• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV

TAHUN 2016/2017

MATA KULIAH HUKUM ADAT DALAM PERKEMBANGAN

Disusun oleh

MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN

NPM. 151000126

KELAS D

UNIVERSITY Muh_Nur_Jamal

D070AF70

16jamal

muh.jamal08

081223956738 muh.nurjamaluddin

(2)

Silakan follow ya

   [email protected] muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id [email protected] SAAT INI

Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 28, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,

Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia ASAL

Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,

Provinsi Jawa Barat, Indonesia

(3)

Renungan

Ya Tuhan, saya lupa

Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat:

Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa

Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku

Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini

Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat:

Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik

Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya

Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat:

Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia

Dan juga kebahagiaan di akhirat

Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat:

Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat

(4)

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM

Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261 UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017

MATA KULIAH : HUKUM ADAT DALAM PERKEMBANGAN HARI, TANGGAL : KAMIS, 6 APRIL 2017

KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / IV

WAKTU : 60 MENIT

DOSEN : TIM DOSEN

SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK

SOAL

1. Jelaskan dengan singkat apakah perbedaan antara hukum adat dengan hukum kebiasaan! Bidang apa saja yang termasuk hukum adat dan hukum kebiasaan!

Jawaban:

Menurut Van Vollenhoven, hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku yang positif, yang dimana di satu pihak mempunyai sanksi (oleh karenanya itu disebut hukum) dan di pihak yang lain dalam keadaan tidak dikodifikasikan (oleh karenanya itu disebut adat), sedangkan menurut Soerjono bawha hukum kebiasaan adalah kebiasaan yang dapat menerima akibat hukum. Adapun bidang yang termasuk hukum adat adalah hukum perkawinan, hukum waris, hukum tanah, hukum hutang piutang, dan hukum perjanjian sedangkan bidang yang termasuk hukum kebiasaan adalah sopan terhadap sesama, bertutur kata yang sopan, menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.

2. Sebutkan 3 (tiga) teori tentang hubungan hukum adat dengan hukum Islam! Serta sebutkan ahli hukum pengikut dari masing-masing teori/ajaran tersebut!

a. Receptio in Complexu merupakan teori yang dikemukakan oleh Lodewijk Willem Christian Van Den Berg (1845–1927). Teori ini bermakna bahwa hukum yang diyakini dan dilaksanakan oleh seseorang seharmoni dengan agama yang diimaninya. Oleh sebab itu, jika seseorang beragama Islam maka secara langsung hukum Islamlah yang berlaku baginya, demikian seterusnya. Dengan kata lain, teori ini dapat dipadankan dengan sebutan “teori penerimaan secara kompleks atau sempurna”.

(5)

b. Receptie Theorie atau teori resepsi merupakan teori yang diperkenalkan oleh Christian Snouck Hurgronje (1857–1936). Teori ini selanjutnya ditumbuhkembangkan oleh pakar hukum adat Cornelis Van Vollenhoven (1874–1933) dan Betrand Ter Haar (1892–1941). Teori resepsi berawal dari kesimpulan yang menyatakan bahwa hukum Islam baru diakui dan dilaksanakan sebagai hukum ketika hukum adat telah menerimanya. Terpahami di sini bahwa hukum Islam berada di bawah hukum adat. Oleh karena itu, jika didapati hukum Islam dipraktikkan di dalam kehidupan masyarakat pada hakikatnya ia bukanlah hukum Islam melainkan hukum adat. Teori ini dapat pula dipadankan dengan sebutan “teori penerimaan”. c. Receptio a Contrario, sebagaimana diutarakan di depan bahwa teori ini merupakan teori

pematah populer yang dikemukakan oleh Hazairin (1906–1975) dan Sajuti Thalib (1929– 1990). Dikatakan sebagai teori pematah karena teori ini menyatakan pendapat yang sama sekali berlawanan arah dengan receptie theorie Christian Snouck Hurgronje di atas. Pada teori ini justru hukum adat-lah yang berada di bawah hukum Islam dan harus sejiwa dengan hukum Islam. Dengan sebutan lain, hukum adat baru dapat berlaku jika telah dilegalisasi oleh hukum Islam.

Dari ketiga teori ini terlihat bahwa usaha untuk meredam gerak maju hukum Islam didasarkan kepada teori kedua, yakni receptie theorie. Hukum Islam dianggap sebagai hukum jika telah dilegalisasi oleh hukum adat. Oleh karenanya, jika hukum yang diterapkan adalah hukum Islam namun menurut ketentuan hukum tertulis Pasal 131 IS, ia bukanlah hukum Islam melainkan hukum adat. Makna tersembunyi di balik pemberlakuan teori ini adalah dihadapkannya bangsa penjajah ketika itu dengan tiga konsep hukum yang masing-masingnya memiliki karakter tersendiri.. Ketiga konsep dimaksud adalah hukum Islam, hukum Barat, dan hukum adat. Berhadapan dengan ketiga konsep ini sudah dapat dipastikan bahwa bangsa penjajah akan menetapkan hukum yang lebih menguntungkan bagi mereka. Dan hukum yang lebih menguntungkan itu dijatuhkan kepada hukum adat. Jika hukum yang diberlakukan semata-mata adalah hukum bangsa penjajah sudah tentu tingkat kebencian dan permusuhan terhadap mereka semakin besar. Oleh karena itu, untuk menghindari sisi negatif ini mereka mengapungkan hukum adat yang memang menunjang terhadap misi mereka. Dengan demikian, benar kiranya kalau hukum adat dimaksudkan oleh bangsa penjajah untuk melumpuhkan gerak langkah pelembagaan hukum Islam yang bermuara kepada tercapainya misi penjajahan mereka.

(6)

3. Jelaskan definisi hukum adat menurut: a. Snouck Hurgronje

Jawaban:

Menurut Snouck Hurgronje bahwa hukum adat (adatsrecth) ialah segala kebiasaan atau adat istiadat yang mempunyai akibat hukum.

b. Van Vollen Hoven

Jawaban:

Menurut Van Vollen Hoven bahwa hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku masyarakat yang berlaku dan mempunyai sanksi dan belum dikodifikasikan.

c. Ter Haar

Jawaban:

Menurut Ter Haar bahwa hukum adat adalah keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-keputusan dari kepala-kepala adat dan berlaku secara spontan dalam masyarakat. Terhaar terkenal dengan teori “Keputusan” artinya bahwa untuk melihat sesuatu adat-istiadat itu sudah merupakan hukum adat, maka perlu melihat dari sikap penguasa masyarakat hukum terhadap si pelanggar peraturan adat-istiadat. Apabila penguasa menjatuhkan putusan hukuman terhadap si pelanggar maka adat-istiadat itu sudah merupakan hukum adat.

4. Di dalam perkembangannya hukum adat terdapat 3 (tiga) golongan, jelaksan ketiga golongan tersebut disertai alasannya!

Jawaban:

a. Dimensi adat tapsila (akhlakul qarimah), yaitu dimensi yang mengatur norma-norma dan etika hubungannya dengan lingkungan sosial budaya, pergaulan alam dan keamanan lahir batin. Semua suku bangsa dan etnis di Indonesia memiliki dan terikat secara kultural maupun sosial ekonomi atas aturan dan tatanan nilai tradisional yang mengacu kepada adat dan hukum adat dengan penselarasan hukum-hukum agama atau kepercayaan.

b. Dimensi adat krama, yaitu dimensi yang mengatur hukum dalam hubungan perluasan keluarga (perkawinan) yang sarat dengan aturan-aturan hukum adat yang berlaku di masyarakat. Melihat dalam perspektif keberadaan kelembagaan adat dan hukum adat dalam kesehariannya merupakan bentuk keaslian dari masyarakat setempat yang memiliki asas gotong royong (partisipasi) karena didasarkan atas kebutuhan bersama.

(7)

Nilai-nilai gotong royong dan semangat kebersamaan ini sesungguhnya merupakan padanan dari cita-cita masyarakat desa yaitu demokrasi, partisipasi, transparansi, beradat dan saling menghormati perbedaan (keberagaman).

c. Dimensi adat pati / gama, yaitu dimensi yang mengatur tata cara dan pelaksanaan upacara ritual kematian dan keagamaan sehingga dimensi adat Pati kerap disebut sebagai dimensi adat Gama (disesuaikan dengan ajaran agama masing-masing). Tanpa disadari bahwa nilai luhur dari semua aspek kehidupan telah diatur dengan norma-norma hukum adat yang teradat. Masyarakat adat memiliki tatanan dan lembaga adat dengan berbagai perangkat hukum yang dimiliki dan memiliki eksistensi yang kuat hingga saat ini. Lembaga adat terbukti sebagai lembaga yang menyelesaikan konflik-konflik yang tidak mampu ditangani oleh struktur lembaga formal.

5. Jelaskan oleh Saudara mengenai sumber perkembangan Hukum Adat!

Jawaban:

a. Menurut penelitian, hukum akan selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang senantiasa terus berubah. Mengenai perkembangan baru dalam Hukum Adat, diketengahkan teori Prof. Koesnoe, yang menyatakan bahwa perkembangan hukum adat itu mencakup pengertian dari hukum adat, kedudukan hukum adat, isi dan lingkungan kuasa atas orang dan ruang.

b. Menurut undang-undang, setelah amandemen Undang-undang Dasar 1945, hukum adat diakui sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 18D ayat 2 menyatakan Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat

beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

c. Menurut yurisprudensi, yurisprudensi hukum selain merupakan keputusan pengadilan yang telah menjadi tetap dalam bidang hukum adat, juga merupakan sarana pembinaan hukum adat, sesuai cita-cita hukum, sekaligus dari yurisprudensi dari masa ke masa dapat dilacak perkembangan-perkembangan hukum adat, baik yang masih bersifat lokal maupun yang telah berlaku secara nasional. Perkembangan-perkembangan hukum adat melalui yurisprudensi akan memberikan pengetahuan tentang pergeseran dan tumbuhnya hukum adat, melemahnya hukum adat lokal dan menguatnya hukum adat yang kemudian menjadi bersifat dan mengikat secara nasional.

(8)

6. Apakah hukum adat menghambat penegakan hukum nasional, jelaskan?

Jawaban:

Tidak. Sebagaimana hal tersebut dapat diejawantahkan bahwa hukum adat dewasa ini di negara kita oleh sebagian sarjana dipandang sebagai salah satu kebanggaan nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, karena daripadanya kita dapat melihat ”bentuk” dan “wajah” daripada kepribadian bangsa Indonesia. Sehingga malah oleh Prof. M. Nasroen dengan tegas menyatakan bahwa kesanggupan hukum adat ini adalah tinggi mutunya dalam mengatur budi pekerti dan pergaulan hidup manusia. Hukum adat ini adalah asli kepunyaan dan ciptaan bangsa Indonesia sendiri. Kemudian hal tersebut akan diperkuat lagi bahwa:

a. Hukum adat merupakan salah satu sumber yang penting untuk memperoleh bahan-bahan bagi Pembangunan Hukum Nasional, yang menuju kepada unifikasi pembuatan peraturan perundangan dengan tidak mengabaikan timbul/tumbuhnya dan berkembangnya hukum kebiasaan dan pengadilan dalam pembinaan hukum.

b. Pengambilan bahan-bahan dari hukum adata dalam penyusunan Hukum Nasional pada dasarnya berarti:

1) Penggunaan konsepsi-konsepsi dan asas-asas hukum dari hukum adat untuk dirumuskan dalam norma-norma hukum yang memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang dalam rangka membangun masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar.

2) Penggunaan lembaga-lembaga hukum adat yang dimodernisir dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman tanpa menghilangkan ciri dan sifat-sifat kepribadian Indonesianya. 3) Memasukkan konsep-konsep dan asas-asas hukum adat ke dalam lembaga-lembaga

hukum dari hukum asing yang dipergunakan untuk memperkaya dan memperkembangkan Hukum Nasional, agar tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

c. Di dalam pembinaan hukum harta kekayaan nasional, hukum adat merupakan salah satu unsur sedangkan di dalam pembinaan hukum kekeluargaan dan hukum kewarisan nasional merupakan intinya.

d. Dengan terbentuknya hukum nasional yang mengandung unsur-unsur hukum adat, maka kedudukan dan peranan hukum adat itu telah terserap di dalam hukum nasional.

(9)

7. Bandingkan oleh Saudara perbedaan sistem hukum adat dan sistem hukum barat dan seberapa penting menurut pendapat Saudara mengatahui perbedaan kedua sistem tersebut dalam kerangka sistem hukum nasional?

Jawaban:

a. Hukum barat mengenal zakelijke rechten yaitu hak atas suatu barang yang berlaku terhadap setiap orang dan persoonlijke rechten yaitu hak yang bersifat perorangan terhadap suatu objek, sedangkan hukum adat tidak mengenal pembagian ke dalam dua jenis hak tersebut.

b. Hukum barat membedakan antara publiek recht dan privaatrecht, sedangkan perbedaan demikian tidak dikenal dalam hukum adat. Jika diadakan perbedaan seperti itu, maka batas-batas kedua lapangan hukum itupun berbeda pada kedua sistem hukum itu.

c. Pelanggaran hukum dalam sistem hukum barat dibedakan atas yang bersifat pidana dan pelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata sehingga masing-masing harus ditangani oleh hakim yang berbeda pula, perbedaan demikian tidak dikenal dalam hukum adat. Setiap pelanggaran hukum adat memerlukan pembentulan hukum dengan adat reaksi yang ditetapkan oleh hakim (kepala adat).

8. Hukum merupakan suatu sistem yaitu peraturan-peraturannya merupakan suatu kebulatan berdasarkan atas kesatuan alam pikiran. Jelaskan oleh Saudara bagaimana kedudukan sistem Hukum Adat dalam pembangunan hukum nasional sekarang!

Jawaban:

Sejak Indonesia berdiri sebagai negara berdaulat, hukum adat menempati perannya sendiri dan dalam perkembangannya, hukum adat justru mendapat tempat khusus dalam pembangunan hukum nasional. Dalam beberapa tahun belakangan di dalam pembentukan hukum negara pun, kebiasaan-kebiasaan (sering disebut kearifan lokal) yang hidup dalam masyarakat menjadi salah satu pertimbangan penting dalam pembentukan hukum negara, baik pada pembentukan undang-undang maupun dalam pembentukan peraturan daerah. Konsep pluralisme hukum tidak lagi berkembang dalam ranah dikotomi antara sistem hukum negara (state law) di satu sisi dengan sistem hukum rakyat (folk law) dan hukum agama (religious law) di sisi yang lain. Pada tahap perkembangan ini, konsep pluralisme hukum lebih menekankan pada interaksi dan

co-existance berbagai sistem hukum yang memengaruhi bekerjanya norma, proses, dan institusi

hukum dalam masyarakat. Dalam konteknya dengan Indonesia, hukum adat sesungguhnya adalah sistem hukum rakyat (folk law) khas Indonesia sebagai pengejawantahan dari the living law yang tumbuh dan berkembang berdampingan (co-existance) dengan sistem hukum lainnya yang hidup dalam negara Indonesia.

(10)

Walaupun disadari hukum negara cenderung mendominasi dan pada keadaan tertentu terjadi juga, hukum negara menggusur, mengabaikan, atau memarjinalisasi eksistensi hak-hak masyarakat lokal dan sistem hukum rakyat (adat) pada tatanan implementasi dan penegakan hukum negara. Memahami beberapa hal di atas dan dengan ada kebijakan dalam pembentukan hukum (peraturan perundang-undangan) di Indonesia, maka sudah semestinya memperhatikan kearifan lokal yakni dalam hal ini sistem hukum adat, dan sekaligus sebagai upaya pembangunan hukum nasional yang harmonis, dimana sistem hukum adat akan berkembang dengan baik dan berdampingan dengan sistem hukum lainnya.

9. Perkembangan struktur masyarakat hukum adat terdapat kecenderungan masyarakat unilateral berubah menjadi struktur masyarakat bilateral. Sebutkan dan jelaskan oleh Saudara faktor apa saja yang memengaruhi perubahan tersebut!

Jawaban:

a. Pendidikan, artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dapat menimbulkan semakin tinggi pula pengetahuan seseorang sehingga dapat memengaruhi perubahan struktur masyarakat unilateral menjadi stuktur masyarakat bilateral.

b. Perantauan, dalam hal ini seseorang yang merantau dari kota yang berasal struktur masyarakat unilateral ke kota yang stuktur masyarakat bilateral, tidak menutup kemungkinan dapat memengaruhi perubahan struktur masyarakat unilateral menjadi stuktur masyarakat bilateral. Hal tersebut terjadi ditandai sampai adanya pernikahan antara kedua stuktur masyarakat tersebut.

c. Perekonomian, dengan adanya proses produksi barang dan atau jasa industrialisasi, teknologi hingga menuju zaman modernisasi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat unilateral tentu perlu bantuan dari masyarakat bilateral hingga adanya pertukaran barang dan atau jasa.

d. Revolusi, artinya ada suatu perubahan yang cepat dari berbagai sektor kehidupan yang berpangaruh untuk mengubah struktur masyarakat unilateral menjadi stuktur masyarakat bilateral.

e. Ideologi, dengan adanya perantauan kemudian pernikahan mengakibatkan penyesuaian ideologi kedua struktur masyarakat tersebut hingga mengalami perubahan.

f. Agama, berarti bahwa agama dari masyarakat unilateral telah masuk ke masyarakat bilateral hingga mengalami perubahan ke dalam struktur masyarakat tersebut.

(11)

10. Jelaskan oleh Saudara apakah peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia telah mengakomodir Hukum Adat!

Jawaban:

Iya. Dengan penjelasan bahwa hukum asli Indonesia sejatinya adalah hukum adat. Hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan sudah berlaku selama ratusan tahun. Hukum inidiajarkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Hukum positif yang saat ini berlaku di Indonesia terkadang saling bertentangan dengan hukum adat yang berlaku. Namun, ada beberapa peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia telah mengakomodir Hukum Adat, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman b. Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia c. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi d. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

e. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

f. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

g. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil h. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan

i. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang j. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat dari kemampuan petugas menjalankan tugas sesuai dengan standard operasional prosedur (SOP) yang belum maksimal, karena masih adanya kesalahan

serta memori banding dari Pembanding semula Penggugat dan kontra memori banding dari Terbanding semula Tergugat, Majelis Hakim tingkat banding dapat menyetujui dan

Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Fasilitas Penerapan Budidaya Padi Fasilitas Penerapan Budidaya Minapadi Melaksanakan Penyaluran Fasilitas Sarana Produksi

menunjukan bahwa pada masa inflamsi pada post cateterisasi jantung setelah diberi tindakan aff sheath radialis didapatkan 47% responden dengan hasil tidak mengalami

Ancak, kesin olarak bildiğimiz bir şey var ise, o da şudur; ebter tohumlardan elde edilen mahsulleri (ürünleri) tükettiğimiz takdirde, hastalıklara karşı önleyici ve

Pada Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa tingkat konsumsi minuman berkarbonasi yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen adalah merek Fanta dengan total sebesar

Pengaruh penambahan karaginan terhadap karakteristik pasta tepung garut dan kecambah kacang tunggak sebagai bahan baku bihun.. Jurnal Pangan

Menurut Rhoades dan Eisenberger (2002) dalam Lusdiyanti (2011) terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan atau menurunkan dukungan yang dirasakan dari organisasi maupun