• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 4, 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 4 TAHUN 2007

TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ALOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, perlu disusun urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dengan Peraturan Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Alor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649);

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(2)

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ALOR dan

BUPATI ALOR MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ALOR.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Alor.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Alor.

3. Pemerintahan Daerah adalah Penyelanggaraan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Alor.

5. Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi Pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan Pemerintahan untuk mengatur dan

(3)

mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat.

BAB II

URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 2

(1). Pembagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah berdasarkan kriteria:

a. eksternalitas; b. akuntabilitas; c. efisiensi.

(2). Pelaksanaan urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memperhatikan keserasian hubungan antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.

(3). Urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. pendidkan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum; d. perumahan; e. penataan ruang; f. perencanaan pembangunan; g. perhubungan; h. lingkungan hidup; i. pertanahan;

j. kependudukan dan catatan sipil;

k. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; l. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

m. sosial;

n. ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; o. koperasi dan usaha kecil menengah; p. penanaman modal;

q. kebudayaan dan pariwisata; r. kepemudaan dan olah raga;

s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

u. pemberdayaan masyarakat dan desa; v. statistik;

w. kearsipan; x. perpustakaan;

y. komunikasi dan informatika; z. pertanian dan ketahanan pangan; aa. kehutanan;

bb. energi dan sumberdaya mineral; cc. kelautan dan perikanan;

dd. perdagangan; dan ee. perindustrian.

(4)

Pasal 3

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.

Pasal 4

(1) Urusan Wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. pendidikan; b. kesehatan; c. lingkungan hidup; d. pekerjaan umum; e. penataan ruang; f. perencananan pembangunan; g. perumahan;

h. kepemudaan dan olahraga; i. penanaman modal;

j. koperasi dan usaha kecil menengah; k. kependudukan dan catatan sipil; l. ketenagakerjaan;

m. ketahanan pangan;

n. pemberdayaan perempuan dan pemberdayaan anak; o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

p. perhubungan;

q. komunikasi dan informatika; r. pertanahan;

s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

u. pemberdayaan masyarakat dan desa; v. sosial;

w. kebudayaan; x. statistik; y. kearsipan; dan z. perpustakaan.

(3) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah pemerintahan yang secara ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.

(4) Urusan pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi : a kelautan dan perikanan;

b pertanian; c kehutanan;

d energi dan sumber daya mineral; e pariwisata;

f industri;

g perdagangan; dan h ketransmigrasian.

(5) Setiap bidang Urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) terdiri dari sub bidang, dan setiap sub bidang terdiri dari sub-sub bidang.

(5)

(6) Rincian penjabaran urusan wajib dan urusan pililhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) tercantum dalam lampiran XXXI dan merupakan satu kesatuan dan tidak dipisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 5

(1) Penyelenggaraan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap.

(2) Penyelenggaraan urusan pilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) berpedoman pada stndar pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah Daerah.

BAB III

PENGELOLAAN URUSAN PEMERINTAH LINTAS DAERAH

Pasal 6

(1) Pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang mengakibatkan dampak lintas daerah dapat dikelola bersama oleh Daerah terkait.

(2) Tata cara pengelolaan bersama urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bersama Kepala Daerah.

BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN

Pasal 7

(1) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintah daerah, Pemerintahan Daerah dapat : a. menyelenggarakan sendiri; dan

b. menugaskan dan/atau menyerahkan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada Pemerintahan Desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

(2) Penyerahan sebagian urusan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintahan Desa diatur lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Hal-hal yang belum diataur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

(6)

Pasal 9

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Alor.

Ditetapkan di Kalabahi

pada tanggal 19 Desember 2006

Diundangkan di Kalabahi

pada tanggal 28 Desember 2006

(7)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 4 TAHUN 2007

TENTANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ALOR I. UMUM

Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 menjadi Undang-Undang, telah memberikan kewenangan pada Pemerintahan Daerah untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberian kewenangan kepada pemerintahan daerah untuk dapat mengurus dan mengatur urusan pemerintahan sendiri merupakan konsekuensi penerapan prinsip desentralisasi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Peneyelenggaraan prinsip desentralisasi mensyaratkan adanya urusan pemerintahan antara pemerintah dan daerah otonom. Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya tetap menjadi kewenangan pemerintah dan tidak diserahkan kewenangannya menjadi urusan Pemerintah Daerah karena menyangkut kelangsungan kehidupan bangsa dan negara secara keseluruhan. Diluar urusan-urusan yang tetap menjadi kewenangan pemerintah tersebut, semua urusan pemerintahan diserahkan kewenangannya kepada Pemerintah Daerah.

Disamping itu terdapat bagian urusan pemerintahan yang bersifat concurrent artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten secara proporsional berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan pengelolaan urusan pemerintahan antar tingkat pemerintahan.

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah meliputi urusan wajib dan urusan pilihan. Pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan tersebut didasarkan pada standar pelayanan minimal. Dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangannya, maka pemerintah daerah dapat pula menugaskan dan/atau menyerahkan urusan pemerintahan kepada Pemerintah Desa berdasarkan asas tugas pembantuan dengan tetap memperhatikan kemampuan pemerintahan desa dalam menyelanggarakan urusan dimaksud.

Dalam konteks penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Alor sesuai amanat Pemerintah Nomor 38 tahun 2007, maka perlu mengaturnya dengan Peraturan Daerah sehingga ada legitimasi hukum sekaligus menjadi landasan pijak dalam menyelenggarakan seluruh urusan yang kewenangannya diserahkan kepada Pemerintahan Daerah.

(8)

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup Jelas Pasal 2

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan kriteria :

a. eksternalitas adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan pemerintahan Daerah Kabupaten, apabila ragional menjadi kewenangan propinsi dan apabila nasional menjadi kewenangan Pemerintah;

b. akuntabilitas adalah kriteria pembagian urusan pemerintahan dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani suatu bagian urusan adalah tingkat urusan yang lebih langsung/dekat dengan dampak/akibat dari urusan yang ditangani tersebut;

c. efisiensi adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan mempertimbangkan tersedianya sumber daya (personil,dana dan perlengkapan) untuk mendapatkan ketepatan, kepastian dan kecepatan hasil yang harus dicapai dalam penyelenggaraan bagian urusan. Artinya apabila suatu urusan dalam penanganannya dipastikan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna dilaksanakan oleh daerah propinsi dan/atau Kabupaten dibandingkan ditangani oleh pemerintah, maka bagian urusan tersebut akan diserahkan kepada daerah propinsi dan/atau kabupaten. Sebaliknya apabila suatu urusan akan lebih berdayaguna dan berhasil guna ditangani oleh pemerintah, maka urusan tersebut ditangani oleh pemerintah. Ukuran berdayaguna dan berhasil guna tersebut dilihat dari besarnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dan besarnya resiko yang harus dihadapi.

Ayat (2)

Bagian urusan yang dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda, selalu bersifat selalau berhubungan (interkoneksi), saling bergantungan (interdenpedensi), dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem dengan memperhatikan cakupan kemanfaatan.

Ayat (3) Huruf (i)

Dengan pertimbangan bahwa tanah adalah lingkungan yang bersifat abadi dan seluruh wilyah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kesatuan tanah air dari seluruh rakyat indonesia, sehingga tanah merupakan perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia, amat kewenangan urusan pertanahan tidak semuanya diserahkan menjadi kewenangan Pemerintahan Daerah sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertahanan Nasional. Dengan demikian, penyelenggaraan urusan pertahanan yang kewenangannya diserahkan kepada pemerintah daerah hanya meliputi 9 (sembilan) kewenangan yaitu : pemberian ijin lokasi, pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum, penyelesaian tanah garapan, penyelesaian masalah ganti kerugian dan satuan tanah untuk pembangunan kepentingan umum, penetapan subyek dan objek redistribusi, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dana tanah absentee, penetapan tanah ulayat, pemanfaatan dan penyelesaian tanah kosong, ijin membuka tanah, serta perencanaan penggunaan tanah wilayah kabupaten.

(9)

Pasal 3

Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang “ wajib” dilaksanakan oleh Pemerintahan Daerah karena berkaitan dengan pemenuhan pelayanan dasar masyarakat berdasarkan standar pelayanan minimal;

Urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah. Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Ayat (1)

Yang dimaksud dengan dikelola bersama dapat dilakukan melalui keputusan bersama dalam wadah kerjasama antar daerah (dalam Wilayah Republik Indonesia atau bukan antar Negara) yang didasarkan pada pertimbangan efisensi dan efektifitas, sinergi dan saling menguntungkan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan Peraturan bersama Kepala Daerah adalah Peraturan yang dibuat oleh masing-masing Kepala Daerah yang mengadakan kerjasama lintas kabupaten. Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas

Referensi

Dokumen terkait

Pada proyek akhir kali ini akan digunakan metode pengisian baterai metoda hybrid yaitu dengan dua sumber tegangan yang berasal dari tegangan jala-jala PLN dan

Merujuk pada pengertian komit men pada tugas (task commitment), d ikatakan bahwa ko mit men pada tugas (task commitment) adalah motivasi internal yang mendorong

Winda (2013) berjudul “Kesulitan Belajar Mahasiswa Ditinjau Dari Minat Belajar Dan Cara Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP Universitas

[r]

Ju m lah Polisi Pe lay an an Masy ar ak at... Ke can t

Catatan : Agar membawa dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi asli yang di upload, serta berkas kualifikasi asli atau dokumen yang sudah dilegalisir oleh

JudulJurnal llmiah (Artikel) : Externalities and the Social Return to Education in lndonesia Penulis Jurnal llmiah : Losina Purnastuti, M.Ec.. Jumlah

Early reservation discounts, special internet-only rates and instant confirmation of a reservation are just a few of the many benefits to booking discount hotels online.. Saving