• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARMONISASI KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA YANG BERORIENTASI PADA MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HARMONISASI KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA YANG BERORIENTASI PADA MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HARMONISASI KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA

YANG BERORIENTASI PADA

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS

Emmy Latifah

Fakult as Hukum Universit as Sebelas Maret E-mail: emmylat if ah_04@yahoo. com

Abst ract

The pur pose of t hi s r esear ch i s t o under st and t he l evel of har moni zat ion of pover t y al l evi at ion r egul at i ons and pol i ci es i n Indonesi a wi t hin t he Mi l l enni um Development Goal s (MDGs), especial l y Tar get 1. Fr om t his r esear ch, i t can be cr eat ed a model of r egul at i on and pol i ces har moni zat ion of pover t y al l evi at ion i n Indonesi a i n or der t o har mony wi t h t he MDGs. To achieve t hese obj ect i ves, dat a col l ect ed by r egul at ion and pol i cies of pover t y al l evi at i on i n Indonesi a, and t hen i t i s anal yzed wi t h edit i ng anal ysi s st yl e. The r esul t s of t hi s r esear ch ar e t he pol i ci es of pover t y al l eviat ion i n Indonesi a ar e not har monious wi t h t he MDG t ar get . It i s because of t he pover t y al l evi at ion pol i ci es i n Indonesi a wi t h t he MDG t ar get as a r esul t of di f f er ences i n def ini ng pover t y, whi ch i s not f ocused on t he def i ni t ion of pover t y used by t he MDGs. The def i nit ion of pover t y accor ding t o t he MDGs i s t hose who have i ncome l ess t han US$ 1 per day.

Key wor ds: har moni zat ion of r egul at i ons and pol i cies, pover t y all evi at ion, Mi l l enni um Development Goal s.

Abst rak

Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui t ingkat harmonisasi perat uran perundang-undangan dan kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia dengan Deklarasi Mi l l eni um Devel opment Goal s

(MDGs), khususnya Target 1. Dari penelit ian ini, maka dapat disusun sebuah model harmonisasi kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia yang harmonis dengan Deklarasi MDGs dan j uga disusun langkah-langkah yang harus dilakukan Pemerint ah agar harmonisasi t ersebut dapat t erwuj ud. Unt uk mencapai t uj uan t ersebut , maka dikumpulkan dat a perat uran perundang-undangan dan kebij akan-kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia, yang selanj ut nya dianalisis dengan edyt i ng anal ysi s st yle. Hasil analisis menunj ukkan bahwa kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia belum harmonis dengan Target MDGs. Belum harmonisnya kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia dengan Target MDGs t ersebut sebagai akibat dari perbedaan dalam mendef inisikan kemiskinan. Def inisi kemiskinan menurut MDGs adalah mereka yang memiliki penghasilan kurang dari US$ 1 per hari. Sedangkan def inisi kemiskinan di Indonesia menggunakan banyak paramet er yang berlainan.

Kat a kunci: harmonisasi perat uran dan kebij akan, pengent asan kemiskinan, Mi l l eni um Development Goal s.

Pendahuluan

Kemiskinan adalah masalah serius yang dihadapi dunia saat ini. Walaupun pembangun-an di bidpembangun-ang sosial dpembangun-an ekonomi t elah menj adi agenda di set iap negara di dunia, namun ke-nyat aannya, hingga t ahun 2005, t erdapat 1, 4 milyar manusia di dunia ini berada dalam garis kemiskinan.1 Selain merampas hak hidup dan

Art ikel ini adal ah hasil dari Penel it i an Hibah Kompet i t if Penel i t i an St rat egi s Nasional Tahun Anggaran 2010

(Ta-harapan seseorang, kemiskinan j uga t elah men-j adi penyebab ut ama kelaparan. Pada 2006, 854 j ut a orang di seluruh dunia mengalami

hun I) yang dibiayai ol eh Direkt orat Jender al Pendidikan Tinggi, Kement eri an Pendi dikan Nasional , Sesuai dengan Surat Perj anj ian Pel aksanaan Hibah Penel it ian Nomor 30/ SP2H/ PP/ DP2M/ VII/ 2010 Tanggal 24 Jul i 2010

1 Berdasarkan ukur an kemiski nan berdasarkan t ingkat

(2)

laparan dan gisi buruk.2 Oleh sebab it u, maka pengent asan kemiskinan menj adi agenda ut ama dalam proses pembangunan di set iap negara.3

Pengent asan kemiskinan merupakan ma-salah yang sangat kompleks dan mempunyai dimensi t ant angan lokal, nasional, regional maupun global. Upaya mengat asi masalah ke-miskinan karenanya t ak bisa dilepaskan dari st rat egi nasional unt uk mewuj udkan pemba-ngunan berkelanj ut an di suat u negara.4 Upaya ini j uga perlu diharmonisasikan j uga dengan kebij akan-kebij akan yang ada dit ingkat int er-nasional guna menj awab t ant angan globalisasi.5 Sebagai salah sat u negara yang ikut menanda-t angani Deklarasi Mi l l enni um Development Goal s (MDGs), Indonesia mempunyai komit men unt uk melaksanakan program-program MDGs sert a menj adikan program-program MDGs se-bagai bagian yang t ak t erpisahkan dari program pembangunan nasional baik j angka pendek, menengah, dan panj ang. Termasuk dalam hal ini adalah program pengent asan kemiskinan.

Pengent asan kemiskinan menj adi salah sat u agenda/ priorit as pemerint ah Indonesia. Oleh karena it u, Pemerint ah Indonesia bersama semua perangkat negara dan seluruh unsur masyarakat memikul t anggung j awab unt uk memberant as kemiskinan guna memenuhi ko-mit men pencapaian t arget MDGs pada 2015 mendat ang. Bahkan, penanggulangan kemiskin-an dalam pembkemiskin-angunkemiskin-an j kemiskin-angka menengah (RPJMN) dit arget kan lebih cepat daripada t ar-get MDGs sendiri. MDGs t elah menj adi salah sat u bahan masukan pent ing dalam penyusunan kebij akan unt uk mengent askan kemiskinan di Indonesia.6

2

D. Brady, D, “ Ret hinking t he Sociol ogical Measurement of Pover t y” . Jour nal of Soci al For ces, Vol . 81(3) 2008, hl m. 715–752

3

R. Cast el , “ t he Roads t o Disaf f il i at ion: Insecure Work and Vul nerabl e Rel at ionshi ps” , Int er nat i onal Jour nal of Ur ban and Regi onal Resear ch, Vol . 24(3) 2009, hl m. 519– 535

4 R. Prost erman & T. Hanst ad, “ Land Ref or m in t he

Twent y-Fir t Cent ury: New Chal l enges, New Responses” ,

Seat l e Jour nal For Soci al Just i ce, 2006, hl m. 763.

5 K. Deininger, 2003, Land Pol i ci es f or Gr owt h and Pover t y

Reduct i on, Worl d Bank Pol icy Resear ch Report 2003, hl m. 12.

6 Ti m Penyusun, 2008, Lapor an Per ekonomi an Indonesi a,

Jakart a: Bank Indonesi a, hl m. 15. Lihat pul a J. Beal l , “ From t he Cul t ur e of Povert y t o Incl usive Ci t ies: Ref

ram-Bagi Indonesia, pencapaian t arget -t arget MDGs secara nasional masih memerlukan upaya bersama dengan melibat kan semua pihak t er-kait . Indonesia t elah menerbit kan beberapa kali laporan pencapaian MDGs nasional bersama dengan beberapa negara kawasan Asia Pasif ik.7 Melalui laporan t ersebut , Indonesia menegas-kan kembali komit mennya unt uk pencapaian MDGs hingga t ahun 2015 melalui berbagai pro-gram yang t elah dicanangkan oleh Pemerint ah.8 Laporan Pencapaian MDGs Indonesia 2007 dari Uni t ed Nat ion Development Pr ogr amme

(UNDP) menyebut kan bahwa pada t ahun 2007, angka kemiskinan di Indonesia masih mencapai 16, 58%, dengan populasi penduduk miskin t er-cat at sekit ar 37, 17 j ut a j iwa,9 sedangkan In-deks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Tahun 2009 yang diukur dari pendapat an, riil per kapit a, t ingkat harapan hidup, t ingkat me-lek huruf dan kualit as pendidikan dasarnya, In-donesia berada di peringkat 111 dari 182 nega-ra yang dinilai UNDP.10 Di kalangan negara ang-got a ASEAN, peringkat Indonesia it u j auh di bawah Filipina dan Thailand, bahkan berada di bawah Viet nam.11 Menurut Laporan UNDP 2009 it u, peringkat IPM Indonesia menunj ukkan be-lum adanya perbaikan yang signif ikan j ika di lihat dari beberapa indikat or pent ing IPM, t er-ut ama pengurangan angka kemiskinan.12

ing Ur ban Pol icy and Pol it ics” . Jour nal of Int er nat i onal Devel opment, Vol . 12(6) 2007, hl m. 843–856

7 B. Hari s Whit e, “ Dest it ut ion and Povert y of it s Pol it i cs

wit h Speci al Ref er ence t o Sout h Asia” , Wor l d Devel opment Jour nal , Vol .33, 2005, hl m. 881-891.

8 Ibi d

9 P. Amis, P. , 6(5) year 1994, “ Indian Ur ban Povert y: Labor

Market s, Gender and Shocks” . Jour nal of Int er nat i onal Devel opment , hl m.635–643

10 UNDP, 2009, Mi l l enni um Devel opment Goal s Repor t

2009, New York: Unit ed Nat ion, hl m. 35

11

Andi Suandi Hami d, “ Target s and St rat egies of Povert y Al l evi at ion In Cont ext of Energy Cr isis and Gl obal War ming” , Jour nal of ASEAN Economi c’ s Assosi at i on, Vol . 3/ XXI, hl m. 2-11. Lihat pul a F. Bourguignon, and S. R. Chakravart y, The Measurement of Mul t i di mensional Po-vert y. Jour nal of Economi c Inequal i t y, Vol . 1(1), 2010, hl m. 25–49

12 Ti m Penyusun Laporan Tuj uan Pembangunan Mil l enni um

(3)

Banyak kebij akan dan program yang t elah dikeluarkan pemerint ah Indonesia unt uk me-ngent askan kemiskinan. Namun kebij akan dan program t ersebut masih berj alan sendiri-sendiri dan t idak t epat sasaran. Belum ada koordinasi yang baik ant ar depart emen. Target dari bij akan dan program-program pengent asan ke-miskinan j uga belum mengacu pada Target MDGs. Oleh sebab it u, penelit ian ini bert uj uan unt uk mengharmonisasikan kebij akan pengen-t asan kemiskinan dengan Deklarasi Mi l l enni um Development Goal s dalam rangka mencipt kan iklim kondusif unt uk mengurangi kemiskinan.

Permasalahan

Ada dua permasalahan yang akan dibahas pada art ikel ini. Per t ama, apakah perat uran dan kebij akan Pemerint ah Indonesia dalam pengent asan kemiskinan sudah harmonis de-ngan Deklarasi Mi l l eni um Devel opment Goal s, khususnya Target 1?; dan kedua, bagaimana model harmonisasi perat uran dan kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia yang har-monis dengan Deklarasi Mi l l enni um Develop-ment Goal s?

Met ode Penelitian

Penelit ian ini adalah penelit ian hukum normat if . Dat a yang digunakan dalam pene-lit ian ini berupa dat a sekunder dan dat a primer sebagai penunj ang. Dat a primer berasal dari inf ormasi yang dit erima dari inf orman, sedang-kan dat a sekunder yait u dat a yang diperoleh dari bahan pust aka, yait u berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hu-kum t ersier. Bahan huhu-kum primer berupa per-at uran perundang-undangan yang mengper-at ur pengent asan kemiskinan, kebij akan makro pe-ngent asan kemiskinan, t arget Mi l l enni um Deve-l opment GoaDeve-l s (MDGs). Bahan hukum sekunder berupa j urnal, baik nasional maupun int er-nasional, dan buku ref erensi yang membahas pengent asan kemiskinan. Sedang-kan bahan hukum t ersier adalah ensiklopedi dan Kamus

Bl ack Law. Inst rumen pengumpulan dat a adalah st udi pust aka dan wawancara. Wawancara yang dipergunakan adalah wawancara t erst rukt ur sert a st udi pust aka dilakukan dengan cara

cont ent i dent i f i cat ion. Unt uk menj aga kesahih-an dat a primer maka dilakukkesahih-an t rikesahih-anggulasi dat a, yait u dat a yang t elah diperoleh dari sua-t u sumber dibandingkan dengan dasua-t a dari sum-ber yang lain. Sedangkan unt uk menj aga kesa-hihan dat a sekunder, dilakukan krit ik sumber. Analisis dat a dilakukan dengan t ehnik edit i ng anal ysi sst yl e.13

Pembahasan

Perat uran dan Kebij akan Pemerint ah Indone-sia dalam Pengent asan Kemiskinan yang Har-monis dengan Target Deklarasi Millennium Development Goals

Komit men Indonesia unt uk mencapai MDGs mencerminkan komit men Indonesia unt uk meningkat kan kesej aht eraan rakyat nya dan memberikan kont ribusi kepada peningkat an kesej aht eraan masyarakat dunia. Karena it u, Deklarasi MDGs merupakan acuan pent ing da-lam penyusunan Dokumen Perencanaan Pemba-ngunan Nasional. Pemerint ah Indonesia t elah mengarusut amakan MDGs dalam Rencana Pem-bangunan Jangka Panj ang Nasional (RPJPN 2005-2025), Rencana Pembangunan Jangka Me-n-ngah Nasional (RPJMN 2004-2009 dan 2010-2014), Rencana Kerj a Program Tahunan (RKP), sert a dokumen Anggaran Pendapat an dan Be-lanj a Negara (APBN).14

Deklarasi MDGs15 berisi kesepakat an

ne-gara-negara t ent ang arah pembangunan berikut sasaran-sasarannya yang perlu diwuj udkan. Se-cara ringkas, arah pembangunan yang disepaka-t i secara global yang disepaka-t ercandisepaka-t um dalam Deklara-si MDGs meliput i: per t ama, menghapuskan ke-miskinan dan kelaparan berat ; kedua, mewu-j udkan pendidikan dasar unt uk semua orang;

ket i ga, mempromosikan keset araan gender dan pemberdayaan perempuan; keempat , menurun-kan kemat ian anak; kel ima, meningkat kan

13

Benyami n F. Crabt ree, 1995, Doi ng Qual i t at i ve Re-sear ch, London: Sage Publ i cat ion, hl m 18.

14 R. Gaiha, “ Is Growt h Cent r al t o Povert y Al l eviat ion in

Asia?” , Jour nal of Int er nat i onal Af f ai r s, Vol . 52(1), 2008, hl m. 145–180.

15 Uni t ed Nat i ons Mi l l enni um Decl ar at i on, yang kemudian

(4)

sehat an mat ernal; keenam, melawan penyebar-an HIV/ AIDS, dpenyebar-an penyakit kronis lainnya (ma-laria dan t uberkulosa); ket uj uh, menj amin ke-berlangsungan lingkungan; dan kedel apan, me-ngembangkan kemit raan global unt uk pemba-ngunan.

Komit men pemerint ah unt uk mengent as-kan kemiskinan dapat dilihat dari kebij aas-kan dan produk hukum yang dilahirkan set elah menj adi pihak dalam Deklarasi MDGs. Pem-bukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia ke-empat mengenai t uj uan negara yait u “ memaj u-kan kesej aht eraan umum” adalah sumber dari landasan hukum dan kebij akan pemerint ah un-t uk mengenun-t askan kemiskinan di Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 t ent ang Sist em Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan produk hukum yang memberikan dasar bagi perencanaan program pengent asan kemiskinan di Indonesia.

Rencana Kerj a Pemerint ah (RKP) Tahun 2011 Priorit as Keempat mengenai Program Aksi Penanggulangan Kemiskinan, memiliki t arget penurunan t ingkat kemiskinan absolut dari 14, 1% pada 2009 menj adi 8-10% pada t ahun 2014, sert a perbaikan dist ribusi pendapat an dengan perlindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan ke-sempat an ekonomi masyarakat yang berpen-dapat an rendah. Penanggung j awab kebij akan ini adalah wakil presiden. Terdapat 27 program dalam kebij akan ini, dan t iap program dij abar-kan ke dalam program-program pelaksana.

Selanj ut nya, produk perundang-undangan yang mengat ur pengent asan kemiskinan adalah Perat uran Presiden Nomor 15 Tahun 2010 t en-t ang Percepaen-t an Penanggulangan Kemiskinan, Inst ruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 t ent ang Percepat an Pelaksanaan Priorit as Pembangunan Nasional Tahun 2010, sert a Inst ruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 t ent ang Program Pemba-ngunan Yang Berkeadilan. Kemudian, set iap de-part emen memiliki program pengent asan ke-miskinan dan memiliki produk hukum set ingkat perat uran ment eri dan Surat Keput usan Bersa-ma (SKB) dalam rangka mengat ur program pe-ngent asan kemiskinan. Sebagai cont oh, Kepu-t usan MenKepu-t eri KoordinaKepu-t or Bidang Kesej ahKepu-t

e-raan Rakyat Selaku Ket ua Tim Koordinasi Pe-nanggulangan Kemiskinan Nomor 25/ Kep/ Men-ko/ Kesra/ VII/ 2007 t ent ang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri), sebagai perat uran t eknis mengenai penanggulangan pengent asan kemiskinan di Indonesia.

Pasal 1 Perat uran Presiden Nomor 15 Tahun 2010 menent ukan:

Penangulangan kemiskinan adalah kebi-j akan dan program pemerint ah daerah yang dilakukan secara sit emat is, t eren-cana dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat unt uk mengurangi j um-lah penduduk miskin dalam rangka me-ningkat kan deraj at kesej aht eraan rakyat .

Selanj ut nya, Pasal 3 Perat uran Presiden Nomor 15 Tahun 2010 menyebut kan bahwa t erdapat 4 (empat ) st rat egi percepat an penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerint ah, yait u:

per t ama, mengurangi beban pengeluaran ma-syarakat miskin; kedua, meningkat kan kemam-puan dan pendapat an masyarakat miskin; ke-t i ga, mengembangkan dan menj amin keberlan-j ut an usaha mikro dan kecil; keempat , men-sinergikan kebij akan dan program penang-gulangan kemiskinan.

Pasal 5 Perat uran Presiden Nomor 15 Ta-hun 2010 menyebut kan bahwa program perce-pat an penanggulangan kemiskinan t erdiri dari:

per t ama, program bant uan sosial t erpadu ber-basis keluarga, bert uj uan unt uk melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hi-dup, dan perbaikan kualit as hidup masyarakat miskin; kedua, program penanggulangan kemis-kinan berbasis pemberdayaan masyarakat , bert uj uan unt uk mengembangkan pot ensi dan memperkuat kelompok masyarakat miskin un-t uk un-t erlibaun-t dalam pembangunan yang didasar-kan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masya-rakat ; ket i ga, program penanggulangan kemis-kinan yang berbasis pemberdayaan usaha eko-nomi mikro dan kecil, bert uj uan unt uk mem-berikan akses dan penguat an ekonomi bagi pe-laku usaha berskala mikro dan kecil; keempat ,

(5)

kegiat an ekonomi dan kesej at eraan masyarakat miskin.

Inst ruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 t ent ang percepat an pelaksanaan piorit as pem-bangunan nasional t ahun 2010 t elah membe-rikan paramet er bagi sepuluh program priorit as pemerint ah, yang kemudian kesepuluh priorit as ini harus dij abarkan lebih lanj ut oleh set iap kement erian dan lembaga negara. Selanj ut -nya, Inst ruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 t ent ang Program Pembangunan yang Berkeadil-an, maka pemerint ah membuat program pro rakyat , program keadilan unt uk semua (j ust i ce f or al l), dan program pencapaian t uj uan Pem-bangunan Millennium (MDGs). Sedangkan prog-ram pro rakyat memf okuskan pada: per t ama,

program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga; kedua, program penanggulangan ke-miskinan berbasis pemberdayaan masyarakat ;

ket i ga, program penanggulangan kemiskinan berbasis usaha mikro dan kecil. Selanj ut nya, program keadilan unt uk semua memf okuskan pada: per t ama, program keadilan pada anak;

kedua, program keadilan bagi perempuan; ke-t i ga, program keadilan di bidang ket enaga-kerj aan; keempat , program keadilan di bidang bant uan hukum; kel i ma, program keadilan di bidang ref ormasi hukum dan keadilan; keenam,

program keadilan bagi kelompok miskin dan t erpinggirkan.

Program pencapaian Tuj uan Pembangun-an Millenium memf okuskPembangun-an pada: per t ama,

program pemberant asan kemiskinan dan ke-laparan; kedua, program pendidikan dasar unt uk semua; ket i ga, program pencapaian ke-set araan gender dan pemberdayaan perempu-an; keempat , program penurunan angka kema-t ian anak; kel ima, program kesehat an ibu; ke-enam, program pengendalian HIV/ AID, malaria dan penyakit menular lainnya; ket uj uh, pro-gram penj aminan kelest arian lingkungan hidup;

kedel apan, program pendukung percepat an pencapaian Tuj uan Pembangunan Millenium. Inst ruksi Presiden ini dit uj ukan kepada semua ment eri dan kepala lembaga negara. Set iap lembaga diberi kewenangan unt uk menj abar-kan inst ruksi ini sesuai dengan kebut uhan dan kondisi masing-masing lembaga. Inst ruksi ini

t idak memberi paramet er yang j elas unt uk penj abaran program di t ingkat bawah.

Menurut Kepala Diput i Bidang Kemiskin-an, Ket enagakerj aan dan UKM Badan Perencaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Ceppie Kur-niadi Sumadilaga, unt uk penanggulangan ke-miskinan, pemerint ah t elah mencanangkan dua pokok kebij akan pembagunan. Per t ama, me-ngurangi j umlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan; dan kedua, melaksanakan de-lapan j alur pemerat aan yang meliput i: (a) pemerat aan pembagian pendapat an; (b) peme-rat aan penyebaran pembangunan di seluruh daerah; (c) pemerat aan kesempat an berusaha; (d) pemerat aan kesempat an memperoleh pen-didikan; (e) pemerat aan kesempat an memperoleh kesehat an; dan (f ) pemerat aan kesempat -an kerj a. Salah sat u agenda y-ang mendapat perhat ian khusus Kabinet Indonesia Bersat u adalah meningkat kan kesej aht eraan rakyat . Hal ini waj ar mengingat masih rendahnya t ingkat kesej aht eraan sebagian besar rakyat Indonesia.

Menurut Ceppie Kurniadi Sumadilaga, kebij akan yang dit uangkan dalam program-program sepert i Bant uan Langsung Tunai (BLT), Jaminan Kesehat an Masyarakat (Jamkesmas), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, dan program beras bagi ma-syarakat miskin (raskin) unt uk mengurangi ang-ka kemiskinan. Secara garis besar, program-program ini merupakan program-program yang bersif at

shor t -r un dan hanya memiliki mul t i pl i er ef f ect

yang rendah karena hanya dapat mereduksi ge-j ala kemiskinan sesaat . Padahal, masalah ke-miskinan di Indonesia t elah menj adi perma-salahan st rukt ural, bukan permaperma-salahan at au f enomena sesaat . Oleh karena it u, penanganan masalah kemiskinan di Indonesia harus men-dapat kan perhat ian ekst ra serius dari peme-rint ah. Hal ini cukup pent ing mengingat kons-t ikons-t usi kikons-t a mengamanakons-t kan bahwa negara waj ib melindungi segenap warga negaranya, t er-ut ama orang miskin.

(6)

i-dak akan berpuas diri dengan semat a-mat a hanya menggunakan garis kemiskinan US$ 1 per hari. Dalam melakukan perencanaan pemba-ngunan pemerint ah menggunakan garis kemis-kinan nasional. Mengacu pada garis kemiskemis-kinan nasional Indonesia16 persent ase penduduk mis-kin Indonesia menunj ukkan kecenderungan me-nurun selama 30 t ahun t erakhir.17 Pada t ahun 1976, menurut BPS, j umlah penduduk miskin mencapai 40, 1%, kemudian t urun menj adi 17, 4% pada t ahun 1987, dan t erus menurun menj adi 11, 3% pada t ahun 1996. Krisis ekonomi yang t erj adi pada t ahun 1997-1998 mengaki-bat kan persent ase penduduk miskin melonj ak kembali menj adi 24, 2% pada t ahun 1998. Pe-mulihan ekonomi Indonesia dalam lima t ahun t erakhir berhasil menurunkan t ingkat kemis-kinan menj adi 15, 97% pada t ahun 2005.18 Akan t et api pada t ahun 2006 t ingkat kemiskinan di Indonesia meningkat lagi menj adi 17, 75%.19 Hal ini t erut ama disebabkan oleh meningkat nya angka inf lasi karena Pemerint ah menaikkan harga bahan bakar minyak dalam negeri, diikut i dengan meningkat nya harga beras selama ku-run wakt u t ersebut .20 Naiknya harga bahan ba-kar minyak dalam negeri dilakukan demi me-nyehat kan perekonomian nasional, seiring de-ngan meningkat nya harga minyak dunia. Di lain pihak, sebagai dampak posit if dari beberapa program pembangunan dan membaiknya per-ekonomian, t ingkat kemiskinan pada t ahun 2007 t urun menj adi 16, 58%, dengan populasi penduduk miskin t ercat at sekit ar 37, 17 j ut a j iwa.21

16 Ukuran Gar is Kemiskinan Nasional adal ah j uml ah r upiah

yang diperl ukan ol eh set i ap individu unt uk makanan se-t ara 2. 100 kil o kal ori per orang/ hari dan unse-t uk memenu-hi kebut uhan non-makanan ber upa perumahan, pakai an, kesehat an, pendidikan, t ransport asi, dan aneka bar ang/ j asa l ainnya. Sumber: BPS, St at i st ik Indonesia, 2002.

17

S. Chen, & M. Raval l ion, The Devel opi ng Worl d i s Poorer t han We Thought But No Less Successf ul in t he Fight Agai nst Povert y, Lapor an penel it ian dal am Wor l d Bank Pol i cy Resear ch Wor ki ng Paper No. 4703, Aug. 2008.

18 S. Chen, & M. Raval l ion, op. ci t. 19 Ibi d

20 Ibi d

21 S. Rocha, “ Met ropol it an Povert y i n Brazil : Economic

Cycl es, Labor Market and Demographi c Trends” ,

Int er nat i onal Jour nal of Ur ban and Regi onal Resear ch,

Vol . 19, 2005, hl m. 384-394. Hal ini j uga diperkuat ol eh pendapat Kepal a Badan Pusat St at ist ik Indonesi a (hasil wawancara pada t anggal 18 Jul i 2010).

Tingkat kemiskinan at au proporsi j umlah orang miskin dibandingkan dengan j umlah pen-duduk keseluruhan pada t ahun 1990 t ercat at 15, 10%, yang t erus meningkat menj adi 17, 75% pada t ahun 2006 di seluruh dunia.22 Dengan menggunakan basis dat a t ahun 1990, t ingkat kemiskinan yang menj adi sasaran MDGs pada t ahun 2015 ialah sekit ar 7, 5%.23 Di sisi lain, kri-sis ekonomi yang t erj adi dalam kurun 1997-1998 berakibat pada melonj aknya t ingkat ke-miskinan menj adi 24, 1% pada t ahun 1998. Oleh karena it u, akan lebih realist is apabila sasaran kemiskinan MDGs unt uk t ahun 2015 adalah se-t engah dari kondisi se-t ahun 1998, yakni 12%.24 Kemungkinan lain adalah dengan membuat ki-saran yang menggabungkan saki-saran berbasis t ahun 1990 dan sasaran berbasis t ahun 1998. Dengan demikian, sasaran t ingkat kemiskinan MDGs Indonesia pada t ahun 2015, dengan menggunakan garis kemiskinan nasional, adalah berkisar pada 7, 5 -12%.25

Selain indikat or garis kemiskinan nasional dan indikat or pendapat an di bawah US$ 1 per hari, beberapa negara menerapkan pula indi-kat or pendapat an di bawah US$ 2 per hari per kapit a.26 Dengan menggunakan ukuran ini, ma-ka pada t ahun 2006 sekit ar 49% penduduk hidup dengan pendapat an di bawah US$ 2 per hari.27 Art inya lebih dari 41% penduduk hidup dengan pendapat an ant ara US$ 1 dan US$ 2 per hari.28

Walaupun Indonesia t elah mencapai sasa-ran MDGs, mengacu pada ukusasa-ran kemiskinan US$ 1, namun t ant angan yang lebih besar ada-lah bagaimana mengurangi j umada-lah orang miskin dengan mengacu pada garis kemiskinan nasio-nal, dan lebih j auh lagi dengan menggunakan

22

K. Zhu, R. Prost erman, J. Ye, P. Li, J. Riedinger & Y. Ouyang, “ The Rur al Land Quest ion in China: Anal ysi s and Recommendat ions Based on a Sevent een-Province Sur-vey” , New Yor k Uni ver si t y Jour nal of Int er nat i onal Law and Pol i t i c, 88 (4) 2006, hl m. 761.

23 Hidayat ul l ah, “ Il usi MDGs Mengent askan Kemiskinan” ,

Jur nal Ekonomi, Okt ober 19 t ahun 2010, hl m. 15

24 Loc. ci t 25 Ibi d, hl m. 17.

26 J. B. G. Til ak, “ Educat ion and Pover t y” , Jour nal of

Hu-man Devel opment , Vol . 3 (2) 2002. hl m. 191-207.

27

D. A. Cl ark, Sen’ s, “ Capabil it y Approach and The Many Spaces of Human Wel l -bei ng” , Jour nal of Devel opment St udi es, Vol .41(8), hl m. 1339-1368.

(7)

ukuran US$ 2 per hari per orang.29 Hal ini menggambarkan sebagaimana yang t erj adi di negara-negara berkembang lainnya, bahwa penduduk yang hidup dekat dengan garis ke-miskinan nasional at au sangat dekat dengan penduduk yang rent an (vur ner abl e) j umlahnya masih sangat besar.30 Mereka adalah orang-orang yang t ergolong rent an karena apabila t erj adi goncangan ekonomi mereka dapat de-ngan mudah j at uh ke kelompok miskin dede-ngan pendapat an di bawah US$ 1 per hari.31

Indikat or lain t erkait dengan kemiskinan adalah indeks kedalaman kemiskinan.32 Indeks ini menunj ukkan kesenj angan pengeluaran pen-duduk miskin t erhadap garis kemiskinan.33 Pada t ahun 2005, indeks kedalaman kemiskinan Indo-nesia cenderung membaik dibandingkan kondisi t ahun 2003. Pada t ahun 2006, indeks ini sem-pat meningkat hingga mencapai 3, 43 namun menurun kembali menj adi 2, 99 pada t ahun 2007. Hal ini menunj ukkan adanya perbaikan pengeluaran penduduk miskin pada t ahun 2007 yang makin mendekat i garis kemiskinan. Angka indeks kedalaman kemiskinan t erburuk pada 2004 diduduki oleh Provinsi Papua (10, 56), di-susul Goront alo (6, 95), Maluku (6, 32), Nang-groe Aceh Darussalam (6, 32), dan Nusa Teng-gara Timur (5, 32).34

Indikat or berikut nya adalah proporsi kon-sumsi penduduk t ermiskin (kuant il pert ama). Indikat or ini menginf ormasikan perbandingan pengeluaran kelompok penduduk 20% t ermiskin t erhadap pengeluaran seluruh penduduk.35 Pa-da t ahun 1990, proporsi konsumsi 20% pendu-duk t ermiskin t ercat at sebesar 9, 3% dari kon-sumsi seluruh penduduk.36 Dalam kurun wakt u

29

Hasil wawancar a dengan Kepal a Deput i Bidang Kemis-kinan, Ket enagakerj aan dan UKM, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional .

30

R. Cast el , ” The Road t o Di saf f il iat ion: Insecure Work and Vul nerabl e Rel at ionshi ps” , Int er nat i onal Jour nal of Ur ban and Regi onal Resear ch, Vol . 24(3),hl m. 519-535.

31 Ibi d.

32 Worl d Bank Inst it ut e, 2007, Gover nment Indi cat or 2007

Count r y Dat a Repor t f or Indonesi a 1996-2006, Washing-t on: Worl d Bank, hl m. 23.

33 Loc. ci t 34 Ibi d, hl m 25. 35

P. Amis, “ Indi an Urban Povert y: Labor Market s, Gender and Shocks” , Jour nal of Int er nat i onal Devel opment, Vol . 6(5) 1994, hl m. 635–643.

36 Worl d Bank Inst it ut e, op. ci t.

15 t ahun, perkembangan proporsi konsumsi penduduk t ermiskin berlangsung sangat lamban dan cenderung t idak bergeser t erlampau j auh dari posisi di t ahun 1990. Nilai indikat or ini pada t ahun 2002 mencapai 9, 1% dan dua t ahun berikut nya hanya meningkat menj adi 9, 7%.37

Tant angan ut ama dalam penanggulangan kemiskinan, khususnya di negara-negara ber-kembang sepert i di Indonesia dapat dilihat dari berbagai dimensi. Menurut Ceppie Kurniadi Su-madilaga ada beberapa t ant angan t ersebut .

Per t ama, menj aga kegiat an ekonomi nasional yang pro rakyat agar dapat mendorong t urun-nya angka kemiskinan. Termasuk di dalamurun-nya ialah menj aga kondisi ekonomi makro agar dapat mendorong kegiat an ekonomi riil yang berpihak pada penanggulangan kemiskinan. Upaya menj aga inf lasi agar t idak menurunkan daya beli masyarakat miskin, t ermasuk men-j aga harga kebut uhan pokok ut ama sepert i be-ras, menj adi t ant angan serius yang harus di hadapi. Kedua, meningkat kan akses masyarakat miskin t erhadap pelayanan dasar sepert i pen-didikan, kesehat an, dan gizi; t ermasuk keluar-ga berencana, sert a akses t erhadap inf rast ruk-t ur dasar seperruk-t i saniruk-t asi dan air bersih. Ini me-rupakan t ant angan yang t idak ringan, meng-ingat secara geograf is Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Ket i ga, melibat kan masyarakat miskin unt uk dapat meningkat kan kapasit asnya sendiri dalam menanggulangi ke-miskinan. Pengalaman menunj ukkan bahwa melibat kan sert a meningkat kan kapasit as me-reka sebagai penggerak dalam penanggulangan kemiskinan t erbukt i sangat ef ekt if . Keempat, belum berkembangnya sist em perlindungan so-sial, baik yang berbent uk bant uan sosial bagi mereka yang rent an maupun sist em j aminan sosial berbasis asuransi t erut ama bagi masya-rakat miskin. Kel ima, adanya kesenj angan yang mencolok ant ar berbagai daerah. Kesenj angan t ersebut dapat dilihat dari t ingkat kedalaman kemiskinan yang sangat berbeda ant ardaerah sat u dengan lainnya.

Dimensi permasalahan kemisikinan yang sangat luas sepert i dij elaskan di at as

(8)

haruskan adanya kebij akan menyeluruh sert a t erukur pencapaiannya. Mengat asi masalah ke-miskinan pada akhirnya t idak hanya soal mem-percepat pengurangan j umlah penduduk mis-kin, melainkan lebih pent ing adalah bagaimana meningkat kan kesej ah-t eraan penduduk miskin. Penanggulangan kemiskinan harus dilaksanakan secara menyeluruh, menyangkut mult i-sekt or, mult i-pelaku, dan mult i-wakt u.

Menurut Ceppie Kurniadi Sumadilaga, penanggulangan kemiskinan di Indonesia akan dit it ikberat kan pada beberapa upaya. Per t ama, mendorong pert umbuhan yang berkualit as. Dua aspek pent ing berkait an dengan hal iniadalah menj aga st abilit as ekonomi makro dan men-dorong kegiat an ekonomi agar berpihak kepada penanggulangan kemiskinan. Langkah yang per-lu diambil ant ara lain dengan menj aga t ingkat inf lasi, t ermasuk menj aga st abilit as harga bahan kebut uhan pokok sepert i beras. Kedua, meningkat kan akses masyarakat miskin t er-hadap pendidikan, kesehat an dan gizi t ermasuk pelayanan keluarga berencana, sert a inf ra-st rukt ur dasar sepert i air bersih dan sanit asi. Peningkat an akses masyarakat miskin t erhadap pendidikan dilakukan melalui pemberian bea-siswa. Sement ara it u, akses t erhadap pelaya-nan kesehat an dilakukan melalui perbaikan inf rast rukt ur kesehat an dan pemberian pelaya-nan grat is bagi masyarakat miskin, t ermasuk pelayanan rumah sakit kelas t iga. Ket i ga, ber-kait an dengan program pemberdayaan masya-rakat miskin, Pemerint ah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

Program PNPM Mandiri ini selain bert uj u-an unt uk meningkat ku-an kapasit as masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan, j uga dit uj u-kan unt uk dapat mencipt au-kan kesem-pat an ker-j a sekaligus memenuhi kebut uhan inf rast rukt ur di berbagai pelosok Indonesia. PNPM akan mencakup sekit ar 2. 700 kecamat an pada t ahun 2007, 3. 800 kecamat an pada t ahun 2008, dan akhirnya 5. 624 at au seluruh kecamat an di Indo-nesia pada t ahun 2009. Masing-masing kecama-t an akan memperoleh bankecama-t uan yang besarnya berkisar ant ara Rp 500 j ut a sampai Rp 1, 5 miliar per t ahun. Keempat, menyempurnakan

sert a memperluas cakupan perlindungan sosial, t erut ama bagi mereka yang rent an.38

Pemerint ah Indonesia menyadari bahwa pencapaian t arget -t arget MDGs secara nasional masih memerlukan upaya bersama semua pihak t erkait , salah sat u diant aranya adalah melaku-kan harmonisasi hukum/ kebij amelaku-kan pengent asan kemiskinan dengan MDGs. Pemerint ah Indone-sia j uga menyadari bahwa masih banyak per-at uran perundang-undangan yang belum men-cerminkan keadilan, keset araan, dan penghor-mat an sert a perlindungan t erhadap HAM.

Menyimak Tuj uan 1 MDGs, yait u menang-gulangi kemiskinan dan kelaparan, dengan Target 1 menurunkan proporsi penduduk yang t ingkat pendapat annya di bawah US$ 1 per hari menj adi set engahnya dalam kurun wakt u 1995-2015, dan Target 2 menurunkan proporsi pen-duduk yang menderit a kelaparan menj adi se-t engahnya dalam kurun wakse-t u 1995-2015, dan membandingkannya dengan t uj uan PNPM Man-diri yait u meningkat kan kapasit as masyarakat unt uk menanggulangi kemiskinan, memberikan kesempat an kerj a, dan memenuhi kebut uhan inf rast rukt ur, maka dapat dilihat adanya ku-rang harmoni dalam memaknai kemiskinan dan pengent asannya. MDGs dengan t egas dan lugas mengart ikan kemiskinan adalah rendahnya t ingkat pendapat an, sement ara pemerint ah In-donesia memaknainya dengan kurang j elas, yait u melebar ke pemaknaan kesej aht eraan, yang t ent unya akan berdimensi lebih luas dan semakin berat pencapaiannya karena beragam-nya permasalahan yang harus diperhat ikan. Ti-dak f okusnya pemerint ah dalam pengent asan kemiskinan, j uga t ampak apabila menyimak t uj uan Rencana Pembangunan Jangka Mene-ngah (RPJM), yait u Indonesia yang aman, Indonesia yang adil dan demokrat is, dan meningkat -kan kesej aht eraan rakyat .

Dat a yang diperoleh menunj ukkan bahwa kemiskinan di Indonesia masih pada angka 16, 58% at au sama dengan 37, 17 j ut a penduduk. MDGs ment arget kan bahwa pada t ahun 2015 j umlah penduduk miskin t ersebut akan berkur-ang menj adi separuhnya. Sement ara it u,

38 Hasil wawancar a dengan Koor dinat or PNPM Mandir i

(9)

rint ah Indonesia ment arget kan penduduk mis-kin t ersebut pada kisaran 7, 5%-12% dari keselu-ruhan penduduk Indonesia. Target ini harmonis dengan t arget MDGs bahkan dapat dikat akan lebih opt imis. Namun yang menj adi persoalan adalah bagaimana pencapaian t arget t ersebut dapat t erpenuhi sement ara f okus pembangunan belum menukik kepada pengent asan kemiski-nan. Pada t at aran ini, Tim Penelit i berpen-dapat bahwa sudah pada saat nya Pemerint ah Indonesia mengakui bahwa masih banyak rak-yat nya yang miskin, lebih-lebih apabila indika-t ornya adalah penghasilan minimal US$ 2 dolar per hari. Pengakuan ini dit indaklanj ut i dengan priorit as program pembangunan yang mendu-dukkan pengent asan kemiskinan sebagai priori-t as upriori-t ama pembangunan nasional dalam rangka mencapai t uj uan dan cit a-cit a kehidupan ber-bangsa. Pendapat ini didasarkan pada premis dan kenyat aan bahwa kemiskinan merupakan salah sat u akar permasalahan dalan kehidupan individu, sosial kemasyarakat an, dan kehidupan berbangsa. Apabila kemiskinan ini dapat dien-t askan, maka sadien-t u demi sadien-t u masalah sosial masyarakat an dan masalah-masalah dalam ke-hidupan berbangsa dapat diurai sat u-persat u.

Secara operasional dapat dikemukakan di sini, Pemerint ah Indonesia dalam rangka me-ngent askan kemiskinan harus mampu menye-diakan lapangan pekerj aan. Hal ini dikarenakan kemiskinan selalu berkait an erat dengan masa-lah pekerj aan yang menghasilkan pendapat an. Dengan demikian, perlu dilakukan perubahan st rat egi pembangunan sekt or-sekt or penopang pembangunan perekonomian nasional, yait u se-lain bert umpu kepada kemaj uan dan ke-canggihan t eknologi j uga diarahkan kepada sek-t or-seksek-t or yang mampu menyerap banyak sek-t e-naga kerj a. Langkah menyediakan lapangan kerj a ini dilakukan dengan langkah-langkah pemberdayaan anggot a masyarakat unt uk pa-ling t idak mampu menyediakan lapangan kerj a unt uk dirinya sendiri dan keluarganya, yang ke-mudian diikut i dengam pemberdayaan masya-rakat set empat . Pelat ihan dan penanaman j iwa kewirausahaan sangat pent ing unt uk dilakukan. Apabila program-program t ersebut sudah dilak-sanakan t et api t et ap saj a masih ada anggot a

masyarakat yang t idak dapat dient askan dari kemiskinan, sepert i yat im piat u dan anak-anak t erlant ar, maka mereka-mereka ini dipelihara oleh negara.

Set elah t uj uan dan priorit as program di-harmonisasikan dengan t uj uan MDGs, langkah berikut nya yang perlu dilakukan oleh Pemerin-t ah Indonesia adalah menunj uk insPemerin-t iPemerin-t usi yang menj adi penanggungj awab dan pelaksana prog-ram pengent asan kemiskinan t ersebut . Melihat program PNPM maka dapat diket ahui bahwa Kement rian Koordinat or Kesej aht eraan Rakyat yang menj adi penanggung j awab dan pelaksa-na. Padahal apabila mencermat i Tupoksi dari kement erian ini, maka dapat diket ahui bahwa Tupoksinya t idak hanya kepada pengent asan kemiskinan saj a, t et api j uga pada t ugas-t ugas lain, sepert i penanganan bencana alam dan pemberant asan penyakit masyarakat . Pada t a-t aran ini, Tim Penelia-t i sampai pada pendapaa-t , bahwa akan t epat apabila pengent asan kemis-kinan ini diserahkan kepada sebuah lembaga at au badan yang menangani dan mengkoor-dinasikan pengent asan kemiskinan, misalnya Badan Koordinasi Pengent asan Kemiskinan Nasional, yang bert anggung j awab langsung ke-pada Presiden. Dalam pelaksanaan t ugasnya, badan ini diberi akses ke kement rian dan/ at au lembaga lain yang t erkait dengan pelaksanaan program pengent asan kemiskinan, dan kemen-t erian/ lembaga kemen-t ersebukemen-t memberikan dukungan sepenuhnya.

(10)

Keberadaan badan t ersebut t ent unya me-merlukan payung hukum yang akan membidani kelahirannya. Alangkah baiknya apabila kebera-daannya dapat disponsori oleh UNDP dan/ at au badan-badan sej enis di t ingkat regional dalam hal ini ASEAN. Hal ini pent ing unt uk diper-t imbangkan, karena persoalan pengendiper-t asan ke-miskinan t idak lagi merupakan isu nasional sebuah negara, t et api sudah menj adi isu regio-nal, bahkan isu int ernasional. Sudah t idak men-j adi rahasia lagi, bahwa kemiskinan di suat u negara akan berimbas dan menj adi beban ekonomi, sosial, dan kuklt ural negara lain, at au lembaga-lembaga int ernasional.

Model Harmonisasi Peraturan dan Kebij akan Pengent asan Kemiskinan yang Harmonis dengan Deklarasi Millennium Development Goals

Model yang ideal unt uk mengharmoni-sasikan kebij akan pengent asan kemiskinan yang berorient asi pada MDGs adalah model yang dapat memadukan ant ara program-program pengent asan kemiskinan (misalnya: Program PNPM Mandiri) dengan program-program per-luasan lapangan pekerj aan, sekt or-sekt or peno-pang pembangunan perekonomian nasional, yait u selain bert umpu kepada kemaj uan dan kecanggihan t eknologi j uga diarahkan kepada sekt or-sekt or yang mampu menyerap banyak t enaga kerj a. Langkah menyediakan lapangan kerj a ini dilakukan dengan langkah-langkah pemberdayaan anggot a masyarakat unt uk pa-ling t idak mampu menyediakan lapangan kerj a unt uk dirinya sendiri dan keluarganya, yang kemudian diikut i dengam pemberdayaan ma-syarakat set empat . Pelat ihan dan penanaman j iwa kewirausahaan sangat pent ing unt uk di-lakukan. Apabila program-program t ersebut sudah dilaksanakan t et api t et ap saj a masih ada anggot a masyarakat yang t idak dapat dient as-kan dari kemiskinan, sepert i yat im piat u dan anak-anak t erlant ar, maka mereka-mereka ini dipelihara oleh negara. Set elah t uj uan dan priorit as program diharmonisasikan dengan t uj uan MDGs, langkah berikut nya yang perlu dilakukan oleh Pemerint ah Indonesia adalah menunj uk inst it usi yang menj adi

penanggung-j awab dan pelaksana program pengent asan kemiskinan t ersebut . Melihat program PNPM maka dapat diket ahui bahwa Kement rian Koor-dinat or Kesej aht eraan Rakyat yang menj adi penanggung j awab dan pelaksana. Padahal apa-bila mencermat i Tupoksi dari kement erian ini, maka dapat diket ahui bahwa Tupoksinya t idak hanya kepada pengent asan kemiskinan saj a, t et api j uga pada t ugas-t ugas lain, sepert i pe-nanganan bencana alam dan pemberant asan penyakit masyarakat . Pada t at aran ini, Tim Penelit i sampai pada pendapat , bahwa akan t epat apabila pengent asan kemiskinan ini diserahkan kepada sebuah lembaga at au badan yang menangani dan mengkoordinasikan pe-ngent asan kemiskinan, misalnya Badan Koor-dinasi Pengent asan Kemiskinan Nasional, yang bert anggung j awab langsung kepada Presiden. Dalam pelaksanaan t ugasnya, badan ini diberi akses ke kement rian dan/ at au lembaga lain yang t erkait dengan pelaksanaan program pe-ngent asan kemiskinan, dan kement rian/ lemba-ga t ersebut memberikan dukunlemba-gan sepenuhnya.

Badan Koordinasi Pengent asan Kemiskin-an t ersebut mempunyai t ugas awal unt uk me-nyusun program-program pengent asan kemis-kinan inisiat if Pemerint ah sebagai program j angka pendek. Sambil melaksanakan program-program pengent asan kemiskinan j angka pen-dek t ersebut , t ugas berikut nya adalah menj a-ring aspirasi dan menyusun program pengen-t asan kemiskinan berbasis kebupengen-t uhan dan usu-lan-usulan dari warga masyarakat miskin dan warga masyarakat lainnya yang t erkait , unt uk kemudian dij adikan program j angka menengah. Sedangkan unt uk program j angka panj ang ada-lah sinkron dengan t arget MDGs dan pember-dayaan masyarakat .

(11)

menj adi rahasia lagi, bahwa kemiskinan di suat u negara akan berimbas dan menj adi beban ekonomi, sosial, dan kult ural negara lain, at au lembaga-lembaga int ernasional. Model t ersebut dapat dibagankan di bawah ini.

Penut up Simpulan

Pengent asan kemiskinan di Indonesia masih diat ur di dalam berbagai perat uran per-undang-undangan, yang apabila dikaj i dengan cermat , ant ara perat uran yang sat u dengan yang lain masih belum sinkron baik secara vert ikal maupun horisont al. Selain it u, semua perat uran dan kebij akan pengent asan kemis-kinan t ersebut j uga belum harmonis dengan Target 1 Deklarasi Mi l l enni um Development Goal s (MDGs). Hal ini karena def inisi kemis-kinan yang diruj uk perat uran perundang-un-dangan dan kebij akan pengent asan kemiskinan di Indonesia berdeda-beda. Oleh sebab it u per-lu dilakukan redef inisi kemiskinan. Agar harmo-nis dengan Target MDGs, maka def iharmo-nisi yang dipakai adalah: kemiskinan absolut , yait u me-reka yang berpenghasilan kurang dari US$ 1 per hari. Langkah ini kemudian diikut i pengat uran dan kebij akan dalam sat u produk perat uran perundang-undangan yang berlaku unt uk pro-gram pengent asan kemiskinan yang merupakan program bot t on up dari pemerint ah.

Model harmonisasi yang ideal unt uk pe-laksanaan pengent asan kemiskinan berbasis program bot t om up Pemerint ah adalah Peme-rint ah menyediakan dibent uk sebuah Badan Koordinasi Pengent asan Kemiskinan yang ke-anggot aannya lint as kement erian, kalangan bis-nis, lembaga swadaya masyarakat , perwakilan MDGs sebagai konsult an. Badan ini bert anggung j awab secara langsung kepada presiden.

Saran

Pemerint ah segera melakukan sinkronisa-si vert ikal maupun horizont al t erhadap semua perat uran perundang-undangan yang mengat ur perencanaan, pelaksanaan, monit oring, dan evaluasi program pengent asan kemiskinan. Pemerint ah segera membent uk sebuah Badan Koordinasi Pengent asan Kemiskinan yang

ke-anggot aannya lint as kement erian, kalangan bis-nis, lembaga swadaya masyarakat , perwakilan MDGs sebagai konsult an. Badan ini bert anggung j awab secara langsung kepada presiden.

Bagan 1

Model Harmonisasi Perat uran dan Kebij akan Pengent asan Kemiskinan yang Harmonis dengan

MDG’ s

Daft ar Pust aka

Amis, P. “ Indian Urban Povert y: Labor Market s, Gender and Shocks” . Jour nal of Int er na-t i onal Devel opmenna-t Vol. 6 No. 5 1994;

---. “ Indian Urban Povert y: Labor Market s, Gender and Shocks” . Jour nal of Int er na-t i onal Devel opmenna-t, Vol. 6 No. 5, 1994;

Beall, J. “ From t he Cult ure of Povert y t o In-clusive Cit ies: Ref raming Urban Policy and Polit ics” . Jour nal of Int er nat ional Development, Vol. 12 No. 6 2007;

Bourguignon, F. and S. R. Chakravart y. “ The Measurement of Mult idimensional Po-vert y” . Jour nal of Economi c Inequal i t y,

Vol. 1 No. 1, 2010;

Pengent asan Kemiski nan

Redef inisi Kemiski nan: f okus pening-kat an

pen-dapat an

Penet apan t uj uan & t arget

-t arge-t pengen-t asan kemi skin-an yskin-ang meru-j uk pada t umeru-j uan

& t arget pe-ngent asan ke-mi skinan MDGs

a. Penyedi aan & perl uasan l a-pangan peker-j aan b. Pember

daya-an warga mi s-kin

Pembent ukan Badan Koor dinasi Pengent asan Kemiski nan Nasional (t er dir i dari bi snis, inst it usi pemeri nt ah, akademisi, l embaga

swadaya masyar akat dan warga miski n)

Pel aksanaan program pengent asan kemiskinan, monit or ing dan eval uasinya dil akukan

bersama-sama ant ara pemerint ah, kal angan bi sni s, akademisi dan perwakil an MDGs di Indonesia.

Harmonisasi per at ur an dan kebi j akan pengent asan kemi skinan di Indonesi a

dengan MDGs Program Target 1

(12)

Brady, D. “ Ret hinking t he Sociological Measu-rement of Povert y” . Jour nal of Soci al For ces, Vol. 81 No. 3 2008;

Cast el, R. ” The Road t o Disaf f iliat ion: Insecure Work and Vulnerable Relat ionships” .

Int er nat i onal Jour nal of Ur ban and Regi onal Resear ch, Vol. 24 No. 3 2009; Chen, S. & M. Ravallion. 2008. The Developi ng

Wor l d i s Poor er t han We Thought But No Less Successf ul i n t he Fi ght Agai nst Pover t y. Laporan Penelit ian dalam World Bank Policy Research Working Paper No. 4703, Aug;

---. “ How Did t he World’ s Poorest Fare in t he 1990s?” . Revi ew of Income and Weal t h, Vol. 47 No. 3, 2009;

Clark, D. A. and Sen’ s. “ Capabilit y Approach and The Many Spaces of Human Well-being” . Jour nal of Devel opment St udi es,

Vol. 41 No. 8;

Crabt ree, Benyamin F. 1995. Doi ng Qual i t at ive Resear ch. London: Sage Publicat ion;

Deininger, K. 2003. Land Pol i cies f or Gr owt h and Pover t y Reduct ion. World Bank Policy Research Report ;

Gaiha, R. “ Is Growt h Cent ral t o Povert y Allevia-t ion in Asia?” . Jour nal of Int er nat ional Af f air s, Vol. 52 No. 1, 2008,

Hamid, Andi Suandi. “ Target s and St rat egies of Povert y Alleviat ion In Cont ext of Energy Crisis and Global Warming” . Jour nal of ASEAN Economi c’ s Assosiat ion, Vol. 3/ XXI;

Hidayat ullah. “ Ilusi MDGs Mengent askan Kemis-kinan” . Jur nal Ekonomi, Okt ober 19 Ta-hun 2010;

Prost erman, R. & T. Hanst ad. “ Land Ref orm in t he Twent y-First Cent ury: New Chal-lenges, New Responses” . Seat l e Jour nal For Soci al Just i ce, 2006;

Prost erman, Roy L. ; Robert Mit chel, Tim Hans-t and (eds). 2007. One Bi l l i on Ri si ng: Law, Land and The Al l evi at i on of Global Pr oper t y. Nederland: Leiden Universit y Press;

Rocha, S. “ Met ropolit an Povert y in Brazil: Eco-nomic Cycles, Labor Market and Demo-graphic Trends” . Int er nat i onal Jour nal of Ur ban and Regional Resear ch, Vol. 19, 2005;

Tilak, J. B. G. “ Educat ion and Povert y” . Jour nal of Hu-man Devel opment , Vol. 3 No. 2 2002;

Tim Penyusun Laporan Tuj uan Pembangunan Millennium (MDGs) Indonesia 2007. 2007.

Lapor an Per kembangan Pencapai an Mi l -l enni um Deve-lopment Goa-l s Indonesi a 2007. Jakart a: Kement erian Negara Pe-rencanaan Pembangunan Nasional/ Bap-penas;

Tim Penyusun. 2008. Lapor an Per ekonomi an In-donesi a. Jakart a: Bank Indonesia;

UNDP. 2009. Mi l l enni um Devel opment Goal s Repor t 2009. New York: Unit ed Nat ion; Whit e, B. Haris. “ Dest it ut ion and Povert y of it s

Polit ics wit h Special Ref erence t o Sout h Asia” . Wor l d Devel opment Jour nal , Vol. 33, 2005;

World Bank Inst it ut e. 2007. Gover nment Indi ca-t or 2007 Counca-t r y Daca-t a Repor ca-t f or Indo-nesi a 1996-2006. Washingt on: World Bank;

Referensi

Dokumen terkait

untuk penambahan data jadwal kuliah. Muncul pesan error “Field harus diisi” pada TextBox yang tidak diisi.. Tidak menginputkan NIM pada form transkrip. Muncul pesan error

KONSELING PERNIKAHAN UNTUK MENINGKATKAN PENYESUAIAN DIRI PADA PASANGAN YANG MENIKAH MUDA.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Jika diamati berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik yang telah diisi oleh pengamat, maka aktivitas, mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan dan

Sesuai dengan analisis data, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan teknik pengelompokan kata di kelas eksperimen termasuk

Aktivitas siswa yang menjadi indikator keaktifan siswa telah dilakukan oleh siswa.Hampir semua siswa telah aktif dalam apersepsi, memperhatikan materi yang dijelaskan guru,

5 Saya selalu hadir sebelum jam kerja dan meninggalkan pekerjaan setelah diyakini semua yang menjadi tanggung jawab saya selesai.. 6 Merasa malu ataupun bersalah apabila

Dengan adanya penelitian ini yaitu bahwa adanya hubungan yang signifikan antara fasilitas sekolah dengan minat belajar dan kebiasaan belajar siswa, maka penulis diharapkan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar logam berat timbal (Pb), merkuri (Hg), tembaga (Cu) dan kadmium (Cd) pada daging kerang totok, mengetahui hubungan ukuran