• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi Siswa

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera (Kurnia, 2011:36)

Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrad dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi

Pengertian persepsi menurut para ahli :

a. Menurut Kotler (2000:77) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

b. Gibson, dalam Winsnu Hadi (2001:72) dalam buku Manajemen

(2)

Perilaku, Struktur; memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri. c. Walgito (2010:35) mengemukakan bahwa persepsi seseorang

merupakan proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut

(3)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

2. Jenis-jenis Persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.

a. Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar. Manusia yang daya penglihatannya menurun dapat menggunakan alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya.

Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

(4)

b. Persepsi Auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak

c. Persepsi perabaan

Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

(5)

d. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair.Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor.

e. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun. Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa.

Sensasi pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan, ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel

(6)

reseptor pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.

3. Proses Terjadinya Persepsi

Proses persepsi ini merupakan suatu urut-urutan mengenai bagaimana persepsi itu bias masuk ke diri orang masing-masing. Persepsi masing-masing orang akan menghasilkan pemahaman yang sama, tergantung dari bagaimana penyampaian informasi kepada pihak yang bersangkutan tersebut.

Berikut ini merupakan bentuk salah satu gambaran dari sebuah persepsi yang di pahami oleh seseorang, sehingga menimbulkan kegiatan yang biasa disebut dengan perilaku konsumen.

a. Faktor yang mempenngaruhi Persepsi 1) Faktor Internal

Faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

a) Fisiologis.

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

(7)

b) Perhatian.

Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

c) Minat.

Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

d) Kebutuhan yang searah. dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek/ pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

e) Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

f) Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam

(8)

menerima, bereaksi dan mengingat.

2) Faktor Eksternal

Karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

a) Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

b) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

c) Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

d) Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan

(9)

dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

3) Motion atau gerakan.

Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

B. Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (2007:45) bimbingan kelompok adalah suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok agar kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli ( siswa ) bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi atau aktivitas kelompok dalam membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial. Mereka memperoleh berbagai bahan dari guru pembimbing yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mangambil keputusan.

Dalam layanan tersebut para siswa dapat di ajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting mengembangkan nilai-nilai tentang hal tersebut, dan

(10)

mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalah yang dibahas dalam kelompok.

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Halena (2011: 63) tujuan bimbingan kelompok yaitu untuk mengembangkan langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas di dalam kelompok dengan demikian dapat menumbuhkan hubungan yang baik antar anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi anatar individu pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang di inginkan sebagaimana terungkap dalam kelompok.

Sedangkan menurut Bennet tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :

a. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan pekerjan pribadi dan sosial b. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan

bimbingan kelompok

c. Bimbingan secara kelompok lebih ekonomis dari pada melalui kegiatan bimbingan individual

d. Untuk melaksanakan layanan konseling individu secara lebih efektif Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan bimbingan konseling yang bertujuan untuk

(11)

membentuk pribadi individu yang dapat hidup secara harmonis, dinamis, produktif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara optimal.

3. Unsur-Unsur Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dalam bentuk kelompok dengan menekankan unsur-unsur terpenting dari bimbingan kelompok diantaranya adalah dinamika kelompok, pemimpin kelompok dan anggota kelompok serta tahapan-tahapan bimbingan kelompok yang harus ada agar tercapai tujuan dari bimbingan kelompok.

a. Dinamika kelompok

Shertzer dan Stone (2002:84) mengemukakan definisi denamika kelompok yaitu kuatnya interaksi antar anggota kelompok yang terjadi untuk mencapai tujuannya. Dikemukakan bahwa produktivitas kelompok akan tercapai apabila ada interaksi yang harmonis antar anggotanya.

Adapun aspek-aspek dinamika kelompok menurut Hartinah diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Komunikasi dalam kelompok

Dalam komunikasi akan terjadi perpindahan ide atau gagasan yang di ubah menjadi simbol oleh komunikator kepada komunikan melalui media

(12)

Dalam interaksi antar anggota kelompok terdapat kekuatan atau pengaruh yang dapat membentuk kekompakan dalam kelompok 3) Kohesi kelompok

Merupakan sejumlah faktor yang mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap menjadi anggota kelompok tersebut.

b. Pemimpin Kelompok Dan Anggota Kelompok

Pemimpin kelompok merupakan unsur yang menentukan akan berjalan dengan baik atau tidak bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan Menurut Tatiek (2004:72) peranan pemimpin kelompok adalah sebagai berikut :

1) Memberikan dorongan emosional, memberikan motivasi, memberikan kenyamanan, memimpin untuk mendapatkan solusi 2) Memperdulikan, memberikan dorongan, mengkasihi, menghargai,

menerima, tulus dan penuh perhatian

3) Memberikan perhatian, menjelaskan, mengklasifikasi, menafsirkan 4) Fungsi eksekutif, menentukan batas waktu, norma-norma,

menentukan tujuan-tujuan dan memberikan saran-saran

Anggota kelompok merupakan salah satu unsur pokok dalam layanan bimbingan kelompok tanpa anggota kelompok tidaklah mungkin ada kelompok dan sebagian besar kegiatan bimbingan kelompok didasarkan atas peranan dari anggota kelompok.

Menurut Sukardi peranan anggota kelompok yang harus dilaksanakan dalam layanan bimbingan kelompok yaitu :

(13)

a. Membantu terbinanya suasana keakraban antar anggota kelompok b. Mencurahkan segenap perasaan dalam mengikuti kegiatan kelompok c. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan

bersama

d. Membantu tersusunya aturan kelompok dan melaksanakannya dengan baik

e. Aktif ikut serta dalam kegiatan kelompok f. Mampu berkomunikasi secara terbuka g. Berusaha membantu anggota lain.

Dari unsur-unsur tersebut dapat disimpulkan adanya tiga unsur terpenting dalam pelaksaan layanan bimbingan kelompok yaitu, pertama, dinamika kelompok sebagai ruh dalam sebuah kelompok. Kedua, pemimpin kelompok merupakan unsur yang menentukan jalannya sebuah layanan bimbingan kelompok dan yang terakhir adalah anggota kelompok unsur yang penting dalam sebuah layanan bimbingan kelompok. Tanpa anggota kelompok tidak akan mungkin dapat berjalan sebuah layanan bimbingan kelompok. Ketiga unsur tersebut harus ada dan berjalan secara harmonis, untuk tercapainya tujuan dari pelaksanaan bimbingan kelompok secara optimal.

4. Materi Layanan Bimbingan Kelompok

Dalam layanan bimbingan kelompok materi yang dapat dibahas berbagai hal yang amat beragam yang berguna bagi siswa, ( dalam segenap bidang bimbingan ). Materi tersebut meliputi :

(14)

a. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat b. Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana

adanya. Termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya serta permasalahannya

c. Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang terjadi di masyarakat serta pengendaliannya/pemecahannya

d. Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif, untuk belajar dan kegiatan sehari-hari serta waktu senggang

e. Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai konsekuensinya

f. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar g. Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif

h. Pemahaman tentang dunia kerja pemilihan dan pengembangan karier serta perencaan masa depan

Materi dalam bidang-bidang bimbingan, materi layanan bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan sebagaimana dalam bidang bimbingan lainnya yang meliputi: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.

5. Asas-Asas Bimbingan Kelompok

Asas-asas yang ada dalam bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut:

(15)

a. Asas kerahasian, para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa yang di bahas dalam kelompok terutama hal-hal yang tidak layak diketahui oleh orang lain

b. Asas keterbukaan, para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat ide, saran, tentang apa yang di rasakan dan dipikirkanya tanpa adanya rasa malu dan ragu-ragu

c. Asas kesukarelaan, semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpa malu atau dipaksa oleh teman lain atau pemimpin kelompok

d. Asas kenormatipan, semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak boleh bertentangan dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku

6. Tahap-tahap Pelaksanaan bimbingan kelompok

Menurut Siti Hartinah (2010:65) pelaksanaan bimbingan kelompok melalui tahapan sebagai berikut :

a. Tahap 1 : Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam suatu kehidupan kelompok pada tahap ini pada umumnya para anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan –harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing sebagian, maupun seluruh anggota

Pada tahap ini peranan pemimpin kelompok hendaknya memunculkan dirinya sebagai orang yang benar-benar bisa dan bersedia

(16)

membantu para anggota kelompok mencapai tujuan mereka hendaknya benar-benar terwujud. Di sini pemimpin kelompok perlu :

a) Menjelaskan tujuan umum yang ingin di capai memalui kegiatan kelompok ini dan menjelaskan cara-cara yang hendaknya di lalui dalam mencapai tujuan itu

b) Mengemukakan tentang diri sendiri yang kira-kira perlu untuk terselenggaranya kegiatan kelompok secara baik antara lain. Memperkanalkan diri secara terbuka, menjelaskan peranannya sebagai pemimpin kelompok dan sebagainya

c) Menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain dalam hal ini anggota kelompok ketulusan hati, kehangatan dan empati

Pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap kebersamaan dan perasaan kelompok jika pada awalnya sebagian besar anggota kelompok berkehendak untuk mengambil peranan dan tanggung jawab dalam keterlibatan kelompok maka tugas pemimpin kelompok adalah membalikan keadaan itu, yaitu merangsang dan menggairahkan seluruh anggota kelompok untuk mampu ikut serta bertanggung jawab dalam kegiatan kelompok, penjelasan tentang asas kerahaiaaan, kegiatan, keterbukaan, dan kenormatipan akan membantu masing-masing anggota kelompok lainnya dan mencapai tujuan bersama.

(17)

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan keompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat.

Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu: 1) Menjelaskan kegiaatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya; 2) menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya; 3) membahas suasana yang terjadi; 4) meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota; 5) Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama

c. Tahap III : Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan

(18)

dan penguatan serta penuh empati. Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

1) Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.

2) Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu. 3) Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan

tuntas.

4) Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, dalam tahap ini saling berhubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan baik saling tukar pengalaman dalm bidang suasana perasaan yang terjadi, pengaturan, penyajian, dan pembukaan barlangsung dengan bebas demikian juga saling tanggap dan tukar pendapat berjalan dengan lancar para anggota bersikap saling membantu, saling menerima, saling kuat menguatkan, dan saling berusaha untuk memperkuat rasa kebersamaan. Dalam suasana seperti ini kelompok membahas hal-hal yang bersifat

(19)

nyata yang benar-benar mereka alami mereka membahas hal-hal yang bersifat sekarang/kekinian dan disisni

d. Tahap IV : Pengakhiran

Dalam tahap ini, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan tetang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari dalam suasana kelompok

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

2) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.

3) Membahas kegiatan lanjutan. 4) Mengemukakan pesan dan harapan.

Referensi

Dokumen terkait

a) Fungsi penyesuaian (the adjustive or adoptive function), fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan yang mengarahkan siswa menuju individu yang well adjusted. b) Fungsi

96 Surakarta sudah berjalan dengan jadwal harian rutin dan mendapat dukungan dari pihak kepala sekolah, guru, peserta didik dan wali murid; dan (2) upaya pihak

Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dapat kami simpulkan bahwa program pengabdian

3) Peserta didik diberikan LKPD - 1 tentang penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi yang diunggah guru melalui aplikasi GCR

Keragaan dalam penelitian ini adalah keberhasilan program PUMP bidang P2HP di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung yang dinilai sesuai dengan dimensi keragaan pada petunjuk

Untuk mengetahui Keterampilan, Modal Usaha dan Strategi Pemasaran secara simultan berpengaruh terhadap pengembangan UMKM Pengrajin Tas di Kecamatan Gresik Kabupaten

5 Saya merasa pimpinan selalu bersikap baik atas pekerjaan yang dilakukan karyawan 6 Semua karyawan dapat bersikap dengan. baik di

Hal ini menunjukkan bahwa daerah dengan ketertinggalan sangat parah adalah daerah dari Kawasan Timur Indonesia (KTI). Sebanyak 91.83% kabupaten yang dinyatakan sebagai