• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS

UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH

DENGAN MODEL TEMATIK –INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER

Farikah

UNIVERSITAS TIDAR (Tidar University) Farikahfaradisa@gmail.com

Abstrak

Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peranan penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam proses belajarnya. Dewasa ini, dunia pendidikan telah banyak mengalami perubahan. Seiring dengan pemberlakuan kurikulum 2013 beserta sistem pelaksanaannya, komponen-komponen pembelajaran mengalami penyesuaian. Penelitian research and Development ini (R & D) ini bertujuan untuk mengembangkan silabus Bahasa Inggris untuk Madrasah Ibtidaiyyah (MI) di Kabupaten Magelang dengan menggunakan model tematik integratif berbasis karakter. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama adalah tahap eksplorasi yang berupa evaluasi model silabus yang telah berlaku di MI. Tahap ke dua adalah tahap pengembangan model . Tahap terakhir adalah pengetesan model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa silabus Bahasa Inggris MI dengan model tematik integratif berbasis karakter diperlukan seiring dengan pemberlakuan kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah.

Kata kunci::Silabus, Tematik integratif berbasis karakter

PENDAHULUAN

Guru merupakan salah satu pihak dalam dunia pendidikan yang memegang peranan penting untuk mengarahkan siswa agar berhasil dalam proses belajarnya. Dewasa ini, dunia pendidikan telah banyak mengalami perubahan. Seiring dengan pemberlakuan kurikulum 2013 beserta sistem pelaksanaannya, komponen-komponen pembelajaran mengalami penyesuaian. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, pasal 1 menyatakan bahwa implementasi kurikulum pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun tahun pelajaran 2013/2014.

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori ―pendidikan berdasarkan standar‖ (standard-based curriculum), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-(standard-based curriculum). Disamping itu kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat; dan (2) pembelajaran langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberlakuan kurikulum 2013 mengisyaratkan adanya berbagai perubahan dan perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Salah satu konsekuensi dari pemberlakuan kurikulum 2013 adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan situasi pembelajaran yang bermakna kepada siswa. Diyakini bahwa melalui pendekatan pembelajaran tematik terpadu (tematik integratif), siswa terutama siswa SD/MI dapat berkembang sesuai fitrahnya. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui tema sebagai pemersatu, sebagai pusat perhatian yang dipergunakan untuk mempelajari gejala dan konsep (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Tema dalam konsep ini berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan berbagai matapelajaran sekaligus dengan membuat/mengangkat sebuah tema yang dapat mempersatukan indikator dari berbagai mata pelajaran.

(2)

Konsep pembelajaran tematik integratif sangat perlu diketahui dan dipahami para pendidik terutama para guru di SD/MI termasuk guru Bahasa Inggris di SD/MI. Pelatihan-pelatihan kurikulum 2013 termasuk konsep pembelajaran tematik integratif telah dikasanakan oleh dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten serta Departemen Agama kabupaten Magelang hanya untuk guru-guru Kelas baik SD maupun MI. Namun demikian, guru Bahasa Inggris di SD belum mendapatkan kesempatan menadapatkan pelatihan tersebut. Salah satu alasannya adalah pada struktur kurikulum Sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah komponen mata pelajaran wajib terdiri dari kelompok A (Pendidikan Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS) dan kelompok B (seni budaya dan prakarya termasuk muatan lokal serta pendidikan jasmani). Adapun kedudukan matapelajaran Bahasa Inggris sebagai pelajaran ekstrakurikuler yang belum disediakan kurikulum maupun perangkatnya. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral, sikap, sikap, kemampuan dan kreativitas. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum yang perlu disusun dan direncanakan. Perangkat kurikulum di SD termasuk silabus untuk pelajaran pokok sudah disediakan dan sudah selalu dibahas dalam KKG guru Kelas namun untuk matapelajaran Bahasa Inggris pemerintah belum mempersiapkan. Sebagai konsekuensinya karena pembelajaran di MI menerapkan model pembelajaran tematik terpadu, maka guru Bahasa Inggris di MI pun harus mampu menerapkan konsep pembelajaran berdasarkan pemberlakuan kurikulum 2013. Disamping itu, perangkat kurikulum (silabus) untuk matapelajaran Bahasa Inggris di MI pun perlu disusun dengan menyesuaikan model pembelajaran kurikulum 2013 yang berlaku (Tematik Integratif Berbasis karakter). Dengan menguasai konsep pembelajaran tematik di MI/SD, guru-guru Bahasa Inggris di MI mempunyai keterampilan untuk mengelola pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 secara efektif.

Sebagaimana kita ketahui, kurikulum 2013 adalah dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Dengan kata lain, kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk membentuk insan Indonesia yang memiliki karakter yang baik.

Sehubungan dengan kondisi itu, pengembangan silabus Bahasa Inggris Madrasah Ibtidaiyah dengan model Tematik Integratif berbasais Karakter harus diupayakan sesuai dengan implementasi kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Magelang. Harapannya, kompetensi siswa dalam bahasa Inggris yang relevan dengan tuntutan kurikulum 2013 dapat terwujud. Untuk itu penulis melaksanakan penelitian dengan desain Research and Develepment (R and D) dengan tujuan untuk mendeskripsikan seberapa jauh pemahaman guru-guru Bahasa Inggris MI se-Kecamatan Secang terkait dengan pembelajaran tematik integratif berbasis karakter untuk matapelajaran Bahasa Inggris di MI serta bagaimana kemampuan guru-guru Bahasa Inggris MI se-Kecamatan Secang Kabupaten Magelang dalam menyusun silabus Bahasa Inggris kelas 1 sebagai matapelajaran ekstra dengan model tematik integratif berbasis karakter.

LANDASAN TEORI DAN METODE Landasan Teori

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah dasar/Madrasah ibtidaiyah, menyebutkan bahwa kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

(3)

a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaksi guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya)

c. Pelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari (pembelajaran siswa aktif

mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains) e. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)

f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan diperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline); dan

i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Model pembelajaran tematik adalah model pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan mengintegrasikan berbagai materi ajar dengan karakteristik dan aspek materi yang berkaitan di dalam satu kegiatan pembelajaran yang tersusun secara sistematis. Model pembelajaran ini disusun untuk menjawab permasalahan pendidikan yang semakin hari sarat muatan. Terlebih lagi peserta didik pada rentan usia yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan secara holistik. (Hernawan, A.H, Resmini, N dan Andayani, 2011)

Lebih lanjut dikatakan bahwa model pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an.Belakangan PTP diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective teachingmodel), karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.Model PTP ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk waktu yang panjang.

Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan ―Penelitian Pengembangan‖ research and development (R&D). Menurut Borg and Gall (2003) menyatakan model penelitian dan pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan‖. Borg dan Gall (2003) mengatakan‖educational research and development (R&D) is a process used to develop and validate educational production‖. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa langkah-langkah penelitian dan pengembangan merupakan rangkaian siklis, yaitu setiap langkah yang akan dilalui atau dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya, hingga akhirnya diperoleh suatu produk pendidikan yang baru. Produk-produk tersebut dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan berdasarkan spesifikasi yang ditentukan. R&D menghasilkan produk-produk yang telah diuji dilapangan dan telah direvisi pada tingkat keefektifan tertentu.

PEMBAHASAN

Sebagimana informasi dari ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) MI se-Kecamatan Secang yang menyebutkan bahwa MI Se-se-Kecamatan Secang Kabupaten belum mempersiapkan dengan mantap baik dari segi sumber daya maupun sarana prasarana lain guna mendukung keberhasilan pembelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran ekstra di MI berdasarkan pemberlakuan kurikulum 2013. Di wilayah kecamatan Secang terdapat 23 MI dan

(4)

sebagian besar guru-guru Bahasa Inggris di Sekolah tersebut adalah guru kelas yang bukan berlatar belakang dari Pendidikan Bahasa Inggris yang dipaksakan untuk mengajar Bahasa Inggris.

Data yang diperoleh dari ketua K3M (Kelompok Kerja Kepala Madrasah) Kecamatan Secang. Dari data di atas bisa dilihat bahwa 82,61% guru Bahasa Inggris MI se-Kecamatan Secang berlatar belakang pendidikan non Pendidikan Bahasa Inggris dan bahkan berstatus sebagai guru non-PNS. Hanya 17,39% berlatar belakang S1 Pendidikan Bahasa Inggris. Dari 82,61% guru di atas berlatar belakang pendidikan Guru Agama Islam.

Berdasarkan fakta di atas, maka Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP-Universitas Tidar melakukan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang berupa ―Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Silabus Bahasa Inggris MI dengan Model Tematik Integratif Berbasis Karakter untuk Guru-Guru Bahasa Inggris MI Se-Kecamatan Secang‖. Adapun kegiatan yang akan kami lakukan adalah pemberian materi tentang penyusunan silabus tematik integratif berbasis karakter yang dilanjutkan dengan pendampingan penyusunan silabus Bahasa Inggris MI sebagai matapelajaran ekstrakurikuler untuk kelas 1 berdasarkan pemberlakuan kurikulum 2013 untuk tingkat SD/MI.Produk akhir dari kegiatan ini adalah tersusunnya silabus Bahasa Inggris MI sebagai matapelajaran ekstrakurikuler untuk kelas 1 dengan model Tematik Integrarif berbasis Karakter. Harapan kami silabus tersebut akan dijadikan panduan untuk kegiatan proses belajar mengajar Bahasa Inggris di MI Se-Kecamatan Secang.

Setelah terlaksananya kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan dan pendampingan penyusunan silabus Bahasa Inggris MI dengan model tematik integratif berbasis karakter selama 5 kali pertemuan, tersusunlah silabus untuk kelas 1 dengan model seperti tersebut di atas. Adapun uraian hasil/produk dapat dilihat pada bagian berikut ini.

1 Silabus Bahasa Inggris MI Kelas I dengan Model Tematik Integratif berbasis Karakter

Setelah beberapa kali pendampingan, tersusunlah produk pengadian masyarakat yang berupa silabus Bahasa Inggris kelas 1 MI dengan model tematik integratif berbasis karakter. Adapun tema-tema yang dikembangkan mengacu pada tema-tema-tema-tema yang sudah ditetapkan pada kurikulum 2013 untuk kelas 1. Adapun tema-tema tersebut adalah sebagai berikut.

a. Diriku b. Kegemaranku c. Kegiatanku d. Keluargaku e. Pengalamanku

f. Lingkungan bersih, sehat

g. Benda, binatang dan tanaman di sekitarku h. Peristiwa alam

Adapun karakter yang dikembangkan adalah sebagai berikut. 1. Santun

2. Percaya Diri 3. Disiplin 4. Peduli

5. Rasa ingin tahu 6. Mandiri 7. Jujur 8. Kreatif 9. Kerja keras 10. Disiplin

(5)

11. Demokratis 12. Tanggung jawab

Silabus yang dikemabangkan mengacu pada kompetensi inti (KI) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Adapun Kompetensi dasar dan indikator disusun berdasarkan kesepakatan dengan mempertimbangkan KD dan Indikataor pembelajaran tematik yang berlaku. Adapun KI yang telah ditetapkan pemerintah adalah sebagai berikut.

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

SIMPULAN

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru-guru Bahasa Inggris MI se-Kecamatan Secang kabupaten Magelang terkait dengan pembelajaran tematik integratif berbasis karakter untuk matapelajaran Bahasa Inggris di MI sudah cukup baik dan guru-guru Bahasa Inggris MI se-Kecamatan Secang kabupaten magelang sudah mampu menyusun silabus Bahasa Inggris kelas 1 sebagai matapelajaran ekstra dengan model tematik integratif berbasis karakter DAFTAR PUSTAKA

Borg, W. R. & Gall, M. D. 1983. Educational Research: An Introduction. New York: Longman. Hernawan, A.H, Resmini, N dan Andayani. (2011) Pembelajaran Terpadu di SD.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun

2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif. 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia Power UPJP Kamojang dengan melakukan penilaian risiko (risk assessment) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko yang akan diterima oleh

[r]

[r]

Disebabkan karena target costing memiliki kemampuan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih 2015 dengan judul

Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Metode Pemecahan Masalah di Kelas IV Sekolah

Sehingga dapat dikatakan Persamaan dasar Akuntansi adalah sistematika Pencatatan yang menggambarkan suatu hubungan yang ada pada Perusahaan, yaitu pengaruh transaksi

Kimura, dkk [10] meneliti lebih detil pengaruh proses paramater pengelasan (tekanan pengelasan) pada kecepatan putar 1650 rpm, terhadap fenomena proses

Secara keseluruhan, kinerja pegawai Sekretariat KPUD Luwu Timur sudah baik, hal ini dapat terlihat dari kualitas kerja yang dihasilkan serta ketepatan waktu dalam