• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem pertanian jagung dan sapi di wila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem pertanian jagung dan sapi di wila"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berada di wilayah Karesidenan Kediri, yang terdiri dari kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Trenggalek. Kabupaten Blitar memiliki beberapa ciri khas diantaranya Kabupaten Blitar terkenal dengan dengan makam sang proklamator yaitu makam Bung Karno yang pernah menjabat sebagai presiden RI pertama. Selain itu banyak sekali monumen-monumen yang ada di Blitar seperti monumen PETA (Pembela Tanah Air) dan monumen Trisula yang terkenal menjadi salah satu ikon di Blitar. Makanan khas kabupaten Blitar yang terkenal adalah sego pecel khas Blitar yang memiliki cita rasa khas gurih, pedas, dan nikmat. Salah satu minuman khas di Blitar yaitu es pleret yang hanya ada di wilayah kota Blitar. Dan masih banyak wisata serta kuliner unik yang ada di kabupaten Blitar.

Kabupaten ini juga memiliki potensi-potensi yang cukup banyak dilihat dari kondisi wilayah serta penggunaan lahan. Potensi-potensi yang ada di Kabupaten Blitar antara lain potensi pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan, tanaman pangan, industri, pertambangan, dan pariwisata. Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terkenal dengan sistem pertanian sebagai investasi pembangunan daerah. Hasil pertanian yang terkenal di kabupaten Blitar antara lain padi, jagung, kedelai, kacang tanah, umbi kayu, dan ketela rambat. Jagung sebagai salah satu komoditas utama di kabupaten Blitar menempati posisi kedua setelah tanaman padi yang banyak ditanam di kabupaten Blitar.

Selain pertanian, kabupaten Blitar juga terkenal dengan peternakannya. Hewan ternak yang banyak diternakkan di Kabupaten Blitar antara lain, sapi, kambing, ayam ras, ayam buras, ikan koi, ikan lele, dan lain sebagainya. Dalam makalah pengembangan wilayah ini, penulis ingin mengangkat tema yaitu sistem pertanian terpadu tanaman jagung dan hewan ternak sapi yang dijadikan wisata edukasi di kabupaten Blitar, tepatnya di wilayah Blitar bagian selatan.

(2)

Sistem pertanian terpadu ini melibatkan pertanian jagung dan peternakan sapi sebagai satu sistem yang akan dikemas menjadi suatu wisata edukasi bagi masyarakat lokal maupun non-lokal. Dalam sistem pertanian terpadu ini, akan dilakukan semacam sistem saling menguntungkan (simbiosis mutualisme). Dimana limbah hasil dari pertanian jagung seperti jerami jagung atau daun-daun kering jagung yang tidak terpakai lagi, akan digunakan sebagai pakan ternak sapi, kemudian dari hasil kotoran sapi tersebut akan digunakan sebagai pupuk kompos untuk pertanian jagung. Dari hasil simbiosis mutualisme dari pertanian jagung dan peternakan sapi ini kemudian akan dibangun dalam satu lokasi yang akan didirikan wisata edukasi pertanian terpadu, yang mana di dalamnya akan didirikan wisata kuliner mulai dari hasil olahan pertanian jagung seperti jagung bakar, jagung rebus manis, emping jagung, kripik tortilla jagung, dodol jagung, dan lain sebagainya. Selain itu akan diolah pula hasil dari peternakan sapi mulai dari daging sapi, sampai kulitnya. Olahan dari peternakan sapi ini antara lain minuman susu sapi yang diolah dengan aneka rasa seperti rasa coklat, vanilla dan strawberry, daging sapi yang dimasak mulai dari steak, sampai hasil olahan abon sapi, serta kulit sapi yang dimanfaatkan menjadi tas, dompet, sabuk dan olahan lainnya.

Sebenarnya banyak sekali potensi yang ada di Kabupaten Blitar ini, yang apabila dikembangkan dengan baik akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Dalam hal ini pengembangan wilayah harus terus dilakukan untuk terus mengembangkan potensi wilayah yang ada di Kabupaten Blitar.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana kondisi wilayah Kabupaten Blitar?

b. Bagaimana pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar?

c. Bagaimana sistem pertanian terpadu antara jagung dan sapi untuk pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar?

d. Bagaimana menjadikan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi menjadi wisata edukasi di Kabupaten Blitar?

1.3. Tujuan dan Manfaat penulisan

a. Untuk mengetahui kondisi wilayah Kabupaten Blitar.

(3)

c. Untuk mengetahui sistem pertanian terpadu antara jagung dan sapi untuk pengembangan wilayah di Kabupaten Blitar.

d. Untuk mengetahui dan merencanakan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi menjadi wisata edukasi di Kabupaten Blitar.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Blitar 1. Unsur Abstrak

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di selatan bagian provinsi Jawa Timur yang secara geografis Kabupaten Blitar terletak pada posisi 111 25’ – 112 20 BT dan 7 57-8 9’51 LS, dengan luas wilayah mencapai 1.588,79 Km. Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang b. Sebelah Timur : Kabupaten Malang

c. Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

d. Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri

Kabupaten Blitar merupakan sebuah kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota Kabupaten Blitar adalah Kanigoro. Blitar merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kota madya yang berada di wilayah Kota Blitar yang berpusat di Sananwetan. Blitar terdiri dari Kota dan Kabupaten yang terdiri dari 3 kecamatan kota yaitu Sananwetan, Kepanjen kidul, dan Sukorejo dan 22 kecamatan di Kabupaten Blitar yaitu Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, Wates, Binangun, Sutojayan, Kademangan, Kanigoro, Talun, Selopuro, Kesamben, Selorejo, Doko, Wlingi, Gandusari, Garum, Nglegok, Sanankulon, Ponggok, Srengat, Wonodadi, dan Udanawu. Pusat pemerintahan kabupaten maupun kota berada di Kota Blitar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Blitar, Tahun 2009 Jumlah Penduduk 1.112.395 jiwa. Menurut data Blitar dalam Angka Tahun 2010 jumlah penduduk sebesar 1.116.639 jiwa. Pada tahun 2010, kecamatan yang

(4)

memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Ponggok dengan jumlah penduduk 88.607 jiwa, sedangkan yang terpadat penduduknya adalah wilayah Kecamatan Sanankulon, yaitu 1.709 Jiwa/Km2. Kecamatan yang memiliki penduduk paling sedikit yaitu Kecamatan Bakung dengan jumlah penduduk 25.011 jiwa, dan kepadatan penduduk paling sedikit yaitu Kecamatan Wonotirto dengan kepadatan 214 Jiwa/Km2.

Penggunaan lahan di Kabupaten Blitar ditetapkan sebagai berikut : tanah untuk pekarangan dan bangunan seluas 34.141 ha, lahan sawah seluas 31.705 ha, lahan tegal/ kebun seluas 44.939 ha, lahan perkebunanan seluas 13.347 ha, kawasan hutan seluas 27.212 ha, lahan tambak dan kolam seluas 176 ha, dan lain-lain seluas 7.359 ha.

Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 meter dengan keadaan topografi sangat bervariasi, yaitu mulai dari dataran, bergelombang hingga berbukit. Adapun mengenai persebarannya, kondisi topografinya sebagai berikut:

• Wilayah Kabupaten Blitar Utara, yaitu mempunyai kemiringan dari 2-15 persen, 15-40 persen dan lebih besar dari 40 persen, dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang sampai dengan berbukit. Mengingat bagian wilayah utara Kabupaten Blitar adalah merupakan bagian dari Gunung Kelud dan Gunung Butak.

• Bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar umumnya relatif datar dengan kelerengan 0-20 persen, hanya pada bagian sebelah timur agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata 2-15 persen.

• Wilayah Kabupaten Blitar Selatan, sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengan kelerengan rata-rata 15-40 persen, hanya sebagian kecil yaitu di sekitar DAS Brantas topografinya agak landai yaitu 0-2 persen.

(5)

Panggungrejo. Wilayah Kecamatan Wates berada pada ketinggian tertinggi yaitu +420 m dari permukaan air laut. Dari 22 kecamatan yang ada terdapat 5 kecamatan dengan luas wilayah diatas 100 Km2 yaitu: Kec. Wonotirto, Kec. Panggungrejo, Kec. Bakung, Kec. Kademangan dan Kec. Ponggok. Kecamatan Wonotirto yang mempunyai luas wilayah 164,54 Km2 merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Blitar.

Kabupaten Blitar juga di belah aliran sungai Brantas menjadi dua bagian yaitu Blitar Utara dan Blitar Selatan yang sekaligus membedakan potensi kedua wilayah tersebut yang mana Blitar Utara merupakan dataran rendah lahan sawah dan beriklim basah dan Blitar Selatan merupakan lahan kering yang cukup kritis dan beriklim kering.

2. Unsur Fisis

Jenis-jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Blitar yaitu: a. Tanah Regosol (Vulkanik)

Tanah ini berasal dari letusan Gunung Kelud yang secara kontinu membentuk lapisan lapisan tanah. Tanah ini mengandung abu ledakan gunung berapi, pasir, dan napal (batu kapur bercampur tanah liat). Warnanya kelabu kekuning-kuningan, sifatnya masam, gembur dan peka terhadap erosi. Tanah ini dapat digunakan untuk penanaman padi, tebu, tembakau dan sayur-sayuran. Tanah ini tergolong subur dan berada di wilayah utara Sungai Brantas.

b. Tanah Grumusol

Tanah ini berupa batuan endapan berkapur di kawasan bukit maupun gunung, bersiifat basa. Tanah ini berada di bagian selatan sungai Brantas yang membelah Kabupaten Blitar menjadi 2 bagian, yaitu bagian utara dan selatan. Tanah di bagian utara sungai Brantas memiliki kesuburan yang lebih dari pada di wilayah selatan.

Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan garis Khatulistiwa, maka sama dengan wilayah lain di Indonesia yang mempunyai perubahan musim sebanyak 2 jenis musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Bulan Nopember sampai dengan bulan Mei adalah musim penghujan dan musim kemarau biasanya pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober. Rata-rata curah hujan selama tahun 2010 sebanyak 20,98 mm, tahun 2009 sebanyak 20,33 mm. Selama tahun 2010 Kabupaten Blitar diguyur hujan

(6)

selama 175 hari atau hampir 6 bulan dengan rata-rata curah hujan 20,98 mm. Pada tahun sebelumnya yaitu selama tahun 2009 hanya selama 3 bulan lebih atau selama selama 97 hari. Sedangkan suhu tertinggi di Kabupaten Blitar yaitu 30 derajat Celcius dan suhu terendah 18 derajat Celcius.

3. Unsur Biotis

Flora dan fauna tersebar didaereh-daerah seperti pegunungan, gunung, hutan danau perairan darat maupun perairan laut. Terdapat beraneka ragam flora dan fauna antara lain: 1. Flora

Banyak dijumpai tumbuhan jati, waru, mahoni dan masih banyak lainnya. Di daerah pegunungan tepatnya di daerah pegunungan kapur disana banyak dijumpai tumbuhan baik yang berkayu ataupun tanaman-tanaman liar dari semak belukar yang menjalar. Namun yang menjadi ciri khas di Kabupaten Blitar yaitu terdapat Nenas Blitar (Ananas comosus). Tanaman ini bahkan menjadi Flora identitas di Kabupaten Blitar. Ada pula tanaman musiman yang terdapat di Kabupaten Blitar seperti Tanaman buah mangga, durian, rambutan, dan lain-lain.

2. Fauna

Fauna yang terdapat di Kabupaten Blitar maupun Kota Blitar juga beraneka ragam seperti ayam ternak yaitu ayam Ras yang biasanya dikembangkan maupun ayam hias yang menjadi daya tarik Kabupaten Blitar. Ada pula kambing ternak, sapi ternak maupun sapi perah, dan juga ada salah satu yang unik yaitu burung Kutilang Gunung yang menjadi fauna identitas di Kabupaten Blitar, serta terdapat Kuntul Besar (Egretta alba) yang disebut juga bangau besar atau Great Egret yang menjadi Fauna identitas di Kota Blitar. Terdapat juga Ikan Koi Hias yang menjadi Potensi perikanan di kabupaten Blitar. Selain itu, ada juga peternakan ikan yang dapat meningkatkan potensi ekonomi di Kabupaten Blitar seperti peternakan ikan Lele, Tombro, Tawes, Nila, dan Gurami.

2.2. Pengembangan Wilayah Kabupaten Blitar

Dalam pengembangan wilayah ini, pemerintah Kabupaten Blitar sudah melakukan beberapa program yang menjadikan Kabupaten Blitar menjadi Kabupaten yang memiliki potensi dalam memajukan daerahnya. Dalam hal ini, Kabupaten Blitar memiliki beberapa keunggulan potensi kabupaten Blitar, antara lain yaitu:

(7)

 Pertambangan

Kabupaten Blitar memilki potensi tambang Golongan B dan C sangat menjanjikan terutama terdapat di Wilayah Blitar Selatan apabila dapat di manfaatkan dan dikelola secara maksimal. Deposit bahan tambang tersebut meliputi : pasir besi, trass, bentonit, kaolin, feldspar, zeloit, ballclay, sirtu, batu kapur, andesit dan pirophiliyt. Sektor Pertambangan semestinya memperoleh perhatian yang lebih besar mengingat Kabupaten Blitar memiliki deposit bahan galian yang besar dan mempunyai potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada kenyataan dari sekian potensi yang ada, baru sebagian yang bisa dieksplorasi, namun belum di kelola secara profesional sehinga hasilnya tidak maksimal.

 Industri

Salah satu penggerak roda perekonomian di Kabupaten Blitar adalah sektor industri, khususnya industi kecil rumah tangga yang jumlahnya mencapai 99,64%, namun begitu, apabila dilihat dari komposisi PDRB Kabupaten Blitar, sektor industri hanya memberikan kontribusi sebesar 2,55 % sehingga dengan jumlah prosentase tersebut kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja masih relatif kecil. Hal tersebut sedikit banyak disebabkan oleh masih dominannya industri kecil rumah tangga mencapai 687 unit (formal) dan 11.378 (non formal). Adapun jangkauan pemasaran hasil industri kecil tersebut sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar lokal dan regional dan sedikit eksport.

 Pariwisata

Kabupaten Blitar memiliki kekayaan obyek wisata yang dapat diandalkan dan memiliki peluang untuk dikembangkan di masa mendatang. Hal tersebut mengingat terdapat bermacam-macam jenis obyek wisata yang mempunyai daya tarik khusus. Selain itu, obyek wisata yang tersebar di Kabupaten Blitar dapat bersinergi dengan obyek wisata di daerah lain seperti Kabupaten Kediri, Kota Blitar dan Kabupaten Malang. Berbagai jenis obyek wisata yang terdiri dari wisata sejarah, wisata alam, wisata rekreasi dan wisata budaya. Paling tidak sekitar 15 (lima belas) obyek wisata yang dapat dinikmati.

 Pertanian

(8)

Jenis tanaman pangan yang banyak di produksi di Kabupaten Blitar meliputi: padi, jagung, kedelai, kacang tanah, umbi kayu, dan ketela rambat. Kedelai hasil produksi masyarakat Kabupaten Blitar memiliki prospek yang bagus dan mampu bersaing dengan daerah lain sebagai pemasok bahan baku kecap selain di gunakan sebagai bahan dasar tempe dan tahu.

Sementara itu produksi jagung selain di pergunakan sebagai bahan makanan juga di gunakan sebagai bahan makanan ternak sedangkan ubi kayu selain untuk di konsumsi juga di pasarkan untuk kebutuhan pabrik tepung tapioka dan untuk industri makanan olahan seperti krupuk.

 Perkebunan

Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman semusim tanaman tahunan serta tanaman obat-obatan. Tanaman semusim terdiri dari tebu dan tembakau (Lokal dan Virginia), sedangkan tanaman tahunan terdiri dari kenaga, cengkeh, kopi, kakao, kapuk randu, kelapa dan lada. Selain itu tanaman obat-obatan diantaranya jahe, temulawak, kencur, kunyit dan laos. Produksi kelapa yang sangat melimpah memberikan Kontribusi bagi industri gula kelapa yang banyak di kembangkan di Kabupaten Blitar.

 Peternakan

Komoditi peternakan terbesar di Kabupaten Blitar adalah ayam ras petelur. Sampai pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan, produksi telur Kabupaten Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional memenuhi 30% dari kebutuhan telur ayam Nasional. Tahun 2010 jumlah populasi ayam ras petelur Kabupaten Blitar mencapai 15.467.600 ekor dengan jumlah produksi telur sebanyak 134.735,3 ton telur. Adapun secara produksi di Kecamatan Srengat, Ponggok dan Kademangan. Selain itu populasi itik di Kabupaten Blitar mencapai 750.444 ekor dengan jumlah produksi telur 3.512 ton. Sedangkan populasi ayam buras mencapai 2.826.963 ekor pada tahun 2010 dengan sentra di Kecamatan Talun. Peternakan sapi potong menduduki urutan kedua setelah ayam petelur, pada tahun 2010 populasinya mencapai 116.805 ekor dibandingkan tahun sebelumnya meningkat 3 persen.

(9)

Potensi sektor perikanan di Kabupaten Blitar sangat menjanjikan. Potensi perikanan tersebut meliputi perikanan laut (tangkap) dan perikanan darat yang berupa budidaya ikan konsumsi dan ikan hias. Di Kabupaten Blitar potensi perikanan darat sangat menjanjikan baik budidaya ikan untuk konsumsi yang dominan adalah: Tombro, Tawes, Mujair, Nila, Gurami, Lele dan Udang Windu dengan daerah pemasaran baik lokal, regional maupun nasional. Selain itu untuk ikan hias yang banyak di budidayakan adalah : Koi, Manfish, Sedaker, Oscar Sumatra dan Black Molly lebih banyak untuk memenuhi permintaan lokal dan regional Jawa Timur.

2.3. Sistem Pertanian Terpadu Jagung dan Sapi Untuk Pengembangan Wilayah Selatan di Kabupaten Blitar

Jenis tanaman pangan yang banyak di produksi di Kabupaten Blitar meliputi: padi, jagung, kedelai, kacang tanah,umbi kayu, dan ketela rambat. Produksi jagung selain di pergunakan sebagai bahan makanan juga di gunakan sebagai bahan makanan ternak. Adapun luas panen, rata-rata produksi untuk pertanian pangan adalah sebagai berikut:

No. Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

1. Padi Sawah 49.662 290.914

2. Padi Ladang 3.039 15.435

3. Jagung 46.594 260.134

4. Ketela Pohon 3.679 54.496

5. Ketela Rambat 76 1.423

6. Kacang tanah 6.899 6.899

7. Kedelai 11.003 10.838

Sebagai salah satu sentra peternakan ayam terbesar di Indonesia, investasi dan usaha penanaman jagung juga mempunyai prospek yang sangat potensial mengingat produksi jagung lokal baru bisa mencapai 40% dari total kebutuhan pakan di Kabupaten Blitar. Produksi tanaman jagung mengalami gejala fluktuatif. Tetapi dibanding tahun 2000, produksi tahun 2004 mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 produksi jagung sebanyak

(10)

190.006 ton, sementara pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 264.073 ton. Produktifitas jagung pada tahun 2003 sebesar 55,47 kw/ha, sementara pada tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi sebesar 62,63 kw/ha.

Sedangkan komoditi peternakan terbesar di Kabupaten Blitar adalah ayam ras petelur. Sampai pada tahun 2010 sebagai potensi unggulan, produksi telur Kabupaten Blitar mampu memenuhi 70% dari kebutuhan telur di Jawa Timur dan secara Nasional memenuhi 30% dari kebutuhan telur ayam Nasional. Berikut adalah produksi peternakan terbesar adalah :

No. Nama Ternak Populasi

1. Sapi Potong 116.805

2. Sapi Perah 23.880

3. Kerbau 7.510

4. Kuda 185

5. Kambing 93.639

6. Domba 7.425

7. Babi 6.574

Pada tahun 2010 populasi sapi potong mencapai 116.805 ekor dengan daerah sentra produksi Kecamatan Gandusari dan Pangungrejo. Populasi sapi perah mencapai 23.880 ekor dengan jumlah produksi susu mencapai 39.937 liter dengan sentra produksi di Kecamatan Sanankulon, Gandusari dan nglegok.

POTENSI HEWAN TERNAK SAPI PERAH DAN PEDAGING DI KABUPATEN BLITAR

Tabel 2. Potensi peternakan di Kabupaten Blitar

No Jenis Ternak Populasi (ekor) Produksi rata-rata (ton/hari)

Keterangan

(11)

3 Ayam Ras 10.000.000 350-400 Telur 4 Itik 200.174 100.000 butir Telur

Berikut ini merupakan hewan ternak sapi yang ada di kawasan Kabupaten Blitar selatan.

POTENSI

TANAMAN JAGUNG DI KABUPATEN BLITAR Pola tanam

Pola tanam khususnya tanaman pangan di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh tipe iklim di daerah tersebut. Didasarkan pada Tipe Iklim dari OLDEMAN (1975), wilayah Blitar Selatan termasuk ke dalam Tipe iklim C3, yaitu wilayah dengan enam bulan basah dan enam bulan kering. Dengan adanya enam bulan basah, tanaman jagung bisa ditanam dua kali dalam satu tahun, yaitu pada awal musim hujan (Oktober) pada saat itu jagung ditanam dalam pola tumpangsari dengan padi, atau kacang tanah atau ubi kayu, dan pada pertengahan musim hujan (Januari/Februari) pada saat itu jagung ditanam sebagai tanaman monokultur.

11 Tabel 4. Data populasi ternak di 7 kecamatan di wilayah Blitar Selatan

(12)

Produktivitas Lahan

Perkembangan tanaman jagung di Kabupaten Blitar sebagaimana halnya di DAS Brantas dalam lima tahun terakhir ini meningkat dengan tajam. Data tahun 2003 menunjukkan luas tanam jagung di Kabupaten Blitar mencapai 35.800 ha. Di kawasan selatan Blitar yang terdiri atas tujuh kecamatan luas panennya mencapai 22.000 ha. Hasil pengamatan di beberapa lokasi penelitian lahan kering menunjukkan bahwa hasil hijauan segar jagung berkisar antara 1,8 sampai 1,9 t/ha (PRASETYO et al., 1991) sehingga dengan luas panen tersebut diperkirakan produksi hijauan pakan (daun dan batang) minimal mencapai 39-40 ribu ton bobot segar, atau sekitar 8.000 ton bahan kering. Berikut ini merupakan gambaran lahan kabupaten Blitar yang ditanami tanaman jagung.

Pola tanam :

jagung Legume penutuptanah

P.gogo+jg+u.kayu

Jagung+cabe/u.kayu jagung Bera

bera Jg+kedele+u.kayu

Jagung+k. tanah

(13)

Daya dukung sisa hasil tanaman jagung

Pola tanam dan distribusi panen tanaman pangan semusim di wilayah Blitar Selatan adalah seperti yang digambarkan pada Tabel 3. Dengan demikian maka kurva produksi hijauan pakan yang berasal dari tanaman pangan dan dari sumber lain sepanjang tahun adalah seperti yang digambarkan pada Gambar 1.

Pada usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) masalah yang dihadapi para peternak adalah kelangkaan sumber hijauan, khususnya selama musim kemarau. Tidak jarang untuk mencukupi hijauan, para peternak harus menjual ternak lainnya untuk biaya membeli hijauan. Penggunaan rumput dan daun-daun pohon selama musim kemarau sangat tinggi di daerah sekitar areal perkebunan atau kehutanan, sehingga kehadiran ternak mengganggu lingkungan. Untuk mengatasi kelangkaan hijauan, salah satu alternatif adalah penggunaan pakan lengkap atau complete feed yang dibuat dari limbah pertanian, limbah agroindustri dan sumber nutrisi lainnya yang berasal pada bahan baku lokal yang tersedia di masing-masing daerah.

(14)

PEMANFAATAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PAKAN

Swasembada pakan merupakan langkah strategis dan tuntutan mendesak agribisnis peternakan. Pengembangan industri pakan secara langsung akan membantu memecahkan permasalahan para peternak dalam hal pengadaan input produksi. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak yang dipelihara tidak optimal. Faktor pakan juga merupakan biaya produksi terbesar dalam usaha peternakan. Biaya pakan ini dapat mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya produksi. Dengan demikian, memproduksi pakan bukan hanya dituntut dalam pencapaian aspek kualitas saja, tetapi yang lebih penting adalah memproduksi pakan yang ekonomis, murah dan terjangkau oleh kemampuan peternak.

Dalam lima tahun terakhir ini, industri pakan yang mengolah bahan baku berupa limbah pertanian dan limbah agroindustri di Jawa Timur berkembang cukup pesat. Perkembangan ini perlu terus didorong dan ditingkatkan serta dikembangkan terutama di daerah penghasil limbah pertanian dan limbah agroindustri serta di daerah sentra produksi ternak. Pengembangan industri pakan rakyat secara langsung akan memperpendek jalur dan jarak distribusi antara produsen pakan dengan konsumen yaitu para peternak. Hal ini sangat penting mengingat semakin mahalnya biaya transportasi dari pabrik ke konsumen. Dengan menyebarnya unit-unit prosesing pakan di beberapa daerah yang dekat dengan sumber bahan baku dan sekaligus dekat dengan lokasi peternak akan meningkatkan efisiensi baik efisiensi ekonomis maupun dalam pendistribusian produk. Disamping itu, nilai tambah dari kegiatan prosesing bahan baku berada di masing-masing daerah (HARDIANTO et al., 2002).

(15)

Pakan lengkap merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian dan pakan non konvensional, yaitu dengan mencampurkan bahan-bahan pakan tersebut dan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak baik kebutuhan serat maupun zat gizi lainnya. Selanjutnya dikembangkan untuk memproses pakan menjadi bentuk yang sederhana dan dikemas untuk memudahkan pemberiannya dan dapat menekan biaya operasional khususnya tenaga kerja.

Bahan baku pakan secara umum terdiri dari sumber hijauan dan konsentrat. Pakan hijauan merupakan sumber serat dan vitamin, sedangkan pakan konsentrat merupakan sumber protein, energi, lemak dan mineral. Apabila pakan sumber serat dicampurkan dengan pakan konsentrat, maka menjadi pakan komplit/ lengkap atau disebut complete feed. Di Blitar Selatan salah satu bahan baku yang sangat potensial adalah jagung, baik sisa hasil tanamannya maupun butirannya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi jagung di Kawasan Blitar Selatan yang sangat besar perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, baik dari pihak Pemerintah Daerah maupun Swasta karena potensi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani apabila dikelola dengan baik.

2.4. Rencana Sistem Pertanian Terpadu Jagung dan Sapi Menjadi Wisata Edukasi di Kabupaten Blitar

Usahatani terpadu merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi padi, jagung, daging, susu dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani (Haryanto, 2002). Prinsip dari usaha tani terpadu ini adalah tidak ada sedikitpun limbah yang terbuang (zero waste). Limbah biomas jagung dapat dijadikan pakan sapi dengan jalan mengolah menjadi silase, hal ini merupakan cara pengawetan hijauan yang dibuat dengan jalan fermentasi pada kelembahan tinggi dengan menambahkan bahan-bahan additif yang mengandung karbohidrat yang siap untuk diabsorbsi oleh mikroba. Selain itu kotoran yang dihasilkan sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman jagung sehingga dapat menekan biaya produksi tanaman jagung sekaligus memberikan nilai tambah pendapatan petani berupa hasil pupuk organik.

Sapi dipelihara secara berkelompok dalam kandang komunal (bersama). Adapun campuran pakan konsentrat adalah dedak 60%, bungkil kelapa 30% dan tepung ikan 10%.

(16)

Konsentrat diberikan sebesar 1% dari bobot badan dan tambahan mineral mix berupa pikuten 25 g/ekor/hari, sedangkan silase jagung diberikan tidak terbatas (ad libitum). Parameter yang diukur meliputi : konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan analisis usaha tani guna mengetahui tingkat kenaikan pendapatan petani dengan menerapkan usahatani terpadu jagung-sapi.

Adapun cara pembuatan silase adalah sebagai berikut : Jerami jagung segar dipotong-potong 2-5 cm dengan mesin pemotong (copper), Jerami jagung yang sudah dipotong-potong ditambah dedak padi 1% sebagai starter kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik kedap udara, lalu diinjak-injak (dipadatkan) lalu ditutup dengan rapat (anaerob) dan dibiarkan selama 20 hari sampai pH–nya menjadi 4-3,8. Apabila dibuka mengeluarkan bau harum dan agak asam sedikit berarti proses sudah selesai, silase sudah siap untuk diberikan kepada ternak.

Hasil buangan dari sapi berupa kotoran akan diolah menjadi pupuk kompos yang selanjutnya akan digunakan untuk pertanian jagung. Dan sebaliknya, hasil buangan tanaman jagung berupa jerami jagung akan digunakan sebagai pakan sapi seperti proses pengolahan di atas.

Pelaksanaan usaha tani terpadu ini juga memiliki analisis biaya, termasuk analisis biaya usaha tani dan lain-lain. Berikut merupakan analisis pengeluaran biaya yang digunakan dalam usaha tani terpadu jagung dan sapi (diambil dari jurnal Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan)

Tabel 2. Analisis usaha tani terpadu jagung dan sapi

Uraian

Analisis usaha tani (Rp)

(T 1) Kontrol

(T 2) Silase

Pengeluara n :

Pakan :

(17)

Mineral 76.000 76.000

Dalam analisis tersebut tentunya akan memberikan keuntungan bagi petani yang melakukan usaha tani terpadu. Dalam hal ini analisis perlu dilakukan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan yang akan dilakukan apakah sudah sesuai dengan target atau belum.

Pengembangan wisata edukasi sistem pertanian terpadu

Untuk pengembangan sistem pertanian terpadu menjadi wisata edukasi, akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(18)

1. Menjadikan pertanian jagung dan peternakan sapi berada pada satu lokasi

Pada mulanya, antara pertanian jagung dan peternakan sapi akan dijadikan satu lokasi. Hal ini akan memudahkan para wisatawan untuk belajar mengenal jenis-jenis jagung yang ditanam di areal pertanian juga dapat mengenal jenis-jenis sapi perah maupun sapi pedaging. Dalam hal ini wisatawan akan diajak lebih mendalam untuk mengenal sistem pertanian terpadu yang ada dalam lokasi wisata.

2. Membangun tempat pengolahan limbah sapi / kotoran sapi menjadi pupuk kompos, tempat pembuatan fermentasi jerami jagung yang digunakan sebagai makanan sapi, serta tempat pembuatan limbah susu organic menjadi pupuk padat dan cair.

Pembangunan tempat ini juga memperhatikan lingkungan sekitar yang ada. Hal ini dimaksudkan agar limbah kimia yang dibuang atau yang sedang digunakan tidak tercemar kemana-mana. Pembangunan tempat ini bertujuan agar wisatawan mengenal proses pertanian terpadu yang dilaksanakan di areal wisata edukasi ini

3. Membangun tempat wisata kuliner

Wisata kuliner ini dimaksudkan agar menarik perhatian wisatawan dan menyediakan konsumsi bagi wisatawan yang berminat untuk mengetahui hasil olahan makanan dari pertanian jagung dan peternakan sapi ini. Kuliner ini semuanya berhubungan dengan jagung dan sapi. Hasil olahan dari jagung yang akan disediakan antara lain:

- Menu makanan: jagung bakar aneka rasa, jagung rebus aneka rasa, soup jagung, rolade jagung, martabak jagung manis, bubur jagung, nasi goreng jagung, cake jagung coklat, mie jagung, ampok atau nasi jagung dan soto jagung pipil manis - Menu minuman: es jagung manis, susu jagung pudding jagung manis, jus jagung

manis,

(19)

- Menu minuman: susu murni dengan aneka rasa seperti coklat, vanilla dan rasa buah lainnya, es krim susu, yoghurt, dan olahan minuman susu lainnya.

4. Membangun pusat belanja oleh-oleh makanan

Pembangunan pusat belanja ini bertujuan untuk memberikan fasilitas lain kepada wisatawan agar wisatawan dapat membeli oleh yang tersedia dari pusat belanja oleh-oleh. Jajanan atau oleh-oleh yang disediakan antara lain: keripik tortilla jagung aneka rasa, emping jagung aneka rasa, dodol jagung, popcorn, abon sapi, dodol susu, kerupuk susu, permen susu, keju, mentega, bubuk susu, dan tepung / bubuk jagung.

5. Menyediakan tempat belajar / edukasi seperti tempat memerah susu sapi, pembuatan yoghurt, pembuatan popcorn, dan tempat pembuatan olahan sapi dan jagung lainnya.

Pembangunan tempat ini bertujuan untuk memberikan edukasi sekaligus hiburan kepada wisatawan seperti bagaimana cara membuat popcorn, memerah susu sapi, serta pembuatan yoghurt.

6. Mendirikan sentra kerajinan dari kulit sapi

Pembangunan sentra kerajinan ini dimaksudkan untuk mengolah hasil lain dari sapi yaitu kulit sapi yang dapat diolah menjadi jaket, dompet, tas, dan lain-lain.

Dalam pelaksanaannya tentu wisata edukasi pertanian terpadu membutuhkan modal yang tidak sedikit. Hal ini tentunya perlu dipertimbangkan lagi dalam pembangunan wisata pertanian terpadu tersebut. pembangunan ini diharapkan akan memberikan sebuah perubahan pada kabupaten Blitar khususnya tentang pengembangan wilayah yang terdapat di Kabupaten Blitar.

Dalam pelaksanaan sistem usaha tani terpadu ini tentunya memiliki beberapa kendala, antara lain:

(20)

a. Bidang pertanian jagung

- Sistem pengairan yang kurang karena daerah Blitar selatan merupakan kawasan yang tandus

- Pupuk organik yang berasal dari kotoran sapi / kompos belum mencukupi kebutuhan pertanian

- Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung dapat menimbulkan kerugian b. Bidang peternakan sapi

- Pakan dari hasil fermentasi jerami jagung belum bisa mencukupi kebutuhan pakan ternak tiap hari

- Hasil susu dari sapi perah pada awalnya belum bisa memenuhi target pasar - Adanya penyakit yang dapat menyerang sapi

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten dengan pertanian sebagai investasi utama dalam pembangunan daerah. Komoditas pertanian utama di kabupaten Blitar salah satunya adalah tanaman jagung. Selain pertanian, kabupaten Blitar juga memiliki potensi daerah yaitu peternakan. Komoditas utama peternakan di Kabupaten Blitar yaitu sapi pedaging dan sapi perah.

(21)

tanaman jagung. Kemudian akan dikembangkan sistem pertanian terpadu jagung dan sapi dengan mengolah limbah buangan jagung kemudian difermentasikan menjadi pakan sapi, serta mengolah kotoran sapi menjadi pupuk kompos untuk pertanian jagung. Intinya, pertanian terpadu ini adalah memiliki prinsip saling menguntungkan satu sama lain.

Kemudian, untuk pengembangan wilayah berkelanjutan di daerah Blitar bagian selatan, pertanian terpadu jagung dan sapi ini akan didirikan wisata edukasi pertanian terpadu jagung dan sapi untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar serta mengenalkan kepada masyarakat atau wisatawan tentang sistem pertanian dan peternakan yang belum mereka ketahui.

3.2. Saran

Sebagai saran, untuk pendirian wisata edukasi ini seharusnya lebih memeperhatikan perda RTRW yang ada, serta pemetaan wilayah yang digunakan dalam pengembangan wilayah. Sehingga pendirian lokasi wisata lebih maksimal serta dapat meningkatkan perekonomian daerah.

(22)

DAFTAR RUJUKAN Nurhayu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

Admin. 2012. Gambaran umum kabupaten blitar. Online. Diakses melalui http:/www.blitarkab.go.id pada tanggal 4 maret 2015 pukul 17.00 wib

Admin. 2012. Online diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/BALAI %20PENYULUHAN%20PERTANIAN%20PERIKANAN%20DAN%20KEHUTANAN %20(BP3K)%20BAREGBEG%20%20Teknologi%20Budidaya%20Jagung.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.30 wib

Bulletintrisakti. 2010. PERTANIAN: BASIS PEMBANGUNAN DI KAB. BLITAR. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/buletintrisakti %20%20PERTANIAN%20%20BASIS%20PEMBANGUNAN%20DI%20KAB.

%20BLITAR.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.45 wib

Ghambertani’sblog. 2012. Proposal mesin pemipil jagung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/CONTOH%20PROPOSAL

%20%20%20Ghambertani's%20Blog.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 15.50 wib Cybextcyberextension. 2013. Pembutan emping jagung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Cyber%20Extension%20-%20Kementerian

%20Pertanian%20-%20Pusat%20Penyuluhan%20Pertanian,%20Badan%20Penyuluhan %20dan%20Pengembangan%20SDM%20Pertanian.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.00 wib

Ayumegayanti21. 2014. Budaya, makanan, ciri khas kabupaten blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Budaya,%20Makanan,%20Ciri%20khas %20Kabupaten%20Blitar%20%20%20ayumegayanti21.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.15 wib

(23)

Dinas pertanian, pertenakan, dan perikanan kota blitar. 2015. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Dinas%20Pertanian%20Daerah%20Kota

%20Blitar.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.41 wib

Admin. 2013. Cara budidaya jagung manis. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS %20BU%20MARMI/DISTRIBUTOR%20NASA%20INDONESIA%20%20CARA

%20BUDIDAYA%20JAGUNG%20MANIS.html. Pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.45 wib

Admin. 2011. Diversifikasi pangan olahan berbasis jagung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Diversifikasi%20Pangan%20Olahan%20Berbasis %20Jagung.html pada tanggal 4 maret 2015 pukul 16.50 wib

Agus ibarsantoso. 2013. Harga Jagung Di Beberapa Daerah Indonesia | Harga jagung hari ini, Senen 04 Maret 2013. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU %20MARMI/Harga%20Jagung%20BNS%20Indonesia%20%20Harga

%20Jagung%20Di%20Beberapa%20Daerah%20Indonesia

%20%20%20Harga%20jagung%20hari%20ini,%20Senen%2004%20Maret %202013.html pada tanggal 4 maret 2025 pukul 18.30 wib

Susilo, helik. 2010. Potensi Pengelolaan Dan Pengembangan Tanaman Kelapa Yang Ada di Sepanjang Pesisir Pantai Selatan Blitar Dan Potensi Pariwisata Budaya Upacara Larung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Helik%20Susilo %20%20Potensi%20Pengelolaan%20Dan%20Pengembangan%20Tanaman%20Kelapa

%20Trisula.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 16.41 wib

Retro on. 2011. Jagung. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU %20MARMI/JAGUNG.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 18.32 wib

Admin. 2015. Profil daerah kota blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU %20MARMI/Kota%20Blitar%20-%20SIPID%20-%20Regional%20Investment.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 18.51 wib

meibxd-fst12. 2013. Gambaran umum. Online. Diakses melalui ile:///D:/TUGAS%20BU %20MARMI/Kuliner%20Blitar%20%20Warung%20Makti.html. pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.00 wib

admin. 2014. Makalah pariwisata kota blitar. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS %20BU%20MARMI/Makalah%20Pariwisata%20di%20Kota%20Blitar

(24)

%20%20%20PENDIKS%20ADVENTURE.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.05 wib

admin. 2012. Mengenal produk susu dan olahannya. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/Mengenal%20Susu%20dan%20Produk

%20Olahannya%20%20%20smallCrab%20Online.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.15 wib

admin. 2013. Peternakan kabupaten blitar. Online. Diakses melalui www.blitarkab.go.id pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.31 wib

patria, amel. 2012. Potensi kab.blitar: peternakan. Online. Diakses melalui file:///D:/TUGAS%20BU%20MARMI/POTENSI%20KAB.BLITAR%20~%20BMI %20Blitar.html pada tanggal 5 maret 2015 pukul 19.41 wib

Gambar

Tabel 2. Potensi peternakan di Kabupaten Blitar
Tabel 4. Data populasi ternak di 7 kecamatan di wilayah Blitar Selatan
Tabel 2. Analisis usaha tani terpadu jagung dan sapi

Referensi

Dokumen terkait

Umumnya instructional designer merupakan suatu tim, yang menjamin integritas isi media dan keteraksesan program oleh pengguna ( learner ). Belajar pembelajaran

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk organik cair 50 ml/l dan pupuk kompos kulit buah kakao 150

Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediak menyediakan an barang yang diberikan oleh syarikat

AMINE GAS TREATING, juga dikenal sebagai , juga dikenal sebagai  gas sweete  gas sweetening  ning   dan acid gas  dan acid gas removal, mengacu pada suatu proses yang

Kemudian menurut Bandura, sekedar menyaksikan tingkah laku orang-orang lain belaka tidak selalu menyebabkan seseorang mempelajari respon-respon itu telah

Identifikasi tipe penggunaan alat dapur digunakan untuk mengetahui jenis alat dapur yang sering digunakan oleh responden yaitu masyarakat rumah hunian kecil dalam mengolah

Penonton tidak hanya di sajikan cerita dengan dramatik serta adegan yang kuat di film televisi “Jalan Pulang” namun diberikan pengalaman menonton yang berbeda dari segi visual

Berdasrakan analisis bivariat uji hubungan menggunakan Chi Square, diperoleh nilai p-value 0,058, Karena p value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada