• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS

PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Susilawati

Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang

Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

ABSTRAK

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis pendidikan karakter, Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Subjek penelitian ini adalah dua kelompok uji coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari komponennya pengembangan RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian berkategori baik. Keterlaksanaan RPP selama pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, aktivitas siswa model cukup aktif dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS, tingkat keterbacaan LKS cukup tinggi, tingkat kesulitan bahan ajar cukup rendah dan tingkat keterbacaan bahan ajar cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa kualitas perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merencanakan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran kreatif inovatif. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan menyusun dan menggunakan LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian hasil belajar.

Kata Kunci: perangkat pembelajaran, pendidikan karakter, kualitas pembelajaran, calon guru fisika

PENDAHULUAN

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran guru yang professional. Dalam Depdiknas (1997) kompetensi professional guru IPA menunjukkan bahwa penguasaan guru terhadap materi pelajaran IPA tergolong rendah dan pengetahuan guru tentang metode mengajar belum memadai serta pemahaman terhadap aspek-aspek kurikulum masih rendah. Hal tersebut merupakan salah satu faktor perlunya pembenahan pada lembaga pendidikan guru.

Berdasarkan hasil penilaian tugas perencanaan pembelajaran mahasiswa calon guru tahun ajaran 2010-2011 terungkap bahwa sebagian besar mahasiswa calon guru

mengalami kesulitan dalam hal: (1) mengembangkan indikator berdasarkan kompetensi, menunjukkan kemampuan yang jelas dan kontekstual; (2) mengembangkan materi sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa, ada keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan relevan dengan indikator; (3) menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi, kegiatan melibatkan mental dan fisik siswa serta pengorganisasian siswa yang bervariasi; (4) merencanakan media dan alat bantu yang representatif, relevan dengan materi dan kompetensi yang akan dicapai serta dimanfaatkan secara maksimal; (5) menyusun instrumen penilaian berdasarkan indikator baik dilakukan dengan teknik tes atau non tes, penilaian sikap serta mengukur keterampilan

(2)

berpikir tingkat tinggi. Fakta di atas menunjukkan masih perlu diupayakan pembenahan terhadap perkuliahan pokok bahasan perangkat pembelajaran bagi calon guru fisika.

Berdasarkan Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tercantum tuntutan kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliknya. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru pada satuan pendidikan untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran.

Selain itu, kompetensi kepribadian seorang guru diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Guru sebagai tenaga pendidik dengan tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan. Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang dimilikinya. Sehubungan

dengan kompetensi kepribadian guru, dalam merencanakan pembelajaran guru hendaknya mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran untuk tidak saja fokus terhadap bidang ilmunya, akan tetapi mengimplikasikan pendidikan karakter yang harus dilaksanakan oleh siswa. Menurut Zuchdi,

et al. (2010) tujuan pendidikan sejatinya tidak

hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter. Oleh sebab itu, berbagai program dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran, antara lain silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Guru dituntut untuk dapat membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran tersebut.

Guru hendaknya mampu merancang pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual dengan proses belajar yang lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dalam mata pelajaran fisika yang relevan akan membentuk skema kognitif,

(3)

sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk aktif dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran yaitu menyimpulkan apa yang siswa peroleh selama mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa tidak hanya diam menerima materi secara teoritis yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi, siswa harus menguasai proses yang dilakukan dalam menemukan suatu konsep.

Pengalaman belajar secara langsung dapat terwujud dengan desain perangkat pembelajaran yang mampu mewujudkan pembelajaran berpusat pada siswa (student

center), aktivitas pembelajaran di kelas didominasi oleh siswa. Hasil belajar diarahkan pada penguasaan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik melalui kegiatan berpikir tingkat tinggi. Kebiasaan belajar siswa yang hanya menerima, diubah menjadi belajar bermakna dan belajar menemukan. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama, belajar individual yang biasanya dilakukan perlu diubah menjadi belajar berkolaborasi.

Selanjutnya, guru dituntut mampu mengembangkan keterampilan bertanya pada siswa, kemampuan menarik kesimpulan proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar ini dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dari

surface learning menjadi deep learning. Dari

kegiatan belajar dimana siswa mendengarkan ceramah guru perlu diinovasi menjadi siswa mempresentasikan apa yang dipelajarinya. Berawal dengan kegiatan belajar menghafal

konsep-konsep fisika menjadi menguasai konsep-konsep fisika. Bertolak dari hal-hal tersebut ciri-ciri proses pembelajaran yang inovatif ini meliputi menyenangkan, menantang, aktif, kreatif, mandiri, interaktif dan inspiratif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter oleh mahasiswa calon guru fisika.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and

development). Borg & Gall (1983) menyatakan

bahwa pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini dikembangkan RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian. Pengembangan perangkat pembelajaran yang menjadi objek penelitian adalah perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Subjek penelitian untuk ujicoba pertama adalah 25 mahasiswa pada kelompok I selanjutnya uji coba kedua adalah 25 mahasiswa pada kelompok II. Tahapan penelitian ini yaitu tahap pengembangan dan implementasi sebagai cara uji coba hasil pengembangan. Berikut ini alur penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis karakter:

(4)

Gambar 1. Alur Penelitian

Tahap awal adalah studi pendahuluan, yaitu analisis perangkat pembelajaran SMA. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan berbagai informasi pembelajaran yang diperlukan berhubungan dengan pengembangan produk berupa perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Data awal yang diharapkan mampu diperoleh dari analisis perangkat pembelajaran adalah analisis tujuan pembelajaran, analisis konsep, dan kegiatan belajar mengajar. Pada tahap observasi lapangan diperoleh informasi tentang alat peraga, aktivitas siswa, keterampilan yang dikembangkan dan analisis tugas siswa. Pada

tahap perencanaan dilakukan analisis kebutuhan siswa dengan mempertimbangkan karakteristik kemampuan dan pengalaman siswa. Pada tahap penyusunan draft dilakukan penyusunan silabus, RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian. Pada tahap ujicoba 1 diterapkan perangkat pembelajaran yang sudah tersusun yaitu, RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen evaluasi. Hasil uji coba perangkat pembelajaran di evaluasi dan diberikan perbaikan, selanjutnya, hasil perangkat perangkat pembelajaran yang sudah direvisi diuji coba lagi oleh kelompok yang berbeda.

Studi Pendahuluan Analisis perangkat pembelajaran

Observasi Lapangan

Perencanaan

Penyusunan Perangkat Pembelajaran: RPP, LKS, bahan

ajar, alat peraga, instrumen evaluasi

Pembuatan draft

Evaluasi & Revisi Uji coba 1

Uji coba 2

Perangkat Pembelajaran

analisis tujuan pembelajaran, konsep, dan kegiatan belajar

mengajar

alat peraga, aktivitas siswa, keterampilan yang dikembangkan dan analisis tugas

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan berdasarkan pada analisis kebutuhan siswa di sekolah. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara dan analisis perangkat pembelajaran yang ada. Produk awal yang akan dikembangkan yaitu, silabus, RPP, LKS, alat peraga dan instrumen penilaian. Produk awal yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran IPA yang telah dikembangkan kemudian diujicobakan pada kelompok uji coba 1 untuk mengetahui keterlaksanaannya. Alur penyusunan perangkat pembelajaran melalui tahapan sebagai berikut: (1) Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar materi; (2) Merumuskan indikator pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

RPP yang dirancang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan Science Enviromental Technology Society (SETS), model pengajaran langsung, model kooperatif, model siklus belajar dan lain-lain. LKS yang dikembangkan berorientasi pada aktivitas siswa untuk bekerja ilmiah. Buku ajar yang dikembangkan memuat tentang pembelajaran fisika pendekatan problem solving. Alat peraga yang dikembangkan berupa alat peraga sederhana untuk membantu menyampaikan materi secara kongkrit dan bermakna. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini telah berupaya menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru mampu berperan sebagai pendidik dan pengajar yang menuntut seorang guru

untuk memiliki keterampilan sebagai berikut: terampil dalam menyiapkan bahan ajar, terampil menyusun satuan pelajaran, terampil menyampaikan ilmu kepada murid, terampil menggairahkan semangat belajar murid, terampil memilih dan menggunakan alat peraga, dan lain-lain (Hamalik, 2009).

Data yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba 1 diperoleh persentase tingkat kesulitan LKS dan buku ajar sebesar 59% dan 56%. Pada uji coba 2 diperoleh persentase tingkat kesulitan LKS dan bahan ajar 54% dan 55%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesulitan LKS dan buku ajar termasuk kategori rendah. LKS dan buku ajar yang dikembangkan mampu dimengerti dan dpahami siswa, mampu menantang siswa untuk mempelajari materi pelajaran sehingga siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS. Berdasarkan hasil uji coba 1 oleh 25 mahasiswa calon guru fisika diperoleh persentase rata-rata tingkat keterbacaan LKS dan bahan ajar sebesar 74% dan 71% dan hasil uji coba 2 sebesar 77% dan 79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan termasuk kategori tinggi. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami dan mempelajari materi dengan baik. LKS dan bahan ajar yang disusun memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan, mengamati dan bereksperimen langsung dalam menemukan konsep. Menurut Ratumanan (2004) ketika siswa mengalami sendiri, mengamati sendiri, mencoba sendiri, mempraktikan sendiri dan seterusnya membuat belajar menjadi lebih bermakna.

(6)

Hasil penilaian perangkat pembelajaran oleh observer atau teman sejawat dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Observer

Berdasarkan hasil penilaian observer menunjukkan bahwa semua perangkat yang dikembangkan berkategori baik karena rerata skor yang diperoleh di atas 3,5. Proses pembelajaran pada tahap uji coba dilakukan sebanyak dua kali oleh setiap mahasiswa calon guru. Rata-rata nilai keterlaksanaan RPP pada pertemuan 1 sebesar 7,3 dan pada pertemuan 2 sebesar 7,9. Pada pertemuan 1 proses pembelajaran sangat antusias. Tahapan pembelajarannya yaitu: guru menayangkan

video tentang fenomena yang menerapkan konsep fisika. Selanjutnya, siswa model bereksplorasi untuk menyelesaikan LKS sebagai lembar kerja untuk mengkaji permasalahan yang ditayangkan. Pada pertemuan 2, proses pembelajaran yang dilakukan berorientasi pada kegiatan eksperimen. siswa model mampu menemukan pemecahan masalah yang ada pada LKS melalui kegiatan praktikum.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dapat disimpulkan bahwa: 1. Perangkat pembelajaran berbasis

pendidikan karakter yang dikembangkan termasuk kategori “baik”. Akan tetapi, alokasi waktu yang diberikan kepada mahasiswa kurang maksimal

2. Keterlaksanaan RPP selama pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, aktivitas siswa model cukup aktif dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS, tingkat keterbacaan LKS cukup tinggi, tingkat kesulitan bahan ajar cukup rendah dan tingkat keterbacaan bahan ajar cukup tinggi. 3. Perangkat pembelajaran berbasis

pendidikan karakter yang dikembangkan

7.6 7.3 7 8.2 7.7 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RPP LKS Bahan ajar alat peraga instrumen

evaluasi R a ta -r a ta S k o r

(7)

dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merencanakan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran kreatif inovatif. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan menyusun dan menggunakan LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational

Research. New York: Longman

[2] Depdiknas. (1997). Laporan Rapat Kerja

Nasional 1997. Jakarta: Depdiknas

[3] . (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen

[4] . (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan

[5] . (2007). Peraturan Menteri Pendidikanan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses

[6] Hamalik, O. (2009). Pendidikan Guru:

Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara.

[7] Ratumanan, GT. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unessa University Press

[8] Zuchdi, D. et al. (2010). Pendidikan Karakter

dengan Pendekatan Komprehensif: Terintegrasi dalam Perkuliahan Pengembangan Kultur Universitas.

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian
Tabel 1. Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Observer

Referensi

Dokumen terkait

Mangkunegara (2004:67) mengungkapkan pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

Pendekatan bayani, burhani dan irfani dalam terminologi kontemporer sebagai pendekatan yang bersifat multidisipliner dan interdisipliner dalam memahami Islam sebagai

Yoghurt merupakan produk olahan susu dari hasil fermentasi bakteri asam lakat (BAL) sebagai starter yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Yoghurt

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan dalam penelitian ini, kebahagiaan dan kepuasan hidup yang dirasakan oleh wanita lajang usia dewasa madya juga diperoleh dari

Secara teknikal IHSG terkonsolidasi positif tepat pada bullish trend line setelah sempat menyentuh support MA50.. Indikator stochastic masih bergerak bearish meskipun momentum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan demokratis terhadap budaya organisasi clan pada perusahaan keluarga (studi pada

Dari uraian hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan: 1) Pola makan anak balita dilihat dari jenis makanan dengan frekuensi lebih banyak dikonsumsi meliputi makanan

Berdasarkan pada tabel hasil regresi diatas dapat dilihat bahwa nilai korelasi (r) sebesar 0.907932266 maka artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara