• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI ANTRIAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC DENGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA KELUARAN. Naskah Publikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI ANTRIAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC DENGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA KELUARAN. Naskah Publikasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI ANTRIAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN

VISUAL BASIC DENGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA KELUARAN

Naskah Publikasi

Diajukan oleh :

Irwan Isnubroto

07.11.1650

kepada

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)
(3)

BUILDING A SEQUENTIAL APLICATION USING VISUAL BASIC

PROGRAM LANGUANGE WITH WEBSITE AS THE OUTPUT MEDIA

APLIKASI ANTRIAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN

VISUAL BASIC DENGAN WEBSITE SEBAGAI MEDIA KELUARAN

Irwan Isnubroto Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Queuing system has become a necessity that is not less important in a company to raise the quality of service for customers. In addition to discipline customers who were waiting to be served, the queue system also serves to improve the convenience of customers waiting in line at the time. Good integrated queuing system will produce a relefan and accurate of system queue information.

By using the system system application queue, the customer will get a facilities ranging from a guaranteed accurate, until comfort in waiting queue because the customer can sit and not have to stand waiting.

This queue application will provide information of the queue number who were waiting queue, the queue number that has been served, and the number of Teller and Customer Service are available on an LCD display monitor that integrated with computer server as a data processor queue and client computer as input data queue number, and the microcontroller as processing input from the Teller and Customer Service when calling the queue number.

Keywords: queuing system, computer server, computer client, microcontroller, teller, customer service.

(4)

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada kehidupan kita sehari-hari, salah satunya adalah mengubah gaya hidup, berbagai media dan peralatan yang tercipta dari teknologi tersebut telah membantu meringankan bahkan menggantikan tugas-tugas manusia.

Salah satu contohnya pada suatu instansi pelayanan publik seperti bank, rumah sakit, toko penjualan dan penyedia jasa lainnya, kepuasan pelanggan menjadi prioritas penting. Dengan semakin tingginya aktifitas kerja dan semakin meningkatnya jumlah pelanggan pada instansi tersebut, maka semakin bertambah pula tuntutan atas kualitas pelayanan terhadap pelanggan tersebut. Sehingga diperlukan proses yang cepat, akurat dan rapi. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah manajemen antrian untuk pelanggan. Jika terjadi penumpukan para pelanggan yang ingin dilayani tentunya akan menambah masalah baru, misalnya dalam hal penindak lanjutan poses terhadap pelanggan-pelanggan yang bersangkutan dan juga kondisi dari pihak pelanggan sendiri misalnya bosan atau malas menunggu terlalu lama dan sebagainya. Permasalahan akan semakin terakumulasi dan melebar ke hal-hal yang lain jika itu tidak segera mendapat perhatian khusus dan solusi yang tepat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu sistem pengedali antrian yang mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi pelanggan maupun pihak instansi. Sehingga efisiensi dan kinerja dapat berjalan lancar setra mampu mengurai permasalahan dari antrian tersebut.

2. Landasan Toeri

2.1 Konsep Dasar Antrian

Antrian adalah kegiatan orang-orang atau obyek-obyek datang pada suatu tempat berdiri berderet-deret menunggu giliran untuk dilayani1. Teori Antrian dalam bahasa inggris disebut dengan waiting line theory, atau queuing theory. Teori antrian pertama kali diketemukan dan dikembangkan oleh ahli matematika dan insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. Dia mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari fasilitas telepone switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini makin meluas tepatnya mulai sejak akhir perang dunia ke-II. Sampai saat ini, waiting line theory

mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi perusahaan atau manajemen.

(5)

Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan dengan teori antrian adalah meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani konsumen atau pelanggan dengan efisien. Di dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas service baru dengan kerugian-kerugian konsumen karena harus menunggu apabila tidak diadakan penambahan fasilitas service yang baru.

Dengan demikian, yang menjadi tujuan utama teori antrian ini adalah mencapai keseimbangan antara ongkos pelayanan dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu ( Pangestu Subagyo,2000,264 ). Dengan kata lain tujuan dasar teori antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para konsumen menunggu untuk dilayani.

Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan-persoalan diatas. Walaupun begitu, teori antrian menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan dengan cara memprediksi beberapa karakteristik dari baris penungguan. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan penting untuk sistem pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan antrian.

Salah satu sifat fundamental problema antrian mencakup suatu keseimbangan antara waktu menunggu dan waktu pelayanan. Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pernyataan untuk mendapatkan level ideal jasa yang harus dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menyediakan sedikit karyawan untuk melayani konsumen akan menyebabkan konsumen menunggu untuk dilayani, hal ini akan menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Perusahaan bisa menyediakan banyak tenaga kerja yang melayani konsumen, hal ini akan membuat konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pelayanan yang akan memuaskan konsumen, tetapi hal ini akan menyebabkan kenaikan biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Oleh karenanya manajemen harus bisa menentukan posisi antara kedua permasalahan tersebut, dan menyadari adanya hubungan imbal balik antara biaya dan memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen.

Penting sekali bahwa konsumen harus mendapatkan pelayanan secara baik. Apabila hambatan-hambatan harus dikurangi, maka perubahan dalam mekanisme prosedur antrian harus dilaksanakan tanpa menurunkan kualitas pelayanan. Sasarannya adalah bagaimana cara mengubah perilaku tidak tertib atau saling menyerobot pada sistem

(6)

antrian. Menggunakan asas tata tertib “masuk pertama, keluar pertama” (FIFO= First-In, First-Out) yaitu bila entitas yang datang melakukan antrian pertama maka akan mendapat pelayanan pertama sesuai dengan waktu kedatangan. Layanan antrian diberikan pada entitas berikutnya yang telah menunggu lebih lama.

2.2 Sistem Informasi 2.2.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu2.

Sesuatu dikatakan sistem apabila mempunyai karakteristik penyusunnya. Adapun karakteristik dari sistem tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki komponen

Merupakan karakteristik sistem yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan sistem.

2. Batas sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya atau lingkar luar.

3. Lingkar luar sistem

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Penghubung sistem

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.

5. Masukan sistem

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang menjadi masukan untuk dioperasikan seperti data yang dioperasikan menjadi suatu informasi.

6. Keluaran sistem (output)

Merupakan hasil akhir dari data yang diproses atau dimasukan untuk diproses seperti data yang di operasi menjadi suatu informasi.

7. Pengolah sistem

2 Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta : Andi Offset, 1999, Halaman 1

(7)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran sistem

Sasaran merupakan sesuatu yang menjadi tujuan dari operasi sistem, suatu sistem dikatakan berhasil apabila dalam penyusunan dari pelaksanaannya berjalan sesuai yang diinginkan atau yang diharapkan.

2.2.2 Definisi Sistem Informasi

Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Atau, sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, pemodelan manajemen dan basis data.

3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem

Merupakan penguraian sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan- perbaikannya.

3.1.1 Analisis Kelemahan Sistem

Perancangan sistem ini diharapkan bisa mengimplementasikan dari sistem yang sekarang sedang berjalan di perusahaan perbankan. Dimana instansi ini membutuhkan fitur-fitur baru sebagai tambahan untuk mendukung sistem lama agar pengoprasian menjadi lebih baik dan mudah.

Banyak sekali faktor-faktor yang mendukung untuk suatu sistem antrian. Untuk menganalisa beberapa kendala dan kekurangan pada sistem terdahulu maka penulis menggunakan metode PIECES.

(8)

1. Kinerja (Performance)

Adalah kemampuan dalam menyelesaikan tugas dengan cepat, sehingga sasaran dapat segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu tanggap (response time) dari suatu sistem. Sistem yang dikembangkan ini akan menyediakan jumlah produksi dan waktu tanggap yang memadai untuk kebutuhan manajemen.

Kelemahan:

1. Antrian pelanggan saat menulis jenis layanan transaksi yang dilakukan sebelum antrian sebenarnya menuju Teller atau Custommer Service. Hal itu akan memperlambat kinerja proses antrian, yang sebenarnya dapat dilakukan saat dipanggil oleh Counter yang dituju.

2. Saat waktu istirahat tiba, pihak Teller atau CS tidak dapat menghentikan antrian secara tepat waktu apabila jumlah pelanggan yang datang terlalu banyak, akibatnya waktu istirahat akan terpotong untuk menyelesaikan sisa antrian yang harus dilayani.

2. Analisis Informasi ( Information )

Data-data yang sudah selesai diproses digunakan untuk menghasilkan informasi secara relevan, akurat dan tepat waktu yang dibutuhkan oleh manajemen dan pelanggan didalam memantau jalannya antrian. Informasi merupakan hal yang tidak kalah penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen dan juga pelanggan akan dengan mudah mengetahui jumlah antrian dan giliran kapan pelanggan akan dipanggil.

Kelemahan:

Tidak adanya informasi yang akurat dan benar dari jumlah antrian yang sedang berjalan secara manual, sehingga pelanggan sulit untuk memastikan waktu tunggunya untuk dilayani.

3. Analisis Ekonomi ( Economy )

Adalah penilaian sistem dalam penghematan dan keuntungan yang akan didapatkan dari sistem yang dikembangkan. Sistem ini akan memberikan penghematan operasional dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Penghematan didapat melalui perawatan

(9)

aplikasi yang murah dan efisiensi waktu saat antrian berjalan. Sementara keuntungan-keuntungan didapat dari peningkatan nilai informasi.

Kelemahan:

Apabila Teller atau CS ingin mendapatkan aplikasi sistem antrian yang lebih baik dan mudah penggunaannya maka harus membeli perangkat lunak untuk aplikasi tersebut dengan harga yang mahal.

4. Analisis Keamanan ( Security) .

Sistem keamanan yang digunakan harus dapat mengamankan data dari kerusakan, misalnya dengan membuat back up data. Selain itu sistem keamanan juga harus dapat mengamankan data dari akses yang tidak diijinkan, biasanya dilakukan dengan password terutama pada form aplikasi dan database-nya.

Kelemahan:

keamanan sistem antrian masih belum diperhatikan, sehingga urutan deret antrian yang masih manual tersebut rentan tertukar atau saling mendahului antara pelangan satu dengan yang lain sehingga akan ada pihak yang dirugikan.

5. Analisis Efisiensi ( Eficiency )

Berhubungan dengan sumber daya yang ada guna meminimalkan pemborosan. Efisiensi dari sistem yang dikembangkan adalah pemakaian secara maksimal atas sumber daya yang tersedia yang meliputi manusia, informasi, waktu, uang, peralatan, ruang, dan keterlambatan pengolahan data.

Kelemahan:

Apabila tidak ada satpam yang mengendalikan jalannya antrian, pelanggan yang datang tidak akan terkendali dan rentan terjadi kesalahan saat memilih jenis transaksi sebelum mengantri karena tidak ada yang mengarahkan atau memandu khususnya pelanggan baru.

6. Analisis Pelayanan ( Service )

Perkembangan organisasi dipicu peningkatan yang lebih baik. Peningkatan pelayanan terhadap sistem yang dikembangkan akan memberikan:

(10)

2. kehandalan terhadap konsistensi dalam pengolahan input dan outputnya. 3. Kemampuan menangani masalah yang di luar kondisi normal.

4. Sistem mudah dipakai

5. Mampu mengkoordinasi aktifitas untuk mencapai tujuan dan sasaran. Kelemahan:

Proses antrian masih menggunakan sistem manual (tidak ada aplikasi yang mengendalikan jalannya urutan antrian), sehingga pelanggan akan menunggu giliran antrian secara berdiri.

Pelanggan masih mengandalkan informasi dari satpam yang relevansi datanya belum tentu akurat.

3.2 Analisis Kebutuhan Sistem 3.2.1 Kebutuhan Fungsional

Sistem ini diharapkan dapat membantu dalam operasional kerja baik dari efisiensi waktu, maupun kinerja yang lebih optimal di perusahaan perbankan, terutama pada perbaikan sistem database dan manajemen antrian. Berikut kebutuhan fungsional pada sistem antrian:

1. Mampu menangani proses antrian dari pelanggan mulai mengantri sampai antrian selesai.

2. Dapat menampilkan informasi antrian pada layar LCD.

3. Menyimpan data antrian pada database aplikasi.

4. Apabila terjadi mati listrik, maka aplikasi mampu menyimpan record antrian yang telah berjalan, dan melanjutkannya saat listrik hidup.

(11)

3.2.2 Kebutuhan Non Fungsional

Hardware yang digunakan dalam pembuatan sistem baru ini menggunakan komputer dengan spesifikasi minimal processor intel Pentium 4, ram 512Mb, dan VGA 125Mb.

Terdapat pula beberapa hardware yang digunakan dalam pembuatan sistem ini diantaranya:

1. Komputer Client sebagai media pendaftaran dan pengendali printer serta media pengolahan data nomor antrian sebelum dikirim ke komputer server.

2. Printer sebagai media cetak informasi antrian yang dikendalikan oleh komputer client dan komputer server

3. Komputer server sebagai pengolah data dari mikrokontroller dan dari komputer client serta sebagai pengendali media output tampilan serta suara. 4. LCD monitor sebagai media tampilan informasi yang dikendalikan oleh

komputer server melalui Visual Basic 6.

5. Speaker aktif sebagai media keluaran suara yang mengubah file menjadi suara yang dapat didengarkan oleh manusia yang telah terkontrol dengan komputer server.

6. Rangkaian tombol yang digunakan sebagai pengontrol keluaran pemilihan konter yang akan dibaca oleh mikrokontroller.

7. Rangkaian mikrokontroller ATMega 16 sebagai pusat pengolah data dan pusat pengendali data dari tombol yang akan dikirimkan ke komputer.

8. Rangkaian konverter serial TTL ke serial RS 232 untuk mengubah level tegangan serial dari mikrokontroller ke komputer.

9. Kabel UTP dengan tipe Cross sebagai media pengkabelan antara Komputer

(12)

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Implementasi

Implementasi merupakan tahapan dimana sistem diterapkan atau digunakan oleh pengguna. Sebelum sistem benar-benar diterapkan perlu adanya pengujian terhadap sistem untuk mengetahui kemungkinan kesalahan yang ada didalam sistem. Selain itu diperlukan pemeliharaan sistem untuk menjaga apabila sistem sudah diterapkan.

a. Hasil uji coba untuk input data

Pada gambar dibawah ini, data-data yang dimasukkan ke dalam form server yang meliputi tanggal, waktu, ruang, index, dan menu telah bebas dari kesalahan.

Kesalahan input data akan sulit terjadi karena input data diproses secara otomatis oleh komputer, dan user ataupun Teller/CS hanya menginputkan data melalu tombol.

(13)

b. Hasil uji coba untuk pemanggilan pelanggan dari CS/Teller

Dari gambar diatas terlihat bahwa teller / customer service berhasil memanggil nomor urut antrian pada server, dari data tersebut dapat disimpulkan juga bahwa koneksi antara komputer client dan server telah berjalan dengan baik. Pemasangan peralatan untuk sistem antrian ini cukup mudah dan kesalahan dapat diminimalkan dengan membuat port koneksi antara satu dengan yang lain berbeda.

c. Hasil uji coba aplikasi antrian

Seluruh fitur dan koneksi antar hardware yang terdapat dalam aplikasi antrian ini telah dilakukan uji coba untuk memastikan sistem berjalan dengan baik. Hasil uji coba akan berstatus „berhasil‟ apabila dapat berjalan dengan baik dan „gagal‟ apabila masih terdapat error. Keseluruhan data uji coba dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Fitur dan Koneksi Antar Hardware Status 1. Aplikasi pengambilan nomor antrian (client) Berhasil 2. Aplikasi admin (server) Berhasil 3. Koneksi client-server (TCP/IP) Berhasil 4. Tampilan nomor urut antrian (server) Berhasil 5. Koneksi serial antara mikrokontroller ke server Berhasil 6. Koneksi USB tombol pemanggil ke mikrokontroller Berhasil 7. Koneksi database ke server Berhasil 8. Upload data antrian ke website Berhasil

Tabel 4.1 Hasil uji coba aplikasi antrian

(14)

5. Kesimpulan

Berdasarkan implementasi dari Aplikasi Antrian ini, maka penulis menarik kesimpulan bahwa:

1. Penggunaan aplikasi ini dapat mempermudah pelanggan bank untuk melakukan antrian tanpa harus berdiri berderet menunggu panggilan karena telah menggunakan nomor antrian otomatis.

2. Pegawai bank dapat mengontrol jalannya antrian melalui tampilan jumlah antrian dari layar monitor.

3. Fasilitas website pada aplikasi antrian ini akan memudahkan para pelanggan yang ingin datang ke bank untuk memantau terlebih dahulu jumlah antrian bank yang ingin dituju melalui website antrian, sehingga mereka tidak akan kecewa karena waktunya terbuang sia-sia untuk menunggu..

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif, 2007, Analisis & Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern, Andi Offset, Yogyakarta Membuat flowchart sistem dan flowchart program

febriani.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5616/Flowchart.pdf Diakses pada tanggal 20 januari 2011

Keunggulan Mesin Antrian C2000, Produk Integrasi Sistem Antrian

http://www.alatantrian.com/index.php/page/show/51 Diakses pada tanggal 20 januari 2011

Pengertian Database

www.scribd.com/doc/30914906/Pengertian-Database Diakses pada tanggal 2 februari 2011

Gambar

Gambar 4.1. Tampilan Aplikasi Server
Gambar 4.2. Tampilan Konensi Serial Pada Aplikasi Server

Referensi

Dokumen terkait

Layanan informasi pemahaman diri merupakan layanan informasi bimbingan yang dilakukan untuk membantu siswa dalam memahami keadaan dirinya baik fisik maupun psikis,

Meningkatkan status kesehatan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki dan menjaga keadaan umum penderita, misalnya anemia diatasi, hipoalbuminemia dikoreksi, nutirisi

Grafik rata-rata akses data pada data center internasional (Velo).. Analisis Perbandingan Kinerja Server … 632 Dari hasil analisa yang dilakukan pada data load server

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI KURVA ELIPTIK DENGAN ALGORITMA ELGAMAL DAN METODE PEMBANGKITAN BILANGAN PRIMA RABIN-.. MILLER UNTUK PENGAMANAN

Perawat yang membantu melakukan Tindakan Medik Operatif mendapat jasa pelayanan sebesar 17,5 % (tujuh belas koma lima persen) dari Jasa Pelayanan Dokter pelaksana Tindakan

Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan motivasi bagi akuntan publik khususnya di KAP yang terdapat di Kota Bandung agar senantiasa meningkatkan independensi,

Setelah berhasil melakukan input pada setiap aspek penilaian kinerja maka akan menghasilkan empat laporan yang berkaitan dengan rekapitulasi penilaian kinerja yaitu