• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diah Rachmi Damarasri NRP Pembimbing : Dr.Ir. SRI GUNANI PARTIWI, M.T., Ko-Pembimbing : Dr. Ir. JANTI GUNAWAN, M.Eng.Sc., M.Com.I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diah Rachmi Damarasri NRP Pembimbing : Dr.Ir. SRI GUNANI PARTIWI, M.T., Ko-Pembimbing : Dr. Ir. JANTI GUNAWAN, M.Eng.Sc., M.Com.I."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

L/O/G/O

Penerapan Good Manufacturing Practice Dan Work

Improvement In Small Enterprise Pada Usaha Kecil

Dan Menengah Untuk Pemenuhan Standar Kesehatan

(Studi Kasus : UKM Tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya)

Industrial Engineering Department Industrial Technology Faculty

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2013

-Diah Rachmi Damarasri| NRP. 2509 100 002

Pembimbing : Dr.Ir. SRI GUNANI PARTIWI, M.T.,

Ko-Pembimbing : Dr. Ir. JANTI GUNAWAN, M.Eng.Sc., M.Com.I.B

(2)

Outline Presentasi

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

Akhir-Pendahuluan

1

Tinjauan Pustaka

2

Metodologi Penilitian

3

Pengumpulan dan Pengolahan Data

4

Analisis dan Interpretasi

5

Pengembangan Buku Panduan

6

Simpulan dan Saran

7

(3)

PENDAHULUAN

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

(4)

Latar Belakang

Sumber Protein Nabati Masyarakat Indonesia

Konsumsi Tempe di Indonesia mencapai 7,3 kg /tahun atau 0,15-0,16 kg/ minggu (BPS, tahun 2011)

Tempe merupakan bahan pangan yang mudah rusak. Daya tahannya 2-3 hari, lebih dari itu tempe akan rusak atau tidak layak dikonsumsi.

Industri tempe di Indonesia sebagian besar masih merupakan

industri rumah tangga atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dikerjakan secara tradisional.

Adanya jaminan keamanan dalam produk pangan dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan preferensi masyarakat.

Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang

Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan mengamanatkan bahwa pangan

olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga

wajib

memiliki

(5)

Latar Belakang

SPP-IRT diperlukan oleh pelaku UKM agar

dapat memperluas pasar penjualan.

Supermarket, minimimarket, ataupun toko-toko besar lainnya mensyaratkan SPP-IRT bagi produk-produk makanan kemasan untuk dapat memasarkan produknya.

Persyaratan aspek yang dinilai:

lokasi dan lingkungan

produksi, bangunan, fasilitas, peralatan, sanitasi, karyawan

yang bekerja sesuai dengan peraturan

Cara Produksi

Pangan yang Baik untuk industri rumah tangga

(CPBB-IRT)

atau yang biasa di sebut

Good

Manufacturing Practices (GMP)

yang diatur oleh

(6)

www.themegallery.com

UKM TEMPE TENGGILIS MEJOYO

1. Kondisi sarana prasarana kerja yang kurang diperhatikan

2. Tata letak ruang yang belum sesuai dengan urutan proses 3. Fasilitas kerja yang belum

memadai

4. Kondisi Higiene karyawan 5. Kualitas dan keamanan bahan

baku

6. Kondisi sanitasi lingkungan di sekitar UKM

Permasalahan pada UKM Tenggilis Mejoyo

UKM Tempe Tenggilis Mejoyo, Surabaya.

Bertempat di Jalan Tenggilis

(7)

Permasalahan

Permasalahan Jangka Pendek

• Memerlukan izin SPP-IRT untuk perluasan pasar

• Desain kondisi kerja (layout, alur produksi, lingkungan kerja) yang

belum tertata baik

Permasalahan Jangka Panjang

• Kampung Kluster Tempe Tenggilis menjadi Kampung Wisata Kota

Surabaya oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, tetapi

(8)

Penyelesaian GAP Permasalahan

Standar Keamanan Pangan

SPP-IRT (Surat Produksi Pangan

– Industri Rumah Tangga)

Persyaratan SPP-IRT

1. Formulir Pengajuan

2. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan dari Dinkes & Kabupaten / Kota

3. Satu orang memiliki Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)

Penilaian Kondisi UKM 1. Daftar Periksa GMP 2. Daftar Periksa WISE Sasaran Penilaian GMP Kualitas serta keamanan pangan yang hasil produksi

Sasaran Penilaian WISE

Kondisi kerja yang nyaman dan aman untuk meningkatkan produktivitas pekerja.

Aspek Penilaian GMP

1. Lokasi dan Lingkungan Produksi

2. Bangunan dan Fasilitas 3. Peralatan Produksi 4. Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air 5. Fasilitas dan Kegiatan Higiene dan Sanitasi 6. Kesehatan dan Higiene Karyawan

7. Pemeliharaan dan Program Higiene Sanitasi 8. Penyimpanan 9. Pengendalian Proses 10. Pelabelan Pangan 11. Pengawasan oleh Penanggungjawab 12. Penarikan Produk 13. Pencatatan dan Dokumentasi 14. Pelatihan Karyawan

Aspek Penilaian WISE

1.Penyimpanan dan Penanganan Material 2.Desain Tempat Kerja 3.Keamanan Mesin 4.Zat berbahaya 5.Cahaya 6.Lingkungan Kerja 7.Fasilitas Kesejahteraan Organisasi pekerjaan

Penilaian Daftar Periksa Sistem Kerja Baru Daftar periksa GMP-WISE

untuk mendapatkan evaluasi perbaikasn sistem kerja dan pra syarat pemenuhan

SPP-IRT

Evaluasi sistem kerja secara menyuluruh Evaluasi dan jaminan kualitas dan hygenitas

produk olahan

WISE dikeluarkan oleh

International Labor Organization (ILO) yang

memiliki tujuan memberikan perbaikan di UKM

Perbaikan dari hasil penilaian

Disesuaikan dengan aspek yang harus

dievaluasi.

GMP dikeluarkan BPOM sebagai syarat

(9)

Perumusan Masalah

Bagaimana mengevaluasi kondisi lingkungan,

sistem kerja eksisting

Bagaimana menerapkan prinsip mutu dan

keamanan pangan yang ditinjau berdasarkan

prinsip-prinsip Good Manufacturing

Practices, evaluasi proses kerja sesuai prinsip WISE

Bagaimana menerapkan rekomendasi perbaikan

sistem kerja sehingga memenuhi kriteria standar

(10)

Tujuan Penelitian

1.

Mengevaluasi lingkungan dan sistem kerja pada UKM Tempe Tenggilis serta perilaku pekerja/masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan dan kualitas produk.

2.

Merancang konsep implementasi GMP di UKM Tempe Tenggilis untuk mendapatkan SPP-IRT.

3.

Merancang

modul panduan penerapan

sistem kerja

yang baru untuk perbaikan mutu dan keamanan pangan sekaligus meningkatkan

produktivitas kerja.

Evaluasi

SPP-IRT

Buku Panduan

(11)

Manfaat Penelitian

• Diperoleh rancangan sistem kerja operasional yang sesuai dengan

Good Manufacturing Practice sehingga mempemudah UKM Tempe

Tenggilis dalam penerapannya.

• Sebagai usulan perbaikan kebijakan dalam rangka memenuhi Good

Manufacturing Practice bagi seluruh UKM Tempe Tenggilis makanan

sehingga dapat bersaing dengan kompetisi lainnya

• Peningkatan hasil produksi (output) dan mutu/kualitas produk

UKM Tempe Tenggilis secara umum

(12)

Ruang Lingkup Penelitian

Aspek yang diamati pada operasional perusahaan yaitu proses kerja, lingkungan kerja, sanitasi, sarana – prasarana, dan keamanan kerja para pegawai UKM Tempe Tenggilis.

Pengamatan dilakukan pada ruang produksi kerja UKM di daerah Tenggilis Mejoyo Surabaya milik Bapak Nur hasan.

Penilaian daftar periksa GMP-WISE fokus pada produksi tempe.

BATASAN

ASUMSI

Tidak terjadi perubahan kebijakan oleh Pemerintah atau Badan Pengawasan

Obat dan Makanan (BPOM) tentang Good Manufacturing Practices khususnya pada industri kedelai pada saat pengamatan dilakukan.

Aspek mengenai analisis biaya tidak diperhatikan pada rancangan sistem kerja perbaikan.

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

(14)

Daftar Literature Studies

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Tempe Good Manufacturing Practices (GMP)

Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP)

Perancangan Fasilitas

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas Akhir-Work Improvement in Small Enterprises (WISE)

Analytic Hierarchy Process (AHP)

Root Cause Analysis

Review Terdahulu

Strategic Experiential Booklet Modules (SEMs)

(15)

GMP – Good Manufacturing Practices

Good Manufacturing Practices (GMP)

atau Cara Produksi

Makanan yang Baik (CPMB) merupakan suatu pedoman cara memproduksi

makanan dengan tujuan agar produsen memenuhi persyaratan-persyaratan

yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk makanan bermutu sesuai

dengan tuntutan konsumen (Thaheer, 2005).

Pedoman pemeriksaan sarana pengolahan dikeluarkan oleh Departemen

Kesehatan Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pedoman GMP atau Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) menurut Menteri Kesehatan No.28/MENKES/SK/2004 Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan mencakup : Lokasi Pabrik Bangunan Produk Akhir Peralatan Produksi Bahan Higiene Karyawan

Pengendalian Proses Pengolahan Fasilitas Sanitasi

Label

Keterangan Produk

Pemeliharaan Sarana Pengolahan dan Kegiatan Sanitasi

 Laboratorium Wadah Kemasan Transportasi. Penyimpanan

(16)

GMP – Good Manufacturing Practices

Peraturan GMP terdiri dari desain dan konstruksi higienis untuk

pengolahan produk makanan, desain dan konstruksi higienis untuk peralatan yang

digunakan dalam proses pengolahan, pembersihan dan desinfeksi peralatan, pemilihan bahan baku dan kondisi yang baik, pelatihan dan higienitas pekerja, serta

dokumentasi yang tepat

GMP Manajemen Utilitas Peralatan Bangunan Kualitas Pemeliharaan Penyimpanan Sanitasi

Gambar Komponen Dasar GMP Sumber : Thaheer, 2005.

(17)

Sanitation Standard Operating

Procedures (SSOP)

Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki industri pangan dalam menerapkan GMP.

Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit/kecelakaan dari konsumsi

pangan yang diproduksi dengan cara menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan dalam pemindahan bahaya

(hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan penggudangan produk, sampai produk akhir didistribusikan.

Konsumen

Konsumen akan terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena keracunan makanan.

Produsen

Meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari

konsumen, dan mengurangi biaya recall

Manfaat

Tujuan

Pengertian

(18)

Work Improvement in Small

Enterprises (WISE)

Work Improvement in Small Enterprise

(WISE) adalah

program pelatihan

yang memberdayakan usaha kecil

dan

menengah

(UKM)

untuk

mengambil

tindakan praktis

dan

murah

yang bertujuan

memperbaiki

kondisi kerja

.

WISE menekankan hubungan antara

kondisi

kerja

yang

baik

untuk

meningkatkan produktivitas

dan memberikan arahan tentang

pentingnya

kerjasama

antar

karyawan-karyawan untuk mencapai

(19)

Aspek Penilaian Pada

Pelatihan WISE

1

• Penyimpanan dan

Penanganan Material

2

• Desain Tempat Kerja

3

• Keamanan Mesin

4

• Zat berbahaya

5

• Cahaya

6

• Fasilitas Kesejahteraan

7

• Lingkungan Kerja

8

• Organisasi pekerjaan

Perbaikan yang dirancang diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas

,

kualitas dan manfaat lainnya

bagi objek amatan dan para pekerja yang

ada didalamnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

(20)

Tinjauan Pustaka

Perancangan Sistem Kerja Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)

Untuk Memenuhi HACCP (Sari, 2011) Perancangan Sistem pada UKM Evaluasi mutu produksi WISE

Risiko keamanan pangan dengan metode HACCP

dan K3

Penerapan GMP Dan WISE

Pada Usaha Kecil Dan Menengah Untuk Pemenuhan Standar

Kesehatan

(Studi Kasus : UKM Tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya

(Damarasri, 2013) Participatory Methods Effective For

Ergonomic Workplace Improvement (Kawasaki, 2006) Kajian Penerapan GMP, GTP, GRP dan SSOP Serta Penyusunan Awal Rencana

Sistem HACCP Pada Produksi Yoghurt Di KPSBU Lembang, Bandung

(Perdana, 2008)

HACCP and OHS; Can Each One Help Improve The Other In The

(21)

Posisi Penelitian

HACCP GMP - SSOP WISE Perancangan Fasilitas Pendekatan Ergonomi 1 Yogi Perdana

Kajian Penerapan GMP, GTP, GRP dan SSOP Serta Penyusunan Awal Rencana Sistem HACCP pada Produksi Yoghurt di KPSBU Lembang, Bandung

2008 Tugas Akhir √ √

2 Ardhianto Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas pada Usaha Kecil Menengah Konveksi Adios 2010 Tugas Akhir √ 3 Dinar Nilam S. Perbaikan Perancangan Sistem Kerja Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Untuk

Memenuhi HACCP 2011 Tugas Akhir √ √ √

4 Joao Carlos de Oliveira Matias at all.

HACCP and OHS; Can Each One Help Improve

The Other In The Catering 2012 Jurnal

Internasional √ 5 Sugao, Miyamae-ku, Kawasaki Participatory Methods Effective For Ergonomic

Workplace Improvement 2006 Jurnal Internasional √ √

6 Diah Rachmi D.

Penerapan Good Manufacturing Practice dan Work Improvement In Small Enterprise pada Usaha Kecil dan Menengah Untuk Pemenuhan Standar Kesehatan (Studi Kasus : UKM Tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya)

2013 Tugas Akhir √ √ √ √

Konsep metode yang digunakan No Nama Peneliti Topik Peneliti Tahun Jenis

(22)

METODOLOGI

PENELITIAN

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

(23)

Flowchart Penelitian

Studi Literatur

- Tinjauan bahan baku dan proses pembuatan tempe

-Penerapan GMP -Penerapan WISE

- Metode Perancangan Fasilitas

-Tahapan penyusunan SSOP

Studi Lapangan

-- Permasalahan yang ada pada UKM (melalui observasi dan wawancara) - Kondisi alat dan fasilitas

- Layout eksisting

- Wawancara narasumber eksternal

Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja Tahap Analisis dan

Interpretasi Data Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

(24)

Data Sekunder

- Bahan baku produk yang digunakan

- Standar mutu pengolahan tempe - Standar sanitasi lingkungan

kerja

Data Primer

- Proses dan diagram alir produksi

- Layout produksi

- Kondisi sanitasi lingkungan sekitar UKM Tempe Tenggilis - Kondisi sarana dan prasarana produksi - Kondisi higiene Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja Tahap Analisis dan

Interpretasi Data Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

(25)

Penilaian lingkungan kerja dengan daftar periksa

WISE

Apabila menyangkut tentang kualitas makanan akan

disesuaikan dengan standar dan daftar periksa

GMP

dari BPOM

Pengolahan hasil evaluasi penilaian dan saran

rekomendasi untuk setiap aspek

Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja Tahap Analisis dan

Interpretasi Data Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

(26)

Aspek Perbaikan Sistem Kerja

1. Penyimpanan dan Penanganan Material 2. Desain Tempat Kerja

3. Keamanan Mesin 4. Zat berbahaya 5. Cahaya 6. Fasilitas Kesejahteraan 7. Lingkungan Kerja 8. Organisasi pekerjaan

Pengolahan hasil daftar

periksa

Pembobotan hasil kuisoner AHP Pembobotan menggunakan diagram pareto Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja

Tahap Analisis dan Interpretasi Data

Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

Identifikasi dengan Root

Causes Analysis

(27)

Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja

Tahap Analisis dan Interpretasi Data

Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

Perancangan Sistem Kerja -Rancanga kerja SSOP -Rancangan kerja GMP -Rencangan kerja WISE -Perancangan Fasilitas

(28)

Analisis kondisi eksisting

UKM

Analisis Daftar Periksa

GMP-WISE

Analisis alternatif

rekomendasi perbaikan

sistem kerja

Analisis pemilihan alternatif

metode penyampaian

perbaikan

Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja

Tahap Analisis dan Interpretasi Data

Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

(29)

Analisis karakter buku

panduan

Gaya Visual

Konten Buku Panduan

Benchmarking

Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja

Tahap Analisis dan Interpretasi Data

Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan

(30)

Simpulan dan saran dari penelitian Tahap Pendahuluan Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap perancangan Sistem Kerja Tahap Analisis dan

Interpretasi Data Tahap Konsep Pengembangan Buku

Panduan

Tahap Simpulan dan Saran

(31)

Gambaran Umum

Sistem Kerja IKM

Daftar Periksa GMP + WISE

Metode dan Tools Ilmu Teknik Industri SPP-IRT Persyaratan mendapatkan SPP- IRT Melakukan penilaian / pemeriksaan sarana produksi Membuat rancangan perbaikan

sistem kerja berdasarkan evaluasi daftar periksa

Hasil penilaian dan evaluasi Sistem pemeriksaan Pengajuan Formulir Perbaikan sistem kerja Mendapatkan perizinan

(32)

PENGUMPULAN DAN

PENGOLAHAN DATA

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

Akhir-Pengumpulan data eksisting dan pengolahan data untuk pemecahan permasalahan

(33)

Kondisi Eksisting

Beberapa Informasi Objek Amatan:

Kampung Tempe Tenggilis Mejoyo; Terdapat 23 Pengerajin Tempe

Berdiri sejak Tahun 1938 Terletak di Kecamatan Tenggilis

Mejoyo Kota Surabaya

Fokus amatan: UKM milik Bapak Nur Hasan

Kapasitas produksi 9,43 kg kedelai/hari

Produksi: Tempe, Keripik Tempe, dan Sari Kedelai

Karyawan UKM; 7 Orang (4 L, 3 P) Pemasaran tempe menyebar di Surabaya, Sebagian Sidoarjo, dan

(34)

Deskripsi Produk

TEMPE

•Menggunakan bahan baku kacang kedelai impor. • Ragi Merek Rapima

• Dua macam jenis: Tempe dengan ketebalan 2 cm dan

5 cm

•Dijual tiap papan panjang (bukan bungkus kecil) •Sasaran : pedagang tempe eceran

•KERIPIK TEMPE •Produksi 6 kg / hari •Dua macam ukuran;

Kecil dengan harga Rp 1.000,00/bungkus Besar dengan harga Rp 5.000,00/bungkus

• Produksi pada jam 15.00-17.00

•Sasaran: Warung di daerah Tenggilis •SARI KEDELAI

•Produksi 1 kg / hari

•Produksi pada jam 03.00-05.00 •Harga : Rp 1.000/Bungkus

(35)

Proses Produksi

1. Kedelai ditakar (ditimbang)

2. Kedelai dibersihkan dari kotoran-kotorannya (ditampi / tapeni)

3. Kedelai dicuci dengan air hingga bersih

4. Kedelai direbus, sambil diaduk hingga masak / mateng (selama 2 jam) 90°C

5. Kedelai direndam selama ± 12 jam

6. Kedelai ditiriskan (di tus)

7. Kedelai dikupas (dengan mesin pengupas kedelai)

8. Kedelai dicuci dengan air hingga bersih

9. Kedelai direbus lagi sambil diaduk hingga rata (selama 1 jam) 90°C

10. Kedelai ditiriskan (ditus)

11. Kedelai dicampur dengan ragi hingga merata

12. Kedelai dimasukkan dalam kantong plastik, dan dibiarkan selama ± 36 jam

(36)

Tata Letak UKM Eksisting

Gang Tenggilis

Rumah Penduduk

Area produksi untuk produksi tempe

terpisah dengan rumah pribadi Ruang produksi tempe terletak diantarapemukiman pada penduduk Terletak di Samping Kali Pembuangan

(37)

Peralatan dan Fasilitas UKM

1. Tampan Bambu 2. Drum Plastik 3. Drum Besi 4. Kolam Pencucian

5. Mesin Pengupas Biji Kedelai

Kondisi peralatan dan fasilitas UKM terlihat seadanya dan cenderung kotor. Tidak ada jaminan keamanan dan

kebersihan dari peralatan yang digunakan dalam proses produksi

(38)

www.themegallery.com

Penilaian Daftar

Periksa GMP-WISE

Start

Tinjauan lapangan pada UKM Tenggilis Mejoyo

Surabaya

● Kondisi kerja UKM ● Wawancara dengan pemilik usaha

Pemeriksaan daftar periksa GMP-WISE

Hasil Penilaian ● Prioritas setiap aspek ●Nilai kondisi tiap aspek

Menentukan kriteria dan sub kriteria pada penilaian

daftar periksa

Penentuan bobot sub kriteria prioritas menggunakan AHP Perhitungan nilai bobot

prioritas dengan nilai kondisi UKM dari daftar

periksa GMP-WISE Didapatkan nilai urutan sub

kriteria yang harus diperbaiki Apakah sub kriteria merupakan prioritas

pengerjaan?

Perbaikan sistem kerja

Penyusunan buku panduan Finish Tidak Prioritas Prioritas

A

A

Start

Tinjauan lapangan pada UKM Tenggilis Mejoyo

Surabaya

● Kondisi kerja UKM ● Wawancara dengan pemilik usaha

Pemeriksaan daftar periksa GMP-WISE

Hasil Penilaian

● Prioritas setiap aspek ●Nilai kondisi tiap aspek

Menentukan kriteria dan sub kriteria pada penilaian

daftar periksa

Penentuan bobot sub kriteria prioritas menggunakan AHP Perhitungan nilai bobot

prioritas dengan nilai kondisi UKM dari daftar

periksa GMP-WISE Didapatkan nilai urutan sub

kriteria yang harus diperbaiki Apakah sub kriteria merupakan prioritas

pengerjaan?

Perbaikan sistem kerja

Penyusunan buku panduan

Finish

Tidak Prioritas Prioritas

(39)

Daftar Periksa GMP-WISE

Penilaian 1:

Pemilihan Tindakan PRIORITAS

-Verifikasi dengan pemilik atau pengawas UKM.

-Kriteria Prioritas:

1. Mempengaruhi proses kerja lainnya,

2. Mempengaruhi higIenitas produk jadi.

3. Persyaratan yang harus ada pada proses kerja UKM.

(40)

Daftar Periksa GMP-WISE

Penilaian 1:

Pemilihan Tindakan PRIORITAS

-Verifikasi dengan pemilik atau pengawas UKM.

-Kriteria Prioritas:

1. Mempengaruhi proses kerja lainnya,

2. Mempengaruhi higIenitas produk jadi.

3. Persyaratan yang harus ada pada proses kerja UKM.

Penilaian 2:

Pemilihan KONDISI sistem kerja 1. Tidak Terlaksana tidak/belum

dilaksanakan

2. Buruk tidak diberlakukan sesuai

persyaratan GMP

3. Kurang pelaksanaan hanya

sebagian kecil dari persyaratan GMP

4. Cukup pelaksanaan sudah

sebagian besar atau mendekati persyaratan GMP

5. Baik proses atau persyaratan

telah dilaksanakan sepenuhnya sesuai GMP.

(41)

www.themegallery.com

Penilaian UKM Amatan

Warna Kriteria

Biru Muda Penyimpanan dan Penanganan Material Jingga Mesin dan Proses Produksi

Hitam Desain Tempat Kerja

Ungu Pencahayaan

Kuning Sanitasi dan Zat Berbahaya Hijau Fasilitas Kesejahteraan Biru Tua Lingkungan Kerja

Merah Karyawan dan Organisasi Pekerjaan

Dari 25 aspek, 9 aspek belum terlaksana. 6 aspek dalam kondisi buruk. 4 aspek kondisi kurang. 6 Aspek kondisi Cukup

(42)

Penilaian Untuk Tiap Aspek

1. Penyimpanan dan Penanganan Material

Parameter GMP Parameter WISE Kondisi Eksisting

Bahan dan produk akhir harus disimpan dalam ruang dengan

penerangannya cukup dan tidak menyentuh lantai.

● Penempatan bahan

disesuaikan dengan kedekatan proses yang biasa

membutuhkan peralatan tersebut.

● Menggunakan rak gantung agar memudahkan

penyimpanan

● UKM tidak memiliki ruang khusus penyimpanan bahan baku, karena kedelai langsung diproses

(direndam) didalam drum plastik, untuk pengganti tempat penyimpanan.

Bahan dan produk akhir harus disimpan terpisah dalam ruangan yang bersih, sesuai dengan suhu penyimpanan, bebas hama.

● Menghindari penempatan bahan baku di lantai

● Mendekatkan tempat penyimpanan peralatan yang sering digunakan

● Menggunakan rak bertingkat untuk efisiensi luas ruangan

● Bahan baku diletakan di tempat khusus yang dekat dengan tempat produksi. Sedangkan produk jadi diletakan pada rak bertingkat yang dirancang khusus pihak UKM. Sub Kriteria Penempatan Bahan baku Penyimpanan dengan rak bertingkat

(43)

Penilaian Untuk Tiap Aspek

1. Penyimpanan dan Penanganan Material

Sub Kriteria Penempatan Bahan baku Penyimpanan dengan rak bertingkat

Penilaian GMP Pada Objek Amatan Penilaian WISE Pada Objek Amatan

●Media penyimpanan kurang karena tidak terdapat ruang khusus dan hanya ditinggalkan diruang produksi kerja. ● Bahan baku tidak diletakan langsung dilantai, tetapi didalam drum plastik. Tidak ada jaminan kebersihan pada drum plastik biru.

●Keterbatasan luas UKM menjadikan penyimpanan bahan baku tidak menyesuaikan alur produksi hanyak diletakan sesuai dengan tempat yang kosong.

Tempat penyimpanan cukup, karena diletakan pada rak bertingkat di ruangan terpisah. Tetapi ruangan penyimpanan di tempat terbuka (teras rumah), sehingga risiko suhu dan kebersihan kurang terjamin.

Penempatan cukup baik, karena tidak langsung menyentuh lantai, dekat dengan tempat produksi, dan menggunakan rak bertingkat.

Kurang Skor 3

Cukup Skor 2

(44)

Pengolahan Data dengan Metode AHP

Struktur Hirarki

Penilaian Sistem Kerja UKM Penyimpanan dan Penanganan Material Kebersihan penyimpanan bahan baku Peralatan perpindahan dan penyimpanan material Alat bantu perpindahan bahan baku Titik genggam alat bantu perpindahan Jalur perpindahan material Mesin dan Proses Produksi Pemeriksaan mesin dan fasilitas Pelindung mesin Label bahaya pada mesin Catatan kerusakan bahan baku Bagan alur produksi Kebersihan peralatan Tempat penyimpanan peralatan Kemasan pada pangan Desain Tempat Kerja Ruang produksi

yang luas dan sesuai urutan Penempatan material yang sering digunakan Penyesuaian ketinggian peralatan kerja Kursi dengan sandaran Kondisi lantai, dinding, dan

langit-langit Pencahayaan Penggunaan cahaya matahari Ventilasi bangunan

Sanitasi dan Zat Berbahaya Program Higiene dan sanitasi Tersedia wadah sampah / limbah Atisipasi zat berbahaya, karyawan

dan produk jadi Perlengkapan perlindungan karyawan Label kemasan pada produk olahan Larangan hewan berkeliaran Penanganan bahan kimia Penghalang sumber panas dan bising Alat pemadam kebakaran Fasilitas Kesejahteraan Fasilitas minum Sarana cuci tangan Pembersihan peralatan dan perlengkapan Pemeliharaan kebersihan pribadi Peralatan P3K Program kebersihan Lingkungan Kerja Lokasi produksi Perlindungan tempat kerja Sirkulasi suhu yang panas Ketersediaan fasilitas air yang

cukup Karyawan dan Organisasi Pekerjaan Perarturan kebijakan K3 bagi karyawan Perawatan kebersihan karyawan Peraturan kerja karyawan Kesempatan istirahat Sertifikasi pemilik usaha Pengawasan internal UKM Dokumentasi produksi

(45)

Pengolahan Data dengan Metode AHP

Pakar dalam Penilaian Kuisoner AHP

● Memiliki pengetahuan mengenai sistem kerja UKM

● Mengetahui perbandingan sistem kerja antar UKM yang dikelola.

● Memiliki pengalaman dalam menghadapi masalah sistem kerja berbagai macam UKM

Pendamping /

Pembina UKM

● Mengetahui proses kerja

pembuatan produk di UKM secara mendetail.

● Memiliki pengalaman dalam proses kerja UKM selama beberapa tahun.

Pelaku Usaha

● Memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai keamanan pangan

● Memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai keamanan pangan

Praktisi

● Mengetahui kualifikasi UKM yang baik berdasarkan berbagai macam parameter keilmuan

● Mengetahui secara umum gambaran sistem kerja UKM amatan

Akademisi

Rizki Febriyanti, S.T. Bapak Nur Hasan

Herry Susanto.

(46)

Kuisoner AHP

9 7 5 3 1 3 5 7 9

1 Penyimpanan & Penanganan Material v Mesin dan Proses Produksi 2 Penyimpanan & Penanganan Material v Desain Tempat Kerja 3 Penyimpanan & Penanganan Material v Pencahayaan 4 Penyimpanan & Penanganan Material v Sanitasi dan Zat Berbahaya 5 Penyimpanan & Penanganan Material v Fasilitas Kesejahteraan 6 Penyimpanan & Penanganan Material v Lingkungan Kerja 7 Penyimpanan & Penanganan Material v Karyawan dan Organisasi Pekerjaan 8 Mesin dan Proses Produksi v Desain Tempat Kerja 9 Mesin dan Proses Produksi v Pencahayaan 10 Mesin dan Proses Produksi v Sanitasi dan Zat Berbahaya 11 Mesin dan Proses Produksi v Fasilitas Kesejahteraan 12 Mesin dan Proses Produksi v Lingkungan Kerja 13 Mesin dan Proses Produksi v Karyawan dan Organisasi Pekerjaan

No Kriteria A Skala Penilaian Aspek Utama Kriteria B

(47)

Nilai Bobot AHP

0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.070.0730.0650.0830.065 0.048 0.036 0.078 0.04 0.104 0.018 0.050.045 0.082 0.042 0.1 B ob ot S u b K ri te ri a Sub Kriteria

Bobot Global Kombinasi

Inkonsistensi

Expert 1 Expert 2 Expert 3 Expert 4 Expert 5 Kombinasi

0.24 0.05 0.04 0.06 0.47 0.02

Nilai Inkonsistensi

Bobot kontribusi x

Nilai Kondisi dari Daftar Periksa

GMP-WISE

Langkah selanjutnya melakukan perhitungan:

(48)

Urutan Aspek Perbaikan

Kode Sub Kriteria Permasalahan Nilai Sub

Kriteria Ranking % Kumulatif

A Program higiene dan sanitasi 0.520 16.2% 16.2% B Kebersihan peralatan 0.360 11.2% 27.3% C Sertifikasi pemilik usaha 0.350 10.9% 38.2% D Tata letak ruang produksi yang

luas dan sesuai urutan kerja 0.260 8.1% 46.3% E Kebersihan penempatan material 0.210 6.5% 52.8%

F Antisipasi zat berbahaya 0.200 6.2% 59.0% G Kondisi kebersihan lantai, dinding, dan langit-langit 0.192 6.0% 65.0% H Ketersediaan air 0.164 5.1% 70.1% I Ventilasi bangunan 0.156 4.8% 74.9% J Pembersihan peralatan dan perlengkapan 0.150 4.7% 79.6% K Penyimpanan dengan rak bertingkat 0.146 4.5% 84.1% L Lokasi produksi 0.135 4.2% 88.3% M Pemeriksaan mesin dan fasilitas 0.130 4.0% 92.4% N Infrastruktur sarana cuci tangan 0.090 2.8% 95.2% O Kebijakan K3 0.084 2.6% 97.8% P Penggunaan cahaya matahari 0.072 2.2% 100%

TOTAL 3.219 100.0%

A B C D E Nilai Sub Kriteria 0.52 0.359666 0.35 0.26 0.21 % Kumulatif 31% 52% 72% 88% 100% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% -0.11 0.09 0.29 0.49 0.69 0.89 1.09 1.29 1.49 1.69 Pe rs en K um ul at if N ila i K ri te ri a

Pareto Chart Lima Sub Kriteria

(49)

Identifikasi Penyebab Permasalahan

No

Sub

Kriteria Permasalahan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5

1

Program higiene dan sanitasi

Tidak tersedia wadah sampah yang tertata rapi (sesuai dengan jenis sampah) untuk limbah hasil produksi UKM

Tidak ada kesadaran pemilik UKM dalam menjaga lingkungan kerja yang ada disekitar UKM

Tidak terdapat modal untuk pengadaan wadah sampah

Tidak mengetahui akibat atau pentingnya

memiliki wadah sampah terpisah untuk hasil limbah yang dikeluarkan UKM

Belum merasakan risiko bahaya yang timbul dari kebiasaan

membuang limbah sembarangan

Tidak ada media edukasi dalam menjaga kebersihan dan keamanan pada lingkungan kerja Tidak terlaksana

program kerja rutin dalam penerapan hiegiene dan sanitasi di tempat kerja UKM

Pemilik UKM tidak mengetahui pentingnya program hiegine dan sanitasi untuk sistem kerja UKM dan produk olahan.

Kurang adanya tindak ketegasan dari pemerintah dalam kewajiban menjalankan hiegiene dan sanitasi di industri rumah tangga khususnya pangan

Belum adanya media informasi yang mudah dipahami mengenai program hiegine dan sanitasi untuk sistem kerja UKM

2

Kebersih an peralatan

Lokasi dan media dalam membersihkan peralatan kerja tidak terjamin Tidak adanya kepedulian pemilik usaha ataupun karyawan dalam menjaga kebersihan peralatan kerja Keterbatasan modal dalam menyediakan media pembersihan pada sistem kerja UKM

Tidak ada komplain dari pihak eksternal

mengenai kebersihan peralatan kerja yang digunakan

Tidak mengetahui standar dalam pembersihan peralatan (baik cara ataupun media pembersihnya)

Belum adanya media informasi yang mudah dipahami mengenai program menjaga kebersihan peralatan kerja di industri rumah tangga pangan

3 Sertifikasi pemilik usaha

Tidak adanya

kepemilikan SPP-IRT ataupun P-IRT pada UKM

Usaha masih berjalan tanpa adanya SPP-IRT dan P-IRT

Belum mengetahui manfaat yang didapatkan apabila memiliki SPP-IRT dan P-IRT dalam usaha yang dijalankan

Tidak memiliki waktu dan arahan dalam pengajuan SPP-IRT dan P-IRT

Tidak ada media edukasi dalam mengarahkan pemilik usaha dalam mengajukan SPIRT maupun P-IRT

(50)

Identifikasi Penyebab Permasalahan

No

Sub

Kriteria Permasalahan Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5

4 Tata letak ruang produksi yang luas dan sesuai urutan kerja Keterbatasan luas ruang produksi kerja

Pemilik UKM hanya menggunakan tempat yang tersedia apa adanya (sekedar bisa digunakan)

Keterbatasan modal dalam perluasan ruangan kerja UKM

Tidak ada standar ruang produksi yang layak digunakan dalam proses produksi IRT pangan

Tidak ada media edukasi dalam memberikan contoh ruang produksi yang layak digunakan dan sesuai dengan urutan proses kerja, agar mengefisiensikan waktu dan tenaga

Lokasi ruang produksi yang berada di wilayah padat penduduk Keterbatasan modal dalam pemilihan lokasi produksi kerja yang layak Belum adanya kepedulian masyarakat sekitar dalam menjaga kebersihan disekitar lokasi produksi pangan

Belum adanya media informasi yang mudah dipahami mengenai menjaga kebersihan lokasi produksi kerja bersama 5 Kebersihan penempatan material Media fasilitas untuk penempatan material kerja yang belum tersedia Tempat penyimpanan dengan kondisi sekarang dianggap praktis dan tidak banyak mengeluarkan modal

Belum timbul permasalahan dari media penyimpanan yang tidak ada jaminan kebersihan

Keterbatasan tempat penyimpanan pada UKM

Belum mengetahui standar atau contoh yang baik dalam menjaga peralatan kerja

Tidak ada media edukasi dalam memberikan contoh penyimpanan peralatan kerja IRT pangan

(51)

Usulan Perancangan Sistem, Kerja

Rekomendasi Perbaikan UKM

Rancangan WISE

Rancangan WISE bertujuan

meningkatkan produktivitas sistem kerja UKM. Dengan menerapkan metode WISE di UKM dapat merubah kondisi kerja lebih

sederhana, efektif, dan terjangkau.

Rancangan SSOP

Sanitation Standard Operating Procedures

bertujuan mengidentifikasi semua langkah dalam operasi yang kritis terhadap keamanan dan mutu pangan.

Perancagan Fasilitas

Perencanaan Fasilitas merupakan salah satu

rekomendasi perbaikan yang dapat digambarkan dalam penelitian ini.

Rancangan GMP

Rancangan GMP merupakan hal yang berkaitan dengan pemenuhan sistem kerja terhadap fasilitas dan sanitasi pada proses produksi yang dilakukan oleh UKM (sesuai

(52)

Perencanaan Fasilitas :

Penentuan Kebutuhan Ruang

No Fasilitas Kondisi

1 Warehouse Bahan Baku Belum tersedia

2 Warehouse Produk Jadi Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP

3 Kamar Mandi Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 4 Ruang Office Belum tersedia

5 Tempat Penyucian Peralatan Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 6 Tempat Penakaran dan PemisahanKotoran Kedelai Belum tersedia

7 Tempat Pencucian Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 8 Tempat Perebusan Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 9 Tempat Pengupasan Biji Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 10 Tempat Perendaman Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 11 Tempat Penirisan Kedelai Belum tersedia

12 Tempat Pencampuran Ragi dan

Pembungkusan Kedelai Tersedia, tetapi belum sesuai standar GMP 13 Musholla Belum tersedia

(53)

Perencanaan Fasilitas :

Systematic Layout Planning - ARC

1. Warehouse Bahan Baku 5. Tempat Pencucian Peralatan 4. Ruang Office 3. Kamar Mandi 2. Warehouse Produk Jadi 9. Tempat Pengupasan Biji Kedelai 8. Tempat Perebusan Kedelai 7. Tempat Pencucian Kedelai

6. Tempat Penakaran dan Pemisahan Kotoran Kedelai 10. Tempat Perendaman Kedelai 11. Tempat Penirisan Kedelai 12. Tempat Pencampuran Ragi dan Pembungkusan Kedelai 13. Mushola O 1 X 9 U X 9 I 6 U U U U U U U 9 X 9 I 1 X 9 X 9 X 9 X 9 X 9 U X 9 E 2,3,6 U O X 9 U U U U U U U E 4 U U U U U U U U I 4 X 9 X 9 U X 9 U X 9 X 9 U A 2,4,6 A 2,4,6 U U U X 9 X A 2,4,6 E 6 E 6,7 E 7 X 9 U U U U U U U A 2,4,6 A 2,4,6 A 2,4,6 A 2,4,6 U U I 8 I 8 U

(54)

Perencanaan Fasilitas : Systematic

Layout Planning - ARD

1 2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 5 8

(55)

Perencanaan Fasilitas : Systematic

Layout Planning - SRD

Warehouse Bahan Baku

Warehouse Produk Jadi Kantor Office Mushola

Kamar Mandi Tempat Pencucian Peralatan Tempat Penakaran dan pemisahan kotoran Tempat Pencucian Kedelai Tempat Perebusan Tempat Pengupasan Biji Kedelai Tempat Perendaman Kedelai Tempat Penirisan Kedelai Tempat Pencampuran Ragi dan Pembungkusan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Aliran Bahan Baku Masuk

Aliran Produk Jadi Keluar

(56)
(57)
(58)

ANALISIS DAN

INTERPRETASI DATA

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

(59)

Analisis Kondisi Eksisting UKM

Tempe Tenggilis Surabaya

Lokasi UKM Kondisi Ruang Produksi Kebersihan Fasilitas dan Peralatan Kerja

Izin SPP-IRT

Faktor Eksternal

1. Belum adanya dukungan penuh dari pihak

pemerintah dalam memperbaiki UKM kecil di

surabaya

2. Biaya bahan baku kedelai yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun

3. Banyaknya produk impor yang masuk sehingga banyak konsumen yang hilang.

(60)

Analisis Kondisi Eksisting UKM

Tempe Tenggilis Surabaya

Lokasi UKM Kondisi Ruang Produksi Kebersihan Fasilitas dan Peralatan Kerja

Izin SPP-IRT

Faktor Internal

1. Kurangnya modal dari pemilik usaha

2. Kurangnya informasi terkait standar produksi yang baik sesuai keamanan dan kebersihan pangan

3. Budaya atau tradisi tradisional yang masih

digunakan beberapa pengerajin dalam melakukan proses kerja

4. Kurangnya informasi teknologi menyebabkan para pengerajin tidak mengikuti perkembangan zaman.

(61)

Analisis Daftar Periksa

Kelebihan Daftar Periksa GMP-WISE

1. Memberikan dua output pada satu kali penilaian 2. Penambahan gambar ilustrasi disetiap

pertanyaan juga memberikan kemudahan penilai

Kekurangan Daftar Periksa GMP-WISE

1. Penilai diharapkan sesorang yang mengetahui

sistem kerja UKM

2. Melakukan penilaian secara langsung pada objek pengamatan.

(62)

Analisis Penilaian Sistem Kerja

Berdasarkan Daftar Periksa GMP-WISE

Program higienis dan sanitasi kerja

1. Mengurangi risiko

bahaya penularan /

kontaminasi makanan

pada saat proses

produksi berlangsung 2. Higienitas merupakan

salah satu persyaratan yang termasuk pada

metode GMP dan kriteria

yang diberikan oleh dinas kesehatan..

1. Antar kriteria saling berhubungan dan saling melengkapi 2. Pemenuhan lima kriteria teratas yang paling mempengaruhi

dirasa dapat melengkapi kriteria lainnya untuk memenuhi standar keamanan dan kebersihan pangan olahan.

(63)

Analisis Alternatif Rekomendasi

Perbaikan Sistem Kerja

SSOP GMP WISE

•Kebersihan Peralatan •Tata letak ruang produksi yang luas

•Program Higienitas dan Sanitasi

•Kebersihan Peralatan •Sertifikat SPP-IRT

•Tata letak ruang produksi yang luas

•Kebersihan penempatan bahan baku

Menghindari risiko kontaminasi silang dari

luar terhadap proses produksi

Permasalahan dalam pengolahan bahan baku dari awal hingga menjadi

produk siap konsumsi

Meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja yaitu

WISE. Melengkapi dua rekomendasi sistem kerja

GMP dan SSOP •Pemilik usaha dan karyawan harus memiliki komitmen kuat dalam melakukan perubahan pola kerja / kebiasaan

•Pemilik usaha mengeluarkan sebagian modal untuk memperbaiki

infrastruktur ruang produksi agar lebih baik dan terjamin

(64)

Contoh Rekomendasi

No Tahap Proses Kerja Rekomendasi Perbaikan SSOP GMP WISE 1 Penakaran bahan baku (biji kedelai)

Kunci 2 - peralatan dan perlengkapan kerja pegawai pada saat

melaksanakan proses kerja

●Melakukan inspeksi dengan mengisi daftar periksa penerimaan bahan

●Alat timbang memiliki presisi yang tepat, dengan cara melakukan pengecekan rutin untuk menjaga keakuratan.

●Menjaga kebersihan alat timbang sebelum digunakan.

● Menyediakan alat pengangkutan menggunakan sistem trolli dorong atau perangkat lain yang menggunakan roda untuk memudahkan penggunaan dalam proses pengangkutan.

2 Pembersihan Biji Kedelai

Kunci 3 -Pencegahan kontaminasi silang, pembersihan bahan baku dengan produk yang dikonsumsi.

●Karyawan menggunakan baju produksi lengkap yaitu sarung tangan, masker, dan penutup kepala agar meminimalisir kontaminasi.

●Melakukan proses pencucian serta pemeriksaan kondisi alat produksi sebelum digunakan.

●Menggunakan air cucian dari PDAM yang terjamin kebersihannya.

●Melakukan pencucian kedelai sebanyak dua kali, untuk menjamin tidak tercampur mikroba pada bahan baku produk.

●Tersedia sumber air bersih dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi.

●Sistem saluran pembuangan air harus selalu berjalan lancar untuk mencegah genangan air yang mengundang hama, jangan sampai limbah buangan tercecer di lantai produksi dan menggenangi jalan.

3 Pencucian kedelai

● Kunci 1 - Keamanan air yang digunakan saat pencucian ● Kunci 2 - Kebersihan wadah tampung kedelai dalam pembersihan ●Kunci 3-Sarana pembuangan limbah sisa pencucian kedelai yang

(65)

Analisis Perancangan Tata Letak

(Layout) dan Fasilitas

Kelebihan Tata Letak UKM Baru

1. Telah menyesuaikan urutan proses produksi

2. Menjauhkan dari sumber kontaminasi silang (Kamar mandi, tempat penyucian, pembuangan limbah)

3. Mengkolompokan ruang produksi yang membutuhkan sumber

air dan menghasilkan limbah air pula

Kekurangan Tata Letak UKM Baru

1. Dibutuhkan lokasi produksi baru, karena lokasi eksisting tidak mendukung tata letak perbaikan 2. Dibutuhkan biaya yang cukup besar dalam

(66)

Analisis Pemilihan Alternatif

Metode Penyampaian Perbaikan

Pemilihan Alternatif

Berikut merupakan beberapa alternatif metode untuk

memberikan informasi sistem kerja yang baik sesuai

dengan standar dari GMP-WISE yang sesuai dengan

pengerajin UKM yaitu :

– Buku panduan sistem kerja untuk memenuhi standar

kesehatan dan keamanan pangan,

– Software penilaian sistem kerja sesuai dengan daftar

periksa GMP-WISE,

– Sosialisasi dan pelatihan perancangan sistem kerja

– Kebijakan pemerintah sekitar mengenai sistem kerja

yang baik.

Self learning

Structure learning

(67)

Klasifikasi Alternatif Metode

berdasarkan SEMs’

(

Strategic Experiental Modules

)

No Alternatif Metode Sense Feel Think Act Relate

1 Buku Panduan Sistem Kerja

2

Pelatihan dan Sosialisai

Penerapan Sistem Kerja yang Baik

3

Kebijakan Pemerintah

Mengenai Sistem Kerja yang Baik

4 Software Penilaian Sistem

(68)

Alternatif Terpilih

Membuat Buku Panduan Sistem Kerja Idealnya menjalankan serangkaian metode disamping

(69)

KONSEP PENGEMBANGAN

BUKU PANDUAN

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

(70)

Konsep Pengembangan Buku

• Analisis Karakter (faktor

demografis, faktor geografis, psikografis target audience,

karakteristik jenis

audience, dan jenis data)

• Gaya Visual (Bahasa,

Tipografi, Ukuran buku , komposisi warna, layout)

Konten buku ( bagian

identitas, bagian isi, bagian akhir)

Benchmarking

Contoh Buku Panduan Perancangan Sistem Kerja pada UKM Tempe untuk

(71)

SIMPULAN DAN SARAN

- Diah Rachmi D. 2509 100 002| Seminar Tugas

(72)

Simpulan

Dari enam belas aspek yang menjadi prioritas perbaikan sistem kerja UKM Tempe Tenggilis. Lima aspek utama permasalahan yang diperbaiki diantaranya adalah

• Ketersediaan program higiene dan sanitasi, • Kondisi kebersihan peralatan kerja,

• Kepemilikan sertifikasi pemilik usaha dan izin usaha,

• Tata letak ruang produksi yang luas dan sesuai urutan kerja • Kebersihan penempatan material.

Perancangan sistem kerja perbaikan untuk memenuhi

persyaratan SPP-IRT adalah dengan menerapkan sistem

kerja perbaikan SSOP, GMP, dan didukung dengan

(73)

Simpulan (2)

Metode terpilih yang digunakan untuk memberikan

informasi mengenai perbaikan sistem kerja di

UKM Tempe Tenggilis yaitu pembuatan buku

panduan

yang ditujukan untuk memperbaiki mutu

dan keamanan pangan dari hasil produksi UKM,

serta meningkatkan produktivitas kerja

(74)

Saran

BIAYA

Penelitian dapat dilanjutkan dengan memperhatikan faktor biaya dan mengarah pada faktor efisiensi

ALTERNATIF METODE

Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam perbaikan sistem kerja yang berkelanjutan pada pengerajin UKM Tempe seharusnya dilakukan implementasi dari serangkaian alternatif

metode, bukan hanya satu metode saja.

OBJEK PENELITIAN SELANJUTNYA

Lingkup objek penelitian dapat diperluas yaitu untuk berbagai macam jenis UKM pangan lainnya.

(75)

Daftar Pustaka

• Ardhianto. (2011), Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas Pada Usaha Kecil Menengah Konveksi Adios, Jakarta: Universitas Gunadarma

• Ariawati, Ria Ratna. (2004). Usaha Kecil dan Kesempatan Kerja. Fakultas Ekonomi, UNIKOM. Jakarta. • Badan Pusat Statistik (2009), Peraturam Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 Tentang

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, BPS, Jakarta.

• Bourgeois, R. (2005), Analytical Hierarchy Process: an Overview, UNCAPSA-UNESCAP, Bogor. • Departemen Kesehatan (1991), Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Depkes RI Jakarta. • Dipta, I. W. (2004). Membangun Jaringan Usaha Bagi Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta.

• Heragu, S. (2006), Facilities Design, 2nd edition, New York: Universe, Inc. • Mangkunegara, A. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. • Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

• Kopersi Produsen Tahu Tempe Indonesia (2013), Buku Saku Rumah Tempe Indonesia, Buku Saku, Vol. 1, KOPTI, Bogor.

• Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2002). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri No. 1404/MENKES/XI/2002, Jakarta

• Menteri Negara Sekretaris Negara. (1996). Undang-Undang Republik Indonesia No. 7. 1996 tentang Pangan, Jakarta.

• Ramadhani M, Fariza A, Basuki DK. (2007). Sistem Pendukung Keputusan Identifikasi Penyebab Susut Distribusi Energi Listrik Menggunakan Metode FMEA. Jakarta.

• Rooney, J.J & Heuve, L.N.V (2004), Root Cause analysis for Beginners. Diakses 2 Juni 2013 dari situs https://webspace.utexas.edu

• Saaty (1983). The Analytic Hierarchy Process; Planning, Priority, Setting, Resource Allocation. University of Pittsburgh.

(76)

Daftar Pustaka (2)

• Saaty, Thomas L., and Luis G. Vargas. (1994). The Analytical Hierarchy Process, University of Pittsburgh • Sari (2011), Perancangan Sistem Kerja Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Untuk Memenuhi HACCP

(Studi Kasus : UKM Syafrida Produsen Snacks), Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. • Schmitt, B. H., (1999). Bernd Schmitt. New York: The Free Press.

• Suharna, C. (2006), Kajian Sistem Manajemen Mutu Pada Pengolahan Ikan Jambal Roti di Pangandaran Kabupaten Ciamis, Semarang : Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 10 April 2011. http://www.uajy.ac.id/jurnal/jti/2000/4/3/pdf/2000_4_3_6.pdf

• Suma'mur. (2001). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan . Jakarta: Gunung Agung.

• Perdana (2008), Kajian Penerapan GMP, GTP, GRP dan SSOP Serta Penyusunan Awal Rencana Sistem HACCP Pada Produksi Yoghurt Di KPSBU Lembang, Bandung, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

• Thaheer, H. (2005). Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara, Jakarta.

• Widianarko. (2002). Tips Pangan “Teknologi, Nutrisi, dan Keamanan Pangan”. Grasindo. Jakarta • Wignjosoebroto, S. (2000) Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk Meningkatkan

Produktivitas Kerja. Jakarta : PT. Gunawidya.

• Wignjosoebroto, S. (2006). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri (Edisi Pertama Catakan Kedua). Surabaya : Guna Widya.

• Wignjosoebroto, S. (2009). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (Edisi Ketiga). Surabaya : Guna Widya.

(77)

Gambar

Gambar Komponen Dasar GMP Sumber : Thaheer, 2005.

Referensi

Dokumen terkait