• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kelitbangan Pengembangan dan Inovasi Iptek Kabupaten Pringsewu Volume 2, No 1, Tahun 2017 Hal :1-16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kelitbangan Pengembangan dan Inovasi Iptek Kabupaten Pringsewu Volume 2, No 1, Tahun 2017 Hal :1-16"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN USIA PERTAMA MENSTRUASI (MENARCHE) DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI KELAS

VIII DI SMPN I GADINGREJO KECAMATAN GADINGREJO KAB. PRINGSEWU TAHUN 2016

1

Linda Puspita , ²Psiari Kesuma Wardani

[email protected], [email protected] AKBID MEDICA BAKTI NUSANTARA

ABSTRACT

Menstrual pain (dysmenorrhea) is a cramping and sharp pain that feels on the lower abdomen and thighs, lower back. Types of menstrual pain are primary and secondary, primary dysmenorrhea usually occurs below 20 years. The knowledge of adolescent reproductive health that lacks an anxiety attitude and assumes a negative attitude towards menstruation. One of the causes of dysmenorrhea is the age of menstruation (menarche) and family history. Knowledge of the prevalence of menstrual first age and family history with dysmenorrhea incidence, so that adolescents have knowledge of the causes of primary dysmenorrhea. This research was conducted at SMPN 1 Gadingrejo District Pringsewu. The design of this study was analytic, with a Cross-sectional study design. The subject of this research is adolescent daughter of class VIII. The data collected were the number of first menstrual ages and family history with the incidence of dysmenorrhea. The highest frequency distribution of first menstruation age was ≤12 years old 38 students (61,3%), family history most family history 35 (56,5%), and dysmenorrhoea 33 (53,2) %). There is a significant relationship between the first age of menstruation and family history. The result of statistic test between menstrual age with dysmenorrhea incidence was 0.003 < value of α 0,05. Statistical test result between family history and dysmenorrhea incidence was 0.001 < α 0,05.

Keywords: First age of menstruation, family history, dysmenorrhea, adolescence.

ABSTRAK

Nyeri haid (dismenore) merupakan kram dan nyeri yang menusuk yang terasa dibagian perut bawah dan paha, punggung bawah. Jenis nyeri haid adalah primer dan sekunder, dismenore primer biasanya terjadi dibawah 20 tahun. Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang kurang menimbulkan sikap kecemasan dan mengganggap sikap negatif terhadap menstruasi. Salah satu penyebab dismenore adalah umur pertama haid (menarche) dan riwayat keluarga. Diketahuinya prevalensi usia pertama menstruasi dan riwayat keluarga dengan kejadian dismenore, agar remaja mempunyai pengetahuan penyebab terjadinya dismenore primer. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Gadingrejo Kecamatan Pringsewu. Desain penelitian ini adalah analitik, dengan rancangan penelitian Cross- sectional. Subyek penelitian ini adalah remaja puteri kelas VIII. Data yang dikumpulkan adalah jumlah usia haid pertama dan riwayat keluarga dengan kejadian

(2)

2

dismenore. Distribusi frekuensi usia menstruasi pertama yang terbanyak yaitu ≤ 12 tahun 38 siswi (61,3%), riwayat keluarga yang terbanyak yaitu ada riwayat keluarga sebanyak 35 (56,5%), dan remaja yang mengalami dismenore ada 33 (53,2%).

Kesimpulan : Diketahui ada hubungan yang signifikan antara usia pertama menstruasi dan riwayat keluarga. Hasil uji statistic antara usia pertama menstruasi dengan kejadian dismenore adalah 0,003 < nilai α 0,05, Hasil uji statistic antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenore adalah 0,001 < α 0,05.

Kata Kunci : Usia pertama menstruasi, riwayat keluarga, dismenore , remaja. 1. PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu yaitu secara bertahap, pertumbuhan dan perkembangan antara anak laki-laki dan perempuan amatlah berbeda (Supartini, 2004). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada system reproduksi. Hormon-hormon mulai di produksi dan mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh (Manuaba, 2009). Setiap remaja putri pasti akan mengalami yang namanya fase mentruasi. Walupun tidak sama pada setiap orang, tetapi biasanya mentruasi mulai usia 10 tahun. Semakin dininya mendapat mentruasi akan memberikan konsekuensi menyiapkan mereka untuk tidak panik menghadapinya. Remaja putri akan mengalami perubahan yang drastis pada tubuhnya karena untuk pertama kali alat kelamin mengeluarkan darah yang disebut menstruasi (Setiawan, 2009).

Nyeri haid atau yang biasa disebut dengan dismenore merupakan kram & nyeri menusuk yang terasa di perut bagian bawah & paha, punggung bawah, mual muntah diare, kram yang nyeri selama menstruasi, lemah, dan berkeringat (Anonim, 2007). Penyebab nyeri haid bisa bermacam-macam, bisa karena suatu proses penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, penyebab tersering nyeri haid diduga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi (Arifin S, 2007).

Ada dua jenis nyeri haid, yaitu primer dan sekunder. Pembagian ini atas dasar sudah diketahui sebabnya dan yang belum diketahui sebabnya. Dismenore primer biasanya

(3)

3

terjadi pada umur kurang 20 tahun dan biasanya bisa hilang bila yang bersangkutan hamil sedangkan dismenore sekunder terjadi pada umur lebih 20 tahun dan biasanya dijumpai adanya kelainan pada alat kelamin dalam, seperti infeksi, tumor atau perlekatan. Kebanyakan penderita dismenore adalah wanita muda, walaupun dijumpai juga dikalangan yang berusia lanjut. Dismenore yang paling sering terjadi adalah dismenore primer, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat yang sampai menggangu aktivitas dan kegiatan sehari-hari wanita. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun (Anonim, 2007).

Rasa nyeri pada saat menstruasi tentu saja sangat menyiksa bagi wanita. Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika haid menyerang. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan sering kali tampak seperti nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun. Ada yang pingsan, ada yang merasa mual, ada juga yang benar-benar muntah (Kingston, 2005). Dismenore yang dialami saat terjadi menstruasi bisa sangat menyiksa. Kadang-kadang wanita membungkukkan tubuh atau merangkak lantaran tidak tahan dengan nyeri haid. Pengetahuan remaja tentang disminore amat sedikit sehingga mereka tidak tahu apa yang dilakukan jika nyeri datang, begitu juga sikap remaja mengenai disminore amatlah sedikit, kadang remaja berharap mereka tidak mendapatkam haid, mereka berangapan haid merupakan hari yang amat menyiksa bagi mereka (Setiawan. 2009).

Pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang, terutama mengenai disminore pada saat menstruasi akan menimbulkan sikap kecemasan akan datangnya haid itu suatu yang tidak menyenangkan dengan kata lain remaja mengembangkan sikap negatif tentang menstruasi. Diperkirakan 9,2 % penduduk remaja putri yang berusia 10-16 tahun sudah mengalami mentruasi (Setiawan, 2009).

Di Amerika Serikat, prevalensi dismenore diperkirakan 45-90%, tingginya angka ini di asumsikan dari berbagai gejala yang belum dilaporkan (under reporting). Banyak wanita yang membeli obat sendiri tidak berobat ke dokter. Dismenore juga bertanggung

(4)

4

jawab atas ketidakhadiran (absteeism) saat bersekolah atau bekerja sebanyak 13-35% wanita telah absen (Laurel D Edmundson, 2006). Puncak insiden terjadi pada akhir masa remaja (adolescence) dan diawal usia 20an (Frazer, 2002). Insiden dismenore pada remaja dilaporkan sekitar 92% (Andersch, 2002). Insiden ini menurun seiring bertambahnya usia dan meningkatnya kelahiran (Parity). Study epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di Amerika Serikat, klien dan lift melaporkan prevalensi dismenore 59,7%. Dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat 37% sedang dan 49% ringan. Study ini juga melaporka bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja putri sering tidak masuk sekolah. Study longitudinal dari Swedia melaporkan dismenore pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun (French, 2005).

Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dimenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Info Sehat, 2008). Tidak ada angka pasti mengenai penderita nyeri haid di Indonesia, namun di Surabaya didapatkan 1,07% sampai 1,31% dari jumlah pederita datang kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2011). Hasil study pendahuluan pada sekolah SMPN 1 Gadingrejo didapatkan siswa perempuan disekolah tersebut pernah mengalami nyeri haid (dismenore) dan ada yang minta izin untuk pulang karena tidak tahan terhadap dismenore yang mereka alami. Dari daftar kehadiran siswa disekolah didapatkan data bahwa hampir setiap bulannya sekitar 15% selalu ada siswa perempun yang tidak hadir dikarenakan sakit menstruasi atau mengalami dismenore (UKS SMPN I Gadingrejo, 2016).

Hasil presurvey yang peneliti lakukan pada tanggal 04 Februari 2016 di SMPN 1 Gadingrejo, tempat penelitian merupakan SMP yang mempunyai siswi terbanyak di kecamatan Gadingrejo dan sudah mempunyai UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), presurvey menggunakan tehnik wawancara terhadap 20 siswi di SMPN I Gadingrejo didapatkan hasil sebagai berikut ; 11 siswi (55%) mengatakan selalu mengalami nyeri haid saat menstruasi ada 9 siswi (45%) mengatakan tidak mengalami nyeri haid, ada 12 siswi yang mendapatkan menstruasi pertama (menarche) usia kurang dari 12 tahun, dan ada 8 siswi usia pertama menstruasinya lebih dari 12 tahun.11 Ada siswi yang mengalami nyeri haid (dismenore) mempunyai riwayat haid keluarga yang dismenore

(5)

5

sebanyak 8 orang. Melihat fenomena yang diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Hubungan usia menarche dan riwayat haid keluarga dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2016”.

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Hubungan usia menarche dan riwayat haid keluarga dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2016”

b. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui Hubungan usia menarche dan riwayat haid keluarga dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2016 ?

2. Tujuan Khusus

a) Diketahui distribusi frekuensi usia menarche pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2016

b) Diketahui distribusi frekuensi riwayat haid keluarga pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2016.

c) Diketahui hubungan antara usia menarche dengan kejadian dismenore pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2016.

d) Diketahui hubungan antara riwayat haid keluarga dengan kejadian dismenore primer pada remaja putri kelas VIII di SMPN I Gadingrejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung 2016.

(6)

6 2. METODELOGI

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif desain penelitian analitik. Rancangan Penelitian menggunakan desain cross sectional .Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 sampai dengan 5 April 2016. Tempat penelitian di SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas VIII yang berjumlah 162 siswi. Variabel Dependen : Dismenore, Variabel independen Umur pertama menstruasi (menarche). Riwayat haid keluarga. Analisa menggunakan univariat dan bivariat.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel independen dan dependen, penghitungan nilai digunakan rumus persentase (Arikunto, 2006).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara variabel dependen dan independen yang keduanya merupakan variabel kategorik. Uji yang digunakan dalam analisa ini ádalah uji statistik chi-square (X²) dengan tingkat kepercayaan 95 % (Hastono, 2007).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Univariat

a.1 Usia pertama menstruasi (menarche)

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel independen dan dependen, penghitungan nilai digunakan rumus persentase (Arikunto, 2006).

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden

Menurut Usia pertama menstruasi ( Menarche) Siswi SMPN 1 Kelas VIII Gadingrejo Pringsewu Tahun 2016

(7)

7

1 ≤ 12 tahun 38 61,3 2 ≥ 12 tahun 24 38,7 Jumlah 62 100

Berdasarkan tabel 1 dari 62 responden ada 38 responden (61,3%) yang mengalami menstruasi ≤ 12 tahun dan 24 responden (38,7 %) yang mengalami menstruasi ≥ 12 tahun

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden

Menurut Kejadian Dismenore Siswi SMPN 1 Kelas VIII Gadingrejo Pringsewu Tahun 2016

N0 Kejadian dismenore Frekuensi Persentase (%) 1 Dismenore 29 46,8 2 Tidak dismenore 33 53,2 Jumlah 62 100

Berdasarkan tabel 2 dari 62 responden ada 29 responden (46,8) yang mengalami kejadian dismenore (46,8%), dan 33 responden (53,2) yang tidak dismenore.

a.2 Analisis Univariat Riwayat Keluarga

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Riwayat keluarga Siswi SMPN 1

Kelas VIII Kec. Gadingrejo Pringsewu Tahun 2016

N0 Riwayat keluarga Frekuensi Persentase (%) 1 ada riwayat 35 56,5 2 tidak ada riwayat 27 43,5 Jumlah 62 100

Berdasarkan tabel 3 dari 62 responden ada 35 responden (56,5%) yang ada riwayat keluarga dan 27 responden (43,5 %) yang tidak ada riwayat keluarga.

a.3 Analisa Univariat Dismenore

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Dismenore

(8)

8

N0 Kejadian dismenore Frekuensi Persentase (%) 1 Dismenore 33 53,2 2 Tidak dismenore 29 46,8 Jumlah 62 100

Berdasarkan tabel 4 dari 62 responden ada 33 responden (53,2) yang mengalami kejadian dismenore dan ada 29 responden (46,8%) yang tidak dismenore.

b. Analisa Bivariat

Tabel 5 Hasil Uji Chi-square Hubungan usia pertama menstruasi (menarche)

dengan kejadian dismenore pada siswi kelas VIII di SMPN 1 Gadingrejo Kab. Pringsewu Tahun 2016

Usia menarche

Dismenore Jumlah OR P value Dismenore Tidak N % Dismenore 5, 961 0,003 N % N % ≤ 12 thn 27 71,1 11 28,9 38 100 ≥ 12 thn 7 29,2 17 70,8 24 100 Jumlah 34 100 28 100 62 100

Berdasarkan tabel 5 dari 62 responden, ada 38 responden yang usia menstruasi (menarche) ≤ 12 tahun sebanyak 27 responden (71,1 %) yang mengalami dismenore dan ada 24 responden yang usia menstruasi (menarche) ≥ 12 tahun ada 17 (70.8%) responden yang tidak mengalami dismenore. Hasil uji statistic pada tabel 0 cell. Dari hasil uji bivariat Chi-square di dapat nilai p value 0,003 (α 0,05), artinya Ho ditolak maka ada hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore dengan nilai OR = 5, 961 (C1 95% 1.935 – 18,366 ), berarti pada α = 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara usia pertama menstruasi (menarche) dengan kejadian dismenore. Dengan demikian untuk remaja siswi yang usia menarche ≥ 12 tahun berpeluang sebanyak 18,366 kali tidak terjadi dismenore primer

(9)

9

Hasil Uji Chi-square Hubungan Riwayat Keluarga Dengan Kejadian

Dismenore Pada Siswi Kelas VIII Di SMPN 1 Gadingrejo Kab. Pringsewu Tahun 2016

Riwayat Keluarga

Dismenore Jumlah OR P value Dismenore Tidak N % Dismenore 5,398 0.001 N % N % Ada riwayat 25 71,4 10 28,6 35 100 Tidak ada 8 29,6 19 70,4 27 Riwayat Jumlah 33 100 29 100 62 100

Berdasarkan tabel 6 dari 62 responden, ada 35 responden sebanyak 25 responden yang ada riwayat keluarga (71,4 %) yang mengalami dismenore dan ada 27 responden yang tidak ada riwayat keluarga ada 19 (70,4%) responden yang tidak mengalami dismenore. Hasil uji statistic pada tabel 0 cell. Dari hasil uji bivariat Chi-square di dapat nilai p value 0,001 (α 0,05), artinya Ho ditolak maka ada hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenore dengan nilai OR = 5,938 (C1 95% 1,967 – 17,920 ), berarti pada α = 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenore. Dengan demikian untuk remaja siswi yang tidak ada riwayat keluarga berpeluang sebanyak 17,920 kali tidak terjadi dismenore primer.

b.1 Analisa Bivariat usia menstruasi pertama

Dari 62 responden, ada 38 responden yang usia menstruasi (menarche) ≤ 12 tahun sebanyak 27 responden (71,1 %) yang mengalami dismenore dan ada 24 responden yang usia menstruasi (menarche) ≥ 12 tahun ada 17 (70.8%) responden yang tidak mengalami dismenore. Hasil uji statistic pada tabel 0 cell. Dari hasil uji bivariat Chi-square di dapat nilai p value 0,003 (α 0,05), artinya Ho ditolak maka ada hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore dengan nilai OR = 5, 961 (C1 95% 1.935 – 18,366 ), berarti pada α = 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara usia pertama menstruasi (menarche) dengan kejadian dismenore. Dengan demikian untuk remaja siswi yang

(10)

10

usia menarche ≥ 12 tahun berpeluang sebanyak 18,366 kali tidak terjadi dismenore primer.

b.2 Analisa Bivariat riwayat keluarga

Dari 62 responden, ada 35 responden sebanyak 25 responden yang ada riwayat keluarga (71,4 %) yang mengalami dismenore dan ada 27 responden yang tidak ada riwayat keluarga ada 19 (70,4%) responden yang tidak mengalami dismenore. Hasil uji statistic pada tabel 0 cell. Dari hasil uji bivariat Chi-square di dapat nilai p value 0,001 (α 0,05), artinya Ho ditolak maka ada hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenore dengan nilai OR = 5,938 (C1 95% 1,967 – 17,920 ), berarti pada α = 5% dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenore. Dengan demikian untuk remaja siswi yang tidak ada riwayat keluarga berpeluang sebanyak 17,920 kali tidak terjadi dismenore primer.

PEMBAHASAN 1. Univariat

1.a Usia pertama menstruasi (menarche).

Menurut teori berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan adanya penurunan usia menarche yang diduga berhubungan dengan faktor endogen yaitu genetik dan faktor eksogen, yaitu seperti status sosial ekonomi, keluarga, status gizi, dan lain-lain. (Erna, 2008).

Untuk faktor endogen yaitu genetik diduga berkaitan waktu terjadinya kematangan seksual, seorang gadis mengikuti menstruasi pertama ibunya. Usia menarche ibu dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan badan anak sehingga mempengaruhi waktu menarchenya. Sedangkan faktor eksogen seperti status sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan pendapatan orang tua yang lebih tinggi meningkatkan daya beli keluarga baik itu daya beli makanan maupun akses kepelayanan kesehatan.

Begitu pula dengan status gizi dimana gizi mempengaruhi kematangan seksual lebih dini akan memiliki indeks masa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan mereka yang mengalami kematangan seksual terlambat memiliki IMT lebih kecil pada usia yang sama.

(11)

11

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh liliawati (2010) mengenai efek dismenore pada usia sekolah. Hasil penelitian diperoleh bahwa responden dengan usia menarche lebih banyak mengalami dismenore 56,3 %.

1.b Riwayat keluarga

Dalam ilmu genetika riwayat keluarga diartikan sebagai terdapatnya faktor-faktor genetik dan riwayat penyakit dalam keluarga. Riwayat penyakit dalam keluarga dapat mengidentifikasi seseorang dengan resiko lebih tinggi untuk mengalami suatu penyakit yang sering terjadi.

Dengan mengetahui salah satu riwayat penyakit keluarga, seseorang dapat melakukan pencegahan serta menurunkan resiko untuk mengalami suatu penyakit tertentu (Rahmawati, 2009).

Hal ini dikarenakan riwayat kesehatan keluarga sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anggota keluargabitu sendiri dan merupakan faktor resiko yang sangat mendukung terjadinya suatu penyakit yang sama dilingkungan keluarga tersebut.

1.c Kejadian Dismenore

Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang

nyata. Dismenorea primer (primary dysmenorrhea) biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche (haid pertama) segera setelah siklus ovulasi teratur (regular

ovulatory cycle) ditetapkan/ditentukan (Anugroho, 2008). Dismenorea primer hampir

selalu terjadi saat siklus ovulasi (ovulatory cycles) dan biasanya muncul dalam setahun setelah menarche (haid pertama). Pada dismenorea primer klasik, nyeri dimulai bersamaan dengan onset haid (atau hanya sesaat sebelum haid) dan bertahan/menetap selama 1-2 hari. Nyeri dideskripsikan sebagai spasmodik dan superimposed over a background of constant lower abdominal pain, yang menyebar ke bagian belakang (punggung) atau anterior dan medial paha (Anugroho, 2008).

1.d Hubungan umur menstruasi pertama (menarche) ≤ 12 tahun dengan kejadian dismenore di SMPN 1 Gadingrejo Tahun 2014.

Hasil penelitian didapatkan ada hubungan usia menarche dengan kejadian dismenore di SMPN 1 Gadingrejo tahun 2014 terdapat 24 responden yang mendapatkan menstruasi kurang dari 12 tahun ada 17 orang (70,8%) yang mengalami dismenore, dan selebihnya

(12)

12

ada 38 responden yang mendapatkan menstruasi lebih dari 12 tahun ada 26 responden (68,4%). Dari hasil uji satatistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0.006. dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar usia menarche dengan kejadian dismenore primer.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa terdapat hubungan antara usia menarche terhadap kejadian dismenore primer dikarenakan saat menarche alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit saat menstruasi.

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Kristina Agustianingsih (2010), tentang usia menarche awal (≤ 12 tahun), berhubungan dengan kejadian pada wanita yang sedang mengalami menstruasi. Ditemukan terdapat hubungan antara menarche awal (≤ 12 tahun) dengan kejadian dismenore dimana didapatkan p value = 0,005).

Menurut pendapat (d. Edmundson, 2007), Usia menstruasi yang datang lebih awal pada usia-usia yng sangat muda, misalnya 9-11 tahun tahun akan lebih rentan untuk mengalami dismenore. Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer (primary dysmenorrhea) biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche (haid pertama) segera setelah siklus ovulasi teratur (regular ovulatory cycle) ditetapkan/ditentukan (Anugroho, 2008).

Menstruasi pertama dalam bahasa kedokterannya menarche yang berhasil dari bahasa yunani yang berarti ”Permulaan bulan”. Berlaku pada kisaran umur 12 tahun atau bahasa agama akhir balig (Aulia, 2009). Pendarahan (menstruasi) untuk pertama kali disebut menarch pada umur 12-13 tahun (Manuaba, 2002). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-rata 12,5 tahun. Statisik menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umur (Hanifa,2005).

Proses menstruasi bermula sekitar umur 12 atau 13 tahun walaupun ada yang lebih cepat sekitar umur 9 tahun dan selambat – lambatnya umur 16tahun (Aulia,2009). Menurut Harlow (1996) salah satu faktor resiko dismenore primer adalah menstruasi

(13)

13

pertama pada usia amat dini (earlier age at menarche). Laurel D Edmundson (2006) telah mencatat faktor risiko pada dismenorea primer antara lain usia saat menstruasi pertama <12 tahun (Anugroho, 2008). Peristiwa menarche terjadi tidak sama setiap individu dipengaruhi faktor keturunan, dan asupan gizi yang baik.

Nyeri ini timbul sejak menstruasi pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalanya waktu, tepatnya saat hormon tubuh lebih stabil atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan anak. Hampir 50% dari wanita muda atau yang baru mendapatkan menstruasi mengalami keluhan dismenore primer.

Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas (sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia uterus melalui kontraksi miometrium dan vasokonstriksi. Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid (menstrual fluid) pada wanita dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea). Kadar ini memang meningkat terutama selama dua hari pertama menstruasi. Vasopressin juga memiliki peran yang sama (Anugroho, 2008).

Untuk mengurangi dismenore karena faktor umur ≤ 12 tahun dapat dilakukan dengan cara mengurangi stress, karena stress dapat meningkatkan kontraksi uterus sehungga meningkatkan nyeri saat menstruasi.(widjanarko, 2006). Pada umumnya 50-60% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dismenore ini (Anugroho, 2011). Olahraga atau senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri saat menstruasi. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endotrophin dihasilkan diotak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga membuat rasa nyaman (Puji, 2009).

Menurut pendapat peneliti umur menstruasi pertama ≤ 12 tahun dapat menyebabkan dismenore karena pada usia ini remaja belum siap untuk menerima perubahan pada dirinya. Hal ini mengakibatkan remaja mengalami stress karena merasa dirinya berbeda dengan yang lainnya dan menganggap ini sebagai beban atau sesuatu yang memalukan. Dismenore primer juga bias dikarenakan pada saat terjadai menstruasi leher rahim akan melebar untuk mengeluarkan darah, sedangkan pada usia menarche yang cepat masih terjadi penyempitan leher rahim maka timbul rasa nyeri saat

(14)

14

menstruasi terutama bila darah hait yang menggumpal maka akan sangat tersa sakit saat melewati leher rahim. Diharapka peran orang tua dan guru disekolah bisa memberikan informasi kesehatan tentang salah satu ciri ciri wanita pubertas adalah datangnya menstruasi.

1.e Hubungan Riwayat haid keluarga dengan kejadian dismenore di SMPN 1 Gadingrejo

Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0,001 yang berarti ada hubungan yang bermakna antar riwayat keluarga dengan kejadian dosmenore di SMPN 1 Gadingrejo. Hal diatas sesuai dengan teori yang dikemukakana oleh Kalantaridou (2009), faktor resiko terjadinya dismenore pada wanita yaitu apabila dalam keluarganya ada yang memiliki riwayat keluarga atau keturunan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Novia ika (2009) tentang faktor resiko yang mempengaruhi dismenore primer didesa banjar Kematren Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo. Didapatkan hasil bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian dismenore primer adalah umur, status pernikahan dan riwayat keluarga atau keturunan. Dimana didapatkan p- value = 0,002

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), riwayat merupakan uraian tentang segala sesuatu yang telah dialami (dilakukan) seseorang. Sedangkan turun-temurun berarti berpindah-pindah dari orang tua kepada anak, kepada cucu,dan seterusnya. Laurel D. Edmundson (2006) telah mengemukakan bahwa salah satu faktor resiko dismenore adalah riwayat keluarga positif (positive family history) (Anugroho, 2008).

Riwayat keluarga merupakan faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadi

dismenore. Sebagian responden yang mengalami dismenore serta memiliki riwayat

keluarga. Hal ini disebabkan karena adanya faktor genetik yang dapat mempengaruhi keadaan responden sehingga apabila ada keluarga responden yang dismenore cenderung mempunyai pengaruh psikis dismenore.

Hal tersebut dikarenakan seseorang yang mempunyai riwayat penyakit keluarga beresiko lebih besar dibandingakan dengan yang tidak mempunyai riwayat.dalam keluara banyak faktor yang saling berkaitan terutama faktor genetic karena dengan masalah kesehatan keluarga mempunyai pernan penting terhadap kesehatan keluarganya.

(15)

15

Menurut pendapat peneliti, riwayat keluarga atau faktor keturunan mempengaruhi terjadinya dismenore, wanita yang beresiko mengalami dismenore adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga yang juga menderita dismenore. Peneliti menyarankan bagi para wanita untuk melakukan upaya preventif terhadap dismenore primer yang sering terjadi pada remaja puteri pada saat menstruasi terutama bagi remaja putridyang mempunyai riwayat keluarga positif dismenore dan melakukan pemeriksaan ke Dokter agar dapat melakukan pencegahan dini terhadap penyakit endometriosis lainnya.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang tidk total populasi, waktu penelitian yang singkat, tekhnik pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner dan hanya menggunakan dua variabel penelitian.

4. KESIMPULA

Diketahui distribusi tertinggi yaitu responden dengan usia menarche ≤ 12 tahun sebanyak ibu (70,4%).

1. Diketahui distribusi tertinggi yaitu responden dengan ada riwayat keluarga sebanyak 35 ibu (56,5%).

2. Diketahui distribusi tertinggi yaitu responden dengan tidak dismenore sebanyak 33 ibu (61,1%).

3. Diketahui ada hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian

dismenore. Hasil uji bivariat uji chi-square didapat nilai p value 0,003 (< 0,05). 4. Diketahui ada hubungan yang signifikan antara riwayat keluarga dengan kejadian

dismenore. Hasil uji bivariat uji chi-square didapat nilai p value 0,001 (< 0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Dismenore: http://emedicine.com/med/topik 06. HTM

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta.

Aripin, S 2007, Endokrinologi Ginekologi, Edisi kedua. Media Aeskulapius, Jakarta. Ari Setiawan dan Saryono, 2010 Metodelogi Penelitian, Jakarta:EGC

Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi lampung, 2013. Profil Kesehatan Propinsi Lampung, Bandar Lampung.

(16)

16

Dinas kesehatan Kabupaten Pringsewu, 2013. Profil kesehatan Kabupaten pringsewu, Lampung.

Harunriyanto, 2008. Dismenore masih sering membayangi wanita. Diakses 2 maret 2014 Hastono, Sutanto Priyo, 2007. Analisis Data Kesehatan Fakultas Kesehatan. Jakarta

Masyarakat Indonesia :Jakarta.

Kristina Agustianingsih 2010, Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada remaja puteri kelas VII dan kelas VIII SMP Nurul ikhlas Bekasi Timur. Lauriel d. edmundson, 2007. Kesehatan reproduksi remaja : Jakarta

Muchtar, Rustam, 2005. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGCManuaba, Ida Bagus, 2004. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Modul KTI, 2013. Buku panduan KTI Stikes Aisyah Pringsewu : Lampung.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: qRenika Cipta Prawirohardjo, 2006, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta.

Suyanto, 2003. Statistik untuk penelitian. Bandung : Alfa Berta

UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), 2014, SMPN 1 Gadingrejo Pringsewu Winkjosastro, SP, 2007. Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka : Jakarta

Referensi

Dokumen terkait