Modul ke:
Fakultas Program Studi
Produksi Media PR
Audio-Visual
Pengenalan Teknik Kamera
Dasar
Eppstian Syah As’ari
FIKOM
Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
1. Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada
manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
2. Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
3. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
4. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat banyak jenis
kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/
film dibedakan atas media yang digunakan untuk
menyimpan data (gambar & suara) yang telah diambil.
Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah diambil
disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera video,
disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk
menyimpan data suara.
Dalam 1 detik pengambilan
gambar, dibutuhkan sekitar 30
frame film. Adapun jenis film yang
digunakan adalah film positif
(slide), dimana untuk melihat
isinya harus dicuci terlebih dulu di
laboratorium film dan
diproyeksikan dengan
JENIS – JENIS KAMERA
Secara umum terdapat 2 jenis kamera :
1. Analog (AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat sinyal
(gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera
jenis ini antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.
2. Digital (DV)
Kamera perekam video digital menyimpan data dalam
format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1
(on) dan 0 (off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan
Digital 8.
MACAM – MACAM VIDEO
Video Analog :
1. Biasanya menggunakan kaset ( tape )
2. Berbahan dasar pita magnetik
3. Memerlukan kompresi ke digital agar bisa
ditransfer ke komputer.
4. Kelebihan warna yang colorfull
5. Kelemahan akan mengalami kehausan
seiring berjalannya waktu.
# Jenis – jenis Video Analog :
1. U Matic
2. Betamax
3. VHS
Video Digital :
1. Dapat merekam suara dan gambar dalam waktu yang
bersamaan.
2. CCD ( Charge Couple Device )
*Jenis-jenis Video Digital :
1. Mini DV
2. DV Cam
3. DVC Pro
Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio
(bisa berupa analog
Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio
(bisa berupa analog
Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio
(bisa berupa analog
1. Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang
tidak bergerak (still single picture). Bahan baku
penyimpanan
gambar berasal dari pita selluloid,
sehingga setelah melakukan perekaman harus
Contoh :
2. Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan
kamera foto namun hasil yang didapat berbeda,
kamera film menghasilkan gambar yang
kamera 8 mm kamera 16 mm kamera 35 mm Contoh :
3. Kamera video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan
dengan
kamera film karena menghasilkan gambar
bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu
bahan bakunya yang berupa kaset video yang setelah
pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat
karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis.
kamera Betacam MiniDV HDCam Contoh :
Mengoperasikan Kamera Video
@. Langkah-langkah pengoperasian kamera video :
1. Lepas penutup lensa
2. Pindahkan posisi tombol power dari off ke camera dengan menekan dan tahan
tombol kunci, kemudian dorong ke bawah
3. Buka layar LCD, dengan menekan kunci layar LCD, kemudian dibuka searah tanda
panah. Secara otomatis viewfinder akan mati
4. Tekan tombol start/stop untuk memulai merekam. Tekan tombol start/stop
@. Langkah-langkah memasang kaset pada handy kamera
adalah :
1. Tekan tombol pembuka searah dengan tanda panah dan
buka penutupnya
2. Masukkan kaset dengan posisi jendela kaca kaset terlihat
dari atas dan tekan bagian tengah belakang kaset
3. Setelah penahan kaset secara otomatis turun kebawah kemudian
tekan penutup kaset.
Apabila kita mengetahui proses gambar di dalam
kamera, maka pada saat melakukan pemotretan kita
bisa memperhitungkan dan membayangkan akan seperti
apa tampilan atau keluaran dari objek yang akan kita
Pada saat kita menekan tombol shutter, maka di
dalam kamera terjadi tahapan-tahapan untuk
memproses gambar. Meskipun hanya merasakan sekilas
saja, namun tahapan yang dilakukan di dalam kamera
digital cukup panjang. Hanya saja, proses tersebut
dilakukan dengan sangat cepat. Berikut adalah
gambaran tentang proses tersebut :
•
Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian
panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau
biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi
sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD.
Sementara pada kamera DSLR, gambar juga
dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan
gambar ke jendela intip (eye finder).
• Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada
filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD
atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini
dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang
akan menjadi faktor pengali pada lensa.
•
Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar
yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada
CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal
dengan pixel. Jadi istilah pixel atau megapixel pada
kamera digital sebenarnya mengacu pada jumlah titik
pada sensor ini. Semakin kecil sensor dan semakin
banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan
semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan.
• Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke
bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses
semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa
file format gambar, serta melakukan proses kompresi
sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan
sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan,
software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga
menentukan hasil akhir gambar.
Kedua bagian inilah yang akan menentukan karakter
dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya, setiap
mereka kamera memiliki software dan chipset
sendiri-sendiri pada kamera mereka.
• Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file
gambar dalam format yang dipilih ke bagian
penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya,
memory card berupa SD, CF dan sebagainya.
Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan
di luar kamera. Namun pada kamera digital modern,
masih menyediakan opsi pencetakan langsung yang
disebut PictBridge, ExifPrint dan sebagainya.
Demikianlah proses gambar pada sebuah kamera
digital. Namun tahapan tersebut hanyalah basic atau
dasar
dari
hampir
semua
kamera
digital.
Pada
beberapa
merek
kamera
digital,
biasanya
masih
menambahkan beberapa proses untuk memperbaiki
kualitas
gambar,termasuk
penambahan
fitur
pada
•
Fitur tambahan
Fitur tambahan berupa fungsi pada tingkat software
lebih sering kita jumpai, misalnya penambahan frame
foto, efek foto seperti sephia, black and white dll.
Meskipun efek-efek ini sifatnya hanya sebagai
tambahan, namun kadang sangat membantu
mengurangi proses gambar pada saat di cetak.
Beberapa fitur tambahan yang sangat berguna
adalah backlight, yaitu memotret objek yang
membelakangi sinar, white balance, pengenalan wajah
untuk pemotretan model serta anti goyangan yang pada
setiap kamera memiliki istilah yang berbeda-beda seperti
anti shake, Mega OIS, VR (Vibration Reduction), Super
steady shot, dan sebagainya.
Basic Camera Operation
Camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian. Begitu juga media penyimpanan gambar juga
bermacam-macam. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Dari
berbagai merk tersebut masing-masing mempunyai beragam varian dan bentuk. Mulai kamera amatir, semi profesional, dan kamera profesional. Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).
Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan
mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar
standar. Tatapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak
bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai
dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para
Cameraman profesional sering menggunakan mode
manual dalam mengoperasikan kamera.
The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure: * Aperture * Shutter Speed * (ND Filter) * (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels
Aperture, Shutter speed, ND Filter, dan Gain
merupakan bagian dari exposure.
-Exposure :
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan
sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan
gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan
tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
·Aperture (diafragma)
Di kamera televisi disebut juga Iris, yaitu sejumlah
lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa
sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur
banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris
seperti pupil mata kita yang bisa membesar dan
mengecil sesuai cahaya yang masuk.
Bila Iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim
sinar maksimum de dalam kamera, sebaliknya kalau
bukaan iris dikurangi lubang diafragma akan menyempit,
sehingga sinar yang masuk ke kamera jadi sedikit.
Bukan diafragma diukur dalam satuan f-stop: f/1.4 – f/22.
lebih kecil nomor f-stop = bukaan diafragma besar, lebih
besar nomor f-stop = bukaan diafragma kecil.
Pengaturan iris secara manual dapat dilakukan dengan
memutar ring iris di lensa kamera.
· Shutter Speed
Biasanya shutter speed standar di kamera televisi
1/50. kecuali anda ingin menggunakan efek shutter atau
untuk mensinkronkan dengan objek, baru Shutter Speed
di posisi ON untuk selanjutnya bisa kita pilih sesuai
· ND Filter
Filter ND (Neutral Density) berfungsi untuk
mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa
mempengaruhi kualitas warna cahaya. Filter ini
digunakan bila kondisi cahaya terlalu keras, seperti
tengah hari yang terik.
· Gain
Kebalikan dari ND filter, Gain berfungsi apabila
pengambilan gambar dalam keadaan kurang cahaya,
yang apabila dengan keadaan normal dengan bukaan
f-stop maksimal (f/1.4) masih under exposure. Dengan
Gain kita bisa mengangkat exposure secara digital,
konsekuensinya gambar menjadi agak coral (pecah).
- Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan
cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya
kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna.
Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu
tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan
untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita
gunakan filter 5600ºK.
Cahaya matahari banyak mengandung warna biru.
Kalau kita memasang filter no.2 (5600ºK) untuk
matahari, sebenarnya kita memasang filter berwarna
oranye untuk mengimbangi warna biru pada matahari.
Cahaya lampu bohlam lebih mengandung warna merah,
maka kita pasang filter no.1 (3200ºK) yang berwarna
Sumber cahaya yang lebih tinggi intensitas sinarnya
mengandung warna biru, sumber cahaya yang intensitas
sinarnya rendah lebih mengandung warna merah.
Perbedaan warna cahaya ini tergantung pada suhu dan
diukur dengan derajad Kelvin.
. White Balance
Intensitas cahaya berbeda-beda pada saat yang
berbeda dan tempat berbeda dalam sehari. Cahaya
matahari di luar (daylight) mempunyai suhu kurang lebih
5600ºK, cahaya bohlam di dalam ruangan mempunyai
suhu kurang lebih 3200ºK, cahaya lampu TL mempunyai
suhu antara 5000ºK-6000ºK. karena intensitas cahaya
sangat berbeda maka filter koreksi warna tidak bisa
menghasilkan warna putih yang tepat.
Maka dari itu kamera video juga dilengkapi dengan
tombol untuk menyetel white balanceCara termudah
untuk white balance adalah dengan mengarahkan
kamera terhadap benda putih apa saja yang berada
dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang
kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance:
* Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan
kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
* Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
* Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder
* Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
* Kamera siap untuk merekam.
Catatan:
“ kamera harus di white balance lagi
apabila keadaan cahaya berubah”.
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR KAMERA VIDEO
Kamera video adalah perangkat kamera yang
digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan
menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian
akan dilakukan proses pengolahan.
Jenis Kamera Video
1) Berdasarkan Format:
~ Analog
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
2) Berdasarkan Media Rekam :
`Betamax
`Betacam
`VHS
`Memori stick
`8mm
`Mini Disc
`VHS-C
`DV(Digital Video)
`Mini DV
Pengambilan Gambar
• Macam sudut pengambilan gambar adalah :
1. Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan
ketinggian mata (titik pusat
2. Hight Camera Angle
Sudut pengambilan dari atas
objek sehingga mengesankan
objek jadi terlihat kecil. Teknik ini
memiliki kesan dramatis yaitu
nilai “kerdil”.
3. Low Camera Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah
objek sehingga mengesankan objek
jadi terlihat besar. Teknik ini
memilikikesandramatis yaitu nilai
agung/ prominance, berwibawa,
4. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang berada
di atas ketinggian objek. Hasilnya akan
terlihat lingkungan yang luas dan
benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
5. Subjective Camera Angle
Tehnik pengambilan di mana kamera
berusaha melibatkan penonton
dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera
sebagai mata si penonton atau salah
6. Objective Camera Angle
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan
sesuai dengan kenyataannya.
7. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek.
Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata
seseorang. Teknik
ini tidak memiliki kesan dramatis
melainkan kesan wajar.
8. Frog Eye
–
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera
sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih
rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata
penonton mewakili mata katak.
–
9. Over Shoulder
–
pengambilan gambar dari
• Macam bidang pandangan pada saat
perekaman gambar adalah :
· Extreme Close Up (ECU/XCU) :
Pengambilan gambar yang terlihat sangat
detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
· Big Close Up (BCU) :
Pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga
dagu.
· Close Up (CU) :
Gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian
dari objek yang terlihat seperti hanya
mukanya
saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
· Medium Close Up (MCU) :
Hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
· Medium Shot (MS) :
Pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
· Knee Shot (KS) :
· Full Shot (FS) :
Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
· Long Shot (LS) :
Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang
objek.
· Medium Long Shot (MLS) :
Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
· Extreme Long Shot (XLS):
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
· One Shot (1S) :
Pengambilan gambar satu objek. · Two Shot (2S) :
Pengambilan gambar dua orang. · Three Shot (3S) :
Pengambilan gambar tiga orang. · Group Shot (GS):
GERAKAN KAMERA
• Pan, Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya
a). Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan) b). Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri)
• Tilt, Tilting adalah gerakan kamera secara vertical,mendongak dari bawah ke atas atau sebaliknya
a). Tilt up : mendongak ke atas
• Dolly, Track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi subyek
a). Dolly in : mendekati subyek b). Dolly out : menjauhi subyek
• Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller.
a). Pedestal up : kamera dinaikan
•
Crab adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping,
berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan.
a). Crab left (bergerak ke kiri)
b). Crab right ( bergerak ke kanan)
•
Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke
kanan atau sebaliknya
• Zoom adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic,
dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya
a). Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up
b). Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot
• Follow :
Gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
• Crane shot :
• Fading :
Pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
• Framing :
Objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
• Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek. a). Track in : gerak kamera mendekati obyek
b). Track out : gerak kamera menjauhi obyek • Follow
• Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak :
· Objek bergerak sejajar dengan kamera.
· Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. · Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur-unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
· Backlight Shot : teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
· Reflection Shot : teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air
yang dapat memantulkan bayangan objek.
· Door Frame Shot : gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
· Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
· Jaws Shot : kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
· Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan
indah.
· The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang
sehingga menjadi perpaduan adegan.
· Tripod Transition : posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
· Artificial Hairlight : rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
· Fast Road Effect : teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
· Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
· Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala
atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat
sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
· Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi
pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan
Bagi para cameraman profesional sering juga melakukan white
balance dengan cara manual yaitu dengan mengatur Colour Temperature pada menu di kamera.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle).
1. Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up 2. Zoom out : menjauhkan objek dari close up ke long shot. 3. Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
a). Manual: dengan memutar ring zoom pada lensa
b). Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera.
Fokus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
Depth of field atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek-objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas
memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Bidang kedalaman yang sempit mengharuskan kita untuk terus menerus follow focus apabila kamera atau objek bergerak.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
* 3 hal yang menentukan depth of field : 1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit atau kata lainnya fokus semakin tipis.
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
3. Jarak kamera dengan objek
a). Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
b). Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ingat Televisi adalah gabungan antara gambar dan suara. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan
disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video
1. Kenali dan Pahami Kamera Video
Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya.
2. Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan
Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.
3. Rekaman Video yang Layak Dinikmati
Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:
a). Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines,
Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground. • b). Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up,
Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
c). Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
d). Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out ) e). Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
f). Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
g). Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
4. Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton
Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:
a).Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi
sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard,
dsb.).
c).Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya. d).Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format
siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
e).Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan,
Merawat Daya Battery dan Stok Video untuk Sebuah Shooting
@. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA : 01 Mengkoordinasikan materi stok video
1.1. Koordinasi dengan personil yang relevan dan memahami dan memastikan persyaratan stok video untuk pengambilan gambar.
1.2. Kepastian jadwal dan rasio pengambilan gambar dengan personil yang relevan.
1.3. Pemilihan semua stok yang dibutuhkan dan yang dapat digunakan dan yakinkan bahwa stok tersedia dalam jumlah cukup untuk memenuh kebutuhan skedul produksi.
1.4. Pemantauan stok yang ada berkaitan dengan batas tanggal stok.
1.5. Kelengkapan semua permintaan stok yang diperlukan dan dipastikan tersedia pada waktu pembuatan film.
1.6. Penanganan dan penyimpanan stok video untuk menghindari kerusakan dan perlindungan terhadap lingkungan yang
1.7. Kelengkapan dokumen dan labelisasi pita kaset, menurut persyaratan perusahaan.
1.8. Kepastian semua peralatan dan stok tersedia pada lokasi yang benar dan pada waktu
pembuatan film.
1.9. Pencatatan pengambilan gambar dan
urutannya dengan melengkapi lembar laporan kamera dengan cermat.
1.10. Dokumentasi stok yang digunakan untuk
produksi dan stok untuk pengambilan gambar kesimpulan.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi Sub Sektor
Multimedia dan Audio Visual
Merawat Daya Batery dan Stok Video untuk Sebuah Shooting
1.11. Pemantauan stok dan pemberitahuan personil terkait untuk memastikan bahwa stok masih cukup tersedia jumlahnya selama produksi
02 Mengatur kode waktu :
2.1. Pengaturan kode waktu menurut instruksi perusahaan.
2.2. Pemilihan dan pengaturan jenis kode waktu menurut persyaratan setelah produksi.
2.3. Pengaturan kode waktu dengan disinkronkan dengan peralatan lain bilamana perlu.
03 Menyiapkan, mencatat videotapes dan memeriksa citra video :
3.1. Pemeriksaan tape tanda gambar yang rusak atau kotor sebelum di rekam.
3.2. Penyiapan videotape dengan marka dan nada dan pemutaran kembali tape untuk memeriksa rekaman.
3.3. Pemberian label semua kaset dengan cermat. 3.4. Pencatatan dan pengecekan video tape dalam
kamera untuk perekaman.
3.5. Kesiapan pengambilan gambar dengan personil terkait.
04 Mengisi dan memelihara batery selama pembuatan film :
4.1. Kepastian bahwa persediaan batery cukup dan ada.
4.2. Battery yang akan digunakan telah diisi cukup. 4.3. Pengisian batery menurut rekomendasi
perusahaan.
4.4. Batery dicharge sehingga memenuhi persyaratan pengambilan gambar. 4.5. Labelisasi batery menurut statusnya.
Menata Kabel – Kabel Kamera
01 Memilih dan menyiapkan kabel kamera :
1.1 Koordinasi dengan personil yang relevan dan memastikan persyaratan kabel untuk
pengambilan gambar.
1.2 Kabel dipilih dan dikenali kesalahan serta kerusakannya, untuk kemudian dilakukan
1.3 Penanganan, perbaikan dan perakitan kembali kesalahan kabel sesuai syarat keselamatan dan instruksi pabrik yang sesuai.
1.4 Pengajuan perbaikan yang komplek pada
spesialis teknik dengan berkonsultasi kepada personil yang relevan.
1.5 Pelengkapan dokumentasi, sesuai dengan persyaratan perusahaan.
1.6 Dipastikan bahwa semua kabel dapat beroperasi dan tersedia pada lokasi dan waktu yang benar saat pengambilan gambar
02 Menangani kabel kamera:
2.1 Dipastikan sumber tenaga cocok dan tersedia. 2.2 Penggunaan rencana kamera dan informasi kabel
untuk memastikan tempat-tempat kabel dan larinya kabel.
2.3 Penentuan tempat, lari dan panjangnya kabel sesuai antisipasi gerak kamera dan persilangan
kabel diperkecil.
2.4 Penggambaran denah kabel untuk menghindari terjadinya simpul atau pelintiran saat digunakan
2.5 Penguluran kabel power dari kontaktor menuju kamera.
2.6 Kabel diamankan untuk menghindari ketegangan pencolokan dan pencongkelan.
2.7 Rute kabel dipastikan dan teratur, sehingga unit pengendali kamera, kabel gantung, kabel julur
landai telah lengkap sesuai dengan rencana gerak kamera dan terpenuhi dengan cara yang aman.
2.8 Semua kabel kamera dipastikan berasal dari titik outlet yang benar menuju ke kamera dan
dipastikan tidak merintangi kamera yang digunakan pada pembuatan produksi.
2.9 Dipastikan bahwa kabel kamera yang dipasang telah berfunsi dan tidak membahayakan personel yang terlibat dalam pembuatan film atau
03 Mencatat pengambilan gambar :
3.1 Ikut serta dalam pertemuan atau dengar pendapat sebelum produksi jika perlu, dan dipastikan akhir gerak kamera dan gerak kabel dimengerti.
3.2 Komunikasi dengan personil yang relevan selama pengambilan gambar dan ditentukan posisi serta gerak kabel kamera menurut instruksi dan isyarat yang diterima.
3.3 Reaksi konsisten pada isyarat yang diterima dari personil yang relevan dan dipastikan konsistensi waktu tanpa melakukan kesalahan.
3.4 Kabel kamera digerakkan tanpa mengganggu pengoperasian operator kamera dan bekerja sama dengan personil lain untuk mendapatkan gerak kamera yang diinginkan.
3.5 Dipastikan bahwa operator kamera tidak bertubrukan dengan elemen lain.
3.6 Pengoperasian kabel dilengkapi tanpa merusak peralatan atau melukai personil.
04 Mengurai kabel kamera :
4.1 Semua kabel dijulurkan dan dipastikan kabelkabel tersebut digulung untuk menghindari
ketegangan dan kerusakan.
4.2 Kabel-kabel dipastikan melingkar bebas dari keruwetan dan cukup aman.
4.3 Kabel dikemas dalam keadaan bersih dan aman untuk menghindari kerusakan dan siap untuk dipindahkan bila perlu.
4.4 Pelaporan dan dokumentasi kabel
yang rusak dan perlu perawatan pada
personil yang relevan.
4.5 Pekerjaan lapangan ditinggalkan dalam
keadaan seperti semula, dipastikan
tidak ada akibat merugikan pada
pekerjaan lapangan itu.
FUNGSI CLAPPERBOARD
Pada waktu kamu merekam dengan menggunakan kamera video perekam, gambar dan suara akan menjadi selaras karena direkam pada pita yang sama. Mulai dari durasi,
nomor/nama adegan, tanggal pengambilan gambar, dan nomor urut pengambilan gambar.
*Clapperboard adalah cara untuk menangani proses peyelarasan atau sinkronisasi. Bagian bawah clapperboard biasanya berupa papan yang digunakan untuk
• Hal Yang Perlu Diperhatikan
Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengambilan
Gambar:
1.
Jangan melanggar garis imajiner / directional line.
Bila hal ini dilakukan, maka gambar akan
terkesan
tabrakan atau bolak – balik,atau disebut
juga jump
shot
2
Perhatikan head room, ruang yang cukup
3. Perhatikan looking room, ruang pandangan mata
yang berimbang.
4. Perhatikan nose position, tetapkan posisi
hidung tepat berada ditengah layer televise.
5. Hindari sporius object, benda – benda yang
mengganggu komposisi.
6. Semua gambar yang kita rekam harus memiliki
motivasi dan informasi.
7. Perhatikan continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang hilang, sehingga alur
ceritanya utuh .
8. Usahakan untuk selalu melakukan edit by camera ketika melakukan pengambilan gambar, terutama untuk sewaktu – waktu yang sangat singkat, dimana gambar dibutuhkan sesegera mungkin.
9. Pada wawancara Liputan Khusus ambil arah looking room setiap narasumber berbeda ( ke kanan x ke kiri ) agar tidak monoton