• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia otomotif di Indonesia telah lama berkembang, dimulai sejak masuknya berbagai jenis kendaraan dari luar negeri pada jaman penjajahan. Beberapa organisasi otomotif juga telah lahir di Indonesia, salah satunya adalah IMI (Ikatan Motor Indonesia) yang lahir pada 27 Maret 1906 (dulunya : Javasche Motor Club) sebagai suatu cabang organisasi di bawah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) yang merupakan badan resmi pemerintah yang mengurusi masalah per-otomotif-an Nasional. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari kalangan menengah ke-atas yang notabene plaing potensial untuk menggeluti dunia tersebut, kalangan-kalangan tersebut pun juga membentuk beberapa klub otomotif di tanah air yang tidak bersifat formal. Seperti misalnya Astoria Motor Sport Club, BMW Club Jakarta Raya, Lenteng Agung Autosport, dll.

Hobi dunia otomotif tak jarang mendorong seseorang ke arah dunia balapan. Hal ini dibuktikan dari kegiatan balapan-balapan sepeda motor maupun mobil yang kerap dilaksanakan di Jakarta, Medan, maupun kota kota besar lainnya. Beberapa jenis balapan yang ada di Indonesia antara lain :

1. Kategori Sepeda Motor

Drag Race (Sprint) > balapan dimana dua peserta start di belakang garis start yang sama dengan pertanda lampu. Setelah lampu start menyala, para pembalap memacu motor di lintasan lurus sejauh seperempat mil untuk mengadu catatan waktu.

(2)

Motocross > perlombaan motor trail diatas trek lintasan berlumpur, terdiri dari banyak peserta dan menandingkan waktu tercepat dengan sistem perolehan poin klasemen menuju kejuaraan.

Supermotto > perpaduan motocross

dengan balapan jalanan, dimana motor yang dipergunakan adalah motor trail, namun diadakan diatas aspal.

Road Race > adalah balap jalanan dalam

bentuk murni atau asal mulanya adalah balapan yang dilombakan di jalan umum, seperti lintasan Isle of Man TT (Tourist Trophy), Grand Prix Macau dan beberapa lintasan di Ireland. Karena disebabkan oleh bahaya yang tak terlepaskan dari jalan raya seperti jalur sempit, trotoar jalan, dan tembok-tembok, umumnya balap jalanan sekarang dipindahkan ke lintasan-lintasan yang dibangun khusus.

Circuit Racing > adalah balapan motor paling bergengsi dimana motor-motor balap yang dirancang khusus atau motor-motor produksi masal yang dimodifikasi bersaing satu dengan lainnya di sirkuit yang juga dirancang khusus. MotoGP adalah contoh dari balapan kelas puncak yang melombakan motor yang dirancang khusus untuk balap dan tidak dijual bebas, sementara World Superbike adalah contoh balap yang melombakan motor produksi masal dan dijual bebas namun dengan modifikasi sesuai ketentuan.

(3)

2. Kategori Mobil

Drag Race > perlombaan balap dimana

pembalap memacu kendaraannya di trek lurus sepanjang 201 m atau 402 m dan mengadu catatan waktu.

Gokart > adalah cabang balapan roda 4 yang menggunakan kendaraan Kart, yaitu mobil balap kecil berkapasitas 1 orang dengan mesin 2 tak. Balapan ini digelar diatas aspal dan biasanya memiliki trek khusus.

Slalom > adalah kegiatan otomotif yang paling unik, dimana nilai ke-ahlian penegmudi tidak dinilai dari kecepatan pacu kendaraan (catatan waktu), namun terletak pada teknik menyeret ban belakang pada tikungan tajam.

Rally > adalah balapan mobil

dimana mobil sedan ataupun hatchback yang telah termodifikasi diadu kecepatannya diatas lintasan tanah/lumpur.

Circuit Racing > adalah balapan paling bergengsi di kategorinya yang mana peserta balapan didukung oleh tim balap yang terkadang disponsori pabrikan. Balapan A100, F3, dan F1 adalah contoh balapan Circuit Racing di dunia.

Dan lain lain

Gelaran balap Internasional seperti F1 dan motoGP disamping mengasah kemampuan atlet balap Indonesia serta dunia otomotif

(4)

Nasional, juga mendatangkan keuntungan devisa bagi Negara, hal ini terjadi karena event seperti ini akan dihadiri beribu ribu penonton setia, puluhan / ratusan sponsor, dan sejumlah media dunia yang meliput. Indonesia juga telah melahirkan beberapa nama pembalap yang mampu bersanding dengan dunia balap Internasional, seperti : Denny Orlando (motocross), Doni Tata (moto2), Rifat Sungkar dan Rizal Sungkar (Rally), Moreno Suprapto dan Ananda Mikola (formula), dan Rio Haryanto (formula GP2).

Balapan-balapan Circuit Racing seperti formula A100, formula F3, dan balapan motor 125cc sering diadakan di Indonesia, dan kerap mengambil lokasi sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Namun amat disayangkan, acara balapan internasional paling bergengsi yaitu formula F1 untuk kategori roda 4 dan moto2 dan motoGP untuk kategori sepeda motor tidak lagi dapat diselenggarakan di Indonesia (terakhir motoGP di gelar di Sentul pada tahun 1997). Hal ini disebabkan perubahan regulasi sirkuit yang ditetapkan oleh FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme, organisasi sepeda motor dunia) dan FIA (Fédération Internationale de l'Automobile, organisasi mobil dunia) yang menetapkan sirkuit kategori 1 untuk menggelar acara tersebut. Sebagai perbandingan, Negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia dan Singapura saja sudah tidak jarang menggelar event ini.

(5)

Balapan yang juga merupakan suatu aktivias tentunya memerlukan ruang, dan disinilah peran Arsitektur untuk memecahkan masalah.

1.2. Maksud dan Tujuan

Dengan dibangunnya Sirkuit nya Medan International Circuit sebagai pusat aktivitas olahraga otomotif di Indonesia, diharapkan Indonesia dapat menjadi tuan rumah pagelaran balap Internasional paling bergengsi, yaitu formula F1 dan motoGP serta jenis jenis balapan lainnya. Hal ini tentunya dapat meningkatkan devisa Negara serta menaikkan nilai persaingan sehat anatr regional ASEAN dimana Indonesia sudah memiliki fasilitas olahraga balapan bertaraf Internasional.

Disamping itu, para talenta otomotif muda baik pembalap maupun bengkel diharapkan dapat mengasah kemampuan mreka pada sirkuit ini sehingga melahirkan atlet / tim Indonesia yang dapat bersanding dengan dunia otomotif Internasional

1.3. Sasaran Pengunjung

 Pembalap (beserta tim) nasional maupun Internasional

 Penonton nasional maupun internasional

 Organisasi-organisasi nasional maupun Internasional yang terlibat

 Sponsor-sponsor nasional maupun Internasional

 Media nasional maupun Internasional

1.4. Masalah Perancangan

 Proyek merupakan gabungan beberapa fungsi (olah raga balap, ruang konferensi, pameran, hiburan, dan mekanikal mesin)

(6)

 Sirkulasi yang nyaman dan memisahkan lintasan kecepatan tinggi dari pengguna umum

 Merupakan jenis pertama di Medan dan di Indonesia (sirkuit tingkat 1)

 Memerlukan site yang tergolong amat luas

 Memerlukan fasilitas penunjang berupa hotel berbintang 5 sebagai tempat beristirahat peserta balap dari manca negara

1.5. Lingkup & Batasan Masalah

Lingkup dan batasan proyek terbatas perancangan bangunan utama dan bangunan pendukung serta fasilitas-fasilitas lainnya. Kajian kasus ini melingkupi perpaduan perancangan dan perencanaan kawasan pusat aktivitas olahraga otomotif serta pengolaan ruang dan tata letak bangunan sebagai suatu kesatuan.

1.6. Metode Pendekatan

 Pengumpulan data, baik melalui studi literatur, studi banding, maupun wawancara terhadap pihak otomotif

 Studi banding terhadap fungsi sejenis

 Melakukan survey serta analisis kondisi tapak

1.7. Asumsi - Asumsi

Dengan pertimbangan bahwa kasus proyek ini bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perancangan dan perencanaan, antara lain :

 Kepemilikan lahan adalah milik pemerintah

 Pembangunan dilakukan oleh pemerintah + swasta

 Akan dibangunnya hotel berbintang 5 bertaraf internasional di-sekitar site perancangan, bersamaan dengan dimulainya

(7)

 Adanya dukungan dari KONI, IMI, dan organisasi yang berkaitan lainnya

 Indonesia akan sering menjadi tuan rumah event balap Internasional dalam kurun waktu 10 tahun ke depan

 Animo masyarakat Indonesia khususnya kota Medan akan olahraga otomotif kian meningkat

 Bandar Udara sudah dipindah-fungsikan dari Polonia International Airport Medan ke Kuala Namu International Airport (KNIA), sehingga mampu menyambut kedatangan tim logistik balapan yang tiba dengan pesawat Boeing 747.

(8)

1.8. Kerangka Berpikir

MASALAH PERANCANGAN

 Proyek merupakan ganbungan beberapa fungsi (olah raga balap, ruang konferensi, pameran, hiburan, dan mekanikal mesin)  Sirkulasi yang nyaman dan memisahkan

lintasan kecepatan tinggi dari pengguna umum

 Merupakan jenis pertama di Medan dan di Indonesia (sirkuit tingkat 1)

 Memerlukan site yang tergolong amat luas

PENGUMPULAN DATA  Studi literatur

 Studi lapangan o Kondisi site o Data eksisting site  Studi banding

o Kajian tema

o Perbandingan fungsi sejenis

KONSEP  Konsep dasar  Konsep massa & tapak  Konsep sirkulasi ANALISIS

 Analisis kondisi tapak (site)  Analisis fungsional

RANCANGAN

feedback

JUDUL PROYEK

SIRKUIT nya MEDAN International Circuit

LATAR BELAKANG

 Indonesia saat ini belum memiliki satu-pun fasilitas olahraga otomotif yang memenuhi persyaratan tingkat 1

 Sehingga event olahraga otomotif paling bergengsi dunia tidak dapat digelar di Indonesia

MAKSUD & TUJUAN  Menyediakan suatu fasilitas yang

mampu menyelenggarakan event-event bertaraf nasional maupun internasional.  memberikan image yang lebih baik bagi

Indonesia di mata dunia International  mencipatakan lapangan pekerjaan.  dan diharapkan mampu berperan

sebagai icon baru Kota Medan / Indonesia nantinya.

(9)

1.9. Sistematika Pembahasan

Garis besar pokok pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Membahas latar belakang pemilihan judul, maksud dan tujuan, masalah perancangan, metodologi pendekatan, lingkup dan batasan proyek, kerangka berpikir, dan sistematika laporan

Bab II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi, dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab III ELABORASI TEMA

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur sejenis. Bab IV ANALISIS

Menjelaskan tentang analisis kondisi tapak dan lingkungan, analisis fungsional, penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab V KONSEP PERANCANGAN

Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab VI LAMPIRAN

Merupakan hasil keluaran berupa Gambar perancangan, ilustrasi 3 dimensi, dan dokumentasi maket.

Gambar

Gambar 1.1.1. Street Circuit SIngapore  Gambar 1.1.2. Sepang International Circuit,

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konstruksi berkelanjutan tidak cukup hanya tiga aspek tersebut, namun harus dipikirkan pula aspek lain yaitu sumberdaya yang digunakan dalam proyek konstruksi, emisi

METODE PEMULUSAN ( SMOOTHING ) EKSPONENSIAL GANDA DALAM MERAMALKAN BANYAKNYA ENERGI LISTRIK.. YANG DISALURKAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Kelurahan Watu Watu Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari mengenai Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perkotaan, program

Proses bisnis yang biasanya dilakukan oleh bahasa pemrograman sebagai aturan dimasukkan di aplikasi dapat dimasukkan langsung ke dalam database.penelitian ini dilakukan

This web-based collaborative learning system gives the students more active role in the information gathering and learning process, making the distance students feel part of a

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

melaporkan dan menganalisa informasi, informasi dalam data warehouse berada di bawah kontrol pengguna data warehouse sehingga jika sistem sumber data dibersihkan informasi