• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh: Nidaaul Husna 11150340000056

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1442H/2021

(2)

i

PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS

PLAWAD UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh: Nidaaul Husna 11150340000056

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYRAIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

ii

Skripsi yang berjudul PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI

KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Januari 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.

Jakarta, 25 Maret 2021 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. Ahamd Rifqi Muchtar, M.A Hasanuddin Sinaga, M.A NIP. 19690822 199703 1 002 NIP. 19701115 199703 1 002

Pembimbing,

Prof. Dr. Hamdani Anwar,M.A NIP. 19530107 198303 1 01

(4)

iii

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nidaaul Husna

NIM : 150340000056

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 22 Agustus 1996

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA” adalah benar-benar asli karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terkecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Jika dikemudian hari terbukti bahw karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 10 Oktober 2020

(5)

iv

NIDAAUL HUSNA, NIM: 11150340000056

PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA

Fenomena kegiatan pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia, kegiatan ini seperti sudah menjadi rutinitas. Seperti yang dilakukan oleh jamaah masjid-masjid Kelurahan Poris Plawad Utara. Apa yang menjadikan surah Yāsīn dan malam Jumat ini saling berhubungan sehingga mewujudkan sebagai sebuah tradisi. Dalam sebuah tradisi ini adanya fungsi lain dari al-Quran selain dari huddan linnas.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara yang peneliti lakukan kepada pemimpin Yāsīn dan beberapa jamaah Yāsīnan yang mengikuti rutin pengajian Yāsīn pada malam Jumat.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kegiatan pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat yang terdapat di masjid-masjid Kelurahan Poris Plawad Utara merupakan suatu bentuk ibadah rutinitas yang sudah menjadi tradisi yang turun temurun dan begitupun salah satu cara untuk menghidupkan al-Quran di malam Jumat yang bertujuan supaya jamaah semakin cinta terhadap al-Qur‟an. Kemudian terdapat manfaat dari kegiatan pembacaan surah Yāsīn di malam Jumat tersebut, sebagian besar jamaah masjid Kelurahan Poris Plawad Utara mendapatkan manfaat yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya mendapatkan rasa ketenangan dalam hatinya, meningkatkan keimanan, mempermudah segala urusan begitu pun dapat berinteraksi baik dengan jamaah lainnya dan menjaga silaturahim dengan sesama.

(6)

v

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta. Dialah yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya. Berkah rahmat. Taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga dan para sahabatnya. Sungguh beliau dan merekalah yang sangat berjasa dalam menyampaikan pesan itu sampai kepada kita semua saat ini.

Dalam perjalanan penelitian ini, penulis menyadari bahwa skripsi yang berjudul “PANDANGAN JAMAAH MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA” ini tidak akan selesai dengan daya upaya penulis sendiri, tetapi dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis, akhirnya tulisan ini selesai. Maka, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA., Selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Eva Nugraha, MA., Selaku Ketua Program Studi Ilmu Quran dan Tasir dan bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA., Selaku Dosen Penasihat Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan serta mengkoreksi dalam skripsi ini.

(7)

vi

pengalaman kepada penulis. Serta para staf dan para karyawan Ushuluddin yang sudah memberikan kemudahan dalam mengurus administrasi dan berkaitan dengan skripsi penulis.

6. Teruntuk kedua orang tuaku Abi Achyar dan Umi Nurjanah yang penulis sayangi, terimakasih atas the power of doanya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, termakasih juga atas dukungan dan perhatiannya, kasih sayang dan doa yang tak pernah putus selama ini. Terimakasih banyak atas segalnya semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.

7. Teruntuk kakakku Dhiyaaul Haq dan kedua adik ku Rifdatul Husna dan Hilyatunnisa yang selalu memberikan dukungan dan doanya kepada penulis sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini 8. Teruntuk my best partner perskripsianku Ifatuddiyanah dan Iwan

Hidayat terima kasih sudah setia dan menemani suka dukanya selama ini dan selalu ada disaat penulis butuhkan dalam proses pengerjaan Skripsi. Dan terimakasih juga atas dukungan penuh dan doa-doa baik dari kalian hingga penulis menyelesaikan skripsi ini 9. Teruntuk teman-teman seperjuangan selama perkuliahan, Afiyanti

Harirah Jamil, Haipat fitriani Bahar, Intan Diniyatul Azizah, Asep Muhamad Nasrudin, Luthfi Sobahi, Abdullah Savii dan temen-temen lainnya angkatan 2015 Ilmu Quran dan Tafsir dan IQTAF B serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua, Aamiin.

10. Teruntuk girls squad pelan-pelan Nabillah Zahra, Uswatun Hasanah, Rosyiana Putri, Hana Muaslimah Ash-Sholihah, dan Firdus Jannah thanks a lot buat kalian yang sudah memberikan

(8)

vii

Hanya harapan dan doa semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, Penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah Khazanah keilmuan bagi siapa pun yang membacanya.

Tangerang, 10 Oktober 2020

(9)

viii

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543/U/1987

1. Konsonan

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut:

No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan 1. ا Tidak dilambangkan 2. ب b Be 3. خ t Te

4. ث ṡ Es dengan titik atas

5. ج j Je

6. ح ḥ h dengan titik bawah

7. ر kh ka dan ha

8. د d De

9. ذ ż Z dengan titik atas

10. ر r Er

11. ز z Zet

12. س s Es

13. ش sy es dan ya

14. ص ṣ es dengan titik di bawah 15. ض ḍ de dengan titik di bawah 16. ط ṭ te dengan titik di bawah

(10)

17. ظ ż zet dengan titik di bawah 18. ع koma terbalik di atas hadap kanan

19. غ g Ge 20. ف f Ef 21. ق q Ki 22. ك k Ka 23. ل l El 24. م m Em 25. ى n En 26. و w We 27. ه h Ha 28. ء ˋ Apostrof 29. ي y Ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‟).

a. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ a Fatḥah

َ i Kasrah

(11)

Adapun untuk vokal rangkap bahasa Arab, yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي ا ai Fatḥah dan ya

و ا au Fatḥah dan wau

b. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin Keterangan

ات ā a dengan garis di atas

ي ت ī i dengan garis di atas

ى ت ū u dengan garis di atas

c. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-dīwān bukan ad- dāwān.

d. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydìd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydìd ) َ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

(12)

syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata (جرورضلا) tidak ditulis ad-ḍarūrah melainkan al-ḏarūrah, demikian seterusnya.

e. Ta Marbūṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut di alih aksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûah tersebut diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

1 حقيرط Ṭarīqah

2 حيهلاسلإا حعهاجلا al-Jāmi„ah al-Islāmiyyah

3 دىجىلا جددو Waḥdat al-wujūd

f. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid al-Ghazālī bukan Abū Hāmid Al-al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(13)

(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd al-Samad al-Palimbani: Nuruddin al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

g. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l) , kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan di atas.

Kata Arab Alih Aksara

ةهذ ذاتسلأا dzahaba al-ustādzu

دثث رجلأا tsabata al-ajru

دمرذلا د يرصعلا al-ḥarakah al-„asriyyah دهشأ ىا لا هلإ لاإ الله asyhadu an lā ilāha illā Allāh

انلاىه لله خلاصلا maulāna Malik al-sāliẖ نمرثؤي الله yu‟atstsirukum Allāh رهاظولا ديلقعلا Al-maẓāhir al-„aqliyyah

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu di alih aksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;

(14)

Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmān.

(15)

xiv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI...ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 7

G. Metodologi Penelitian... 12

H. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : GAMBARAN UMUM SURAH YĀSĪN ... 17

A. Penamaan Surah Yāsīn ... 17

B. Posisi Surah dalam al-Quran... 19

C. Kandungan Surah Yāsīn ... 22

D. Fadhilah Suah Yāsīn ... 27

BAB III : GAMBARAN UMUM KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA ... 31

(16)

B. Kondisi Demografis ... 32

C. Kondisi Sosial, Ekonomi, Dan Keagamaan ... 32

D. Profil Masjid Darul Ihsan ... 35

E. Profil Masjid Nurul Islam ... 36

F. Biodata Informan ... 38

BAB IV : ANALISIS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN .... 41

A. Proses Praktik Pembacaan surah Yāsīn ... 41

1. Praktik Pembacaan Surah Yāsīn di Masjid Darul Ihsan .... 41

2. Praktik Pembacaan Surah Yāsīn di Masjid Nurul Islam ... 43

B. Kaitan Pembacaan Surah Yāsīn dan Malam Jumat. ... 46

C. Manfaat Pembacaan Surah Yāsīn pada Malam Jumat ... 49

BAB V : PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(17)

xvi

Tabel 3.2 Data Lembaga Pendidikan Masyarakat Poris Plawad Utara...33 Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Poris Plawad Utara...34 Tabel 3.4 Biograf Responden...39

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui bahwa al-Qur‟an merupakan kitab suci bagi umat Islam, dan menjadi petunjuk1 atau pedoman bagi kehidupan umat Muslim dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, serta sumber hukum utama dalam ajaran agama Islam2. Di dalam al-Qur‟an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang- orang yang beriman, dan memiliki suatu kedudukan yang sangat tinggi.

Al-Qur‟an merupakan bekal bagi setiap Muslim dan sebaik-baiknya bekal. Dengan al-Qur‟an hati akan menjadi tenang dan lapang. Semua ayat yang di dalam al-Qur‟an mengandung makna begitupun mukjizat yang Agung, dengan membacanya merupakan bentuk ibadah dan mampu memberikan ketenangan, ketentraman bagi jiwa orang yang membacanya. Fenomena pembacaan al-Qur‟an kini telah terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai sebuah apresiasi dan respons umat Islam yang ternyata sangat beragam3. Ada berbagai cara pembacaan al-Qur‟an, mulai berorientasi pada pemahaman dan pendalam maknanya. seperti banyak yang dilakukan oleh para ahli tafsir, sampai yang sekedar membaca al-Qur‟an sebagai ibadah ritual atau untuk memperoleh ketenangan jiwa. Bahkan ada yang membaca al-Qur‟an bertujuan untuk mendatangkan kekuatan magic atau supranatural atau terapi pengobatan

1 Amin Sumawija, Biarkan Al- Quran Menjawab (Jakarta: Zaman, 2013), 28. 2 Taufik Abdullah, Cakrawala Ilmu dalam Al- Quran (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), 2.

3 Luthfi Shobahah, Praktik Pembacaan Yāsīn Fadilah di Masyarakat Perspektif

Living Quran dan Analisi Perubahan Sosial (Studi Kasus di Majelis Taklim Al- Muthmainnag Desa Lemahabang Kulon, Kec. Lemahabang, Kab. Cirebon) (Diya al-

(19)

dan sebagainya.4 Di dalam al-Qur‟an terdapat 114 surah dan Allah SWT memberi keuatamaan (fadhilah) pada beberapa ayat baik dalam khasiatnya maupun kekhususannya dalam maksud dan pengaruhnya. Sebagaimana yang dicatat oleh imam al- nawawi dalam kitab al- Ażkar dan terdapat di kitab Majmu’ Syarif yang diterjamahkan oleh Prof. Drs. KH. Masdar Helmy dan yang lainnya.5

Dalam perkembangan pengetahuan ilmu tafsir yang semakin berkembang, kajian Living Qur’an bermula dari fenomena Qur’an in everyday life. Yang berarti makna dan fungsi yang riil, nyata dan dipahami, dialami dan dirasakan oleh masyarakat Muslim. Living Qur’an dapat juga diartikan sebagai model studi tentang beragam fenomena atau fakta sosial yang berhubungan dengan kehadiran al-Qur‟an dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu yang diaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari6. Penerapan teks-teks al-Qur‟an tersebut kemudian menjadi tradisi yang melembaga dalam kehidupan sehari- hari masyarakat.

Termasuk dalam pengertian Living Quran di atas bahwa al-Qur‟an yang hidup dan bersanding dengan realitas sosial, baik dari segi teks (tulisan), pemikiran, ucapan maupun tindakan yang di lakukan.

Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial. Manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi yaitu yang berhubungan dengan Allah (hablum minallah), seperti halnya shalat, membaca al-Qur‟an dan lainnya. Kemudian Hubungan antara manusia dengan manusia atau disebut hablum minannas, seperti silaturahmi dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Manusia sejatinya tidak lepas dari al-Qur‟an, seperti yang telah kita

4 Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian Living Quran dan Hadis (Yogyakarta: Teras, 2007), 65.

5 Adam cholil, Dahsyatnya Al- Quran (Jakarta: AMP Press, 2014), 175.

6 Muhamad Yusuf, dkk., Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Quran (Yogyakarta: TH-Press, 2007), 35.

(20)

ketahui, bahwa salah satu ibadah yang diyakini sebagian besar umat Islam ialah membaca al-Qur‟an, menghafal dan menjadikannya sebagai zikir di dalam ayat-ayat tertentu serta yang utama ialah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sekali praktik-praktik yang terjadi di masyarakat yang menggunakan al-Qur‟an sebagai alat untuk mendapatkan suatu manfaat di luar dari isi kandungan al-Qur‟an tersebut salah satu yang paling banyak dilakukan di masyarakat saat ini adalah pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat

Pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat sudah sangat familiar di telinga masyarakat kita. Sebagian masyarakat Indonesia menggelar kegiatan pembacaan surah Yāsīn di setiap malam Jumat. Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena Umat Islam dalam menghidupkan malam Jumat dengan mengahadirkan al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari. Pembacaan surah Yāsīn ini sebagai suatu proses ritual keagamaan yang dipandang sebagai kehendak untuk memperoleh berkah, restu dan pengharapan tentang suatu kondisi yang lebih baik.7 Kegiatan Yāsīnan ini diawali dengan bertawasul, pembacaan surah Yāsīn, setelah itu disertai dengan pembacaan zikir- zikir tertentu dan ditutup dengan doa. Tradisi Yāsīnan ini telah mengakar dalam kehidupan masyarakat kita dalam acara- acara ritual Islam seperti Ta‟ziyah, syukuran, dan selamatan. Selain itu pembacaan surah Yāsīn ini juga dilakukan dalam acara-acara pengajian rutin di masyarakat, yaitu pengajian malam Jumat8, seperti yang dilakukan masyarakat Kelurahan Poris Plawad Utara yang mana masyarakatnya mengadakan kegiatan pembacaan surah Yāsīn pada Malam Jum‟at yang sering disebut

7 Mulyono, “Peran Jamaah Yāsīnan sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat”.

Kontekstualita, vol.25, no.1 (Juli 2009): 114.

8 Abdul Syukur, “Memberdayakan Umat Islam Mentradisikan Baca Yāsīn dan

Menjaga Keasliannya: Studi Kasus Masyarakat Islam Kota Bandarlampung”.

(21)

“Yāsīnan”. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat sudah menjadi sebuah budaya yang mendarah daging dari generasi ke generasi yang dilakukan di masjid-masjid, mushala, atau di suatu majlis maupun rumah-rumah. Pembacaan Surah Yāsīn pada Malam Jumat merupakan tradisi lama yang sudah ada sejak zaman dulu.

Tradisi kegiatan pembacaan surah Yāsīn ini bagi masyarakat Poris Plawad Utara merupakan suatu bentuk kegiatan Ibadah rutinitas masyarakat yang berupa zikir dan doa-doa lainnya. Dipilihnya surah Yāsīn karena surah Yāsīn ini memiliki fadilah atau keutamaan yang luar biasa didalamnya, begitupun makna kandungannya terdapat nasihat-nasihat yang mengingatkan adanya kehidupan setelah mati.9 Dengan dibacanya pada malam Jumat bahwa mereka memahami malam Jumat merupakan malam Sayyidul Ayyam(rajanya hari) yang mana malam ini memiliki keistimewaan yang lebih di banding malam hari lainnya dan mengandung nilai lebih dalam meraih pahala serta malam yang waktu mustajab doa-doanya Dan pembacaan surah Yāsīn ini selain menghidupkan al-Qur‟an di malam Jumat yang sebagai sebuah tradisi juga memperkuat silaturrahmi antar warga khususnya para jamaah Yāsīnan10

. Hal seperti inilah yang menjadikan al-Qur‟an bukan saja berfungsi sebagai huddan linnas, tetapi juga sebagai Tradisi yang lebih memfungsikan aspek zikir atau menjadikan al-Qur‟an sebagai asupan rohani.

Salah satu tradisi yang berjalan di masjid-masjid Kelurahan Poris Plawad Utara ini, dalam ranah studi living Qur‟an. Seperti yang telah dipaparkan di atas, posisi al-Qura‟n sebenarnya yang hidup di masyarakat itu Hudan Linnās, jamaah masjid memposisikan al-Qur‟an bukan sebagai

9 Maqum (tokoh masyarakat kelurahan poris plawad utara), diwawancarai oleh Nidaaul Husna, 21 Agustus 2020, Banten.

10 Rahmat (Imam masjid Darul Ihsan kelurahan poris Plawad utara), diwawancarai oleh Nidaaul Husna, 21 Agustus 2020, Banten.

(22)

Huddan Linnās akan tetapi menjadikan al-Quran sebagai tradisi yang lebih memfungsikan zikir, doa-doa dan menjadikannya al-Qur‟an sebagai asupan rohani.

Mengacu pada latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengambil penelitian skrispi ini dengan judul “PANDANGAN JAMAAH

MASJID ATAS TRADISI PEMBACAAN SURAH YĀSĪN PADA MALAM JUMAT DI KELURAHAN PORIS PLAWAD UTARA”

B. Identifikasi Masalah

1. Fenomena pembacaan al-Qur‟an kini telah terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai sebuah apresiasi dan respons umat Islam ternyata sangat beragam

2. Ada berbagai cara pembacaan al-Qur‟an

3. Banyak sekali praktik-praktik yang terjadi di masyarakat yang menggunakan al-Qur‟an khususnya surah Yāsīn yang sebagai alat untuk mendapatkan suatu manfaat di luar dari isi kandungan al-Qur‟an tersebut

4. Al-Qur‟an bukan saja berfungsi sebagai huddan linnas, tetapi juga sebagai Tradisi

5. Bagaimana pandangan dan tujuan para jamaah masjid Kelurahan Poris Plawad Utara terkait tradisi pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat.

Dari kelima poin di atas, penulis hanya memfokuskan pada poin terakhir yaitu mengenai pandangan dan tujuan pembacaan surah Yāsīn pada malam jumat yang kemudian dijadikan sebagai tradisi dan doa. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, agar dalam pembahasan skripsi ini tidak keluar dari pokok pembahasan, maka penulis membatasi hanya fokus pada tradisi, manfaat, dan tujuan

(23)

pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat sebagai surah pilihan yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Poris Plawad Utara.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan tersebut, adapun rumusan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana tradisi dan manfaat pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat di masyarakat Kelurahan Poris Plawad Utara?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini secara garis besar, sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

a) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tradisi dan manfaat dari pembacaan surah Yāsīn di malam Jumat pada jamaah Masjid Kelurahan Poris Plawad Utara.

b) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses atau praktik jamaah masjid yang ada di Kelurahan Poris Plawad Utara terhadap pembacaan surah Yāsin

c) Untuk memenuhi syarat dalam mendapatkan gelar (S1) pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a.) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir khususnya kajian Living Quran

(24)

penelitian ini juga dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinteraksi dengan al-Qur‟an. Khususnya bagi para masyarakat Kelurahan Poris Plawad Utara agar semakin menumbuhkan cinta terhadap al-Qur‟an, seperti membacanya, memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. c.) Manfaat Akademik

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan referensi serta informasi yang dibutuhkan bagi dunia akademik.

F. Tinjaun Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggali informasi dari penelitian-penelitian atau karya ilmiah sebelumnya untuk dijadikan bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada dan menggali informasi dari buku-buku dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.

Asep Mohamad Rahman Ajis11 (2018) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN Sunan Gunung Djati dalam skripsi yang berjudul “Menghidupkan Nilai- Nilai Qurani Melalui Tradisi Pembacaan Surah Yāsīn Pada Malam Jumat (Studi Kasus di Masjid Al- Maghfiroh, At- Taqwa dan Masjid Raudhatul Jannah Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru Kota Bandung)” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan perbedaan dalam proses pembacaannya. Dan peneliti menyimpulkan bahwa dengan adanya tradisi pembacaan Yāsīn di malam

11 Asep Mohamad Rahman Ajis, “Menghidupkan Nilai- Nilai Qurani Melalui Tradisi

Pembacaan Surah Yāsīn Pada Malam Jumat (Studi Kasus di Masjid Al- Maghfirah, At- Taqwa dan Masjid Raudhatul Jannah Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru Kota Bandung)” (Skrispi S1., UIN Sunan Gunung Djati).

(25)

jumat mendapatkan dampak yang positif yaitu sebagai ajang mempererat silaturahmi, saling tolong- menolong, kebersamaan yang kuat dan sikap toleransi (itu terlihat dari dihadirinya oleh orang yang notabennya bukan NU secara kultural dalam pembacaan surat Yāsīn)Kemudian dampak dari tradisi pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat itu tercermin dalam kehidupannya.

Arif Abdurrahman12 (2018) Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Gunung Djati dalam skripsi yang berjudul “Korelasi Surah Yāsīn dengan Ritual Keagamaan (Studi Living Quran di Kampung Sawah Lega Desa Cihanjuang)” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan berbagai keutamaan dari pembacaan surah Yāsīn. Dan juga menemukan adanya kaitan tersendiri dari dibacakannya Surah Yāsin dengan ritual Keagamaan. Begitupun peneliti menemukan bahwa masyarakan yang diteliti tergolong pada masyarakat yang netral dan tidak terlalu fanatik pada ormas yang dianut. Dengan memahami sesuatu yang dibaca, akan menimbulkan semangat tersendiri bagi yang membacanya.

Siti Muniroh13 (2019) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN Sunan Gunung Djati dalam skripsi yang berjudul “Tradisi Pembacaan Surat Yāsīn dan al- Kahfi (Studi living Quran di PPA Cileunyi, Bandung)” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan dampak dari tradisi pembacaan surat Yāsīn dan al- Kahfi di PPA Cileunyi yaitu mendapatkan barokah, menciptakan kehidupan yang tenang, tentram dan menjalin silaturahmi antar santri dan warga sekitar dalam kehidupan bermasyarakat dari bacaan tersebut

12 Arif Abdurrahman, “Korelasi Surah Yāsīn dengan Ritual Keagamaan (Studi Living Quran di Kampung Sawah Lega Desa Cihanjuang)” (Skripsi S1., UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

13 Siti muniroh, “Tradisi Pembacaan Surat Yāsīn dan Al- Kahfi (Studi Living Quran di PPAA Cileunyi, Bandung)” (Skripsi S1., UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

(26)

Luthfiatus Shobahah14 (2017) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati dalam jurnal yang berjudul “Praktik Pembacaan Yāsīn Faḍilah di Masyarakat Perspektif Living Quran dan Analisis Perubahan Sosial (Studi Kasus di Majelis Taklim al- Muṭmainnah Desa Lemahabang Kulon, Kec. Lemahabang, Kab. Cirebon)” Jurnal tersebut mengungkapkan bahwa membaca surah Yāsīn Faḍilah salah satu zikir yang dilakukan di Majelis taklim al- Mutmainnah. Dengan membaca surah Yāsīn para pembaca merasakan hikmah dan keistimewaannya.

Rini Rofalia15(2016) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga dalam skripsi yang berjudul “Pembacaan Yāsīn Fadhilah di Asrama Al- Hikmah Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Yogyakarta (Studi Analisis Praktik dan Makna)” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan makna dari pembacaan Surat Yāsīn Fadhilah dan bagaimana mengamalkannya pembacaan surat Yāsīn di asrama al- Hikmah Pondok Pesantren Wahid Hasyim.

Andi Firman16(2016) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah dalam skripsi yang berjudul “Pemahaman Umat Islam terhadap Surah Yāsīn (Studi Living Quran di Desa Nyiur Permai Kabupaten Tumbilahan Riau)” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan pemahaman dan praktik masyarakat di Desa Nyiur pada Surah Yāsīn, dan mereka memahami bahwa surah Yāsīn memiliki keistimewaan dan fadhilah-fadhilah yang luar biasa dan mepraktikannya

14 Luthfiatus Shobahah, “Praktik Pembacaan Yāsīn Fadilah di Masyarakat Perspektif Living Quran dan Analisis Perubahan Sosial (Studi Kasus di Majelis Taklim Al- Muthmainnah Desa Lemahabang Kulon, Kec. Lemahabang, Kab. Cirebon)”. Ilmu

Quran dan Tafsir, vol.5, no.2 (Desember 2017).

15 Rini Rofalia, “Pembacaan Yāsīn Fadhilah di Asrama Al- Hikmah Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Yogyakarta (Studi Analisis Praktik dan Makna)” (Skripsi S1., UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

16 Andi Fiman, “Pemahaman Umat Islam terhadap Surah Yāsīn (Studi Living Quran di Desa nyiur Permai Kab. Tembilahan, Riau)” (Skripsi S1.,UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

(27)

dengan berbagai macam. Dengan tujuan yang berbeda- beda, dengan membaca surah Yāsīn ada yang bertujuan untuk mengirimkan doa untuk orang yang telah meninggal, sebagai perisai keselamatan, untuk orang yang sakit, untuk membalas kezaliman. Dan semua fenomena diatas menunjukan bagaimana Surah Yāsīn diadopsi sebagai bagian dari tradisi hidup (living tradition) dalam masyrakat Desa Nyiur Permai, Tembilahan, Riau.

Indra Wiantoro17(2020) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir IAIN Tulungagung dalam skripsi yang berjudul “Tradisi Pembacaan Surah Yāsīn di Pondok Pesantren Panggung Putra Karangwaru Tamanan Tuungagung” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan awal tradisi pembacaan surah Yāsīn yang sudah dilakukannya sejak mula berdirinya Pondok Pesantren Panggung pada Tahun 1953. Tradisi ini dilakukannya setiap hari setelah melaksanakan shalat subuh berjama‟ah, kemudian dalam proses tardisi ini di awali dengan bertawasul kepada Allah, Rasulullah terlebih kepada pengasuh dan keluarga Pondok Pesantren terdahulu dan dilajutkan dengan pembacaan Yāsīn. Pada ayat 58 dibacakan sebanyak 7x dan di ayat 59 dibaca sebanyak 3x dan dilanjutkan hingga selesai. Dan hasil dari skripsi ini peneliti menggunakan teori sosiologi pengetahuan yang dikemukakan oleh karl mannheim yang meliputi tiga poin yaitu makna obyektif yang berupa sebuah kegiatan rutin setiap harinya setelah melakukan shalat subuh berjamaah, kemudian makna ekspresif yaitu adanya rasa ketenangan,diberikan kelapangan rezeki dan berupa bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan yang terakhir dokumenter yaitu ketika para pelaku yang mengamalkan surah

17 Indra Wiantoro, “Tradisi Pembacaan Surah Yāsīn di Pondok Pesantren Panggung Putra Karangwaru Tamanan Tulungagung” (Skripsi S1., IAIN Tulungagung).

(28)

Yāsīn setelah shalat subuh berjamaah sadar maupun tidak sadar tradisi ini memunculkan rasa solideritas.

Agus Roiawan18(2019) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir IAIN Ponorogo dalam skripsi yang berjudul “Tradisi Pembacaan Surah Yāsīn (Studi Living Quran di Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun)” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan dua poin permasalahan utama yaitu proses Pembacaan Yāsīn yang diawali dengan bertawasul kemudian membaca Yāsīn yang pada ayat ke 9 dan ke 59 dibaca sebanyak 113 kali dan 40 kali kemudian membaca surah al-Ikhlas, muawidatain, ayat kursi, al- Imran ayat 9 sebanyak 7 kali, al- Imran ayat 200 dibaca sebanyak 200 kali dan dibaca 60 kali kemudian ditutup dengan doa. Kemudian peneliti menemukan makna yang terdapat dari tradisi pembacaan Yāsīn yaitu meliputi makna objektif yaitu bahwa tradisi ini di pandang sebagai suatu kewajiban, kemudian terdapat makna ekspresif yaitu tradisi ini merupakan sarana untuk peningkatan kualitas diri dalam hal beribadah mengahrap ridha Allah SWT di Dunia dan di Akhirat. Dan terakhir berupa makna dokumenter yaitu tradisi ini ialah suatu kebiasaan yang menjadi rutinitas sehingga kegiatan tradisi ini sudah mendarah daging hingga sekarang.

Neneng Semaroji19(2018) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN Ar-Raniry dalam skripsi yang berjudul “Kegiatan Living Quran Surah Yāsīn dalam masyarakat Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa peneliti menemukan terdapat beberapa alasan masyarakat mengistimewakan surah Yāsī n, karena surah Yāsīn

18 Agus Roiawan, “Tradisi Pembacaan Yāsīn (Studi Living Quran di Pondok Pesantren Kedung Kenong Madiun)” (Skripsi S1., IAIN Ponorogo).

19 Neneng Semaroji, “Kegiatan Living Quran Surah Yāsīn dalam Masyarakat Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah” (Skripsi S1., IAIN AR-Raniry).

(29)

merupakan jantung al-Qur‟an , membacanya seperti membaca sepuluh kali khatam al-Qur‟an, menjadi doa buat orang meninggal, dan karena surah Yāsīn sudah menjadi tradisi di masyarakat. Kemudian peneliti menemukan pengaruh dalam kegiatan Living Quran surah Yāsīn yang terjadi terhadap kehidupan masyarakat yaitu merasakan ketenangan jiwa, menjadi obat, dan diyakini bisa memberi kemudahan dalm rezeki, melawan mara bahaya, dapat meringankan beban mayat, saling menjaga silaturahmi, memperbanyak Ibadah dan saling mendoakan sesama Muslim serta jauh dari maksiat.

Nur Fatku Rahman20(2018) Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir IAIN Tulungagug dalam skripsi yang berjudul “Pembacaan Surah Yāsīn dalam Tradisi Tahlilan: Kajian Living Quran di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat” dari hasil penelitian ini menujukan bahwa peneliti menemukan awal mula tradisi ini dilakukan, permulaan tahlilan di desa tersebut tidak ada kepastian sejarah kapan kegiatan dimulai karena tidak ada catatan tertulis, akan tetapi banyak dari para tokoh agama hanya bisa menjelaskan perkembangan tahlilan mulai sejak kapan diterima dengan baik di masyarakat setempat. Kemudian, terdapat praktik tradisi pembacaan surah Yāsīn di desa setempat dilakukannya setelah meninggal seseorang mulai di hari pertama berturut-turut hingga hari ketujuh, hari ke 40, hari ke 100, setelah itu hari ke 350 yang mana biasanya disebut mendak pisan. Kemudian peneliti menemukan makna pembacaan surah Yāsīn yaitu terdapat tiga makna, makna bagi tuan rumah, masyarakat, dan imam jamaah

G. Metodologi Penelitian

20 Nur Fatku Rahman, “Pembacaan Surah Yāsīn Dalam Tradisi Tahlilan: Kajian Living Quran di Desa Pelem Kecamatan Campurdarat” (Skripsi S1.,IAIN Tulungagung).

(30)

1. Jenis penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dalam penulisannya mengumpulkan data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar bukan angka. Penelitian kualitatif ialah penelitian penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.21

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat di jamaah Masjid Kelurahan Poris Plawad Utara, yang mana sumber data primer ini terdapat dari narasumber dan informan yaitu para Ustadz atau DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) di masing-masing Masjid dan masyarakat yang mengikuti pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat yang ditunjuk penulis sebagai informan lainnya.

b. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang sudah tersusun dalam dokumen-dokumen. Di antara sumbernya yaitu berupa kitab-kitab Tafsir, kitab-kitab Hadis, buku keIslaman yang relevan dengan penelitian, dan jurnal yan berkaitan dengan tema skripsi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 17.

(31)

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah penelitian22. jenis observasi penelitian yang penulis gunakan adalah observasi partisipatif yaitu penulis menjadi bagian dari objek penelitian serta ikut terlibat dalam mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung. b. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan percakapan dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber (responden) dan pewawancara. Dalam hal ini peneliti mewawancarai 16 orang di antaranya ialah 3 Pemimpin Yāsīn yang memiliki pemahaman terhadap surah Yāsīn dan jamaah masjid yang mengikuti rutin pengajian Yāsīn di malam Jumat.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini terdapat Dokumentasi sebagai suatu cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini Penulis Mengambil Lokasi Penelitian di masjid-masjid yang berada di Kelurahan Poris Plawad Utara. Dalam hal ini penulis memfokuskan jumlah Masjid yang akan diteliti sebagai subjek dalam penelitian, yaitu berjumlah dua masjid diantaranya:

a. Masjid Darul Ihsan, berada di Jln. KH. Mustofa No 35, RT/RW:001/005, Poris Plawad Utara.

b. Masjid Nurul Islam, berada di sekitar Komplek Puri Dewata Indah Jln. Panglima Polim, RT/RW:003/006, Poris Plawad Utara.

Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan semua Masjid

22 H.M. Musfiqon, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), 120.

(32)

yang berada di Kelurahan Poris Plawad Utara sebagai subjek penelitian dikarenakan dari kedua Masjid inilah yang selalu rutin menggelar Pengajian Yāsīn pada setiap malam Jumatnya.

waktu penelitian untuk pengumpulan data dilakukan setiap malam Jumat yang merupakan kegiatan rutinan dan juga hari-hari biasa sebagai tambahan informasi dalam menunjang askpek-aspek yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini ialah purposive sampling yaitu mempertimbangkan hal-hal tertentu dalam menentukan pengambilan sampel yaitu penulis mempertimbangkan informan yang sesuai dengan penelitian ini yaitu memilih jamaah yang ada di kegiatan pembacaan surah Yāsīn pada malam Jumat.

6. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis yang penulis gunakan dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia yaitu dari hasil wawancara 7. Teknik Penulisan

Adapun tehnik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu kepada “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017

H. Sistematika penulisan

Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub- sub bab yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam penyusunan serta mempelajarinya, dengan sistematika sebagai berikut:

(33)

dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

Bab II terdapat pemaparan mengenai teori- teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam hal ini ada teori yang akan diangkat dalam penelitian. Yaitu mengenai pengertian Tradisi Islam, pengertian surah Yāsin, Keutaaman Surah Yāsin, pandangan mufassir tentang surah Yāsin dan keistimewaan Hari Jumat.

Bab III terdapat bab yang mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan gambaran umum Kelurahah Poris Plawad Utara akan menggambarkan letak geografis, keadaan demografis, keadaan sosial ekonomi, keadaan Agama masyarakat Kelurahan Poris Plawad Utara dan profil masjid Darul Ihsan dan Masjid Nurul Islam. Gambaran umum Kelurahan perlu diletakkan dibagian awal karena untuk membantu peneliti dalam memahami kondisi masyarakat yang akan diteliti.

Bab IV merupakan isi pokok dalam pembahasan penelitian ini, yang mana berkaitan dengan tradisi dan manfaat pembacaan surah Yāsin di tempat yang sudah di paparkan.

Bab V Penutup yang berisi tentang Kesimpulan hasil Penelitian yang telah dilakukan, saran- saran dan diakhiri dengan penutup.

(34)

17

BAB II

GAMBARAN UMUM SURAH YĀSĪN

A. Penamaan Surah Yāsīn

Nama Yāsīn berasal dari rangkaian huruf abjad (muqatha’ah) yang menjadi pembukaan surah tersebut. Ini merupakan salah satu keunikan dalam penamaan surah-surah al-Qur‟an, yang biasanya diambil dari kata kunci dalam surah itu sendiri. Tidak selalu diambil dari kata kunci yang mengawali surah, tapi terkadang diambil dari kata yang berada di tengah seperti surah lain yaitu surah al-Baqarah, ataupun dapat juga diambil dari bentuk turunana kata tertentu yang terdapat di dalamnya, seperti surah al-Takwir yang diambil dari " َْْررِّوُك" dalam kalimat " َْْررِّوُك ُُْْوَّشلا اَذِأ". Yang jelas, nama surah pasti diambil dari kata kunci yang berada di dalam surah tersebut.1 Akan tetapi berbeda dengan surah Yāsīn, bahwasannya Nama Yāsīn sendiri yang berasal dari rangkaian huruf yang terputus-putus (muqatha’ah) yang menjadi pembuka surah yang mana huruf muqatha’ah ini mengandung pesan Allah SWT.

Makna dari kata Yāsīn tidak pernah di terangkan oleh Allah SWT. maupun Rasulullah Saw. Hal ini menyebabkan ada sebagian tafsir dari para ulama tidak menjelaskan maknanya dan mengembalikannya kepada Allah SWT. akan tetapi, ada sebagian kitab tafsir untuk kata Yāsīn (ُوي) ditemukan berbagai pemaknaan, yaitu kata Yāsīn (ُوي) berasal dari kata ya insan (wahai manusia) maksudnya bahwa Allah menyerukan kepada manusia untuk memperhatikan ayat-ayat setelahnya yang banyak menyinggung tentang masalah-masalah keimanan kepada Allah SWT., Rasulullah Saw., al-Qur‟an, dan akhirat. Pendapat lain pun memaknai kata Yāsīn sebagai suatu kode antara pencipta dan yang dicintainya yaitu antara Allah SWT. dengan

(35)

utusannya. Ada sebagian ahli tafisr juga mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata Yāsīn ialah ya sayyidal mursalin (wahai pemimpin rasul-rasul). Sebagian lainnya ada yang mengatakan bahwa Yāsīn ialah nama dari surah penafsiran lainnya mengatakan ayat tersebut sebagian huruf dari Asma Allah SWT.2

Surah Yāsīn ialah inti al-Qur‟an (Qalb al-Qur’an) dalam arti jantungnya al-Quran. Yang mana jantunglah yang menggerakan kehidupan seorang manusia. Oleh sebab itu, Rasulullah Saw. mengatakan bahwa Rasulullah Saw. ingin agar surah Yāsīn ada di dalam hati atau jantung para umat pengikutnya, artinya beliau ingin agar umat beriman digerakan oleh isi surah Yāsīn. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw . pada hadis Abū Bakar yang diriwayatkan oleh al-Hakim al-Turmuzi di dalam kitabnya Nawaridul Usul, sedangkan hadis Abū Hurairah r.a., diriwayatkan oleh Abū Bakar al-Bazzar ia mengatakan:

ُدوْيَز اَنَوثَّدَح ,ِلْضَفلا ِنْب ِنَْحَّْرلا ُدْبَع اَنَوثَّدَح

-

ِ اوَبُُْا ُنوْبا َِّوُى

-

َُحْ اَنَوثَّدوَح

دوْي

-

َ ِّْوََ ,,ُّرَِّْْلاَِّوُى

َةََْقْلَع ِلآ

ٍٍاوَطَع ْنَع

ٍحاوَبَر ِيَأ ُنْباَِّوُى

ِووْيَلَع ُووَّللا َُّلوَا ِووَّللا ُلِّوَُُر َلاوَا ََلاوَا َ َروْويَرُى ِيَأ ْنوَع

َمَّلََُو

َوا ٍٍَُّْش رلُِِّل َّنِأ

ُٰي ِنآْرُقْلا ُبْلَواَو ,اًبْل

."

“Telah menceritakan kepada kami Abd al-Rahman ibn al-Fadl, telah menceritakan kepada kami Zaid ibn al-Hubbab, telah menceritakan kepada kami Humaid, al-Makki, Maula keluarga „Alqamah, dari „Aṭā ibn Abī Rabāh, dari Abū Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: “sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai kalbu, dan kalbu al-Qur‟an adalah surah Yāsīn”3

Terkait dari paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa penamaan

2 Muhammad Said, “Pesona Surah Yāsīn” (Jakarta: Gema Insani, 2008), 8.

3 Imam Ibnu Katsir, “Tafsir Ibnu Katsir Surah Yāsīn” (Jakarta: Shahih,2015), 2-3. https://books.google.co.id/books?id=o0DOCgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&sourc e=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=true

(36)

surah Yāsīn ini diambil dari rangkaian huruf abjad yang terputus-putus (muqathaah), maka dalam hal ini yang menjadikannya keunikan dalam penamaan surah yang mana pembukaan surah ini mengandung pesan Allah SWT. dan surah Yāsīn merupakan Qalb Qur’an (jantungnya al-Qur‟an) disebut demikian karena di dalamnya mengandung banyak nasihat dan pelajaran yang mencerminkan keseluruhan isi al-Qur‟an.

B. Posisi Surah Yāsīn dalam Al-Qur’an

Surah Yāsīn merupakan surah ke-36 dalam al-Qur‟an. Surah ini terdiri dari 83 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah dan diturunkan setelah surah al-Jinn. Surah Yāsīn tergolong surah Makkiyah, atau surah yang diturunkan di kota Makkah. Oleh sebab itulah tema yang dibahas didalamnya merupakan seputar akidah sama seperti surah-surah Makkiyah yang lainnya seperti, membahas iman kepada al-Qur‟an sebagai wahyu Allah SWT., iman kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah, dan iman kepada hari Kiamat sebagai tempat kehidupan abadi di mana manusia akan menerima balasan atas semua perbuatannya selama hidup di dunia.

Asbabun Nuzul yang terdapat pada Surah Yāsīn ini hanya sedikit ahli tafsir yang menceritakan tentang sebab-sebab diturunkannya surah ini kepada Nabi Muhammad Saw. Menurut Syekh Hamami Zadah bahwa Surah ini diturunkan berkenaan dengan penolakan kerasulan oleh orang-orang kafir Quraisy, yaitu beberapa orang kafir menghina, mencela, dan memaki Nabi Muhammad Saw lalu mereka berkata “sesungguhnya Muhammad bukanlah seorang Nabi dan bukanlah seorang rasul dia hanyalah yatim yang diasuh oleh Abī Ṫālib dia hanyalah seorang penganggur, dia yang tidak memiliki pekerjaan begitupun dia tidak pernah menuntut ilmu dimanapun Bagaimana Muhammad bisa menjadi seorang nabi dan Rasul. Mereka terus menerus mengingkari Nabi Muhammad. Disaat itu tentu saja Nabi mengalami kesedihan ketika tugas yang diembannya itu ditolak oleh kaumnya. Dan

(37)

akhirnya Allah mengeluarkan bantahan dengan diturunkannya surah Yāsīn.4

Terdapat dalam suatu riwayat Rasulullah Saw. membaca surah al-Sajadah dengan suara yang nyaring, orang-orang Quraisy merasa tidak nyaman dan terganggu kemudian mereka bersiap-siap untuk menyiksa Rasulullah Saw. akan tetapi tiba-tiba tangan mereka terbelenggu dipundak-pundaknya, dan mereka menjadi buta sama sekali. Kemudian kaum Quraisy mengharapkan pertolongan dari Nabi Saw. dan berkata: “kami sangat berharap atas bantuanmu atas nama Allah dan atas nama keluarga”. Dan di saat itu Rasulllah Saw. berdoa dan mereka pun sembuh, setelah itu terjadi akan tetapi tidak ada seorangpun dari mereka yang beriman. Berkenaan dengan peristiwa itu turunlan surah Yāsīn ayat 1-10.

Adapun dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Abū Jahal berkata: “sekiranya aku bertemu Muhammad, pasti aku akan menghasutnya.” Ketika Nabi Muhammad berada di sekitarnya, orang-orang menunjukan bahwa Muhammad berada di sisinya. Tetapi Abū Jahal bertanya-tanya: “mana dia”, karena dia tidak melihatnya. Surah Yāsīn 8-9 turun sebagai penjelasan bahwa pandangan Abu Jahal di saat itu ditutup oleh Allah untuk melihat Muhammad. Allah SWT berfirman:

اَثاٍََو اَُِّدَّااََ ُبُتَِّْنَو َُتَِّْْْلا ُُِْنَ ُنَْنَ اَّنِإ

ٍيِب,َ ٍماََِإ ِفِ ُهاَنْويَصْحَأ ٍٍَُْش َّلُكَو ْمُىَر

(

ٕٔ

)

“sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz).” (Q.S. Yāsīn/36: 12).5

Terdapat suatu riwayat dikemukakan bahwasannya Banu Salamah

4 Achmad Chodjim, Misteri Surah Yāsīn, 16.

5 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 440

(38)

bertempat tinggal di pinggir kota madinah dan ingin pindah di dekat masjid maka turunlah surah Yāsīn ayat 12 yang menegaskan bahwa sebuah ucapan langkah seseorang dicatat oleh Allah SWT.

Setelah turunnya ayat tersebut Nabi Saw, menasihati Banu Salamah pindah dari tempat tinggalnya dengan sabdanya: “sesungguhnya bekas telapak kaki kalian menuju masjid akan dicatat oleh Allah SWT. sebaiknya kalian jangan pindah dari tempat itu”. Diriwayatkan oleh al- Tirmizi dengan sanad hasan dan al-Hakim dengan sanad shahih yang bersumber dari Abi Said al-Khudri. Diriwayatkan pula oleh al-Tibrani yang bersumber dari Ibn Abbas.6 Allah SWT berfirman:

ٌيِبَُ ٌميِصَخ َُِّى اَذِإَف ٍةَفْطُن ْنَِ ُهاَنْقَلَخ اَّنَأ ُناَسْنِْلْا َرَوي َْلََوَأ

(

ٚٚ

)

ْلَخ َُّوِسَنَو ًاََوََ اَنَل َ َرَضَو

ُووَق

ٌميََِر َُِّىَو َماَظِعْلا ُِّيُْيُ ْنََ َلاَا

(

ٚٛ

)

ٌميوِلَع ٍموْلَخ رلوُِِّب َِّوُىَو ٍ َّروََ َلَّوَأ اَىَاوَشْنَأ يِ وَّلا اوََيِيُْيُ ْلوُا

(

ٜٚ

)

َْلا ِرَجَّشلا َنَِ ْمَُِّل َلَعَج يِ َّلا

َنوُدِاُِّت ُوْنَِ ْمُتْونَأ اَذِإَف اًراَن ِرَضْخ

(

ٛٓ

)

7

“dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang [77] dan ia membuat perumpamaan bagi kami: Dan dia lupa kepada kejadian: ia berkata: “siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” [78] katakanlah: ia akan dihidupkan oleh tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia maha mengetahui tentang segala makhluk [79] Yaitu tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu.[80]” (Q.S. Yāsīn/36: 77-80).

Terdapat suatu riwayat dikemukakan bahwa al-Ash bin Wa‟il menghadap kepada Rasulullah Saw. dengan membawa tulang yang sudah rusak dengan mematah-matahkannya ia berkata: “Hai Muhammad apakah

6 Qamaruddin Saleh, Asbabun Nuzul (Bandung: CV. Diponrogo, 1992), 418-419. 7 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 445.

(39)

Allah akan membangkitkan tulang yang sudah rapuh ini?” Nabi Saw. menjawab: “Benar! Allah akan membangkitkan ini dan akan mematikan kamu dan menghidupkan kamu kembali serta memasukan kamu ke neraka jahanam”, surah Yāsīn ayat 77-83 turun berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menegaskan kekuasaan Allah SWT. untuk membangkitkan manusia di hari kiamat.8

C. Kandungan Surah Yāsīn

Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat muslim yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya, al-Qur‟an berkedudukan sebagai petunjuk9 atau pedoman hidup bagi umat muslim dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, serta memiliki dan memperlihatkan wawasan yang luas10. Diturunkannya al-Qur‟an yang sebagai pedoman hidup manusia, tidak hanya sebagai bacaan saja, akan tetapi turunnya al-Qur‟an juga untuk dijadikan perintah atau pedoman manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Al-Qur'an mempunyai kandungan surah yang terdapat di dalamnya. begitu juga dengan surah Yāsīn, yang merupakan salah satu surah al-Qur'an yang di dalamnya mempunyai pokok-pokok kandungan. seperti adanya berbagai peringatan bagi manusia, pelajaran serta amalan yang terkandung dalam surah Yāsīn mempunyai kesan tertentu bagi mereka yang membacanya. surah Yāsīn menyentuh hati nurani bagi orang yang memahami isi kandungannya.

Dalam surah Yāsīn terdapat kandungan yang meliputi berbagai pokok pembahasan yaitu penjelasan tetang keberadaan Allah SWT., hari kebangkitan, balasan atas keimanan kepada Allah SWT dan para nabi-Nya,

8 Jalaludin al-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Teerjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun

Nuzul, terj. Bahrun Abu Bakar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), 604-605.

9 Amin Sumawija, “Biarkan Al-Quran menjawab”, 28. 10 Taufik Abdullah, “Cakrawala Ilmu dalam Al-Quran”, 2.

(40)

bantahan dan pernyataan perang terhadap orang-orang kafir dan musyrik.11 Untuk lebih jelasnya terkait pokok-pokok isi kandungan Yāsīn disebutkan dalam pemaparan berikut ini:12

a. Pokok-Pokok Keimanan

Pada bagian ini disebutkan bahwa pokok keimanan yang menjadikan kandungan surah Yāsīn mencakup 8 hal, yaitu:

1. Kebenaran al-Quran sebagai kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai seorang rasul yang Allah utus untuk menyampaikan peringatan dari-Nya.

Allah SWT berfirman:

ُٰي

(

ٔ

( ِميَُِِّْا ِنآْرُقْلاَو )

ٕ

( َيِلَُْرُْْلا َنَِْل َكَّنِإ )

ٖ

( ٍميِقَتْسَُ ٍطاَرِا َُلَع )

ٗ

)

( ِميِحَّرلا ِزيِزَعْلا َليِزْنَوت

٘

َنُِّلِفاَغ ْمََُوف ْمُىُؤاَبآ َرِ ْنُأ اََ اًََِّْوا َرِ ْنُوتِل )

(

ٙ

)

“Yāsīn[1]Demi al-Qura‟an yang penuh dengan hikma[2]sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul[3] Yang berada di atas jalan yang lurus[4].(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) yang maha perkasa, maha penyayang[5]Agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.[6]” (Q.S. Yāsīn/36: 1-5) 13

2. Menjaga keimanan akidah dari semua hal bentuk syirik, seperti tidak menyekutukan Allah SWT. dengan setan karena setan merupakan musuh yang Nyata. Dalam arti tidak ada yang disembah selain Allah. Allah SWT berfirman:

11 Dasteghib, “Tafsir Surah Yāsīn, terj. Ibnu Fauzi al-Muhdhar, cet. I” (Jakarta: Cahaya,2005), 11.

12 Zikri Darussamin dan Rahman, “Merayakan Khilafiah Menuai Rahmat Ilahiah

(Jawaban-jawaban atas Persoalan Seputar Penyelenggaraan Upacara Kematian Berdasarkan Al-Quran dan Hadis)” (Yogyakarta: Percetakan LKIS, 2017), 208.

13 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 440.

(41)

ْيَلِإ ْدََْعَأ َْلََأ

َّلّ ْنَأ َمَدٰا ِْنَِبٰوي ْمُِّ

َّنِإ َنٰطْيَّشلا اوُدُبْعَوت

ُو

ْمَُِّل

وُدَع

ٌْيِب,َ

.(

ٙ

)

ِنَأَو

اَ ٰى ْ ِنِْوُدُبْعا

( ٌمْيِقَتْس,َ ٌطاَرِا

ٙٔ

َّلَضَأ ْدَقَلَو )

اًرْويََِك ااِبِج ْمُِّْنَِ

اُِّْونَُِِّّْت ْمَلَوفَأ

( َنُِّْلِقْعَوت

ٕٙ

)

“Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? sunggu, setan itu musuh yang nyata bagi kamu[60] Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. inilah jalan yang lurus[61] Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. maka apakah kamu tidak mengerti? [62].” (Q.S. Yāsīn/36: 60-62)14

3. Hari Kiamat, terkait hal ini disebutkan sebagaimana firman Allah SWT.

( َيِاِداَا ْمُتْنُك ْنِإ ُدْعَِّْلا اَ َى َتَََ َنُِّلُِّقَويَو

ٗٛ

َّلِّإ َنوُرُظْنَوي اََ )

َّو ًةَحْيَا

ً َدِحا

( َنُِّْرصَِيَ ْمُىَو ْمُىُ ُخْاَت

ٜٗ

َاَف )

َوت َنُِّعيِطَتْسَي

ًةَيِاِّْ

َّو

َلّ

( َنُِّعِجْرَوي ْمَِِلْىَأ َ ِإ

٘ٓ

)

“Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, “kapan janji (hari berbangkit) itu (terjadi) jika kamu orang-orang yang benar?”[48] mereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.[49] sehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat kembali kepada keluarganya[50]. ” (Q.S. Yāsīn/36: 48-50)15

4. Hari Kebangkitan,dalam hal ini disebutkan sebagaimana firman Allah SWT.

َف ِرِّ,صلا ِفِ َخِفُنَو

( َنُِّلِسْنَوي ْمِربَِّر َ ِإ ِثاَدْجلا َنَِ ْمُى اَذِإ

٘ٔ

ْويَو اَي اُِّلاَا )

ْنََ اَنَل

ََّ ْنَِ اَنَوََعَوب

( َنُِّلَُْرُْْلا َقَدَاَو ُنَْحَّْرلا َدَعَو اََ اَ َى اَنِدَاْر

ٕ٘

َّلِّإ ْتَناَك ْنِإ )

ًةَحْيَا

14 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan

Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 444.

15 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 443.

(42)

َو

َّل ٌعيَِجَ ْمُى اَذِإَف ً َدِحا

َنوُرَضُْمُ اَنْويَد

(

ٖ٘

َلّ َمَِّْويْلاَف )

َلَّو اًئْيَش ٌُْفَون ُمَلْظُت

َنْوَزُْتُ

َّ لِّإ

َنُِّلَْْعَوت ْمُتْنُك اََ

(

٘ٗ

)

“lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada tuhannya.[51] Mereka berkata, “celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?”inilah yang dijanjikan (Allah) yang maha pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).[52] Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua di hadapkan kepada kami (untuk dihisab).[53] Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan [54]. (Q.S. Yāsīn/36: 51-54)”16

5. Kondisi Manusia di hari kebangkitan, dalam hal ini disebutkan sebagaimana firman Allah SWT.

رَْع,ون نَََو

ِمْلَْلْٱ ِفِ ُوْسرَِّنُون ُهْر

َنُِّلِقْعَوي َاَفَأ

(

ٙٛ

)

"Dan barangsiapa kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). maka mengapa mereka tidak mengerti?[68]” (Q.S. Yāsīn/36: 68)17

6. Penghuni Surga, dalam hal ini disebutkan sebagaimana firman Allah SWT.

( ٍميِحَر ٍّ َر ْنَِ لَِّّْوا ٌمَاَُ

٘ٛ

)

“(kepada mereka dikatakan), “salam”, sebagai ucapan selamat dari tuhan yang maha penyayang[58].” (Q.S. Yāsīn/36: 58)18

16 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 443.

17 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 444.

18 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 444.

(43)

7. Penghuni Neraka, dalam hal ini disebutkan sebagaimana firman Allah SWT

( َنَُِِّرْجُْْلا اََ,ويَأ َمَِّْويْلا اوُزاَتَْاَو

ٜ٘

اَي ْمُِّْيَلِإ ْدََْعَأ َْلََأ )

ْنَأ َمَدآ ِنَِب

َّلّ

اوُدُبْعَوت

اَطْيَّشلا

َن

.(ٌيِبَُ وُدَع ْمَُِّل ُوَّنِإ

ٙ

(ٌميِقَتْسَُ ٌطاَرِا اَ َى ِنِوُدُبْعا ِنَأَو )

ٙٔ

ْمُِّْنَِ َّلَضَأ ْدَقَلَو )

( َنُِّلِقْعَوت اُِّنَُِِّّت ْمَلَوفَأ اًيرََِك اِبِج

ٕٙ

)

هِ ٰى

ُمَّنَََج

ِْتَّلا

ْمُتْنُك

َنْوُدَعُِّْوت

(

ٖٙ

)

“Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa! [59] Bukankan Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,[60] Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.[61] Dan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti? [62] inilah (neraka) jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu63]. (Q.S. Yāsīn/36: 59-63)” 19

8. Kekuasaan Allah Meliputi segala sesuatu dan tanpa batas

اََّنَِّإ

ُهُرََْأ

ۥ

اَذِإ

ُوَل َلُِّقَوي نَأ اً وْيَش َداَرَأ

ۥ

نُك

ُنَُِِّّيَوف

(

ٕٛ

)

ِدَيِب ْيِ َّلا َنٰحْبُسَف

ِه

َُُِِّّْْلََ

رلُك

ٍٍَُّْش

ِوْيَلِاَّو

َنُِّْعَجْرُوت

(

ٖٛ

)

“sesungguhnya urusan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu dia hanya berkata kepadanya, “jadilah!” maka jadilah sesuatu itu.[82] Maka mahasuci (Allah) yang ditangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan[83].” (Q.S. Yāsīn/36: 82-83)20

b. Mengingat Kematian

Kematian ialah suatu hal yang pasti akan terjadi dan dialami oleh setiap manusia, tidak memandang itu laki-laki ataupun perempuan, tidak memandang usia baik itu tua ataupun muda pasti akan menglami kematian,

19 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 444.

20 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Pembinaan Syariah, Al-Quran dan Terjemahannya, 445.

Gambar

Tabel 3.2 Data Lembaga Pendidikan Masyarakat Poris Plawad Utara...33  Tabel 3.3 Data Sarana dan Prasarana Poris Plawad Utara......................34  Tabel 3.4 Biograf Responden..................................................................39
Tabel 3.4  Biografi Responden
Foto bersama dengan para Ustadz

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah kajian Living Qur‟an ini ia adalah sebuah upaya dalam upaya dalam menangkap sebuah kejadian yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tertentu, yang didasarkan

Akan tetapi, dalam kurikulum Indonesia masih terdapat sspek yang tidak terungkap secara jelas tetapi tersirat dalam kurikulum adalah bahwa rencana yang dimaksudkan

pembacaan surah Yasin, maka jamaah harus berwudlu terlebih dahulu, setelah itu meluruskan niat bahwa dengan kekuatan ayat al-Qur’an dalam surah Yasin akan diberikan

Jawab : Tujuan saya agar saya bisa melatih membaca al-Qur’an khususnya surah Yasin karena surah tersebut adalah surah yang sering dibaca oleh masyarakat Tanya : Apa

Dari wawancara yang telah dilakukan terhadap beberapa responden, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya tradisi pembacaan Alquran surah al-H{adi>d ayat 1-6,

Observasi pembelajaran di sekolah dilakukan secara individu baik di dalam ataupun di luar kelas. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat melihat dan mengamati secara

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah yang tiada henti, hingga penulis dapat menyelesaikan studi

Atas hal tersebut peneliti tertarik untuk mengulas tradisi dan mengkaji apa makna dibalik pembacaan surah al-Wāqi’ah serta apa yang menjadi motivasi dari adanya pembacaan