• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik antara Mahasiswa Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbandingan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik antara Mahasiswa Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

MASALAH AKADEMIK ANTARA MAHASISWA LOKAL DAN NON LOKAL JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidik Fisika Jurusan Pendidikan Fisika

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh: RUBIATI NIM: 20404110086

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rubiati

NIM : 20404110086

Tempat/Tgl. Lahir : Wera/22 Mei 1991

Jurusan : Pendidikan Fisika

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Jalan Mannuruki II, Makassar

Judul : Perbandingan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Juni 2014 Penyusun,

Rubiati

(3)

Skripsi yang berjudul ”Perbandingan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa Lokal Dan Non Lokal Jurusan Pendidikan FisikaFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang disusun oleh saudari Rubiati, Nim: 20404110086. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, yang telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakaan pada hari Senin, tanggal 14 juli 2014 M bertepatan tanggal 16 Ramadhan 1435 H, dan dinyatakaan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika dengan beberapa perbaikan.

Makassar , 14 Juli 2014 M. 16 Ramadhan 1435 H DEWAN PENGUJI:

(Sesuai SK Dekan No. 916 Tertanggal 8 Juli 2014)

Ketua : Dr. Munir, M.Ag. ( )

Sekretaris : H. Erwin Hafid, Lc, M.Ag. ( )

Munaqisy I : ST. Hasmiah Mustamin, S.Ag, M.Ag. ( )

Munaqisy II : ST. Aisyah Chalik, S.Ag, M.Pd. ( )

Pembimbing I : Drs.Thamrin Tayeb, M.Si. ( )

Pembimbing II : Drs. Muhammaad Yahya, M.Ag. ( )

Diketahui Oleh :

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Dr. H. Salehuddin, M.Ag. NIP. 19541212 198503 1 001

(4)

iv

Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Perbandigan Motivasi Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar” ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan, sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Fisikai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Makassar.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan motivasi dari pihak tertentu, maka skripsi ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing. HT,M.S selaku Rektor UIN Alauddin Makassar beserta pembantu Rektor I, II, III, atas segala fasilitas yang diberikan dalam menimba ilmu di dalamnya.

2. Dr. H. Salehuddin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Pembantu Dekan I, II, III atas segala fasilitas yang diberikan kepadapenulis.

(5)

v kepada penulis.

4. Drs. Thamrin Tayeb, M.Si. dan Bapak Drs. Muhammad Yahya, M.Ag. sebagai pembiming I dan Pembimbing II

5. Drs. Muh Yusuf Hidayat, M.Pd yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para Dosen, Karyawan/karyawati pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmunya dan bantuannya kepada penulis.

7. Untuk ayahanda tercinta Bapak Jemiun Tahir dan Ibunda Pau yang telah bercucuran keringat dan telah membanting tulang mencari uang selama penulis menempu pendidikan dan doa tulus yang tak perna terhenti dari bibir mereka demi tercapai cita-citaku ini.

8. Untuk pamanku Da Ali Tahir S.Pd, dan bibi Fatima beserta adik Andi Asmadi Saputra dan Dwi Utami Datfa yang telah banyak membantu semasa kuliah baik moril maupun material.

9. Untuk adiku tersayang Siti Rahma Wati yang selalu mendukung penulis dalam menempu pendidikan ini. Terima kasih atas kesabaran kalian membantu ibu dan bapak untuk mencari uang.

(6)

vi Dewi, dan Rahayu Sumayanti.

12. Untuk keluarga besar Nanga Baras dan Wae Kool yang telah membantu penulis dalam menempu pendidika terima kasih atas dukungan kalian.

13. Sahabat seperjuangan Pertiwi, Ratma Niar, Siti Nur Zakia Said, Sastra Wati,Sakina, Ririnsyah, dan adik adik junior Anshar dan Taufik yang slalu bersama dan telah membantu penulis dalam melakukan penelitian serta menyelesaikan skripsi ini. 14. Adik-adik seperjuanganku Surti Andriyani, Rahmawati, Didin Alamsyah yang telah

membantu dalam pemeriksaan angket,

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kita semua.

Dan semoga amal baik mereka semuanya menjadi amal baik disisi Allah Subhanahu Wataala, dan mendapat balasan yang berlipat, Aamiin.

Syukran Jazakumullah Khairan Katsiran

Makassar, Juni 2014

Penulis

(7)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 57-82 A. Hasil Penelitian ... 57

B. Analisis Data... 63

C. Pembahasan ... 77

(8)

viii

KEPUSTAKAN ... 86-88

(9)

ix

Tabel Hal.

3.1 Tabel Populasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika ... 39

3.2 Tabel Pengambilan sampel mahasiswa local dan non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika ... 40

3.3 Tabel Kisi Kisi Angket Motivasi Berprestasi ... 43

3.4 Tabel Kisi-kisi Angket Cara Menyelesaikan Masalah Akademik ... 44

3.5 Tabel Kategori Motivasi Berprestasi ... 49

3.6 Tabel Kategori Cara Menyelesaikan Masalah Akademik... 51

4.1 Tabel Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi Mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan Fisika ... 57

4.2 Tabel Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi Mahasiswa Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika... 59

4.3 Tabel Hasil Penelitian Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Mahasiswa Lokal ... 60

4.4 Tabel Hasil Penelitian Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Mahasiswa Non Lokal ... 62

4.5 Tabel Penolong untuk Menghitung men score... 64

4.6 Tabel Penolong untuk menghitung standar deviasi ... 65

4.7 Tabel Kategorisasi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Lokal ... 66

4.8 Tabel Penolong untuk menghitung mean score ... 67

4.9 Tabel penolong untuk menghitung standar deviasi... 67

4.10 Tabel kategorisasi motivasi berprestasi mahasiswa non lokal ... 68

(10)

x

4.13 Tabel kategorisasi cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa

Lokal ... 71 4.14 Tabel penolong untuk menghitung mean score ... 72 4.15 Tabel penolong untuk menghitung standar deviasi... 72 4.16 Tabel kategori cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa

(11)

xi

Nama : Rubiati

Nim : 20404110086

Judul : PERBANDINGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN CARA

MENYELESIAKAN MASALAH AKADEMIK ANTARA

MAHASISWA LOKAL DAN NON LOKAL JURUSAN

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN

KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang motivasi berprestasi mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika, dan cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika, dan perbedaan motivasi berprestasi antara mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika serta perbedaan cara menyelesaikan masalah akademik antara mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu motivasi berprestasi (X1) dan cara menyelesaikan masalah akademik (X2).

Populasi dalam penelitian ini adalah 212 orang, dan hanya 118 dari poplasi yang dijadikan sampel, yang diambil melalui, Teknik Nomogram Harry King dan Stratified Random Sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket yang meliputi angket motivasi berprestasi dan cara menyelesaikan masalah akademik. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial yaitu dengan uji statistik test “t”dua sampel.

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif untuk motivasi berprestasi mahasiswa lokal diperoleh rata-rata 49,56 dengan kategori rendah, dan motivasi berprestasi mahasiswa non lokal diperoleh nilai rata-rata 41,80 dengan kategori rendah. Untuk cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa local diperoleh rata-rata 63 dengan kategori buruk, dan cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa non lokal diperoleh rata-rata 50,5 dengan kategori sangat buruk. Adapun Statistik inferensial menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika yaitu thitung>ttabel untuk taraf signifikan 5% maupun 1% (1,980 < 5,72 > 2,617), serta terdapat perbedaan yang signifikan cara menyelesaikan masalah akademik antara mahasiswa lokal dan non lokal jurusan pendidikan fisika yaitu thitung>ttabeluntuk taraf signifikan 5% maupun 1% (1,980 <6,17> 2,617).

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di masa lalu dan masa sekarang termasuk era globalisasi,

diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki kemampuan dalam

keilmuan dan keimanan. Harapan tersebut sebagaimana terdapat dalam UU No 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada Bab I pasal 3 yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangya potensi peserta didk agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadda Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas 2003)”.

Keberadaan pendidikan saat ini semakin dibutuhkan seiring dengan masih

adanya kesenjangan antara keterampilan yang dituntut dari dunia usaha pendidikan.

Kehadiran pendidikan juga dibutuhkan sebagai sarana untuk memberikan kesempatan

bagi warga Negara yang tidak memiliki kesempatan mengikuti pendidikan agar

mendapat pembekalan yang memadai untuk kehidupannya (Alifuddin, 2012:142).

Salah satu keberhasilan mahasiswa di tinjau dari motivasi yang tinggi serta

hasil akademiknya. Pada kenyataannya ditemukan tuntuan hasil akademik pada

mahasiswa semakin tinggi sementara daya belajar dan motivasinya masih kurang dan

biasa biasa saja. Hal inilah yang menyebabkan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam

meraih prestasi akademiknya kurang sebagaimana yang diharapkan oleh dosen, orang

tua dan mahasiswa itu sendiri.

(13)

Hasil akademik mahasiswa dalam pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang ada pada diri mahasiswa maupun lingkungan sekitar mahasiswa itu sendiri. Dua

faktor yang diduga turut mempengaruhi hasil belajar akademik dan motivasi berprestasi

mahasiswa untuk memperoleh prestasi akademiknya.

Keberhasilan mahasiswa dalam pendidikan juga dipengaruhi oleh motivasi

berprestasi yang dimiliki. Motivasi sebagai daya dorong yang memungkinkan seseorang

untuk berhasil mencapai apa yang diharapkan. Seseorang yang memiliki motivasi

berprestasi yang tinggi cenderung untuk selalu berusaha untuk mencapai apa yang

diinginkan meski mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. Pada

kenyataanya motivasi berprstasi yang dimiliki oleh seseorang cenderung sering

mengalami penurunan dan dilain waktu mengalami peningkatan. Motivasi berprestasi

yang dimiliki oleh seseorang idealnya selalu mengalami progresif atau kemajuan

sehingga mempercepat apa yang diinginkan. Hal inilah yang belum dimiliki oleh

generasi muda untuk selalu meningkatkan motivasi berprestasinya (sugiyanto, 2008: 4).

Fenomena baru muncul yaitu mahasiswa di perguruan tinggi terdiri dari

berbagai daerah dari mana ia berada, ada yang dari luar daerah maupun dari dalam

daerah. Terlepas dari semua itu mahasiswa tersebut berkewajiaban meraih prestasi dan

hasil belajar yang baik.

Untuk meraih hasil akademis yang baik ada faktor yang tidak dapat dilupakan

yaitu motivasi berprestasi. Dalam dunia pendidikan motivasi berprestasi menjadi suatu

(14)

orang orang yang sukses adalah orang orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang

kuat (Ramond, 2007: 4).

Dalam beberapa penelitian, motivasi dihubungakn dengan hasil belajar. Hal ini

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Katzell Thompson dalam (Selden, 2002)

yang mengatakan bahwa studi empiris terhadap berbagai teori motivasi belajar

menjelaskan 20% nyaris terhadap hasil belajar. Sejalan dengan itu, dewasa ini usaha

untuk meningkatkan hasil belajar antara lain disadarkan pada kemampuan untuk

motivasi mahasiswa itu sendiri (Houston, 2000).

Dengan demikian , bahwa dengan motivasi yang tinggi akan menjadikan

mahasiswa memiliki hasil belajar yang tinggi, yang secara tidak langsung akan

menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Karena tanpa kesadaran akan keharusan

dalam melaksanakan segala aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya, seserang

tidak mungkin dapat mencapai target yang dicita-citakannya dengan maksimal. Selain

itu, motivasi yang tinggi akan membantu seseorang dalam meningkatkan kreativitas

belajarnya, sehingga memperoleh prestasi akademik yang memuaskan yang didukung

dengan kemampuan berpikir yang kreatif yang akan melahirkan ide-ide yang inovatif.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan melakukan pendekatan psikologi untuk meneliti Perbandingan Motivasi

Berprestasi dan Cara Menyelesaikan Masalah Akademik Antara Mahasiswa

Lokal dan Non Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin

(15)

B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan.Dari rumusan

masalah inilah tujuan penelitian, hipotesis, populasi dan sample, teknik untuk

mengumpulkan data dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah merupakan

suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono,

2010: 35). Jadi berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat motivasi berprestasi Mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan

Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?

2. Bagaimana tingkat motivasi berprestasi Mahasiswa Non Lokal Jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah akademik Mahasiswa Lokal Jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?

4. Bagaimana cara menyelesaikan masalah akademik Mahasiswa Non Lokal Jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar?

5. Apakah ada perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi antara mahasiswa

lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN alauddin Makassar?

6. Apakah ada perbedaan yang signifikan cara menyelesaikan masalah akademik

antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah

(16)

C. Hipotesis

Agar dalam penelitian dapat terarah, maka dirumuskan pendugaan terlebih

dahulu terhadap penyebab terjadinya masalah yaitu hipotesis. Hipotesis adalah

kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui analisis

terhadap bukti bukti empirik (Sudarwan , 1997: 115).

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbandingan motivasi bereprestasi dan

cara menyelesaikan masalah akademik antara mahasiswa lokan dan non lokal jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyahdan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi antara mahasiswa

lokal dan non lokal jurusan Pendidikan fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan cara menyelesaikan masalah akademik

antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

D. Defenisi Operasional Variabel

1. Motivasi Berprestasi

a. Motivasi berprestasi mahasiswa lokal

Motivasi berprestasi mahasiswa lokal merupakan dorongan, semangat, percaya diri,

yang timbul pada diri seseorang individu yang belajar diperguruan tinggi yang

(17)

b. Motivasi berprestasi mahasiswa non lokal

Motivasi berprestasi mahasiswa non lokal merupakan dorongan, semangat, percaya

diri yang timbul pada diri seseorang individu yang belajar diperguruan tinggi yang

mengikuti semester berjalan yang berasal dari luar Sulawesi Selatan atau biasa juga

disebut penduduk pendatang.

2. Cara Menyelesaikan Masalah Akademik

a. Cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa lokal

Cara menyelesaikan masalah belajar adalah suatu cara peningkatan motivasi belajar,

pengembangan sikap, dan pengajaran perbaikan yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan pada

kondisi tertentu yang dialami oleh individu yang belajar di perguruan tinggi yang

berasal didalam daerah Sulawesi selatan.

b. Cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa non lokal

Cara menyelesaikan masalah belajar adalah suatu cara peningkatan motivasi belajar,

pengembangan sikap, dan pengajaran perbaikan yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan pada

kondisi tertentu yang dialami oleh individu yang belajar di perguruan tinggi yang

(18)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan

Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

2. Untuk mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa non lokal Jurusan Pendidikan

Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

3. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa lokal

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

Makassar

4. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah akademik mahasiswa non lokal

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

Makassar

5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perbandingan motivasi berprestasi

antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

6. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perbandingan cara menyelesaikan

masalah akademik antar mahasiswa lokal dan non lokal jurusan Pendidikan

Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan untuk menyususn alat ukur (instrument)

(19)

2009: 1). Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini ada dua yaitu tujuan secara teoritis

dan tujuan secara praktis, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

a. Memberikan sumbangan informasi dan pemikiran dalam rangka pengembangan

ilmu psikologi pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi

motivasi berprestasi dan cara menyelesaikan masalah belajar mahasiswa.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka

penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya

yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.

2. Manfaat Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi mahasiswa, akan memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk dapat lebih

giat dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan dalam menyelesaikan

masalah- masalah akademik serta tugasnya sehingga akan memungkinkan

peningkatan pada hasil belajarnya..

b. Bagi orang tua, sebagai bahan pertimbangan bahwa seorang anak juga membutuhkan

perhatian dan motivasi dari orang tua sehingga siswa mampu mengatasi

(20)

c. Bagi lembaga pendidikan, sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan menunjang tercapainya target

kurikulum sesuai dengan yang diharapkan,

d. Dan bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan menjadi

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Berpestasi

1. pengertian Motivasi

Morgan (1986: 67) mengemukakan motivasi sebagai dorongan yang

mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku yang persisten yang diarahkan

untuk mencapai tujuan. Sementara Atkinson (1996) menyatakan bahwa motivasi

adalah faktor-faktor yang menguatkan perilaku dan memberikan arahannya.Defenisi

yang mirip juga dikemukakan oleh Chaplin (1997) bahwa motivasi adalah satu variabel

penyela (yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor

tertentu didalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan

menyalurkan tingkah laku menuju satu sarana.

Donald (dalam Hardjo & Badjuri, 2002) menyatakan bahwa motivasi

merupakan perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan

afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Djiwandono (2002), kata

motivasi digunakan untuk menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan

untuk melakukan sesuatu yang khusus atau umum. Motivasi juga menggambarkan

kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan uraian pengertian tersebut terdapat 3 unsur penting yang

terkandung didalam motivasi yaitu keadaan di mana terdapat need, drive dan motif

individu, kemudian perilaku dan yang terakhir tujuan atau goal individu tersebut.

(22)

Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang

yang ditandai munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya

tujuan (Saudiman,2009: 38).

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia. Perkembangan motivasi aka membawa beberapa perubahan energi

didalam system “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena

menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam

diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau feeling, afeksi seseorang. Dalam hal

ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang

dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsangatau

terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan

menyangkut soal kebutuhan.

Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai

sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu periubahan

energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala

kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan

(23)

Menurut M.Utsman Najati, motivasi adalah kekuatan penggerak yang

membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta

mengarahkannya menuju tujuan tertentu.

Menurut Saudiman (2009:48), ada beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Memberi angka, angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan

belajarnya

b. Hadiah, hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik bagi

seseorang yang tidak senagng dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetisi, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong

belajar siswa.

d. Ego-involvement, menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan harga diri adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup

penting.

e. Memberi ulangan, para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada

ulangan.

f. Mengetahui hasil, dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

(24)

2. Pengertian Prestasi

Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi adalah “To overcome

obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as

possible” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan,

berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

kegiatan.Menurut Bloom dalam Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan

menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan

kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu

usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar, 2000: 176).

Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan

sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan

kerja (Nasrun, 2000: 256).

3. Pengertian Motivasi Berprestasi

Motif, dalam bahasa Inggrisnya motive berasal dari kata motion, yang berarti

gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif pun erat hubunganya dengan

gerak, yaitu gerak dalam hal ini gerak yang dilakukan oleh mausia atau yang disebut

juga dengan perbuatan atau tingkah laku.Motif dalam psikologi berarti ransangan,

(25)

Disamping istilah motife dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi.

Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses

gerakan itu, termasuk nsituasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri

individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir

daripada gerakan atau perbuatan (Sarlito, 2003 : 64)

Motivasi adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa untuk dapat

menggerakan diri dengan memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala

sesuatu yang terjadi dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan.Dalam motivasi

tercakup konsep konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi,

dan keinginan seseorang terhadap sesuatu (Malik, 2011: 20).

Maslow berasumsi bahwa perilaku manusia termotivasi kearah self-fulfillment

(dalam Alhadza,2003). Setiap orang mempunyai motif bawaan yang selalu

diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif bawaan yang selalu

diperjuangkan untuk dipenuhi yang bergerak dari motif yang paling sederhana yaitu

kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan aktualiasasi diri (Arends,2004: 134).

Anaswi (2002) menjelaskan motivasi berprestasi berhubungan dengan

kemampuan untuk mengatasi rintangan dan memelihara semangat keraja yang tinggi,

bersaing melalui usaha keras, untuk memnggauli orang lain. McCelland dan Brunham

dalam Asnawi (2002) menjelaskan motivasi berprestasi adalah dorongan untuk

mengerjakan sesuatu menjadi lebih baik atau lebih baik atau efisien dari sebelumnya

(26)

Motivasi berprestasi adalah semangat siswa untuk untuk berprestasi dalam

kegiatan belajar mengajar yang terkait dengan aktivitas proses pembelajaran siswa

disekolah. Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang berhubungan dengan

prestasi yaitu adanya keinginan seseorang untuk menguasai rintangan rintangan

dalam mempertahankan kualitas kerja yang tinggi bersaing melalui usaha usaha

(sugiyanto, 2008: 28).

Menurut McClleland dan Atkinson (dalam Djiwandono,2002), motivasi yang

paling penting untuk pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang

cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang

berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.

Berdasarkan uraian diatas serta definisi tentang motivasi dan motivasi

berprestasi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan proses internal

manusia yang mengarah dan menggerakkan prilaku pada pencapaian tujuan serta

kemampuan untuk mencapai keberhasilan.

Teori motivasi yang sangat fundamental dan monumental adalah teori motivasi

diri Abraham Maslow sebagai tokoh moptivasi aliran humanism, yang menyatakan

bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia.

Dimana kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisioligis, kebutuhan rasa aman,

kebutuhan kasih saying, kebutuhan dihargai dan di hormati, dan kebutuhan aktualisasi

(27)

4. Karakteristik Motivasi Berprestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Motivasi, berarti dorongan yang

timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu.

Dalam hal ini, dorongan (dukungan) dari orang tua kepada anaknya, agar anak

memiliki keinginan penuh untuk dapat bertindak sesuai dengan bakatnya, mencapai

tujuan terbaik.

Tingkat dimana dengan orang motivasi berprestasi yang kuat dapat menunjukan

prilaku yang berorientasi ke prestasi tergantung banyak faktor.Salah satu faktor

tersebut adalah takut adanya kegagalan.Untuk orang yang takut gagal biasanya

kebutuhan prestasinya relative rendah (Sardiman, 200:123-124).

Menurut sardiman (200: 124-125) motivasi berprestasi mengekspresikan

dirinya dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:

a. Berani mengambil resiko

Berani mengambil resiko adalah tidak gentar pada kompetisi, walaupun hasil

yang didapat nantinya adalah suatu kekalahan. Karena motivasi dari orang tua,

menjadikan sang anak menjadi pribadi yang kuat, dimana kalah atau menang bukanlah

tujuan akhir yang mutlak, tapi perjalanan mencapainya yang harus dimaknai dengan

perjuangan. Anak yang termotivasi dengan baik, akan mengoptimalkan seluruh

kemampuan yang dimiliki dan berani bertanding dalam satu kompetisi yang sulit

(28)

Orang dengan motivasi berprestyasi yang tinggi lebih suka bekerja dengan

tantangan yang moderat yang menjanjikan kesuksesan.mereka tidak suka melakukan

pekerjaan yang mudah, dimana tidak ada tantangan sehingga tidak ada kepuasan unuk

berprestas, mereka juga tidak suka melakukan pekerjaan yang sulit dimana

kemungkinan untuk suksesnya kecil.

b. Bertanggung jawab

Anak yang mendapatkan motivasi baik dari orangtuanya, maka akan tumbuh

menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kenapa? Karena motivasi menjadikan sang

anak bersungguh-sungguh menjalankan perannya, mengejar harapan dan prestasinya,

berharap untuk tidak mengecewakan orang tua dan mereka yang menyayanginya

(memberi motivasi). Motivasi memberikan kesadaran dan menjadikan anak fokus pada

tujuannya, dan pantang mundur sebelum mencapai hasil.

c. Membutuhkan umpan balik

Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi menyukai tugas tugas dimana

prestasi mereka dapat dibandingkan dengan prestasi orang lain; mereka menyukai

umpan balik’ bagaimana mereka melakukanya’. Umpan balik dibutuhkan agar dapat

meningkatkan efektifitas dari apa yang dilakukan untuk dapat mencapai apa yang

diinginkan.

d. Ketekunan

Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi cenderung tetap

(29)

atau untuk merefleksikan ciri pribadi mereka (misalnya kecerdasan) yang dilibatkan

untuk mencapai puncak.

e. Inovatif

Orang dengan motivasi berprestasi yang tinggi senang bekerja dalam situasi

dimana dia dapat mengontrol hassilnya, mereka bukan penjudi. Seseorang dengan

motivasi berprestasi yang tinggi cenderung bertindak kreatif dengan mencari cara

untuk menyelesaikan tugas seefesien dan seefektif mungkin.

Menurut Bimo (1980: 164) dalam McClelland mengatakan bahwa ciri-ciri

individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggiadalah sebagai berikut:

a. Berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar.

b. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya,

c. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang

dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat bahwa hasil yang diperoleh

dari kegiatannya lebih baik atau buruk.

d. Menghindari tugas-tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih

tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang.

e. Inovatif yaitu dalam melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang

berbeda, efisien dan lebih baik daripada sebelumnya. Hal ini dilakukan agar

individu mendapatkan cara-cara yang lebih menguntungkan dalam pencapaian

(30)

f. Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang

lain dan ingin merasakan sukses atau kegagalan disebabkan tindakan individu itu

sendiri.

5. Teori Motivasi

Menurut (Purwanto,1990: 74) terdapat Beberapa teori motivasi yang akan

dibahas dalam pasal ini adalah sebagai berikut:

a.Teori Hedonisme

Hedonisme adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau

kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang

bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone)

yang bersifat duniawi.

b.Teori Naluri

Menurut teori untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang

akan dituju dan perlu dikembangkan.

c.Teori Reaksi yang Dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan

naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola pola tingkah laku yang dipelajari dari

kebudayaan di tempat orang itu hidup.

d. Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang

(31)

kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya

pendorong pada jenis kelamin yang lain.

e.Teori Kebutuhan

Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.Teori ini

beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan

psikis.

6. Tujuan Motivasi

Secara umuum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk

menggerakan seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan

sesuatu, sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi

seseorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswanya

agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar

sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan yang

ditetapkan dalam kurikulum sekolah (Purwanto,1990: 73).

B. Masalah Akademik

1. Pengertian Masalah Akademik

Hampir setiap hari kita tidak pernah absen menggunakan kata masalah dalam

percakapan sehari hari.Namun, jarang sekali dianytara kiata yang mempersoalkan

pengertian atau makna dari kata masalah.Kondisi ini boleh jadi karena sebagian besar

(32)

telah memiliki keseragaman makna atas kata masalah.Memepersoalkan kata masalah

memeng kalah penting dibandingkan memepersoalkan esensi masalah itu sendiri. Tapi

pengertian atau pemaknaan atas kata masalah juga bukan suatu kearifan. Sebab, segala

sesuatu dijagat raya baru dapat di apresepsi, disikapi dan diperlakukan jika sudah

dimaknai atau punya makna (widodo, 2012:15).

Masalah adalah ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang

melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang

mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985)

mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,

menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu

dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat

didefinisikan "Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".

Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti sebuah

taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu, kata acadomos

berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan.Para pengikut perguruan

tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam itu disebut academia.

Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah keadaan orang-orang bisa

(33)

dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002 : Dapat dikatakan,

secara umum pengertian akademik berarti proses belajar mengajar yang dilakukan di

kelas atau dunia persekolahan.

Masalah akademik merupakan masalah dalam hal kecakapan tingkah laku,

ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak

disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil

proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan

serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes

yang terstandar (Rumaini, 2006: 39).

Masalah akademik adalah istilah untuk mewujudkan suatu pencapaian tingkat

keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh

seseorang secara optimal (Setiawan, 2006: 123).

Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan

menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan".

Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa

kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak

menguntungkan bagi dirinya.Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh

murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa

(34)

Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan

belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan aktivitas psikis

berkenaan dengan bahan belajar.

1. 2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia

sehari hari. Karena telah sangat dikenal mengenai belajar ini, seakan akan orang telah

mengetahui dengan sendirinya.

Morgan, dkk (1984) memberikan definisi mengenai belajar, “learning can be

defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of

paractice or exprince”.Hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perubahan

perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena pengaman

(exprince). Pada pengertian latihan dibutuhkan ussaha dari individu yang

bersangkutan, sedangkan pada pengertian pengalaman usaha tersebut tidak tentu

diperlukan (Bimo, 1980:167).

Menurut Bimo (1980: 169) dapat dikemukakan beberapa hal mengenai belajar

yaitu sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku. Ini

berarti sehabis belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku

dalam arti yang luas dapat over behavior atau innert behavior. Karena itu perubahan

itu dapat dalam segi kognitif, efektif dan dalam segi psikomotorik.

b. Perubahan perilaku itu dapat actual, yaitu yang menampak, tetapi juga dapat bersifat

(35)

c. Perubahan yang disebapkan karena belajar itu bersifat relative permanen, yang berarti

perubahan itu berarti akan bertyahan dalam waktu yang relative lama. Tetapi

perubahan itu tidak akan menetap terus menerus, sehingga pada suatu waktu hal

tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat belajar.

Belajar menurut Slameto (2003) secara psikologi addalah suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interakssi dengan lingkunganya dalam memenuhui

kebutuhan hidupnya, atau belajar ialah suatu peroses usahan yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh seuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

3. Faktor Faktor Terjadinya Masalah Akademik (belajar)

Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis

peryataan (manifestasi). Karena guru bertanggung jawab terhadap proses belajar

mengajar, maka ia seharusnya memahami manifestasi gejala gejala kesulitan belajar.

Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada murid

yang mengalami kesulitan belajar http://skripsistikes.wordpress.com

Menurut (Daryanto, 2009: 12), Pada garis besarnya sebap sebap terjadinya

masalah belajar pada murid maupun mahasiswa dapat dikelompokan ke dalam dua

kelompok yakni sebagai berikut:

a. Factor internal belajar

Untuk bertindak belajar mahasiswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika

mahasiswa tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik.

(36)

1) Gangguan secara fisik

Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ organ perasaan, alat bicara,

gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahan.

2) Ketidak seimbangan mental

Adanya gangguan dalam fungsi mental seperti menampakan kurangnya

kemampuan mental, taraf kecerdasanya cenderung kurang.

3) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tenyang sesuatu, yang

membawa diri sesuai dengan penilaian.Adanya penilaian terhadap sesuatu

memberikan sikap menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja. Selama

melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil dari

pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar akan

membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran. Sikap

mahasiswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakan belajar. Sikap yang

salah akan membawa mahasiswa merasa tidak peduli dengan belajar lagi.

Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini akan

sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan

menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika mahasiswa sudah tidak peduli

terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang dilakukan akan sia-sia. Maka

mahasiswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap

(37)

4) Motivasi belajar

Tidak diragukan bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam

menumbuhkan semangat pada siswa untuk belajar. Karena seorang siswa meski

memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan tetap ditiup

oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka tunas semangat

ini harus dipelihara secara terus menerus. Motivasi belajar merupakan kekuatan

mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau

tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu

belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa

perlu diperkuat terus menerus.Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan

tentang keutamaan ilmu dan keutamaan mencari ilmu. Bila siswa mengetahui

betapa besarnya keutamaan sebuah ilmu dan betapa besarnya ganjaran bagi orang

yang menuntut ilmu, maka siswa akan merasa haus untuk menuntut ilmu. Selain

itu bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya merasa membutuhkan

ilmu. Bila seseorang merasa membutuhkan ilmu maka tanpa disuruhpun siswa

akan mencari ilmu itu sendiri. Sehingga semangat siswa untuk menunutut ilmu

sangat tinggi, dan hal ini akan memudahkan proses belajar.

5) Kosentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada

pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun

proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu melakukan

(38)

selingan istirahat. Yang perlu diperhatikan oleh guru ketika memulai proses

belajar ialah sebaiknya seorang guru tidak langsung melakukan pembelajaran

namun seorang guru harus memusatkan perhatian siswanya sehingga siap untuk

melakukan pembelajaran. Sebab ketika awal masuk kelas perhatian siswa masih

terpecah-pecah dengan berbagai masalah.Sehingga sangat perlu untuk melakukan

pemusatan perhatian dengan berbagai strategi. Menurut seorang ilmuan ahli

psikologis, kekuatan belajar seseorang setelah tiga puluh menit telah mengalami

penurunan.Ia menyarankan agar guru melakukan istirahat selama beberapa

menit. Istirahat ini tidak harus keluar kelas melainkan dapat berupa obrolan

ringan yang mampu membuat siswa merasa rileks kembali. Dengan memberikan

selingan istirahat, maka perhatian dan prestasi belajar dapat ditingkatkan.

6) Mengelolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi dan

cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan

belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai agama, nilai

kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam mengolah bahan

pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif selama proses belajar.

Misalnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi

yang disampaikan, sehingga siswa benar-benar memahami materi yang telah

disampaikan. Siswa akan mengolah bahan belajar dengan baik jika mereka

(39)

menyampaikan materi secara menarik sehingga siswa akan memusatkan

perhatiannya terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

b. Faktor eksteren belajar

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu proses belajar

juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat bila didorong oleh lingkungan siswa.

Dengan kata lain aktifitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun

dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah

merupakan faktor eksternal belajar. Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa

factor eksternal yang berpengaruh pada aktifias belajar. Faktor-fsktor eksternal tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Guru sebagai pembimbing siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik .Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang

sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda generasi

bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi

penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga

mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang

mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangan

diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia. Dengan penghasilan yang

diterimanya setiap bula ia dituntut berkemampuan hidup layak sebagai seorang

pribadi guru. Tuntutan hidup layak tersebut sesuai dengan wilayah tempat tinggal

dan tugasnya.Guru juga menumbuhkan diri secara professional.Ia bekerja dan

(40)

keutuhan secara pribadi, dan pertumbuhan profesi sebagai guru merupakan

pekerjaan sepanjang hayat.Kemampuan mengatasi kedua masalah tersebut

merupakan keberhasilan guru membelajarkan seorang siswa.

2) Prasarana dan sarana pembelajaran.

Prasarana pembelajaran meliputi sarana olahraga, gedung sekolah ruang belajar,

tempat ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran

meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan

berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana

pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti

bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan melakukan proses

pembelajaran yang baik. Justru disinilah muncul bagaimana mengolah sarana dan

prasaranapembelajaran sehingga tersenggara proses belajar yang berhasil dengan

baik.

3) Kebijakan penilaian

Kegiatan penilaian merupakan proses belajar mencapai puncaknya pada hasil

belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja

tersebut maka proses belajar berhenti untuk sementara. Dan terjadilah penilaian.

Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah

siswa.Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah guru.Dengan demikian, hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, dari sisi siswa hasil belajar

merupak tingkat perkembangan mental yang lebing baik bila dibandingkan pada

(41)

ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik.Hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran

guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Jika digolonhkan lulus maka dapay

dikatakan proses belajar siswa dan tindak mengajar guru berhenti sementara. Jika

digolongkan tidak lulus, terjadilah proses belajar ulang bagi siswa dan mengajar

ulang bagi guru.

4. Teori belajar

Sebetulnya terdapat banyak teori belajar, misalnya yang mendasr pada ilmu

jiwa daya, tanggapan, asosiasi, trial dan eror, Medan Gastalat, Behaviorist, dana lain

lain. Namun dalam uraian ini dibatasi hanya sekiranya relevan dengan kebutuhan.

Menurt (Daryanto,2009: 8), Teori belajar terdiri atas beberapa teori, diantaranya

adalah sebagi berikut:

a. Teori Gestalat

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman yang sekarang menjadi

tenar di seluruh dunia. Hokum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan

hokum dalam belajar.

b. Teori Menurut J. Brunner

Menurut Brunner, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku tetapi untuk mengubah

kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak

dan mudah mempelajari sesuatu yang dipelajari menjadi suatu keterampilan dan

(42)

c. Teori Belajar dari Piaget

Pandangan piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak anak adalah

sebagai berikut:

1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka

bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang

khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk menghayati dunia sekitarnya, maka

memerlukan pelayanan tersendiri dalam belajarnya.

2) Perkembangan mental anak melalui tahap tahap tertentu menurut suatu urutan yang

sama bagi seemua anak.

3) Walaupun berlangsungnya tahap tahap perkembangan itu melalui suatu urutan

tertentu, tapi jangka waktu untuk berlatih dari tahap ketahap yang lain tidaklah

selalu sama pada setiap anak.

d. Teori dari R. Gagne

Terhadap masalah belajar Gagne memberikan dua definisi yaitu:

1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

2) Belajar adalah pengausaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari

instruksi. skala sikap dan kebiasaan belajar

5. Cara Menyelesaikan Masalah Akademik

Mahasiswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar

masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan

(43)

Menurut Bimo (2010: 141- 142), beberapa upaya yang dapat dilakukan guru

untuk mengatasi masalah belajar siswa antara lain sebagai berikut:

a. Pengajaran perbaikan

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada

seorang atau sekelompok mahasiswa yang menghadapi masalah belajar dengan

maksud memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka.

Dalam hal ini bentuk kesalahan yang paling pokok berupa kesalahan pengertian, dan

tidak menguasai konsep-konsep dasar.Dosen harus berupaya memperbaiki

kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil

belajar yang optimal.

b. Kegiatan Pengayaan

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan dosen

kepada seorang atau beberapa orang mahasiswa yang sangat cepat dalam belajar.

Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah,

memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan

belajar sebelumnya.

c. Peningkatan Motifasi Belajar

Salah satu bantuan yang dapat diberikan dosen dalam mengatasi masalah

belajar mahasiswa adalah dengan memberikan motivasi belajar. Prosedur-prosedur

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar. Mahasiswa akan terdorong untuk lebih giat

(44)

2) Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat mahasiswa.

3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan

menyenangkan .

4) Memberikan hadiah ( penguatan ) dan hukuman bila mana perlu.

5) Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara dosen dan

mahasiswa, serta antara mahasiswa dengan mahasiswa.

6) Melengkapi sumber dan peralatan belajar.

7) Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik

Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkan

seringkali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh

dosen-dosen dan orang tua mahasiswa. Upaya selanjutnya yang dilakukan dosen-dosen dalam

pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik adalah :

1) Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar.

2) Memelihara kondisi kesehatan yang baik.

3) Mengatur waktu belajar, baik di kampus maupun di rumah.

4) Memilih tempat belajar yang baik.

5) Belajar dengan menggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-buku teks

dan referensi lainnya.

6) Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan, misalnya kapan membaca

secara garis besar, kapan secara terinci, dan sebagainya.

7) Untuk tidak segan-segan bertanya mengenai hal-hal yang tidak diketahui kepada

(45)

Ayat yang berkaitan dengan kedua variable ini adalah Q.S Al.Alaq. 1: 1-5 yaitu

sebagai berikut:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dari Al-quran telah dijelaskan bahwa proses perkembangan dan pertumbuhan

fisik manusia, tidak ada bedanya dengan proses perkembangan dan pertumbuhan pada

hewan. Semuanya berproses menurut hukum-hukum dalam alam yang material.Hanya

pada kejadian, manusia sebelum makhluk yang disebut manusia itu dilahirkan dari

rahim ibunya, Tuhan telah meniupkan roh ciptaannya kedalam tubuh manusia.

Ayat 1-5 (surah al-alaq) menyatakan bahwa manusia dijadikan dari segumpal

darah atau menurut pendapat lain‘alaq (sesuatu yang melekat). Dengan ayat-ayat ini

terbuktilah tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu

pengetahuan.Andaikata tidak karena qalam niscaya tidak banyak ilmu pengetahuan

yang tidak terpelihara dengan baik.Banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak

ajaran agama hilang, pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh

orang-orang sekarang baik ilmu, seni, dan penemuan-penemuan mereka.

Manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai

pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari

Aqidah Islam, karena “iqra`” haruslah dengan “bismi rabbika”, yaitu tetap berdasarkan

(46)

tidak dapat diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat

dan tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang datang

sesudah mereka. Ayat ini juga menjadikan bukti kekuasaan Allah yang menjadikan

manusia dari benda mati yang tidak berbentuk dan berupa dapat dijadikan Allah

menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai membaca dan

menulis.

Selain ayat diatas, Hadist Nabi juga menjelaskan, yang artinya Pelajarilah ilmu

karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi Allah itu merupakan kebaikan, dan

mempelajari ilmu merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, dan

mencarinya merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah sedangkan

menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya merupakan Qurbah (pedekatan

diri kepada Allah).

C. Mahasiswa Lokal dan Non Lokal

1. Pengertian Mahasiswa

Definisi mahasiswa menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa,

1997), bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi.

Montgomery dalam Papalia dkk (2007) menjelaskan bahwa perguruan tinggi atau

universitas dapat menjadi sarana atau tempat untuk seorang individu dalam

mengembangkan kemampuan intelektual, kepribadian, khususnya dalam melatih

(47)

Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua

sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual,

mahasiswa harus mampu untuk berpikir kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan

sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali tidak mengukur resiko yang akan

menimpa dirinya (Djojodibroto, 2004: 54).

Mahasiswa dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang

berada dalam rentang usia 18-21 tahun (Monks dkk, 2001). Menurut Papalia, dkk

(2007), usia ini berada dalam tahap perkembangan dari remaja atau adolescence

menuju dewasa muda atau young adulthood. Pada usia ini, perkembangan individu

ditandai dengan pencarian identitas diri, adanya pengaruh dari lingkungan, serta sudah

mulai membuat keputusan terhadap pemilihan pekerjaan atau karirnya.

Lebih jauh, menurut Ganda (2004: 12), mahasiswa adalah individu yang belajar

dan menekuni disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam

menjalani serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu

sendiri, karena pada kenyataannya diantara mahasiswa ada yang sudah bekerja atau

disibukkan oleh kegiatan organisasi kemahasiswaan

2. Ciri-ciri Mahasiswa

Menurut Kartono (1985; 54) mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang

mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lainsebagai berikut:

a. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi,

(48)

b. Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai

pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai pemimpin masyarakat ataupun

dalam dunia kerja.

c. Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses modernisasi.

d. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas dan

profesional.

3. Mahasiswa Lokal

Mahasiswa Lokal merupakan mahasiswa yang berasal dari dalam daerah

sulawaesi Selatan.

4. Mahasiswa Non Lokal

Mahasiswa Non Lokal merupakan mahasiswa yang berasal dari luar daerah

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptip komparatif, artinya

rancangan penelitian yang menggambarkan variable penelitian dalam bentuk

angka-angka atau statistik.

Desain Penelitian merupakan semua proses dalam merencanakan dan

melaksanakan suatu penelitian. Desain sering ditafsirkan secara sempit, yakni sebagai

suatu proses penelitian sehingga hasil yang diperoleh dapat memecahkan masalah

secara mantap (Latipun, 2003: 67).

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

Variabel

X1’ X2’

X1

X2

(50)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam suatu penelitian, ada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang

dibutuhkan. Objek tersebut adalah populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.

Populasi bukan hanya orang, tapi juga obyek dan benda benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada oyek/subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti

itu (Sugiyono, 2012: 61).

Berdasarkan uraian di atas adapun yang menjadi subyek populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Lokal dan Non Lokal angkatan 2011 dan 2012 Jurusan

Pendidikan Fisiska Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar:

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3.1: Tabel populasi Mahasiswa Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar Angkatan 2011 dan 2013

angAngkatan Jumlah kelas Mahasiswa Jumlah mahasiswa lokal Non lokal

2011 3 59 25 84

2012 4 89 39 128

Jumlah ∑= 7 ∑= 148 ∑= 64 ∑= 212

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(51)

ada pada populasin, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang dambil dari populasi itu (sugiyono,2012: 62).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil sebagian sampel untuk

mewakili populasi yang ada untuk mempermudah dalam memperoleh data yang

konkrit dan relevan dari sampel yang ada. Adapun tehnik sampling yang digunakan

dalam penelitian ni adalah teknik Nomogram Haryy King dan Random Sampling,

adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Nomogram Herry King adalah table penentuan jumlah sampel dari populasi, dengan

taraf kesalahan yang diambil sebesar 10%, sehingga jumlah sampel dari popuolasi 212

orang adalah 118 orang.

b) Stratifaid sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan tingkatan strata

kelas/semester. Dalam (Sugiyono, 2013: 130) untuk mencari sampel dari tiap strata

atau tingkatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan cara:

Sehingga berdasarkan uraian diatas diperoleh data untuk pengambilan sampel dari

setiap strata kelas/semester sebagai berikut:

Table 3.2: Tabel pengambilan sampel

Angkatan Jumlah kelas Mahasiswa Jumlah

Local Non local

2011 3 33 14 47

2012 4 49 22 71

(52)

c) Random sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Untuk penelitian ini,

peneliti mengambil sampel secara acak melalui pengundian/lot (suharsimi Arikunto,

2006: 134-139).

C.Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

dalam kegiatan mengumpulkan data, agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya (Riduwan, 2009: 24).

Pada dasarnya instrumen dapat diartikan sebagai alat. Dengan demikian instrumen

penelitian dalam hal ini yang dimaksudkan adalah unsur yang mempunyai peranan

penting dalam sebuah penelitian karena dikatakan bahwa instrument penelitian harus

relevan dengan masalah dan aspek yang diteliti atau agar datanya lebih akurat.

Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Angket yang dipandang sebagai suatu teknik penelitian yang banyak mempunyai

kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam pelaksanaannya angket dilakukan secara

tertulis, sedangkan wawancara dilakukan secara lisan. Oleh karena itu, angket juga sering

disebut dengan wawancara tertulis.

Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

angket terbuka dan angket tertutup.

a) Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga

Gambar

Table 3.2: Tabel pengambilan sampel
Tabel 3.4: Kisi kisi Angket Cara Menyelesaikan Masalah Akademik
Table 4.1: Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi Mahasiswa Lokal Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
Table 4.2:  Hasil Penelitian Motivasi Berprestasi Mahasiswa Non Lokal Jurusan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat ketergantungan dalam melaksanakan suatu pekerjaan supaya lebih baik lagi hasil yang didapatkan. Jadi dalam organisasi ada yang selalu diandalkan dalam

Jawaban: menurut saya, Ibu Lala sebagai pemilik soto Pak NO yakin dengan menu andalannya yaitu soto Pak NO karna cita rasa yang berbeda dengan soto khas Semarang lain nya

Agar tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, terkait dengan judul “strategi komunikasi pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Dari fenomena yang ada maka dapat diketahui bagaimana seorang anak dapat menirukan adegan yang ada di dalam tayangan televis baik itu secara verbal maupun nonverbal (tingkah

Pada kajian yang lebih komprehensif terhadap setiap kebutuhan dasar keluarga seperti tempat tinggal (rumah), makan, kesehatan dan pendidikan, hasil kajian menunjukan

Untuk membuktikan apakah ada tidaknya pengaruh pendekatan authentic instruction terhadap kemampuan memecahkan masalah peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak

Untuk menghemat biaya perawatan dan penghematan dikemudian hari, maka penulis memilih perancangan alat pengkondisian udara dengan menggunakan pendingin air ( water chiller ),

bergantian”.. dilaksanakan secara sistematis yang seperti penulis jelaskan di bagian pelaksanaan pembelajaran Ta’lim Mutaalim diatas. Dengan rasa senang dan semangat