• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sulima Hamadun Gay, H.Abd Buraerah 1, Muh Syafar 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sulima Hamadun Gay, H.Abd Buraerah 1, Muh Syafar 2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN SOSIAL MEMEPENGARUHI MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALUMATA KECAMATAN TERNATE SELATAN KOTA TERNATE MALUKU UTARA

TAHUN 2013

SOCIAL DETERMINANT FACTORS AFFECTING LACTATION MANAGEMENT IN PREGNANT WOMEN IN WORK AREA HEALTH CENTER KALUMATA SOUTHERN DISTRICT of TERNATE IN NORTH

MALUKU CITY OF TERNATE IN 2013

Sulima Hamadun Gay, H.Abd Buraerah1, Muh Syafar 2 ¹Poltekkes Kemenkes Ternate

²Bagian Biostatistik Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makassar ³Bagian Promosi Kesehatan dan IlmuPerilaku Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin, Makassar

Alamat korespondensi : Sulima Hamadun Gay Kota Ternate

Jln. Manggis 1 no 42 kelurahan jati perumnas HP :081354629893

(2)

ABSTRAK

Manajemen laktasi bagi ibu hamil ini didasarkan pada konsekuensi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan sampai saat dilahirkan dan pada masa emas kehidupan awalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan dengan manajemen laktasi ( perawatan payudara) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Maluku Utara. Tahun 2013 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 180 ibu hamil trimester I dan II. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Scuare dan di koreksi dengan menggunakan Regresi logistic . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p=0.000), kepatuhan (p=0.000),dukungan suami (p=0.005),pelayanan kesehatan (p=0.008),kemampuan petugas (p=0.043), dan sosial budaya (p=0.005) sementara sosial ekonomi tidak ada hubungan (p=0.227) terhadap pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar determinan berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil,oleh karena itu diperlukan partisipasi atau kerjasama dari semua pihak demi meningkatkan cakupan pemberian ASI pada bayi.

Kata kunci: Determinan sosial, Ibu hamil , Manajemen laktasi

ABSTRACT

Lactation management for pregnant women is based on the consequences of the process of growth and development of the baby in the womb until the time of birth and during early life gold This type of research is a quantitative study with a cross-sectional study design. Large sample of 180 pregnant women first and second trimester. Data analysis was done by Chi Scuare test and correction by using logistic regression. The results showed that there is a relationship between knowledge (p = 0.000), compliance (p = 0.000), husband's support (p = 0.005), health care (p = 0.008), the ability of officers (p = 0.043), and the local culture p = 0.005) while there was no association of economic status (p = 0,227) on the implementation of management of lactation in pregnant women. From this study it can be concluded that the bulk of the social determinant related to the implementation of the management of lactation in pregnant women, therefore, required the participation or cooperation of all parties in order to increase coverage breastfeeding infants.

(3)

PENDAHULUAN

Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005). Sementara itu keberhasilan tatalaksana dan konseling laktasi tersebut dipengaruhi oleh berbagi faktor seperti dari beberapa hasil penelitian yakni yang dilansir dalam internasional breastfeeding journal penelitian yang dilakukan oleh Caroline dkk (2004), didapatkan hasil bahwa 74,9% kemampuan tenaga kesehatan terutama bidan dibangsal bersalin dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kepuasan bagi ibu untuk terus menyusui bayinya.Sementara hasil penelitian lain yang dilakukan.Begitu pula penelitian yang dilakukan Tohotoa,J dkk tahun (2009) di Australia didapatkan hasil bahwa 63 % kemampuan menyusui dan lanjutannya memerlukan dedikasi, komitmen, ketekunan dan dukungan dari keluarga terutama suami sangat dibutuhkan oleh ibu selama menyusui rendah dukungan dan durasi menyusuinya sebasar kurang dari 50%. Pemberian ASI eksklusif di Inggris tergolong rendah, pada survey tahun (2005) secara keseluruhan 27% memberikan ASI selama 2 bulan pertama setelah bayi lahir, 17% selama 3-5 bulan sementara penelitian yang dilakukan oleh Chinese Food and Nutrition Survailance System ( CFNSS) rata rata pemberian ASI penduduk perkotaan pada bayi dibawah usia empat bulan menurun dari 53,7% ditahun 2002 menjadi 48,7% ditahun 2005, begitu pula di pedesaan terjadi penurunan yang lebih besar yaitu dari 76,6% menjadi 60,4%.

Kepentingan mendasar dari penelitian tentang penatalaksanaan laktasi bagi ibu hamil ini didasarkan pada konsekuensi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak dalam kandungan sampai saat dilahirkan dan pada masa emas kehidupan awalnya. Seperti dikemukakan dalam jurnal Feeding of LBW infants yang dipublikasikan oleh WHO (2011), janin yang kekurangan nutrisi akan mengalami hambatan pertumbuhan intrauterine dan akan beresiko setelah lahir dapat terjadinya retardasi pertumbuhan awal, rentan terhadap penyakit menular, keterlambatan perkembangan IQ poin rendah hanya mencapai 10 -13 % dan dapat menyebabkan kematian masa bayi dan kanak kanak. Namun demikian masih terdapat faktor determinan yang mempengaruhi proses ini antara lain faktor penegetahuan, kepatuhan ibu , dukungan suami sosial ekonomi maupun faktor budaya.

Adapun tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana determinan sosial berhubungan dan mempengaruhi manajemen laktasi pada ibu hamil di

(4)

wilayah kerja puskesmas Kalumata kecamatan Kota Ternate Selatan Kota Ternate Maluku Utara.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Jenis penelitian adalah Observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional Study.

Populasi dan sampel

Populasi penelitian adalah ibu hamil yang berada diwilayah kerja Puskesmas Kalumata terdiri atas 13 Kelurahan di Kecamatan Ternate selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 13 Maret- 15 April 2013. Sampel sebanyak 180 responden yang ditarik dengan stratified proporsional Random Sampling.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Metode wawancara ini dilakukan pada saat kegiatan posyandu, dan door to door bagi ibu yang berhalangan hadir di posyandu.

Analisis data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Analisis data secara univariat dilakukan terhadap semua variabel penelitian. Untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen (bivariat) menggunakan analisis chi-square, dan untuk melihat variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen (multivariat) menggunakan uji regresi logistik berganda.

HASIL

Dari total 180 responden kemudian Analisis univariat digunakan untuk menganalisa karakteristik umum responden secara deskriptif untuk mendiskripsikan pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil berdasarkan skor yang diperoleh responden, variabel independen ( pengetahuan ibu, kepatuhan ibu, dukungan suami,fasilitas pelayanan kesehatan,kemampuan petugas,status ekonomi dan sosial budaya yang juga berdasarkan skor yang diperoleh responden dengan menggunakan tabel distribusi responden dan Analisis bivariat digunakan untuk mencari pengaruh dua variabel yaitu variabel independen dan varibel dependen dengan menggunakan Rumus Chi Square serta Analisis Multivariat digunakan untuk melihat lebih mendalam dua variabel dengan menggunakan analisis regresi

(5)

logistic didapatkan hasil sebagai berikut karakteristik umur ibu hamil yang paling banyak adalah umur antara 17 sampai 27 tahun (47.8%) mayoritas pendidikan tamat SMA (60.%), dan terbanyak bekerja sebagai ibu rumah tangga . Lihat Tabel 1.Hasil penelitian menemukan, dari 180 sampel, dan berdasarkan variabel independen yang diteliti, yang mempunyai pengetahuan baik adalah sebanyak 121 (70,2%) pengetahuan kurang 57 (29.8%),ibu yang mempunyai kepatuhan baik adalah sebanyak 145 (62.1%) kepatuhan kurang sebanyak 35 (37.9%) ibu yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 119 (63.9%) yang kurang mendapat dukungan 61 (36.1%) ibu yang mendapat pelayanan kesehatan baik adalah sebanyak 124 (64.5%) yang mendapat pelayanan kurang 64 (35.5%) ibu yang menyatakan kemampuan petugas baik sebanyak 116 (61.2%) dan yang menyatakan kemampuan petugas kurang 64 (38.8%) yang memiliki status ekonomi baik sebanyak 131(55.0%) dan status ekonomi kurang sebanyak 49 (45.5%), ibu dengan budaya lokal baik sebanyak 51 ( 33.3%) dan yang budaya lokal kurang 129 (58.9%) Lihat Tabel 2.

Hasil penelitian menemukan Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan nilai p = 0,000, kepatuhan ibu dengan pelaksanaan manjemen laktasi signifikan nilai p = 0,000,dukungan suami dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan nilai p = 0,005 pelayanan kesehatan dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan p = 0,000 , kemampuan petugas dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan 0,008, status ekonomi dengan pelaksanaan manajemen laktasi tidak signifikan p = 0,227 lebih besar dari nilai α = 0.05, budaya lokal dengan pelaksanaan manajemen laktasi signifikan p = 0,006 Lihat tabel 3 dan 4.

PEMBAHASAN

Dari ke- tujuh variabel yang diuji statistik bivariat, terdapat enam variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan namun terdapat dua variabel yakni pengetahuan dan pelayanan kesehatan yang menunjukan hasil secara konsisten baik uji bifariat maupun multivariat sehingga kedua variabel tersebut merupakan determinan penting terhadap kemampuan ibu dalam pelaksanaan manajemen laktasi.Berdasarkan hasil analisis menerangkan bahwa dari 123 ibu dengan pengetahuan baik, terdapat 88 (71.5%) ibu yang memiliki manajemen laktasi baik. Sedangkan dari 57 ibu dengan pengetahuan kurang mengenai ASI, terdapat 5 (8.8%) ibu yang memiliki manajemen laktasi yang baik.

Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat pengetahuan yang kurang terhadap pelaksanaan manajemen laktasi dinilai dengan logistic berganda memperlihatkan nilai p =0.000 dengan besar resiko tingkat pengetahuan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 10.150

(6)

kali lipat dibandingkan dengan yang penegtahuan baik tentang manajemen laktasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Thiam, S dkk (2007) Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting dalam komitmen ibu untuk menyusui maupun kesuksesan proses menyusui, serta menyatakan pula bahwa tingkat pengetahuan, pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI.

Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai dengan besar resiko tingkat kepatuhan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 32.313 kali dibandingkan dengan tingkat kepatuhan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh kurangnya dukungan suami terhadap pelaksanaan manajemen laktasi dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.010) dengan besar resiko dukungan suami yang kurang atau OR {Exp(B)} = 3.490 kali lipat dibandingkan dengan yang mendapatlkan dukungan suami dalam pelaksanaan manajemen laktasi.

Hasil penelitian yang dilakukan di Australia mengemukakan bahwa emosi dan dukungan fisik dari suami diidentifikasi sebagai faktor penting untuk mendukung keberhasilan menyusui ( Tohotoa,J dkk., 2009). Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh kurangnya pelayanan kesehatan yang diberikan dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai p = (0.000) dengan besar resiko pelayanan kesehatan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 5.540 kali terhadap pelaksanaan manajemen laktasi. Aidam (2005), mengemukakan bahwa kegiatan tatalaksana laktasi dan pelatihan konseling gizi bagi ibu ibu dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan. Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.008) dengan besar resiko tingkat kepatuhan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 3.429 kali dibandingkan dengan tingkat kepatuhan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi, demikian pula yang dikemukakan pula oleh Albenz,(2006) bahwa kemampuan konseling laktasi oleh tenaga konselor dapat mencegah penghentian menyusui dini, efektif dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif termasuk durasi pemberian ASI.

Analisis Hubungan Antara kemampuan Petugas Dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi. Kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Hasil Analisis Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.008) dengan besar resiko

(7)

tingkat kepatuhan yang kurang atau OR {Exp(B)} = 3.429 kali dibandingkan dengan tingkat kepatuhan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi. Analisis Hubungan antara Budaya Lokal Dengan Pelaksanaan Manajemen Laktasi Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, keyakinan dan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,dan kemampuan kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. (Ahira, 2011). Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh kepercayaan tentang ASI yang merugikan ibu yang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.527) dengan besar resiko tingkat kepercayaan atau OR {Exp(B)} = 1.367 kali dibandingkan dengan tingkat ketidak percayaan dalam pelaksanaan manajemen laktasi. yang kurang atau OR {Exp(B)} = 2.144 kali lipat dibandingkan dengan tingkat kepercayaan baik dalam pelaksanaan manajemen laktasi.

Menurut Jurnal Feeding of LBW infants yang dipublikasikan oleh WHO (2011), janin yang kekurangan nutrisi akan mengalami hambatan pertumbuhan intrauterine dan akan beresiko setelah lahir dapat terjadinya retardasi pertumbuhan awal, rentan terhadap penyakit menular, keterlambatan perkembangan IQ poin rendah hanya mencapai 10 -13 % dan dapat menyebabkan kematian masa bayi dan kanak kanak. Namun demikian masih terdapat faktor determinan yang mempengaruhi proses ini antara lain faktor penegetahuan, kepatuhan ibu , dukungan suami sosial ekonomi maupun faktor budaya.hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Margawati (2007) di Semarang menemukan bahwa praktek pemberian ASI diwilayah perkotaan maupun pinggiran kota masih rendah yaitu 20 -30 % disebabkan akibat pengetahuan ibu tentang ASI yang kurang,serta adanya budaya lokal berupa kepercayaan dan kebiasaan tertentu seputar pemberian ASI.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel pengetahuan ibu hamil, kepatuhan ibu hamil, dukungan suami, pelayanan kesehatan, kemampuan petugas dan budaya lokal berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi dengan nilai p < 0,05 sedangkan variable status ekonomi tidak berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi nilai p > 0,05 sedangkan hasil analisis multivariate dengan regresi logistic berganda menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dan pelayanan kesehatan paling berpengaruh terhadap pelaksanaan manajemen laktasi pada ibu hamil. Berdasarkan simpulan dari hasil peneltian ini, maka saran sebagai peneliti adalah agar ada kerja sama dari semua pihak terutama keterlibatan tokoh masyarakat dan kerjasama dengan petugas kesehatan untuk

(8)

merubah kepercayaan masyarakat tentang manajemen laktasi yang tidak mendukung pemberian ASI di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Aidam.(2005). Lactation management training activities and nutritional counseling for mothers to improve exclusive breastfeeding in infants and increase their knowledge and physical growth of children aged 12-14 months in Ghana and Brazil pollatas diakses dari http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com.

Albenz.(2006). lactation counseling to prevent early breastfeeding cessation, are effective in preventing early breastfeeding cessation http//www.

Internasionalbreastfeedingjournal.com.

Ahira and Ogunleye at all (2011) Contraintst to exlusive breastfeeding practice among breastfeedi`ng mother in southwest Nigeria : implications for scaling up.http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com.

Backstrom.at.al (2010), Two Sides of breastfeeding support : Experiences of women and midwives http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com.

Caroline dkk, (2005) Breastfeeding and ause of Human Milk http//www. Internasionalbreastfeedingjournal.com

Depkes ,(2007),Manajemen Laktasi buku panduan bagi bidan dan petugas kesehatan di Puskesmas (edisi revisi 2001)

Depkes. (2012).Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif diakses di http://www. depkes. go. id/downloads /PP% 20ASI.

Direktorat Gizi Masyarakat ( 2005) Buku Panduan Gizi Ibu Hamil Bagi Bidan dan petugas Kesehatan di Puskesmas.

Debra K Creedy,2008. Assessing Midwives Breastfeeding knowledge : Properties of the Newborn Feeding Ability questionnaire and Breastfeeding Initiation Practic scale http//creativecommons.org

Tohotoa J. dkk,(2009). Dads make a difference:an exploratory study of paternal support for breastfeeding in Perth,Westrn Australia

Margawati (2007), Faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ASI

(9)

Tabel 1 Distribusi Karakterisitik Responden di Kecamatan Ternate selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara 2013

Karakteristik Jumlah (n) Persen (%)

Pendidikan SD SMP SMA Akademik/ PT 7 35 109 29 3.9 19.4 60.6 16.1 Pekerjaan PNS Peg Swasta Tidak Bekerja /IRT 30 24 126 16.7 13.3 16.1 70.0 Jumlah 180 100,0

Tabel 2 Distribusi variable independent terhadap variabel dependent

No Variabel Kategori N %

1 Pengetahuan Cukup 121 67.2

Kurang 59 32.8

2 Kepatuhan Bumil Cuku 145 80.6

Kurang 35 19.4

3 Dukungan Suami Cukup 119 66.1

Kurang 61 33.9

4 Pelayanan Kesehatan Cukup 124 68.9

Kurang 56 31.1

5 Kemampuan Petugas Cukup 116 64.4

Kurang 64 35.6

6 Status Ekonomi Cukup 131 72.8

Kurang 64 27.2

7 Budaya Lokal Cukup 51 28.3

Kurang 129 71.7

8. Manajemen Laktasi Cukup

Kurang 129 51 71.7 28.3 Jumlah 180 100.0

(10)

Tabel 3 Analisis Bivariat Determinan Sosial Mempengaruhi Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara tahun 2013

Variabel Manajemen Laktasi Jumlah Hasil Uji Baik Kurang n % N % N %

Pengetahuan cukup 85 70.2 36 29.8 121 100 Phi =0.532 P = 0.000 kurang 10 18,9 43 81,1 53 29,6

Kepatuhan cukup 90 62.1 55 37.9 145 100 Phi =0.424 P = 0.000 kurang 3 8.6 32 91.4 35 100

Dukungan Suami cukup 76 63.9 43 36.1 119 100 Phi =0.341 P = 0.000 kurang 17 36.1 44 72.1 61 100 Pelayanan Kesehatan cukup 80 64,5 44 35.5 124 100 P = 0.000 Phi =0.359 kurang 13 23.2 43 76.8 64 100 Kemampuan Petugas cukup 71 61.2 45 38,8 116 100 P = 0.001 Phi =0.257 kurang 22 34.4 42 65.6 64 100 Status Ekonomi cukup 72 55 59 45.0 131 100 P = 0.148 Phi =0.108 Kurang 21 42.9 28 57.1 49 100

Budaya Lokal cukup 17 33.3 34 66.7 51 100 Phi =0.206 P = 0.006 Kurang 76 58.9 53 41.1 129 100

Jumlah cukup 93 51.7 87 48.3 180 100

Sumber : Data Primer

Tabel 4 Analisis Multivariat Determinan Manajemen Laktasi Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Propinsi Maluku Utara Tahun2013

Variabel B Wald p Pengetahuan ibu 2.317 20.221 0.000 Kepatuhan ibu 1.906 6.613 0.010 Dukungan suami 1.250 6.590 0.010 Pelayanan kesehatan 1.712 13.391 0.000 Kemampuan petugas Budaya lokal 1.232 0.313 6937 0401 0.008 0.527 Constant -6.323 34.817 0.000

Gambar

Tabel  1        Distribusi Karakterisitik Responden di Kecamatan Ternate selatan  Kota Ternate Provinsi Maluku Utara 2013
Tabel 4  Analisis Multivariat Determinan  Manajemen  Laktasi  Pada  Ibu  Hamil  di  Wilayah  Kerja  Puskesmas  Kalumata  kecamatan  Ternate  Selatan  Kota  Ternate  Propinsi Maluku Utara Tahun2013

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan simulasi tentang lensa kuadrupol sebagai lensa pernfokus berkas ion pada implantor ion. Pada simulasi tersebut telah dipeia.iari etek tegangan

Bila melihat gambar 5 dan 6 terlihat hasil ekstraksi atribut amplitudo rms dan spectral decomposition yang di overlay dengan kontur struktur waktu Dari gambar

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem informasi adalah sistem yang berada dalam suatu organisasi yang terdiri dari manusia, fasilitas,

[r]

mengan gantis tisipa ipasi si per peruba ubahan han ter terseb sebut, ut, ya yaitu itu den dengan gan men mengko gkolab labora orasi si pen pendid didika ikan n umum

X dapat memberikan penghargaan dapat berupa pujian, kenaikan gaji, pemberian promosi kerja, ataupun tunjangan kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan penuh

Dalam penelitian ini ditentukan metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh analisis pengaruh merek berbahasa asing dan citra merek terhadap intensi

Suhatman, petugas Sudin Sosial Jakarta Pusat, mengatakan lima petugas yang sedang patroli mendapat laporan kerumunan PMKS di Jalan Juanda.. Petugas pun datang