I
KATAPENGANTAR
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPI2-JM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan
secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan
masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.
RPI2-JM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPI2-JM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat.
Dalam penyusunannya, RPI2-JM harus ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai
acuan pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersamasama oleh para pemangku kepentingan.
Diharapkan melalui penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya ini, maka akan terwujud
infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan yang layak, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Yogyakarta, Oktober 2014
II
LEMBARPENGESAHAN
RENCANATERPADU&PROGRAMINVESTASIINFRASTRUKTUR JANGKAMENENGAH(RPI2-JM)BIDANGPU/CIPTAKARYA
TAHUN2015-2019
PROVINSI :DAERAHISTIMEWAYOGYAKARTA KABUPATEN :BANTUL
Nomor : ………....
Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota. Penyediaan infrastruktur permukiman menjadi kewenangan wajib bagi Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan antara pengambil
kebijakan dengan masyarakat pengguna infrastruktur permukiman.
Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi tersebut, kami menyadari bahwa diperlukan
keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan infrastruktur permukiman secara komprehensif yang terintegrasi baik dalam konteks kewilayahan maupun dalam keterkaitannya dengan pengembangan sektor lain dalam konstelasi
pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, kami mensepakati untuk melakukan kesepakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan Rencana Terpadu & Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bantul pada tahun 2015 - 2019.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami sepakat untuk saling mendukung dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Bantul
pada tahun 2015 - 2019 sebagaimana terlampir.
Rencana Terpadu & Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang PU/Cipta
Karya ini pada dasarnya dapat dilanjutkan dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan yang ada pada tahun-tahun berikutnya.
Demikian Program Kerja ini kami buat berdasarkan kepedulian kami dalam upaya-upaya
percepatan pelaksanaan pembangunan bidang PU/Cipta Karya berkelanjutan.
Bantul, …. Oktober 2014
Bupati Bantul
III
DAFTARISI
KATAPENGANTAR ... I
LEMBARPENGESAHAN ... II
DAFTARISI ... III
DAFTARISTILAH ... VIII
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG ...1
1.2 PENGERTIANDANKEDUDUKANRPI2-JM ...2
1.3 KETERKAITANRPI2-JMBIDANGCIPTAKARYADENGANRPI2-JMBIDANG PEKERJAANUMUM ...3
1.4 MAKSUDDANTUJUAN ...4
1.5 PRINSIPPENYUSUNANRPI2-JMBIDANGCIPTAKARYA ...4
1.6 MUATANDOKUMENRPI2-JMBIDANGCIPTAKARYA ...5
1.7 MEKANISMEPENYUSUNANDANPENILAIANRPI2-JMBIDANGCIPTAKARYA 7 1.7.1 HUBUNGAN KERJA PENYUSUNAN RPI2-JMBIDANG CIPTA KARYA ...7
1.7.2 LANGKAH PENYUSUNAN RPI2-JMBIDANG CIPTA KARYA ...8
1.7.3 PENILAIAN KELAYAKAN RPI2-JMBIDANG CIPTA KARYA ...9
BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA 2.1 KONSEPPERENCANAANBIDANGCIPTAKARYA ...1
2.2 AMANATPEMBANGUNANNASIONALTERKAITBIDANGCIPTAKARYA ...2
2.2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL 2005-2025 ...2
2.2.2 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL 2010-2014 ...3
2.2.3 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA ...4
2.2.4 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGENTASAN KEMISKINAN INDONESIA 4 2.2.5 KAWASAN EKONOMI KHUSUS...5
2.2.6 DIREKTIF PRESIDEN PROGRAM PEMBANGUNAN BERKEADILAN...5
2.3 PERATURANPERUNDANGANTERKAITBIDANGCIPTAKARYA ...5
2.4 AMANATINTERNASIONAL ... 10
2.4.1 AGENDA HABITAT ... 10
2.4.2 KONFERENSI RIO+20 ... 10
2.4.3 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS ... 11
IV
BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2JM
3.1 RTRWNASIONAL ...1
3.2 RTRWKAWASANSTRATEGISNASIONAL ...2
3.3 RTRWPULAUJAWA-BALI ...3
3.3.1 STRUKTUR RUANG DIYBERDASARKAN RTRWPULAU JAWA-BALI ...3
3.3.2 POLA RUANG DIYBERDASARKAN RTRWPULAU JAWA-BALI ...8
3.4 RTRWPROVINSID.I.YOGYAKARTA ... 14
3.4.1 RENCANA STRUKTUR RUANG DIY ... 14
3.4.2 RENCANA POLA RUANG DIY ... 18
3.4.3 KAWASAN STRATEGIS DIY ... 20
3.5 RTRWKABUPATENBANTUL ... 22
3.5.1 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN BANTUL ... 22
3.5.2 RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BANTUL ... 26
3.5.3 KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BANTUL ... 33
BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL 4.1 KAWASANSTRATEGISNASIONAL(KSN) ...1
4.2 PUSATKEGIATANSTRATEGISNASIONAL(PKSN) ...1
4.3 PUSATKEGIATANNASIONAL(PKN) ...2
4.4 MASTERPLANPERCEPATANDANPERLUASANPEMBANGUNANEKONOMI INDONESIA(MP3EI) ...2
4.5 KAWASANEKONOMIKHUSUS(KEK) ...6
BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA 5.1 KABUPATEN/KOTAPRIORITASSTRATEGISNASIONALKLASTERA ...1
5.2 KABUPATEN/KOTAPRIORITASSTRATEGISNASIONALKLASTERB ...2
5.3 KABUPATEN/KOTAKLASTERCDALAMRANGKAPEMENUHANSTANDAR PELAYANANMINIMAL(SPM) ...2
5.4 PEMBERDAYAANMASYARAKAT(KLASTERD) ...3
5.5 KABUPATEN/KOTAKLASTEREBAGIDAERAHDENGANPROGRAMDAN INOVASIYANGKREATIF ...3
BAB VI PROFIL KABUPATEN BANTUL 6.1 GAMBARANGEOGRAFIDANADMINISTRATIFWILAYAH ...1
6.2 GAMBARANDEMOGRAFI ...5
4.2.1 STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN ...5
V
6.3 GAMBARANTOPOGRAFI ... 10
6.4 GAMBARANGEOHIDROLOGI ... 13
6.5 GAMBARANGEOLOGI ... 13
6.6 GAMBARANKLIMATOLOGI ... 15
6.7 KONDISISOSIALDANEKONOMI ... 17
BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN BANTUL 7.1 ARAHANRENCANATATARUANGWILAYAHKABUPATEN ...1
7.2 ARAHANRENCANAPEMBANGUNANJANGKAMENENGAHDAERAH(RPJMD) ...2
7.3 ARAHANPERATURANDAERAHBANGUNANGEDUNG ...5
7.4 ARAHANRENCANAINDUKSISTEMPAMKABUPATEN/KOTA(RISPAM) ...7
7.5 ARAHANSTRATEGISANITASIKOTA(SSK) ...8
7.6 ARAHANRENCANATATABANGUNANDANLINGKUNGAN(RTBL) ...9
7.7 ARAHANSTRATEGIPENGEMBANGANPERMUKIMANDANINFRASTRUKTUR PERKOTAAN(SPPIP) KABUPATEN ... 10
7.8 ARAHANPENGEMBANGANKAWASAN(RPKPP) ... 16
7.9 INTEGRASISTRATEGIPEMBANGUNANKABUPATENDANKAWASAN ... 19
7.9.1 STRATEGI PEMBANGUNAN KABUPATEN ... 19
7.9.2 STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN ... 29
BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 8.1 PENGEMBANGANPERMUKIMAN ...1
8.1.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN ...1
8.1.2 ISU STRATEGIS,KONDISI EKSISTING,PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN ...4
8.1.3 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN ... 10
8.1.4 PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN ... 11
8.1.5 USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN ... 14
8.2 PENATAANBANGUNANDANLINGKUNGAN ... 18
8.2.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN ... 18
8.2.2 ISU STRATEGIS,KONDISI EKSISTING,PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN ... 20
8.2.3 ANALISIS KEBUTUHAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ... 27
8.2.4 PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN PENGEMBANGAN PBL ... 28
8.2.5 USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN ... 33
8.3 PENYEDIAANAIRMINUM ... 36
8.3.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN ... 36
8.3.2 ISU STRATEGIS,KONDISI EKSISTING,PERMASALAHAN, DAN TANTANGAN ... 37
VI
8.3.4 PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN, SERTA SKEMA KEBIJAKAN PENDANAAN
PENYEDIAAN AIR MINUM ... 52
8.3.5 USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN ... 55
8.4 PENGEMBANGANPENYEHATANLINGKUNGANPERMUKIMAN ... 61
8.4.1 AIR LIMBAH ... 61
8.4.1.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN ... 61
8.4.1.2 ISU STRATEGIS,KONDISI EKSISTING,PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ... 62
8.4.1.3 ANALISIS KEBUTUHAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 69
8.4.1.4 PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH ... 71
8.4.2 PERSAMPAHAN ... 74
8.4.2.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN ... 74
8.4.2.2 ISU STRATEGIS,KONDISI EKSISTING,PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ... 75
8.4.2.3 ANALISIS KEBUTUHAN PERSAMPAHAN ... 84
8.4.2.4 PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN PENGEMBANGAN PERSAMPAHAN ... 86
8.4.3 DRAINASE ... 88
8.4.3.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN ... 88
8.4.3.2 ISU STRATEGIS,KONDISI EKSISTING,PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ... 89
8.4.3.3 ANALISIS KEBUTUHAN DRAINASE ... 96
8.4.3.4 PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN PENGEMBANGAN DRAINASE ... 97
8.4.4 USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN ... 98
BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS 9.1 KETERPADUANPROGRAMENTITASREGIONAL ...1
9.2 KETERPADUANPROGRAMENTITASKABUPATEN/KOTA ...2
9.3 KETERPADUANPROGRAMENTITASKAWASAN ...3
9.4 KETERPADUANPROGRAMENTITASLINGKUNGAN/KOMUNITAS PENGEMBANGANPERMUKIMAN ...9
BAB X ASPEK LINGKUNGAN & SOSIAL 10.1 ASPEKLINGKUNGAN ...1
10.1.1 KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) ...1
10.1.2 AMDAL,UKL-UPL DAN SPPLH ...3
10.2 ASPEKSOSIAL ... 10
10.2.1 ASPEK SOSIAL PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA ... 10
10.2.2 ASPEK SOSIAL PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA ... 10
10.2.3 ASPEK SOSIAL PADA PASCA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA ... 18
VII
11.1 ARAHANKEBIJAKANPEMBIAYAANBIDANGCIPTAKARYA ...1
11.2 PROFILAPBDKABUPATENBANTUL ...3
11.3 PROFILINVESTASIPEMBANGUNANBIDANGCIPTAKARYA ...5
11.3.1 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBN DALAM 5TAHUN ...5
11.3.2 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBD DALAM 5TAHUN ...6
11.4 PROYEKSIDANRENCANAINVESTASIPEMBANGUNANBIDANGCIPTA KARYA...8
11.4.1 PROYEKSI APBD5 TAHUN KE DEPAN ...8
11.4.2 RENCANA KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA BIDANG CIPTA KARYA 5 TAHUN KE DEPAN ...9
11.5 STRATEGIPENINGKATANINVESTASIPEMBANGUNANBIDANGCIPTA KARYA...9
BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN 12.1 ARAHANKEBIJAKANKELEMBAGAANBIDANGCIPTAKARYA ...1
12.2 KONDISIKELEMBAGAANSAATINI ...3
12.3 ANALISISKELEMBAGAAN ...4
12.4 RENCANAPENGEMBANGANKELEMBAGAAN ...5
BAB XIII MATRIKS RENCANA TERPADU & PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA 13.1 MATRIKSPROGRAMINVESTASIRPI2-JM ...1
VIII
DAFTARISTILAH
3R
(Reduce,Reuse, Recycle)
Upaya pengurangan sampah dari sumbernya dengan cara mengurangi timbulan sampah, menggunakan kembali barang yang bisa digunakan, dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang layak pakai.
Air baku Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum
Air limbah permukiman
Air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
Air minum Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum langsung
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)
Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Analisis Jabatan Proses, metode dan teknik untuk mendapatkan data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan
Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu pembangunan
APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang ditetapkan melalui Undang-Undang Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
Black water Air limbah yang berasal dari WC atau tinja manusia
BUMD Badan usaha yang pendirianya diprakarsai oleh pemerintah daerah dan seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara BUMN Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang dibentuk khusus sebagai penyelenggara
CSR (Corporate Social
Responsibility)
Tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada
IX
Alokasi Khusus) yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuaidengan prioritas nasional
DED Detailed Engineering Design DDUB (Dana
Daerah Untuk Urusan Bersama)
Dana yang bersumber dari APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan bersama Pemerintah dan pemerintah daerah
Drainase perkotaan
Drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat.
DSCR (Debt Service Cost Ratio)
Rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah
Grey Water Air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak, dan cuci HSBGN Harga Standar Bangunan Gedung Negara
IMB Izin Mendirikan Bangunan IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah)
Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.
IPL (Instalasi Pengolahan Leacheate)
Instalasi pengolahan yang berada di TPA dan dirancang untuk mengolah air lindi/leacheate agar aman bagi lingkungan ketika dibuang ke lingkungan.
IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
Instalasi pengolahan air limbah yang dirancang untuk hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobak tinja.
Kebijakan Arah/tindakan yang diambil Pemerintah untuk mencapai tujuan Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program
Konsultasi Publik Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta)
Penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui perjanjian kerjasama atau pemberian izin pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha
KSPD Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah NPS (Net Public
Saving)
Sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk pembangunan
X
tujuan bersama.
P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan PAD (Pendapatan
Asli Daerah)
Penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
PBL Penataan Bangunan dan Lingkungan Pembiayaan
Daerah
Semua penerimaan daerah yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan diterima kembali
Pemerintah daerah Gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah
Pendapatan Daerah
Hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
Perda BG Peraturan Daerah Bangunan Gedung
Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan
Permukiman kumuh
Permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Perubahan iklim Berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan
PIP2B Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan instasi pemerintah
PSD Prasarana Sarana Dasar PUG
(Pengarusutamaan Gender)
Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
Readiness Criteria Kriteria Kesiapan Reformasi
Birokrasi
Upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur
RI-SPAM Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
XI
Sehat Sederhana) konstruksi sederhana namun tetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat kelas menengah ke bawah
RPKPP Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
RSPK Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran (untuk Propinsi selain DKI Jakarta)
RTBL Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTH
(RuangTerbuka Hijau)
Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam
RTH Privat Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Swasta/ Pribadi RTH Publik Ruang Terbuka Hijau yang disediakan oleh Pemerintah dan
dimiliki masyarakat publik
RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah
Rumah susun Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masingmasing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama
Saluran Drainase primer
Saluran yang menerima masukan dari saluran sekunder. Saluran ini relatif besar dan terletak paling hilir. Aliran dari drainase primer langsung disalurkan ke badan air.
Saluran Drainase Sekunder
Saluran yang menerima masukan dari saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer
Sampah B3 Sampah yang bermuatan Bahan Beracun Berbahaya yang dalam penanganannya perlu penanganan khusus.
Sanitasi sistem setempat (on-site)
Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual
Sanitasi sistem terpusat (offsite)
Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumahrumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Satgas RPI2-JM Satuan Tugas Penyusun Rencana Terpadu & Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu)
Satuan kerja yang melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kementerian yang dilaksanakan sendiri dan tidak dilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat dan Satker UPT Pusat
SOP (Standar Operasi Prosedur)
Serangkain petunjuk tertulis yang dibakukan mengenai proses penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintah Daerah
SPM (Standar Pelayanan Minimal)
Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal
XII
SSK Strategi Sanitasi Kota
Strategi Langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi
Tangki septic Bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara setempat (onsite) dengan menggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuat kedap air sehingga air dalam tangki septik
tidak dapat meresap ke dalam tanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan
Tangki septic komunal
Bangunan tangki septic yang digunakan secara bersama-sama oleh 2 atau lebih KK
Tata Laksana Sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan
TPA (tempat pemrosesan akhir)
Tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan disekitarnya
TPA Regional Tempat pemrosesan akhir sampah yang digunakan oleh lebih dari 1 kab/kota secara bersama-sama.
TPS 3R Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang sampah skala kawasan.
UKL- UPL (Upaya Pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan)
Pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraanusaha dan/atau kegiatan.