Sinkronisasi Materi Hasil Litkaji dan
Programa Penyuluhan Pusat dan Daerah
TIM PENYULUHAN BPTP
Disampaikan pada saat Forum penyuluhan daerah Malut Kusu, 8-9 Maret 2018
2 2
SEJARAH PERAN PENYULUH PERTANIAN
PENYULUHAN – SULUH: Penerang, Obor.
Era culture stelseel: mempengaruhi petani untuk kepentingan VOC
1945 – 1967: Agen pemerintah untuk swasembada beras;
Komando operasi gerakan makmur (KOGM)
1967-1998 : Demas, Bimas, Inmas, Penyuluhan klasik (Agen
transfer teknologi).
1999 – 2006:
2006 - 2014: UU SP3K, 1 desa 1 penyuluh, THL-TBPP.
2014 – Now : Perombakan kelembagaan
, m
unculnya babinsa tani,
UPSUS
(LTT, LTJ, LTK, SERGAP, GERDAL),
era
IT
(sumber
informasi)
– MEDSOS
(sumber publikasi)
.
Reviu (16-17 November 2017)
3
1. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran sebagai bagian
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan sasaran pelaku utama/pelaku usaha/stakeholder lainnya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, pendapatan, kesejahteraan dan dilaksanakan secara terintegrasi serta berkesinambungan oleh penyuluh, peneliti, dan petani
2. Meskipun terjadi perubahan kelembagaan penyuluhan ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, tetapi fungsi penyelengaraan penyuluhan harus
tetap optimal.
3. Pihak-pihak terkait harus tetap dan selalu berupaya mengatasi
permasalahan terkait pelaksanaan transfer teknologi, yang meliputi: 1) sumber teknologi, 2) pelaku transfer, 3) media transfer, 4) teknologi yang ditransfer dan 5) pengguna teknologi.
4. Penyuluh harus terlibat dan dilibatkan oleh Dinas Pertanian dalam pengawalan program strategis Kementerian Pertanian seperti Upaya Khusus (UPSUS) padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, UPSUS SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) dan revitalisasi perkebunan (kelapa, pala, cengkeh, kakao, panili, dan aren).
5. Bimbingan teknis penyuluhan dan diseminasi teknologi spesifik lokasi dilakukan dalam bentuk pembobotan/sinkronisasi programa, training
of trainer (ToT), adaptasi teknologi, dan gelar teknologi.
6. Fungsi kegiatan penyuluhan adalah mempercepat transfer inovasi dan meningkatkan eskalasi kinerja serta luas adopsi teknologi, misalnya dengan membuat percontohan dengan dem-farm maupun dem-area. 7. Kegiatan Kaji terap dan adaptasi teknologi harus dilaksanakan
bersama-sama oleh peneliti, penyuluh, dan petani berdasarkan kebutuhan pengguna, kapasitas SDM dan potensi wilayah yang dilaksanakan di wilayah kerja BPP dengan sasaran menghasilkan rekomendasi teknologi yang layak secara teknis, sosial, dan ekonomi.
8. Perlu optimalisasi dan pembinaan Kelompok penyuluh swadaya / swasta untuk mengatasi kekurangan jumlah SDM penyuluh PNS/THL-TBPP. 9. Di era digital saat ini, penyuluh harus membekali diri dengan
kemampuan teknologi informasi untuk mencari informasi teknologi secara mandiri sebagai bahan penyusunan materi penyuluhan
KERANGKA PEMIKIRAN SINKRONISASI PROGRAMA PENYULUHAN
(Permentan 47/2016) Jan Feb Maret April Rencana Kerja Pemerintah (RKP)PETA KELEMBAGAAN
PENYULUHAN
Halbar: BPP: 8 PPL: 90 Orang Ternate: BPP: 8 PPL: 66 Orang Tidore: BPP: 8 PPL: 75 Orang Halut: BPP: 12 PPL: 125 Orang Morotai: BPP: 5 PPL: 49 Orang Halsel: BPP: 15 PPL: 45 Orang Kep Sula: BPP: 12 PPL: 32 Orang Taliabu: BPP: 2 PPL: 5 Orang Halteng: BPP: 8 PPL: 25 Orang Haltim: BPP: 10 PPL: 45 Orang PROV. MALUT: BPP: 88 PPL: 587 Orang (390 PNS, 158 THL, 39 Swadaya) Poktan: 4581 Gapoktan: 491 Sumber: simluhtan, 2018REKAPITULASI KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Subsektor Tanaman pangan: Padi, Jagung, Kc tanah, Ubi Kayu
Subsistem Hulu: 1. VUB adaptif 2. Pupuk organik, hayati, MOL 3. Optimalisasi alsintan yang idle. 4. Transplanter & combine 5. Infrastruktur air (irigasi, embung, dam parit, pompanisasi, long storage) 6. Alsin tanam jagung Subsistem On farm: 1. PTT, SRI 2. Jajar legowo 3. Kalender tanam (peningkatan IP, pola tanam) 4. PHSL 5. PHT (refugia): penggerek, tikus, wereng 6. Penggunaan Pestisida 7. LTT, LTJ 8. Pengelolaan lahan cetak sawah, LK, LR Subsistem hilir: 1. Pengeringan (Lantai jemur, in-store drying) 2. Mutu beras 3. Tepung kasava 4. Olahan pangan lokal Subsistem penunjang: 1. Informasi pasar 2. Informasi harga 3. Optimalisasi BPP 4. Manajemen poktan, UPJA, LKMA
REKAPITULASI KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Tanaman Hortikultura: Cabai, Bawang merah, Tomat, Pisang, Salak, Buah naga
Subsistem Hulu:
1. VUB, VUL 2. Pupuk organik 3. Infrastruktur air
Subsistem On farm :
1. GAP buah dan sayur 2. Budidaya sayuran dataran tinggi 3. PHSL 4. Batas residu pestisida 5. PHT: tomat, cabai 6. KRPL 7. Kalender tanam sayuran 8. Produksi benih bawang merah Subsistem Hilir: 1. Pascapanen salak 2. GHP Subsistem penunjang: 1. Informasi pasar 2. Informasi harga
REKAPITULASI KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Tanaman Perkebunan: Kelapa, Pala, Cengkeh, kakao
Subsistem Hulu:
1. Sumber benih (PIT, KI, BPT) 2. Bibit bermutu var
unggul bersertifikat 3. Teknik prodben sambung pucuk pala Subsistem On farm : 1. Pengendalian OPT Pala: busuk basah dan kering, gugur buah, kanker
batang
2. Pengendalian OPT kelapa: sexava, busuk pucuk
3. Teknik dan dosis pemupukan 4. Teknik peremajaan 5. Tumpangsari Subsistem Hilir: 1. Pengolahan daging buah pala 2. Pascapanen kopra 3. Pemanfaatan limbah kelapa 4. Teknik panen cengkeh Subsistem penunjang: 1. Informasi pasar 2. Informasi harga
REKAPITULASI KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Peternakan: Sapi, kambing, unggas
Subsistem Hulu: 1. Desain kandang 2. Vaksin 3. N2 Subsistem On farm : 1. Pengendalian penyakit: scabies, kembung, brucellosis, ND 2. Gangrep 3. Manajemen kandang bebas penyakit 4. Teknik penggemukan sapi terintegrasi
5. SIWAB: IB, PKB, Lahir 6. HMT
7. Tekn pakan unggas sumberdaya lokal Subsistem Hilir: 1. Pascapanen ruminansia dan unggas Subsistem penunjang: 1. Manajemen kelompok ternak
DUKUNGAN BPTP DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
DI DAERAH TAHUN 2018
1.
Sinkronisasi materi hasil Litkaji dan Programa Penyuluhan pusat dan daerah
2.
Peningkatan kapasitas penyuluh daerah Malut (Kep Sula, Taliabu + 8 Kab/kota)
3.
Temu teknis Inovasi pertanian
4.
Kaji terap inovasi di WKBPP (Halut, Haltim, Halsel)
5.
Pendampingan Kawasan Pangan (Halbar), horti (Ternate, Tidore), bun (Halteng,
Halsel), nak (Halut, Haltim)
6.
Kajian SUT jagung dan kedelai (Halbar) & kajian SUT sapi (Halut)
7.
Peningkatan IP Pajale melalui pengembangan pola tanam (Halteng dan Halsel)
8.
Pengembangan LPBE-Wilayah Perbatasan (P. Morotai)
9.
Pertanian Bioindustri berbasis kopi dan kakao (Bacan)
10. Pembibitan pala dan sukun (Kusu)
11. Produksi benih sumber padi (Haltim)
12. Pendampingan KRPL (Ternate, Tidore)
13. UPSUS PAJA (Halut, Haltim, Morotai + 6 Kab/Kota) – SIWAB (Halut)
TEKNOLOGI
PANGAN
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIBANDING
RATA-RATA SAAT INI (%)
Benih/Bibit • Padi : INPARI 1, 6, 7, 10, 13, 17, 18, 19, 20,
22, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 36, 37, 41, 42, 43,
Cisantana, Mekongga, Silugonggo, Dodokan,
Ciherang, Cigeulis, Ciliwung, Situbagendit, INPAGO 7, 8, 9, 10, 11, INPARA 2, 3, 5, 6, 7
•
Jagung : Srikandi kuning, Lamuru, Bisma,Sukmaraga, Bima 5, Bima 19, Bima 20, Provit A
• Kedelai : Anjasmoro, Wilis, Kaba, Tanggamus,
Dena, Dering 1 • Padi inbrida: 59% • Jagung hibrida: 167% • Jagung komposit: 58% • Kedelai: 81%
Budidaya • Padi : Teknologi PTT (Komponen dasar
dan komponen pilihan), JARWO SUPER
•
Jagung : PTT (Teknologi dasar: benih bermutuVUB hibrida/komposit, populasi 66.000-70.000, pemupukan spesifik lokasi. Produktivitas 7 t/ha,) • Kedelai : PTT (Teknologi dasar: benih bermutu VUB, drainase, populasi tanaman, pengendalian OPT. Produktivitas 2,11 t/ha)
• PTT Padi: 17% -60%
• PTT Jagung: 68% • PTT Kedelai: 59%
TEKNOLOGI HORTIKULTURA
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS (%) Benih/Bibit o Buah-Buahan : Pepaya (Merah Delima, Calina),
Jeruk (Topo), Pisang Mulu bebek
o Sayuran : Bawang Merah (Super philip,
Mentes, Bima 1, Manjung, Topo), Cabai (Kencana),
o Produktivitas
meningkat 20 – 30%
Budidaya o Buah-buahan : Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) (pisang, Jeruk, buah naga)
o Sayuran : PTT (sayuran dataran tinggi Ibu
utara; cabai; bawang merah, tomat), teknologi
off season (bawang merah).
o Produktivitas
TEKNOLOGI PERKEBUNAN
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIBANDING
KONDISI SAAT INI (%) Benih/Bibit VU Pala: Ternate 1, Tidore 1,
Tobelo 1, Makian, Patani Kelapa: Bido
Produktivitas >20%
Budidaya o PHT ( Pala, Kakao), PHT
Oryctes, Sexava
o Pengendalian lalat buah dan
PBK
o Sistem Integrasi Tanaman dan
Ternak,
o Perangkap Sexava
o Biokaosida
4/24/2018
TEKNOLOGI PETERNAKAN & VETERINER
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIBANDING
KONDISI SAAT INI (%) Benih/Bibit o Ayam kampung unggul Baru (KUB)
o Tanaman pakan ternak (Indigofera)
o Produksi telur > 71% o Produksi hijauan > 30%
Teknologi o Teknologi penggemukan sapi potong
berbasis pakan setempat
o Teknologi pakan berbasis bahan
lokal
o Integrasi tanaman – ternak
o Teknologi pemanfaatan limbah
ternak (BIOGAS, BIO SLURY, PUPUK ORGANIK) o TAKESI o PBBH pedet prasapih > 25% o PBBH penggemukan >50% o Produktivitas > 30%
o Harga ransum lebih
murah25%
o Efisiensi produksi ternak > 30%
BIDANG PRODUK/TEKNOLOGI
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIBANDING
KONDISI SAAT INI (%) Sumber
Daya Lahan (SDL)
Formula & teknologi pupuk :
Pupuk Hayati (AGRIMETH) untuk Padi MDec (Dekomposer) PROMI (Dekomposer) BioProtector PETA PEWILAYAHAN: Halmahera Utara (2006) Halmahera Barat (2006) Morotai (2006) Halmahera Timur (2006) Halmahera Tengah (2012) Kota Tidore Kepulauan (2013) Halmahera Selatan (2014) Kota Ternate (2015)
Kepulauan Sula (2016) Pulau Taliabu (2016)
Peta pewilayahan sapi potong
SIMOTANDI o 15 – 20% peningkatan produksi o 15-25%, peningkatan produksi, mengefisien-kan pupuk anorganik 30% o Pengomposan 6 hari
Lanjutan …
SIMOTANDI (Sistem Informasi Monitoring
Tanaman Padi)
Cemara Jaya Batu raja Bumire stu Mekars ari Makarti Tolabit Beringin agung Sangaji Jaya Sidomulyo Margomulyo Wonosarihttp://sig.pertanian.go.id
BIDANG
PRODUK/TEKNOLOGI
MANFAAT
Sumber
Daya
Lahan
(SDL)
Prototipe Kits/Tool :
o
PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)
oPUTK (Perangkat Uji Tanah/Lahan
Kering)
o
BWD (Bagan Warna Daun)
oPUP (Perangkat Uji Pupuk)
o
PUPO (Perangkat Uji Pupuk Organik
oPETA Kalender Tanam Terpadu
(KATAM TERPADU)
o
Penilaian status
kesuburan tanah dan
rekomendasi pupuk
secara sangat cepat dan
murah
o
Deteksi kadar pupuk
langsung di lapang secara
cepat. Untuk mengditeksi
pupuk palsu
o
Deteksi Kadar pupuk yang
cepat dan murah
o
Penentuan saat tanam
yang tepat
Lanjutan …
Lanjutan …
BIDANG PRODUK/TEKNOLOGI
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIBANDING KONDISI
SAAT INI (%) Alsintan o Alat Penyiang padi
o ATABELA Padi ladang
o Mini Combine Harvester
o ATAJALE
o INDO JARWO TRANSPLANTER
o Pemipil jagung berkelobot
o Prototipe penyuling minyak Atsiri
o Alat produksi Biogas SWENIT
o Soil block
o Pembuat media tanam
o Chooper
o Light Trap
o Feromon
Mengurangi ongkos kerja budidaya
tanaman padi dan jagung hingga 20%. Meningkatkan nilai tambah produk dan limbahnya hingga 30%.
BIDANG
PRODUK/TEKNOLOGI
Sosial
Ekonomi dan
Kebijakan
o
Rekomendasi kebijakan ketahanan pangan
o
Rekomendasi kebijakan pembangunan wilayah
kepulauan di Halsel
o
Strategi pengembangan LKMA
oManajemen kelembagaan UPJA
o
Road map komoditas padi, cabai, dan bawang
oMaster plan cengkeh
o
Rekomendasi pengelolaan mini feed mill
o
Model KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI
o
Model pembangunan pertanian perdesaan melalui
inovasi
o
Model pertanian bioindustri padi-sapi, kopi-kakao
oModel Community Seed Bank padi di wilayah
BIDANG PRODUK/TEKNOLOGI
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIBANDING KONDISI
SAAT INI (%)
Pasca Panen o Teknologi Olahan daging buah pala
(Sirup pala, permen pala, balsem pala, bubuk rempah, minyak pala)
o Teknologi pengolahan sagu kasbi
o Teknologi produk turunan kelapa (VCO,
Nata de coco, kecap air kelapa, sirup coco)
o Tepung substitusi terigu : mocaf, dan
formula tepung komposit beserta produk turunannya (Brownies)
o Teknologi olahan cabai (Bubuk cabai
kering, saus)
o Teknologi olahan tomat
o Teknologi bawang goreng Topo
o Mensubstitusi terigu o 20-40% o Mengurangi konsumsi beras 1-2 % o Menekan penderita
gondok dan diabetes
o Menumbuhkan