• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Silo DKI Jakarta adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Silo DKI Jakarta adalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat “Silo” DKI Jakarta adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. Keadaan penduduk dalam wilayah pelayanan GPIB Silo DKI Jakarta adalah etnis pendatang yaitu etnis Maluku dan Minahasa. Walaupun ini di daerah Jakarta tetapi etnis Jawa di daerah ini minoritas sedangkan yang mayoritas adalah etnis Maluku sehingga daerah ini sering disebut sebagai kampung Ambon.

Ada sebuah fenomena yang terjadi di gereja khususnya Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) “Jemaat Silo”. Masyarakat di sekitar gereja yang juga adalah jemaat GPIB Silo sebagian besarnya bekerja atau berprofesi sebagai pengedar dan bandar narkoba.1 Narkoba merupakan zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukan ke dalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang dan dapat menimbulkan ketergantungan.2

Pekerjaan sebagai bandar dan pengedar Narkoba adalah profesi yang bagi sebagian masyarakat merupakan suatu pekerjaan yang tidak layak karena merusak moral dan citra bangsa dan melanggar norma hukum. Akan tetapi di sisi lain bagi sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai bandar dan pengedar Narkoba, mereka merasa bahwa dengan adanya pekerjaan ini mereka mendapat kehidupan yang layak yaitu dapat menghidupi kebutuhan diri sendiri dan keluarga, selain itu uang dari hasil pekerjaan tersebut diberikan ke gereja berupa persembahan.

1N.N, wawancara 08-02-2012

2 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Mengenal Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: BNN,

(2)

2

Kebutuhan ekonomi merupakan hal yang sangat krusial bagi kehidupan manusia. Kenyataan inilah yang membuat masyarakat diperhadapkan dengan kebutuhan hidup yang semakin meningkat baik itu sandang, pangan, maupun papan. Disamping itu juga sulitnya lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan yang rendah, membuat orang akan melakukan pekerjaan apa saja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Misalnya melakukan tindakan kriminalitas yang melanggar norma-norma hukum dan agama seperti mencuri, menipu, berkerja sebagai pekerja seks komersial, bahkan menjadi pengedar narkoba.

Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi inilah yang seolah tidak lagi memberikan pilihan kepada manusia untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bernilai negatif seperti yang telah dipaparkan. Masyarakat yang beragama Kristen pun tidak luput dari persoalan ekonomi tersebut sehingga mengakibatkan mereka ingin bekerja apapun asal dapat menghidupi diri sendiri bahkan keluarga. Merekapun tidak hanya bertanggung jawab bagi keluarga dan dirinya sendiri tetapi juga memiliki tanggung jawab sebagai warga gereja. Salah satunya adalah memberikan persembahan sebagai wujud ungkapan syukur. Hal ini sudah merupakan kewajiban bagi warga gereja. Oleh karena itu, orang tidak peduli dari mana penghasilan mereka, baik itu penghasilan dari pekerjaan mereka yang benar atau penghasilan dari pekerjaan mereka yang tidak benar, mereka merasa mempunyai kewajiban untuk memberikan persembahan.

Persembahan di kalangan umat kristiani adalah suatu kiat dan konsep yang sangat umum. Hampir di mana ada pertemuan umat, di situ "katanya" ada persembahan. Ia bisa berwujud kotak persembahan, pundi persembahan, lelang barang sebagai persembahan, lagu pujian koor, atau vocal group sebagai persembahan. Persembahan identik secara formal dengan memberikan sesuatu untuk Tuhan.

(3)

3

Konsep persembahan di Perjanjian Lama adalah sebagai sarana pembinaan umat dan sebagai tanda kesetiaan dan kepatuhan umat terhadap Tuhan. Bagi umat Israel di zaman Perjanjian Lama, hukum itu memang mutlak. Kesetiaan dan kepatuhan umat Israel Perjanjian Lama terhadap aturan persembahan itu mengikat sekali. Artinya, ketidaksetiaan dan ketidakpatuhan mereka terhadap aturan itu akan membawa mereka kepada kebinasaan (Amos 5: 7 dst.). Sedangkan konsep persembahan di Perjanjian Baru berbeda. Persembahan tidak menentukan keselamatan, tetapi sebagai salah satu buah ucapan syukur.

Dari penjelasan di atas, maka muncul pertanyaan, apakah alasan bandar dan para pengedar narkoba memberikan persembahan dari hasil penjualan narkoba? Apakah sebagai suatu kewajiban agamawi bagi setiap warga gereja untuk memberikan persembahan dan tidak peduli dari mana hasil dari persembahan tersebut? Atau apakah para pengedar dan bandar memberikan persembahan dengan alasan sebagai penghapusan dosa? Atau sebagai penebusan dosa? Atau juga sebagai ungkapan syukur atas pekerjaan mereka yang diberkati oleh Tuhan? ataukah rasa hormat mereka kepada Tuhan?

Dengan latar belakang pemikiran yang telah penulis paparkan inilah, maka penulis melihat fenomena tersebut merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji. Dengan demikian penulis membuat skripsi ini dengan judul : “Pemahaman Para Bandar dan Pengedar Narkoba Tentang Persembahan (Studi Kasus di Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Jemaat Silo Cengkareng)”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut; Bagaimana pemahaman tentang persembahan bandar dan pengedar narkoba di jemaat GPIB Silo Cengkareng?

(4)

4 1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pemahaman persembahan bagi para bandar dan pengedar narkoba di jemaat GPIB Silo, Cengkareng Jakarta Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis, untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis secara khusus dan pembaca secara umum dalam pemahaman tentang persembahan serta memberikan sumbangsih bagi ilmu teologi sehingga dapat memberikan pemahaman yang benar tentang persembahan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa teologi.

2. Secara praktis, untuk dapat memberi pemahaman kepada warga gereja khususnya jemaat GPIB Silo Cengkareng Jakarta Barat mengenai pemahaman yang benar tentang persembahan.

1.5. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Yang bertujuan untuk menggambarkan/melukiskan secara tepat keadaan subyek dan atau objek penelitian, dengan data dan laporan yang didapat dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dan dokumen resmi lainnya berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka.

Studi pustaka sebagai dasar analisis historis, dan teks. Teknik ini digunakan sebagai landasan teoritis guna menjawab masalah penelitian.

(5)

5

Wawancara yang dilakukan tidak terstruktur terhadap jemaat GPIB Silo, khususnya para bandar dan pengedar narkoba yang dikategorikan informan sebagai informan kunci (lima anggota jemaat) guna mendapat informasi tentang pemahaman para Bandar dan pengedar narkoba tentang persembahan.

c. Observasi Partisipatif

Penulis melakukan observasi partisipatif, yakni peneliti melibatkan diri dalam pengamatan lapangan secara langsung, seperti: perkunjungan, dan kegiatan-kegiatan pelayanan kategoril lain yang dijalankan guna untuk menjawab permasalahan penelitian yang diangkat. Pengamatan hanya difokuskan kepada para Bandar dan pengedar narkoba untuk mengkaitkan pemberian persembahan dengan pekerjaan sebagai Bandar dan pengedar narkoba

d. Informan

Informan merupakan narasumber yang dapat dipercaya dan dapat diakui ke validasian data yang diberikan; seperti: para bandar dan pengedar narkoba, yang jumlahnya mencapai lima orang (5) yang dikategorikan sebagai bos dalam pengedaran narkoba. Kelima orang tersebut dianggap dapat mewakili atau sebagai representatif dari para bandar dan pengedar narkoba. Penulis menilai bahwa mereka lebih memiliki pengetahuan dan mengetahui situasi di tempat tersebut dan lebih mengetahui informasi yang dibutuhkan.

e. Analisa Data

Data yang dikumpulkan adalah data-data kualitatif berupa informasi dan uraian mengenai makna serta pemahaman persembahan bagi bandar dan para pengedar narkoba di jemaat GPIB Silo Jakarta Barat. Setelah data tersebut didapatkan, kemudian akan dikaitkan dengan tujuan penelitian. Data yang didapatkan kemudian dianalisa.

(6)

6 f. Lokasi dan waktu penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di GPIB Silo Cengkareng, Jakarta Barat.

1.6. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan, Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Metode penelitian, Analisa data, Lokasi penelitian dan Sistematika penulisan. Bab II: Landasan teori, yang di dalamnya dijelaskan tentang asal mula konsep persembahan, pengertian persembahan baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, serta makna persembahan. Bab III: Gambaran umum wilayah penelitian dan deskripsi wilayah penelitian yang di dalamnya dibahas tentang latar belakang tempat penelitian, masalah yang terjadi dalam wilayah penelitian, masuknya narkoba serta hasil peneltian. Bab IV : Pembahasan dan Analisa hasil penelitian, yang membahas tentang pemahaman para Bandar dan pengedar narkoba tentang persembahan khususnya tentang persembahan sebagai investasi bisnis dan persembahan sebagai sumbangan. Bab V: Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Materi Pokok : Menarikan tari kreasi baru sesuai dengan konsep, teknik, prosedur No Nama Siswa Observasi Jml Skor Nilai kerjasama Tanggung jawab tolera n disiplin (1)

Kontraktor dikehendaki mengganti pokok-pokok yang mati dengan pokok yang baru dan bersesuaian di kawasan taman dan di dalam pasu dan juga kawasan-kawasan yang

Berdasarkan penuturan Tu’u (2004: 48-50) disiplin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan, alat pendidikan, hukuman, teladan, lingkungan

Sebagai bagian dari Mizuho Financial Group, kami akan terus berusaha untuk menjadi bank terkemuka di Indonesia dengan menjalankan praktik kehati- hatian,

Halaman ini merupakan fungsi utama dari aplikasi.Dimana proses enkripsiakan dilakukan pada saat pengguna menekan tombol kirim. Proses enkripsi akan berjalan dan menghaslkan

Melalui pertanyaan siswa, diharapkan akan terungkap apa yang mereka pahami, yang tidak mereka pahami, dan yang mereka ingin ketahui lebih jauh mengenai Sistem

etnomatematika kedalam kegiatan pembelajaran, sehingga konsep tersebut dapat berhubungan secara langsung dengan budaya siswa dan dengan pengalamannya sehari-hari

Hasil dari analisa dan pengujian contoh batubara digunakan oleh Geologis eksplorasi untuk mengevaluasi apakah deposit batubara memiliki potensi untuk mensuplai pasar yang telah