FREQUENCY HOPPING
TUGAS
AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Disusun oleh
WIDYONO
NIM : 035114022
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements
to obstain the
Sarjana Teknik
Degree
in Electrical Engineering
By :
WIDYONO
Student Number : 035114022
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2007
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah”
Yogyakarta,
17
September
2007
Penulis,
Widyono
Three Way:
HE says: Yes and
Gives You
What You Want
HE says: No and
Gives You
Something Better
HE says: Wait and
Gives You The Best
In HIS Own Time.
Ku persembahkan karyaku ini untuk
Tuhan yang Maha Kuasa
Papa dan Mama Ku yang Tercinta
Kakak Ku yang Tersayang
Dan Untuk Semua yang Mempercayai Ku
Teknik
frequency hopping
(FH) merupakan salah satu metode transmisi data
dalam bidang telekomunikasi. Dengan
frequency hopping,
gangguan-gangguan pada
telekomunikasi seperti
jamming
dan
noise
dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan
untuk menghasilkan pemancar FM dengan
frequency hopping
.
Radio penerima FM dengan
frequency hopping
ini terdiri dari dua bagian
utama yaitu bagian pengolahan sinyal radio dan bagian osilator lokal dan pengaturan
frequency hopping
. Bagian pengolahan sinyal radio terdiri dari panguat RF,
mixer
,
dan penguat IF. Bagian osilator lokal dan pengaturan
frequency hopping
terdiri dari
PLL (
Phase Lock Loop
), VCO (
Voltage Controlled Oscilator
),
timer
, dan pembagi
terprogram.
Hasil dari penelitian ini adalah radio penerima FM dengan
frequency
hopping
yang dapat bekerja secara baik dan dapat digunakan baik di dalam ruangan
maupun di luar ruangan. Radio penerima ini bekerja dengan frekuensi
carrier
yang
bergantian pada dua frekuensi yang berbeda yaitu 90 MHz dan 100 MHz dengan
periode
hopping
0,5 detik.
Kata kunci :
frequency hopping
, FM.
to produce FM receiver with frequency hopping.
The FM receiver with frequency hopping is consists of two part. First, radio
signal processing. This part is consists of RF amplifier, mixer, and IF amplifier. The
second is local oscillator and frequency hopping control. This part is consists of PLL
(Phase Lock Loop), VCO (Voltage Controlled Oscillator), timer, and programmable
counter.
The result of the research is the FM receiver with frequency hopping that can
work properly and can be used both indoor and outdoor. The receiver operates in two
carrier frequency, 90 MHz and 100 MHz with 0.5 second hopping period.
Keyword : Frequency Hopping, FM (Frequency Modulation).
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul.
“Radio Penerima FM dengan
Frequency Hopping
”
.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik. Dalam penyusunannya, banyak pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan pada penulis, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Bapak Damar Widjaja, ST., MT., selaku Pembimbing I dan Bapak Alexius
Rukmono, ST. selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing penulis. Terima kasih pula untuk seluruh
dosen-dosenku di Fakultas Teknik atas segala ilmunya yang berguna
2.
Papa, Mama, dan kakak saya di Pontianak, atas segala doa dukungan
sehingga tugas akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya.
3.
Teman-teman bimbingan pak Damar, terutama untuk teman-teman
“Frequency Hopping”
(Merry, Roni, Kelik), atas segala bantuan dan
masukan agar alat tugas akhir saya dapat bekerja dengan tepat.
4.
Teman-teman TE ’03, Winarto, Bakri, Opank, Yosep, Inggit, Angga,
Gigih, Suryo, Yohe, Suvendy, Alex, BoyK, Denis, Rony, Dese dan masih
banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, atas
kebersamaannya selama di TE USD ini.
5.
Teman-teman TE ’04, Willi dan Sevriady yang telah banyak
meminjamkan alat-alat untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7.
Bapak, Ibu serta teman-teman kost Tasura 52, Njoo, Jigo, Eka, Jimbong,
William, Hartono, Winarto, Maman, Hermes, Aan, Anton, dan Jerry, atas
segala kerbersamaannya selama ini di kost kita.
8.
Teman-teman lain, Jenny, Agnes, Lucy, Anna, Angger, Shinta, Ermin,
Dewi, Mia, Lulu, Erika, Miranda, Yuliana, dan Monic yang telah memberi
semangat kepada saya untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.
9.
Teman-teman di Komunitas Paingan, Suster Okta, Mbak Nita, Mas Darto,
atas semua canda tawa selama ini di komunitas kita.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
Pembaca agar dalam proses penulisan di kemudian hari dapat semakin baik. Semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat secara luas, baik bagi penulis maupun bagi semua
pihak yang membacanya.
Yogyakarta, 17 September 2007
Penulis
HALAMAN JUDUL………
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……….
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI………..
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….
v
HALAMAN PERSEMBAHAN………..
vi
INTISARI……….
vii
ABSTRACT
………...
viii
KATA PENGANTAR……….
ix
DAFTAR ISI………
xi
DAFTAR GAMBAR………...
xiv
DAFTAR TABEL………
xvii
DAFTAR LAMPIRAN………...
xviii
BAB 1. PENDAHULUAN………
1
1.1. Latar Belakang………..
1
1.2. Batasan Masalah………...
4
1.3. Manfaat dan Tujuan Penelitian………..
5
1.4. Metodologi Penulisan……….
5
1.5. Sistematika Penulisan……….
6
BAB 2. DASAR TEORI... 8
2.1. Penerima FM...
8
2.1.1.
Modulasi
Frekeunsi...
8
2.1.2.3.
Penguat
IF...
15
2.2. Kalang Fase Terkunci...
16
2.2.1.
Pembanding
Fase...
17
2.2.2. Osilator Terkendali Tegangan...
20
2.3.
Timer
... 21
2.3.
Frequency
Hopping
... 23
BAB 3. PERANCANGAN...
26
3.2. Bagian Pengolahan Sinyal Radio...
27
3.2.1.
Penguat
RF...
28
3.2.2.
Mixer
dan penguat IF...
31
3.3. Bagian Osilator Lokal dan Pengaturan
Frequency Hopping
... 31
3.3.1.
Osilator
Lokal...
32
3.3.2.
PLL...
33
3.3.3.
VCO...
34
3.3.4.
Timer
... 35
3.3.5.
Programmable Counter
... 37
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN...
40
.4.1. Perangkat Keras Hasil Perancangan...
40
4.2. Hasil Pengujian... 42
4.2.1. Pengujian Kualitas Penerimaan...
42
4.2.2.
Pengamatan
Frequency Hopping
... 52
4.2.2.1. Bagian Osilator Lokal dan
Frequency Hopping
.... 52
4.2.2.2.
Timer
... 57
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN... 59
5.1.
Kesimpulan...
59
5.2.
Saran...
59
DAFTAR PUSTAKA... 61
Gambar 2.1
. Modulasi Frekuensi...
8
Gambar 2.2
Diagram blok penerima... 9
Gambar 2.3
Rangkaian Tertala Seri...
10
Gambar 2.4
Rangkaian Tertala Paralel... 11
Gambar 2.5
Rangkaian Penguat Tertala... 13
Gambar 2.6
Grafik Ic-hfe transistor 2N2222A...
14
Gambar 2.7
Konfigurasi pin-pin CXA1536... 15
Gambar 2.8
Diagram blok PLL... 16
Gambar 2.9
Dua gelombang sinus dengan fasa berbeda... 17
Gambar 2.10
Rangkaian IC 74HC4046………
19
Gambar 2.11
Karakteristik
Phase Comparator
………. 19
Gambar 2.12
VCO dengan dioda varaktor... 20
Gambar 2.13
IC
timer
555...
22
Gambar 2.14
Teknik
frequency hopping
... 23
Gambar 2.15
Interferensi pada transmisi
Frequency Hopping
... 25
Gambar 3.1
Diagram blok radio penerima FM
frequency hopping
... 26
Gambar 3.2
Rankaian penguat RF tertala keluaran... 30
Gambar 3.3
Rangkaian
mixer
dan penguat IF... 31
Gambar 3.4
Rangkaian pembagi frekuensi... 32
Gambar 3.5
Rangkaian PLL...
33
Gambar 3.6
Rangkaian
Voltage Controlled Oscilator
... 34
Gambar 3.10
Bentuk dari TC9122...
38
Gambar 3.11
Diagram blok dari TC9122...
38
Gambar 3.11
Rangkaian
programmable counter
... 39
Gambar 4.1
Blok penerima
frequency hopping
FM...
40
Gambar 4.2
Pengujian kualitas penerimaan...
43
Gambar 4.3
Daya pemancar...
43
Gambar 4.4
Bandwidth pemancar...
45
Gambar 4.5
Sinyal keluaran penguat RF pada saat 90MHz...
46
Gambar 4.6
Sinyal keluaran penguat RF pada saat 100MHz...
47
Gambar 4.7
Spektrum
mixer
... 49
Gambar 4.8
Sinyal informasi 2KHz...
51
Gambar 4.9
Spektrum frekuensi audio pada penerima FM dengan frekuensi
carrier
90 MHz...
51
Gambar 4.10
Spektrum frekuensi audio pada penerima FM dengan frekuensi
carrier
90 MHz...
51
Gambar 4.11
Sinyal VCO saat 90,3MHz... 53
Gambar 4.12
Sinyal VCO saat 99,5MHz...
54
Gambar 4.13
Pengujian kestabilan VCO saat
hopping
... 55
Gambar 4.14
Bentuk keluaran
timer
... 57
Tabel 4.2
. Data kestabilan sinyal...
55
Gambar Rangkaian Keseluruhan
L1
Data spektrum frekuensi sinyal informasi pada radio penerima
L2
Datasheet
2N2222...
L3
Datashee
CXA1538... L4
Datasheet
74HC/HCT4046... L5
Datasheet
LM555...
L6
Datasheet
HEF4060...
L7
Datasheet
MBV2109...
L8
Datasheet
TC9122P...
L9
1.
Latar Belakang
Apa itu
frequency
hopping
? Mungkin seperti itulah pertanyaan orang-orang
awam. Frekuensi
hopping
adalah suatu teknik modulasi dimana sinyal informasi yang
akan dikirimkan dimodulasi dengan sinyal
carrier
yang frekuensinya berganti-ganti
selama komunikasi berlangsung. Teknik modulasi dengan
frequency
hopping
ini
pertama kali digunakan oleh negara Cuba pada masa krisisnya. Kemudian teknik ini
dikembangkan oleh para ahli di IEEE dan implementasi pertama pada 802.11b (WiFi)
[1]. Pada teknik
frequency
hopping
ini, frekuensi
carrier
dari suatu sinyal akan
berubah-ubah, oleh karena itu pada penerima (
receiver
) harus bisa menyesuaikan
frekuesi
carrier
dari pemancar (
transmitter
). Frekuesi
carrier
yang berubah-ubah
tersebut tentu saja masih memiliki pola tertentu, pola tersebut diistilahkan sebagai
pseudo-random frequency sequence
. [1],[2]
Alasan dikembangkanya teknik modulasi
frequency
hopping
karena adanya
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1.
Dapat menghindari penyadapan, hal ini dikarenakan sinyal informasi dikirimkan
dengan menggunakan sinyal
carrier
yang berubah-ubah tiap waktu.
2.
Tidak mudah terinteferensi.
Tetapi teknik modulasi ini juga tidak terlepas dari kekurangan.
Kekuranganya adalah jika terdapat kesalahan pada pengiriman, baik di pemancar
ataupun dipenerima, untuk mendapatakan secara lengkap, sinyal tersebut harus
dikirim ulang. Berikut dibawah ini akan ditunjukkan gambar ilustrasi untuk frekuesi
hopping
:[1]
(a)
(b)
Gambar 1.1
. Ilustrasi untuk
frequency
hopping
[1]
Aplikasi yang paling jelas dari FH (frekuesi
hopping
) ini adalah pada sistem
transimisi CDMA. Pada sistem CDMA yang menggunakan FH, setiap pasangan
pemancar dan penerima memiliki pola FH
pseudorandom
yang tertentu. Sistem
CDMA dengan FH ini lebih cocok digunakan pada pengguna yang
mobile
atau
berpindah-pindah karenaketepatan waktu tidak begiu berpengaruh dibanding dengan
sistem CDMA dengnan DS (
Delay Spread
). [2]
carrier
. Pada umunnya, FM digunakan pada VHF (
Very High Frequency
) untuk
pancaran kecepatan tinggi yang berupa pembicaraan atau musik. Pada TV analog
biasa, suara dari TV tersebut juga dikirikan dengan teknik modulasi FM. Salah satu
keunggulan dari FM ini adalah
bandwidth
yang besar. Karena
bandwidth
yang besar
ini, FM ini dimanfaatkan untuk komunikasi suara dengan tujuan komersial yang
sering disebut radio amatir. Ada beberapa jenis dari FM, FM yang digunakan pada
radio amatir disebut
wide
-FM atau W-FM, untuk komuniasi radio dua arah disebut
narrow
-FM.[3]
Ada 2 jenis aplikasi dari FM, yaitu aplikasi analog dan digital. Untuk
aplikasi analog maksudnya adalah sinyal informasi berupa sinyal analog, seperti
contonya suara. Contoh dari aplikasi analog adalah radio amatir. Sedangakan untuk
aplikasi digital maksudnya adalah sinyal informasi berupa sinyal digital. Pada
aplikasi digital biasanya digabungkan dengan
shift keying
.
Shift keying
adalah suatu
metode yang berfungsi mengubah sinyal digital ke sinyal analog dan sebaliknya. Jadi
secara umum, FM hanya bisa memodulasi sinyal analog, sedangkan pada pengiriman
sinyal digital, sinyal tersebut harus diubah terlebih dahulu ke sinyal analog, kemudian
setelah pengiriman sinyal tersbut diubah kembali ke sinyal digital. [3]
Dalam skripsi ini akan digabungakan antara teknik frekuensi
hopping
2.
Batasan Masalah
Pembatasan masalah tentang sistem yang akan dirancang dan diteliti adalah
a.
Sistem penerima FM akan dibahas secara mendalam karena bagian ini merupakan
inti dari sistem ini.
b.
Untuk sistem pemancar FM baik yang biasa maupun frekuensi
hopping
tidak
akan dibahas.
c.
Osilator lokal pada radio penerima FM ini akan diganti dengan PLL (
Phase Lock
Loop
) agar bisa didapat sinyal pembawa yang baik dan sekaligus juga dapat mengatur
pergantian frekuensi sinyal pembawa.
d.
Sinyal pembawa pada sistem yang akan dirancang ini, hanya terdiri dari 2
frekuensi dengan waktu masing-masing frekuensi adalah 0.5 detik.
e.
Frekuensi sinyal pembawanya adalah 90MHz dan 100MHz.
f.
Karakter tulisan tanpa batas.
3.
Manfaat dan Tujuan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah mencari cara baru dalam sistem
telekomunikasi untuk menghindari gangguan-gangguan seperti inteferensi sinyal lain,
4.
Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan proposal Tugas Akhir ini menggunakan beberapa
metodologi penelitian sebagai berikut :
a.
Studi pustaka; yaitu mengumpulkan data dan mempelajari berbagai informasi yang
relevan dengan penelitian yang berasal dari buku pustaka, makalah, catatan kuliah, dan
internet.
b.
Wawancara dan diskusi; yakni melakukan wawancara dan diskusi dengan dosen
pembimbing maupun dosen yang relevan dibidangnya dan mahasiswa yang mengerti
tentang dasar-dasar prinsip bagian-bagian dari penelitian.
c.
Mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang didapat dalam penelitian alat ini.
5.
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
BAB III PERANCANGAN
Bab ini akan berisi alur perancangan dan perhitungan nilai-nilai komponen
yang digunakan. Di dalam bab ini lebih banyak dibahas blok-blok dari sistem
penerima FM frekuensi
hopping
.
BAB IV DATA PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi data-data hasil percobaan setelah pembuatan alat selesai.
Kemudian data-data tersebut dibandingkan dengan data-data hassil perhitungan
dalam pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
2.1.
Penerima FM
2.1.1
Modulasi Frekuensi (
Frequency Modulatio,
FM)
Modulasi adalah proses pengubahan atau pengaturan parameter sinyal
berfrekuensi tinggi oleh sinyal informasi berfrekuensi rendah [3]. FM merupakan
salah satu jenis modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa (
carrier
) akan berubah
seiring perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo relatif sama.
Sinyal informasi dinyatakan sebagai[4]
V
m(t) = V
mo( t +
Φ
)
(2.1)
Sinyal pembawa dinyatakan sebagai
V
c(t) = V
cosin ( 2
π
f
ct +
Φ
)
(2.2)
Dan sinyal FM dinyatakan sebagai
V
FM(t) = V
cosin (2
π
[f
c+ (
Δ
f / V
mo) V
m(t) ] t +
Φ
)
(2.3)
Untuk bentuk dari sinyal FM ditunjukkan Gambar 2.1
Gambar 2.1
. Modulasi Frekuensi [5].
(a)
Sinyal informasi. (b) Sinyal carrier. (c) Gelombang termodulasi frekuensi
dengan tegangan sebagai fungsi waktu. (d) Gelombang termodulasi frekuensi
dengan frekuensi sebagai fungsi waktu.
2.1.2
Penerima FM
Pesawat penerima harus melaksanakan sejumlah fungsi. Pertama, penerima
harus dapat memilih sinyal radio FM yaitu dari 88MHz sampai 108MHz dan menolak
sinyal yang diterima tersebut agar dapat digunakan pada proses selanjutnya.
Akhirnya, penerima harus dapat memisahkan sinyal informasi dari sinyal pembawa
dan menyampaikan kepada pemakai[5].
Gambar 2.2
Diagram blok penerima FM [6]
Gambar 2.2 menunjukkan diagram blok penerima FM secara umum.
Penjelasan tiap blok adalah sebagai berikut :
2.1.2.1
Rangkaian Penguat RF Tertala
2.1.2.1.1
Rangkaian tertala
Rangkaian tertala adalah rangkaian yang tergantung dari frekuensinya.
Rangkaian ini biasa dipakai dalam tapis (
filter),
osilator, dan penguat radio.
Rangkaian ini didapatkan dari merangkai induktor dan kapasitor baik secara seri
maupun paralel [7].
Rangkaian tertala seri terdiri atas kumparan yang dihubungkan seri dengan
Gambar 2.3
Rangkaian Tertala Seri [7]
Rumus untuk rangkaian tertala seri adalah sebagai berikut: [7]
Zs = r + jX
(2.4)
Zs = r + j (
ω
L
-C
ω
1
)
(2.5)
Besarnya impedansi adalah:
2
2
X
r
Zs
=
+
(2.6)
karena:
ω
L =
C
ω
1
(2.7)
maka
ω
=
LC
1
(2.8)
sehingga
fo =
LC
π
2
1
Sedangkan rangkaian tertala paralel terdiri atas kumparan yang dihubungkan
paralel dengan sebuah kapasitor. Gambar rangkaian dari rangkaian tala paralel
ditunjukkan oleh Gambar 2.4 [7]
Gambar 2.4
Rangkaian Tertala Paralel [7]
Rumus untuk rangkaian tertala paralel adalah sebagai berikut: [7]
fo =
2 2
1
2
1
L
R
LC
−
π
(2.10)
jika L
2>> R
2, maka
fo =
LC
π
2
1
(2.11)
Pada saat frekuensi resonansi maka: [7]
a.
Rangkaian bertindak sebagai resistansi murni. Untuk rangkaian seri, impedansi
minimum, sedang untuk rangkaian paralel impedansinya maksimum.
b.
Arus catu berada sefase dengan tegangan catu. Untuk rangkaian seri, arus catu
2.1.2.1.2
Faktor Q
Faktor Q disebut juga dengan faktor kualitas yang dapat didefinisikan
sebagai perbandingan reaktansi induktif pada resonansi terhadap resistansi pada
rangkaian yang ditala. Faktor Q ini akan mempengaruhi bandwidth. Pada rangkaian
ditala seri mempunyai faktor Q sebesar[7]
Q =
C
L
R
1
(2.12)
sehingga faktor Q pada rangkaian ditala seri disebut juga faktor penguatan tegangan
karena memberikan perbandingan besarnya tegangan reaktif terhadap tegangan yang
diterapkan pada saat resonansi. Sedangkan pada rangkaian ditala paralel mempunyai
faktor Q sebesar
Q =
R
L
ω
(2.13)
2.1.2.1.3
Penguat Tertala
Penguat tertala adalah penguat yang mempunyai
bandwidth
sangat sempit,
karena memiliki faktor Q yang besar. [7]
Gambar 2.5
Rangkaian Penguat Tertala [7]
Dengan analisis DC adalah [7]
a.
Bagian Keluaran
Vcc = Ic.Rc + Vce + Ie.Re
(2.14)
b.
Bagian Masukan
Re
.
.
Rb
Vbe
Ie
Ib
Vcc
=
+
+
(2.15)
Untuk mendapatkan nilai Ic dan
β
digunakan grafik Ic-hfe (pada suhu
kamar) yang diperoleh dari
datasheet
transistor yang digunakan, seperti ditunjukkan
Gambar 2.6
Grafik Ic-hfe transistor 2N2222A [8]
2.1.2.2
Mixer FM
Pada bagian mixer berfungsi untuk mengurangi frekuensi penerimaan
menjadi frekuensi intermediate. Mixer juga menerima sebuah sinyal dari osilator
lokal. Kedua sinyal tersebut kemudian dicampur bersama untuk menghasilkan IF
yang kemudian akan diproses lagi.[9]
OL RX IF
f
f
f
=
−
(2.16)
Karena tidak ada frekeunsi yang bernilai negative maka,
OL RX IF
f
f
f
=
−
(2.17)
Pada perancangan, mixer menggunakan IC CXA1536. Gambar 2.7
Gambar 2.7
Konfigurasi pin-pin dan skema rangkaian CXA1538 [10]
2.1.2.3
Penguat IF
Penguat IF mempunyai dua fungsi utama, yang pertama adalah sebagai filter
bandpass
dan yang kedua adalah sebagai penguat sinyal yang diterima dari mixer.
Setelah dikonversi ke frekuensi
intermediate
, sinyal keluaran
mixer
dikuatkan oleh
beberapa penguat IF. Hampir semua penguatan dari penerima radio dihasilkan pada
bagian penguat IF. Keseluruhan
bandwidth
dari penerima radio biasanya ditentukan
oleh
bandwidth
dari penguat IF. Penguatan yang dihasilkan harus dapat divariasikan
agar dapat menghasilkan sebuah tegangan keluaran yang konstan dari sinyal masukan
Pada perancangan, penguat IF ini menggunakan IC CXA1538. Untuk gambar
skema rangkaian dari CXA1538 telah ditunjukkan pada Gambar 2.7.
2.2.
Kalang Fase Terkunci (
Phase Lock Loop,
PLL)
PLL adalah rangkaian umpan balik kalang tertutup yang menghasilkan
sinyal output yang tersinkronisasi (
lock
) dengan sinyal input. PLL dapat diterapkan
sebagai rangkaian deteksi FM, demodulator AM dan FM, deteksi FSK,
frequency
multiplier
, dan
frequency synthesizer
[13].
Dua parameter penting dalam operasi PLL adalah
Capture Range
dan
Lock
Range
.
Capture Range
±fC
adalah jangkauan/
range
frekuensi di sekitar frekuensi
pusat di mana PLL mulai terjadi sinkronisasi.
Lock range
±
fL
adalah
jangkauan/
range
frekuensi di sekitar frekuensi pusat di mana PLL dapat
mempertahankan sinkronisasi, dari sejak mulai terjadi. Secara umum
lock range
lebih
lebar dari
capture range
. Jadi PLL dapat mempertahankan sinkronisasi pada
jangkauan frekuensi yang lebih lebar dari jangkauan saat terjadi sinkronisasi.
Gambar 2.8
Diagram blok PLL [13]
Diagram blok PLL sederhana terdiri dari pembanding fasa (
phase
comparator
), filter, dan VCO.
2.2.1.
Pembanding Fase (
Phase Detector,
PD)
Pembanding fasa (
phase comparator
) adalah rangkaian pendeteksi
perbedaan sudut fase dan beda frekuensi antara dua gelombang masukan, dan
membangkitkan suatu keluaran berupa tegangan koreksi dari perbedaan fasa yang
terjadi. [15]
Gambar 2.9
Dua gelombang sinus dengan fasa berbeda [14]
Pada gambar 2.11 ada perbedaan fasa pada dua gelombang sinus
sebagai
sinyal referensi dan
sebagai sinyal dari VCO dengan perbedaan sudut sebesar
sudut
1
f
2
f
e
θ
(
phase error
). Jika sinyal referensi pembanding fase dianggap gelombang
( )
]
Dimana
adalah bagian dari fungsi step. Fungsi merupakan bagian dari modulasi
fase (modulasinya berbeda), sedang untuk perubahan frekuensi (frekuensi dan
fasenya berbeda) yaitu pada modulasi frekuensi, maka persamaan sinyal referensinya
menjadi [14]
( )
t
Sinyal yang akan dibandingkan (
), yaitu sinyal dari osilator VCO, adalah sinyal
output
dengan persamaan :
2
f
( )
t
U
[
t
( )
t
]
u
2=
2cos
ω
o+
θ
2(2.30)
Jika pembanding fase digunakan pada sistem PLL linier dan bekerja pada frekuensi
tengahnya, maka terdapat beda fase sebesar
( )
o90
2
π
antara sinyal referensi dengan
sinyal keluaran. Jika dua sinyal adalah sinyal fungsi sinus, dan satunya fungsi
Perancangan menggunakan komponen aktif IC 74HC4046, dengan
rangkaian ditunjukkan pada gambar 2.12. Pada IC ini terdapat 3 buah pembanding
fase PC1, PC2, dan PC3, sedangkan karakteristik pembanding fase ditunjukkan pada
gambar 2.13.
Gambar 2.11
Karakteristik
Phase Comparator
[14]
2.2.2.
Osilator Terkendali Tegangan (
Voltage Controlled Oscilator
, VCO)
Voltage-controlled oscillators
(VCO) banyak terdapat dibeberapa aplikasi,
seperti pada pengendali frekuensi otomatis,
tuning
radio, dan
phase-locked loop
.
VCO dirancang untuk menghasilkan frekuensi yang berbeda-beda dengan pengaturan
tegangan [7].
Gambar 2.14 memperlihatkan dioda
varactor
yang diaplikasikan untuk
membangun VCO. Nama
varactor
berarti
variable reactor
sehingga pada dioda
varactor
nilai kapasitansi pada sambungan pn dapat diubah-ubah sesuai dengan
prasikap tegangan baliknya [16]. Pada perancangan pemancar FM
frequency hopping
Gambar 2.12
. VCO dengan dioda
varactor
[16].
2.3.
Timer
Timer
555 adalah sebuah IC yang serbaguna dan luas penggunaannya,
karena dapat dirancang pada 2 mode yang berbeda yaitu
monostable
multivibrator
dan
astable multivibrator.
Untuk kebutuhan pembangkit denyut,
timer
555
dioperasikan pada mode
astable multivibrator
[17].
Timer
555 dan konfigurasi pin IC
555 ditunjukkan Gambar 2.22.
Gambar 2.23 adalah bentuk gelombang
output
IC 555 pada mode
astable
multivibrator
. Waktu
charge
dan
discharge
dirumuskan dengan
)
(
7
,
0
11
C
R
AR
BT
≈
+
B
R
C
T
2≈
0
,
7
1sedangkan frekuensi gelombang kotak adalah
)
duty cycle
(
D
) dari gelombang timer 555
astable multivibrator
adalah
(b)
Gambar 2.13
. IC
timer
555
(a). Diagram blok
timer
555. (b).Konfigurasi
timer
555
mode
astable multivibrator.
[18].
2.4.
Frekuensi Hopping
Frequency hopping
atau lompatan frekuensi adalah perubahan frekuensi
sinyal pembawa secara periodis yang diatur oleh algoritma tertentu. Frekuensi ini
akan membawa informasi selama perioda tertentu dan berpindah ke frekuensi yang
Gambar 2.14
Teknik
frequency hoppingi.
[16]
Anak panah pada gambar 2.16 menunjukkan urutan lompatan (
hop
)
frekuensi, dari frekuensi
, demikian
berulang-ulang. Perpindahan frekuensi terjadi beberapa ratus sampai beberapa ribu
kali dalam satu detik. Stasiun penerima juga harus melakukan perpindahan frekuensi
dengan lompatan yang sama supaya informasi yang dikirimkan dapat diterima
kembali.
6
4
5
2
7
3
1
f
f
f
f
f
f
f
→
→
→
→
→
→
Frequency hopping
merupakan salah satu dari teknik spektrum tersebar
(
spread
-
spectrum
) dimana
bandwidth
yang digunakan jauh lebih lebar dari
bandwidth
minimum yang diperlukan untuk mengirimkan informasi yang sama jika
menggunakan pembawa tunggal .
Sistem komunikasi yang menggunakan teknik
spread spectrum
akan
mempunyai kelebihan dalam aplikasinya , meliputi : [16]
2.
Penekanan
interferensi
dari luar,
3.
Mampu melawan
multipath fading
,
4.
Low probability of intercept
(LPI),
5.
Komunikasi yang aman,
6.
Perbaikan efisiensi spektral.
Lompatan dari satu frekuensi ke frekuensi yang lain diatur secara berurutan
atau secara acak dengan menggunakan sandi pseudorandom. Sandi pseudorandom
adalah sandi acak yang mempunyai deretan sandi yang akan terulang secara periodis
dalam perioda yang cukup lama. Dengan mengacak pola lompatan, sinyal penggangu
(
interfering signal
) diharapkan dapat dihindari. Jika interefensi muncul dan
menggangu salah satu kanal berfrekuensi, misal
, maka sinyal pembawa akan
selalu mengalami gangguan tetapi hanya saat berada pada frekuensi
. Hal ini
diperlihatkan pada gambar 2.17.[16]
2
f
2
f
PERANCANGAN
3.1.
Diagram Blok dan Penjelasan Umum
Rangkaian radio penerima FM dengan
frequency hopping
terdiri dari
sembilan bagian, yaitu: penguat RF,
mixer
, penguat IF
,
penguat AF, osilator kristal,
PLL, VCO, dan
programable counter.
Kesembilan bagian ini dapat dikelompokan
menjadi dua bagian utama, yaitu bagian pengolahan sinyal radio dan bagian osilator
lokal dan pengaturan
frequency
hopping
. Bagian pengolahan sinyal radio terdiri dari
penguat RF, mixer, penguat IF, dan penguat audio. Sedangkan untuk bagian osilator
lokal dan pengaturan
frequency hopping
terdiri dari osilator kristal, PLL, VCO, dan
programmable counter
. Gambar 3.1 menunjukkan digram blok dari radio penerima
FM
frequency hopping
.
Gambar 3.1
Diagram blok radio penerima FM
frequency hopping
Pada awalnya, sinyal radio ditangkap oleh antena penerima. Karena antena
akan menangkap semua sinyal yang ada, maka penguat RF akan memilih sinyal FM
dan kemudian dikuatkan. Setelah sinyal tersebut dikuatkan oleh penguat RF,
kemudian sinyal FM tersebut dicampur dengan sinyal dari osilator lokal yang berupa
rangkaian PLL dan VCO yang telah diatur oleh
programable counter
pada
mixer
.
Hasil keluaran dari
mixer
adalah sinyal IF. Sinyal IF ini akan dikuatkan oleh penguat
IF. Karena penguat IF juga berfungsi sebagai filter
bandpass,
maka keluaran dari
penguat IF berupa sinyal informasi. Setelah didapat sinyal informasi, sinyal tersebut
akan dikuatkan lagi agar daya dari sinyal tersebut dapat membunyikan speaker.
Penguat RF menggunakan rangkaian penguat tertala. Sedangkan
mixer
dan
penguat IF menggunakan IC dengan tipe CXA1538. Penguat AF menggunakan
sebuah
tone control
. Osilator kristal menggunakan komponen kristal sebesar 6.4MHz,
kemudian frekuensi tersebut dibagi sampai menjadi 6.25KHz. Pada bagian PLL, yang
terdiri dari
phase detector
menggunakan HCT4046. Kemudian untuk VCO akan
menggunakan rangkaian dari sebuah referensi yang menggunakan dioda varaktor.
Dioda varaktor yang digunakan adalah MV2109.
Programable counter
menggunakan
kombinasi IC TC9122 dan suatu pembangkit sinyal kotak dengan periode 0.5 detik.
3.2.
Bagian Pengolahan Sinyal Radio
3.2.1.
Penguat RF
Penguat RF (
Radio Frequency
) pada FM berfungsi sebagai penguat sinyal
yang diterima dari antena dan juga berfungsi sebagai pembatas frekuesi-frekuensi lain
selain yang diinginkan. Penguat RF berupa rangkaian penguat tertala LC.
Perancangan penguat RF tertala untuk penerima FM ini memiliki spesifikasi
frekuensi tengah 95MHz dan
bandwidth
-nya adalah 10MHz.
Berikut ini adalah perancangan nilai-nilai komponennya:
a.
Perancangan untuk sinyal AC:
Dengan menggunakan persamaan (2.9)
LC
Dapat diperoleh:
18
Jika kita mengasumsikan nilai L adalah 1
μ
H,
b.
Perancangan bias DC:
Bagian keluaran
Transistor yang digunakan adalah 2N2222A dan nilai Ic yang digunakan adalah
50mA, kemudian dari datasheet bisa diketahui nilai hfe-nya dari grafik Ic-hfe.
Asumsikan nilai hambatan dalam induktor adalah 2
Ω
Dengan menggunakan persamaan (2.14),
E
Dapat diperoleh
Jadi nilai Re dapat dihitung sebagai berikut:
Bagian masukan:
Dengan menggunakan persamaan (2.15) akan dihitung nilai-nilai komponen lain,
E
Gambar 3.2 adalah gambar rangkaian penguat RF
3.2.2.
Mixer
dan Penguat IF
Mixer
pada penerima FM ini adalah berfungsi untuk memisahkan sinyal
carrier
dengan sinyal berita. Keluaran dari
mixer
ini belum sepenuhnya berupa sinyal
berita (audio), tetapi masih berupa sinyal frekuensi
intermediate.
Penguat IF
berfungsi sebagai penguat sinyal keluaran
mixer
dan juga sebagai filter
bandpass
.
Pada bagian
mixer
dan penguat IF akan digunkan IC dengan tipe CXA1538.
5V
Masukan dari penguat RF
Masukan dari VCO
Keluaran ke tone control
Gambar 3.3
Rangkaian
mixer
dan penguat IF
3.3.
Bagian Osilator Lokal dan Pengaturan
Frequency Hopping
Bagian ini meliputi osilator kristal, PLL, VCO,
pragrammable counter
dan
3.3.1.
Osilator Kristal
Osilator kristal yang terpasang pada masukan PLL akan digunakan sebagai
frekuensi
step
untuk mengatur kenaikan dari frekuensi yang dihasilkan VCO.
Frekuensi step yang digunakan adalah 6.25KHz. Nilai frekuensi step ini merupakan
suatu persetujuan internasional untuk penerima FM menggunakan PLL. Untuk
menghasilkan frekuensi 6.25KHz digunakan osilator kristal 6.4MHz yang dirangkai
seperti pada Gambar 3.6. IC HC4060 berfungsi sebagai pembagi frekuensi sebanyak
1000 dan menggunakan kapasitor untuk mendekatkan frekuensinya.
R1 R
Gambar 3.4
Rangkaian pembagi frekuensi
Keluaran dari rangkaian ini, yaitu yang terletak pada pin 15 akan digunakan
3.3.2.
PLL
PLL ini dirancang agar berfungsi sebagai penghasil sinyal osilator lokal.
IC PLL pada rancangan ini tidak termasuk VCO, jadi digunakan VCO diluar
dari IC PLL. IC PLL yang digunakan adalah HCT4046.
Pada IC HCT4046 ini yang diutamakan adalah bagian
phase detector
, yaitu pin 3
untuk masukan sinyal dari VCO, pin 14 untuk masukan sinyal dari osilator kristal,
pin 2 untuk keluaran dari
phase detector
1 dan pin 13 untuk keluaran
phase detector
2.
Gambar 3.5 adala gambar rangkaian dari PLL dengan menggunakan IC
HCT4046.
Masukan dari osilator kristal Masukan dari VCO
Keluaran menuju ke masukan VCO
U3
3.3.3.
VCO
Perancangan VCO mengacu pada Gambar 3.6 yang didapat dari salah satu
referensi VCO PLL [20]. Dioda
varactor
D2 dan D3 sebagai kapasitor variabel
dikendalikan oleh tegangan LPF, sehingga memiliki nilai kapasitansi tertentu pada
saat tegangan LPF tertentu. C1,C2,C3,C4,D2,D3 dan L1,L2,L3,L4,L5,L6 merupakan
komponen penghasill osilasi. Frekuensi 100 MHz dan 90 MHz didapat dengan
mengatur nilai kapasitansi D2 dan D3. Nilai L1,L2,L3,L4,L5,L6 adalah 2 lilit
coil
6mm, sedangkan Transistor Q1,Q2,Q3,Q4 merupakan transistor yang mengatur
feedback
osilasi.
R10 120 Siny al Inf ormasi
C3
R5 150 BF494Q1
1
3.3.4.
Timer
LM555 ini berfungsi sebagai
timer
atau sering disebut multivibrator.
Digunakan tipe multivibrator astabil karena tipe ini menghasilkan aliran kontinue.
LM555 digunakan untuk memacu detak IC TC9122P sebagai pembagi terprogram.
Pada rangkaian LM555 digunakan 2 buah resistor eksternal yang berfungsi
untuk pengisian dan pengosongan kapasitor dan sebuah dioda yang berfungsi sebagai
pembalik untuk mendapatkan
duty cycle
50%.
Untuk mendapatkan
duty cycle
50% (Ton = Toff) maka akan diperoleh nilai
R1 = R2 ini untuk kondisi dioda ideal, tetapi pada kenyataannya tidak seperti ini nilai
R1 dan R2 akan mendekati dan diperoleh nilai R2 lebih besar dari R1. Skema
rangkaian ditunjukkan pada gambar 3.7, dan hasil simulasi ditunjukkan pada gambar
3.8, dengan perhitungan sebagai berikut :
Ω
Setelah dilakukan simulasi maka nilai R1 dan R2 berbeda, R2 lebih besar
Gambar 3.7
Rangkaian LM555
3.3.5.
Programmable Counter
Pada perancangan ini, digunakan sebuah
programmable counter
. Fungsi dari
programmable counter ini adalah sebagai pengatur frekuensi
hopping
.
Pada bagian
programmable counter
ini mengguanakan IC TC9122 yang
berfungsi sebagai penghasil tegangan tertentu dengan kode-kode tertentu, kemudian
IC timer 555 dan sebuah IC gerbang
not
yang keduanya digunakan sebagai penghasil
waktu pergantian. Perancangan untuk nilai-nilai bit yang akan diberikan pada IC
TC9122 harus disesuaikan dengan perancangan VCO agar sesuai dengan frekuensi
yang diinginkan. Pada perancangan VCO, didapat bahwa untuk menghasilkan
frekuensi 100MHz, dioda varaktor harus diberi tegangan sebesar -5V. Sedangkan
untuk dapat menghasilkan frekuensi sebesar 90MHz, dioda varaktor harus diberi
tegangan sebesar -2V. Jadi TC9122 dikondisikan sedemikian rupa agar keluarannya
adalah -5V dan -2V. Karena pada datasheet tidak diinformasikan tentang hubungan
bit-bit yang digunakan dengan nilai tegangan yang dikeluarkan maka untuk
mendapatkan tegangan sebesar -2V dengan -5V harus menggunakan sistem
Try and
Error
(coba-coba).
Gambar 3.9
Bentuk dari TC9122 [19]
Sedangkan untuk blok diagram dari TC9122 di tunjukkan pada gambar 3.11
Gambar 3.10
diagram blok dari TC9122 [19]
Berikut ini adalah gambar rangkaian untuk
programmable counter
dan
5V