada glass ionomer cement (Fuji

IX, GC Japan).

D. KESIMPULAN

Hasil penelitian perbedaan kekuatan tekan pada penggunaan glass ionomer cement (fuji IX, GC Japan) dan smart dentin replacement (SDR) pada close sandwich technique menunjukan bahwa penggunaan Smart Dentin Replacement pada close sandwich technique memiliki kekuatan tekan lebih besar daripada glass ionomer cement (Fuji IX, GC Japan).

DAFTAR PUSTAKA

1. Academy of Pediatric Dentistry. 2012, Guideline on Pediatric Restorative Dentistry, Restorative Dentistry Subcommittee, America, V 34 / NO 6 12 / 13.

2. Adhidarma, Titus. 2010, Perbedaan Kekuatan Geser Perlekatan Restorasi Sandwich Resin Komposit Dengan Semen Ionomer Kaca Konvensional Dan Modifikasi Resin, Program studi Konservasi Gigi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, ; 5-11

3. Anusavice, K.J.,2003, Philips Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi (terjemahan), edisi 10, Penerbit EGC, Jakarta, hlm.1;444;446;449;458-459

4. Bakar, Abu. 2002, Kedokteran Gigi Klinis, edisi 2, Penerbit CV. KITA JUNIOR, hlm. 58-60

5. Christiono, Sandy. 2011, Efektivitas Resin Bis-Gma Sebagai Bahan Fissure Sealant Pada Perubahan Suhu Dalam Mengurangi Kebocoran Tepi. World Class Islamic Cyber University, UNISULA : 1-8

6. Denstply International. 2009, Smart Dentin Replacement, DENTSPLAY, No. 26;28;71-77.

7. Eduardo Bresciani dan dkk. 2004, Compressive and diametral tensile strength of glass ionomer cements. Department of Operative Dentistry, Bauru Dental School, University of São Paulo, Brazil : Vol 12, No 4

8. Ferawati, Simfo. 2011, Pengaruh Penambahan Kitosan Nano Dari Blangkas Terhadap Compressive Strength Semen

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: hasil

15217375,0a 3 5072458,333 1,598 ,229 348195125 1 348195125,0 109,711 ,000 91125,000 1 91125,000 ,029 ,868 13530125,0 1 13530125,00 4,263 ,056 1596125,000 1 1596125,000 ,503 ,488 50780000,0 16 3173750,000 414192500 20 65997375,0 19 Source Corrected Model Intercept bahan base bahan * base Error Total Corrected Total

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

R Squared = ,231 (Adjusted R Squared = ,086) a.

(8)

8

Ionomer Kaca Modifikasi Resin Nano (In Vitro). Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Konservasi Gigi USU : 7-17

9. Fourie. 2011, Cervical microleakage in Class II open-sandwich restorations: an in vitro study, University of Pretoria, Faculty of Health Sciences, School of Dentistry, Vol 66 No 7.

10. Hendra. 2007, Restorasi Resin Komposit Dengan Teknik Laminasi. Fakultas Kedokteran Gigi Univ. Padjadjaran, Bandung : 2-11

11. Julaiman, Purba. (2003). Semen Ionomer Kaca dan Resin Komposit Sebagai Bahan Restorasi Sandwich Untuk Kelas II Molar Decidui. USU e-Repository : 5-18

12. Kaste LM. 1996. Coronal caries in primary and permanent dentition of children and adolescent 1-17 years of age. P 631-634

13. Knight dkk 2006, Bond strengths between composite resin and auto cure glass ionomer cement using the co-cure technique, Brighton, Victoria, Australian Dental Journal 2006;51:2.

14. Liebenberg. 2005, Return to the Resin-Modified Glass– Ionomer Cement Sandwich Technique, Vancouver, British Columbia, Vol. 71, No. 10.

15. Lohbauer, Ulrich. 2010, Dental Glass Ionomer Cements as Permanent Filling Materials? Properties, Limitations and Future Trends, University of Erlangen-Nuremberg, Materials 2010, 3, 76-96; doi:10.3390/ma3010076. 16. Meizarani dan Irmawati. 2005, The Surface Hardness Of

Type II Conventional Glass Ionomer Cement Conventional Because Of The Length Of Storage, Fak. Kedokteran Gigi UNAIR, Surabaya, Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3: 146–150.

17. Mount, GJ., Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure, Edisi 2. Brighton: Knowledge Books and Software. 2005. hal. 164-197.

18. Mulyawati. 2011, Perbedaan Kebocoran Tepi Retorasi Open-Sandwich Kavitas Kelas V Menggunakan Resin Komposit Dengan Semen Ionomer Kaca Konvesional, Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin dan Kompomer Sebagai Lapisan Pengganti Dentin, Bagian Konservasi Gigi FKG UGM, Yogyakarta, Vol. 2, No. 4 : 236-240.

19. Nagaraja dan Kishore. 2005, Glass Ionomer Cement – The Different Generations, Department of Dental Materials, Manipal College of Dental Sciences, Manipal, Vol 18 (2) : 158 – 165.

20. Nevi, Yanti. 2004, Restorasi sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit, USU e-Repository ; 1-6. 21. Octarina. 2012, Pengaruh Durasi Sandblasting Pada

Permukaan Restorasi Veneer Resin Komposit Terhadap Kuat Rekat Resin Semen Dengan Email Gigi, Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi Dasar, Univ. Indonesia, ; 10-16. 22. Powers JM dan Sakaguchi RL (Editor). 2006. Craig’s Restorative Dental Materials. Edisi 12. New York: Mosby Elsevier, hal. 190.

23. Ririen, dkk. 2008, Kandungan unsur flour pada email gigi tetap muda dengan tumpatan semen ionomer kaca viskositas tinggi, Fak.kedokteran gigi Univ. Indonesia, 15(2) : 163-168.

24. Swastika Farah. 2010, Perbedaan compressive strength dua jenis semen ionomer kaca pada kavitas kelas II dengan prinsip minimal intervensi (Penelitian in vitro), Fak. Kedokteran Gigi Gigi USU :7-14

25. Tunjung. 2010, Efek Ketebalan Semen Ionomer Kaca Dan Resin Komosit Terhadap Kekuatan Tekan Tumpatan Sandwich, Bagian Konservasi Gigi, FKG UGM, Yogyakarta ; 17 (1): 11-14.

26. Tyas, MJ. 2004, Adhesive restorative materials: A review, The University of Melbourne, Victoria, Australian Dental Journal 2004;49:(3):112-121.

27. Vyver.P.V.D. 2011, Clinical application of a new flowable base material for direct and indirect restorations, South Africa, Int Dent S Afr, 12/5 (2010): 18–27.

Referensi

Dokumen terkait