SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
OLEH :
FERNANDES SIMANGUNSONG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
SELAMAT DATANG
PESERTA
ORIENTASI TUGAS DAN DUNGSI DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM
MEMAHAMI PEMERINTAHAN DAERAH
SE-KABUPATEN BEKASI
Selamat…
Pagi!
Semangat…
Pagi!
PESERTA OTF
Luar…..Biasa
Biodata Narasumber
•
Nama
: Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
•
Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
•
NIP
: 19770304 1995 11 1 001
•
Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
•
Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
•
Instansi : Kampus IPDN Jatinangor
•
Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A
Cibaduyut-BANDUNG
•
Email :
•
HP: 08122445916
•
WA
: 082119982722
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
MERUPAKAN BAGIAN DARI KEKUASAAN
PEMERINTAHAN
BUPATI/WALI KOTA
BUPATI/WALI KOTA
GUBERNUR
GUBERNUR
OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
OTORITAS DAN TANGGUNGJAWAB ATAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
MENYERAHKAN SEBAGIAN
MENYERAHKAN SEBAGIAN
MEMILIKI
MEMILIKI
PRESIDEN
PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
(Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003
PRESIDEN
PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
(Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 7 ayat (1) UU 17/2003
KUASA BUD
KUASA BUD
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUDA)
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUDA)
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PPKD Selaku BUD
(KEPALA BPKAD)
PPKD Selaku BUD
(KEPALA BPKAD)
KUASA PA
KUASA PA
BENDAHARA
BENDAHARA
PPK-SKPD
PPK-SKPD
PPTK
PPTK
PENGGUNA ANGGARAN
(KEPALA SKPD)
PENGGUNA ANGGARAN
(KEPALA SKPD)
SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)
SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)
Sumber Pendanaan
UU No. 33/2004
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Pemerintah
Daerah
Daerah
Belanja
Belanja
Surplus/Defisit
Surplus/Defisit
Pembiayaan
Pembiayaan
Lain-lain
Pendapatan
yang Sah
Lain-lain
Pendapatan
yang Sah
Pendapatan
Transfer
Pendapatan
Transfer
PAD
UU No.28/2009
PAD
UU No.28/2009
APBN
APBN
APBN
APBN
Pembagian Urusan
UU No. 32/2004
APBD
APBD
Pelaksanaan
Urusan
Pelaksanaan
Urusan
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT & DAERAH
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT & DAERAH
DAK
Dana Otsus
DBH
DAU
Dana Penyesuaian
Dana Hibah
Dana Darurat
Tugas
Pembantuan
Pemerintah
Pusat kepada
Daerah
Tugas
Pembantuan
Pemerintah
Pusat kepada
Daerah
Dekonsentrasi
Dekonsentrasi
Desentralisasi
Desentralisasi
K/L
melimpahkan wewenang
kepada Gubernur
URUSAN
Pemerintahan
Daerah
URUSAN
Pemerintahan
Daerah
HAK
KEWAJIBAN
•
Pendapatan
•
Belanja
•
Pembiayaan
•
Pendapatan
•
Belanja
•
Pembiayaan
ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
ESENSI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
•
Wajib
•
Pilihan
•
Concurrent
KELOLA
KELOLA
RKPD
RKPD
PP 58/2005
PP 38/2007
PP 41/2007
PMDN 13/2006
PMDN 59/2007
PMDN 21/2011
PMDN 16/2013
1. Memungut Pajak & Retribusi
2. Memperoleh Dana
Perimbangan
3. Melakukan Pinjaman
1. Sinkronisasi program pusat & daerah
2. Mengelola anggaran secara efisien dan
efektif
3. Menyampaikan Laporan Keuangan yang
akuntabel
Pelayanan dasar, pendidikan,
kesehatan, fasos dan fasum,
jaminan sosial...
Tujuan OTDA, al:
•
Efisiensi dan
efektivitas sumber
daya daya daerah
•
Pelibatan
masyarakat dlm
penyusunan
kebijakan daerah
•
Peningkatan
pelayanan umum
dan kesejahteraan
masyarakat
RPJMD
RKPD
KUA
PPAS
Nota
Kesepakatan
Pedoman
Penyusunan
RKA-SKPD o/ KDH
RKA-SKPD
RAPBD
Evaluasi
Raperda APBD
oleh Gubernur/
Mendagri
Perda APBD
PEDUM APBD
o/ MDN
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (APBD)
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (APBD)
Penatausahaan Belanja
• Penerbitan SPM-UP, SPM-GU, SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD
• Penerbitan SP2D oleh PPKD
Penatausahaan Pendapatan
Kekayaan dan Kewajiban daerah
• Kas Umum
• Piutang
• Investasi
• Barang
• Dana Cadangan
• Utang
Akuntansi
Keuangan Daerah
• Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya 1 hari kerja
Penatausahaan Pembiayaan
• Dilakukan oleh PPKD
Laporan
Keuangan
diperiksa oleh
BPK
Rancangan
DPA-SKPD
DPA-SKPD
Verifikasi
Laporan Realisasi
Semester Pertama
R P-APBD
Pelaksanaan APBD
Pendapatan
Belanja
Pembiayaan
Evaluasi
R P-APBD
Oleh
Gbrnr/MDN
Perda P-APBD
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah • LRA • Neraca• Lap. Arus Kas
• CaLK
Raperda PJ
Pel APBD
Disusun dan
disajikan Sesuai
SAP
Persetujuan Bersama (KDH +DPRD)
Evaluasi o/
Gubernur/MDN
15 hari
7 hari penyesuaian o/ PemdaPerda PJ Pel setelah 3 hari
PENGANGGARAN
PENGANGGARAN
ANGGARAN DAERAH
ANGGARAN DAERAH
•
Keuangan Daerah: Hak dan kewajiban dalam
penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai
dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah.
•
Anggaran Daerah: Rencana keuangan tahunan
“yang dibahas dan disetujui bersama” Pemerintah
Daerah dan DPRD.
•
Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH
adalah “
menyusun dan mengajukan”
rancangan
Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas
dan ditetapkan bersama.
•
Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang
DPRD
adalah
“
membahas
dan
menyetujui
”
rancangan Perda tentang APBD bersama dengan
KDH.
•
Keuangan Daerah: Hak dan kewajiban dalam
penyelenggaran pemerintahan daerah yang dinilai
dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah.
•
Anggaran Daerah: Rencana keuangan tahunan
“yang dibahas dan disetujui bersama”
Pemerintah
Daerah dan DPRD.
•
Pasal 25 huruf d UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, tugas dan wewenang KDH
adalah “
menyusun dan mengajukan
”
rancangan
Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas
dan ditetapkan bersama.
•
Pasal 42 ayat (1) huruf b UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, tugas dan wewenang
DPRD
adalah
“
membahas
dan
menyetujui
”
rancangan Perda tentang APBD bersama dengan
KDH.
PERAN KDH & DPRD
DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD
PERAN KDH & DPRD
DALAM PROSES PENYUSUNAN APBD
Rakyat
Kepala
Daerah
Visi/Misi
RKPD
(KUA+PPAS
RPJMD
DPRD
RAPBD
Fungsi
Budget
RPJMD
RPJMD
Renstra
SKPD
Renstra
SKPD
Renja
SKPD
Renja
SKPD
RKPD
RKPD
KUA
KUA
PPAS
PPAS
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD
RAPERDA
TAPD
TAPD
RKA-SKPD
RKA-SKPD
Dibahas bersama DPRD 5 tahun 5 tahun1 tahun 1 tahun
RKP
RKP
RPJMN
RPJMN
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH
1 tahun 1 tahun
5 tahun
1 tahun
RPJPD
RPJPD
RPJPN
RPJPN
20 tahun 20 tahun
Renstra
K/L
Renstra
K/L
Renja
K/L
Renja
K/L
5 tahun 1 tahunpedoman
dijabarkan
pedoman
diacu
pedoman
pedoman
pedoman
dijabarkan
diacu
pedoman
Diserasikan dgMusrenbang
Diacu
Diperhatikan
PROSES PENYUSUNAN RPJPD, RPJMD, RKPD & APBD
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, PP 8/2008)
Azas Umum APBD
Azas Umum APBD
APBD disusun sesuai kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah.
Penyusunan APBD berpedoman kepada
RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat.
APBD mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
APBD, Perubahan APBD dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
setiap tahun ditetapkan dengan peraturan
daerah.
APBD disusun sesuai kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah.
Penyusunan APBD berpedoman kepada
RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat.
APBD mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
APBD, Perubahan APBD dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
setiap tahun ditetapkan dengan peraturan
PRINSIP PENYUSUNAN APBD
PRINSIP PENYUSUNAN APBD
Partisipasi Masyarakat
Transparansi dan Akuntabilitas
Anggaran
Disiplin Anggaran
Keadilan Anggaran
Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Taat Azas
Partisipasi Masyarakat
Transparansi dan Akuntabilitas
Anggaran
Disiplin Anggaran
Keadilan Anggaran
Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
FUNGSI APBD
FUNGSI APBD
Fungsi
otorisasi:
APBD
menjadi
dasar
untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
Fungsi perencanaan: APBD menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan.
Fungsi pengawasan: APBD menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasi: APBD diarahkan untuk menciptakan
lapangan
kerja/mengurangi
pengangguran
dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi: APBD memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi: APBD menjadi alat untuk memelihara
dan
mengupayakan
keseimbangan
fundamental
perekonomian daerah.
Fungsi
otorisasi:
APBD
menjadi
dasar
untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.
Fungsi perencanaan:
APBD menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan.
Fungsi pengawasan:
APBD menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi alokasi:
APBD diarahkan untuk menciptakan
lapangan
kerja/mengurangi
pengangguran
dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi:
APBD memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi:
APBD menjadi alat untuk memelihara
dan
mengupayakan
keseimbangan
fundamental
perekonomian daerah.
Azas Umum Pelaksanaan APBD
Azas Umum Pelaksanaan APBD
Tidak diperkenankan melakukan
pengeluaran atas beban anggaran
belanja daerah untuk tujuan yang
tidak tersedia anggarannya, dan/atau
yang tidak cukup tersedia
anggarannya dalam APBD.
Belanja didasarkan pada prinsip
hemat, tidak mewah, efektif, efisien,
dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
Tidak diperkenankan melakukan
pengeluaran atas beban anggaran
belanja daerah untuk tujuan yang
tidak tersedia anggarannya, dan/atau
yang tidak cukup tersedia
anggarannya dalam APBD.
Belanja didasarkan pada prinsip
hemat, tidak mewah, efektif, efisien,
dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
Pokok-Pokok Administrasi
Pelaksanaan APBD
Pokok-Pokok Administrasi
Pelaksanaan APBD
•
SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari
yg ditetapkan dalam Perda.
•
Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum
daerah.
•
Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan
untuk pengeluaran.
•
Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap
dan syah.
•
Pembayaran
atas
beban
APBD
dapat
dilakukan
berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD,
atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.
•
Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan
berdasarkan SPP, SPM.
•
Pembayaran dilakukan dengan penerbitan SP2D.
•
SKPD tidak diperkenankan melakukan pungutan selain dari
yg ditetapkan dalam Perda.
•
Semua Penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum
daerah.
•
Penerimaan SKPD tidak dapat langsung dipergunakan
untuk pengeluaran.
•
Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yg lengkap
dan syah.
•
Pembayaran
atas
beban
APBD
dapat
dilakukan
berdasarkan Surat Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD,
atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD.
•
Pelaksanaan Pengeluaran atas beban APBD dilakukan
berdasarkan SPP, SPM.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU 15/ 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara
UU 15/ 2004 tentang Pemeriksanaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara
PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dgn
PP 74/2012 tentang Perubahan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
PP 23/2005 sebagaimana telah diubah dgn
PP 74/2012 tentang Perubahan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
PP 24/2005 sebagaimana telah diubah dgn
PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
PP 24/2005 sebagaimana telah diubah dgn
PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
Esensi
Esensi
BLUD
BLUD
Bagian Dari
Reformasi
Keuangan
Daerah
Bagian Dari
Reformasi
Keuangan
Daerah
PENINGKA
TAN
PELAYANA
N
PENINGKA
TAN
PELAYANA
N
EFISIENSI
ANGGARA
N
EFISIENSI
ANGGARA
N
Pasal 68 &
69
UU 1/2004
Pasal 68 &
69
UU 1/2004
Perangkat Daerah yg
memiliki spesifikasi
teknis
di
bidang
pelayanan
umum
(seperti RSD)
Perangkat Daerah yg
memiliki spesifikasi
teknis
di
bidang
pelayanan
umum
(seperti RSD)
Instansi Pemerintah yg
mempunyai tugas &
fungsi
memberikan
layanan umum pada
masyarakat
Instansi Pemerintah yg
mempunyai tugas &
fungsi
memberikan
layanan umum pada
masyarakat
Diberikan Fleksibilitas Dalam
Pola Pengelolaan Keuangan
Diberikan Fleksibilitas Dalam
Pola Pengelolaan Keuangan
1.UU 24/2011 ttg Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS), mengamanatkan
agar
Pemda
memfasilitasi
perangkat
daerah untuk menerapkan PPK-BLUD.
2.Permendagri 37/2012, mengamanatkan
Pemda agar melakukan evaluasi kepada
SKPD/Unit yang TUSInya memberikan
pelayanan kepada masyarakat untuk
menerapkan PPK-BLUD.
Dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan umum:
Dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan umum:
Pajak Daerah & Retribusi Daerah
Pajak Daerah & Retribusi Daerah
Dasar hukum UU 28/2009 tentang
Pemungutan PDRD
Dasar hukum UU 28/2009 tentang
Pemungutan PDRD
Daerah dilarang memungut pajak selain yang
tercantum dalam UU 28/2009 (closed list).
Daerah dilarang memungut pajak selain yang
tercantum dalam UU 28/2009 (closed list).
Memperluas Objek PDRD PKB, BBN-KB, Pajak
Hotel, Pajak Restoran
Memperluas Objek PDRD PKB, BBN-KB, Pajak
Hotel, Pajak Restoran
Menambah Jenis PDRD antara lain Pajak
Rokok, PBB-P2 dan BPHTB
Menambah Jenis PDRD antara lain Pajak
Rokok, PBB-P2 dan BPHTB
Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis
PD, PKB, BBN-KB, PBB-KB, Pajak Hiburan,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir
Menaikkan tarif maksimum beberapa jenis
PD, PKB, BBN-KB, PBB-KB, Pajak Hiburan,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir
Diskresi Penetapan Tarif , Daerah bebas
menetapkan tarif dalam batas tarif minimum
dan maksimum yang ditetapkan dalam UU.
Diskresi Penetapan Tarif , Daerah bebas
menetapkan tarif dalam batas tarif minimum
dan maksimum yang ditetapkan dalam UU.
No
Kesiapan Daerah
Jumlah
Daerah
1
Perda yang telah siap:
338
a. Memungut tahun
2011
1
b. Memungut tahun
2012
17
c. Memungut tahun
2013
105
d. Memungut tahun
2014
215
2
Raperda (dalam
proses)
119
3
Belum menyusun
Raperda
35
Total
492
Esensi
Esensi
Kesiapan
Daerah
Kesiapan
Daerah
Mulai 1 Januari 2014,
PBB-P2
efektif menjadi Pajak
Daerah
Mulai 1 Januari 2014,
PBB-P2
efektif menjadi Pajak
Daerah
Sampai dengan Juli 2013,
sejumlah 35 daerah
belum menyusun Raperda
mengenai
Pemungutan PBB-P2
Sampai dengan Juli 2013,
sejumlah 35 daerah
belum menyusun Raperda
mengenai
Pinjaman Daerah
Pinjaman Daerah
ISUE STRATEGIS PINJAMAN DAERAH
ISUE STRATEGIS PINJAMAN DAERAH
1.Perlu adanya pemahaman yang utuh dari
Pemda dan DPRD terkait pinjaman daerah
seperti: kelengkapan dokumen persyaratan,
yang dapat berakibat menghambat proses
pertimbangan
Mendagri
dan
atau
persetujuan Menkeu;
2.Pengajuan
pinjaman
daerah,
perlu
memperhatikan besaran suku bunga bank
dan biaya adm bank lainnya
agar tidak
membebani APBD;
3.
Memenuhi
kewajiban
sebagaimana
diamanatkan PP 30 Thn 2011, pasal 36 ayat
(4) salinan perjanjian pinjaman jangka
menengah atau pinjaman jangka panjang
yang telah ditandatangani disampaikan
kepada BPK, Menkeu, dan Mendagri dan
pasal 59, untuk menyampaikan laporan
posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban
pinjaman kepada Mendagri setiap semester
dlm TA berjalan,
implikasinya adalah
sanksi
penundaan
penyaluran
dana
perimbangan.
1.Perlu adanya pemahaman yang utuh dari
Pemda dan DPRD terkait pinjaman daerah
seperti:
kelengkapan dokumen persyaratan,
yang dapat berakibat menghambat proses
pertimbangan
Mendagri
dan
atau
persetujuan Menkeu;
2.Pengajuan
pinjaman
daerah,
perlu
memperhatikan besaran suku bunga bank
dan biaya adm bank lainnya
agar tidak
membebani APBD;
3.
Memenuhi
kewajiban
sebagaimana
diamanatkan PP 30 Thn 2011, pasal 36 ayat
(4) salinan perjanjian pinjaman jangka
menengah atau pinjaman jangka panjang
yang telah ditandatangani disampaikan
kepada BPK, Menkeu, dan Mendagri dan
pasal 59, untuk menyampaikan laporan
posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban
pinjaman kepada Mendagri setiap semester
dlm TA berjalan,
implikasinya adalah
sanksi
penundaan
penyaluran
dana
perimbangan.
ESENSI
ESENSI
Pendapata
n
Pendapata
n
Belanja
Belanja
Defisit
APBD
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
SiLP
A
Cadangan
Dana
Penjualan
kekayaan daerah
yg dipisahkan
Penjam
an
Daerah
Penjam
an
Daerah
1. Pemerintah
2. Pemda Lainnya
3. Lembaga
Keuangan Bank
4. Lembaga
Keuangan Bukan
Bank
5. Masyarakat
(Obligasi
Daerah)
Sumber
Pinjaman
Sumber
Pinjaman
1. Jangka Pendek
2. Jangka
Menengah
3. Jangka Panjang
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya;
Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan;
Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas
transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan
ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD;
Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan;
Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam
bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD.
Kepala SKPD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, dan menyiapkan laporan Keuangan; sebagai sarana
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di lingkungan SKPDnya;
Laporan Keuangan SKPD terdiri dari laporan realisasi anggaran,
neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan;
Pejabat Pengelola Keuda menyelenggarakan akuntansi atas
transaksi keuangan, dan menyusun laporan keuangan
pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan yang dilampiri laporan
ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD;
Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan;
Laporan keuangan diperiksa BPK sebelum diajukan dalam
bentuk Rancangan Peraturan Daerah kepada DPRD.
Pokok-Pokok Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Pokok-Pokok Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
UU 34/2004
UU 34/2004
UU 33/2004
UU 33/2004
UU 17/2003
UU 17/2003
MEWAJIBKAN PEMERINTAH DAERAH
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
(SAP)
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
(SAP)
PERMENDAGRI
13/2006
PERMENDAGRI
13/2006
LAP KEU:
•
DIPAHAMI
•
RELEVAN
•
ANDAL
•
DAPAT
DIBANDING-KAN
LAP KEU:
•
DIPAHAMI
•
RELEVAN
•
ANDAL
•
DAPAT
DIBANDING-KAN
TERWUJUDNYA
AKUNTABILITAS
&
TRANSPARANSI
KEUANGAN
DAERAH
TERWUJUDNYA
AKUNTABILITAS
&
TRANSPARANSI
KEUANGAN
DAERAH
PP 58/2000
PP 58/2000
PP 24/2005
PP 71/2010
PP 24/2005
PP 71/2010
BERDASAR
SAP
BERDASAR
SAP
LAPORAN KEUANGAN
BERKUALITAS
PASAL 96LAP. KEU BERDASAR “
SAP”
PASAL 296 (AYAT 4) LAP. KEU BERDASARKAN “
SAP”
PASAL 32 (AYAT 1) LAP. KEU BERDASAR
SAP
UU 15/2004
UU 15/2004
Audit Oleh BPK :
Meningkatkan Kredibilitas
Laporan Keuangan
LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAN) LAP.KEUANGAN PP 24/2005 : (NERACA; LAP.ARUS KAS; LAP. REALISASI ANGGARAN; CATATAN ATAS LAP. KEUANGAN)
Pedoman-pedoman:
Pedoman-pedoman:
1. Surat Edaran Nomor SE.900/316/BAKD
, tanggal 5 april 2007, perihal
Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
2. Surat Edaran Nomor SE.900/743/BAKD
, tanggal 4 September 2007,
perihal Modul Akuntansi Pemerintah Daerah.
3. Permendagri Nomor 65/2007
tentang Pedoman Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan
Rancangan
Peraturan
Kepala
Daerah
tentang
Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
4. Surat Edaran Nomor SE.900/079/BAKD
, tanggal 12 Februari 2008,
perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
5. Surat Edaran Nomor SE.900/758/BAKD
, tanggal 13 Desember 2008,
perihal Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
6. Permendagri 55 Tahun 2008
tanggal 1 Desember 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
serta Penyampaiannya
7. Surat Edaran Nomor SE.900/762/BAKD
, tanggal 26 Oktober 2010,
perihal Panduan pengelolaan Kas daerah
1. Surat Edaran Nomor SE.900/316/BAKD
, tanggal 5 april 2007, perihal
Pedoman Sistem dan Prosedur Penatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
2. Surat Edaran Nomor SE.900/743/BAKD
, tanggal 4 September 2007,
perihal Modul Akuntansi Pemerintah Daerah.
3. Permendagri Nomor 65/2007
tentang Pedoman Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan
Rancangan
Peraturan
Kepala
Daerah
tentang
Penjabaran
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
4. Surat Edaran Nomor SE.900/079/BAKD
, tanggal 12 Februari 2008,
perihal Pedoman Penyusunan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
5. Surat Edaran Nomor SE.900/758/BAKD
, tanggal 13 Desember 2008,
perihal Modul Teknis Akuntansi dan Ilustrasi Penerapan Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
6. Permendagri 55 Tahun 2008
tanggal 1 Desember 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
serta Penyampaiannya
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
Catatan Atas Laporan Keuangan:
- Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf
- Atas akun-akun pada:
- Laporan Realisasi APBD,
- Neraca, dan
- Laporan Arus Kas.
Catatan Atas Laporan Keuangan:
- Menyajikan Informasi secara Kualitatif & Kuantitaf
- Atas akun-akun pada:
- Laporan Realisasi APBD,
- Neraca, dan
- Laporan Arus Kas.
Neraca Daerah
Aset
-
Aset Lancar
-
Investasi
-
Aset Tetap
-
Dana Cadangan
-
Aset Lain-lain
Kewajiban
- Kewajiban Jangka Pendek
- Kewajiban Jangka Panjang
Ekuitas Dana
- Ekuitas Dana Lancar
- Ekuitas Dana Investasi
- Ekuitas Dana Cadangan
Laporan Arus Kas
Saldo Awal
Penerimaan Operasional
Investasi
Pembiayaan
Pengeluaran Non Anggaran
Saldo Akhir
Laporan Arus Kas
Saldo Awal
Penerimaan Operasional
Investasi
Pembiayaan
Pengeluaran Non Anggaran
Saldo Akhir
Laporan Realisasi Anggaran
Anggaran – Realisasi Pendapatan
Anggaran – Realisasi Belanja
- Anggaran – Realisasi Surplus/Defisit
Anggaran – Realisasi Pembiayaan
SILPA
Laporan Realisasi Anggaran
Anggaran – Realisasi Pendapatan
Anggaran – Realisasi Belanja
- Anggaran – Realisasi Surplus/Defisit
Anggaran – Realisasi Pembiayaan
SILPA
Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Mekanisme Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Surat
Pernyataan
KDH
Surat
Pernyataan
KDH
LK Pemda
(LRA, Neraca,
LAK, CALK)
LK Pemda
(LRA, Neraca,
LAK, CALK)
Lap. Kinerja
&
Ikhtisar LK BUMD
Lap. Kinerja
&
Ikhtisar LK BUMD
Lap.
Hasil
Pemeriksaan
Lap.
Hasil
Pemeriksaan
Surat
Pernyataan
KDH
Surat
Pernyataan
KDH
LK Pemda
(LRA, Neraca,
LAK, CALK)
LK Pemda
(LRA, Neraca,
LAK, CALK)
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Melewati batas
waktu
Melewati batas
waktu
LK Pemda
(LRA, Neraca,
LAK, CALK)
LK Pemda
(LRA, Neraca,
LAK, CALK)
Lap.
Hasil Pemeriksaan
Lap.
Hasil Pemeriksaan
Tanggapan &
Penyesuaian
Tanggapan &
Penyesuaian
KDH
BPK
Penyampaian LK
Paling Lambat 3 Bulan
Setelah TA Berakhir
Pemeriksaan
Paling Lama 2 Bulan
Setelah LK Diterima
Pembahas
an
LK Pemda
Dengan
DPRD
Ya
Tidak
Lap. Kinerja
&
Ikhtisar LK BUMD
Lap. Kinerja
&
Ikhtisar LK BUMD
Lap. Kinerja
&
Ikhtisar LK BUMD
Lap. Kinerja
&
Ikhtisar LK BUMD
KUALITAS PENGELOLAAN APBD
KUALITAS PENGELOLAAN APBD
Ketepatan Waktu Penetapan Perda APBD (2010-2013);
Ketepatan Waktu Penetapan Perda APBD (2010-2013);
Kualitas Pendapatan APBD (Porsi PAD Terhadap
Pendapatan Daerah);
Kualitas Pendapatan APBD (Porsi PAD Terhadap
Pendapatan Daerah);
Kualitas Belanja APBD (Porsi Belanja Pegawai Terhadap
Belanja Daerah);
Kualitas Belanja APBD (Porsi Belanja Pegawai Terhadap
Belanja Daerah);
Kualitas Pelaksanaan APBD (Persentase Penyerapan
Belanja-SiLPA Rendah);
Kualitas Pelaksanaan APBD (Persentase Penyerapan
Belanja-SiLPA Rendah);
Kualitas Pertanggungjawaban APBD.
Kualitas Pertanggungjawaban APBD.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu
(2010-2013)
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu
(2010-2013)
2010
2011
2012
2013
20
22
24
26
28
30
2010
0
2011
2012
2013
50
100
150
200
250
300
350
131
Daerah
(26,68%)
131
Daerah
(26,68%)
160
Daerah
(32,59%)
160
Daerah
(32,59%)
257
Daerah
(52,34%)
257
Daerah
(52,34%)
PROVINSI
PROVINSI
KABUPATEN DAN KOTA
KABUPATEN DAN KOTA
34
UU 22/1999 dan UU 25/2009
Catatan:
1. Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan www.djpk.depkeu.go.id)
2. Angka Riil menggunakan IHK (BPS), Tahun Dasar 1995
Pendapatan Daerah
Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011
Pendapatan Daerah
(triliun rupiah)
Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan
TAHUN TOTAL PENDAPATAN PAD % DANA
PERIMBANGAN %
LAIN2 PD YG
SAH %
Provinsi,
Kabupaten
dan Kota
2009
388,34 62,69 16% 283,50 73% 42,15 11%2010
403,93 71,91 18% 292,61 72% 39,42 10%2011
477,76 90,15 19% 327,16 68% 60,45 13%2012
577,08 122,74 20% 381,07 66% 83,26 14%2013
682,34 140,27 21% 432,79 63% 109,28 16%Provinsi
2009
95,91 42,51 44% 43,63 45% 9,77 10%2010
102,43 47,33 46% 45,02 44% 10,07 10%2011
119,04 59,60 50% 47,43 40% 12,01 10%2012
162,76 75,07 46% 54,69 34% 33,00 20%2013
198,20 92,45 47% 62,88 32% 42,87 22%Kabupaten/
Kota
2009
292,43 20,18 7% 239,87 82% 32,38 11%2010
301,51 24,58 8% 247,58 82% 29,35 10%2011
358,72 30,55 9% 279,73 78% 48,44 14%2012
414,32 37,67 9% 326,38 79% 50,26 12%Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Trend Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
36
2009
2010
2011
2012
2013
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
388.34
403.93
477.76
576.71
682.34
95.91
102.43
119.04
162.76
198.20
292.43
301.51
358.72
413.95
484.14
PROV/KAB/KOTA
PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
(triliun rupiah)
Catatan:
37
2011 2012 2013
2011 2012 2013
2011 2012 2013
0
100
200
300
400
500
600
700
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Total Pendapatan
PROV/KAB/KOTA
PROVINSI
KAB/KOTA
Trend Pendapatan APBD dan Proporsi PAD
Tiga Tahun Terakhir
Trend Pendapatan APBD dan Proporsi PAD
Tiga Tahun Terakhir
477 T
577 T
682 T
119 T
162 T
198 T
358 T
414 T
484T
19% 20%
21%
50% 46%
47%
9% 9% 10%
90 T
122 T
140 T
38
UU 22/1999 dan UU 25/2009
Catatan:
1. Diolah dari beberapa sumber (www.djpk.depkeu.go.id dan Data APBD Ditjen Keuangan Daerah)
2. Angka Riil menggunakan IHK (BPS), Tahun Dasar 1995
Belanja Daerah
Agregat APBD Tahun 1994 s.d 2011
Belanja Daerah
Tahun
Belanja
Total
APBD
Belanja
Pegawai %
Belanja
Barang
& Jasa
%
Belanja
Modal
%
Provinsi,
Kabupaten
dan Kota
2009
429,33
180,31
42
79,58
19
114,52
27
2010
444,00
198,54
45
82,51
19
96,36
22
2011
513,34
228,34
44
103,83
20
113,57
22
2012
617,54
261,38
42
122,30
20
137,69
22
2013
736,56
296,08
40
148,05
20
175,51
24
Provinsi
2009
105,60
27,18
26
24,49
23
25,80
24
2010
113,13
29,83
26
26,95
24
26,30
23
2011
127,92
31,55
25
33,80
26
26,43
21
2012
174,02
35,53
20
41,99
24
31,82
18
2013
213,02
39,03
18
50,94
24
43,04
20
Kabupaten/
Kota
2009
322,72
151,44
47
54,92
17
87,30
27
2010
358,94
168,70
47
55,55
15
70,06
20
2011
385,42
196,80
51
70,04
18
87,14
23
2012
443,53
225,85
51
80,31
18
105,88
24
2013
523,54
257,05
49
97,11
19
132,47
25
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan
2011 2012 2013
2011 2012 2013
2011 2012 2013
0.00
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
600.00
700.00
800.00
228.34
261.38
296.08
31.55
35.53
39.03
196.80
225.85
257.05
513.34
617.54
736.56
127.92
174.02
213.02
385.42
443.53
523.54
25% 20% 18%
51% 51% 49%
PROV/KAB/KOTA
PROVINSI
KAB/KOTA
Trend Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai
Tiga Tahun Terakhir
Trend Belanja APBD dan Proporsi Belanja Pegawai
Tiga Tahun Terakhir
TOTAL
BELANJA
PROPORSI BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL
BELANJA
41
triliun rupiah triliun rupiah
Alokasi Belanja Modal
Provinsi TA. 2010-2013
Alokasi Belanja Modal
Provinsi TA. 2010-2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2010 2011 2012 2013
01. Aceh 10. Lampung 19. Kalimantan Selatan 28. N.T.B 02. Sumatera Utara 11. DKI Jakarta 20. Kalimantan Timur 29. N.T.T 03. Sumatera Barat 12. Jawa Barat 21. Sulawesi Barat 30. Maluku
04. Riau 13. Banten 22. Sulawesi Utara 31. Maluku Utara 05. Kepulauan Riau 14. Jawa Tengah 23. Gorontalo 32. Papua
06. Jambi 15. D.I. Yogyakarta 24. Sulawesi Tengah 33. Papua Barat 07. Bengkulu 16. Jawa Timur 25. Sulawesi Selatan
08. Sumatera Selatan 17. Kalimantan Barat 26. Sulawesi Tenggara 09. Bangka Belitung 18. Kalimantan Tengah 27. Bali
01. Aceh 10. Lampung 19. Kalimantan Selatan 28. N.T.B 02. Sumatera Utara 11. DKI Jakarta 20. Kalimantan Timur 29. N.T.T 03. Sumatera Barat 12. Jawa Barat 21. Sulawesi Barat 30. Maluku
04. Riau 13. Banten 22. Sulawesi Utara 31. Maluku Utara 05. Kepulauan Riau 14. Jawa Tengah 23. Gorontalo 32. Papua
06. Jambi 15. D.I. Yogyakarta 24. Sulawesi Tengah 33. Papua Barat 07. Bengkulu 16. Jawa Timur 25. Sulawesi Selatan
08. Sumatera Selatan 17. Kalimantan Barat 26. Sulawesi Tenggara 09. Bangka Belitung 18. Kalimantan Tengah 27. Bali
23,27
23,27 20,67 20,67
18,28 18,28
Catatan:
1. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2010 adalah 23,27%, dengan target Renstra 26% 2. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2011 adalah 20,67%, dengan target Renstra 27% 3. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Provinsi Tahun Anggaran 2012 adalah 18,28%, dengan target Renstra 28%
42
18,72
Alokasi Belanja Modal
Kabupaten/Kota TA. 2010 - 2013
Alokasi Belanja Modal
Kabupaten/Kota TA. 2010 - 2013
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0
10
20
30
40
50
60
70
2010
2011
2012
2013
43
Catatan:
1. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2010 adalah 21,17%, dengan target Renstra 26%
2. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2011 adalah 22,61%, dengan target Renstra 27%
3. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2012 adalah 23,87%, dengan target Renstra 28%
4. Rata-rata Alokasi Belanja Modal Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2013 adalah 24,73%, dengan target Renstra 29%
21,1 7
21,1 7
22,6 1 22,6
1 23, 87 23,
87 24,7
3
2010
2011
2012
2013
2010
2011
2012
2013
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
11%
11%
9%
9%
30%
36%
35%
35%
15,85
T
140,05
T
13.82 T
99,85 T
155,82
T
19,24
T
168,99
T
KABUPATEN/KOTA
PROVINSI
Rasio Anggaran Urusan Pendidikan Terhadap Total Belanja APBD
Empat Tahun Terakhir
Rasio Anggaran Urusan Pendidikan Terhadap Total Belanja APBD
Empat Tahun Terakhir
Persentase Anggaran Urusan Pendidikan terhadap Total Belanja APBD
Provinsi TA. 2010 - 2013
Persentase Anggaran Urusan Pendidikan terhadap Total Belanja APBD
Provinsi TA. 2010 - 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
2010 2011 2012 2013
01. Aceh 10. Lampung 19. Kalimantan Selatan 28. N.T.B 02. Sumatera Utara 11. DKI Jakarta 20. Kalimantan Timur 29. N.T.T 03. Sumatera Barat 12. Jawa Barat 21. Sulawesi Barat 30. Maluku
04. Riau 13. Banten 22. Sulawesi Utara 31. Maluku Utara 05. Kepulauan Riau 14. Jawa Tengah 23. Gorontalo 32. Papua
06. Jambi 15. D.I. Yogyakarta 24. Sulawesi Tengah 33. Papua Barat 07. Bengkulu 16. Jawa Timur 25. Sulawesi Selatan
08. Sumatera Selatan 17. Kalimantan Barat 26. Sulawesi Tenggara 09. Bangka Belitung 18. Kalimantan Tengah 27. Bali
01. Aceh 10. Lampung 19. Kalimantan Selatan 28. N.T.B 02. Sumatera Utara 11. DKI Jakarta 20. Kalimantan Timur 29. N.T.T 03. Sumatera Barat 12. Jawa Barat 21. Sulawesi Barat 30. Maluku
04. Riau 13. Banten 22. Sulawesi Utara 31. Maluku Utara 05. Kepulauan Riau 14. Jawa Tengah 23. Gorontalo 32. Papua
06. Jambi 15. D.I. Yogyakarta 24. Sulawesi Tengah 33. Papua Barat 07. Bengkulu 16. Jawa Timur 25. Sulawesi Selatan
08. Sumatera Selatan 17. Kalimantan Barat 26. Sulawesi Tenggara 09. Bangka Belitung 18. Kalimantan Tengah 27. Bali
11,31
11,31
10,80 10,80
UUD ‘45
UUD ‘45
5,81 5,81
45
30,1
7
30,1
7
36,3
3
36,3
3
UUD ‘45
UUD ‘45
35,7
1
35,7
1
Persentase Urusan Anggaran Pendidikan terhadap Total Belanja APBD
Kabupaten/Kota TA. 2010 - 2013
Persentase Urusan Anggaran Pendidikan terhadap Total Belanja APBD
Kabupaten/Kota TA. 2010 - 2013
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
2010
2011
2012
2013
Catatan:
1.
Rata-rata Alokasi Anggaran Pendidikan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2010
adalah 30,17%
2.
Rata-rata Alokasi Anggaran Pendidikan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011
adalah 36,33%
3.
Rata-rata Alokasi Anggaran Pendidikan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2012
adalah 35,71%
4.
Rata-rata Alokasi Anggaran Pendidikan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2013
46
31,84
Porsi Belanja Urusan Kesehatan
APBD Provinsi TA 2013
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Barat Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
Porsi Belanja Urusan Kesehatan
APBD Kabupaten/Kota per Provinsi TA 2013
Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Barat Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat
SiLPA Agregat Provinsi/Kabupaten/Kota TA
2013
49
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Te ngah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Te ngah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Barat Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Te ngah Sulawesi Selatan Sulawesi Te nggara Bali Nusa Te nggara Barat Nusa Te nggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 1,975.30 1,462.28 1,298.05 6,081.08 1,196.44 1,187.66 404.16 1,376.04 912.10 615.41 8,344.55 5,205.23 2,040.90 3,295.78 468.86 4,754.10 781.03 1,047.64 1,741.25 11,256.41 155.71 408.92 123.30 248.17 653.56 338.45 1,666.37 296.73 551.95 458.02 269.70 787.21 178.24
(miliar
rupiah)
(miliar
rupiah)
SiLPA Provinsi TA 2013
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Barat Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat- 1,000.00 2,000.00 3,000.00 4,000.00 5,000.00 6,000.00 7,000.00 8,000.00
1,673.32 385.05 286.00 1,834.86 213.58 206.02 84.47 295.72 377.59 - 8,344.55 989.95 364.30 300.00 190.05 867.92 150.00 73.47 297.00 1,500.00 55.57 66.14 50.60 75.00 123.46 1.44 741.57 17.69 53.11 37.03 100.00 25.00 - (miliar rupiah) (miliar rupiah)
SiLPA Kabupaten/Kota Per Provinsi TA 2013
51
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Barat Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat- 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00
301.98 1,077.23 1,012.05 4,246.22 982.86 981.65 319.70 1,080.33 534.51 615.41 - 4,215.28 1,676.60 2,995.78 278.82 3,886.17 631.03 974.17 1,444.25 9,756.41 100.14 342.78 72.70 173.17 530.10 337.01 924.80 279.04 498.84 420.98 169.70 762.21 178.24 (miliar rupiah) (miliar rupiah)
0
10
20
30
40
50
60
70
60 57
48
53 56 56 53 47
40 47
55
40
50 53 49 48 67
56 48
56 56 53
40 53
34
51 52
39 39 59
43 40
25
47 45 44
42 42 42 42 41
37 36 35 35 35 35
33 32 31 31
30 30 29 28 27 27 26
24 24 23 23 22
19 18 16
Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi
Triwulan II TA 2013
Pendapatan
Belanja
P
e
rs
e
n
46,55% 46,55%
29,42 % 29,42
%
Pendapatan
Belanja
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Kab/Kota Agregat
Triwulan II TA 2013
P
e
rs
e
n
49,
53
%
49,
53
%
27,
99
%
27,
99
%
Provinsi Kab/Kota Prov dan Kab/Kota 0
10 20 30 40 50 60
46.5
49.5 48.5
29.4
27.99 28.5
Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja
Agregat APBD Provinsi, Kab/Kota dan Provinsi dan Kab/Kota
Triwulan II TA 2013
Pendapatan
Belanja
P
e
rs
e
Persentase Realisasi Pendapatan dan
Belanja
APBD Provinsi Triwulan III TA 2013
Persentase Realisasi Pendapatan dan
Belanja
APBD Provinsi Triwulan III TA 2013
Nang groe
Ace h Da
russ alam
Sum ater
a Ut ara
Sum ater
a Ba ratRiau
Kepu laua
n Ri au Jam bi Beng kulu Sum ater
a Se lata n Kep. Ban gka Belit ung Lam pung
DKI J akar ta Jawa Bar at Bant en Jaw a Te
ngah
DI Yo gyak arta Jawa Tim ur Kalim anta
n Ba rat
Kalim anta
n Te ngah
Kalim anta
n Se lata
n
Kalim anta
n Ti mur Sula wesi Bara t Sula wesi Uta ra Goro ntal o Sula wes
i Ten gah
Sula wes
i Sel atan
Sula wesi
Teng garaBali
Nusa Teng gara Bar at Nusa Teng gara Tim ur Malu ku Malu ku U
tara Papu
a
Papu a Ba
rat 0 20 40 60 80 100 120 78 62 77 63 51 82 77 68 76 61 66 85
81 84 83 84
77 79 76 75 77 8481
72 7277 85 71 80 73 81 76 100 39 46 55 40 51 50 45 63 44 59 40 54 48 63 57 69
55 55 58 57 46
58 66
60
51 50 49
64 64 63 74
46 48
Pendapatan Belanja
Realisasi Pendapatan dan Belanja
APBD Provinsi Triwulan III TA 2013
Realisasi Pendapatan dan Belanja
APBD Provinsi Triwulan III TA 2013
Pendapatan
Belanja
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
1
9
9
.3
1
2
1
6
.8
2
1
4
9
.0
4
1
1
1
.0
4
Anggaran
Realisasi
T
ri
ly
u
n
R
u
p
ia
h
74
,3
0
%
74
,3
0
%
51
,2
1
%
51
,2
1
%
Persentase Realisasi Pendapatan dan Belanja
Provinsi, Kab/Kota dan Agregat Triwulan III TA 2013
Provinsi Kab/Kota Agregat 0
10 20 30 40 50 60 70 80
74.78 75.19 74.99
51.21 51.16 51.19
2009
2010
2011*)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
3%
6%
16%
65%
66%
74%
10%
5%
1%
22%
23%
9%
WTP
WDP
TW
TMP
Perkembangan Opini Audit BPK-RI atas LKPD
Tiga Tahun Terakhir
Perkembangan Opini Audit BPK-RI atas LKPD
Tiga Tahun Terakhir
61
Penganggaran APBD 2013
46.64%
49.86%
3.50%
PAD
Komposisi Penganggaran Pendapatan APBD
Provinsi 2013
18.32%
23.91%
20.20%
18.37%
9.57%
9.02%
0.60%
B.Pegawai B. Barang dan Jasa B. Modal B. Hibah dan Bansos B. Bagi Hasil B. Bantuan Keuangan
Komposisi Penganggaran Belanja APBD
Provinsi 2013
Kab.
Kota
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Lain-Lain Pendapata n Daerah Yang Sah Transfer Pusat PAD 29,15T 334,85T 23,32T 18,54T 66,88T 9,96TKomposisi Penganggaran Pendapatan APBD
Kabupaten/Kota 2013
Kab.
Kota
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 2 0 5 .3 5 5 1 .7 0 7 5 .7 9 2 1 .3 2 1 0 6 .2 3 2 6 .2 4 1 4 .5 7 3 .4 8 1 .2 1 0 .0 6 1 4 .8 3 1 .2 2 1 .9 7 0 .5 0 B. Pegawai B. Barang dan JasaB. Modal B. Hibah dan Bansos B.Bagi Hasil B. Bantuan Keuangan B. Lainnya triliun rupiah
Rata-Rata Kontribusi DAU
terhadap Total Pendapatan Daerah
TA 2013
Rata-Rata Kontribusi DAU
terhadap Total Pendapatan Daerah
TA 2013
PROVINSI
DA
U
15,
70
%
Selai
n
DAU
84,3
0%
KABUPATEN/KOTA
DAU 57,66% Diluar DAU
KABUPATEN/KOTA TOTAL PENDAPATAN
DAERAHNYA LEBIH DARI 80% BERASAL DARI
DAU TA. 2013
KABUPATEN/KOTA TOTAL PENDAPATAN
DAERAHNYA LEBIH DARI 80% BERASAL DARI
DAU TA. 2013
NO.
DAERAH
PENDAPATAN
TOTAL
DAU
Nominal
%
1
Kab. Mappi
694.349.572.019,00
624.173.975.800,00
89,89%
2
Kab. Banggai Kepulauan
521.399.708.594,00
446.340.738.000,00
85,60%
3
Kota Kotamobagu
378.864.076.800,00
311.773.832.000,00
82,29%
4
Kab. Gunung Sitoli
436.122.918.627,00
356.042.897.000,00
81,64%
5
Kab. Ciamis
1.606.206.477.019,00 1.303.907.527.000,00
81,18%
6
Kab. Tanah Datar
726.227.151.385,66
587.104.249.000,00
80,84%
7
Kab. Tasikmalaya
1.519.813.246.799,00 1.225.934.879.000,00 80,66%
8
Kab. Mandailing Natal
780.589.720.557,00
625.543.432.000,00
80,14%
9
Kab. Pontianak
579.345.521.859,00
463.983.726.000,00
80,09%
10
Kab. Seram Bagian Barat
551.352.505.000,00
441.210.135.000,00
80,02%
Rata-rata Alokasi DAU Kabupaten/
Kota
Rata-rata Alokasi DAU Kabupaten/
Kota
DAU
Belanja
Pegawai
59,41%
biaya
urusan
daerah
dalam
rangka
pelaksanaa
Alokasi Belanja Pegawai BTL Berada Diatas Total
DAU TA 2013
NO
DAERAH
DAU
BELANJA PEGAWAI
SELISIH LEBIH
1
Kab. Kutai Kertanegara150.245.858.000,00 1.705.858.309.328,11
(1.555.612.451.328,1
1)
2
Kab. Bengkalis 31.862.241.000,00 981.036.736.455,92 (949.174.495.455,92)3
Kab. Badung 372.625.383.000,00 928.622.879.653,79 (555.997.496.653,79)4
Kota Surabaya 1.160.025.693.000,00 1.708.378.288.132,00 (548.352.595.132,00)5
Kota Medan 1.270.244.794.000,00 1.786.013.175.000,00 (515.768.381.000,00)6
Kab. Siak 272.530.626.000,00 594.259.105.850,95 (321.728.479.850,95)7
Kota Palembang 1.125.008.000.000,00 1.399.497.795.380,00 (274.489.795.380,00)8
Kab. Paser 301.950.343.000,00 574.119.474.282,85 (272.169.131.282,85)9
Kota Bandung 1.485.941.032.000,00 1.726.506.447.935,00 (240.565.415.935,00)10
Kab. Kampar 685.859.400.000,00 916.250.913.363,00 (230.391.513.363,00)11
Kota Tarakan 249.444.302.000,00 470.609.025.021,25 (221.164.723.021,25)12
Kab. Musi Banyu Asin 451.257.714.000,00 633.800.499.100,00 (182.542.785.100,00)13
Kota Samarinda 579.634.968.000,00 753.195.126.689,00 (173.560.158.689,00)14
Kab Bulungan 326.787.105.000,00 484.026.430.858,00 (157.239.325.858,00)15
Kota Bontang 140.109.328.000,00 292.208.125.114,00 (152.098.797.114,00)16
Kota Batam 528.839.827.000,00 671.115.556.257,60 (142.275.729.257,60)17
Kota Balikpapan 427.133.126.000,00 567.377.783.987,35 (140.244.657.987,35)18
Kab. Penaja, Paser Utara 194.579.185.000,00 326.331.290.196,00 (131.752.105.196,00)19
Kota Semarang 1.054.002.569.000,00 1.183.652.745.000,00 (129.650.176.000,00)20
Kab. Kutai Timur 506.528.289.000,00 629.057.538.211,00 (122.529.249.211,00)21
Kab. Rokan Hilir 388.866.199.000,00 505.683.008.063,00 (116.816.809.063,00)22
Kab. Karanganyar 810.216.582.000,00 916.820.430.000,00 (106.603.848.000,00)23
Kab. Sleman 891.589.912.000,00 992.715.698.928,80 (101.125.786.928,80)24
Kab. Tabalong 405.082.029.000,00 501.633.473.357,00 (96.551.444.357,00)25
Kota Bekasi 1.051.235.707.000,00 1.147.225.247.580,00 (95.989.540.580,00)26
Kab. Natuna 177.949.262.000,00 268.406.772.245,00 (90.457.510.245,00)27
Kota Dumai 345.090.262.000,00 427.053.115.030,25 (81.962.853.030,25)28
Kab. Kep. Anambas 233.124.880.000,00 309.751.284.394,00 (76.626.404.394,00)29
Kab. Pati 960.479.326.000,00 1.035.009.442.000,00 (74.530.116.000,00)30
Kab. Nganjuk 928.265.611.000,00 1.002.406.751.673,00 (74.141.140.673,00)Lanjutan...
NO
DAERAH
DAU
BELANJA PEGAWAI
SELISIH LEBIH
32
Kab. Karimun 306.219.557.000,00 376.912.324.605,00 (70.692.767.605,00)33
Kab. Indramayu 1.134.695.113.000,00 1.202.361.748.000,00 (67.666.635.000,00)34
Kab. Lahat 566.788.216.000,00 630.844.211.890,00 (64.055.995.890,00)35
Kab. Tanah Tidung 133.386.322.000,00 197.015.056.269,47 (63.628.734.269,47)36
Kab. Gianyar 609.293.266.000,00 670.620.249.769,37 (61.326.983.769,37)37
Kab. Wonogiri 917.476.557.000,00 978.297.272.084,00 (60.820.715.084,00)38
Kota Surakarta 659.647.382.000,00 719.173.171.000,00 (59.525.789.000,00)39
Kota Pekanbaru 738.107.469.000,00 795.863.777.358,00 (57.756.308.358,00)40
Kab. Kuningan 998.586.961.000,00 1.054.403.055.131,00 (55.816.094.131,00)41
Kota Cimahi 489.174.792.000,00 543.799.189.863,00 (54.624.397.863,00)42
Kab. Sragen 869.155.545.000,00 922.336.286.000,00 (53.180.741.000,00)43
Kota Banjarmasin 631.124.460.000,00 683.553.789.750,00 (52.429.329.750,00)44
Kab. Majalengka 995.993.633.000,00 1.045.630.332.143,50 (49.636.699.143,50)45
Kab. Klaten 1.066.318.427.000,00 1.115.667.957.000,00 (49.349.530.000,00)46
Kota Ambon 551.507.941.000,00 593.968.834.946,00 (42.460.893.946,00)47
Kab. Bintan 288.685.934.000,00 318.800.455.975,00 (30.114.521.975,00)48
Kab. Purworejo 793.904.679.000,00 819.010.786.000,00 (25.106.107.000,00)49
Kab. Bojonegoro 876.021.914.000,00 899.932.399.091,04 (23.910.485.091,04)50
Kab. Banyumas 1.127.939.000.000,00 1.148.585.819.917,00 (20.646.819.917,00)51
Kab. Tanah Laut 439.195.379.000,00 458.722.476.017,