• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

32

EDUKASI KIMIA

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Zulfadli1* dan Iffah Munawwarah1

1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111, Aceh-Indonesia.

*Email Korespondensi: zoelfadli_my@yahoo.com

Abstrak: Telah dilakukan penelitian identifikasi pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan

hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan tanggapan siswa pada tes diagnostik

three-tier multiple choice pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis penelitian yang

digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 5 SMAN 8 Banda Aceh yang dipilih secara simple random sampling dengan jumlah siswa 24 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik

three-tier multiple choice dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat

pemahaman siswa terhadap konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dikategorikan gagal dengan nilai rata-rata 14,58% siswa paham konsep, 42,23% tidak paham konsep, 42,2% miskonsepsi, dan 0,83% error, serta tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice diperoleh rerata skor 77,34% dengan kriteria baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman siswa dianggap gagal berdasarkan kriteria pendeskripsian tingkat pemahaman konsep siswa karena skor persentase nilai siswa yang paham konsep berada di bawah 45%-30% dari total keseluruhan siswa dan soal tes diagnostik three-tier multiple choice baik digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Kata Kunci: Tes Diagnostik, Three-Tier Multiple Choice, Pemahaman Konsep, Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan

PENDAHULUAN

Ilmu kimia terdiri dari konsep yang bersifat abstrak dan kompleks sehingga untuk menguasainya diperlukan pemahaman konsep yang bertahap dan mendalam. Hasil belajar yang rendah menunjukkan rendahnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep kimia. Johnstone (dalam Chittleborough, 2004), berpendapat bahwa untuk dapat memahami konsep kimia dengan benar, siswa harus bisa mendeskripsikan dan mengkaitkan aspek makroskopik (eksperimen), mikroskopik (atom, molekul, ion), dan simbolik (simbol, rumus, perhitungan) sehingga hal ini menyebabkan mata pelajaran kimia menjadi sangat kompleks. Kenyataan di sekolah siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu mengaitkan konsep tersebut dengan konsep lainnya yang saling berhubungan, serta kurang mampu mengaitkan konsep tersebut dengan kehidupan sehari-hari.

Kurangnya pemahaman konsep siswa disebabkan oleh dua faktor, yaitu (1) siswa salah menginterpretasikan gejala atau peristiwa yang dijumpai dalam kehidupannya; dan (2) pembelajaran yang dilakukan guru kurang terarah sehingga siswa salah dalam

(2)

33

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

menginterpretasikan suatu konsep (Mentari, dkk., 2014). Hal ini dapat menimbulkan kesalahan konsep dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

Berbagai macam cara telah dilakukan untuk menggali pemahaman konsep pada siswa, diantaranya wawancara semi-terstruktur, tes pilihan ganda, tes essay, tes two-tier multiple

choice dan tes three-tier multiple choice. Menurut Dindar dan Geban, (2011), penggunaan

instrumen three-tier multiple choice dapat mengidentifikasi pemahaman konsep peserta didik dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Selain itu dapat pula membedakan antara peserta didik yang menjawab salah karena mengalami miskonsepsi atau kurang memahami materi. Tes pilihan ganda tiga tingkat (three-tier multiple choice) merupakan perluasan atau pengembangan dari tes pilhan ganda dua tingkat (two-tier

multiple choice). Menurut Bunawan dan Agus (2013), tes pilihan ganda dua tingkat

digunakan untuk mendeteksi kemampuan pemahaman atas suatu konsep dan alasan yang mendasari kenapa memilih suatu jawaban tersebut. Tes pilihan ganda tiga tingkat dilengkapi dengan skala tingkat keyakinan untuk mengukur tingkat keyakinan terhadap jawaban dan alasan yang dipilih untuk satu butir soal.

Mengingat pentingnya pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran maka sebaiknya perlu adanya perbaikan bentuk instrumen tes dalam mengindentifikasi pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan penyusunan instrumen tes berupa tes diagnostik three-tier multiple choice dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa terhadap materi tertentu. Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada materi yang sulit menurut pengalaman siswa sehingga tes diagnostik ini digunakan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan data nilai ulangan harian pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa SMA Negeri 8 Banda Aceh kelas XI IPA 3 tahun pelajaran 2013/2014 diketahui hanya 62% siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM sekolah tersebut untuk mata pelajaran kimia adalah 75.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier

multiple choice; dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan tes

diagnostik three-tier multiple choice untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.

(3)

34

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 8 Banda Aceh tahun pelajaran 2014/2015. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda beralasan (three-tier multiple choice). Tes ini digunakan untuk mengindentifikasi pemahaman konsep siswa dan tingkat pemahaman konsep. Angket yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 8 pertanyaan dimana pertanyaan-pertanyaannya berisi jawaban “Ya” atau “Tidak” yang disertai alasan yang diajukan oleh peneliti kepada siswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap bentuk tes yang digunakan. Selanjutnya data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan rumus persentase.

Data berupa lembar jawaban siswa setelah mengikuti evaluasi pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan, selanjutnya dilakukan penskoran. Jika jawaban siswa pada soal tingkat pertama benar, jawaban pada soal tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI > 2,5 dari skala 0-5), maka siswa diberi skor 1 dan siswa dianggap sudah memahami konsep. Data berupa skor yang diperoleh oleh setiap siswa selanjutnya digunakan untuk menganalisis setiap butir soal tersebut secara kuantitatif yang mencakup validitas dan reliabilitas.

Untuk menganalisis kombinasi jawaban pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi teknik menganalisis kombinasi jawaban yang digunakan oleh Kaltakci dan Nilufer (2007). Kombinasi jawaban untuk menganalisis pemahaman konsep siswa terangkum dalam Tabel 1.

Analisis Tingkat Soal

Kategori Tipe Jawaban

Three-tier

Paham konsep Jawaban benar + alasan benar + yakin Tidak paham konsep

Jawaban benar + alasan benar + tidak yakin Jawaban salah + alasan benar + tidak yakin Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin Jawaban salah + alasan salah + tidak yakin Error Jawaban salah + alasan benar + yakin Miskonsepsi Jawaban benar + alasan salah + tidak yakin

Jawaban salah + alasan salah + yakin Tabel 1. Analisis Kombinasi Jawaban pada One-Tier, Two-Tier, dan Three-Tier (Kaltakci dan Nilufer, 2007).

(4)

35

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

Berdasarkan Tabel 1 opsi tingkat keyakinan yang digunakan dalam three-tier multiple

choice hanya dua yaitu yakin dan tidak yakin. Akan tetapi dalam penelitian ini

menggunakan Confidence Rating Index (CRI) dengan 6 pilihan jawaban atau skala 0-5 seperti yang digunakan oleh (Tresnasih, dkk., 2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes

Three Tier Multiple Choice”

CRI Kriteria

0 Totally guessed answer (menebak)

1 Almost guessed (hampir menebak)

2 Not sure (tidak yakin)

3 Sure (yakin)

4 Almost certain (hampir pasti)

5 Certain (pasti)

Tabel 2. Skala Tingkat Keyakinan (Confidence Rating Index) dan Kriterianya (Tresnasih, dkk., 2013).

Teknik analisis kombinasi jawaban untuk mengidentifikasi pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini merupakan gabungan dari teknik analisis pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang dirangkum dalam Tabel 3.

Kategori Tipe Jawaban

Tingkat satu Tingkat dua Tingkat tiga

Paham konsep Benar Benar CRI >2,5

Tidak paham konsep

Benar Benar CRI ≤ 2,5

Benar Salah CRI ≤ 2,5

Salah Benar CRI ≤ 2,5

Salah Salah CRI ≤ 2,5

Error Salah Benar CRI > 2,5

miskonsepsi

Benar Salah CRI > 2,5

Salah Salah CRI > 2,5

Tabel 3. Analisis Kombinasi Jawaban Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice (Sumber: Kaltakci dan Nilufer, 2007; Tresnasih, dkk., 2013).

Setiap kemungkinan jawaban siswa tersebut selanjutnya dihitung dalam bentuk persentase untuk mengetahui persentase siswa pada masing-masing kategori paham, tidak paham, error, dan miskonsepsi dalam setiap konsep dengan menggunakan rumus:

P = 𝑓

𝑁 x 100%

Keterangan:

P = persentase (% kelompok)

f = frekuensi (jumlah) pada setiap kelompok N = jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2009).

(5)

36

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

Selanjutnya pendeskripsian data tingkat pemahaman konsep siswa menurut (Sudijono, 2009), yaitu:

Persentase Kriteria

80% - 100% Tingkat pemahaman baik sekali

66% - 79% Tingkat pemahaman baik

56% - 65% Tingkat pemahaman cukup

46% - 55% Tingkat pemahaman kurang

45%- 30% Tingkat pemahaman gagal

Tabel 4. Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep (Sudijono, 2009).

Untuk menganalisis data angket siswa digunakan rumus persentase seperti pada persamaan diatas. Selanjutnya pendeskripsian data angket siswa menurut (Sudijono, 2009), yaitu seperti yang tertera pada tabel 5:

Persentase Kriteria 80% - 100% Baik sekali 66% - 79% Baik 56% - 65% Cukup 46% - 55% Kurang 45%- 30% Sangat kurang

Tabel 5. Pendeskripsian Data Angket Siswa (Sudijono, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Pemahaman Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Berdasarkan data yang diperoeh dari hasil analisis jawaban siswa dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman yang dimiliki siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada masing-masing indikator soal yang diberikan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Siswa dikatakan paham konsep terhadap materi kelarutan dan hasil kali kelarutan apabila jawaban siswa pada soal tingkat pertama benar, jawaban pada soal tingkat kedua juga benar, dan siswa yakin terhadap jawaban pada kedua tingkat soal tersebut atau skala Confidence Rating Index (CRI) yang dipilih siswa lebih dari 2,5 (CRI > 2,5), maka siswa diberi skor 1. Akan tetapi untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah memahami konsep pada materi tersebut dapat dilihat pada konsisten atau tidaknya terhadap pilihan jawaban benar yang diberikan pada soal yang memiliki konseptual yang sama atau soal yang memiliki indikator yang sama. Apabila jawaban siswa tidak konsisten terhadap soal yang memiliki konseptual yang sama maka siswa tidak dapat dikatakan sudah paham konsep melainkan siswa tersebut tidak paham terhadap konsep atau siswa tersebut mengalami miskonsepsi bahkan error terhadap pilihan jawabannya. Hal ini dapat dianalisis dengan melihat kombinasi jawaban yang diberikan oleh siswa.

(6)

37

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

Data yang diperoleh dari hasil penelitian tentang tingkat pemahaman konsep siswa pada konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan secara rata-rata dapat dirincikan sebagai berikut: 15,26% siswa paham konsep, 42,23% siswa tidak paham konsep, 41,64% siswa mengalami miskonsepsi, dan 0,88% siswa error dalam menjawab soal tes diagnostik

three-tier multiple choice. Berdasarkan pendeskripsian data pada Tabel 4 tentang tingkat

pemahaman siswa, maka tingkat pemahaman siswa dianggap gagal karena skor persentase yang diperoleh berada di bawah 45%-30% dari total keseluruhan siswa. Tingkat pemahaman siswa yang gagal pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini merupakan akibat dari beberapa faktor, baik itu kesulitan siswa dalam memaham soal, ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak, siswa salah atau kurang tepat dalam memahami konsep pada suatu materi sehingga terjadi miskonsepsi, maupun materi yang sulit dipahami karena memerlukan daya imajinasi (seperti submikroskopik dalam kimia). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini mengenai tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

No Konsep Nomor Soal Jumlah Siswa Paham Konsep Persenta se Jumlah Siswa Tidak Paham Konsep Persenta se 1 Menentukan kelarutan, hasil kali kelarutan dan hubungan keduanya 1 5 20,83% 13 54,16% 2 3 2 Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut

4 4 16,6% 7 29,16%

5 3 Menjelaskan hubungan

tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan

6 3 12,5% 15 62,5% 7

8 4 Menghitung hubungan

tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan

9 3 12,5% 12 50%

10 5 Menjelaskan pengaruh ion

senama dalam larutan

11 1 4,16% 10 41,6% 12

13 6 Menentukn pH dari harga

Ksp-nya

14 6 25% 4 16,66% 15

Rata-rata (%) 15,26% 42,34%

Tabel 6. Tingkat Pemahaman siswa Berdasarkan Persentase Jumlah Siswa yang Paham Konsep, Tidak Paham Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice.

(7)

38

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

No Konsep Nomor Soal Jumlah Siswa Miskonsepsi Persenta se Jumlah Siswa Error Persenta se 1 Menentukan kelarutan,

hasil kali kelarutan dan hubungan keduanya 1 6 25,01% 0 0% 2 3 2 Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut

4 13 54,16% 0 0%

5

3 Menjelaskan hubungan tetapan hasil kali

kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapan 6 6 25% 0 0% 7 8 4 Menghitung hubungan

tetapan hasil kali

kelarutan dengan tingkat kelarutan atau

pengendapan

9 14 37,5% 0 0%

10

5 Menjelaskan pengaruh ion senama dalam larutan

11 12 50% 1 4,16% 12

13 6 Menentukn pH dari harga

Ksp-nya

14 13 58,18% 1 4,16% 15

Rata-rata (%) 41,64% 0,88%

Tabel 7. Tingkat Pemahaman siswa Berdasarkan Persentase Jumlah Siswa yang Miskonsepsi dan Error dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice.

Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Angket tanggapan siswa terdiri atas delapan pertanyaan. Angket tanggapan siswa diisi setelah siswa selesai mengerjakan soal-soal tes diagnostik three-tier multiple choice. Tanggapan siswa terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice adalah positif yang dilihat dari jawaban pada angket siswa. Berdasarkan data yang diperoleh 77,34% siswa memberi tanggapan positif terhadap tes yang digunakan sehingga bentuk tes ini dikategorikan cukup untuk memenuhi bentuk tes yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa. Hal ini sesuai dengan pendeskripsian data untuk penilaian angket tanggapan siswa yaitu jika nilai tanggapan siswa terhadap tes berada antara 66% - 79% maka bentuk tes tersebut dikategorikan baik.

(8)

39

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

No Ya Persentase Tidak Persentase

1 Apakah Anda pernah menjawab soal bentuk tes diagnostik three-tier multiple

choice sebelumnya?

7 29,16% 17 70,84%

2 Apakah Anda menyukai bentuk tes diagnostik three-tier multiple choice?

16 66,66% 8 33,34%

3 Apakah alasan tes diagnostik three-tier

multiple choice yang disajikan memudahkan Anda untuk menjawab soal?

15 62,5% 9 37,5%

4 Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal dengan menggunakan tes

diagnostik three-tier multiple choice?

20 83,33% 4 16,67%

5 Apakah bentuk tes diagnostik three-tier

multiple choice yang disajikan menarik

dan memudahkan Anda dalam menjawab soal?

16 66,66% 8 33,34%

6 Apakah Anda lebih mudah memahami konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan tes diagnostik three-tier multiple

choice?

18 75% 6 25%

7 Setelah menjawab soal tes diagnostik

three-tier multiple choice apakah Anda

lebih menyukai bentuk tes diagnostik

three-tier multiple choice daripada bentuk

tes multiple choice biasa?

14 58,3% 10 41,67%

8 Apakah bahasa yang digunakan dalam tes diagnostik three-tier multiple choice yang disajikan mudah dipahami?

24 100% 0 0%

Rata-Rata (%) 77,34% 22,66%

Tabel 8. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple

Choice.

SIMPULAN

Persentase tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kelarutan rata-rata 14,58% yang dikategorikan gagal karena kesulitan siswa dalam memahami konsep dan ketidaktercapaian siswa karena soal terlalu banyak. Tanggapan siswa positif terhadap penggunaan tes diagnostik three-tier multiple choice sebesar 77,34%. Berdasarkan persentase yang diperoleh tes diagnostik three-tier multiple choice dikategorikan baik untuk digunakan dalam mengindentifikasi tingkat pemahaman konsep siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

(9)

40

ojs.serambimkekkah.ac.id/index.php/JEK J. Edu. Kim. 2016, 1(1), 32-40

DAFTAR PUSTAKA

Bunawan, W dan Agus, S. 2013. Menganalisis Pengetahuan Inkuiri Sains Calon Guru Fisika dengan Menggunakan Instrumen Tes Esensi Inkuiri Sains Optika Geometri.

Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 (1): 58-66.

Chittleborough, G. D. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical Representations

in Developing students’ Metal Models of Chemical Phenomena. Curtin University

of Technology.

Dindar, A. C dan Geban, O. 2011. Development Of a Three-Tier Test to Asses High School Students Understanding Of Acids and Bases, Procedia Social and

Behavioral Science 15: 600-604

Kaltakci, D dan Nilufer, D. 2007. Identifikasi of Pre-Service Physics Teacher’s

Misconceptions on Gravity Concept: A Study with a 3-Tier Misconception Test.

Sixth International Conference of The Balkan Physical Union: American Institute of Physics.

Mentari, L., Nyoman, S., Wayan, S. 2014. Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada Pembelajaran Kimia untuk Materi Larutan Penyangga. E-Journal Kimia Visvitalis

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia, 2 (1): 2014.

Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Tresnasih, N., Ida, F., dan Ratih, P. 2013. Analisis Konsepsi Mahasiswa Terhadap Materi Elektrolisis Menggunakan Instrumen Tes Three Tier Multiple Choice. Prosiding

Gambar

Tabel  3.  Analisis  Kombinasi  Jawaban  Tes  Diagnostik  Three-Tier  Multiple  Choice  (Sumber: Kaltakci dan Nilufer, 2007; Tresnasih, dkk., 2013)
Tabel 4. Pendeskripsian Data Tingkat Pemahaman Konsep (Sudijono, 2009).
Tabel  6.  Tingkat  Pemahaman  siswa  Berdasarkan  Persentase  Jumlah  Siswa  yang  Paham  Konsep, Tidak Paham Konsep dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
Tabel  7.  Tingkat  Pemahaman  siswa  Berdasarkan  Persentase  Jumlah  Siswa  yang  Miskonsepsi dan Error dengan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan petani responden dalam pengelolaan tanaman padi dan pengendalian hama dan penyakit

Pada usus besar, operasi terdiri dari proses sesostomi dekompresi atau hanya kolostomi tranversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi terjadi di daerah

Kehidupan zuhud dalam Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan tasawuf, karena zuhud menimbulkan konsekuensi penghindaran diri terhadap dunia

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian kinerja jaringan irigasi tetes untuk budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) dengan sistem hidroponik di PT Saung

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi kombinasi ekstrak buah Saga (Abrus precatorius) dan biji Pare (Momordica charantia L.) yang dapat memberikan

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) atau Marine Protected Area (MPA) adalah wilayah perairan laut termasuk pesisir dan pulau-pulau kecil yang mencakup tumbuhan dan

Data dianalisis secara bivariat dan multivariat untuk melihat hubungan faktor risiko dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Pesisir Pantai Boom