• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Nofemi Puspaningrum 1) dan 2) Catur Setyorini Mahasiswa, Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh Nofemi Puspaningrum 1) dan 2) Catur Setyorini Mahasiswa, Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 135

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN BAYI

BARU LAHIR DI KALURAHAN SURUHKALANG KECAMATAN JATEN KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN 2013

Oleh

Nofemi Puspaningrum 1) dan 2)Catur Setyorini

Mahasiswa, Dosen Akademi Kebidanan Mamba’ul ’Ulum Surakarta

ABSTRAK

Perawatan bayi baru lahir sangat dibutuhkan oleh bayi, karena pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir. Karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantuan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya di luar uterus. Pendidikan sangat mempengaruhi seseorang dalam menerima suatu informasi. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap perawatan bayi maka akan semakin baik pula hasil yang diterima oleh bayi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013.

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berpendidikan formal di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar minggu I-II Juni 2013 sebanyak 30 ibu hamil. Penelitian ini tidak menggunakan sampel, tapi menggunakan subyek penelitian dengan jumlah responden sebanyak 30 responden. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan kuesioner, dan analisa data dengan Spearman Rank dengan taraf kesalahan 5%.

Tingkat pendidikan terbanyak adalah pendidikan dasar sebanyak 14 responden (46,7%) dan pengetahuan responden terbanyak adalah pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (70%). Hasil uji statistik menggunakan Spearman

Rank adalah rs (0,647) > rhitung (0,364) pada taraf kesalahan 5% dengan thitung (4,496) > ttabel (2,042), p (0,00 < 0,05) yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan dengan pengetahuan ibu hamil.

Simpulan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013.

Kata kunci : pendidikan formal, pengetahuan, ibu hamil, perawatan bayi baru lahir

(2)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 136

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan ekonomi. Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut SDKI tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 34 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal 20 per 1000 kelahiran hidup. Beberapa penyebab kematian bayi dikarenakan berat badan lahir rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan masalah pemberian minuman.1

Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Pada waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantuan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya di luar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa transisi dengan baik. Tujuan asuhan kebidanan yang lebih luas selama masa ini, adalah memberikan perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat ia dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orangtua bagaimana merawat bayi mereka, dan untuk memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang tua percaya diri dan mantap.2

Bayi normal yang dilahirkan di rumah sakit maupun di klinik bersalin biasanya hanya mendapat perawatan selama 2-3 hari. Perawatan selanjutnya di rumah sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Bulan pertama kehidupan neonatus adalah masa yang indah bagi orangtua baru, tetapi dapat menjadi saat yang sangat berbahaya untuk bayi mereka sendiri yang baru lahir. Periode ini adalah periode yang paling berbahaya karena bayi lebih rentan terhadap infeksi dalam empat minggu pertama daripada saat lainnya.3

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah seseorang menerima informasi.4

Pengetahuan ibu setelah melahirkan akan sangat memberikan pengaruh terhadap bayi karena perawatan yang diterima untuk pertama kali tersebut merupakan proses awal dari tumbuh kembangnya seorang bayi. Semakin baik tingkat pengetahuan ibu terhadap perawatan bayi maka akan semakin baik pula hasil yang diterima oleh bayi.5

Dari hasil studi pendahuluan pada bulan Desember tahun 2012 di Kelurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar bahwa masih banyak ibu menyusui bayi (0-6 bulan) yang belum memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya karena masih memberikan susu formula

(3)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 137

disamping pemberian ASI. Selain itu masih ada beberapa ibu yang merawat bayinya setelah lahir dengan tidak baik seperti kebiasaan memberi bedak setelah bayi dimandikan, memberi makanan pendamping ASI setelah bayi berumur 1 bulan, memberi tali pusat dengan antiseptik sehingga menyebabkan infeksi pada tali pusat. Dari data cakupan ibu hamil periode bulan Juli sampai bulan Desember 2012 di Kelurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar terdapat Ibu hamil yang hingga tanggal 28 Desember 2012 belum melahirkan adalah sebanyak 32 ibu hamil. Dan setelah penulis melakukan wawancara kepada 5 ibu hamil, ternyata ada 3 ibu hamil (2 ibu hamil dengan pendidikan tinggi dan 1 ibu hamil dengan pendidikan menengah) yang sudah mengetahui cara merawat bayi baru lahir seperti memandikan bayi, perawatan tali pusat, dan ASI eksklusif, sedangkan 2 ibu hamil lainnya (dengan pendidikan dasar) belum mengetahui cara perawatan bayi baru lahir sehari-hari karena baru hamil pertama kali sehingga belum ada pengalaman tentang perawatan bayi.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2013”.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu “Adakah hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2013?”

3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Tahun 2013.Sedangkan Tujuan khusus penelitian ini adalah a) Mengetahui tingkat pendidikan formal ibu hamil di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013. b) Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kelurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013. c) Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013.

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Pada penelitian observasional analitik, peneliti tidak

(4)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 138

hanya mendeskripsikan saja tetapi sudah menganalisis hubungan antar variabel.23

Pendekatan waktu yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan.22 Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena antara faktor risiko dengan faktor efek. Yang dimaksud faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh).11

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang di gunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu18. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal ibu hamil sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir 3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena14. Definisi Operasional berfungsi untuk membatasi ruang lingkup, penelitian variabel yang dialami / diteliti9.

Tabel 1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Parameter dan

Kategori Alat Ukur Skala 1. Variabel bebas: Tingkat pendidikan formal ibu hamil Tingkat pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh oleh ibu hamil Pendidikan dasar : SD, MI, SMP, MTs Pendidikan menengah : SMA, MA, SMK, MAK Pendidikan tinggi : Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, Doktor Kuesioner Ordinal

(5)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 139

2. Variabel terikat: Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir

Segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di rumah, meliputi :

1. Pengertian perawatan bayi baru lahir 2. Tujuan perawatan

bayi baru lahir 3. Jenis-jenis perawatan

bayi baru lahir : a. Memandikan bayi b. Perawatan tali pusat c. ASI eksklusif d. Mengenali masalah yang sering muncul dan penanganannya e. Mengenali tanda

bahaya Bayi Baru Lahir

f. Perawatan kuku, hidung, mata dan telinga g. Imunisasi Baik : 76%-100% Cukup : 56%-75% Kurang : <56% Kuesioner Ordinal

4. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau diteliti9. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berpendidikan formal di Kalurahan Suruh Kalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar minggu I-II bulan Juni tahun 2013 yaitu sebanyak 30 responden. Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau di ukur10. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi 19. Penelitian ini tidak ada sampel. Semua subyek yang diteliti dijadikan sampel penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berpendidikan formal di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar minggu I-II bulan Juni tahun 2013 yaitu sebanyak 30 responden.

5. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana kusioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada dengan memberikan tanda centang (√) pada lember kuesioner sesuai dengan hasil yang diinginkan. Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk

(6)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 140

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.24 Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.26 Data primer dari penelitian ini adalah kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.26 Dalam penelitian ini data sekundernya adalah buku cakupan ibu hamil bulan Juni 2013 dari bidan desa.

6. Metode Pengolahan dan Analisa Data a. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data adalah cara atau metode yang digunakan dalam mengolah data yang selalu berhubungan dengan instrument penelitian24. Metode pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut : 1) Editing Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

Editing dilakukan dilapangan, bila ada kekurangan atau ketidak sesuaian

dapat segera dilengkapi dan disempurnakan. Setelah semua kuesioner tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ibu hamil terkumpul, pengecekan untuk meneliti apakah semua item pernyataan yang diajukan telah dijawab dengan lengkap dan benar sehingga apabila terdapat kekurangan atau ketidak sesuaian dapat segera dilengkapi dan disesuaikan.24 2) Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Data yang telah terkumpul diubah bentuknya kedalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode untuk memudahkan menganalisis data.24 Pada penelitian ini, Coding untuk pendidikan dasar diberi kode 1, pendidikan menengah dikode 2, pendidikan tinggi dikode 3. Coding untuk pengetahuan yang baik diberi kode 3, cukup diberi kode 2, kurang diberi kode 1. 3) Scoring dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor.27 Setia item pernyataan pendidikan dan pengetahuan diberikan skoring, yaitu : pernyataan positif pengetahuan, benar skor 1 dijawab salah skor 0. Pernyataan negatif pengetahuan, benar skor 0 dijawab salah skor 1. 4) Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Jawaban-jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel.22 Dikumpukan dengan menggunakan Statistical Product Service

Solution (SPSS) for Windows versi 16.00. 5) Data entry adalah kegiatan

memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.24 Pada penelitian ini entry data menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Product

(7)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 141

b. Analisa data

Analisa data dilakukan untuk menjawab atau membuktikan diterima atau ditolak ukuran hipotesa yang telah ditegakkan. Analisa data sering juga disebut uji hipotesis yang terdiri dari beberapa uji statistik tergantung dari desain penelitian dan skala pengukuran datanya.27

Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariate dan analisis

bivariate. Analisis univariate untuk mengkategorikan pendidikan dan

tingkat pengetahuan. Pendidikan dikategorikan menjadi Pendidikan dasar (SD, MI, SMP, dan MTs), Pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, dan MAK) dan Pendidikan tinggi (diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis), sedangkan tingkat pengetahuan ibu hamil, dikategorikan menjadi: Baik bila hasil presentase 76%-100%, atau jika responden dapat menjawab benar sebanyak 32-41 soal, Cukup bila hasil presentase 56%-75%, atau jika responden dapat menjawab benar sebanyak 23-31 soal dan Kurang bila hasil presentase <56%, atau jika responden dapat menjawab benar sebanyak <23 soal. Setelah dilakukan penilaian kategori hasil yang didapat di analisa data menggunakan jenis analisis deskriptif, didalamnya menggunakan analisis distribusi frekuensi, yaitu bentuk analisis yang menyampaikan sebaran/ distribusi dalam bentuk diagram, ataupun dalam narasi dan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan rumus13 :

Keterangan :

df : distribusi frekuensi f : frekuensi

n : jumlah responden

Analisa bivariate data dalam penelitian ini, menggunakan uji

Spearman Rank dengan program SPSS (Statistical Product Service Solution) for Windows versi 16.00.

Untuk uji signifikan dilakukan dengan rumus :34 thitung =

atau thitung = rs

Penelitian ini dikatakan signifikan atau Ho ditolak jika dari hasil perhitungan nilai thitung > ttabel dan sebaliknya penelitian dikatakan tidak signifikan atau Ho diterima jika thitung < ttabel. Dan dengan melihat nilai signifikansi (p) jika nilai p < 0,05 maka dikatakan signifikan atau Ho ditolak begitu juga sebaliknya jika nilai signifikansi (p) > 0,05 maka dikatakan tidak signifikan atau Ho diterima.31

(8)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 142

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir yang dilakukan terhadap 30 responden pada minggu I sampai minggu II bulan Juni di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dikemukakan sebagai berikut :

Tabel 1

Tingkat pendidikan formal ibu hamil di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

1. Pendidikan Dasar 14 46,7

2. Pendidikan Menengah 12 40

3. Pendidikan Tinggi 4 13,3

Total 30 100

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan formal ibu hamil dalam kategori pendidikan dasar sebanyak 14 responden (46,7%).

Tabel 2

Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 No Pengetahuan ibu tentang

perawatan bayi baru lahir

Frekuensi Prosentase (%)

1. Baik 4 13,3

2. Cukup 21 70

3. Kurang 5 16,7

Total 30 100

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir dalam kategori cukup sebanyak 21 responden (70%).

(9)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 143

Tabel 3

Hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013

Pendidikan formal ibu

hamil

Pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan bayi baru lahir Total Koefisien Korelasi

Tingkat Signifikan Baik Cukup Kurang

F % F % F % F % 0,647 0,000 Pendidikan Dasar 0 0 9 30 5 16, 7 1 4 46, 7 Pendidikan Menengah 1 3,3 11 36, 7 0 0 1 2 40 Pendidikan Tinggi 3 10 1 3,3 0 0 4 13, 3 Jumlah 4 13, 3 2 1 70 5 16, 7 3 0 100

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dilakukan analisis korelasi dengan menggunakan

Spearman Rank didapat nilai rs (0,647) > rtabel (0,364) yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dengan nilai signifikansi thitung (4,496) > ttabel (2,042) pada taraf signifikansi nilai p ( 0,0 < 0,05) yang artinya penelitian ini dikatakan signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Pembahasan

Berdasarkan tabel 1 tentang tingkat pendidikan formal ibu hamil di Kalurahan Suruhkalang didapatkan bahwa kelompok tingkat pendidikan formal terbanyak adalah pendidikan dasar. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil berpendidikan dasar. Ini disebabkan baik karena faktor ekonomi dalam keluarga, faktor individu (daya serap yang kurang) serta faktor sosial budaya yang sebagian masyarakat beranggapan perempuan tidak perlu menempuh pendidikan tinggi. Padahal pendidikan merupakan proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia kearah yang lebih sempurna. Dan pendidikan menempati posisi yang sangat sentral dalam kehidupan masyarakat, karena dengan pendidikan tersebut dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui suatu pengetahuan.7

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang menyatakan bahwa dengan pendidikan yang cukup tinggi terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih baik dan dan matang pada diri individu. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi daya serap responden terhadap

(10)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 144

informasi yang diterima, sehingga responden akan lebih mudah menerima pengaruh dari luar, lebih obyektif, dan terbuka terhadap berbagai informasi termasuk informasi tentang perawatan bayi baru lahir.32

Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang, dari hasil penyebaran kuesioner pada 30 responden secara umum didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup. Hal ini baik dipengaruhi karena informasi yang diperoleh responden belum sepenuhnya dipahami serta kurangnya rasa ingin tahu responden tersebut tentang perawatan bayi baru lahir. Padahal semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat terutama tentang kesehatan.7

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang luas. Meskipun memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika orang itu mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media (televisi, radio, surat kabar) maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan.33

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pengetahuan didapat seseorang melalui penjelasan, keterangan yang menarik dan contoh-contoh konkret yang sederhana, dimana seseorang itu diharapkan bisa memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan cepat dan mudah. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan terutama pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir.9 Bagi responden yang pengetahuannya tentang perawatan bayi baru lahir dalam kategori kurang bisa disebabkan kurangnya kemampuan responden untuk menyerap informasi yang diberikan. Bila dilihat pada tabel 3 bahwa pengetahuan yang kurang ini hanya terdapat pada responden yang berasal dari pendidikan dasar yang berarti pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang terutama pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir.

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa pada responden yang memiliki pendidikan dasar terdapat 5 responden yang memiliki pengetahuan kurang, sedangkan pada kelompok responden yang memiliki pendidikan menengah dan pendidikan tinggi tidak terdapat responden dengan pengetahuan kurang. Hal ini menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan positif dengan pengetahuan. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang dalam menerima informasi sehingga semakin baik pula pengetahuan seseorang tentang kesehatan terutama tentang perawatan bayi baru lahir.

Hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir sesuai dengan tabel 4.3 menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013. Hal ini dinyatakan dengan menggunakan uji Spearman Rank dengan hasil rs (0,647) > rtabel (0,364) yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan

(11)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 145

pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dengan nilai signifikansi thitung (4,496) > ttabel (2,042) pada taraf signifikansi nilai p ( 0,0 < 0,05) yang artinya penelitian ini dikatakan signifikan atau Ho ditolak yang artinya ada hubungan positif antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013.

Pengetahuan didapat seseorang melalui penjelasan, keterangan yang menarik dan contoh-contoh konkret yang sederhana, dimana seseorang itu diharapkan bisa memahami konsep-konsep ilmu pengetahuan yang diajarkan dengan cepat dan mudah. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung lebih mudah untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media massa dan tingkat pendidikan akan mempengaruhi daya serap responden terhadap informasi yang diterima. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak bula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.9 Pernyataan ini juga sesuai dengan pernyataan penelitian sebelumnya, bahwa seseorang yang mempunyai pendidikan yang rendah tetapi ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.35

Hasil penelitian ini melengkapi penelitian sebelumnya, pada penelitian yang dilakukan dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Regurgitasi Pada Bayi 0-6 Bulan di Kalurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun 2012”, dengan hasil mayoritas responden berpendidikan menengah dasar dan berpengetahuan cukup, serta ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu menyusui bayi 0-6 bulan di Kalurahan Joyotakan Kecamatan Suruhkalang Kota Surakarta tahun 2012.

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dengan 30 responden mengenai perawatan bayi baru lahir dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan formal ibu hamil di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 mayoritas berpendidikan dasar (46,7%).

b. Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 mayoritas berpengetahuan cukup (70%).

c. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan formal dengan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir di Kalurahan Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar tahun 2013 dengan hasil rs (0,647) > rtabel (0,364) dan nilai signifikansi thitung (4,496) > ttabel (2,042) dengan nilai p (0,00 < 0,05).

(12)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 146 2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :

a. Bagi Responden

Diharapkan ibu hamil meningkatkan informasi-informasi penting tentang perawatan bayi baru lahir sehingga pengetahuan ibu bisa bertambah. Pengetahuan dapat melalui pendidikan informal maupun non formal di lingkungan sekitar, misalnya : lingkungan keluarga, pertemuan PKK maupun kegiatan lain yang bersifat mendidik.

b. Bagi Bidan

Diharapkan dapat mempelajari materi tentang perawatan bayi baru lahir lebih dalam dan kemudian dapat memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai perawatan bayi baru lahir.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan ada penelitian lanjutan bagi peneliti lain yang tertarik dengan perawatan bayi baru lahir menggunakan variabel dan metode penelitian yang berbeda terutama untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang perawatan bayi baru lahir.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, P. 2009. Jurnal Maternal Volume 2. Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar

2. Marmi & Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

3. Ten Teachers. 2012. Asuhan Kebidanan pada Bayi yang Baru lahir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

4. Wawan, A. & Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap &

perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

5. Tanjung, L. 2011. Jurnal Maternal Volume 4. Akademi Kebidanan Mitra Husada Karanganyar

6. Ariyastutik, Y. 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Perawatan

BBL di Bangsal Al-Huda RSI Amal Sehat Sragen Tahun 2010. Surakarta

7. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

8. Unit LPPM. 2012. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta Tahun Akademik 2012/2013.

(13)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 147 9. Mubarak, 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan. Melalui, http://id.shvoong.com/sosial-sciences/education/ 2183789-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan, diakses tanggal 21 Januari 2013 jam 14.00 WIB

10. Erfandi. 2009. Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Diakses melalui http: // forberttehealth. wordpress. com 21 Januari 2013 jam 14.25 WIB.

11. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

12. Aprilia, Y. & Ritchmond, B. 2011. Gentle Birth Melahirkan Tanpa Rasa

Sakit. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

13. Maimunah. 2005. Kamus Istilah Kebidanan Jakarta: EGC

14. Widiarti, D & Mahendrawati, N. 2009. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney. Jakarta: EGC

15. Marmi & Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

16. Muslihatun, W. N. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

17. Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press 18. Riksani, R. 2010. Keajaiban ASI ( Air Susu Ibu ). Jakarta: Dunia Sehat 19. Roesli, U. 2002. ASI, Hak Asasi Anak ; Untaian Bunga Rampai. Jakarta:

Mercy Corps

20. Proverawati, A. & Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika

21. Vivian, N.L.D. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika

22. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

23. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika

24. Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

(14)

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir (N.Puspaningrum, C.Setyorini) 148 25. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

26. Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan (Penuntun Praktis Bagi

Pemula). Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

27. Suyanto & Salamah, U. 2008. Riset Kebidanan (Metodologi dan Aplikasi). Yogyakarta: Mitra Cendikia Press

28. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

29. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

30. Straight, Barbara. 2005. Panduan Belajar : Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir

Edisi 3. Jakarta: EGC

31. Riwidikdo, H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press 32. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

33. Hendra, A.2008. Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan (IQ), Malang: Grafika Utama.

34. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta

35. Mulyani, L. 2012. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Regurgitasi Pada Bayi 0-6 Bulan di Kalurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Akademi

Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.

36. Ranuh, IGN, dkk. 2010. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi ketiga, Satgas Imunisasi- IDAI, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pada dua stasiun kerja utama yang bermasalah yaitu mesin chinfong dan ada yang menggunakan tiga tools yaitu Rapid Upper Limb Assessment (RULA), Nordic Body Map

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. Izin merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Daerah atau Peraturan lain yang merupakan

Gaya komunikasi yang terdapat pada pengguna BBM ( Blackberry Messenger), terdapat simbol seperti gambar Animasi atau Auto Text , dan Musik, ini diartikan sebagai contoh

Di mana tidak terdapat hubungan antara letak lesi terhadap tingkat mortalitas pada pasien stroke iskemik. Sedangkan letak lesi pada brain stem merupakan letak

Terlihat bagaimana panel surya bekerja pada siang hari saat matahari bersinar, panel surya mensuplay energi listrik untuk pengisian baterai (accu), sehingga dapat digunakan sebagai

Penelitian kualitatif menurut William dikutip Moleong (2012, h.6) Berdasarkan teori tentang penelitian kualitatif tersebut, peneliti berkeyakinan untuk menggunakan metode

a) Kelelahan Otot, merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot... b) Kelelahan Umum, biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang

Peserta didik dapat menentukan dan menerapkan bagian-bagian dalam teks pandangan, maksud, pendapat yang menjadi ide utama rincian langkah- langkah, rincian peristiwa, rincian