• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES DAUN KUBIS DINGIN TERHADAP SKALA PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN ENGORGEMENT DI KECAMATAN BERGAS ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES DAUN KUBIS DINGIN TERHADAP SKALA PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN ENGORGEMENT DI KECAMATAN BERGAS ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES DAUN KUBIS DINGIN

TERHADAP SKALA PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM DENGAN ENGORGEMENT DI KECAMATAN BERGAS

Endah Zuni Astutik*), Faridah Aini**), Yunita Galih Yudanari***)

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Pembengkakan payudara merupakan respon fisiologis pada ibu postpartum, ibu mengalami ketidaknyamanan dan dapat menjadi alasan untuk penyapihan dini. Kubis kaya akan kandungan sulfur yang dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan payudara. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh kompres daun kubis dingin terhadap skala pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement.

Desain penelitian ini Quasi Experiment dengan desain eksperimen Non Equivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 ibu postpartum yang mengalami pembengkakan payudara yang dibagi dalam dua kelompok (kontrol dan eksperimen), dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling, alat pengumpulan data menggunakan Checklist six-point engorgement scale dan wawancara singkat. Analisa penelitian menggunakan Uji Wilcoxon dan Uji Mann Whitney U-Test.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skala pembengkakan sebelum intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol 5,18 dan 5,06, setelah intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol menurun menjadi 2,35 dan 4,88. Selisih rata-rata pembengkakan payudara pada kelompok eksperimen dan kontrol 2,83 dan 0,16. Ada pengaruh bermakna pemberian kompres daun kubis dingin terhadap pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement dengan p-value 0,000 ( = 0,05).

Kompres daun kubis dingin dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan skala pembengkakan dan mencegah terjadinya pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement.

Kata kunci : Skala pembengkakan payudara, Kompres daun kubis dingin

(2)

ABSTRACT

Breast Engorgement is a physiological response in postpartum mothers, the mothers experience discomfort and can be a reason for early weaning. Cabbage is rich in sulfur content which can reduce swelling and inflammation of the breast. The purpose this study was to analyze the effect of cold compresses using cabbage leaf to the scale of breast engorgement in postpartum mothers with engorgement.

The research design used Quasi Experiment with experimental design of Non-Equivalent Control Group Design. The samples in this research were 36 postpartum mothers who experienced breast engorgement divided into two groups (control and experiment), using sampling technique of purposive sampling, data collecting tool used six-point engorgement scale Checklist and a short interview. Research analysis used Wilcoxon test and Mann Whitney U-Test.

The results showed that the average scale of breast engorgement before the intervention in the treatment group and the control was 5.18 and 5.06 namely, after the intervention in the treatment and control group, it decreased into 2.35 and 4.88. An average difference of breasts engorgement in the intervention and control groups which was 2.83 and 0.16 namely. There was a significant effect of giving cold compress using cabbage leaf to the scale of breast engorgement in postpartum mothers with engorgement with p-value of 0,000 ( = 0,05).

Cold compress using cabbage leaves can be used as a therapy to reduce engorgement and prevent breast engorgement in postpartum mothers.

Keywords : Breast Engorgement Scale, Cold Compress Cabbage Leaf

PENDAHULUAN Latar Belakang

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami payudara bengkak dan mastitis, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan (Depkes RI, 2010).

Pembesaran dan nyeri payudara mulai timbul pascapartum, hari pertama sampai keempat dan dapat berlanjut lebih dari hari keempat pada wanita yang tidak menyusui. Pembengkakan sedang sering dialami oleh 21-52% wanita. Sedangkan pembengkakan berat terjadi pada 1-44%. Nyeri sedang dilaporkan dialami oleh 29-68% wanita, dan 10-33% wanita mengalami nyeri berat sampai 14 hari, setengahnya memerlukan analgesia untuk meredakan nyeri payudara (Sinclair, 2010; Cunningham, 2013).

Penyebab bendungan ASI diantaranya adalah peningkatan produksi ASI,

pelekatan yang kurang baik, keterlambatan menyusui dini, pengeluaran ASI yang jarang, adanya pembatasan waktu menyusui (Wambach, 2014). Faktor lainnya yakni ibu memilih untuk tidak menyusui atau jika ia mengalami keguguran, bayi lahir mati, ibu dengan virus HIV, HBsAg, TBC, Kanker, ibu yang sedang menjalani pengobatan, ibu dengan pembedahan payudara dan ibu dengan cedera payudara (Fraser, 2009; Cunningham, 2006; 2013).

Kubis atau kol (Brassica Oleracea Var. Capitata) merupakan sayuran ekonomis yang sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Kubis kaya akan fitonutrien dan berbagai vitamin seperti vitamin A, C, E, dan kandungan glukosinolate

mempunyai aktivitas antikanker

(Dalimartha, 2011). Kubis juga kaya akan kandungan sulfur yang diyakini dapat

mengurangi pembengkakan dan

(3)

Penggunaan daun kubis sebagai

pencegahan dan pengobatan

pembengkakan sangat mudah yaitu, daun kubis dicuci, ditiriskan kemudian didinginkan ke dalam freezer dengan suhu -20 C sekitar 30 menit, lemaskan tulang daun kubis, tempatkan daun kubis dingin di dalam bra selama kurang lebih 30 menit atau hingga daun menjadi layu dan suhunya sama dengan suhu tubuh, dilakukan dua kali sehari selama tiga hari atau hingga payudara yang bengkak sembuh, jika pembengkakan parah dapat dilakukan sesering mungkin (Perry, 2014; Davis, 2014). Beberapa ibu menggunakan daun kubis dalam jangka panjang saat penyapihan dan penekanan laktasi (Swisher, 2015).

Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Semarang, angka postpartum terbesar pada tahun 2014 terdapat di Kecamatan Bergas, dengan jumlah 1,005 orang. Sementara itu, hasil survei awal peneliti di Puskesmas Kecamatan Bergas pada tanggal 6 oktober 2015, jumlah ibu hamil trimester III bulan September 2015 sebanyak 99 orang, hasil wawancara singkat terhadap 10 orang ibu didapatkan, 5 orang mengalami pembengkakan payudara (breast engorgement), mereka

beranggapan bahwa kejadian

pembengkakan payudara (breast

engorgement) adalah suatu hal yang wajar pada ibu postpartum dan tidak ada efek buruknya terhadap kesehatan. Upaya mengatasi pembengkakan payudara (breast engorgement) dari 4 orang ibu, melakukan pemompaan ASI dan hasilnya kurang signifikan, disertai keluhan nyeri saat melakukan pemompaan, sementara itu 1 orang ibu membiarkan dan hanya menunggu bayinya haus. Seluruh ibu yang mengalami pembengkakan payudara (breast engorgement) mengatakan tidak mengetahui jika kubis dapat digunakan untuk mengurangi pembengkakan, mereka hanya mengetahui bahwa kubis adalah jenis sayuran dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan.

Rumusan Masalah

“Adakah pengaruh pemberian

kompres daun kubis dingin terhadap skala pembengkakan pada ibu postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas?”

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kompres daun kubis dingin terhadap skala pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi masukan pada pelayanan kesehatan seperti di posyandu, institusi puskesmas untuk menginformasikan manfaat pemberian kompres daun kubis dingin untuk

membantu menurunkan skala

pembengkakan payudara.

Peneliti mendapatkan sebuah pengalaman nyata dalam membantu mencegah dan menangani ibu postpartum yang mengalami pembengkakan payudara terkait ketidaknyamanan, nyeri saat pembengkakan payudara.

METODOLOGI Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimen) dengan rancangan penelitian Non Randomized Control Group Pretest Posttest Design yaitu pada design ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara non random.

Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang pada tanggal 18-20 Januari 2016.

(4)

Populasi Dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum di Kecamatan Bergas pada bulan Januari 2016.

Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu

postpartum yang mengalami

pembengkakan payudara. Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling ,dengan jumlah sampel 34 orang.

Pengumpulan Data

Instrument Penelitian

Skala penilaian yang digunakan berupa six-point engorgement scale untuk mencatat hasil pre-test dan post-test gejala perubahan pembengkakan payudara setelah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi dan kontrol.

Wawancara singkat digunakan peneliti untuk memperoleh kesan langsung, membaca mimik, menilai kebenaran yang dikatakan responden terkait nyeri pada pembengkakan payudara yang dirasakan.

Analisis Data

Analisis Univariat

Digunakan untuk mengetahui nilai mean atau rata-rata skala pembengkakan payudara, median dan standar deviasi sebelum dan sesudah diberikan terapi kompres daun kubis dingin.

Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney U-Test antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

Tabel 1

Skala Pembengkakan Payudara Sebelum

Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin pada Kelompok Intervensi dan placebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol pada Ibu Postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas, Januari 2016

Variabel Kelompok n Mean SD Min Max Skala Pembeng kakan Perlakuan Kontrol 17 17 5,18 5,06 0,636 0,659 4 4 6 6 Tabel 2

Skala Pembengkakan Payudara Sesudah

Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin pada Kelompok Intervensi dan placebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol pada Ibu Postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas, Januari 2016

Variabel Kelompok n Mean SD Min Max Skala Pembeng kakan Perlakuan Kontrol 17 17 2,35 4,88 0,862 0,485 1 4 4 6 Analisis Bivariat Tabel 3

Perbedaan Skala Pembengkakan Payudara Ibu Postpartum dengan engorgement Sebelum dan Sesudah Diberikan Kompres Daun Kubis

Dingin pada Kelompok Perlakuan di

Kecamatan Bergas, Januari 2016

Variabel Perlakuan n Mean SD Z p-value

Skala Pembeng kakan Sebelum Sesudah 17 17 5,18 2,35 0,636 0,862 -3,676 0,000 Tabel 4

Perbedaan Skala Pembengkakan Payudara Ibu Postpartum dengan engorgement Sebelum dan Sesudah Diberikan Placebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol di Kecamatan Bergas, Januari 2016

Variabel Perlakuan n Mean SD Z

p-value Skala Pembeng kakan Sebelum Sesudah 17 17 5,06 4,88 0,659 0,485 -1,134 0,257

(5)

Tabel 5

Perbedaan Skala Pembengkakan Payudara Ibu

Postpartum dengan engorgement Sesudah

Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin antara

Kelompok Perlakuan dan Kontrol di

Kecamatan Bergas, Januari 2016

Variabel Kelompok n Mean SD Z

p-value Skala Pembeng kakan Perlakuan Kontrol 17 17 2,83 0,16 0,862 0,485 -5,078 0,000 PEMBAHASAN

Skala Pembengkakan Payudara pada Ibu Postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas Sebelum Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin pada Kelompok Intervensi dan Plasebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol.

Sesuai data yang didapatkan dari responden skala pembengkakan tertinggi yang dialami pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yakni 6 dapat disimpulkan bahwa responden mengalami konsistensi payudara sangat keras dan

sangat nyeri, sedangkan skala

pembengkakan terendah yang dialami pada kelompok kontrol dan intervensi yakni 4 yang berarti responden mengalami konsistensi payudara keras, mulai terasa nyeri. Berdasarkan hasil observasi (inspeksi dan palpasi) menggunakan six-point engorgement scale serta wawancara singkat terkait nyeri yang dirasakan responden, didapatkan skala rata-rata pembengkakan payudara pada kelompok perlakuan yakni 5,18 dan pada kelompok kontrol 5,06 yang dapat diartikan bahwa rata-rata responden mengalami konsistensi payudara keras dan nyeri.

Pembengkakan payudara terlihat pada fase laktogenesis II, edema diseluruh tubuh ibu setelah bayinya lahir. Edema sering muncul di wajah, tangan, kaki bagian bawah dan kaki. Terlihat seperti layaknya ibu terkena diabetes, memiliki volume cairan intra vena dalam jumlah besar atau mendapat cairan intra vena selama persalinan. Pembengkakan membuat

areola menjadi keras sehingga bayi susah untuk menghisapnya (Davis, 2014).

Seperti yang dikemukakan oleh Sinclair (2010) dan Cunningham (2013), pembesaran dan nyeri payudara mulai timbul pascapartum, hari pertama sampai keempat dan dapat berlanjut lebih dari hari keempat pada wanita yang tidak menyusui. Pembengkakan sedang sering dialami oleh 21-52% wanita. Sedangkan pembengkakan berat terjadi pada 1-44%. Nyeri sedang dilaporkan dialami oleh 29-68% wanita, dan 10-33% wanita mengalami nyeri berat sampai 14 hari, setengahnya memerlukan analgesia untuk meredakan nyeri payudara tersebut.

Skala Pembengkakan Payudara pada Ibu Postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas Sesudah Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin pada Kelompok Intervensi dan Plasebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol.

Beberapa faktor yang dapat menurunkan pembengkakan payudara adalah konsumsi obat-obatan seperti paracetamol, ibuprofen dan lynoral, mengompres dingin, hangat dingin,

memerah atau memompa ASI dan

melakukan perawatan payudara. Dalam penelitian ini peneliti tidak dapat melakukan pengawasan secara intensif terhadap faktor yang dapat menurunkan atau meningkatkan skala pembengkakan payudara seperti respon fisiologis laktogenesis, dan let down reflect.

Hasil pengukuran rata-rata skala pembengkakan payudara pada ibu

postpartum dengan engorgement

menggunakan six-point engorgement scale setelah dilakukan pemberian kompres daun kubis dingin pada kelompok intervensi didapatkan skala pembengkakan 2,35 sehingga dapat diartikan bahwa rata-rata responden mengalami penurunan skala pembengkakan 2 yang dapat diartikan menjadi ada sedikit perubahan pada payudara, sebagian besar responden pada kelompok intervensi merasa senang setelah dilakukan pemberian kompres daun kubis

(6)

dingin, rasa dingin dari kompres daun kubis dinilai dapat meredakan ketegangan pada payudara yang bengkak, dan membuat ibu merasa lebih nyaman sedangkan rata-rata skala pada kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan sebesar 4,88 sehingga dapat diartikan bahwa rata-rata responden mengalami sedikit

penurunan konsistensi skala

pembengkakan menjadi payudara keras dan mulai terasa nyeri, penurunan skala

kemungkinan berhubungan dengan

terjadinya let down reflect dan respon fisiologis laktogenesis.

Selain proses let down reflect respon fisiologis laktogenesis juga dapat

mempengaruhi konsistensi skala

pembengkakan payudara pada ibu postpartum, dimana pada fase laktogenesis II memucak pada 2-3 hari postpartum, tetapi dapat berlanjut lebih dari hari ke 5 pada ibu yang tidak meyusui. Sehingga pada kelompok kontrol yang menerima placebo sangat mungkin untuk mengalami penurunan atau peningkatan skala pembengkakan payudara. Pemberian kompres daun kubis dingin dalam mengatasi pembengkakan payudara pada kelompok eksperimen dinilai dapat mempercepat penurunan konsistensi skala pembengkakan payudara dimana rata-rata penurunan skalanya berkisar dari skala 6 menjadi skala 2 dibanding pada kelompok kontrol yang tidak diberikan kompres daun kubis dingin, penurunan skalanya berkisar dari skala 6 menjadi skala 4.

Perbedaan Skala Pembengkakan

Payudara Ibu Postpartum Sebelum dan Sesudah Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin pada Kelompok Perlakuan

Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung -3,676 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 <  (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna skala pembengkakan payudara ibu postpartum dengan engorgement sebelum dan sesudah diberikan kompres daun kubis dingin pada Kelompok Perlakuan di Kecamatan

Bergas. Ini juga menunjukkan bahwa kompres daun kubis dingin (Brassica Oleracea Var, Capitata) terbukti dapat

menurunkan skala pembengkakan

payudara pada ibu postpartum dengan engorgement.

Penurunan skala pembengkakan payudara setelah diberikan kompres daun kubis menurut Green (2015), terjadi akibat tingginya kandungan sulfur pada kubis yang diyakini dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan payudara. Teori Mars (2014), kubis mempunyai sifat antibiotik dan anti-inflamasi karena kandungan sinigrin (Allylisothiocyanate), rapine, minyak mustard, magnesium dan sulfur dapat membantu memperlebar pembuluh darah kapiler, sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk dari daerah tersebut, dan memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali cairan yang terbendung dalam payudara tersebut.

Perbedaan Skala Pembengkakan

Payudara Ibu Postpartum Sebelum dan Sesudah diberikan Placebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol

Proses reflek aliran (let down reflect) dimulai bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofisis anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofisis posterior (neurohipofisis) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui darah hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli lalu masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Pada saat terjadinya respon pengeluaran ASI dari payudara yang bengkak, volume ASI dalam payudara berkurang sehingga

menjadikan ketegangan payudara

berkurang dan tidak bengkak lagi (Reeder, 2014).

(7)

Berdasarkan uji Wilcoxon, didapatkan nilai Z hitung -1,134 dengan p-value sebesar 0,257. Terlihat bahwa p-value 0,257 >  (0,05), ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna skala pembengkakan payudara ibu postpartum dengan engorgement sebelum dan sesudah diberikan placebo tepung terigu pada kelompok kontrol di Kecamatan Bergas. Ini juga menunjukkan bahwa placebo tepung terigu yang diberikan pada kelompok kontrol terbukti tidak dapat

menurunkan skala pembengkakan

payudara pada ibu postpartum dengan engorgement.

Tidak terjadi penurunan skala pembengkakan payudara pada ibu

postpartum dengan engorgement

dikarenakan pada kelompok kontrol diberikan terapi plasebo tepung terigu yang mempunyai komposisi kimia yang terdiri energi, air, protein, karbohidrat, serat kasar, lemak dan kalsium diyakini tidak

akan menimbulkan reaksi dalam

menurunkan pembengkakan payudara. Berbeda dengan daun kubis yang mempunyai zat antibiotik dan anti-inflamasi, yang terdiri dari sinigrin (Allylisothiocyanate), rapine, minyak mustard, magnesium dan sulfur yang dapat

mengurangi pembengkakan dan

peradangan payudara.

Pengaruh pemberian kompres daun kubis dingin (Brassica Oleracea Var, Capitata) terhadap skala pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas

Berdasarkan uji Mann Whitney U-Test, didapatkan nilai Z hitung -5,078 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 <  (0,05) ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna skala pembengkakan payudara ibu postpartum dengan engorgement sesudah diberikan kompres daun kubis dingin antara Kelompok Perlakuan dan kelompok Kontrol di Kecamatan Bergas. Ini juga menunjukkan bahwa kompres daun kubis dingin (Brassica Oleracea Var,

Capitata) terbukti memiliki pengaruh secara bermakna terhadap skala pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement di Kecamatan Bergas.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Snowden HM (2007), yang berjudul “Withdrawn : Treatments for breast engorgement during lactation”dari 8 uji coba yang melibatkan 424 wanita dengan tiga studi yang berbeda yaitu daun kubis atau ekstrak daun kubis, didapatkan hasil sama-sama efektif, pengurangan gejala mungkin dapat disebabkan oleh faktor lain seperti pemijatan payudara. Penggunaan terapi ultrasound dan plasebo didapatkan hasil, sama-sama efektif. Sementara secara farmakologi, penggunaan oksitosin tidak efektif dalam mengatasi pembengkakan, sementara pemakaian Danzen dan Bromelain/trypsin secara signifikan dapat meredakan gejala pembengkakan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sousa dkk (2012), yang berjudul “A non-pharmacologic treatment to relieve breast engorgement during lactation: an integrative literature review”, dengan kesimpulan bahwa sumber terapeutik : akupuntur, kompres hangat, alternatif kompres hangat dikombinasikan dingin, kompres dingin, daun kubis dan ultrasound secara terapeutik dapat dipertimbangkan sebagai solusi untuk mencegah dan mengobati pembengkakan payudara pada ibu postpartum dan berproses menjadi hubungan positif dalam menyusui dan keuntungan kesehatan ibu.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah salah satunya peneliti tidak dapat melakukan pengawasan secara intensif terhadap faktor yang dapat menurunkan atau meningkatkan skala pembengkakan payudara seperti respon fisiologis laktogenesis, dan let down reflect. Disini peneliti hanya dapat menggambarkan

(8)

farmakologis yaitu dengan pemberian kompres daun kubis dingin untuk skala pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan engorgement.

KESIMPULAN

Ada penurunan skala Pembengkakan Payudara Sesudah Diberikan Kompres Daun Kubis Dingin pada Kelompok Perlakuan dengan nilai p-value 0,000 ( = 0,05).

Tidak ada penurunan skala

pembengkakan payudara sesudah

diberikan Placebo Tepung Terigu pada Kelompok Kontrol dengan nilai p-value 0,257 ( = 0,05).

Ada pengaruh bermakna pemberian kompres daun kubis dingin terhadap skala pembengkakan payudara dengan nilai p-value p-p-value 0,000 ( = 0,05).

SARAN

Ibu dapat berperan aktif dalam mencegah dan mengobati pembengkakan payudara menggunakan kompres daun kubis dingin. Masyarakat daerah kecamatan bergas dapat memberdayakan tanaman kubis, karena kubis merupakan sayuran ekonomis yang kaya akan manfaat, dan dapat diaplikasikan sebagai kompres dalam mencegah dan mengobati pembengkakan payudara.

Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya yang terkait dengan kompres-kompres untuk ibu yang mengalami pembengkakan payudara, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambahan literatur dalam pendidikan keperawatan maternitas dan komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cunningham, et al. (2006). Obstetri Williams, Ed. 21, Vol. 1. Jakarta : EGC.

[2] Cunningham, et al. (2013). Obstetri Williams, Ed. 23, Vol. 1. Jakarta : EGC.

[3] Dalimartha, S dan Adrian, F. (2011). Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya Grup.

[4] Davis, Marie. (2014). Engorgement: the Cabbage Cure. © Marie Davis RN, IBCLC (used with permission), (www.lactationconsultant.info/cabbag ecure). Html diakses pada 15 September 2015.

[5] Fraser, Diane M., Cooper, Margaret A., Fletcher, Gillian. (2009). Buku Ajar Bidan Myles, Ed. 14. Jakarta : EGC.

[6] Green, Wendy. (2015). The New Parents' Survival Guide: The First Three Months. Chicester : Summersdale Publishers LTD – ROW.

[7] Lauwers, Judith dan Swisher, Anna. (2015). Counseling The Nursing Mother. Massachusetts : Jones & Bartlett Publishers.

[8] Mars, Briggite dan Fiedler, Chrystle. (2014). The Country Almanac of Home Remedies: Time-Tested and Almost Forgotten Wisdom for Treating Hundreds of Common Ailments, Aches & Pains Quickly and Naturally. Beverly : Fair Winds Press. [9] Pembengkakan payudara. (2010). Survei Demografi Kesehatan

Indonesia. [Online],

(http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 15 September 2015).

[10] Perry, Shannon E. et al. (2014). Maternal Child Nursing Care. Missouri : Elsevier Health Sciences. [11] Reeder, S.J., Martin, L.L., Griffin,

D.K. (2014). Keperawatan Maternitas Kesehatan Bayi Dan Keluarga, Ed. 18, Vol. 2. Jakarta : EGC.

[12] Sinclair, Constance. (2009). Buku Saku kebidanan. Jakarta : EGC.

[13] Snowden HM, Renfrew MJ,

Woolridge. (2007). MW

WITHDRAWN: Treatments for breast engorgement during lactation.

(9)

Cochrane Database Syst Rev, (www.ncbi.nlm.gov>pubmed). html, diakses pada 16 September 2015. [14] Sousa L D, Haddad M L, Nakano A M

S, Gomes F A. (2012). A non-pharmacologic to relieve breast engorgement during lactation: an integrative literature review. Rev. esc. Enferm. USP vol.46 no.2 Sao Paulo. (http://www.scielo.com). Html diakses pada 21 Desember 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi baru untuk pelayanan kesehatan dalam penerapan kompres daun kol pada ibu postpartum yang

Salah satu intervensi yang dapat dilakukan oleh ibu postpartum di rumah untuk menurunkan pembengkakan payudara mudah dilakukan, tidak memerlukan keahlian khusus,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi baru untuk pelayanan kesehatan dalam penerapan kompres daun kol pada ibu postpartum yang