i
MASALAH AKADEMIK ANTARA MAHASISWA LOKAL DAN NON LOKAL JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidik Fisika Jurusan Pendidikan Fisika
Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Oleh: RUBIATI NIM: 20404110086
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
ii Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rubiati
NIM : 20404110086
Tempat/Tgl. Lahir : Wera/22 Mei 1991
Jurusan : Pendidikan Fisika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Jalan Mannuruki II, Makassar
Judul : Perbandingan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, Juni 2014 Penyusun,
Rubiati
Skripsi yang berjudul ”Perbandingan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa Lokal Dan Non Lokal Jurusan Pendidikan FisikaFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar” yang disusun oleh saudari Rubiati, Nim: 20404110086. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, yang telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakaan pada hari Senin, tanggal 14 juli 2014 M bertepatan tanggal 16 Ramadhan 1435 H, dan dinyatakaan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika dengan beberapa perbaikan.
Makassar , 14 Juli 2014 M. 16 Ramadhan 1435 H DEWAN PENGUJI:
(Sesuai SK Dekan No. 916 Tertanggal 8 Juli 2014)
Ketua : Dr. Munir, M.Ag. ( )
Sekretaris : H. Erwin Hafid, Lc, M.Ag. ( )
Munaqisy I : ST. Hasmiah Mustamin, S.Ag, M.Ag. ( )
Munaqisy II : ST. Aisyah Chalik, S.Ag, M.Pd. ( )
Pembimbing I : Drs.Thamrin Tayeb, M.Si. ( )
Pembimbing II : Drs. Muhammaad Yahya, M.Ag. ( )
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Dr. H. Salehuddin, M.Ag. NIP. 19541212 198503 1 001
iv
Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Perbandigan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar” ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan, sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Fisikai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Makassar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari pihak tertentu, maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing. HT,M.S selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta pembantu Rektor I, II, III, atas segala fasilitas yang diberikan dalam menimba ilmu di dalamnya.
2. Dr. H. Salehuddin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Pembantu Dekan I, II, III atas segala fasilitas yang diberikan kepadapenulis.
v kepada penulis.
4. Drs. Thamrin Tayeb, M.Si. dan Bapak Drs. Muhammad Yahya, M.Ag. sebagai pembiming I dan Pembimbing II
5. Drs. Muh Yusuf Hidayat, M.Pd yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen, Karyawan/karyawati pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmunya dan bantuannya kepada penulis.
7. Untuk ayahanda tercinta Bapak Jemiun Tahir dan Ibunda Pau yang telah bercucuran keringat dan telah membanting tulang mencari uang selama penulis menempu pendidikan dan doa tulus yang tak perna terhenti dari bibir mereka demi tercapai cita-citaku ini.
8. Untuk pamanku Da Ali Tahir S.Pd, dan bibi Fatima beserta adik Andi Asmadi Saputra dan Dwi Utami Datfa yang telah banyak membantu semasa kuliah baik moril maupun material.
9. Untuk adiku tersayang Siti Rahma Wati yang selalu mendukung penulis dalam menempu pendidikan ini. Terima kasih atas kesabaran kalian membantu ibu dan bapak untuk mencari uang.
vi Dewi, dan Rahayu Sumayanti.
12. Untuk keluarga besar Nanga Baras dan Wae Kool yang telah membantu penulis dalam menempu pendidika terima kasih atas dukungan kalian.
13. Sahabat seperjuangan Pertiwi, Ratma Niar, Siti Nur Zakia Said, Sastra Wati,Sakina, Ririnsyah, dan adik adik junior Anshar dan Taufik yang slalu bersama dan telah membantu penulis dalam melakukan penelitian serta menyelesaikan skripsi ini. 14. Adik-adik seperjuanganku Surti Andriyani, Rahmawati, Didin Alamsyah yang telah
membantu dalam pemeriksaan angket,
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua.
Dan semoga amal baik mereka semuanya menjadi amal baik disisi Allah Subhanahu Wataala, dan mendapat balasan yang berlipat, Aamiin.
Syukran Jazakumullah Khairan Katsiran
Makassar, Juni 2014
Penulis
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 57-82 A. Hasil Penelitian ... 57
B. Analisis Data... 63
C. Pembahasan ... 77
viii
KEPUSTAKAN ... 86-88
ix
Tabel Hal.
3.1 Tabel Populasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika ... 39
3.2 Tabel Pengambilan sampel mahasiswa local dan non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika ... 40
3.3 Tabel Kisi Kisi Angket Motivasi Berprestasi ... 43
3.4 Tabel Kisi-kisi Angket Cara Menyelesaikan Masalah Akademik ... 44
3.5 Tabel Kategori Motivasi Berprestasi ... 49
3.6 Tabel Kategori Cara Menyelesaikan Masalah Akademik... 51
4.1 Tabel Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi Mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan Fisika ... 57
4.2 Tabel Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi Mahasiswa Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika... 59
4.3 Tabel Hasil Penelitian Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Mahasiswa Lokal ... 60
4.4 Tabel Hasil Penelitian Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Mahasiswa Non Lokal ... 62
4.5 Tabel Penolong untuk Menghitung men score... 64
4.6 Tabel Penolong untuk menghitung standar deviasi ... 65
4.7 Tabel Kategorisasi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Lokal ... 66
4.8 Tabel Penolong untuk menghitung mean score ... 67
4.9 Tabel penolong untuk menghitung standar deviasi... 67
4.10 Tabel kategorisasi motivasi berprestasi mahasiswa non lokal ... 68
x
4.13 Tabel kategorisasi cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa
Lokal ... 71 4.14 Tabel penolong untuk menghitung mean score ... 72 4.15 Tabel penolong untuk menghitung standar deviasi... 72 4.16 Tabel kategori cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa
xi
Nama : Rubiati
Nim : 20404110086
Judul : PERBANDINGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN CARA
MENYELESIAKAN MASALAH AKADEMIK ANTARA
MAHASISWA LOKAL DAN NON LOKAL JURUSAN
PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang motivasi berprestasi mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika, dan cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika, dan perbedaan motivasi berprestasi antara mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika serta perbedaan cara menyelesaikan masalah akademik antara mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu motivasi berprestasi (X1) dan cara menyelesaikan masalah akademik (X2).
Populasi dalam penelitian ini adalah 212 orang, dan hanya 118 dari poplasi yang dijadikan sampel, yang diambil melalui, Teknik Nomogram Harry King dan Stratified Random Sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket yang meliputi angket motivasi berprestasi dan cara menyelesaikan masalah akademik. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial yaitu dengan uji statistik test “t”dua sampel.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif untuk motivasi berprestasi mahasiswa lokal diperoleh rata-rata 49,56 dengan kategori rendah, dan motivasi berprestasi mahasiswa non lokal diperoleh nilai rata-rata 41,80 dengan kategori rendah. Untuk cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa local diperoleh rata-rata 63 dengan kategori buruk, dan cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa non lokal diperoleh rata-rata 50,5 dengan kategori sangat buruk. Adapun Statistik inferensial menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika yaitu thitung>ttabel untuk taraf signifikan 5% maupun 1% (1,980 < 5,72 > 2,617), serta terdapat perbedaan yang signifikan cara menyelesaikan masalah akademik antara mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika yaitu thitung>ttabeluntuk taraf signifikan 5% maupun 1% (1,980 <6,17> 2,617).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di masa lalu dan masa sekarang termasuk era globalisasi,
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki kemampuan dalam
keilmuan dan keimanan. Harapan tersebut sebagaimana terdapat dalam UU No 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada Bab I pasal 3 yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangya potensi peserta didk agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadda Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas 2003)”.
Keberadaan pendidikan saat ini semakin dibutuhkan seiring dengan masih
adanya kesenjangan antara keterampilan yang dituntut dari dunia usaha pendidikan.
Kehadiran pendidikan juga dibutuhkan sebagai sarana untuk memberikan kesempatan
bagi warga Negara yang tidak memiliki kesempatan mengikuti pendidikan agar
mendapat pembekalan yang memadai untuk kehidupannya (Alifuddin, 2012:142).
Salah satu keberhasilan mahasiswa di tinjau dari motivasi yang tinggi serta
hasil akademiknya. Pada kenyataannya ditemukan tuntuan hasil akademik pada
mahasiswa semakin tinggi sementara daya belajar dan motivasinya masih kurang dan
biasa biasa saja. Hal inilah yang menyebabkan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam
meraih prestasi akademiknya kurang sebagaimana yang diharapkan oleh dosen, orang
tua dan mahasiswa itu sendiri.
Hasil akademik mahasiswa dalam pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang ada pada diri mahasiswa maupun lingkungan sekitar mahasiswa itu sendiri. Dua
faktor yang diduga turut mempengaruhi hasil belajar akademik dan motivasi berprestasi
mahasiswa untuk memperoleh prestasi akademiknya.
Keberhasilan mahasiswa dalam pendidikan juga dipengaruhi oleh motivasi
berprestasi yang dimiliki. Motivasi sebagai daya dorong yang memungkinkan seseorang
untuk berhasil mencapai apa yang diharapkan. Seseorang yang memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi cenderung untuk selalu berusaha untuk mencapai apa yang
diinginkan meski mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. Pada
kenyataanya motivasi berprstasi yang dimiliki oleh seseorang cenderung sering
mengalami penurunan dan dilain waktu mengalami peningkatan. Motivasi berprestasi
yang dimiliki oleh seseorang idealnya selalu mengalami progresif atau kemajuan
sehingga mempercepat apa yang diinginkan. Hal inilah yang belum dimiliki oleh
generasi muda untuk selalu meningkatkan motivasi berprestasinya (sugiyanto, 2008: 4).
Fenomena baru muncul yaitu mahasiswa di perguruan tinggi terdiri dari
berbagai daerah dari mana ia berada, ada yang dari luar daerah maupun dari dalam
daerah. Terlepas dari semua itu mahasiswa tersebut berkewajiaban meraih prestasi dan
hasil belajar yang baik.
Untuk meraih hasil akademis yang baik ada faktor yang tidak dapat dilupakan
yaitu motivasi berprestasi. Dalam dunia pendidikan motivasi berprestasi menjadi suatu
orang orang yang sukses adalah orang orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang
kuat (Ramond, 2007: 4).
Dalam beberapa penelitian, motivasi dihubungakn dengan hasil belajar. Hal ini
sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Katzell Thompson dalam (Selden, 2002)
yang mengatakan bahwa studi empiris terhadap berbagai teori motivasi belajar
menjelaskan 20% nyaris terhadap hasil belajar. Sejalan dengan itu, dewasa ini usaha
untuk meningkatkan hasil belajar antara lain disadarkan pada kemampuan untuk
motivasi mahasiswa itu sendiri (Houston, 2000).
Dengan demikian , bahwa dengan motivasi yang tinggi akan menjadikan
mahasiswa memiliki hasil belajar yang tinggi, yang secara tidak langsung akan
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Karena tanpa kesadaran akan keharusan
dalam melaksanakan segala aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya, seserang
tidak mungkin dapat mencapai target yang dicita-citakannya dengan maksimal. Selain
itu, motivasi yang tinggi akan membantu seseorang dalam meningkatkan kreativitas
belajarnya, sehingga memperoleh prestasi akademik yang memuaskan yang didukung
dengan kemampuan berpikir yang kreatif yang akan melahirkan ide-ide yang inovatif.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan melakukan pendekatan psikologi untuk meneliti Perbandingan Motivasi
Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa
Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin
B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan.Dari rumusan
masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sample, teknik untuk
mengumpulkan data dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah merupakan
suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono,
2010: 35). Jadi berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat motivasi berprestasi Mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?
2. Bagaimana tingkat motivasi berprestasi Mahasiswa Non Lokal Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah akademik Mahasiswa Lokal Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?
4. Bagaimana cara menyelesaikan masalah akademik Mahasiswa Non Lokal Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?
5. Apakah ada perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi antara mahasiswa
lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN alauddin Makassar?
6. Apakah ada perbedaan yang signifikan cara menyelesaikan masalah akademik
antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah
C. Hipotesis
Agar dalam penelitian dapat terarah, maka dirumuskan pendugaan terlebih
dahulu terhadap penyebab terjadinya masalah yaitu hipotesis. Hipotesis adalah
kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui analisis
terhadap bukti bukti empirik (Sudarwan , 1997: 115).
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbandingan motivasi bereprestasi dan
cara menyelesaikan masalah akademik antara mahasiswa lokan dan non lokal jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyahdan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi antara mahasiswa
lokal dan non lokal jurusan Pendidikan fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan cara menyelesaikan masalah akademik
antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Motivasi Berprestasi
a. Motivasi berprestasi mahasiswa lokal
Motivasi berprestasi mahasiswa lokal merupakan dorongan, semangat, percaya diri,
yang timbul pada diri seseorang individu yang belajar diperguruan tinggi yang
b. Motivasi berprestasi mahasiswa non lokal
Motivasi berprestasi mahasiswa non lokal merupakan dorongan, semangat, percaya
diri yang timbul pada diri seseorang individu yang belajar diperguruan tinggi yang
mengikuti semester berjalan yang berasal dari luar Sulawesi Selatan atau biasa juga
disebut penduduk pendatang.
2. Cara Menyelesaikan Masalah Akademik
a. Cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa lokal
Cara menyelesaikan masalah belajar adalah suatu cara peningkatan motivasi belajar,
pengembangan sikap, dan pengajaran perbaikan yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan pada
kondisi tertentu yang dialami oleh individu yang belajar di perguruan tinggi yang
berasal didalam daerah Sulawesi selatan.
b. Cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa non lokal
Cara menyelesaikan masalah belajar adalah suatu cara peningkatan motivasi belajar,
pengembangan sikap, dan pengajaran perbaikan yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan pada
kondisi tertentu yang dialami oleh individu yang belajar di perguruan tinggi yang
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
2. Untuk mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa non lokal Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa lokal
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar
4. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa non lokal
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar
5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perbandingan motivasi berprestasi
antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
6. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perbandingan cara menyelesaikan
masalah akademik antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan untuk menyususn alat ukur (instrument)
2009: 1). Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini ada dua yaitu tujuan secara teoritis
dan tujuan secara praktis, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Memberikan sumbangan informasi dan pemikiran dalam rangka pengembangan
ilmu psikologi pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi
motivasi berprestasi dan cara menyelesaikan masalah belajar mahasiswa.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya
yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.
2. Manfaat Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi mahasiswa, akan memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk dapat lebih
giat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan dalam menyelesaikan
masalah- masalah akademik serta tugasnya sehingga akan memungkinkan
peningkatan pada hasil belajarnya..
b. Bagi orang tua, sebagai bahan pertimbangan bahwa seorang anak juga membutuhkan
perhatian dan motivasi dari orang tua sehingga siswa mampu mengatasi
c. Bagi lembaga pendidikan, sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan menunjang tercapainya target
kurikulum sesuai dengan yang diharapkan,
d. Dan bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan menjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Berpestasi
1. pengertian Motivasi
Morgan (1986: 67) mengemukakan motivasi sebagai dorongan yang
mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku yang persisten yang diarahkan
untuk mencapai tujuan. Sementara Atkinson (1996) menyatakan bahwa motivasi
adalah faktor-faktor yang menguatkan perilaku dan memberikan arahannya.Defenisi
yang mirip juga dikemukakan oleh Chaplin (1997) bahwa motivasi adalah satu variabel
penyela (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor
tertentu didalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan
menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana.
Donald (dalam Hardjo & Badjuri, 2002) menyatakan bahwa motivasi
merupakan perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan
afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Djiwandono (2002), kata
motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan
untuk melakukan sesuatu yang khusus atau umum. Motivasi juga menggambarkan
kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan uraian pengertian tersebut terdapat 3 unsur penting yang
terkandung didalam motivasi yaitu keadaan di mana terdapat need, drive dan motif
individu, kemudian perilaku dan yang terakhir tujuan atau goal individu tersebut.
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya
tujuan (Saudiman,2009: 38).
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia. Perkembangan motivasi aka membawa beberapa perubahan energi
didalam system “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam
diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal
ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsangatau
terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai
sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu periubahan
energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan
sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan
Menurut M.Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta
mengarahkannya menuju tujuan tertentu.
Menurut Saudiman (2009:48), ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain sebagai berikut:
a. Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan
belajarnya
b. Hadiah, hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senagng dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
c. Saingan/kompetisi, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong
belajar siswa.
d. Ego-involvement, menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting.
e. Memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada
ulangan.
f. Mengetahui hasil, dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
2. Pengertian Prestasi
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi adalah “To overcome
obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as
possible” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan,
berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan.Menurut Bloom dalam Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan
menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu
usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar, 2000: 176).
Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan
kerja (Nasrun, 2000: 256).
3. Pengertian Motivasi Berprestasi
Motif, dalam bahasa Inggrisnya motive berasal dari kata motion, yang berarti
gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif pun erat hubunganya dengan
gerak, yaitu gerak dalam hal ini gerak yang dilakukan oleh mausia atau yang disebut
juga dengan perbuatan atau tingkah laku.Motif dalam psikologi berarti ransangan,
Disamping istilah motife dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi.
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses
gerakan itu, termasuk nsituasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri
individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir
daripada gerakan atau perbuatan (Sarlito, 2003 : 64)
Motivasi adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa untuk dapat
menggerakan diri dengan memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala
sesuatu yang terjadi dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan.Dalam motivasi
tercakup konsep konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi,
dan keinginan seseorang terhadap sesuatu (Malik, 2011: 20).
Maslow berasumsi bahwa perilaku manusia termotivasi kearah self-fulfillment
(dalam Alhadza,2003). Setiap orang mempunyai motif bawaan yang selalu
diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif bawaan yang selalu
diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif yang paling sederhana yaitu
kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan aktualiasasi diri (Arends,2004: 134).
Anaswi (2002) menjelaskan motivasi berprestasi berhubungan dengan
kemampuan untuk mengatasi rintangan dan memelihara semangat keraja yang tinggi,
bersaing melalui usaha keras, untuk memnggauli orang lain. McCelland dan Brunham
dalam Asnawi (2002) menjelaskan motivasi berprestasi adalah dorongan untuk
mengerjakan sesuatu menjadi lebih baik atau lebih baik atau efisien dari sebelumnya
Motivasi berprestasi adalah semangat siswa untuk untuk berprestasi dalam
kegiatan belajar mengajar yang terkait dengan aktivitas proses pembelajaran siswa
disekolah. Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang berhubungan dengan
prestasi yaitu adanya keinginan seseorang untuk menguasai rintangan rintangan
dalam mempertahankan kualitas kerja yang tinggi bersaing melalui usaha usaha
(sugiyanto, 2008: 28).
Menurut McClleland dan Atkinson (dalam Djiwandono,2002), motivasi yang
paling penting untuk pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang
cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang
berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.
Berdasarkan uraian diatas serta definisi tentang motivasi dan motivasi
berprestasi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan proses internal
manusia yang mengarah dan menggerakkan prilaku pada pencapaian tujuan serta
kemampuan untuk mencapai keberhasilan.
Teori motivasi yang sangat fundamental dan monumental adalah teori motivasi
diri Abraham Maslow sebagai tokoh moptivasi aliran humanism, yang menyatakan
bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia.
Dimana kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisioligis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan kasih saying, kebutuhan dihargai dan di hormati, dan kebutuhan aktualisasi
4. Karakteristik Motivasi Berprestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Motivasi, berarti dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu.
Dalam hal ini, dorongan (dukungan) dari orang tua kepada anaknya, agar anak
memiliki keinginan penuh untuk dapat bertindak sesuai dengan bakatnya, mencapai
tujuan terbaik.
Tingkat dimana dengan orang motivasi berprestasi yang kuat dapat menunjukan
prilaku yang berorientasi ke prestasi tergantung banyak faktor.Salah satu faktor
tersebut adalah takut adanya kegagalan.Untuk orang yang takut gagal biasanya
kebutuhan prestasinya relative rendah (Sardiman, 200:123-124).
Menurut sardiman (200: 124-125) motivasi berprestasi mengekspresikan
dirinya dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:
a. Berani mengambil resiko
Berani mengambil resiko adalah tidak gentar pada kompetisi, walaupun hasil
yang didapat nantinya adalah suatu kekalahan. Karena motivasi dari orang tua,
menjadikan sang anak menjadi pribadi yang kuat, dimana kalah atau menang bukanlah
tujuan akhir yang mutlak, tapi perjalanan mencapainya yang harus dimaknai dengan
perjuangan. Anak yang termotivasi dengan baik, akan mengoptimalkan seluruh
kemampuan yang dimiliki dan berani bertanding dalam satu kompetisi yang sulit
Orang dengan motivasi berprestyasi yang tinggi lebih suka bekerja dengan
tantangan yang moderat yang menjanjikan kesuksesan.mereka tidak suka melakukan
pekerjaan yang mudah, dimana tidak ada tantangan sehingga tidak ada kepuasan unuk
berprestas, mereka juga tidak suka melakukan pekerjaan yang sulit dimana
kemungkinan untuk suksesnya kecil.
b. Bertanggung jawab
Anak yang mendapatkan motivasi baik dari orangtuanya, maka akan tumbuh
menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kenapa? Karena motivasi menjadikan sang
anak bersungguh-sungguh menjalankan perannya, mengejar harapan dan prestasinya,
berharap untuk tidak mengecewakan orang tua dan mereka yang menyayanginya
(memberi motivasi). Motivasi memberikan kesadaran dan menjadikan anak fokus pada
tujuannya, dan pantang mundur sebelum mencapai hasil.
c. Membutuhkan umpan balik
Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi menyukai tugas tugas dimana
prestasi mereka dapat dibandingkan dengan prestasi orang lain; mereka menyukai
umpan balik’ bagaimana mereka melakukanya’. Umpan balik dibutuhkan agar dapat
meningkatkan efektifitas dari apa yang dilakukan untuk dapat mencapai apa yang
diinginkan.
d. Ketekunan
Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi cenderung tetap
atau untuk merefleksikan ciri pribadi mereka (misalnya kecerdasan) yang dilibatkan
untuk mencapai puncak.
e. Inovatif
Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi senang bekerja dalam situasi
dimana dia dapat mengontrol hassilnya, mereka bukan penjudi. Seseorang dengan
motivasi berprestasi yang tinggi cenderung bertindak kreatif dengan mencari cara
untuk menyelesaikan tugas seefesien dan seefektif mungkin.
Menurut Bimo (1980: 164) dalam McClelland mengatakan bahwa ciri-ciri
individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggiadalah sebagai berikut:
a. Berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar.
b. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya,
c. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang
dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat bahwa hasil yang diperoleh
dari kegiatannya lebih baik atau buruk.
d. Menghindari tugas-tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih
tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang.
e. Inovatif yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang
berbeda, efisien dan lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar
individu mendapatkan cara-cara yang lebih menguntungkan dalam pencapaian
f. Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang
lain dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan tindakan individu itu
sendiri.
5. Teori Motivasi
Menurut (Purwanto,1990: 74) terdapat Beberapa teori motivasi yang akan
dibahas dalam pasal ini adalah sebagai berikut:
a.Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone)
yang bersifat duniawi.
b.Teori Naluri
Menurut teori untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang
akan dituju dan perlu dikembangkan.
c.Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola pola tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu hidup.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya
pendorong pada jenis kelamin yang lain.
e.Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.Teori ini
beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan
psikis.
6. Tujuan Motivasi
Secara umuum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakan seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi
seseorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswanya
agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar
sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah (Purwanto,1990: 73).
B. Masalah Akademik
1. Pengertian Masalah Akademik
Hampir setiap hari kita tidak pernah absen menggunakan kata masalah dalam
percakapan sehari hari.Namun, jarang sekali dianytara kiata yang mempersoalkan
pengertian atau makna dari kata masalah.Kondisi ini boleh jadi karena sebagian besar
telah memiliki keseragaman makna atas kata masalah.Memepersoalkan kata masalah
memeng kalah penting dibandingkan memepersoalkan esensi masalah itu sendiri. Tapi
pengertian atau pemaknaan atas kata masalah juga bukan suatu kearifan. Sebab, segala
sesuatu dijagat raya baru dapat di apresepsi, disikapi dan diperlakukan jika sudah
dimaknai atau punya makna (widodo, 2012:15).
Masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang
melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang
mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985)
mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu
dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat
didefinisikan "Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".
Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti sebuah
taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu, kata acadomos
berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan.Para pengikut perguruan
tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam itu disebut academia.
Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah keadaan orang-orang bisa
dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002 : Dapat dikatakan,
secara umum pengertian akademik berarti proses belajar mengajar yang dilakukan di
kelas atau dunia persekolahan.
Masalah akademik merupakan masalah dalam hal kecakapan tingkah laku,
ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak
disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil
proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan
serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes
yang terstandar (Rumaini, 2006: 39).
Masalah akademik adalah istilah untuk mewujudkan suatu pencapaian tingkat
keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh
seseorang secara optimal (Setiawan, 2006: 123).
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan
menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan".
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa
kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi dirinya.Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh
murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa
Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan
belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis
berkenaan dengan bahan belajar.
1. 2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia
sehari hari. Karena telah sangat dikenal mengenai belajar ini, seakan akan orang telah
mengetahui dengan sendirinya.
Morgan, dkk (1984) memberikan definisi mengenai belajar, “learning can be
defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of
paractice or exprince”.Hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perubahan
perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena pengaman
(exprince). Pada pengertian latihan dibutuhkan ussaha dari individu yang
bersangkutan, sedangkan pada pengertian pengalaman usaha tersebut tidak tentu
diperlukan (Bimo, 1980:167).
Menurut Bimo (1980: 169) dapat dikemukakan beberapa hal mengenai belajar
yaitu sebagai berikut:
a. Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku. Ini
berarti sehabis belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku
dalam arti yang luas dapat over behavior atau innert behavior. Karena itu perubahan
itu dapat dalam segi kognitif, efektif dan dalam segi psikomotorik.
b. Perubahan perilaku itu dapat actual, yaitu yang menampak, tetapi juga dapat bersifat
c. Perubahan yang disebapkan karena belajar itu bersifat relative permanen, yang berarti
perubahan itu berarti akan bertyahan dalam waktu yang relative lama. Tetapi
perubahan itu tidak akan menetap terus menerus, sehingga pada suatu waktu hal
tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat belajar.
Belajar menurut Slameto (2003) secara psikologi addalah suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interakssi dengan lingkunganya dalam memenuhui
kebutuhan hidupnya, atau belajar ialah suatu peroses usahan yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh seuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
3. Faktor Faktor Terjadinya Masalah Akademik (belajar)
Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis
peryataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar
mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala gejala kesulitan belajar.
Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid
yang mengalami kesulitan belajar http://skripsistikes.wordpress.com
Menurut (Daryanto, 2009: 12), Pada garis besarnya sebap sebap terjadinya
masalah belajar pada murid maupun mahasiswa dapat dikelompokan ke dalam dua
kelompok yakni sebagai berikut:
a. Factor internal belajar
Untuk bertindak belajar mahasiswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika
mahasiswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik.
1) Gangguan secara fisik
Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan.
2) Ketidak seimbangan mental
Adanya gangguan dalam fungsi mental seperti menampakan kurangnya
kemampuan mental, taraf kecerdasanya cenderung kurang.
3) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tenyang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian.Adanya penilaian terhadap sesuatu
memberikan sikap menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja. Selama
melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari
pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan
membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap
mahasiswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan belajar. Sikap yang
salah akan membawa mahasiswa merasa tidak peduli dengan belajar lagi.
Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini akan
sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan
menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika mahasiswa sudah tidak peduli
terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang dilakukan akan sia-sia. Maka
mahasiswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap
4) Motivasi belajar
Tidak diragukan bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam
menumbuhkan semangat pada siswa untuk belajar. Karena seorang siswa meski
memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap ditiup
oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka tunas semangat
ini harus dipelihara secara terus menerus. Motivasi belajar merupakan kekuatan
mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau
tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu
belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa
perlu diperkuat terus menerus.Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan
tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu. Bila siswa mengetahui
betapa besarnya keutamaan sebuah ilmu dan betapa besarnya ganjaran bagi orang
yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa haus untuk menuntut ilmu. Selain
itu bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya merasa membutuhkan
ilmu. Bila seseorang merasa membutuhkan ilmu maka tanpa disuruhpun siswa
akan mencari ilmu itu sendiri. Sehingga semangat siswa untuk menunutut ilmu
sangat tinggi, dan hal ini akan memudahkan proses belajar.
5) Kosentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan
selingan istirahat. Yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memulai proses
belajar ialah sebaiknya seorang guru tidak langsung melakukan pembelajaran
namun seorang guru harus memusatkan perhatian siswanya sehingga siap untuk
melakukan pembelajaran. Sebab ketika awal masuk kelas perhatian siswa masih
terpecah-pecah dengan berbagai masalah.Sehingga sangat perlu untuk melakukan
pemusatan perhatian dengan berbagai strategi. Menurut seorang ilmuan ahli
psikologis, kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami
penurunan.Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa
menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan
ringan yang mampu membuat siswa merasa rileks kembali. Dengan memberikan
selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.
6) Mengelolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi dan
cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan
belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai
kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan
pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar.
Misalnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi
yang disampaikan, sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah
disampaikan. Siswa akan mengolah bahan belajar dengan baik jika mereka
menyampaikan materi secara menarik sehingga siswa akan memusatkan
perhatiannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
b. Faktor eksteren belajar
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar
juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat bila didorong oleh lingkungan siswa.
Dengan kata lain aktifitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun
dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah
merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa
factor eksternal yang berpengaruh pada aktifias belajar. Faktor-fsktor eksternal tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Guru sebagai pembimbing siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik .Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang
sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi
bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi
penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga
mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang
mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan
diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia. Dengan penghasilan yang
diterimanya setiap bula ia dituntut berkemampuan hidup layak sebagai seorang
pribadi guru. Tuntutan hidup layak tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal
dan tugasnya.Guru juga menumbuhkan diri secara professional.Ia bekerja dan
keutuhan secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai guru merupakan
pekerjaan sepanjang hayat.Kemampuan mengatasi kedua masalah tersebut
merupakan keberhasilan guru membelajarkan seorang siswa.
2) Prasarana dan sarana pembelajaran.
Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar,
tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran
meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan
berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti
bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses
pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan
prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan
baik.
3) Kebijakan penilaian
Kegiatan penilaian merupakan proses belajar mencapai puncaknya pada hasil
belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja
tersebut maka proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian.
Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah
siswa.Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah guru.Dengan demikian, hasil belajar
merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi siswa hasil belajar
merupak tingkat perkembangan mental yang lebing baik bila dibandingkan pada
ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik.Hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran
guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika digolonhkan lulus maka dapay
dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar guru berhenti sementara. Jika
digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi siswa dan mengajar
ulang bagi guru.
4. Teori belajar
Sebetulnya terdapat banyak teori belajar, misalnya yang mendasr pada ilmu
jiwa daya, tanggapan, asosiasi, trial dan eror, Medan Gastalat, Behaviorist, dana lain
lain. Namun dalam uraian ini dibatasi hanya sekiranya relevan dengan kebutuhan.
Menurt (Daryanto,2009: 8), Teori belajar terdiri atas beberapa teori, diantaranya
adalah sebagi berikut:
a. Teori Gestalat
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman yang sekarang menjadi
tenar di seluruh dunia. Hokum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan
hokum dalam belajar.
b. Teori Menurut J. Brunner
Menurut Brunner, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku tetapi untuk mengubah
kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak
dan mudah mempelajari sesuatu yang dipelajari menjadi suatu keterampilan dan
c. Teori Belajar dari Piaget
Pandangan piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak anak adalah
sebagai berikut:
1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka
bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang
khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya, maka
memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajarnya.
2) Perkembangan mental anak melalui tahap tahap tertentu menurut suatu urutan yang
sama bagi seemua anak.
3) Walaupun berlangsungnya tahap tahap perkembangan itu melalui suatu urutan
tertentu, tapi jangka waktu untuk berlatih dari tahap ketahap yang lain tidaklah
selalu sama pada setiap anak.
d. Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar Gagne memberikan dua definisi yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
2) Belajar adalah pengausaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari
instruksi. skala sikap dan kebiasaan belajar
5. Cara Menyelesaikan Masalah Akademik
Mahasiswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar
masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan
Menurut Bimo (2010: 141- 142), beberapa upaya yang dapat dilakukan guru
untuk mengatasi masalah belajar siswa antara lain sebagai berikut:
a. Pengajaran perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada
seorang atau sekelompok mahasiswa yang menghadapi masalah belajar dengan
maksud memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.
Dalam hal ini bentuk kesalahan yang paling pokok berupa kesalahan pengertian, dan
tidak menguasai konsep-konsep dasar.Dosen harus berupaya memperbaiki
kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil
belajar yang optimal.
b. Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan dosen
kepada seorang atau beberapa orang mahasiswa yang sangat cepat dalam belajar.
Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah,
memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan
belajar sebelumnya.
c. Peningkatan Motifasi Belajar
Salah satu bantuan yang dapat diberikan dosen dalam mengatasi masalah
belajar mahasiswa adalah dengan memberikan motivasi belajar. Prosedur-prosedur
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Mahasiswa akan terdorong untuk lebih giat
2) Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat mahasiswa.
3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan
menyenangkan .
4) Memberikan hadiah ( penguatan ) dan hukuman bila mana perlu.
5) Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara dosen dan
mahasiswa, serta antara mahasiswa dengan mahasiswa.
6) Melengkapi sumber dan peralatan belajar.
7) Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan
seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh
dosen-dosen dan orang tua mahasiswa. Upaya selanjutnya yang dilakukan dosen-dosen dalam
pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah :
1) Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar.
2) Memelihara kondisi kesehatan yang baik.
3) Mengatur waktu belajar, baik di kampus maupun di rumah.
4) Memilih tempat belajar yang baik.
5) Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-buku teks
dan referensi lainnya.
6) Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, misalnya kapan membaca
secara garis besar, kapan secara terinci, dan sebagainya.
7) Untuk tidak segan-segan bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahui kepada
Ayat yang berkaitan dengan kedua variable ini adalah Q.S Al.Alaq. 1: 1-5 yaitu
sebagai berikut:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari Al-quran telah dijelaskan bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan
fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada
hewan. Semuanya berproses menurut hukum-hukum dalam alam yang material.Hanya
pada kejadian, manusia sebelum makhluk yang disebut manusia itu dilahirkan dari
rahim ibunya, Tuhan telah meniupkan roh ciptaannya kedalam tubuh manusia.
Ayat 1-5 (surah al-alaq) menyatakan bahwa manusia dijadikan dari segumpal
darah atau menurut pendapat lain‘alaq (sesuatu yang melekat). Dengan ayat-ayat ini
terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu
pengetahuan.Andaikata tidak karena qalam niscaya tidak banyak ilmu pengetahuan
yang tidak terpelihara dengan baik.Banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak
ajaran agama hilang, pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh
orang-orang sekarang baik ilmu, seni, dan penemuan-penemuan mereka.
Manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai
pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari
Aqidah Islam, karena “iqra`” haruslah dengan “bismi rabbika”, yaitu tetap berdasarkan
tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat
dan tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang
sesudah mereka. Ayat ini juga menjadikan bukti kekuasaan Allah yang menjadikan
manusia dari benda mati yang tidak berbentuk dan berupa dapat dijadikan Allah
menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai membaca dan
menulis.
Selain ayat diatas, Hadist Nabi juga menjelaskan, yang artinya Pelajarilah ilmu
karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi Allah itu merupakan kebaikan, dan
mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan
mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan
menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah (pedekatan
diri kepada Allah).
C. Mahasiswa Lokal dan Non Lokal
1. Pengertian Mahasiswa
Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,
1997), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi.
Montgomery dalam Papalia dkk (2007) menjelaskan bahwa perguruan tinggi atau
universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam
mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih
Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua
sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual,
mahasiswa harus mampu untuk berpikir kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan
sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan
menimpa dirinya (Djojodibroto, 2004: 54).
Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang
berada dalam rentang usia 18-21 tahun (Monks dkk, 2001). Menurut Papalia, dkk
(2007), usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau adolescence
menuju dewasa muda atau young adulthood. Pada usia ini, perkembangan individu
ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, serta sudah
mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya.
Lebih jauh, menurut Ganda (2004: 12), mahasiswa adalah individu yang belajar
dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam
menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu
sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau
disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan
2. Ciri-ciri Mahasiswa
Menurut Kartono (1985; 54) mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang
mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lainsebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi,
b. Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai
pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun
dalam dunia kerja.
c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.
d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan
profesional.
3. Mahasiswa Lokal
Mahasiswa Lokal merupakan mahasiswa yang berasal dari dalam daerah
sulawaesi Selatan.
4. Mahasiswa Non Lokal
Mahasiswa Non Lokal merupakan mahasiswa yang berasal dari luar daerah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptip komparatif, artinya
rancangan penelitian yang menggambarkan variable penelitian dalam bentuk
angka-angka atau statistik.
Desain Penelitian merupakan semua proses dalam merencanakan dan
melaksanakan suatu penelitian. Desain sering ditafsirkan secara sempit, yakni sebagai
suatu proses penelitian sehingga hasil yang diperoleh dapat memecahkan masalah
secara mantap (Latipun, 2003: 67).
Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
Variabel
X1’ X2’
X1
X2
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam suatu penelitian, ada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang
dibutuhkan. Objek tersebut adalah populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.
Populasi bukan hanya orang, tapi juga obyek dan benda benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada oyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti
itu (Sugiyono, 2012: 61).
Berdasarkan uraian di atas adapun yang menjadi subyek populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Lokal dan Non Lokal angkatan 2011 dan 2012 Jurusan
Pendidikan Fisiska Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar:
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.1: Tabel populasi Mahasiswa Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar Angkatan 2011 dan 2013
angAngkatan Jumlah kelas Mahasiswa Jumlah mahasiswa lokal Non lokal
2011 3 59 25 84
2012 4 89 39 128
Jumlah ∑= 7 ∑= 148 ∑= 64 ∑= 212
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
ada pada populasin, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang dambil dari populasi itu (sugiyono,2012: 62).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil sebagian sampel untuk
mewakili populasi yang ada untuk mempermudah dalam memperoleh data yang
konkrit dan relevan dari sampel yang ada. Adapun tehnik sampling yang digunakan
dalam penelitian ni adalah teknik Nomogram Haryy King dan Random Sampling,
adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Nomogram Herry King adalah table penentuan jumlah sampel dari populasi, dengan
taraf kesalahan yang diambil sebesar 10%, sehingga jumlah sampel dari popuolasi 212
orang adalah 118 orang.
b) Stratifaid sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan tingkatan strata
kelas/semester. Dalam (Sugiyono, 2013: 130) untuk mencari sampel dari tiap strata
atau tingkatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan cara:
Sehingga berdasarkan uraian diatas diperoleh data untuk pengambilan sampel dari
setiap strata kelas/semester sebagai berikut:
Table 3.2: Tabel pengambilan sampel
Angkatan Jumlah kelas Mahasiswa Jumlah
Local Non local
2011 3 33 14 47
2012 4 49 22 71
c) Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Untuk penelitian ini,
peneliti mengambil sampel secara acak melalui pengundian/lot (suharsimi Arikunto,
2006: 134-139).
C.Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Riduwan, 2009: 24).
Pada dasarnya instrumen dapat diartikan sebagai alat. Dengan demikian instrumen
penelitian dalam hal ini yang dimaksudkan adalah unsur yang mempunyai peranan
penting dalam sebuah penelitian karena dikatakan bahwa instrument penelitian harus
relevan dengan masalah dan aspek yang diteliti atau agar datanya lebih akurat.
Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Angket (Kuesioner)
Angket yang dipandang sebagai suatu teknik penelitian yang banyak mempunyai
kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam pelaksanaannya angket dilakukan secara
tertulis, sedangkan wawancara dilakukan secara lisan. Oleh karena itu, angket juga sering
disebut dengan wawancara tertulis.
Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
angket terbuka dan angket tertutup.
a) Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga