• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

Operasi Sistem Distribusi dengan SCADA di PT. PLN ( Persero )APD Semarang Herdyno Anggarifkyandi.1, Hermawan, Dr. Ir. DEA..2

1Mahasiswa dan 2Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Abstrak

Setiap perusahaan listrik harus berupaya meningkatkan keandalan secara terus menerus.

Tingkat keandalan direpresentasikan antara lain, indikator sering terjadinya pemadaman.

Indikasi : Frekuensi dan Lama Gangguan Penyebab utama pemadaman adalah gangguan pada

sistem tenaga listrik yang tidak dapat dihindarkan.

Macam-macam Gangguan adalah

Gangguan beban lebih adalah Sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan

terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan. Dan Gangguan hubung singkat adalah

Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) atau 1 fasa ketanah dan

sifatnya bisa temporer atau permanen.

Kata kunci : Keandalan, Gangguan, Gangguan beban dan Hubung Singkat

I. PENDAHULUAN

1.1

1.1 LATAR BELAKANG

PT PLN (Persero) merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang penyadiaan sampai penyaluran jasa tenaga listrik. Dengan berkembangnya teknologi, industri, dan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik, maka di butuhkan pasokan energi listrik dan penyaluran yang andal. Keandalan akan pasokan energi listrik adalah merupakan kepuasan pelanggan. Dengan begitu PT PLN (Persero) demi menjaga keandalan sistem penyaluran tenaga listrik menggunakan sistem pengoprasian yang mempunyai tingkat keandalan yang tinggi, di karenakan PT PLN (Persero) mempunyai visi diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang di nilai dari SAIDI ( System Average Interuption Duration Index ) dan SAIFI ( System Average Interuption Frequency Index ).Untuk itu di perlukan sistem operasi yang mempunyai keandalan baik. Sehingga dapat meminimalisir pemadaman untuk menjaga kepuasan pelanggan.Dengan begitu, maka akan dicapainya misi perusahan, menjadi diakui sebagai

perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang dengan potensi insani.

PT PLN ( Persero ) Area Pengatur Distribusi Semarang merupakan salah satu Cabang dari PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Tengah & D.I Yogyakarta yang berfungsi sebagai pengatur keandalan sisitem distribusi di provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.

Dalam suatu perusahaan jasa khususnya Perusahaan Listrik Negara, masalah yang dihadapi sangatlah komplek. Oleh karena itu Penulis memberi batasan – batasan masalah, dalam hal ini kaitannya dengan On The Job Training yang Penulis laksanakan. Adapun laporan ini Penulis batasi dalam lingkup mencakup cara pengoperasian PMT Penyulang 20 KV dengan Fasilitas SCADA “ Operasi Sistem Distribusi dengan SCADA di PT. PLN ( Persero )APD Semarang”. Berikut ini gambar konfigurasi sistem SCADA di wilayah APD Semarang.

(2)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan bagaimana tentang kegiatan- kegiatan yang ada pada bagian Distribusi PT PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang, khususnya kegiatan SISTEM OPERASI PMT OUTGOING 20 KV DENGAN SCADA.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan laporan ini ditekankan pada

1. Memasukan/ Mengeluarkan

(Open/Close) PMT Outgoing Penyulang 20 KV lewat SCADA atas permintaan piket Semarang, apabila terdapat pengurangan beban atau gangguan Penyulang 20 KV.

2. Memasukan Data Gangguan Penyulang 20 KV se wilayah APD Semarang. 1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memperluas wawasan ilmu mahasiswa tentang orientasi pengembangan teknologi di masa sekarang dan mendatang, sehingga diharapkan mahasiswa dapat memahami teori dan kenyataan yang dihadapi di lapangan. 2. Menambah informasi dan pengetahuan

mengenai prinsip yang dipelajari selama kuliah dengan aplikasinya di lapangan. 3. Mengukur sejauh mana kemampuan

analisa perbandingan secara teori dengan kondisi nyata di lapangan.

II. LANDASAN TEORI

2.1 DESKRIPSI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu sarana pengenalan diri para siswa terhadap kondisi dunia kerja yang sebenarnya. Diharapkan setelah melaksanakan Praktek kerja, siswa dapat mengerti proses bisnis yang ada di lingkungan kerja.

3.1.1 Tempat Pelaksanaan

Penempatan pelaksanaan Kerja Praktek ditentukan oleh bagian SDM PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah &

D.I Yogyakarta. Penulis mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan praktek di PT PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang yang beralamatkan di Jalan Gatot Subroto No. 5 Semarang. 3.1.2 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan KERJA PRAKTEK ini di mulai pada tanggal 18 april 2011 sampai dengan 13 mei 2011 hari kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada hari Senin sampai Kamis kegiatan operasional di mulai pukul 07.00 s/d 16.00 sedangkan hari Jumat di mulai 09.00 s/d 14.30.

3.1.3 Bagian Praktek Kerja

Penulis di tempatkan di bagian Operasi PMT 20 KV (Outgoing) cubicle dengan SCADA, yaitu di ruangan Operasi Dispatcher

3.1.4 Uraian Pekerjaan

1) Mencatat dan Melaporkan Load Shiffting ke Region.

2) Mencatat PMT trip atau Gangguan Penyulang 20 KV.

3) Memasukan Data Gangguan Penyulang 20 KV se wilayah APD Semarang.

4) Mencatat dan Memasukan Beban Trafo GI pada pukul 10.00 dan 19.00 se APJ Semarang.

5) Memasukan/ Mengeluarkan (Open/Close) PMT Outgoing Penyulang 20 KV lewat SCADA atas permintaan piket Semarang, apabila terdapat pengurangan beban atau gangguan Penyulang 20 KV.

6) Menginformasikan PMT trip Gangguan Penyulang ke piket APJ Semarang untuk di cek di lapangan oleh piket Unit Pelayanan Jaringan. 3.2 HASIL KEGIATAN KERJA

PRAKTEK

Hasil dari Kerja praktek adalah laporan Kerja Praktek. Laporan ini di susun berdasarkan kegiatan penulis selama Kerja Praktek Lapngan di PT PLN (Persero) APD Semarang. Dalam Laporan ini kami penulis menyajikan mengenai Sistem Operasi PMT 20 KV Dengan SCADA.

(3)

3.2.1 Teori Dasar Tentang SCADA SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition.

Maksud dari SCADA yaitu

pengawasan,pengontrolan dan pengumpulan data. Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station/ RCC (Region Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. Nah dalam komunikasi antara Master Station (MS) dengan setiap Remote Terminal Unit (RTU) dilakukan melalui media yang bisa berupa fiber optik, PLC (power line carrier), atau melalui radio, dimana dalam hal ini data dikirimkan dengan protokol tertentu (biasanya tergantung vendor SCADA yang dipakai) misalnya Indactic 33, IEC-60870, dan lain-lain. Sistem ini banyak dipakai di lapangan

produksi minyak dan gas

(Upstream),Jaringan Listrik Tegangan Tinggi (Power Distribution) dan beberapa aplikasi sejenis dimana sistem dengan konfigurasi seperti ini dipakai untuk memonitor dan mengontrol areal produksi atau area jaringan listrik yang tersebar di area yang cukup luas.Secara umum sistem SCADA di gunakan dalam distribusi tenaga listrik untuk memonitor :

1. Mengetahui posisi saklar LBS ( terbuka / tertutup ).

2. Mengetahui posisi saklar PMT ( terbuka / tertutup).

3. Mengetahui posisi Recloser ( terbuka / tertutup).

4. Perintah untuk membuka atau menutup PMT.

5. Perintah untuk membuka / menutup LBS. 6. Perintah untuk membuka / menutup

Recloser.

7. Mengetahui besaran-besaran pengukuran tegangan,arus,frequency,faktor daya. 8. Mengetahui lokasi daerah yang

mengalami gangguan listrik. 9. Mengetahui kurva beban.

Istilah SCADA, DCS (Distributed Control System), FCS dan PLC (Programmable Logic Control ) saat ini sudah menjadi agak kabur

karena aplikasi yang saling tumpang tindih. Walaupun demikian kita masih bisa

membedakan dari arsitektur-nya yang serupa tapi tak sama. Sesuai dengan rancang bangun awalnya, DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi kontrol proses, sedangkan SCADA lebih berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah yang diterangkan

3.2.2 Menyiapkan Program SCADA • Memulai dengan tampilan awal

desktop

• Klik 2x icon Worldview pada desktop atau klik start  All Programs  Worldview

Akan muncul tampilan seperti berikut:

(4)

• Klik OK, hingga muncul Jendela Home (Worldview)

Pastikan file yang telah terbuka adalah Semarang Modified01

Dan status WorldView menunjukkan SCADA Norm AllZones (pojok kanan bawah)

Apabila file yg dibuka bukan SemarangModified01 dan statusnya berubah, tutup aplikasi WorldView dan lakukan prosedur dari awal atau hubungi petugas SCADA.

Ulangi Prosedur 1) s/d 3) di atas.Menampilkan Jendela Alarm, klik File

 New Alarm View

Hingga tampil Jendela Alarm sebagai berikut

• Geser Jendela Alarm tersebut ke jendela monitor ke dua (sebelah kanan).

• Komputer SCADA sudah siap digunakan, dengan tampilan akhir sebagai berikut:

 Monitor 1 (sebelah kiri) berisi Jendela Home SemarangModified01, dengan status terkoneksi ke server.

 Monitor 2 (sebelah kanan) berisi Jendela Alarm, dengan status terkoneksi ke server.

3.2.3 Menuju ke Jendela GI (Gardu Induk)

Ada 3 cara untuk menuju ke jendela GI dari jendela home.

(5)

1) Klik kotak di sebelah kiri nama GI yang diinginkan (hingga kursor beriubah menjadi gambar tangan)

2) Klik kotak pada lokasi GI di single line diagram

3) Klik tombol maps view pada toolbar Gardu  (GI yang diinginkan).

Tampilan akhir Jendela GI yang dituju.

3.2.4 Menuju ke Jendela Recloser/ LBS Klik tombol maps view pada toolbar

Recloser  alamat yang diinginkan).

Tampilan akhir Jendela Recloser/LBS yang dituju

(6)

3.2.5 Melihat Status 3.2.5.1 Melihat Status CB

Ada dua cara melihat status CB  Melalui Jendela GI

1. Menuju Jendela GI 2. Melihat warna simbol CB

•  CB dalam posisi CLOSED (bertegangan)

•  CB dalam posisi OPENED (tidak bertegangan)

 CB dalam posisi TEST

 Melalui Jendela Alarm 1. Menuju Jendela Alarm

2. Melihat warna teks alarm

04/13 04:54:59 4 Weleri, Feeder02_RTU_CB, Closed

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan CB penyulang pada Weleri 02 dalam keadaan CLOSED (bertegangan).

04/13 04:42:40 4 Weleri, Feeder02_RTU_CB, Open

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan CB penyulang pada Weleri 02 dalam keadaan OPENED (tidak bertegangan).

3.2.5.2 Melihat Rele

Ada 2 cara untuk melihat status rele  Melalui Jendela GI

1. Menuju ke Jendela GI

2. Melihat warna indicator pada CB

•  rele mendeteksi adanya gangguan di fasa B, C, dan N dengan waktu instan

•  rele dalam keadaan normal  Melalui Jendela Alarm

(7)

3. Melihat teks alarm

04/10 13:00:15 4 PudakPayung, Feeder03_551_Ph_N_Target, Alarm

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan rele penyulang pada Pudak Payung 03 mendeteksi gangguan pada fasa N.

04/10 13:00:15 4 PudakPayung, Feeder03_551_Ph_C_Target, Alarm

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan rele penyulang pada Pudak Payung 03 mendeteksi gangguan pada fasa C.

04/10 13:00:15 4 PudakPayung, Feeder03_551_Ph_B_Target, Alarm

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan rele penyulang pada Pudak Payung 03 mendeteksi gangguan pada fasa B.

3.2.5.3 Melihat Status Local/Remote

Ada dua cara melihat status Local/Remote  Melalui Jendela GI

1. Menuju Jendela GI 2. Melihat indikator pada CB

•  CB dalam keadaan

REMOTE (posisi siap comand)

 CB dalam keadaan LOCAL (tidak dapat di lakukan comand secara remote)

 Melalui Jendela Alarm 1. Menuju Jendela Alarm

2. Melihat teks alarm

04/09 19:53:08 1 RanduGarut, Feeder02_RTU_LR, Local

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan CB dalam posisi LOCAL

04/09 19:57:13 1 RanduGarut, Feeder02_RTU_LR, Remote

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan CB dalam posisi REMOTE

3.2.5.4 Melihat Status Komunikasi dan RTU Scout

Ada dua cara untuk melihat status komunikasi dan RTU Scout

 Melalui jendela GI 1. Menuju Jendela GI 2. Melihat indicator CB

•  huruf “F” menunjukkan master dan RTU tidak berkomunikasi.

•  status komunikasi dan RTU Scout dalam keadaan normal.

 Menuju Jendela Alarm. 1. Menuju Jendela Alarm

(8)

2. Melihat teks alaram

04/29 09:34:52 0 Purwodadi, Purwodadi_Comm_Status, Alarm

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan media komunikasi Master dan RTU failure

04/29 09:44:27 0 Purwodadi, Purwodadi_Comm_Status, Normal

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan media komunikasi Master dan RTU normal

04/29 09:34:47 0 Purwodadi, Purwodadi_Scout_Status, Alarm

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan RTU Scout mengalami failure

04/29 09:44:27 0 Purwodadi, Purwodadi_Scout_Status, Normal

 Menjelaskan bahwa pada waktu yang ditunjukan RTU Scout kembali normal.

3.2.6 Perintah Command

3.2.6.1 Command Control Open CB. 1. Menuju ke Jendela GI

2. Memastikan status posisi CB (closed) dan CB dalam keadaan (remote)

3. Klik gambar pada CB yang ingin di open.Hingga tampil kotak dialog.

4. Klik Open  Execute

Setelah CB berhasil di close,alarm akan berbunyi,simbol penyulang akan berkedip dan berubah warna dari menjadi . 5. Memastikan pada Jendela Alarm terdapat

alarm open.

6. Mematikan bunyi alarm dengan menge klik tombol dilanjutkan klik tombol

pada toolbar.

3.2.6.2 Command Control Close CB 1. Menuju Jendela GI

2. Memastikan status posisi CB closed

dan posisi CB dalam remote. 3. Klik gambar pada CB yang ingin

(9)

4. Klik Close  Execute

Setelah CB berhasil di close, alarm akan berbunyi, simbol penyulang akan berkedip

dan berubah warna dari menjadi . 5. Memastikan pada Jendela Alarm terdapat

alarm closed

6. Mematikan bunyi alarm dengan menge klik di lanjutkan klik tombol pada toolbar.

3.2.6.3 Command Reset Rele 1. Menuju Jendela GI

2. Memastikan rele mendeteksi gangguan. 3. Klik pada panel penyulang

yang di inginkan.Hingga tampil kotak dialog.

4. Kik Reset.

5. Memastikan indikasi gangguan pada rele telah normal.

6. Memastikan Jendela Alarm terdapat alarm reset.

7. Kemudian Aknowledge alarm dengan menge klik tombol dan klik pada toolbar.

3.2.6.4 Command Reset Panel 1. Menuju Jendela GI

2. Memastikan rele mendeteksi gangguan.

3. Klik pada panel

penyulang yang di inginkan.Hingga tampil dialog.

4. Klik Reset

5. Memastikan indikasi gangguan pada rele telah normal.

6. Memastikan pada Jendela Alarm terdapat alarm reset.

7. Kemudian Aknowledge alarm dengan menge klik tombol dan klik pada toolbar.

3.2.8 Membaca Alarm Log dan Mereset Alarm

1. Menuju Jendela Alarm.

2. Untuk menghentikan bunyi alarm, klik tombol dilanjutkan klik tombol pada toolbar.

3. Untuk menampilkan alarm GI yang diinginkan klik tombol pada toolbar pilih nama GI yang dituju.

(10)

Tampilan akhir Jendela Alarm GI yang diinginkan.

3.2.9 Menutup Program SCADA 3.2.9.1 Menutup Jendela Alarm Terdapat dua cara menutup Jendela Alaram.

1. Pilih menu File  Exit.

2. Klik tombol .

3.2.9.2 Menutup Jendela Home (lihat nomor 3.2.91)

3.2.10 Pengoprasian PMT Keluar (Outgoing) 20 KV Dalam Keadaan Normal

Pada kondisi normal maka dalam tampilan monitor SCADA di ruang Operasi Dispatcher dan di piket APJ Semarang akan menampilan indikator normal antara lain :

 Besaran Arus. (A)  Tegangan. (KV)

 Daya Reaktif. (KVARH)  Daya Aktif. (KW)

Untuk mempertahankan kontinuitas penyaluran serta keandalan pelayanan dalam rangka pemeliharaan peralatan, maka dapat dilakukan pengaturan perubahan konfigurasi oleh APJ/ UPJ yang bersifat sementara melalui pemasukan dan pelepasan Recloser, Load Break Switch/ ABSW, Sectionalizer, Fuse Cut Out dan peralatan lain pada Jaringan Tegangan Menengah 20 KV.

IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN

Setelah melaksanakan Kerja Praktek penulis dapat memberikan kesimpulan, secara umum sistem Scada digunakan untuk memnitor :

1. Mengetahui posisi saklar LBS ( terbuka / tertutup ).

2. Mengetahui posisi saklar PMT ( terbuka / tertutup).

3. Mengetahui posisi Recloser ( terbuka / tertutup).

4. Perintah untuk membuka atau menutup PMT.

5. Perintah untuk membuka / menutup LBS.

(11)

6. Perintah untuk membuka / menutup Recloser.

7. Mengetahui besaran-besaran pengukuran

tegangan,arus,frequency,faktor daya. 8. Mengetahui lokasi daerah yang

mengalami gangguan listrik. 9. Mengetahui kurva beban. 4.2 SARAN

Setelah melaksanakan Kerja Praktek, penulis mendapatkan pengetahuan yang banyak dari pelaksanaan Kerja Praktek. Dengan kerendahan hati penulis memberikan saran kepada :

 PT PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Semarang

• Di adakan pedidikan bagi operator perbaikan sistem SCADA dalam arti untuk perbaikan skala kecil.

• Mohon diperbaiki sarana komunikasi (radio, jwots, telepon), karena sangat penting untuk sarana informasi dalam sistem operasi.

• Jika terdapat pemeliharan PMT di Gi, maka dari bagian SCADA untuk mendampingi dan mengecek sistem SCADA.

• Mohon di perluas pemasangan jaringan SCADA, dikarenakan sementara ini masih terbatas sampai Area Pelayanan Jaringan Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

[1.] PT. PLN (PERSERO) APD SEMARANG, Perencanaan jaringan distribusi.

Data- data/Informasi – informasi /brosur/brosur PT. PLN (PERSERO) APD SEMARANG. [2.] http://id.wikipedia.org/wiki/scada. BIOGRAFI Herdyno Anggarifkyandi (L2F607029) Dilahirkan di Semarang 13 maret 1989, menempuh seluruh pendidikan dari SD hingga SMP di Jakarta dan SMA di Semarang. dan saat ini sedang melanjutkan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang dengan Konsentrasi Ketenagaan.

Semarang, April 2012 Mengetahui dan Mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Hermawan, Dr. Ir. DEA

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan simulasi menggunakan ETAP 7.5.0 menujukkan pemanfaatan energi dari limbah cair kelapa sawit sebagai pembangkitan terdistribusi dapat mengurangi

Secara umum, komponen-komponen utama pada sistem penjadwalan sidang TA yang akan dibuat adalah website , basisdata, aplikasi SMS Gateway , aplikasi pada perangkat android,

Nilai end-to-end delay aplikasi voice untuk setiap pengguna bervariasi antara 0.22 detik sampai 2.94 detik, dengan nilai rata-rata terendah terdapat pada skenario UM

Dengan rancangan model pengelolaan baru, Koperasi Mekar Sari sebagai pengelola langsung menjual energi listrik yang dihasilkan PLTMH Cinta Mekar ke masyarakat, dengan harga

Gambar 7 Grafik hubungan iterasi dengan fungsi tujuan Berdasarkan hasil optimasi yang dilakukan pada data jaringan distribusi 69 bus, maka dapat diketahui

Dari hasil simulasi didapatkan nilai throughput rata-rata terbaik untuk aplikasi email diperoleh skenario UM yaitu sebesar 7913 bps.Untuk aplikasi web, diperoleh oleh

Proses Pelatihan Jaringan Saraf Tiruan (JST) dengan mengurangi jumlah komponen utama pada setiap cuplikan citra latih akan mengurangi keakurasian tingkat pengenalan

Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada penelitian ini, Hasil pengujian sistem AMF dan ATS menggunakan Genset gasoline dengan tegangan