• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 31 Mei s.d. 6 Juni Highlight Minggu Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 31 Mei s.d. 6 Juni Highlight Minggu Ini"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

1

DAN

31 Mei s.d. 6 Juni 2021

I. Pasar Global

Pasar Saham.Indeks saham utama pada bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat dalam perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (4/6). Indeks NASDAQ menguat 0,48 persen ke level 13.814,49, demikian pula indeks Dow Jones menguat 0,66 persen ke level 34.756,39, dan indeks S&P 500 juga naik 0,61 persen dan ditutup pada level 4.229,89. Perdagangan berlangsung lebih singkat pada pekan lalu karena libur Memorial Day di AS pada hari Senin (31/5). Saham energi berkinerja terbaik dalam indeks S&P 500 didorong oleh kenaikan harga minyak yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir, sementara saham consumer discretionary melemah, terbebani oleh penurunan saham Tesla.

Sentimen positif yang mempengaruhi pasar datang dari rilis data tenaga kerja, di mana Departemen Tenaga Kerja melaporkan adanya tambahan 559 ribu pekerjaan di bulan Mei, sedikit di bawah perkiraan konsensus yang sekitar 650 ribu, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja turun menjadi 61,6 persen dari 61,7 persen. Sisi positifnya, rasio pekerjaan terhadap populasi—yang dianggap oleh sebagian pihak lebih penting bagi pejabat the Fed—mengalami kenaikan, dan tingkat pengangguran turun lebih dari yang diharapkan, dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen. Penghasilan per jam rata-rata naik 0,5 persen, di atas konsensus dan mengindikasikan pasar tenaga kerja yang lebih ketat. Sinyal beragam yang diberikan oleh laporan tersebut mendorong indeks saham secara umum naik, menunjukkan bahwa sebagian besar investor

Indikator 4 Juni 2021 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd

T1 Nilai Tukar/USD ----Euro 0,82 (0,21) 6,82 (0,40) Yen 109,52 0,30 (0,34) (6,07) GBP 0,71 (0,24) 11,02 3,47 Real 5,05 3,37 1,34 2,87 Rubel 72,78 0,54 (5,23) 2,20 Rupiah 14.295,00 (0,07) (1,42) (1,74) Rupee 73,00 (0,77) 3,41 0,09 Yuan 6,40 (0,42) 10,07 2,02 KRW 1.116,45 (0,09) 8,41 (2,77) SGD 1,32 (0,13) 5,28 (0,18) Ringgit 4,13 0,12 3,56 (2,68) Baht 31,28 (0,08) 0,99 (4,42) Peso 47,74 0,15 4,50 0,60 T2 --- Pasar Modal ---DJIA 34.756,39 0,66 32,24 13,56 S&P500 4.229,89 0,61 35,91 12,61 FTSE 100 7.069,04 0,66 11,47 9,42 DAX 15.692,90 1,11 26,24 14,39 KOSPI 3.240,08 1,61 50,62 12,76 Brazil IBrX 55.847,60 3,31 40,95 10,85 Nikkei 28.941,52 (0,71) 27,52 5,46 SENSEX 52.100,05 1,32 53,32 10,91 JCI 6.065,17 3,70 23,36 1,44 Hangseng 28.918,10 (0,71) 18,68 6,20 Shanghai 3.591,85 (0,25) 23,04 3,42 STI 3.151,04 (0,86) 16,39 10,80 FTSE KLCI 1.578,45 (1,00) 1,06 (3,00) SET 1.611,53 1,87 14,21 11,19 PSEi 6.796,34 1,83 4,28 (4,81) T3 Surat Berharga Negara

---Yield 5 th, (FR 86) 5,45 (7) n/a 43 Yield 10 th, (FR87) 6,41 (1) n/a 56 T4 Komoditas ---Brent Oil 71,89 3,25 79,77 38,78 CPO 1.024,71 (1,56) 82,72 5,88 Gold 1.891,59 (0,64) 10,36 (0,36) Coal 119,75 12,97 116,94 48,76 Nickel 18.020,00 (0,51) 41,08 8,47 T5 Rilis Data ---GDP (yoy) India Q1: 1,6 Q4: 0,5 Brazil Q1: 1,0 Q4: (1,1) Australia Q1: 1,1 Q4: (1,0) Manufacturing PMI Tiongkok Mei: 51,0 Apr: 51,1 Jerman Mei: 64,4 Apr: 66,2 Inggris Mei: 65,6 Apr: 66,1 AS (ISM) Mei: 61,2 Apr: 60,7 Interest Rate Australia Jun: 0,10 Mei: 0,10 Initial Jobless Claim AS Mei: 385 Rb Apr: 405 Rb

Gambar 1. Pasar Saham Global

Highlight Minggu Ini

Bursa saham utama AS dan Eropa ditutup menguat pada perdagangan

pekan lalu yang berakhir Jumat (4/6), sementara di kawasan Asia mayoritas indeks saham yang diamati ditutup melemah. Sentimen antara lain berasal dari rilis data ekonomi serta perkembangan penanganan infeksi virus corona di berbagai negara.

Indeks Dollar AS menguat 0,12 persen ke posisi 90,16 dalam sepekan

terhadap enam mata uang utama dunia, sementara

yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu turun 4 bps ke

level 1,55 persen bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya. Dari pasar komoditas, harga minyak mentah dan batu bara menguat,

sementara harga CPO melemah karena prospek permintaan menurun, terutama karena lockdown di Malaysia.

Dari pasar keuangan domestik, IHSG menguat 3,70 persen secara mingguan ke level 6.065,17 pada Jumat (4/6) dengan investor non residen mencatatkan net buy sebesar Rp2,68 triliun. Yield SUN seri

benchmark bergerak turun dari 1 hingga 9 bps apabila dibandingkan posisi Jumat (28/5), kecuali yield tenor 15 tahun yang naik 1 bps. Sementara itu, nilai tukar Rupiah berada di level Rp14.295 per US$ atau melemah 0,07 persen dalam sepekan. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.265 per US$.

Pemulihan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat. Namun demikian, kecepatan pemulihan harus terus ditingkatkan. Pemulihan ekonomi yang lebih cepat akan memperkuat stabilitas dalam menghadapi dinamika perekonomian global yang masih tinggi, terutama menghadapi potensi risiko tapering off yang akan dilakukan oleh AS. Untuk itu, penanganan pandemi dan program pemulihan ekonomi harus terus diupayakan semaksimal mungkin agar pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat segera terwujud seutuhnya.

(2)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

2

tidak memberikan penjelasan yang memadai Gambar 2. Yield US treasury tenor 10 tahun

turun 4 bps dalam sepekan

Gambar 4. Slope US Yield curve dan Resesi

memperkirakan bahwa kondisi saat ini akan memberi Federal Reserve tambahan waktu untuk menjaga kebijakan moneter tetap akomodatif. Sentimen positif juga datang dari rilis data ekonomi lainnya yang sebagian besar berada di atas konsensus. Perusahaan payroll ADP melaporkan bahwa penghitungan pekerjaan sektor swasta meningkat sebesar 978 ribu pada bulan Mei, jauh di atas ekspektasi konsensus sebesar 650 ribu. Restoran serta bisnis rekreasi dan perhotelan lainnya berkontribusi mempekerjakan 440 ribu karyawan baru, seiring dengan indikator aktivitas sektor jasa IHS Markit yang mencapai level tertinggi dalam catatan sejak 2009. Sinyal aktivitas di sektor manufaktur secara umum tetap kuat, meskipun pengeluaran konstruksi tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan, dan pekerjaan sektor konstruksi sedikit terkontraksi di bulan Mei.

Dari kawasan Eropa, bursa saham utama ditutup menguat pada pekan lalu yang berakhir Jumat (4/6). Indeks STOXX Europe600 pan-Eropa naik 0,80 persen ke level 452,57, indeks DAX Jerman menguat 1,11 persen ke level 15.692,90, indeks CAC 40 Prancis menguat 0,49 persen ke level 6.515,66, demikian pula indeks FTSE MIB Italia naik 1,59 persen ke level 25.570,46, serta indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,66 persen ke level 7.069,04.

Dari rilis data ekonomi, inflasi Zona Euro meningkat 40 basis poin (mom) menjadi 2 persen pada bulan Mei, melampaui target ECB. Biaya energi yang lebih tinggi mendorong kenaikan harga konsumen, sementara tingkat inflasi inti (tidak termasuk makanan dan energi) naik ke 0,9 persen dari yang sebelumnya 0,8 persen. Selanjutnya, data survei manajer pembelian untuk Zona Euro mengkonfirmasi kebangkitan di sektor jasa yang disertai dengan aktivitas manufaktur yang berkembang pesat. Data IHS Markit menunjukkan sinyalemen bahwa produk domestik bruto (PDB) akan meningkat tajam pada kuartal kedua. Sementara itu, penjualan ritel di kawasan tersebut pada bulan April turun 3,1 persen (mom), lebih besar dari perkiraan, meskipun angka tersebut naik 23,9 persen secara yoy.

Di Inggris, peningkatan tajam infeksi virus corona varian Delta yang sangat menular memicu kekhawatiran di kalangan ilmuwan dan pejabat pemerintah, terutama terkait apakah tindakan lockdown dapat dicabut sepenuhnya pada 21 Juni sebagaimana direncanakan. Sementara itu, Uni Eropa berencana untuk mencabut semua aturan karantina bagi mereka yang telah divaksinasi, mulai 1 Juli, dan memperkenalkan paspor digital bagi para pelancong, menurut surat kabar The Guardian.

Dari kawasan Asia, mayoritas bursa saham yang diamati ditutup melemah pada perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (4/6). Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,71 persen dan ditutup pada 28.941,52, indeks Hang Seng turun 0,71 persen ke level 28.918,10, indeks FTSE Strait Times Singapura melemah 0,86 persen ke level 3.151,04, indeks Shanghai Tiongkok turun 0,25 persen ke posisi 3.591,85, dan bursa saham KLCI Malaysia turun 1 persen dan ditutup pada level 1.578,45. Sementara itu, bursa saham Kospi Korea Selatan naik 1,61 persen ke level 3.240,08.

Dari Jepang, Indeks Manajer Pembelian (PMI) sektor jasa turun menjadi 46,5 di bulan Mei dari 49,5 di bulan sebelumnya, menandakan kontraksi yang lebih cepat dalam aktivitas bisnis dan menandai penurunan paling tajam sejak Februari karena pembatasan yang lebih ketat membebani output. Demikian pula indeks PMI sektor manufaktur turun tipis menjadi 53,0 di bulan Mei dari 53,6 di bulan April, menandakan peningkatan kesehatan sektor manufaktur yang lebih lemah namun masih moderat. Ekspansi yang berkelanjutan dalam volume produksi dan pesanan baru berkontribusi terhadap pertumbuhan secara keseluruhan, sementara pesanan ekspor baru naik dengan kecepatan yang solid.

Gambar 3. US Fed Balance Sheet dan Government Bond Yields

(3)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

3

Gambar 5. Harga minyak dan ICE Newcastle menguat secara mingguan

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang sebesar 2,6 persen pada tahun 2021 dan 2,0 persen pada tahun 2022. Selain itu, OECD memprediksi Jepang akan pulih ke tingkat PDB per kapita pra-pandemi setelah kuartal ketiga tahun 2021. OECD meyakini bahwa langkah-langkah penanganan virus corona saat ini kemungkinan akan dipertahankan hingga musim panas, tetapi kegiatan ekonomi diperkirakan akan meningkat seiring pencabutan pembatasan dan vaksinasi yang dipercepat.

Pasar Uang. Indeks dollar AS menguat 0,12 persen dalam sepekan terhadap

enam mata uang utama dunia dari posisi 90,03 pada Jumat (28/5) menjadi 90,16 pada akhir perdagangan pekan lalu (4/6). Data sektor tenaga kerja AS yang membaik menjadi pendorong apresiasi Dollar AS. Pertama, Laporan Ketenagakerjaan Nasional menunjukkan payroll ADP mengalami kenaikan terbesar sejak Juni 2020. Kedua, klaim pengangguran di Amerika Serikat juga mengalami penurunan pada minggu yang berakhir pada 29 Mei 2021. Angka ini merupakan level terendah sejak Maret 2020. Penurunan klaim didorong oleh jumlah kasus virus COVID-19 harian yang terus menurun karena vaksinasi sehingga memungkinkan untuk melanjutkan upaya pembukaan ekonomi dan mendorong bisnis untuk mempekerjakan lebih banyak pekerja. Sementara itu, The Fed menyatakan akan mulai menjual portofolio ETF yang diinvestasikan dalam obligasi korporasi secara bertahap sebagai langkah pertama melepas kepemilikan obligasi korporasi yang diperoleh selama pandemi.

Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu (4/6) ditutup di level 1,55 persen atau turun 4 bps bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 1,59 persen. Imbal hasil obligasi turun setelah rilis laporan kenaikan lapangan kerja di Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan pasar. Laporan non-farm payrolls pada Mei 2021 menunjukan bahwa ekonomi AS menambahkan 559.000 pekerjaan atau lebih rendah dari survei yang dilakukan Dow Jones sebesar 671.000. Hal ini dikarenakan adanya kendala pasokan, kenaikan inflasi, pekerja perempuan yang tetap di rumah serta subsidi pemerintah yang membuat pekerja enggan mencari pekerjaan. Laporan tersebut sangat dinanti oleh para investor karena akan menjadi pertimbangan penting dalam pertemuan The Fed akhir bulan ini. Selain itu, pesanan pabrik (factory orders) di AS dilaporkan turun 0,6 persen (mtm) pada April 2021 dan tercatat sebagai penurunan pertama dalam 12 bulan terakhir. Penurunan terbesar terlihat pada sektor transportasi dan alat angkut yang terkontraksi hingga 6,6 persen. Hal ini turut menekan imbal hasil obligasi.

Pasar Komoditas. Harga minyak acuan global bergerak menguat sepanjang pekan lalu (4/6) didorong data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang mendorong prospek penguatan permintaan bahan bakar. Harga minyak Brent sepanjang pekan lalu naik 3,25 persen ke level US$71,89 per barel, sementara harga minyak WTI meningkat 4,91 persen ke level US$69,62 pada periode yang sama. Departemen Tenaga Kerja USA melaporkan kenaikan data payrolls. Kenaikan yang signifikan terjadi di sektor leisure and hotels, private and public education, dan health care and social assistance. Selain itu, tingkat pengangguran AS turun menjadi 5,8 persen, dari sebelumnya 6,1 persen. Selain itu, tingkat infeksi harian COVID-19 di kota-kota besar India telah turun menjadi sekitar 120 ribu dari lebih dari 400 ribu pada bulan Mei lalu. Dari sisi pasokan, negara-negara OPEC+ akan tetap berkomitmen membatasi pasokan minyak sesuai tingkat yang disepakati saat ini. Adanya perlambatan negosiasi antara Amerika Serikat dan Iran mengenai program nuklir juga turut mendorong turunnya ekspektasi kenaikan pasokan minyak global.

Harga komoditas batu bara ICE Newcastle pada akhir pekan lalu (4/6) menguat 12,97 persen ke level US$119,75 per ton, atau yang tertinggi dalam satu dekade terakhir. Harga batu bara acuan ICE Newcastle menguat seiring pengetatan suplai batu bara Tiongkok akibat musim hujan Meiyu (plum rain season) yang memicu banjir di Tiongkok sehingga berisiko mengganggu produksi hingga distribusi batu bara. Pada saat yang bersamaan dengan mengetatnya suplai, tingkat permintaan batu mengalami lonjakan permintaan pada saat terjadinya musim panas yang meningkatkan kebutuhan pendingin ruangan (AC).

Gambar 6. Harga hard commodities bervariasi secara mingguan

Gambar 7. Harga soft commodities tercatat bervariasi secara mingguan

(4)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

4

Dari sisi domestik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya pembatalan pembangunan 12 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara, yang terdiri dari empat PLTU di Sumatera, tiga PLTU di Kalimantan, tiga PLTU di Sulawesi, dan dua PLTU di Maluku dan Papua. Pembatalan 12 PLTU batu bara tersebut akan diganti dengan proyek transmisi listrik dengan melakukan ekstensi tarik kabel. Kementerian ESDM juga mengungkapkan adanya 43 unit pembangkit lainnya yang masuk dalam proyek 35 ribu megawatt yang belum masuk ke tahap konstruksi akibat kesulitan pendanaan karena beralihnya fokus lembaga keuangan asing sehingga menghentikan pendanaan proyek energi fosil. Harga CPO Malaysia Derivative Exchange sepanjang pekan lalu (4/6) turun 1,56 persen ke level US$1.024,71 per ton. Pergerakan harga CPO tertekan oleh masih diterapkannya lockdown total di Malaysia hingga 14 Juni 2021. Selain itu, permasalahan kekurangan tenaga kerja industri minyak sawit akibat pembatasan mobilitas belum sepenuhnya terselesaikan sejak tahun lalu. Di sisi lain, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah menyetujui permintaan dari Malaysia untuk membentuk dewan panel memeriksa undang-undang Uni Eropa yang membatasi penggunaan biofuel berbasis minyak sawit, yang dianggap diskriminatif.

II. Pasar Domestik

IHSG tercatat menguat 3,70 persen secara mingguan ke level 6.065,17 dan diperdagangkan di kisaran 5.860,54–6.103,86 pada pekan lalu. Secara mtd, IHSG menguat 1,98 persen, dan secara ytd, menguat 1,44 persen. Investor non residen mencatatkan net buy pada perdagangan pekan lalu, dengan total mencapai Rp2,68 triliun. Secara mtd dan ytd, investor non residen tercatat melakukan beli bersih sebesar masing-masing Rp1,93 triliun dan Rp13,78 triliun. Nilai rata-rata transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau turun dari level Rp14,16 triliun ke level Rp13,01 triliun pada pekan lalu.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat pekan lalu (4/6) bergerak turun dari 1 hingga 9 bps apabila dibandingkan pekan sebelumnya, kecuali yield tenor 15 tahun yang naik 1 bps. Secara rinci, yield SUN tenor 5, 10, dan 20 tahun masing-masing tercatat turun sebesar 7 bps, 1 bps, dan 9 bps apabila dibandingkan Jumat (28/5). Berdasarkan data setelmen BI tanggal 3 Juni 2021, kepemilikan investor non residen naik sebesar Rp5,80 triliun dibandingkan posisi Jumat (28/5), dari posisi Rp956,94 triliun (22,74 persen) ke posisi Rp962,74 triliun (22,88 persen). Secara mtd, kepemilikan non residen tercatat naik Rp5,29 triliun, namun secara ytd turun sebesar Rp11,16 triliun.

Nilai tukar Rupiah pada akhir pekan lalu (4/6) berada di level Rp14.295 per US$, melemah 0,07 persen dibandingkan dengan Jumat (28/5). Secara ytd, Rupiah tercatat melemah sebesar 1,74 persen terhadap US$. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah menurun selama sepekan lalu, sebagaimana tercermin dari perkembangan spread harian antara nilai spot dan non-deliverable forward 1 bulan yang bergerak turun dalam rentang minus Rp5 sampai Rp82 per US$ atau rata-rata lebih rendah dibanding spread minus Rp12 sampai Rp65 per US$ pada pekan sebelumnya. Pekan lalu, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.253 – 14.322 per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.265 per US$.

Rata-rata volume transaksi harian pasar valas pekan lalu (s.d 2 Juni) turun ke level US$5,31 miliar dari US$6,98 miliar pada pekan sebelumnya yang berakhir pada Jumat (28/5). Sementara untuk transaksi US Dollar, rata-rata volume transaksi harian pada pekan lalu juga mengalami penurunan menjadi US$1,03 miliar, dari US$1,36 miliar pada pekan sebelumnya. Secara year to date, rata-rata volume transaksi harian di pasar valas pada tahun 2021 yaitu sebesar US$5,77 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 yang sebesar US$4,91 miliar. Begitupun dengan rata-rata volume transaksi harian US Dollar yang juga meningkat dari US$0,84 miliar di tahun 2020 menjadi US$1,39 miliar di tahun 2021.

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah menurun dibanding pekan sebelumnya

Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah terdepresiasi, IHSG menguat, dan yield SBN seri

benchmark tenor 10th turun 1 bps

Gambar 10. Rata-rata volume transaksi harian pasar valas menurun

Sumber: CEIC 10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 10.000 Jan -20 Fe b -2 0 M ar-20 Ap r-2 0 M ay -20 Ju n -2 0 Ju l-20 Au g-20 Se p -2 0 Oc t-2 0 N o v-20 D ec -20 Jan -21 Fe b -2 1 M ar-21 Ap r-2 1 M ay -21 Ju n -2 1

Total Transaksi Valas (Juta USD) IDR-USD Spot (RHS)

(5)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

5

III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS, PMI ISM manufaktur AS di bulan Mei 2021 meningkat ke level 61,2, dari bulan sebelumnya yang berada pada posisi 60,7. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan market consensus yang berada pada level 60,9. Jumlah pesanan baru meningkat tajam, yang mendorong jumlah pengangguran berada pada posisi terendah sejak bulan November 2020. Meningkatnya indeks manufaktur AS ini juga dipengaruhi oleh kenaikan permintaan seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Kenaikan juga terjadi pada PMI ISM non manufaktur yang berada pada posisi 64, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 62,7. Dari kawasan Eropa, PMI manufaktur pada bulan Mei 2021 bergerak bervariasi. Jerman mencatatkan penurunan angka PMI manufaktur, dari 66,2 di bulan April ke 64,4 di bulan Mei. Sementara itu, PMI manufaktur Inggris mengalami kenaikan dari 60,9 di bulan April menjadi 65,6 di bulan Mei. Hal yang sama juga terjadi pada PMI manufaktur kawasan Eropa yang meningkat dari 62,9 di bulan April menjadi 63,1 di bulan Mei. Kenaikan PMI manufaktur di kawasan Eropa didorong oleh meningkatnya permintaan, namun dengan pertumbuhan yang relatif rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan di bulan sebelumnya.

Dari kawasan Asia Pasifik, Ekonomi India pada triwulan I-2021 tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 1,6 persen yoy. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,5 persen, dan bahkan berada di atas market consensus yang sebesar 1 persen. Namun demikian, India mengalami defisit perdagangan, di mana pertumbuhan ekspor (+8,8 persen) lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan impor (+12,3 persen).

IV. Perekonomian Domestik

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia turun 19,33 persen (yoy) menjadi 127.512 pada April 2021, di tengah dampak pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisman April 2021 mengalami penurunan sebesar 2,61 persen. Jumlah kedatangan melalui udara di Bali, pusat industri pariwisata Indonesia, turun sebesar 96,7 persen (yoy). Sementara jumlah kunjungan wisatawan yang melalui Batam turun 9,57 persen (yoy). Sebaliknya, jumlah kedatangan di Jakarta meningkat 3.597 persen (yoy). Penurunan jumlah wisman sebagian besar dari Malaysia, Filipina, dan Vietnam, sementara wisman yang mengalami kenaikan berasal dari Singapura dan Thailand.

Berita positif datang dari Survei Pemantauan Harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada minggu I Juni 2021, dimana perkembangan harga pada minggu I Juni 2021 dilaporkan masih pada level rendah, dan relatif terkendali. Perkiraan inflasi Juni 2021 secara tahun kalender sebesar 0,81 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,40 persen (yoy). Penyumbang utama deflasi hingga minggu pertama Juni 2021 yaitu komoditas daging ayam ras dan cabai merah, tarif angkutan antar kota, cabai rawit, bawang merah, tomat, kelapa dan tarif angkutan udara.

Sementara itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mencatat realisasi kredit usaha rakyat (KUR) selama Januari hingga 2 Juni 2021 sebesar Rp103,19 triliun, atau 40,79 persen dari target 2021 sebesar Rp253 triliun untuk 2,81 juta debitur. Total outstanding KUR sejak Agustus 2015 mencapai Rp259,05 triliun dengan tingkat Non-Performing Loan (NPL) sebesar 0,71 persen. Selain itu, Kemenko Prekonomian menyebutkan terjadinya peningkatan alumni Program Kartu Prakerja yang masuk ke dalam kelompok wirausaha sebesar 13 persen. Penyaluran KUR khusus alumni Kartu Prakerja oleh BRI dan BNI hingga kuartal pertama 2021 telah mencapai 2.242 debitur dengan total realisasi sebesar Rp65,9 miliar.

Gambar 11. Mata uang di Asia menguat dalam sepekan

Gambar 12. PMI Manufaktur ISM AS meningkat ke level 61,2 pada bulan Mei 2021

Gambar 13. PMI Manufaktur di kawasan Eropa bergerak bervariasi pada bulan Mei 2021

Gambar 14. PDB India tumbuh 1,6 persen (yoy) pada kuartal I-2021

(6)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

6

Indonesia berada pada angka 4,7 persen yoy. Perkiraan tersebut juga berada dalam kisaran yang sama dengan perkiraan beberapa lembaga internasional lainnya. Adapun Pemerintah, dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF 2022), memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 berada di kisaran 4,5-5,3 persen yoy. Proyeksi ini menunjukkan adanya optimisme pemulihan yang cukup kuat.

Optimisme yang cukup kuat terhadap pemulihan ekonomi Indonesia mendorong kepercayaan investor di sektor keuangan meningkat signifikan. Hal tersebut tercermin dengan adanya capital inflow di pasar saham sebesar Rp13,78 triliun year to date (ytd), dimana dari jumlah tersebut, sebesar Rp5,46 triliun terjadi pada bulan Mei dan Juni 2021. Dari pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor non residen melakukan beli bersih terhadap SBN sebesar Rp5,29 triliun pada periode Juni 2021 month to date (mtd). Namun demikian, kepemilikan investor asing pada SBN belum kembali ke level sebelum terjadi sell-off besar-besaran pada periode awal pandemi 2020 silam. Saat ini, kepemilikan investor asing pada SBN berada di kisaran Rp962,74 triliun atau 22,68 persen dari SBN yang diperdagangkan.

Optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi Indonesia juga melingkupi pasar perdana SBN. Sejak akhir Maret 2021 terjadi peningkatan partisipasi market, yang tercermin pada peningkatan incoming bids dalam lelang SBN. Bahkan, pada lelang SBN terakhir yang dilaksanakan pada 25 Mei 2021, incoming bids menyentuh angka Rp78,2 triliun, atau merupakan yang tertinggi sejak pasar SBN mengalami tekanan kuat akibat kenaikan yield US Treasury dan kekhawatiran mengenai kebijakan moneter AS, terutama tapering off, yang terjadi sejak awal tahun 2021. Meningkatnya optimisme investor di pasar keuangan ini sangat penting mengingat kebutuhan pembiayaan anggaran di tahun 2021 cukup tinggi.

Sebagai penutup, pemulihan ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat. Namun demikian, kecepatan pemulihan harus terus ditingkatkan dengan tetap menjaga kehati-hatian dan kesinambungan dalam jangka panjang. Pemulihan ekonomi yang lebih cepat akan memperkuat stabilitas dalam menghadapi dinamika perekonomian global yang masih tinggi, terutama menghadapi potensi risiko tapering off yang akan dilakukan oleh AS. Untuk itu, penanganan pandemi dan program pemulihan ekonomi harus terus diupayakan semaksimal mungkin agar pemulihan ekonomi yang diharapkan dapat segera terwujud seutuhnya.

Berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang ditempuh oleh Pemerintah Pusat harus didukung oleh Pemerintah Daerah, baik dalam penguatan penanganan Covid-19 maupun pemulihan ekonomi. Beberapa daerah yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 pasca libur lebaran harus bergegas menempuh kebijakan penanganan yang komprehensif serta berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah tetangga maupun Pemerintah Pusat. Akselerasi kinerja APBD juga mutlak perlu dilakukan untuk mendorong pergerakan ekonomi di daerah. Kas daerah di perbankan yang mencapai Rp194,5 triliun pada akhir April harus segera digelontorkan untuk implementasi berbagai program Pemerintah Daerah. Dengan sinergi dan gotong royong yang makin kuat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kita bisa optimis penanganan Covid-19 pemulihan ekonomi dapat dilakukan secara cepat dan tuntas. (RF) Pemulihan ekonomi global maupun domestik terus menunjukkan

sinyal positif. Tiongkok dan Amerika Serikat, dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, melaporkan pertumbuhan ekonomi positif pada triwulan I-2021, masing-masing sebesar 18,3 persen dan 0,4 persen year-on-year (yoy). Hal yang sama juga terjadi di sejumlah negara utama lainnya, seperti Prancis, Singapura, dan Korea Selatan, di mana pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut mulai beranjak ke zona positif. Dari dalam negeri, perekonomian Indonesia pada triwulan I-2021 juga telah berada pada jalur pemulihan, meskipun masih terkontraksi sebesar 0,74 persen yoy.

Pemulihan ekonomi yang mulai tampak cukup kuat pada triwulan I-2021 terus berlanjut pada triwulan II-I-2021. Hal tersebut tercermin dari sejumlah leading indicator utama perekonomian yang terus bergerak ke arah positif. Pertama, indeks kepercayaan konsumen pada bulan April kembali berada di zona optimis pada level 101,5, atau merupakan level tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Kedua, nilai ekspor Indonesia pada bulan April 2021 melonjak 51,94 persen secara yoy, atau pertumbuhan tertinggi sejak tahun 2010. Di samping terjadi kenaikan ekspor, nilai impor di bulan April juga meningkat sebesar 29,9 persen yoy, didukung oleh kenaikan impor bahan baku dan barang modal, yang mencerminkan adanya peningkatan aktivitas produksi di dalam negeri.

Ketiga, indeks penjualan ritel, meskipun masih tumbuh negatif secara yoy, berhasil memangkas kontraksi dari -18,1 persen ke -14,6 persen, ditopang oleh perbaikan konsumsi makanan dan minuman. Keempat, sektor otomotif mencatatkan pertumbuhan yang sangat kuat didorong oleh kenaikan penjualan mobil sebesar 902,9 persen secara yoy pada bulan April 2021. Kenaikan yang luar biasa ini merupakan dampak positif dari kebijakan insentif perpajakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dalam rangka mendukung industri otomotif, yaitu pembebasan PPnBM mobil.

Terakhir, PMI manufaktur Indonesia pada bulan Mei 2021 kembali menyentuh rekor baru di angka 55,3. Dalam tiga bulan berturut-turut, PMI manufaktur Indonesia terus mencatatkan rekor tertinggi baru seiring dengan terus menguatnya pemulihan aktivitas di sektor manufaktur. Jumlah pesanan baru dan output di sektor manufaktur menyentuh level tertinggi sejak survei penghitungan PMI manufaktur ini dilakukan pada 10 tahun silam. Tingginya jumlah pesanan dan output mendorong jumlah pekerjaan meningkat seiring dengan kembali meningkatnya jumlah pekerja setelah mengalami penurunan selama 14 bulan terakhir.

Secara umum, aktivitas bisnis di triwulan II-2021 juga meningkat, tercermin dari meningkatnya konsumsi listrik pada kelompok bisnis yang tumbuh sebesar 15,9 persen yoy pada bulan April 2021. Kenaikan konsumsi listrik juga terjadi pada sektor industri, di mana konsumsi listrik untuk kelompok industri tumbuh sebesar 20,3 persen yoy sebagai respons perusahaan terhadap kenaikan jumlah pesanan barang baru di sektor manufaktur, terutama barang elektronik dan mesin. Secara total, konsumsi listrik pada bulan April 2021 tumbuh sebesar 6,3 persen yoy, yang menunjukkan adanya pemulihan ekonomi yang cukup kuat dan berkelanjutan.

Pergerakan positif sejumlah leading indicator ekonomi tersebut memberikan optimisme yang kuat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II-2021 akan berada pada zona positif. OECD, dalam laporan terbarunya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor

Keuangan

Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur,

Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho

Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir

Sumber Data: Bloomberg, Reuters,

CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN

Tajuk Minggu Ini:

Pemulihan Ekonomi Terus Berlanjut

menutup

Spring Meeting

yang

diselenggarakan

sepanjang minggu lalu. Para

pembuat

kebijakan

menyampaikan

pesan

mengenai

kekhawatiran

yang bercampur dengan

optimisme

prospek

ekonomi ke depan. Para

Menteri Keuangan dunia

mengakhiri pembicaraan di

Washington

DC

yang

memadukan kekhawatiran

terhadap keadaan ekonomi

dunia

yang

bergerak

melambat saat ini dengan

keyakinan

akan

segera

pulih. Pergeseran tren yang

menjauh dari pengetatan

kebijakan moneter oleh

bank

sentral,

kebijakan

stimulus baru-baru ini di

Tiongkok dan meredanya

ketegangan

perdagangan

menjadi harapan bahwa

perlambatan ekonomi akan

berlangsung tidak terlalu

lama meskipun tidak ada

yang

memperkirakan

momentum booming baru.

Rally pasar saham yang kini

terjadi cukup mengundang

optimisme tentang prospek

pertumbuhan

untuk

berbalik

"menguat."

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: Subkhan, Risyaf Fahreza, Pipin Prasetyono, Eddy Sitepu, Masyitha Mutiara, M. Fajar Nugraha, Indah Kurnia JE, Zerah A. Pasimbong

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Gambar

Gambar 1. Pasar Saham Global Highlight  Minggu Ini
Gambar 3. US Fed  Balance Sheet  dan   Government Bond Yields
Gambar 6. Harga  hard commodities    bervariasi secara mingguan
Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah  terdepresiasi, IHSG menguat, dan  yield  SBN seri
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kadar merkuri pada ikan tongkol setelah perendaman larutan jeruk nipis dengan berbagai variasi konsentrasi dan lama perendaman

C iri- c iri pendekatan sosiologi dalam studi agama termasuk hukum dan hukum Islam adalah ; bersumber pada dalil-dalil al- Q uran dan hadis sebagai sumber normati f , adanya hukum

Bab I, bab ini memuat pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,

Berdasarkan hasil uji Tukey, nilai kapasitas fagositosis dan indeks fagositosis yang digunakan untuk menentukan efisiensi aktivitas fagositosis oleh senyawa

Peranan in(or#asi #utlak adanya, *e*erapa karakteristik (unda#ental in(or#asi adala+ akurasi %ketepatan', relevansi %ke*enaran', dan avala*ilitas %ketersediaan')  :a#un,

“ Produser menyiapkan rundown dan materi pada tahap pra produksi” Klo di tahap pra produksinya sendiri, asianbeat itu biasanya pertama pastinya menyiapkan rundown lalu juga

(LBQ) dan melakukan pengujian asumsi residual berdistribusi normal. Jika residual sudah memenuhi asumsi white noise dan berdistribusi normal, maka model sudah layak

Dalam struktur geologi, deformasi yang terjadi akibat gaya tektonik dikelompokkan sebagai struktur sekunder dan dibedakan dari struktur yang terbentuk pada saat atau