• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. 1. PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN PEMBELA UMUM LKBH FH III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. 1. PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN PEMBELA UMUM LKBH FH III"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A . 1 . PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN PEMBELA UMUM LKBH FH III

1. Mahasiswa FH UII SDM LKBH berasal dari Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (Aktif) yang memenuhi persyaratan untuk diangkat sebagai Pembela Umum Tidak Tetap (PUTT). Pelaksanakan per 6 bulan sekali oleh Staf Pembinaan Pembela Umum di bawah koordinasi Kabid Litigasi

2. Pengumuman Pengumuman Penerimaan PUTT dilaksanakan melalui Web Site FH UII, Pamplet dan Poster. Dipasang pada tempat yang strategis

3. Pendaftaran Pendaftaran dilaksanakan di LKBH FH UII diterima oleh staf administratif, dengan melengkapi sejumlah syarat tertentu

4. Seleksi Administratif Seleksi pertama yang harus diikuti oleh peserta PUTT adalah seleksi administratif, meliputi beberapa

persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panitia SC Penerimaan PUTT. Adapun syarat administratif sebagai berikut:

a. Mahasiswa FH UII belum tutup teori;

b. Lulus mata kuliah Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Pidana, dan/atau Hukum Acara PTUN; c. Telah mengikuti Pelatihan yang diselenggarakan

oleh Laboraturium FH UII / Pusdiklat FH UII, dan/ atau LKBH FH UII (Opsional);

d. Menyerahkan foto terbaru dan membayar uang pendaftaran.

5. Seleksi Tertulis dan Seleksi Wawancara

Seleksi selanjutnya melewati 2 tahap yaitu:

a. Seleksi Tertulis (Cek Point dan Esay), soal dibuat oleh Advokat LKBH;

b. Seleksi Wawancara, Pewawancara terbagi menjadi 2 yaitu Direktur dan Kepala Bidang – Kepala Bidang

6. Tidak Lulus Peserta yang dinyatakan tidak lulus adalah peserta yang tidak memenuhi kriteria minimal nilai oleh Panitia SC Penerimaan PUTT. Selanjutnya Peserta yang dinyatakan tidak lulus dapat mengikuti seleksi penerimaan PUTT selanjutnya

7. Lulus Peserta yang dinyatakan lulus selanjutnya akan

menandatangani surat kesediaan mengabdi pada LKBH FH UII. Tahap selanjutnya diberikan Surat Keputusan Pengangkatan PUTT

8. Ttd Surat Kesediaan Mengabdi

Peserta yang dinyatakan lulus selanjutnya akan

menandatangani surat kesediaan mengabdi pada LKBH FH UII. Tahap selanjutnya diberikan Surat Keputusan

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(2)

Pengangkatan PUTT

9. Pembinaan PUTT PUTT selanjutnya akan menjalani program pembinaan yang diselanggarakan berdasarkan koordinasi dari SPPU. Pembinaan akan dilaksanakan oleh Advokat dengan dibantu oleh Pembela Umum Tetap(PUT) sebagai asisten. Lama pembinaan ini adalah 6 Bulan

10. Seleksi PUT Selanjutnya seberdasarkan rekomendasi dari advokat pembimbing diadakan seleksi PUT. Kriteria kelulusan berdasarkan aktifitas dan keaktifan selama menjalani masa pembinaan

11. Tidak Lulus PUTT yang dinyatakan tidak lulus akan dikembalikan statusnya sebagai PUTT dan menjalani masa pembinaan kembali selama 6 bulan

12. Lulus PUTT yang dinyatakan lulus akan diangkat sebagai PUT. Adapun Surat Keputusan Pengangkatan PUT mempunyai jangka waktu 1 Tahun. Pembinaan dibawah koordinasi SPPU

13. Pembinaan PUT Pembinaan PUT dilaksanakan di bawah koordinasi Staf Pembinaan Pembela Umum dan dilaporkan secara bertahap kepada Kabid Litigasi

14. Seleksi PKPA Berdasarkan rekomendasi dari SPPU, PUT dapat diusulkan kepada direktur untuk mengikuti seleksi Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)

15. Tes Advokat PUT LKBH yang telah mengikuti PKPA, kemudian mengikuti Tes Advokat yang diselenggarakan oleh Organisasi Advokat;

16. Magang 1 Tahun Calon Advokat yang lulus tes advokat wajib menjalani pemagangan advokat selama 1 tahun pada advokat atau kantor advokat yang kriterianya telah ditentukan secara khusus

17. Advokat Calon Advokat yang telah menjalani masa pemagangan dapat diusulkan oleh organisasi advokat untuk diangkat menjadi advokat oleh Pengadilan Tinggi

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(3)

A. 2. INTRUKSI KERJA (IK) PEMBINAAN PEMBELA UMUM LKBH FH UII Mahasiswa FH UII 1 Pengumuman 2 Pendaftaran 3 Seleksi Administratif 4

Tes Tertulis dan Wawancara 5

Tidak Lulus 6 Lulus 7

Pembinaan PUTT 9 Seleksi PUT 10 Lulus 11 Tidak Lulus 12 Pembinaan PUT 13 Seleksi PKPA 14 Tes Advokat 15 Advokat 17 Ttd Surat Kesediaan Mengabdi 8

Magang 1 Tahun 16

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(4)

B . 1 . PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN PERKARA

1 Masyarakat/ Klien masyarakat disini adalah:

1. masyarkat umum, baik itu masyarkat yang mampu maupun yang tidak mampu

2. Mahasiswa UII

Disini diadakan pembedaan terhadap masyarakat, karena

a. Untuk pengertian masyarakat yang pertama adalah dimana masyarakat tersebut wajib membayar uang konsultasi yang besarannya sudah di tetapkan oleh LKBH FH UII

b. Sedangkan untuk pengertian masyarakat yang kedua adalah mahasiswa UII, ini diadakan pembedaan karena apabila mahasiswa UII yang melakukan konsultasi tidak perlu untuk membayar uang konsultasi.

2 Pendaftaran Dan Admministarsi

Masyarakat tersebut diatas yang mau melakukan konsultasi langsung menemui bagian pendaftaran dan administrasi, untuk mecatat data/ Identotas awal masyarakat yang akan melakukan konsultasikan. Syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan konsultasi adalah:

1. KTP

2. Membayar uang konsultasi sebesar Rp 20.000 untuk 3 kali konsultasikan

3. kartu konsultasi, yang mana setiap akan melakukan konsultasi harus membaya kartu tersebut, yang nanti akan diisi oleh konsultan. 4. untuk mahasiswa UII tidak perlu untuk

membayar uang konsultasi tersebut diatas 5. Pembayaran sebanyak Rp. 20.000 untuk 3 kali

konsultasi, untuk konsultasi yang akan dilakukan untuk seterusnya maka masyarakat tersebut harus membayar uang adaministrasi kembali sebanyak Rp. 10.000

3 Kabid/ Staff Penanganan Perkara

Oleh bagian pendaftaran/ Administrasi berkas yang berisi data dan kronologis singkat diberikan kepada Staf Penanganan perkara/ Kabid litigasi

4 Penunjukkan Konsultan Oleh Staf Penanganan perkara/ Kabid litigasi Menunjuk konsultan, Konsultan disini dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

a. Advokat

b. Pembela Umum Tetap (PUT)

c. Pembela Umum Tidak Tetap (PUTT)

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(5)

5 Konsultasi Setelah itu Staf Penanganan perkar/ Kabid litigasi memanggil konsultan tersebut untuk melakukan konsultasi dengan klien.

Oleh kensultan, klien yang hendak konsultasi: a.Masyarakat memasuki ruang konsultasi b. Konsultan menanyakan kepada masyarakat

tersebut tentang mengetahui LKBH dari mana, menanyakan tentang apakah kasusnya sudah pernah di konsultasikan kepada pihak lain c. Konsultan kemudian menyuruh klien tersebut

untuk menceritakan kronologis kasusnya d. Setelah klien bercerita kemudian konsultan

merumuskan permasalahan yang dihadapi klien kemudian konsultan memberikan advice hukum, beserta resiko-resiko hukumnya kepada klien terkait dengan permasalahnnya

Setelah konsultasi selesai kemudian konsultan mengisi lembar konsultasi yang tadi serahkan di oleh pihak administrasi

6 - Pembuatan LO - Gelar Perkara

Setiap konsultan yangn telah selesai melakukan konsultasi diwajibkan untuk:

1. membuat Legal Opinion terhadap kasus tersebut. 2. Apabila dalam Proses pembuatan LO tersebut

konsultan mengalami kesulitan dalam merumuskan/ membuat suatu langkah hukum/ merumuskan permasalahan hukum terhadap kasus tersebut maka konsultan dapat melakukan gelar perkara di

lingkup konsultan. Jika dalam linkup konsultan sudah tidak ada jalankjeluar maka konsultan meminta kepada bidang litigasi untuk membuat gelar perkara membahas kasus tersebut. Gelar perkara ini sifatnya adalah konditional. gelar perkara disini ada 2 macam bentuk yaitu:

a. Gelar perkara yang sifatnya Internal dimana, gelar perkara tersebut dihadiri oleh advokat-advokat LKBH, PUT LKBH FH UII

b. Gelar perkara yang sifanya eksternal, dimana nanti bidang litigasi akan memfasilitasi dan menghadirkan ahli untuk membahas kasus tersebut. Gelar perkara secara eksternal ini dapat dilakukan apabila tidak dapat menemukan solusi secara internal terlebih dahulu.

Adapun Syarat-syarat untuk melakukan gelar perkara adalah sebagai berikut:

a). konsultan membuat Kronologis kasus dan

permasalahan yang tidak ada jalan penyelesainnya dalam kasus yang sedang dihadapi

b). Konsultan memberitahukan kepada bidang litigasi untuk membuat gelar perkara

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(6)

c). Kemudian Bidang litigasi mempersipkan segala sesuatu terkait dengan gelar perkara baik yang bersifta internal maupun yang bersifat eksternal. YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP LO DAN GELAR PERKARA ADALAH STAF SPP DIKETAHUI KABID LITIGASI

7 Non Bantuan Hukum Non bantuan hukum disini adalah Klien hanya melakukan konsultasi (tidak memerlukan bantuan hukum), jika hal itu terjadi maka perkara sudah selesai pada tingkatan konsultasi

8 Bantuan Hukum Bantuan Hukum, disini adalah:Jika Klien setelah melakukan konsultasi memerlukan tindak lanjut kasus/ untuk bantuan hukum, maka yang dilakukan konsultan adalah: Menanyakan dan menjelaskan kepada klien jenis bantuan hukum seperti apa yang di inginkan oleh klien. Di LKBH FH UII ada 3 jenis bantuan hukum yaitu:

a). Bantuan hukum Litigasi, dan b). Bantuan hukum Non Litigasi c). Bantuan Hukum Rekes

Di LKBH FH UII ada beberapa kasus yang tidak boleh ditangani/ diterima menjadi bantuan hukum, kasus-kasus tersebut antara lain adalah:

a). Kasus yang terkait dengan Asusila

b). Kasus yang terkait dengan Tindak pidana Psikotropika

c). Kasus yang terkait dengan Korupsi

9 Non Litigasi Konsultan menjelaskan mengenai jenis bantuan hukum hukum secara non litigasi itu seperti apa. Sejauh mana penanganan secara non litigasi itu. Penanganan kasus secara non litigasi adalah sebagai berikut:

1. Pidana: penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a). penanganan kasus hanya dilakukan diluar pengadilan

b). jika kasus tersebut berada pada tingkat

penyidikan, maka kuasa hukum hanya sebatas mendampingi klien sampai pada tingkat tersebut, dan peran serta kuasa hukum hanya bersifat pasif saja

c). kuasa hukum melakukan investigasi kasus yang sedang di hadapi

d). kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkait dengan penanganan perkara secara non litigasi 2. Perdata/ NPP, penanganan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a).penanganan kasus hanya dilakukan diluar pengadilan

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(7)

b).kuasa hukum melakukan investigasi kasus yang sedang di hadapi

c).Kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkait dengan kasus perdata yang dialami oleh klien (misalnya: membuat somasi/ teguran secara tertulis, menjawab somasi/ teguran, dan lain sebagainya.

d).Penasihat hukum memfasilitasi jika adanya perdamaian yang dilakukan oleh klien dengan lawan klien, dan lain sebagainya)

10 Litigasi Konsultan menjelaskan mengenai jenis bantuan hukum hukum secara litigasi itu seperti apa. Sejauh mana penanganan secara litigasi itu. Penanganan kasus secara litigasi adalah:

a).kuasa hukum mewakili klien baik itu dalam kasus pidana, perdata, maupun kasus NPP di dalam persidangan

b).kuasa hukum melakukan investigasi kasus yang sedang di hadapi

c). kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkait dengan adanya persidangan

11 Rekes Konsultan menjelaskan mengenai jenis bantuan hukum hukum berkas. Bantuan hukum berkas adalah bantuan hukum yang diberikan oleh LKBH FH UII kepada klien dimana bentuknya hanya pembuatan berkas-berkas yang dibutuhkan oleh klien. baik itu pembuatan berkas

pidana, berkas perdata, maupun berkas NPP

12 Konfirmasi biaya Konsultan melakukan konfirmasi biaya penanganan perkara kepada staff penanganan perkara/ kabid litigasi. Dalam Pengklasifikasian jumlah biaya ini dibagi

menjadi 3 bagian yaitu:

a. Mampu (Lembar Hijau) b. Semi Prodeo (Lembar Pink) c. Prodeo (lembar kuning)

Kemudian konsultan memberitahukan kepada klien jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh klien terhadap jenis bantuan hukum yang klien kehendaki.

9 Untuk klien yang mampu maka pembayaran terhadap bantuan hukumnya dilakukan secara penuh/ semua dimana pembayaran dilakukan sebanyak 2 kali, pertama dilakukan waktu pertama kali mau bantuan hukum/ penandatangan suarat kuasa dan yang kedua setelah perkara berjalan maka harus di bayar lunas.

9 Untuk klien yang semi Prodeo, maka klien tersebut hanya membayar Sebagian dari biaya perkara

9 Untuk klien yang prodeo sama sekali tidak

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(8)

membayar biaya perkara

13 Kabid/ Staf Pen. Perkara konsultan memberitahukan kepada kabid litigasi bahwa ada klien yang mau melaukan bantuan hukum kepada LKBH

14 - Penunjukkan tim & pengacara

- Pengisian lembar hijau

Kabid Litigasi kemudian melakukan:

a).menunjuk kuasa hukum yang menangani kasus tersebut, baik itu bantuan hukum non litigasi, bantuan hukum litigasi, maupun bantuan hukum rekes.

b).Kuasa hukum disini dapat terdiri dari Advokat, pembela umum LKBH FH UII.

c).kabid litigasi menunjuk 1 orang dari tim kuasa hukum untuk menjadi koordinator dalam kuasa tersebut.

d).kemudian klien mengisi lembar/ form (lembar hijau) bantuan hukum

15 Penanganan Kasus Setelah berkas-berkas terkait dengan bantuan hukum itu sudah selesai dilaksanakan maka: a). kuasa hukum dapat langsung menindaklanjuti

perkara yang sedang di hadapi oleh klien, baik itu penanganan kasus di persidangan maupun di luar persidangan.

b). Terkait panangan kasus tersebut maka koordinator kuasa hukum wajib melaporkan sejauh mana penanganan kasus tersebut berjalan, kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penanganan kasus tersebut kepada kepala bidang litigasi

16 Kasus Selesai Setelah kasus selesai ditangani oleh kuasa hukum baik yang dilakukan di dalam persidangan maupun diluar persidanga maka perkara tersebut dinyatakan selesai 17 Perkara Selesai

Pencabutan Kuasa

kuasa hukum membuat berkas-berkas yang terkair dengan selesainya perkara yang ditangani, misalnya membuat pencabutan kuasa terhadap perkara yang sudah selesai

18 Arsip Terhadap perkara selesai, dilakukan pemberkasan yang dilakukan oleh non litigasi tepatnya staff Pustadok 19 Pemberkasan pemberkasan yang sudah dilakukan di masukkan ke

dalam arsip litigasi dan perpustakaan

20 Laporan Kabid Terhadap parkara selesai dan pemberkasan itu dilaporkan kepada kepala bidang Litigasi

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(9)

B . 2 . INTRUKSI KERJA (IK) PENANGANAN PERKARA (2) Pendaftaran Dan Admministarsi (3)

Kabid/ Staff Penanganan Perkara

(5) Konsultasi

(7) Non Bantuan Hukum

(8) Bantuan Hukum (9) Non Litigasi (10) Litigasi (13)

Kabid/ Staf Pen. Perkara

(16) KASUS SELESAI (18) Arsip (19) Pemberkasan (20) Laporan Kabid (1) Masyarakat/ Clien (4) Penunjukan Konsultan (12) Konfirmasi biaya (14)

- Penunjukkan tim & pengacara

- Pengisian lembar hijau

(17) Perkara Selesai Kuasa

Pencabutan Kuasa (6) Pembuatan LO Gelar Perkara (11) Rekes (15) Penanganan Kasus

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(10)

C . 1 . PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BANTUAN HUKUM SECARA PRODEO

1 Klien tidak mampu Klien/ masyarakat yang tidak mampu meminta bantuan hukum kepada LKBH FH UII. Klien disini seperti yang telah di sebut di atas

2 Jenis kasus yang bisa prodeo

Jenis-jenis kasus yang bisa prodeo adalah: a). Kasus LITIGASI

b). Kasus NON LITIGASI

3 Syarat-syarat Prodeo Setelah menentukan kriteria kasus kemudian

menentukan syarat-syarat prodeo untuk memperoleh bantuan hukum secara prodeo. Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:

a). Klien yang senyatanya tidak mampu secara finansial

b). Menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari RT/ RW dari tempat tinggal Klien

c). KTP Wilayah DIY

4 Prodeo Litigasi Prodeo Litigasi , Perkara-perkara yang mengandung unsur perhatian publik (kasus yang bersifat pidana) 5 Prodeo Non Litigasi Prodeo NON LITIGASI, Perkara-perkara baik yang

bersifat pidana maupun yang bersifat perdata yang penangannya hanya sebatas non litigasi saja, misalnya hanya bersifat perdamaian, surat menyurat terhadap kepentingan klien

6 Penentuan prodeo diterima/ tidak

Penentuan Permohonan prodeo diterima atau tidak, di lkbh penerimaan bantuan hukum secara prodeo dalam 1 tahun minimal 2 bantuan hukum prodeo

7 Kabid Lit Direktur LKBH

Penetuan ini memerlukan koordinasi dari kabid Litigasi dan direktur LKBH FH UII

8 Tingkatan Prodeo Tingakatan Bantuan Hukum secara Prodeo, Untuk tingkatan bantuan hukum secara Prodeo, hanya sampai pada tingkatan pertama (Tingkatan Pengadilan Negeri), untuk tingkatan selanjutnya tergantung kebijakan dari Kabid Litigasi dan Direktur LKBH FH UII

9 Laporan Kabid Laporan Kabid, terkait dengan bantuan hukum prodeo yang telah selesai dilaksanakan

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(11)

C . 2 . INTRUKSI KERJA (IK)

BANTUAN HUKUM SECARA PRODEO

(1) Klien tidak mampu

(3) Syarat-syarat Prodeo

(4) Prodeo Litigasi

(5) Prodeo Non Litigasi

(6)

Penentuan prodeo diterima/ tidak (2)

Jenis kasus yang bisa prodeo

(9) Laporan Kabid (7) Kabid Lit Direktur LKBH (8) Tingkatan Prodeo

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(12)

D . 1 .PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSULTAN HUKUM PERUSAHAAN / INSTANSI

1 Perusahaan/ Instansi Perusahaan adalah badan hukum yang bergerak dibidang penyedia barang dan jasa.

Instansi merupakan badan milik pemerintah atau swasta yang bertugas menyelenggarakan urusan Publik yang telah diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan. 2 Permintaan Insiatif menjadi konsultan hukum perusahaan / instansi

berdasarkan keinginan dari perusahaan / instansi yang bersangkutan. Dalam hal ini LKBH bersifat pasif, akan tetapi mendapatkan permohonan daripihak luar. Dimana permintaan untuk menjadi konsultan ini di buatkan permohonan oleh instansi/ perusahaan yang

bersangkutan dengan mencantumkan identitas perusahaan,permasalahan-permasalahan yang di

hadapioleh instansi/ perusahaan tersebut danhal-hla yang terkait dengan permasalahan yang dialmi oleh suatu instansi/ perusahaan.

3 Penawaran Konsultan hukum yang bersifat penawaran adalah LKBH yang berinisiatif menawarkan perannya sebagai konsultan hukum bagi perusahaan/ instansi. Dimana LKBH FH UII membuat suatu prosposal yang berisikan tujuan-tujuan LKBH FH UII mengajukan proposal terhadap suatu instansi/ perusahaan, dan terhadap apa dan bagaimana cara melaksanakan suatu isi penawaran yang telah dibuat tersebut.

4 Penetuan Biaya Proses penentuan besarnya biaya merupakan kewengan Kabid Litigasi berdasarkan tabel ketentuan biaya penanganan perkara yang telah ditentukan sebelumnya oleh Direktur LKBH. Proses penentuan biaya ini di terapkan kepada proses penawaran dan permintaan 5 Proses Proses penentuan diterima atau tidaknya permintaan

menjadi konsultan hukum perusahaan/ instansi merupakan kewenangan dari Direktur dengan memperhatikan saran-saran dari advokat dan kabid litigasi.

6 MOU MOU merupakan kesepakatan bersama yang tertuang dalam bentuk tertulis, ditanda-tangani oleh pimpinan dari kedua belah pihak (LKBH dan perusahaan / instansi.

7 Pelaksanaan Setelah dilakukan penandatanganngan MOU, selanjutnya LKBH dapat bertindak untuk menjadi konsultan hukum perusahaan / instansi.

Kegiatannya meliputi beberapa layanan hukum yang merupakan ruang lingkup LKBH diantaranya konsultasi hukum, bantuan hukum dan pembuatan rekes/dokumen-

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

(13)

dokumen hukum tertulis.

8 Laporan Tertulis Perkembangan perkara secara periodik wajib dilaporkan pada Kabid Litigasi melelui Staf Penanganan Perkara. Laporan dibuat secara tertulis dalam form / buku yang telah disediakan oleh Bidang Litigasi untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada Direktur LKBH dan klien perusahaan / instansi.

D . 2 .INTRUKSI KERJA (IK)

KONSULTAN HUKUM PERUSAHAAN / INSTANSI

4 Penentuan Biaya 5 Proses 6 MOU 7 Pelaksanaan 8 Laporan Tertulis 1 Perusahaan / Instansi 2 Permintaan 3 Penawaran

Disahkan oleh, Diperiksa oleh, Disiapkan oleh,

Drs. Rohidin M.Sg. Zairin Harahap,SH.,M.Si. Mia Suryani S,SH PSMF Fakultas Hukum Direktur PKBH Kepala Bidang Litigasi

PROSEDUR KERJA (PK) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR & INSTRUKSI KERJA (IK) BIDANG LITIGASI

Referensi

Dokumen terkait