• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VI. REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

keunggulan bersaing dari perspektif pembeli, didekati melalui konsep jaringan yang memfokuskan pada keterhubungan pemasok-pemasok secara kooperatif. Pemasok satu dan lainnya yang bergabung dalam satu jaringan saling bertukar informasi, sehingga lebih memahami kebutuhan pembeli dan pencapaian tujuan dibandingkan apabila dilakukan sendiri.

Kkarakteristik jaringan yang menekankan pada hubungan antar pihak menurut Choi et al. (2002); Barba et al. (1998) mempersyaratkan perilaku: kemauan bekerja bersama secara erat, berbagi keahlian, pengetahuan teknologi, aset maupun sumber daya yang akhirnya memberikan kepuasan bagi pelanggan yang menjadi tujuan pasokan.

Teori jaringan yang telah dibangun oleh peneliti terdahulu, direkayasa pada sistem pasokan bahan baku agroindustri farmasi dimana rantai pasokan distruktur ulang sehingga memungkinkan terjalin keterhubungan horisontal antar pemasok dan selanjutnya secara vertikal menjalin hubungan dengan pembeli industri. Jaringan diharapkan menyatukan sumber daya yang terpisah-pisah, keragaman kemampuan petani, menjadi kegiatan yang mencakup aspek pemasaran, produksi, pembiayaan, legalitas sehingga mampu menjawab tantangan usaha. Mengingat terdapatnya orang-orang, fasilitas, aliran fisik dan informasi maka diperlukan pengorganisasian aktivitas, sehingga jaringan juga ditinjau dari aspek organisasi.

Hakekat berjejaring bukan dilandasi oleh semangat siapa memanfaatkan siapa, tetapi memadukan berbagai kekuatan yang dimiliki masing-masing anggota untuk menutup setiap kelemahan yang dimiliki. Kondisi masyarakat jaringan akan membentuk komposisi yang semula ruang hubungan manusia direstruktur menjadi jaringan socio technological akibat peningkatan pemahaman kehidupan ekonomi modern dan sosial (Murdoch, 2000).

(2)

6.1. Aliran Bahan Baku

Bahan baku mengalir dari petani melalui satu hingga tiga pedagang pengumpul pada rantai pasokan sebelum sampai ke industri (lihat tabel 15). Walaupun terdapat spesialisasi pengumpulan bahan baku tanaman obat, tetapi rata-rata pengumpul memperdagangkan aneka tanaman obat jenis rimpang, akar, daun, maupun buah. Daerah pengumpulan tergantung kemampuan masing-masing pengumpul dalam menjangkau desa sumber pasokan hingga lokasi terpencil.

Dengan kehadiran jaringan, bahan baku mengalir dari petani ke industri sesuai dengan pengaturan dari pusat lembaga guna memenuhi kebutuhan industri. Kendala kemampuan petani yang terbatas untuk mencukupi permintaan industri dipecahkan dengan menghimpun sejumlah petani yang berdekatan yang berhimpun dalam satu kelompok.

Tabel 15 Aliran bahan baku pada rantai pasokan

Aktor Kondisi saat ini Keterangan Rekayasa sistem

Petani Bahan segar, dengan

harga lokasi petani, bahan belum terklasifikasi Pengumpul

desa (P1) Bahan segar bersih kotoran – tanah. Pedagang (P2)

h

Bahan segar

terklasifikasi/kering

Pedagang (P3)

h

Jenis bahan (segar,kering,serbuk),

grading, kualitas lebih

tinggi. Industri

-Eksportir

1.Produk jamu/fitofarmaka 2.Bahan kering/serbuk

terkemas

H bahan segar

h

(3)

6.2. Analisis Kualitas dan Elemen Kunci Jaringan

6.2.1. Hasil analisis harapan konsumen

Harapan konsumen tanaman obat terlebih dahulu dipelajari agar bahan baku diproses sesuai yang dikehendaki. Pendekatan quality

function deployment, diawali dengan memperoleh informasi

persyaratan kualitas tanaman obat melalui wawancara responden. Dari hasil wawancara, diperoleh tujuh atribut kualitas yakni : pemenuhan persyaratan kadar air dan kebersihan bahan baku, kontinuitas, jumlah pasokan, kandungan metabolit sekunder bahan baku. Adapun ketersediaan alat pemrosesan, dan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki pemasok merupakan persyaratan pelengkap yang apabila dipenuhi akan memberikan nilai lebih baik dibanding pemasok lain dan keyakinan kepada pembeli.

Hasil pengolahan menggunakan teknik QFD sebagaimana gambar 14 menunjukkan kadar air memiliki bobot paling tinggi, diikuti dengan persyaratan kebersihan dari cemaran. Kondisi dimaksud menunjukkan kadar air merupakan persyaratan bahan baku yang sangat diminta konsumen. Kadar air simplisia kering umumnya ditetapkan 10 %. Bilamana kadar air bahan baku lebih tinggi akan mempercepat kerusakan bahan baku selama penyimpanan karena rawan ditumbuhi mikroba. Agroindustri farmasi biasanya membeli bahan baku dalam jumlah besar kemudian disimpan untuk masa enam bulan atau lebih sampai saat pengolahan.

Atribut kualitas yang diperoleh, kemudian dianalisis berpasangan dengan aspek proses pengolahan. Hasil olahan keterkaitan antara kriteria kualitas dan aspek proses menunjukkan nilai tingkat kepentingan (TK) proses pengeringan tertinggi 102 diikuti pemilahan 98. Nilai relatif karateristik proses yang merupakan pembagian antara tingkat kepentingan proses dibagi jumlah total nilai kepentingan masing-masing, diperoleh hasil 0,15 untuk aspek pengeringan. Hasil QFD memberikan kesimpulan bahwa pengeringan

(4)

dan pemilahan bahan baku harus dikendalikan agar kualitas bahan baku terwujud.

Hasil perhitungan rasio target pencapaian kualitas dan kenyataan menunjukkan kandungan nilai rasio persyaratan kualitas metabolit sekunder 1,33, kontinuitas pasokan 1,33 dan kebersihan/kemurnian 1,25. Hasil tersebut menunjukkan kinerja pasokan bahan baku saat ini masih belum memenuhi harapan.

Analisis perbandingan berpasangan antar proses satu dan lainnya dimaksudkan untuk mengkaji keeratan korelasi satu proses dan lainnya. Dengan pengertian terdapat keluaran dari satu proses yang akan langsung berakibat pada proses berikut.

Hasil perbandingan antar proses perajangan dan pengeringan berkorelasi sangat erat (++). Kondisi ini menyimpulkan proses perajangan mempengaruhi pengeringan sehingga perlu dikendalikan. Setiap keluaran proses perajangan yang tidak memenuhi kriteria proses pengeringan berkibat pengeringan tidak berjalan sempurna. Sebagai contoh : perajangan yang terlalu tebal berakibat pengeringan berlangsung lebih lama. Perajangan yang terlalu tipis mendorong tingkat kehilangan lebih tinggi karena lebih mudah hancur.

Ketepatan perajangan membantu lama proses pengeringan secara alamiah. Ketebalan pengirisan dan luas penampang irisan menjadi penting. Irisan dengan ketebalan yang tepat, rata dan lebar membantu sinar matahari atau panas pengering buatan mengenai seluruh bidang secara merata. Mengingat umumnya industri membeli dalam bentuk irisan kering, maka proses perajangan yang tepat perlu diturunkan kepada anggota jaringan sehingga keluaran dari masing-masing proses memiliki kualitas hasil yang sama. Proses perajangan dilakukan oleh buruh perajang secara manual atau menggunakan alat bantu.

(5)

Proses yang menunjukkan berkorelasi erat ditandai dengan kode + yakni :

- pembersihan dan pencucian, - pemeriksaan dan pengemasan, - pemilahan dan pemerikaan - pengelolaan lahan dan dana.

Proses pembersihan berkorelasi erat dengan pencucian dengan penjelasan bahwa bahan baku lepas panen harus dipisahkan dari tanah, sulur, daun, dan akar kemudian dicuci menggunakan air bertekanan atau dalam bak pencucian. Pembersihan dimulai saat tanaman obat selesai dipanen dan dibersihkan oleh petani.

Petani adalah pihak pertama yang mengolah tanaman obat segar. Bahan baku yang tidak bersih akan mempercepat tumbuhnya mikroba yang mengganggu proses berikutnya. Bahan baku yang mengandung kontaminan selain berakibat dikenakan peningkatan potongan pinalti, juga menurunkan kepercayaan pembeli. Proses pemeriksaan berhubungan dengan pengemasan untuk mencegah bahan baku tidak sesuai standar, tidak lolos kepada pembeli.

Melalui hubungan berpasangan antar dua proses, membantu anggota memahami pentingnya pengendalian yang menjamin setiap keluaran proses sesuai dengan persyaratan proses berikutnya. Melalui pendekatan QFD, tergambar secara jelas korelasi harapan pelanggan dan proses sehingga jaringan perlu memperhatikan dalam menjabarkan pada langkah-langkah operasional.

(6)

6.2.2. Analisis elemen kunci pembentukan jaringan

Guna menstrukturikan jaringan, elemen–elemen kunci dikaji menggunakan Intrepretative Structural Modeling - ISM yang mencakup tujuan sistem rantai pasokan, kendala, dan aktivitas dalam pembentukan sistem, serta perubahan yang diharapkan. Dari setiap elemen dibagi menjadi sejumlah sub-elemen dalam jumlah memadai yang menggambarkan situasi. Penelaahan setiap sub-elemen akan memberikan pengertian mendalam pembentukan jaringan guna mencapai pemecahan terbaik.

(7)

1. Tujuan Pembentukan Jaringan

Struktur berjenjang dari elemen tujuan terbagi menjadi sejumlah sub-elemen yang dikaji hubungan kontekstual. Penjenjangan struktur diperlukan untuk lebih menjelaskan hal yang dikaji (Eriyatno, 1999). Sub-elemen tujuan yang terletak pada hirarki lebih tinggi beroperasi dengan jangka waktu yang lebih lambat dan mencakup tujuan pada tingkat yang lebih rendah. Terdapat tujuh sub-elemen tujuan jaringan berdasarkan masukan petani sebagaimana diuraikan pada Tabel 16.

Harapan utama petani adalah perbaikan pendapatan sehingga memberikan peluang terwujudnya kesejahteraan. Untuk mencapai tujuan kesejahteraan dimaksud, terdapat sub-sub elemen tujuan lainnya yang harus diperhatikan.

Tabel 16 Elemen tujuan

Kode Sub-elemen Deskripsi

E1 Kesejahteraan petani Kemampuan jaringan untuk memberikan manfaat bagi petani secara finansial.

E2 Kelangsungan

hubungan anggota Lama periode bertahan petani sebagai anggota dan aktif memberikan kontribusi. Dengan kata lain, petani merasakan manfaat bergabung.

E3 Kelangsungan

hubungan pembeli Lama waktu pembeli memanfaatkan produk jaringan dalam memenuhi kebutuhan pasokan tanaman obat

E4 Perluasan pasar Merupakan kemampuan pertambahan

jumlah pembeli yang tersebar di beberapa tempat.

E5 Operasionalisasi

fungsi jaringan Sejauh melaksanakan mana fungsinya jaringan mampu seperti pengadaan/pengumpulan, pembinaan, pemasaran, dan pengelolaan.

E6 Tercapainya kualitas

pengelolaan Adalah kesanggupan organisasi dalam mengelola kepercayaan anggota, dan manajemen anggota.

E7 Terwujudnya sistem

organisasi Adalah kesanggupan membuat prosedur dan tata cara pengorganisasian yang efektif .

(8)

Berdasarkan hasil olahan hubungan kontekstual tersusun

Structural Self Interaction Matrix (SSIM) menggunakan simbol V, A, X

dan O dan pada tabel reachability matrix simbol dimaksud diganti menjadi bilangan 1 dan 0 dimana simbol 1 terdapat hubungan kontekstual dan simbol 0 tidak terdapat hubungan kontekstual. Hasil SSIM final yang memenuhi syarat transivity rule dengan pengecekan aturan lingkaran sebab akibat dari hubungan kontekstual yang telah dikoreksi diwujudkan dalam bentuk matriks tertutup, sebagaimana Tabel 17.

Tabel 17. Hasil reachability matrix final elemen tujuan E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 DEP DRP E1 1 0 0 0 0 0 0 7 1 E2 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E3 1 1 1 1 1 1 0 2 6 E4 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E5 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E6 1 1 0 1 1 1 0 6 5 E7 1 1 1 1 1 1 1 1 7

DRP Driver Power * Elemen Kunci

DEP Dependence

Hasil pengolahan reachibility matriks yang telah memenuhi aturan

transivity tersebut tersusun struktur berjenjang dari elemen tujuan

sebagaimana dinyatakan pada Gambar 15 dimana E7 struktur dan sistem organisasi jaringan berada pada tingkat paling bawah hirarki dan dinyatakan sebagai sub-elemen kunci.

E5 = Operasionalisasi Fungsi Jaringan E6 = Kualitas pengelolaan E4 = Perluasan pasar anggota

E3 = Kelangsungan hubungan pembeli E7 = Struktur dan Sistem E2 = Kelangsungan hubungan

anggota

(9)

E 1 KESEJAHTERAAN PETANI E 2 KELANGSUNGAN HUBUNGAN ANGGOTA E 4 PENCAPAIAN PERLUASAN PASAR E 5 JARINGANFUNGSI E6 KUALITAS PENGELOLAAN ANGGOTA E

3 HUBUNGAN PEMBELIKELANGSUNGAN

E

7 STRUKTUR & SISTEMORGANISASI

E1

E3 E7

E2, E4, E5, E6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 sektor I sektor II sektor III sektor IV Dependence D r i v e r p o w e r

Sub-elemen struktur jaringan menetapkan siapa yang menjadi anggota, garis komunikasi, prosedur dan pengorganisasian yang memungkinkan anggota berinteraksi dalam berbagi pengetahuan, keterampilan, informasi akses pasar atas prinsip kepercayaan.

Gambar 15 Struktur hirarki dari elemen tujuan.

(10)

Sub-elemen sistem organisasi jaringan mengatur keterhubungan proses dan tingkatannya, pembagian tanggungjawab proses kepada anggota sesuai keahlian dan pengetahuan teknologi yang dimiliki.

Penetapan sistem berimplikasi pada pengaturan aliran bahan baku, informasi, uang, pengetahuan. Dengan kata lain, sinkronisasi proses mendorong mengalirnya fisik material, informasi dan sumber daya lainnya guna memenuhi preferensi konsumen. Hak kepemilikan anggota, konvensi atau aturan yang jelas mengajarkan anggota cara beroganisasi, berbagi manfaat bersama, sehingga anggota aman bergabung di dalam jaringan.

Sub-elemen kunci struktur dan sistem pada disertasi ini berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Barba et al. (1998) yang menekankan kepemimpinan sebagai elemen kunci. Transparansi dan kejelasan menjadi penting dalam membangun kepercayaan untuk mencegah kondisi oportunistik salah satu pihak. Akibatnya, terjadi perubahan kepemilikan informasi menjadi pembagian informasi.

Merujuk pada uraian Evans dan Danks (1998), faktor yang mempengaruhi manajemen rantai pasokan adalah : strategi sumber, pengelolaan permintaan dan penawaran serta integrasi pasokan yang akan membentuk struktur dan variabilitas yang berciri sesuai dengan aliran bahan baku. Mekanisme pengelolaan bahan baku dilakukan dengan menganalisis informasi permintaan dan kemudian diturunkan kepada anggota melalui kelompoknya.

Permintaan bahan baku dari agroindustri farmasi kemungkinan mempunyai persyaratan spesifik seperti menyebutkan asal daerah sumber bahan baku yang diinginkan. Dengan demikian akan terdapat variasi aliran permintaan dan pasokan. Pengaturan operasional pembagian permintaan untuk setiap anggota diselesaikan dengan fasilitasi fasilitator agar pemenuhan permintaan cepat dan sesuai.

Struktur jaringan diatur fleksibel yang memungkinkan anggota berkreasi menjawab dinamika di lapangan dan tidak mengalami hambatan birokrasi. Fleksibilitas dicapai ketika pasokan dapat mengalir dari lokasi

(11)

sumber langsung menuju gudang tujuan berdasarkan pertimbangan biaya dan efektivitas atau mungkin melalui pemrosesan terlebih dulu di luar lokasi sumber.

Hasil ISM menyatakan bahwa posisi sub-elemen kesejahteraan anggota yang berada pada hirarki level pertama dinilai mudah mengalami goncangan bilamana elemen pada hirarki sebelumnya kurang diperhatikan. Sub-elemen pada level kedua dari elemen tujuan adalah kelangsungan hubungan (E2), perluasan pasar (E4), operasionalisasi fungsi jaringan (E5), dan kualitas pengelolaan anggota (E6).

Seluruh sub-elemen tujuan tersebut dinilai sama penting ditandai dengan tanda panah bolak balik yang menunjukkan keempat elemen pada level dua mempunyai tingkatan yang sama dan saling berpengaruh. Pengelolaan fungsi jaringan sebagaimana tertera pada hirarki kedua, dapat meningkatkan kesanggupan memenuhi harapan pelanggan sebagaimana telah diuraikan pada analisis QFD.

Ditinjau dari matriks driver power-dependence pada Gambar 16, struktur dan sistem jaringan (E7) berada pada sektor independent, sehingga dinilai sebagai elemen pendorong yang kuat sedangkan sub-elemen kesejahteraan petani (E1) merupakan sub-sub-elemen dependen yang dipengaruhi oleh pencapaian tujuan lainnya. Sub-elemen (E2,E4,E5,E6) berada pada sektor linkage yang memberi pemaknaan sebagai peubah pengait sistem. Setiap tindakan pada sub-elemen tersebut akan menghasilkan keberhasilan atau kegagalan jaringan. Gangguan terhadap hubungan anggota akan mempengaruhi pencapaian pengumpulan bahan baku. Demikian pula bilamana pengelolaan anggota tidak terlaksana dengan baik, akan mengganggu kelangsungan fungsi jaringan yang mewakili kepentingan anggota.

2. Kendala Sistem

Rekayasa sistem pasokan berbasis jaringan membutuhkan

pengorganisasian untuk mengatur permintaan, penawaran pasokan, informasi, dan uang. Mengubah perilaku petani dari semula terbiasa pada

(12)

mekanisme pedagang pengumpul yang lebih lentur, ke arah tuntutan jaringan pada pemberdayaan diri dan pemenuhan persyaratan yang ketat dalam empat bidang tersebut di atas memungkinkan timbulnya kendala.

Analisis kendala sistem penting untuk mengkaji kemungkinan terjadi dan sub-elemen apa yang memberikan pengaruh. Terdapat tujuh penjabaran sub-elemen kendala dalam membangun jaringan dengan deskripsi sebagai berikut :

a. Fasilitas jaringan

Fasilitas yang terkait pada budidaya, pengolahan pascapanen, penyimpanan maupun distribusi diperlukan untuk menghasilkan bahan baku berkualitas sesuai harapan konsumen. Pengadaan fasilitas menjadi faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing jaringan. Pembeli akan menilai sejauh mana kredibilitas pemasok memenuhi persyaratan. Selain itu ketersediaan fasilitas ini penting dalam mendukung proses untuk menghasilkan bahan baku berkualitas maupun bagi keperluan penyimpanan.

b. Meyakinkan anggota

Alasan memasukkan sub-elemen ini sebagai salah satu kendala, mengingat petani terbiasa berhubungan dengan pengumpul sehingga kemungkinan terpola suatu pandangan tersendiri. Suatu pendekatan baru dan belum dikenal akan memunculkan pertanyaan, fase membandingkan apa yang yang ditawarkan oleh jaringan dengan pedagang pengumpul. Anggota akan menimbang sejauh mana manfaat diperoleh, dan keyakinan berjalannya sistem. Penjelasan mengenai pengertian, manfaat dan fungsi jaringan secara distinktif memperjelas apa yang menjadi tujuan, mekanisme dan manfaat yang diperoleh sehingga muncul dorongan untuk bergabung.

c. Permodalan

Kendala permodalan umum dihadapi petani dan kelembagaan desa. Kurangnya perhatian dan peraturan birokrasi lembaga pembiayaan dari aspek kondisi, kolateral, penilaian kapasitas calon

(13)

pencari kredit menahan turunnya aliran kredit pinjaman atau menyurutkan calon nasabah untuk mengajukan kredit. Ketidakmampuan menyediakan modal kerja maupun investasi akan menghambat aktivitas jaringan dalam membeli dan menyalurkan bahan baku. Di sisi lain, jaringan memerlukan tahapan sosialisasi ke sentra – sentra pasokan untuk menyakinkan petani, dan menyiapkan fasilitas dimana seluruh aspek tersebut memerlukan dana investasi. Dengan demikian sub-elemen permodalan menjadi penting untuk dikaji.

d. Meyakinkan pihak pembeli

Sebagai pemasok baru yang belum tercatat terdaftar sebagai pemasok industri memerlukan usaha untuk menjelaskan kemampuan agar terbangun. Kegagalan pendekatan dan mempromosikan kemampuan jaringan kepada calon pembeli berakibat bahan baku yang telah dihimpun dari anggota menemui kesulitan penyaluran yang pada akhirnya merusak kepercayaan anggota.

e. Persaingan dengan pihak non jaringan

Sub-elemen persaingan dengan pihak non jaringan dimasukkan sebagai kendala dengan pertimbangan kemungkinan munculnya persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh pihak yang menganggap keberadaaan jaringan sebagai ancaman. Apabila kondisi tersebut terjadi, berpeluang membatasi gerak jaringan menarik petani sebagai anggota, dan membatasi gerak operasi. f. Perkembangan agroindustri farmasi

Sub-elemen ini berhubungan sebab akibat antara permintaan bahan baku dengan pertumbuhan industri. Agroindustri farmasi yang tumbuh diharapkan dapat menjamin kelangsungan permintaan pasokan bahan baku dari petani. Sebaliknya pertumbuhan industri yang terus menurun akan memberikan efek ikutan kepada petani.

(14)

g. Komitmen anggota

Komitmen anggota merupakan kesepakatan untuk memenuhi kewajiban selaku anggota. Kebiasaan hidup mandiri dan bebas mengambil keputusan, kemudian terlibat dalam pola teratur merupakan perubahan bagi petani. Perubahan ini memerlukan adaptasi untuk memahami peran dan bagaimana berperilaku. Komitmen terhadap persyaratan bahan baku yang dipasok dan pertukaran informasi merupakan tuntutan baru bagi petani. Keutuhan jaringan yang ditopang oleh anggota yang aktif turut membangun jaringan yang kuat.

Hasil reachibility matrix final untuk elemen kendala pembentukan sistem rantai pasokan berbasis jaringan dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini, dan struktur hirarki elemen kendala tersaji pada Gambar 17.

Tabel 18 Hasil reachability matrix final elemen kendala

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 DEP DRP E1 1 1 0 1 0 0 1 4 4 E2 0 1 0 1 0 0 1 6 3 E3 1 1 1 1 1 1 1 1 7 E4 0 0 0 1 0 0 0 7 1 E5 1 1 0 1 1 0 1 3 5 E6 1 1 0 1 1 1 1 2 6 E7 0 1 0 1 0 0 1 6 3

DEP Driver Power

DRP Dependence

E 7 = Komitmen anggota E 6 = Pertumbuhan agroindustri farmasi E 5 = Persaingan dengan pedagang E 4 = Meyakinkan pihak pembeli E 3 = Permodalan awal E 2 = Meyakinkan anggota E 1 = Fasilitas jaringan

(15)

E

4 MEYAKINKAN PIHAKPEMBELI

E 7 KOMITMEN ANGGOTA E 2 MEYAKINKANANGGOTA E 1 FASILITAS JARINGAN E

5 PERSAINGAN DENGANPEDAGANG

E 6 PERTUMBUHAN AGROINDUSTRI FARMASI E 3 PERMODALAN Gambar 17 Struktur hirarki kendala.

E1 E2, E7 E3 E4 E5 E6 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 sektor II sektor I

sektor IV sektor III

Dependence D r v e r P o w e r Gambar 18 Matriks DP-D elemen kendala.

Struktur hirarki sub-elemen kendala sistem sebagaimana gambar 17 menunjukkan permodalan menjadi sub-elemen kunci yang perlu ditangani. Fasilitas untuk mendukung kegiatan operasional perlu disediakan baik dengan alternatif sewa maupun beli. Keberadaan fasilitas jaringan berhubungan dengan alat bantu proses yakni : alat rajang, lantai pengeringan, oven pengeringan, kendaraan angkutan, ruang penyimpanan

(16)

dan sebagainya. Ketika modal tidak tersedia berakibat gangguan operasional jaringan secara keseluruhan.

Penjabaran elemen kendala, menghasilkan sub-elemen meyakinkan industri (E4 berada pada sektor dependen yang akan dipengaruhi oleh sub-elemen lain seperti permodalan (E3), persaingan dengan pihak pedagang (E5) dan perkembangan agroindustri farmasi (E6). Ketiga sub-elemen dimaksud sebagaimana terlihat pada gambar 18, berada pada sektor 4–

independent yang merupakan peubah bebas yang berpengaruh besar

terhadap keberhasilan pembentukan jaringan.

Persaingan dengan pedagang misalnya, ketika memberikan efek mengganggu maka akan mengurangi efektivitas sosialisasi untuk menarik petani menjadi anggota. Komitmen anggota (E7) berada pada sektor dependen, yang berarti peubah tidak bebas di mana kendala tersebut akan tergantung dari sub-elemen yang lain.

3. Aktivitas Perekayasaan Sistem

Diperlukan beberapa aktivitas untuk membangun jaringan. Elemen aktivitas ini dianalisis secara seksama dengan mempertimbangkan elemen kendala yang telah dibahas sebelumnya. Terdapat enam sub-elemen aktivitas yakni :

a. Sosialisasi program

Pengertian sub-elemen sosialisasi program adalah kegiatan untuk menginformasikan keberadaan organisasi, keunggulan, dan manfaat kepada calon anggota maupun pembeli. Aktivitas ini penting untuk mengenalkan sistem baru yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rantai pasokan konvensional.

Keunggulan sistem yang menghubungkan para anggota atas dasar kepercayaan dan pengintegrasian proses, perlu dijelaskan terlebih dahulu. Sosialisasi program kepada petani juga termasuk manfaat finansial terlibat di jaringan. Kesalahan pendekatan akan menghasilkan persepsi negatif terhadap keberadaan jaringan. Dengan demikian, sub-elemen sosialisasi penting dianalisis.

(17)

b. Penyiapan sumber daya manusia

Sistem berfungsi bilamana anggota saling berinteraksi dan melakukan pertukaran informasi dan material. Kemampuan memadukan unsur teknologi dan bisnis ini memerlukan penyiapan sumber daya manusia dari sisi pengelola maupun anggota. Pengaturan orang, aliran bahan baku, pemahaman kondisi pasar dan pemasaran maupun kegiatan sosialisasi memerlukan tokoh yang memiliki wawasan terhadap usaha tanaman obat, kehidupan petani selain sebagai pribadi yang dapat dipercaya. Sub-elemen sumber daya manusia ini menjadi sub-elemen yang layak diperhatikan.

c. Pencarian akses pasar industri

Sub-elemen pencarian pasar industr imencakup aktivitas memetakan prospek pembeli, identifikasi kebutuhan, pola pembelian, kapasitas pasokan, sumber-sumber pasokan yang sudah terdaftar dan bahan baku substitusi sehingga menjadi masukan potensi pasar bagi jaringan. Sebagai pendatang baru, jaringan perlu berupaya mengenalkan keberadaan jaringan mengingat industri telah memiliki pemasok.

d. Penyiapan fasilitas

Sub-elemen penyiapan fasilitas mencakup pengadaan, dan penataan fasilitas dalam rangka mendukung operasional. Fasilitas yang dimaksud tidak saja bagi kegiatan pengolahan tetapi juga penyimpanan. Penyiapan fisik fasilitas dimaksud mencakup keputusan fasilitas yang dibutuhkan, berapa banyak, kapasitas dan penentuan lokasi keberadaan, pengadaan dan penataan yang memerlukan waktu. Sehingga sub-elemen aktivitas ini penting dikaji.

e. Penyiapan organisasi

Mengingat terdapat kumpulan orang, maka diperlukan penataan, pengelolaan, penciptaan sistem kerja, legalitas, dan cara yang memungkinkan dilaksanakannya pengorganisasian aktivitas secara tertib. Penyiapan organisasi ini menjawab sub-elemen kunci pada tujuan yakni struktur dan sistem organisasi yang harus ditetapkan

(18)

terlebih dulu. Sebagaimana organisasi lainnya, diharapkan dapat terwujud tertib administrasi dan tertib kerja dari seluruh pendukung organisasi.

f. Survei lokasi pasokan

Merupakan aktivitas pemetaan dan pencarian desa sumber pasokan yang berpotensi terdapat petani untuk menjadi anggota. Dengan diketahuinya peta sumber, maka kegiatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Peta sumber dimaksud sekaligus mendata kekuatan di masing-masing daerah dan kekuatan petani mencakup jumlah, kemampuan, dan produktivitas lahan.

Hasil analisis reachability matrix final menggunakan metode ISM atas enam aktivitas dapat dilihat pada Tabel 19 dan susunan sub elemen aktivitas program berdasarkan hasil hirarki sebagaimana pada Gambar 19.

Tabel 19 Hasil reachability matrix final elemen aktivitas

E1 E2 E3 E4 E5 E6 DEP DRP E1 1 0 0 0 0 0 6 1 E2 1 1 1 1 1 0 2 5 E3 1 0 1 1 1 0 5 4 E4 1 0 1 1 1 0 5 4 E5 1 0 1 1 1 0 5 4 E6 1 1 1 1 1 1 1 6 DRP Driver Power DEP Dependence

Survei lokasi pasokan (E6) merupakan sub-elemen penting dalam menjamin keberhasilan membangun jaringan. Aktivitas survei pasokan akan memberikan informasi potensi daerah sumber pasokan dan petani yang akan menjadi calon anggota. Penyiapan sumber daya manusia (E2)

E 6 = Survei lokasi pasokan E 5 = Penyiapan organisasi E 4 = Penyiapan fasilitas pendukung E 3 = Pencarian akses pasar E 2 = Penyiapan sumber daya manusia

(19)

dimaksudkan sebagai aktivitas yang dapat memberikan pengetahuan kepada pengelola maupun anggota jaringan agar dapat menjalankan fungsi operasional. Jaringan dapat menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah untuk perluasan wawasan.

Pelatihan diperlukan sebagai bagian pemberdayaan anggota mencakup tata nilai organisasi, tata cara pemasokan, pemahaman mengenai tanaman obat, proses produksi yang baik (good manufacturing practice), dan fungsi organisasi dalam jangka panjang.

Aktivitas pencarian akses industri (E3) dan penyiapan fasilitas pendukung (E4) merupakan sub-elemen yang saling mempengaruhi. Fasilitas pendukung operasional dimaksud antara lain penyiapan area pemrosesan dan penyimpanan. Keputusan fasilitas gudang akan tergantung pada jumlah pasokan untuk memenuhi kebutuhan industri secara efektif dan efisien. Efisien dinilai dari segi biaya operasional yang dikeluarkan dan efektif dalam hal pengelolaan dan pengaturan.

E 1 SOSIALISASI KEGIATAN E 4 PENYIAPAN FASILITAS PENDUKUNG E

3 PENCARIAN PASARINDUSTRI

E 2 PENYIAPAN SDM E 6 SURVEI LOKASI PENYIAPAN ORGANISASI E 5

(20)

E1 E2 E3, E4, E5 E6 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 sektor I sektor II sektor III sektor IV Dependence D r i v e r P o w e r

Berdasarkan matrik driver power-dependence pada Gambar 20, sub-elemen pencarian akses pasar industri (E3), penyiapan fasilitas gudang (E4), dan penyiapan organisasi (E5), terletak pada sektor linkage yang memberi pemaknaan peubah pengait sistem. Setiap tindakan pada sub-elemen tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan jaringan.

Sub-elemen survei lokasi pasokan (E6) dan penyiapan SDM (E2) merupakan variabel yang terletak pada sektor independent, yang merupakan variabel penggerak yang berpengaruh terhadap sub-elemen sosialisasi. Keberhasilan aktivitas survei lokasi dalam membangun jaringan akan menghasilkan data daerah yang berpeluang sebagai sumber anggota.

Keberhasilan menarik calon anggota, tergantung dari kemampuan petugas (E2) yang mensosialisasikan kegiatan. Aktivitas sosialisasi program (E1), dikategorikan peubah tidak bebas yang berarti aktivitas tersebut tergantung pada tindakan aktivitas sub-elemen lainnya. Dengan demikian, menjadi penting dilakukan sosialisasi pada petani calon anggota pada lokasi sumber yang telah diidentifikasi saat dilakukan survei lokasi.

(21)

4. Perubahan yang diharapkan

Kehadiran jaringan diharapkan memberikan perubahan yang dapat dinikmati oleh masyarakat di sekitar keberadaan anggota jaringan. Namun, untuk mencapai perubahan dimaksud terdapat sub-sub elemen terkait yang layak diperhatikan dan dianalisis keterkaitan satu sama lain antara lain: a. Sinergi dengan industri

Sub-elemen ini menjamin keberlanjutan hubungan jaringan dan pembeli industri. Interaksi antara jaringan dan pembeli industri menjamin kontinuitas aliran pasokan yang pada akhirnya memberikan manfaat kedua belah pihak. Anggota termotivasi untuk terus menciptakan produk bernilai, dan industri terdorong berbagi informasi dalam upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan bahan baku terstandarisir.

b. Pengelolaan usaha tani

Jaringan dapat memberikan stimuli agar petani dalam pengelolaan usaha tani secara, sehingga. menurunkan deviasi ketidaksesuaian kualitas dan kesalahan penanganan. Hasil analisis permasalahan menunjukkan bahwa petani relatif berkembang sendiri dengan cara yang dikenal secara turun menurun dan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pengalaman. Perubahan pengelolaan usaha tani yang dibantu oleh jaringan diharapkan mencapai manfaat yang lebih besar.

c. Perilaku berorganisasi

Sub-elemen ini mencakup cara berpikir, bertindak, dan bekerjasama di dalam jaringan. Terdapat dinamika kelompok ketika sekumpulan individu berkumpul. Masing-masing akan membawa kebiasaan berbudidaya, pengolahan atau mengelola suatu organisasi. Diharapkan melalui pembelajaran dapat memperkecil deviasi karena kekurangpengetahuan atau cara-cara bertindak yang kurang beradaptasi dengan lingkungan usaha secara luas.

Keterlambatan dalam menyelesaikan nilai-nilai anutan akan membuka ruang konflik diantara anggota. Melalui jaringan, anggota

(22)

difasilitasi berlatih memberikan komitmen, menyalurkan pendapat, pengajuan pemikiran dalam rangka kemajuan jaringan.

d. Kemajuan desa setempat

Keberadaan jaringan dengan anggota lebih sejahtera, dapat memberikan efek positif bagi desa di mana anggota berada. Anggota jaringan diharapkan memberikan manfaat positif terhadap kesejahteraan masyarakat di desa, dengan imbas ekonomi pada sektor lainnya yang berkaitan seperti : usaha – usaha pendukung, maupun yang relatif jauh dalam memenuhi keinginan perbaikan keluarga petani.

e. Manfaat bagi masyarakat

Perubahan yang diajukan oleh jaringan berupa perbaikan kesejahteraan masyarakat sekitar akibat keberadaan jaringan. Masyarakat adalah para individu di luar petani yang memperoleh pendapatan dari tumbuhnya jaringan. Mereka dapat buruh yang menjual tenaga lepas, perajang atau penyokong kegiatan lainnya. Matriks reachability final hasil analisis ISM elemen perubahan yang dimungkinkan dapat dilihat pada Tabel 20. Sinergi jaringan dengan industri dimungkinkan terjadi dengan tumbuhnya kepercayaan dari pembeli. Pembelajaran internal anggota akan mendorong terwujudnya komitmen dalam memenuhi jaminan kualitas.

Tabel 20 Hasil reachability matrix final perubahan yang dimungkinkan

E1 E2 E3 E4 E5 DEP DRP E1 1 0 0 1 1 1 3 E2 0 1 0 1 1 2 3 E3 0 1 1 1 1 1 4 E4 0 0 0 1 0 5 1 E5 0 0 0 1 1 4 2

DEP Driver Power DRP Dependence

E 5 = Manfaat pada masyarakat E 4 = Kemajuan desa

E 3 = Perilaku organisasi E 2 = Pengelolaan usaha tani E 1 = Sinergi dengan industri

(23)

E

4 KEMAJUAN DESASETEMPAT

E

5 MANFAAT BAGIMASYARAKAT

E

2 PENGELOLAAN USAHA E1 SINERGI DENGANINDUSTRI

E

3 BERORGANISASIPERILAKU

Gambar 21. Struktur hirarki elemen perubahan

Sub-elemen perilaku berorganisasi merupakan elemen kritis perubahan untuk mencapai kemajuan desa. Giannakis dan Croom (2004) menyebutkan sebagai pengaruh interaksi antar pihak pada dimensi sinergi. Di dalam dimensi sinergi tersebut dipersyaratkan perilaku : rasa saling percaya, kesediaan membagi informasi dan bertindak proaktif yang diwujudkan oleh anggota jaringan. Dengan demikian, tidak lagi siapa mengatur atau mendominasi siapa tetapi bagaimana memahami apa yang dikontribusikan dan pada tingkatan apa dari proses bisnis.

Ketika persoalan internal organisasi dapat diatasi, maka selanjutnya berkonsentrasi pada pencapaian perubahan sinergi dengan industri (E1), karena keterlibatan industri dapat memberikan stimuli tidak saja pada pengetahuan usaha tani tanaman obat, tetapi yang lebih penting memberikan peluang menjadi pemasok tanaman obat untuk kebutuhan agroindustri farmasi.

Selain petani anggota, masyarakat memperoleh manfaat (E5) sebagai bagian dari bergeraknya kegiatan ekonomi usaha tanaman obat, dalam hal penyediaan tenaga kerja dalam berbagai aktivitas proses, alat transportasi, dan seluruh komponen pendukung lainnya. Dengan keberadaan jaringan,

(24)

pengelolaan usaha tani tanaman obat (E2) diharapkan menjadi usaha yang produktif akibat arus pembelian bahan baku.

E1 E2 E3 E4 E5 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 sektor I sektor II

sektor IV sektor III

Dependence D r i v e r P o w e r

Gambar 22 Matriks DP-D perubahan yang diinginkan.

Sub-elemen sinergi dengan industri (E1), pengelolaan usaha tani (E2) dan perilaku organisasi (E3) berada pada sektor independen yang merupakan

peubah bebas yang memiliki sedikit ketergantungan pada sistem tetapi mempunyai penggerak yang besar. Kegagalan menjalin hubungan dengan industri (E1), akan menghambat perubahan yang diinginkan.

Posisi sinergi dengan industri adalah peubah bebas dan bilamana disatukan dengan perubahan perilaku organisasi serta pengelolaan usaha tani menjadi faktor penggerak kemajuan desa. Dengan demikian kemajuan desa (E4) dan manfaat bagi masyarakat (E5) dapat menjadi akibat dari keberhasilan tindakan atau pencapaian perubahan.

Dari seluruh hasil sintesa ISM memberikan kesimpulan bahwa

mekanisme pengorganisasian yang menatakelola jalannya aktivitas jaringan dan bagaimana anggota berinteraksi perlu dipersiapkan terlebih dulu. Sebagaimana dinyatakan oleh Ginneakis dan Croom (2004), diperlukan sinkronisasi operasional mengingat terdapat peran dari sejumlah anggota.

(25)

Tata kelola di dalam jaringan yang diawali dengan struktur dan sistem jaringan mempertajam pengertian saling berbagi, kepercayaan dan kontribusi yang diajukan oleh peneliti sebelumnya. Pengaturan struktur dan sistem organisasi jaringan mendorong terbentuknya pemahaman atas apa yang perlu diintegrasikan sebagaimana diajukan oleh Stock dan Lambert (2001).

Sub-elemen ini menjadi pendorong paling tinggi agar tujuan kesejahteraan anggota tercapai. Namun, kendala utama dalam mewujudkan jaringan terletak pada permodalan. Dengan demikian, dana pengadaan fasilitas dan modal kerja perlu dicarikan jalan keluar. Aktivitas survei lokasi pasokan menjadi sub-elemen penggerak aktivitas lainnya, dimana survei menjadi titik kritis untuk keberhasilan sosialisasi kegiatan jaringan mengingat lokasi calon anggota berada pada desa-desa yang tersebar.

6.3. Struktur Rantai Pasokan berbasis Jaringan

Jaringan direkayasa dengan mengacu pada Giannakis dan Croom (2004), Choi et al. (2002), Barba et al. (1998), Giles dan Hancy (1998) dengan ciri keterhubungan antar individu dengan individu menembus batas organisasi. Desain menggunakan tiga dimensi strategis yakni struktural, sinergi interaksi manusia dan hubungan di dalam rantai pasokan. Penstrukturan jaringan terlebih dahulu menetapkan siapa yang menjadi anggota utama.

Kebaruan jaringan terletak pada pengaturan berjejaring dimana pada penelitian sebelumnya lebih ditekankan pada unsur perilaku. Jaringan yang diajukan memadukan perilaku dan operasionalisasi sehingga abstraksi ditegaskan melalui pembagian fungsi. Anggota yang menyebar dengan tingkat kerumitan pengelolaan, dipecahkan dengan memasukkan unsur kelompok mewujudkan ciri jaringan salin berbagi.

Hakekat berjejaring yang menekankan pada hubungan, diwujudkan dengan terjalinnya koneksi antar petani secara horisontal menembus batas lokasi, kemampuan, usia dan perbedaan kapasitas.

(26)

Atas dasar analisis sub-elemen dan kondisi faktual, maka jaringan didesain mencakup :

1. para aktor dan lembaga yang terlibat 2. garis hubungan

3. penjabaran fungsi

4. aliran fisik dan informasi, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 23 Aliran bahan baku

La ng su ng gu da ng in du st ri In fo rm as i pe ne lit ia n La ng su ng gu da ng in du st ri Kelompok petani Personnel PETANI Personnel PETANI PETANI Kelompok petani Kelompok petani Fasilitator Pusat Manajemen Jaringan F U N G S I Perencanaan, pengendalian, koordinasi jaringan Sosialisasi dan pembinaan Pemasaran dan hubungan eksternal Pengelolaan keuangan dan distribusi dana

Penyimpanan/ pergudangan Aliran bahan baku Aliran informasi

Aliran bahan baku PETANI Kelompok petani Fasilitator Pemerintah daerah Lembaga Pembiayaan Lembaga Penelitian/ Perguruan tinggi Lembaga usaha Pendukung industri Ke rja s am a us ah a Ali ra n kre dit Aliran informasi Aliran informasi Bergabung dlm kelp Garis komunikasi antar kelompok Bergabung dlm kelp Bergabung dlm kelp Bergabung dlm kelp M el al ui g ud an g ja rin ga n M el al ui gu da ng ja rin ga n Ali ra n k erj as am a Aliran manfaat Aliran manfaat Aliran manfaat fungsi jaringan Aliran Keputusan operasional Aliran Keputusan operasional Aliran Keputusan operasional Al ira n ke pu tu sa n st ra te gi s Al ira n ke pu tu sa n st ra te gi s pedagang Aliran dana

(27)

Struktur jaringan terdiri dari petani, kelompok, dan pusat manajemen. Ketika menstrukturkan jaringan, penetapan siapa yang menjadi anggota menjadi penting. Melalui jaringan, anggota diberi ruang untuk menyatukan dan menghubungkan proses rantai pasokan. Pasokan bahan baku yang semula mengalir melalui beberapa tingkat pedagang pengumpul direstruktur menjadi satu tingkat melalui pusat manajemen jaringan sebagai operator yang mengatur proses permintaan dan penawaran bahan baku. Hubungan secara horizontal antara petani dan secara vertikal berhubungan dengan industri merupakan model jaringan baru untuk pemberdayaan dan kemajuan petani.

Jaringan memberikan ruang pada peningkatan kualitas hubungan yang mendorong perubahan kemampuan anggota. Perbedaan jaringan dibandingkan dengan sistem pasokan yang telah berlangsung saat ini adalah pedagang pengumpul yang walaupun memiliki banyak pemasok, terdapat pengaturan yang bersifat mekanisme defensif dari pembeli. Model hubungan tersebut disebut sebagai hubungan pembeli-pemasok diadik.

Ketika hubungan diantara pemasok berlangsung sangat terbatas dan memiliki jarak, maka merupakan hubungan antar pemasok yang berkompetisi dan bukan sebagaimana dikehendaki pada jaringan. Model hubungan tersebut, pada kenyataannya tidak membuka peluang perilaku bertukar pengetahuan atau proses lintas fungsi diantara pemasok yang menjadi landasan jaringan sebagaimana dinyatakan oleh Giles dan Hancy (1998).

Teori jaringan pada rantai pasokan agroindustri farmasi dengan kompleksitas tanaman obat dan keragaman petani mengubah rantai pasokan yang bekerja sendiri-sendiri diintegrasikan dalam satu kesatuan. Jaringan dimiliki dan dikelola oleh petani. Masing-masing petani mengidentifikasi kemampuan yang dikuasai. Keluaran dari petani, dapat menjadi masukan proses yang diselenggarakan oleh petani lainnya. Secara bertahap kemampuan proses petani berpindah pada tingkat yang lebih maju.

Anggota jaringan ketika beraktivitas dalam kesatuan, menghasilkan fungsi lebih menyeluruh. Jaringan tidak sekedar penyatuan lahan

(28)

sebagaimana corporate farming namun sebagai entitas yang luas, berdaya dan berada pada kekuatan seimbang dalam interaksi dengan pembeli industri. Persyaratan agar jaringan berfungsi dengan baik adalah bilamana struktur dan sistem, nilai-nilai anutan menjadi perilaku, pengintegrasian proses, pengendalian strategik, sebagaimana diuraikan di atas dapat terwujud.

Jaringan mengambil ruang gerak yang relatif sama dengan kegiatan pedagang pengumpul yang telah beroperasi selama ini sehingga terdapat kemungkinan ancaman menggagalkan operasi jaringan. Kondisi ini perlu ditangkal melalui penguatan keanggotan, memberikan manfaat kuantitatif yang lebih baik dan pemberdayaan terus menerus.

Pedagang pengumpul dapat memperoleh peran lain dari keberadaan jaringan melalui aktivitas pendukung maupun proses lanjutan berasal dari distribusi pekerjaan jaringan. Keberadaan pedagang pengumpul besar dapat disetarakan dengan industri sehingga kedudukannya akan berlaku sebagai perusahaan pembeli.

Penjelasan mengenai penstrukturan adalah sebagai berikut : a. Anggota jaringan

Adalah petani yang memiliki usaha tanaman obat. Petani dengan ciri tersebut terlibat sebagai anggota utama dan memberikan sumber daya, pengetahuan, dan hasil panen tanaman obat. Walaupun terdapat variasi kepemilikan luas lahan, jaringan didesain tanpa pengklasifikasian anggota berdasarkan luas lahan. Sejauh petani bersedia mematuhi ketentuan dan perilaku yang ditetapkan bekerjasama, petani diterima sebagai anggota. Petani tidak direkrut untuk tugas tertentu tetapi berkontribusi sesuai dengan kemampuan.

Petani anggota berhimpun dan menjadikan jaringan sebagai organisasi yang berkekuatan dan sebagai sarana pemberdayaan, sehingga pada akhirnya jaringan menjadi organisasi petani yang kuat. Fungsi produksi dan pengolahan hasil panen menjadi tanggungjawab petani. Petani yang belum memiliki kemampuan pemrosesan bahan baku sebagaimana dipersyaratkan dapat diambil alih petani lain atau oleh pusat

(29)

manajemen. Pada saatnya dengan teknis pengolahan petani yang bertambah baik akibat pembelajaran, aktivitas variasi pengolahan bahan baku segar dapat diserahkan kepada sehingga memberikan penghasilan lebih baik kepada anggota.

Menggunakan gambaran sumber bahan baku tanaman obat di Jawa Tengah, petani berlokasi mulai dari kecamatan Karangpandan, Ngargoyoso yang terletak di lereng gunung Lawu dan kecamatan Karanganyar serta Nguter yang relatif dekat dengan pusat agroindustri. Lokasi petani yang jauh dari pusat industri lebih mengalami kendala akses dan transportasi dalam menyalurkan bahan baku, sehingga sangat mengandalkan pengumpul. Petani yang tersebar di 842 desa di empat kabupaten penghasil tanaman obat yakni Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri dan Karanganyar berpotensi menjadi anggota utama bilamana jaringan diimplementasikan di daerah tersebut.

Total petani yang dibutuhkan oleh jaringan sebesar jumlah target pasokan yang mampu dipasok jaringan kepada industri. Menggunakan perhitungan rata-rata luas petani sekitar 2000 m2 dengan break even

point pada kondisi 332 ton, diperkirakan akan membutuhkan 110 petani

(lihat bab VIII). b. Kelompok petani

Ketika petani telah bergabung, dimungkinkan terdapat sejumlah lokasi dan variasi kemampuan yang perlu dikoordinasikan. Dalam kondisi ini pasokan dan informasi akan mengalir dalam sebaran yang lebar dengan kerumitan pengelolaan. Karenanya, dipandang perlu dibuat mekanisme yang memudahkan interaksi dan penyampaian pesan.

Mempelajari kebiasaan petani di desa cenderung terlibat di dalam kelompok secara informal (Sajogyo,1999), maka pendekatan tersebut dipandang baik untuk dipergunakan. Manfaat secara positif adalah terbangun kerjasama dan satu sama lain dapat berbagi pengetahuan dan informasi.

Anggota diarahkan berhimpun di dalam kelompok sehingga mempermudah pengimplementasian proses dan pertukaran informasi

(30)

serta pengetahuan. Hal ini untuk menjawab perlunya penatakelolaan sebagaimana hasil sintesa ISM, dimana kondisi tersebut kurang dibahas oleh peneliti terdahulu yang lebih memfokuskan pada perilaku hubungan. Melalui kelompok, diberikan ruang untuk mengubah kepemilikan pengetahuan menjadi distribusi pengetahuan. Alasan lain memanfaatkan kelompok petani adalah dalam hal pengelolaan sejumlah besar petani dengan melibatkan interaksi dan pertukaran informasi.

Hubungan antar anggota dan antar kelompok secara horisontal dibangun dengan fasilitasi fasilitator. Interaksi inter dan intra kelompok memungkinkan mengalirnya informasi kondisi pasokan bahan baku, status anggota, dan pertukaran informasi usaha tanaman obat. Wujud sinergi ini sebagaimana dinyatakan oleh Giannakis dan Croom (2004) dilakukan dalam bentuk mengalirnya informasi: 1) usaha, 2) pengetahuan, 3) kondisi pasar dan harga, 4) keuangan, 5) kondisi organisasi dari pusat manajemen jaringan.

Berapa sebaiknya jumlah petani yang menjadi anggota kelompok tergantung dari jumlah yang masih memungkinkan pertemuan diselenggarakan secara efektif. Memakai kondisi di pedesaan, bisa terdapat satu desa berhimpun banyak petani tetapi berlokasi saling berjauhan dibatasi oleh lahan yang luas atau sebaliknya pada jarak yang saling berdekatan. Petani dari desa yang sama atau berbeda bilamana dipandang masih dalam jarak jangkauan dapat bergabung dikarenakan konsep jaringan tidak membedakan batas lokasi.

c. Pusat manajemen jaringan

Struktur jaringan, menetapkan garis hubungan dimana informasi, bahan baku, manfaat dan keputusan mengalir. Aliran informasi ini berlangsung dari kelompok ke kelompok dan dari kelompok ke pusat manajemen jaringan secara bolak-balik. Aliran bahan baku dari anggota menuju lokasi pengiriman berdasarkan perintah kirim.

Keberadaan pusat manajemen diperlukan guna pengelolaan empat bagian besar aliran dimaksud disamping anggota, proses, aset dan sumberdaya. Mengingat perilaku pembeli senantiasa menekankan pada

(31)

ketepatan waktu, jumlah dan kualitas maka kendali operasional mengarah pada ketercapaian keluaran dari daerah otonomi masing-masing anggota dan mengendalikan sesuai tanggungjawab bersangkutan.

Manajemen rantai pasokan melibatkan dua bagian besar menurut Maku

et al. (2005) yakni demand dan supply process dengan tujuan kepuasan

pembeli. Fungsi jaringan berkaitan distribusi, pemasaran, manajemen permintaan dan hubungan pelanggan (Customer Relation Management) sebagaimana dinyatakan oleh Stock dan Lambert (2001), disolusikan dengan menghadirkan pusat manajemen jaringan. Fungsi produksi dan pengolahan hasil panen menjadi tanggungjawab petani.

1. Mekanisme Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk menilai kinerja organisasi secara keseluruhan yang terbagi atas : keanggotaan, pasokan, proses, usaha dan keuangan. Penjelasan mekanisme pengendalian sebagaimana gambar 24 sebagai berikut :

• Kendali keanggotaan dimaksudkan untuk memantau masukan, kontribusi dan perilaku anggota. Anggota yang aktif berarti akan memasok bahan baku sebagaimana diminta. Pusat manajemen mengendalikan penerimaan, pengolahan permintaan dan kemudian diturunkan melalui kelompok dengan fasilitasi fasilitator. Anggota akan memberikan informasi kesanggupan pasokan melalui kelompoknya.

• Kendali pasokan dimaksudkan untuk memantau sejauh mana anggota menjamin bahan baku pasokan dapat dipenuhi baik jumlah, jenis, kualitas, waktu dan harga. Apabila tidak terpenuhi, akan dilakukan penelusuran terhadap kontribusi anggota.

• Kendali proses akan mengecek pencapaian mutu dari setiap bagian proses. Pusat manajemen akan mendata kinerja anggota ditinjau dari total penolakan, atau ketidaksesuaian hasil. Standar kualitas dan tingkat penolakan telah terlebih dulu diserahkan kepada kelompok untuk disebarkan kepada anggota.

(32)

• Kendali usaha mencakup sejauh mana permintaan dapat dipenuhi sesuai dengan jumlah, jenis, kualitas dan waktu. Ketidaksanggupan penyaluran akan ditelusur kembali kearah persiapan pasokan. Kendali usaha juga akan memantau kemajuan perluasan pasar. Dalam hal ini dimonitor sejauh mana terdapat tambahan pembeli baru dan apakah mampu dipenuhi. Apabila ternyata tidak bisa, maka dilakukan penundaan untuk persiapan kemampuan internal. Pusat manajemen jaringan menerima permintaan pasokan dari industri sebagai hasil kegiatan pemasaran dan memperhitungkan kesanggupan waktu kirim berdasarkan waktu proses dan distribusi. Kendali terhadap penyimpanan bahan baku dipecah menjadi tanggung jawab jaringan dan anggota melalui kelompok masing-masing. Informasi terhadap data stok mengalir dari kelompok ke jaringan sebagai dasar pengambilan keputusan penawaran kepada industri.

• Kendali keuangan melibatkan kemampuan pengelola mengatur keuangan sehingga organisasi sehat dan mampu meraih keuntungan yang masih dapat dibagikan kepada anggota. Kendali keuangan akan memantau pendapatan dan rugi laba operasi. Bilamana tidak tercapai ditelusur lagi ke arah persiapan pasokan.

Sub-elemen perilaku berorganisasi yang menjadi elemen kritis, membuka pemahaman diperlukan seseorang untuk memediasikan arus informasi dan berbagai bentuk pengambilan keputusan. Unsur bekerja sangat erat atas dasar kepercayaan yang ditemui di semua rujukan jaringan, dipertegas melalui struktur dan sistem jaringan yang jelas. Tanggungjawab menjamin ketercapaian kualitas produk dan proses yang diintegrasikan sebagaimana hasil QFD, perlu dimengerti oleh anggota jaringan.

(33)

Gambar 24. Mekanisme Pengendalian

PASOKAN USAHA KEUANGAN

ANGGOTA MASUKAN BAHAN BAKU PASOKAN Jml, jenis,kualitas, waktu harga PROSES Biaya, kecepatan, kualitas HASIL Kualitas, Jenis, Kemasan, Harga PEMENUHAN TARGET PENYALURAN Jml, jenis,kualitas, waktu PERLUASAN PASAR Mampu ? Tunda KEANGGOTAAN Jml, lokasi, lahan, kemampuan KONTRIBUSI Aktif ? PEMBINAAN ya ya ya ya PENCAPAIAN SASARAN Pendapatan R/L Tidak Tidak ya Tidak ya ya ya Survei Tidak Tidak KINERJA JARINGAN Tidak Kembali ke pasokan

(34)

2. Fasilitator

Fasilitator diperlukan dan berperan di dalam lintas informasi dan kegiatan teknis maupun kendali proses. Siapa yang paling tepat sebagai fasilitator, adalah tokoh yang telah dikenal petani agar mengurangi resistensi dan menjadi pendorong. Keberadaan fasilitator menjadi penting mengingat kelangsungan hubungan dengan anggota petani harus dipertahankan.

Fasilitator melaksanakan aktivitas:

(1) memfasilitasi berbagai kepentingan petani, (2) mendata kemampuan petani,

(3) menyalurkan informasi, (4) mengelola konflik, (5) memberikan motivasi, (6) mengorganisasikan proses

(7) mengorganisasikan aktivitas petani dan

(8) memfasilitasi pembahasan persoalan di lapangan.

Fasilitator adalah seseorang yang mampu mewujudkan kepercayaan anggota terhadap jaringan dan membangun dinamika kelompok agar diperoleh pengambilan keputusan bersama. Tugas fasilitator menerjemahkan informasi sesuai dengan tingkat pemahaman petani dan sebaliknya menyampaikan ke pusat manajemen mengenai kondisi di lapangan. Fasilitator juga menginformasikan kepada pusat manajemen jaringan pencapaian hasil kelompoknya dan sejauh mana proses pertukaran dan pengintegrasian proses berlangsung.

3. Pengelola Pusat Manajemen

Penyelenggara aktivitas di pusat manajemen adalah manajer yang memahami perdagangan tanaman obat dan direkrut untuk menjalankan fungsi pusat manajemen jaringan dimaksud. Manajer bertanggung jawab terhadap hubungan eksternal yakni industri sebagai pelanggan utama dan lembaga terkait seperti lembaga pemerintah yang membidangi tanaman obat di tingkat kabupaten. Jaringan akan menjadi mata rantai pasokan

(35)

dengan berbagai industri tidak saja dengan industri yang menghasilkan obat tradisional atau herbal terstandardisir, tetapi juga industri berorientasi ekspor, dan industri kosmetik atas dasar sinergi.

Manajer selaku pengelola menjalin hubungan dengan lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksudkan pada Gambar 23, agar memperoleh akses pinjaman modal baik bagi anggota maupun lembaga jaringan. Kendala utama membangun jaringan adalah permodalan yang dipergunakan untuk mengadakan fasilitas, sebagaimana hasil ISM. Sumber dana tersebut dapat digali dari lembaga di luar jaringan. Kemudahan memperoleh pinjaman diharapkan difasilitasi oleh pemerintah dan/atau industri.

Hubungan dengan lembaga penelitian dijalin baik yang dimiliki oleh perguruan tinggi maupun pemerintah sehingga dapat diperoleh bimbingan teknis guna kepentingan anggota, dan bantuan penyuluhan hasil penelitian mengalir dengan koordinasi pusat manajemen jaringan.

Jaringan mengambil ruang gerak yang relatif sama dengan kegiatan pedagang pengumpul yang telah beroperasi selama ini sehingga terdapat kemungkinan ancaman menggagalkan operasi jaringan. Bentuk persaingan usaha di satu sisi dapat diterima dengan wajar, dengan mendorong langkah positif dalam upaya bersaing secara konstruktif. Apabila terdapat tindakan persaingan tidak sehat, anggota perlu menangkal melalui penguatan keanggotan, memberikan manfaat kuantitatif yang lebih baik dan pemberdayaan terus menerus.

Sesungguhnya pedagang pengumpul dapat memperoleh peran lain dari keberadaan jaringan melalui aktivitas pendukung maupun proses lanjutan berasal dari distribusi pekerjaan jaringan. Keberadaan pedagang pengumpul besar dapat disetarakan dengan industri sehingga kedudukannya akan berlaku sebagai perusahaan pembeli. Penjabaran kemungkinan faktor penghambat internal dan eksternal diperlukan untuk memperdalam sejauh mana konsep jaringan dapat diimplementasi.

(36)

Tabel 21 Analisis faktor penghambat dan pendorong keterlibatan petani

Faktor Penghambat

Faktor Pendorong

INTERNAL PETANI

1. Respon petani kurang, akibat pandangan negatif proyek penyuluhan sebelumnya yang tidak konsisten.

2. Enggan melepaskan ikatan dengan pedagang karena

a. Jasa pedagang di masa lalu.

b. Telah mengenal

pedagang.

3. Keterikatan pinjaman pada pihak pedagang.

6. Tidak terbiasa dengan pola berstruktur.

7. Ketidakcocokan nilai jaringan dengan nilai yang dikenal saat ini.

1. Keinginan mendapatkan alternatif akses pasar.

2. Harga beli lebih baik atau keuntungan menarik.

3. Mendapatkan pembinaan dan kemudahan penyaluran. 4. Ingin mempunyai alternatif

lain selain pedagang

pengumpul.

5. Kekecewaan berhubungan dengan pedagang pengumpul.

6. Mendapatkan bantuan

mediasi modal.

EKSTERNAL PETANI

2. Desakan pedagang pengumpul untuk tidak beralih. Desakan dimaksud dapat berupa :

a. tindakan membujuk b. penggunaan ikatan

hubungan masa lalu c. ancaman/ tindakan

kontra produktif

3. Perubahan taktik perdagangan dari pedagang pengumpul dalam meraih simpati.

1. Terdapat tokoh yang menjadi fasilitator/ pengurus.

2. Anggota petani lain telah menjadi anggota.

3. Melihat manfaat yang diperoleh akan memberikan dorongan keinginan untuk bergabung. 4. Tawaran manfaat bilamana

bergabung.

5. Peluang mendapatkan

(37)

Penjabaran lebih rinci terhadap fungsi – fungsi pusat manajemen jaringan dapat dilihat pada Tabel 22 berikut ini.

Tabel 22 Fungsi pusat manajemen Jaringan

Ke arah anggota (internal) Ke arah luar anggota (eksternal)

Informasi dan layanan

1. Persyaratan bahan baku

2. Sistem dan prosedur organisasi,

kebijakan, norma-norma,

perkembangan organisasi, dan laporan keuangan

3. Penilaian kinerja.

4. Pergerakan harga, data

persaingan 5. Data produksi

6. Informasi peminjaman dana

Pemasaran 1. Analisis perkembangan permintaan konsumen 2. Memberikan sampel, melaksanakan kegiatan penjualan

3. Mencari akses pasar/ memperluas pasar 4. Menetapkan strategi

bersaing dan mencari cara memenangkan persaingan.

Pengolahan

1. Melanjutkan pemrosesan bahan baku pada tingkat lebih lanjut seperti : menjadi simplisia kering, bubuk, sediaan galenik atau hasil penyulingan.

2. Mengemas hasil pasokan petani menjadi lebih baik lagi dalam tampilan, pelabelan.

Pengiriman

1. Pengadaan alat transportasi, buruh angkut. 2. Pengawasan selama pengiriman. 3. Penyertaan dalam pemeriksaan di pabrik penerima.

4. Pengapalan (bila diperlukan)

Pembelian

1. Mencari sumber pasok.

2. Menetapkan rencana pengadaan bahan baku.

3. Membeli dengan harga yang tepat. 4. Mengumpulkan bahan baku.

Pembinaan

Mencari masukan dari pembeli dalam berntuk kesediaan bimbingan guna meningkatkan produktivitas, peningkatan kualitas.

Pembinaan dan layanan

1. Budidaya, pasca panen,

pengelolaan usaha. 2. Kualitas berorganisasi. 3. Penyelesaian permasalahan. Pelayanan pembeli 1. Menangani keluhan. 2. Mempertahankan pembeli melalui kunjungan.

3. Melakukan kontak untuk menggali kebutuhan

(38)

Baik Hall dan Valenzuela and Villacorta di dalam Daboub (2002) menyoroti pentingnya membangun nilai-nilai yang mendorong terbangunnya jaringan diantara para pihak. Tiga nilai penting yang diajukan pada disertasi ini agar jaringan utuh adalah :

a. komitmen, b. integritas dan c. kerjasama.

Merujuk pada pengalaman membina petani tanaman obat oleh Koperasi BPTO, komitmen sangat penting karena akan terwujud dalam tindakan mematuhi kesanggupan / janji pasokan dalam jumlah, jenis, kualitas dan seluruh ketentuan yang berlaku. Nilai integritas merupakan wujud kepatuhan untuk menyatukan langkah operasi individual dengan organisasi. Nilai kerjasama menunjukkan kesediaan berbagi dengan anggota lainnya.

Penerapan nilai dimaksud menjadi pedoman perilaku yang memerlukan sosialisasi terus menerus. Responden pakar yang berpengalaman membina petani menyatakan bahwa pelanggaran komitmen kadangkala masih ditemui bahkan ketika kesepakatan telah dibuat. Apabila diketahui terdapat anggota yang tidak menjalankan aturan secara konsisten, maka pembuat kesalahan perlu dibina hingga bentuk teguran atau pinalti. Memperhatikan penerapan sanksi pada petani anggota pendukung Koperasi Karyawan BPTO (Kobapto) di Tawangmangu, sanksi akan dijatuhkan bilamana petani tidak mematuhi tata cara berbudidaya yang digariskan, atau secara diam-diam menjual pada pihak lain.

Ketidakpatuhan juga dapat berupa tidak mematuhi cara berproduksi yang baik, tidak menjalankan standar pascapanen, mengalihkan pasokan kepada pihak lain baik terbuka maupun terutup, dan tidak terlibat aktif dalam kegiatan organisasi. Bentuk sanksi tergantung dari derajat kesalahan yang menentukan kriteria ketidakpatuhan dan sanksi ditetapkan atas keputusan kelompok. Bentuk sanksi dapat berupa : teguran administratif, pengurangan jumlah pasokan, penghentian penerimaan pasokan sementara waktu atau penghentian sebagai anggota.

Gambar

Tabel 15 Aliran bahan baku pada rantai pasokan
Gambar 14  Hasil final matriks rumah mutu – QFD.
Tabel 16  Elemen tujuan
Gambar 16  Matriks DP-D elemen tujuan.
+6

Referensi

Dokumen terkait

dan penyelenggaraan negara. Oleh karena itu negara seharusnya sesuai dengan nilai- nilai yang berasal dari Tuhan terutama hu- kum serta moral dalam kehidupan negara. Asas

Berdasarkan gambar 4, dapat diketahui bahwa penggunaan kadar aspal yang sedikit dalam campuran akan menghasilkan selimut aspal yang tipis pada permukaan agregat

Parameter berupa nilai kapasitansi yang diperoleh dari hasil pengukuran listrik dapat digunakan untuk menentukan nilai permitivitas relatif atau konstanta dielektrik

"Ve yer üzerinde hareket eden bütün beden sahipleri, gerek kuşlar, gerek sığırlar, ve hayvanlar, ve yer üzerinde her sürünen, ve her adam öldü..." (Tevrat/Tekvin, Bap

Sekitar September 2007 sebuah studi melaporkan bahwa Google mengajukan hak paten aplikasi telepon seluler (akhirnya Google mengenalkan Nexus One, salah satu jenis telepon

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) kemampuan penalaran matematis siswa kelas eksperimen pada materi SPLDV yang dikenai pembelajaran Model-Eliciting Activities setting pendekatan

Penelitian ini berhasil mengimplementasikan inferensi Fuzzy bersama-sama dengan operator Prewitt untuk melakukan deteksi tepi dengan input gambar dengan noise,

Dalam identifikasi dan perumusan pengelolaan angin pada bentuk dasar, setelah proses petama dilakukan, maka data yang berupa parameter diaplikasikan menggunakan