• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penurunan Total Suspended Solid TSS Dan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penurunan Total Suspended Solid TSS Dan (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penurunan

Total Suspended Solid

(TSS) Dan Kekeruhan Pada Air

Terkontaminasi Abu Vulkanik Gunung Kelud Menggunakan Reaktor

Slow Sand Filter

(Saringan Pasir Lambat) Single Media

Harun Abdul Aziz*

*Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia

Email : kanghar1117@gmail.com

ABSTRAK

Pada awal tahun 2014 terjadi erupsi Gunung Kelud yang mengakibatkan hujan abu vulkanik. Abu vulkanik ini berdampak pada penurunan kualitas air baku sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengolah air terkontaminasi abu vulkanik Gunung Kelud dengan menggunakan reaktor Slow Sand Filter serta mengetahui efisiensi penyisihannya. Reaktor Slow Sand Filter menggunakan sistem single media dengan aliran downflow. Parameter yang diuji adalah Total Suspended Solid (TSS) dan Kekeruhan. Variasi sampel yang digunakan adalah konsentrasi abu vulkanik 1 gr/l (Sampel A), konsentrasi abu vulkanik 2 gr/l (Sampel B), konsentrasi abu vulkanik 3 gr/l (Sampel C), konsentrasi abu vulkanik 4 gr/l (Sampel D). Sedangkan variasi media menggunakan media pasir dan media kuarsa. Hasil yang diperoleh menunjukkan sampel abu vulkanik memberikan pengaruh pada konsentrasi TSS dan Kekeruhan. Semakin banyak konsentrasi abu yang diberikan semakin besar pula konsentrasi TSS dan Kekeruhannya. Penurunan rata-rata konsentrasi TSS paling tinggi adalah pada sampel B media pasir sebesar 97.50%. Sedangkan untuk parameter kekeruhan adalah sampel B media pasir sebesar 99.75%. Selain itu, variasi jenis media yang digunakan juga berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi TSS dan kekeruhan. Media pasir memiliki efisiensi penyisihan paling tinggi daripada media kuarsa.

Kata Kunci : Abu vulkanik, Slow Sand Filter, Total Suspended Solid, Kekeruhan

Abstract

In early 2014 occurring eruptive mountain kelud resulting the rain volcanism. This Volcanic ashes impacted on the decline in raw water qualityso, so unfit for consumed. Research purposes is water treatment contaminated volcanic ash mountain kelud by using reactor slow sand filter and knowing efficiency. Reactor slow sand filter using single media with streams downflow. Parameters that tested is the Total Suspended Solid ( TSS ) and Turbidity. Variation samples used concentration volcanic ash 1 gr/l (Sample A), concentration volcanic ash 2 gr/l (Sample B), concentration volcanic ash 3 gr/l (Sample C), concentration volcanic ash 4 gr/l (Sample D). While variation media use sand media and quartz media. The result indicates a sample of volcanic ash Give the influence at concentrations TSS and Turbidity. The more concentration of ash that are given the bigger also concentration TSS and Turbidity. A decrease concentration of TSS most high is the samples of B sand media by 97.50 %. While the parameters Turbidity is the sample of B sand media by 99.75 %. In addition, variety of filter media also affect to decrease the concentration of TSS and Turbidity. Sand media have the efficiency most high than the media quartz.

(2)

2

PENDAHULUAN

Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api yang terletak di Pulau Jawa. Secara administratif Gunung Api Kelud terletak di Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, Provinsi Jawa Timur, sedangkan secara geografis terletak pada 7°56’ LS dan 112°18’30” BT dengan ketinggian puncak 1.113,9 m di atas permukaan laut (dpl). Secara morfologis, Gunung Api Kelud ditandai oleh keberadaan beberapa bekas kawah yang tumpang tindih berbentuk tapal kuda. Hal ini mencirikan bahwa telah terjadi erupsi secara berulang dan bersifat eksplosif. (Kadarsetia, Eka 2006)

Abu dan pasir vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Abu maupun pasir vulkanik terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus, yang berukuran besar biasanya jatuh di sekitar kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, sedangkan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ribuan kilometer dari kawah disebabkan oleh adanya hembusan angina. (Sudaryo dan Sutjipto, 2009)

Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014, menyebabkan hujan abu vulkanik mengguyur sebagian pulau jawa. Hujan abu vulkanik menyebabkan menurunnya kualitas udara dan juga kualitas air. Abu vulkanik yang melayang-layang di udara menyebabkan pencemaran udara bersih. Sedangkan abu vulkanik yang masuk pada sumber air baku akan mencemari kualitas air bersih sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

Oleh sebab itu, perlu adanya pengolahan air agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dalam penelitian ini dipilih reaktor Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat) sebagai metode pengolahan. saringan pasir lambat adalah saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Unit ini sudah menjadi teknologi pengolahan air yang efektif lebih dari 150 tahun. Saringan pasir lambat ini dikenal di Inggris sebelum tahun 1830, dan pertama kalinya menjadi instalasi yang sukses dalam pengolahan untuk air minum (Taweel dan Ali, 1999).

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penurunan konsentrasi TSS dan Kekeruhan pada air terkontaminasi abu vulkanik

2. Mengkaji pengaruh variasi jenis media filter yang paling efektif dalam menurunkan TSS dan Kekeruhan pada air terkontaminasi abu vulkanik Gunung

(3)

3

METODOLOGI PENELITIAN

Obyek penelitian

1. Air yang diteliti adalah air yang bercampur atau terkontaminasi dengan abu vulkanik Gunung Kelud dengan memvariasikan konsentrasi abu vulkanik yang akan dicampur.

- Sampel A : Air dengan konsentrasi abu vulkanik 1 gr/liter - Sampel B : Air dengan konsentrasi abu vulkanik 2 gr/liter - Sampel C : Air dengan konsentrasi abu vulkanik 3 gr/liter - Sampel D : Air dengan konsentrasi abu vulkanik 4 gr/liter 2. Reaktor Slow sand Filter, didesain sesuai kriteria desain yang ada.

3. Parameter yang akan dianalisis adalah Total Suspended Solid (TSS) dan kekeruhan

Alat

Dalam penelitian ini digunakan reaktor Slow Sand filter Singl media yang terbuat dari kaca. Ukuran reaktor adalah sebagai berikut ; Panjang = 64 cm, lebar = 44 cm, tinggi = 50 cm.

Ketebalan media :

- Free board = 10 cm

- Tinggi air diatas permukaan = 10 cm - Tebal media saring = 20 cm - Tebal media penyangga = 10 cm

TOTAL = 50 cm

Gambar 1 Reaktor Slow Sand Filter

Bahan

(4)

4

Persiapan Alat & Media

Reaktor ini diletakkan pada kerangka besi sebagai penyangga agar kokoh dan seimbang. Bagian atas reaktor dibuat penutup dengan lubang-lubang kecil, hal ini dilakukan agar proses air terkontaminasi abu vulkanik yang akan masuk pada reaktor dapat tersebar merata pada setiap luas permukaan reaktor. Reservoir dari reaktor ini menggunakan ember dengan kapasitas 30 liter. Air yang ditampung dalam reservoair ini selanjutnya dicampur dengan abu vulkanik sesuai variasi konsentrasi yang telah ditentukan (Sampel A, B, C dan D), kemudian diaduk hingga homogen. Tujuannya agar air yang akan diolah benar-benar tercampur dengan abu vulkanik gunung kelud dan tidak terjadi pengendapan selama berada di reservoir. Debit yang digunakan adalah 15 ml/dt.

Media yang digunakan adalah pasir sungai dan pasir kuarsa. Setelah dilakukan analisis uji keseragaman (sieve test) maka media di ayak untuk mendapatkan diameter ukuran yang sesuai ;

- Pasir sungai dengan diameter : 0.212-0.425 mm - Pasir kuarsa dengan diameter : 0,6-1 mm

- Media penyangganya adalah krikil (4,75-9,5 mm)

Sebelum digunakan, media filter ini dicuci dan dibersihkan dari padatan-padatan pengotor agar hasil pengolahan dapat maksimum. Proses pencucian ini dilakukan manual serta dilakukan pencucian sebanyak 16 kali agar benar-benar bersih. Selanjutnya setiap pergantian media juga dilakukan pencucian agar padatan-padatan yag menempel pada media filter hilang dan dapat digunakan kembali untuk percobaan selanjutnya.

Pengambilan Sampel dan Pengujian Total Suspended Solid (TSS) dan Kekeruhan (Turbidity)

(5)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penurunan Total Suspended Solid (TSS)

Media Pasir

Hasil penurunan parameter Total Suspended Solid (TSS) pada media pasir dapat dilihat pada tabel 1 berikut ;

Tabel 1. Hasil Penurunan Total Suspended Solid (TSS)pada media pasir

Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Rata-rata 96.46 Rata-rata 97.50 Rata-rata 95.85 Rata-rata 94.92

Pada sampel A diketahui bahwa rata-rata prsentase removal sebesar 96,46%, Sampel B sebesar 97.50%, sampel C sebesar 95.85% dan sampel D sebesar 94.92 %. Dari data tersebut sampel B dengan konsentrasi abu vulkanik 2 gr/l memiliki tingkat persentase removal tertinggi pada variasi media pasir, yakni sebesar 97.50%.

Sedangkan hasil pengujian Total Suspended Solid (TSS)pada media pasir dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 2 Grafik Hasil Pengujian Total Suspended Solid (TSS) pada media pasir

Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa persebaran nilai Total Suspended Solid (TSS) cukup merata. Hal ini ditunjukkan pada sampel A dan B memiliki nilai perubahan atau kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Sedangkan sampel C mulai mengalami kenaikan dan sampel D dengan

(6)

6

konsentrasi abu vulkanik 4gr/l mengalami kenaikan Total Suspended Solid (TSS) tertinggi. Dengan demikian perubahan kenaikan nilai TSS sebanding dengan bertambahnya konsentrasi abu vulkanik. Semakin banyak konsentrasi abu vulkanik yang ditambahkan semakin besar pula hasil TSS pada efluen.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001 dimana untuk parameter Total suspended solid yang diperbolehkan sebagai syarat kualitas air bersih adalah 50 mg/l. sehingga pada variasi media pasir ini hanya sampel A,B dan C saja yang memenuhi standar baku mutu. Sedangkan sampel D dengan konsentrasi abu vulkanik 4 gr/l melebihi baku mutu dengan rata-rata nilai Total Suspended Solid (TSS) sebesar 84.6 mg/l.

Media Kuarsa

Hasil pengujian parameter Total Suspended Solid (TSS) pada media kuarsa dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Hasil Penurunan Total Suspended Solid (TSS)pada media kuarsa

Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Rata-rata 91.15 Rata-rata 96.69 Rata-rata 92.58 Rata-rata 92.73 Pada variasi media kuarsa ini tingkat persentase removal nampak tidak sebesar pada variasi media pasir. Persentase removal yang paling tinggi adalah sampel B dengan rata-rata persen removal sebesar 96.69 %.

Dengan demikian persentase removal terbesar untuk parameter Total Suspended Solid (TSS) adalah pada media pasir sampel B dengan konsentrasi abu vulkanik 2 gr/l yakni sebesar 97.50% dengan nilai Total Suspended Solid (TSS) 19.8 mg/l. Tingginya efisiensi penyisihan ini menandakan bahwa reaktor Slow Sand Filter bekerja dengan baik. Dinamika filtrasi menurut Kim dan Whittle (2006) dikendalikan oleh proses-proses skala-pori yang juga dipengaruhi oleh topologi ruang pori, sifat-sifat dari partikel-partikel yang terbawa, distribusi ukuran partikel, bentuk, kekasaran permukaan, konsentrasi, dan lain-lain.

(7)

7

Sebuah studi yang dilakukan Craft pada tahun 1969 dalam Marieanna Josephinne dkk (2009) menunjukkan bahwa penyaringan penting untuk partikulat-partikulat dengan diameter yang lebih besar sekitar 20% dari butiran-butiran media yang dilalui aliran air.

Hasil Penurunan Kekeruhan

Media Pasir

Hasil penurunan parameter Kekeruhanpada media pasir dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Hasil Penurunan Kekeruhanpada media pasir

Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D

Rata-rata 99.54 Rata-rata 99.81 Rata-rata 99.70 Rata-rata 99.63

Dari tabel 3 tersebut dapat diketahui rata-rata persentase removal pada masing-masing sampel, yakni sampel A sebesar 99.54%, sampel B sebesar 99.81%, sampel C sebesar 99.70% dan sampel D sebesar 99.63%. Nilai persentase removal tertinggi adalah sampel B dengan konsentrasi abu vulkanik 2 gr/l yakni sebesar 99.81%.

Sedangkan hasil pengujian kekeruhan pada media pasir dapat dilihat pada gambar 3 berikut :

(8)

8

Hasil yang ditunjukkan grafik tersebut juga menandakan persebaran nilai kekeruhan keempat sampel tidak terlalu signikan. Hanya sampel D yakni konsentrasi abu vulkanik 4 gr/l yang memiliki nilai kekeruhan tertinggi. Dari grafik tersbut juga dapat kita lihat bahwa kenaikan nilai kekeruhan sebanding dengan bertambahnya konsentrasi abu vulkanik. Namun perubahan atau kenaikan nilai kekeruhan pada masing-masing sampel tidak terlalu signifikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 standar baku mutu keekruhan adalah 25 NTU. Sehingga dari keempat sampel tersebut masih memenuhi baku mutu yang telah ditentukan.

Media Kuarsa

Hasil penurunan parameter Kekeruhanpada media kuarsa dapat dilihat pada tabel 4 : Tabel 4. Hasil Penurunan Kekeruhanpada media kuarsa

Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D

Rata-rata 99.46 Rata-rata 99.75 Rata-rata 99.64 Rata-rata 99.54

Dari tebel tersebut dapat diketahui pula nilai rata-rata persentase removal tertinggi, yakni pada sampel B dengan 99.75%. Hal ini juga menunjukkan bahwa reaktor slow sand filter mampu mereduksi/menyaring material-material abu yang terdapat pada air. Sehingga efluen yang dihasilkan sesuai dengan standar baku mutu dan dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Namun efisiensi penurunan pada media kuarsa tidak sebesar pada media pasir. Dengan demikian persentase removal terbesar untuk parameter kekeruhan adalah pada media pasir sampel B dengan konsentrasi abu vulkanik 2 gr/l sebesar 99.75% dengan nilai rata-rata kekeruhan sebesar 6.89 NTU.

(9)

9

Proses penyisihan polutan pada slow sand filter dapat berlangsung memalui tiga mekanisme. Mekanisme tersebut meliputi transport mechanisms, attachment mechanisms, dan purification mechanisms. Ketiga mekanisme itu dapat berlangsung secara bersamaan pada unit Slow Sand Filter. Namun dalam proses penyisihan kekeruhan mekanisme proses penyisihan yang dominan terjadi adalah transport mechanisms. Salah satuu proses utama transport mechanisms adalah proses

screening. Proses screening yang terjadi dalam reaktor cukup berpotensi dalam proses penyisihan kekeruhan. Partikel yang berukuran lebih besar dari pori media filter menyebabkan banyaknya partikel penyebab kekeruhan yang tertahan pada permukaan media filter . (Huisman, L. 1974 dalam Hendrayani, AA. 2013)

Pengaruh Variasi Jenis Media terhadap Penurunan Konsentrasi Total Suspended Solid

Bagian filter yang berperan penting dalam melakukan penyaringan adalah media filter. Media Filter dapat tersusun dari pasir silika alami, anthrasit, atau pasir garnet. Media ini umumnya memiliki variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi kimia. (Kusnaedi, 2010)

Untuk parameter Total Suspended Solid (TSS), hasil perbandingan jenis media dapat dilihat pada beberapa grafik dibawah ini :

Gambar 4 Hasil perbandingan penurunan TSS

Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa persentse removal media pasir lebih besar daripada media kuarsa. Dengan kata lain penurunan nilai TSS pada media pasir lebih kecil dari pada media kuarsa. Hal ini data dilihat dari persentase tertinggi adalah pada media pasir menit ke-30 sampel A (konsentrasi abu vulkanik 1 gr/l) yakni sebesar 98.71% dengan menghasilkan efluen

(10)

10

TSS sebesar 12 mg/ml. Sedangkan persentase terendah adalah pada media kuarsa menit ke-8 sampel A (konsentrasi abu vulkanik 1 gr/l) yakni sebesar 83.0%.

Dari keempat sampel tersebut, diketahui bahwa penurunan konsentrasi TSS pada media pasir lebih kecil daripada media kuarsa. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi penurunan TSS menggunakan jenis media pasir memiliki efisiensi penyisihan yang lebih besar dibandingkan dengan media kuarsa.

Menurut Droste (1997), Kemampuan penyaringan pasir kuarsa ditentukan oleh tingkat porositas dan luas permukaannya. Tingkat porositas yang tinggi dan luas permukaan yang lebar akan menghasilkan kemampuan penyaringan yang tinggi pula. Porositas media filter tergantung pada bagaimana susunan butiran-butiran tersebut di dalam lapisan media filter. Sedangkan karakteristik partikel yang berpengaruh pada porositas dan luas permukaan adalah sphericity atau tingkat kebulatan dari partikel tersebut. Hal ini juga didukung pernyataan Prihatin (2011) bahwa pada media filter, semakin besar persentase porositas maka semakin besar pula volume pori yang terdapat pada media filter, begitu juga sebaliknya.

Selain itu, ukuran media pun juga berpengaruh pada efisiensi penyisihan TSS yang mana ukuran media pasir (0.212-0.425 mm) adalah yang memiliki efisiensi penyisihan yang paling tinggi. Menurut Wegelin (1996) dalam Fitri, I.T. (2013) penggunaan media filter yang lebih kecil dapat

meningkatkan efisiensi penyaringan. Ukuran media filter yang kecil akan menyediakan total area permukaan lebih besar yang akan meningkatkan efisiensi penyisihan.

(11)

11

Pengaruh Variasi Jenis Media terhadap Penurunan Konsentrasi Kekeruhan

Untuk parameter kekeruhan perbandingan hasil perbandingan jenis media dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 5 Hasil perbandingan penurunan Kekeruhan

Dari grafik tersebut tampak bahwa persentase removal kekeruhan pada media pasir lebih besar daripada media kuarsa. Dengan kata lain nilai kekeruhan ang dihasilkan pada efluen media pasir kecil daripada media kuarsa. Persentase removal tertinggi adalah pada sampel B media pasir menit ke-20 yakni sebesar 99.81%. Sedangkan persentase removal terendah adalah pada sampel A media kuarsa menit ke-2, yakni sebesar 99.24%.

Penggunaan jenis media pada reaktor Slow Sand Filter mempengaruhi efisiensi penurunan kekeruhan. Dalam hal ini media pasir lebih baik dalam efisiensi penurunan konsentrasi kekeruhan dari pada media kuarsa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada media filtrasi kekerasan media juga mempengaruhi efisiensi penyisihan. Kekerasan pasir dihubungkan dengan kehancuran pasir selama pemakaian sebagai media filter. Kekerasan berhubungan erat dengan kandungan SiO2 yang tinggi, maka akan memberikan kekerasan yang juga tinggi. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Sudarmono, Hari (2010) dalam Tugas Akhirnya menyatakan bahwa media CRG (Crushed Recycle Glass/limbah kaca) memiliki kemampuan yang jauh lebih baik daripada pasir dalam menurunkan tingkat kekeruhan. Hal ini dikarenakan CRG memiliki kandungan SIO2 yang lebih besar mengingat bahan utama pembuatan kaca adalah pasir silika.

Selain itu Tingkat porositas dan luas permukaan yang lebar juga mempengaruhi efisiensi penyisihan pada jenis media yang berbeda. Tingkat porositas yang tinggi dan luas permukaan yang lebar akan menghasilkan kemampuan penyaringan yang tinggi pula. (Droste, 1997)

(12)

12

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Penurunan konsentrasi TSS dan kekeruhan pada efluen sebanding dengan konsentrasi abu vulkanik pada masing-masing sampel. Semakin banyak konsentrasi abu vulkanik yang diberikan, semakin besar pula nilai konsentrasi TSS maupun kekeruhan.

2. Jenis media filter yang digunakan memiliki pengaruh terhadap penurunan konsentrasi TSS dan Kekeruhan. Media pasir sungai memiliki efisiensi penyisihan yang lebih besar daripada media kuarsa.

3. Persentase removal terbesar adalah pada sampel B (konsentrasi abu vulkanik 2 gr/l) yakni sebesar 97.50 % untuk parameter TSS, sedangkan parameter kekeruhan sebesar 99.75%.

DAFTAR PUSTAKA

Astari, Safira dan Iqbal, Rofiq. 2009. Kehandalan Saringan Pasir Lambat Dalam Pengolahan Air. Skripsi. ITB ; Bandung

Droste, R. L. 1997. Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment, John Wiley & Sons ; New York.

Edhawati, Luluk dan Suprihatin. 2010. Kombinasi Proses Aerasi, Adsorpsi dan Filtrasi Pada Pengolahan Air Limbah Industri Perikanan. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 1. No 2 ; Surabaya

Fitri, I.T., Samudro, G., Sumiyati, Sri. 2013. Studi Penurunan Parameter TS dan Turbidity Dalam Air Limbah Domestik Artifisial Menggunakan Kombinasi Vertical

Roughing Filter dan Horizontal Roughing Filter. Jurnal Teknik Lingkungan UNDIP.

Vol 2.No 2. Halaman 5

Hendrayani, AA. Dewi, Fitriani, N., Hadi, Wahyono. 2013. Pengaruh Ketebalan Media Geotekstil dan Arah Aliran Terhadap Penyisihan Kekeruhan dan Total Coli pada

Slow Sand Filter Rangkaian Seri. Jurnal Teknik POM ITS. Vol 3. No 1

Josephinne Marieanna, dkk. 2009. Evaluasi Single Stage Dry Slow Sand Filter Dalam Menyisihkan Beberapa Polutan Fisis Dari Air Permukaan (Studi Kasus: Sungai

(13)

13

Kadarsetia, Eka, dkk. 2006.Karakteristik kimiawi air danau kawah Gunung Api Kelud, Jawa Timur pasca letusan tahun 1990. Jurnal Geologi Indonesia. Vol 1 No 4 Desember 2006 : 185-192

Kim, Yun Sung dan Andrew J. Whittle. 2006. Filtration in a Porous Granular Medium. Transport in Porous Media. Vol 65. halaman 53-87.

Kusnaedi. 2010. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Penebar Swadaya ; Jakarta

Nkwonta, Onyeka; Ochieng, George. 2009. Roughing Filter For Water Pre Treatment Technology In Developing Countries. International Journal Of The Physical

Sciences. Vol 4. No 9. ISSN 1992-1950 Academic Journals ; South Africa.

Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air

Peraturan menteri Kesehatan RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Prihatin, Tri, Joko. 2011. Pembuatan Filter Keramik Berbahan Dasar Tanah Liat Sebagai Kandidat Pengolahan Limbah Radioaktif Cair. Prosiding Seminar Nasional ISSN: 0854-2910. Yogyakarta.

SNI 3981: 2008 Tentang Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat

Sudarmono Hari. 2010. Penentuan Setting Level Optimal Media Penjernih Air Terhadap Tingkat Kekeruhan Dan Kandungan Fe Dengan Metode Full Factorial 22 Dan

Principal Component Analysis. Skripsi. Teknik Industri Universitas Sebelas Maret ; Surakarta

Gambar

Gambar 1 Reaktor Slow Sand Filter
grafik berikut :
Tabel 3. Hasil Penurunan Kekeruhan pada media pasir
Tabel 4. Hasil Penurunan Kekeruhan pada media kuarsa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Replikasi Perda Prov. Dibandingkan dengan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomer 5 Tahun 2012 kedua kadar tersebut belum memenuhi baku mutu yang ditentukan yaitu 100

bahwa penurunan kadar TSS pada limbah Industri kulit Magetan paling. banyak pada dosis

Analisis data menggunakan analisis univariat dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengukuran pH, suhu, dan penurunan kadar TSS ( Total Suspended Solid

Mengambil sampel air limbah pabrik tahu yang sudah diencerkan sebelum dan setelah dikontakkan dengan tanaman air hydrilla selama 2 hari, 4 hari dan 6 hari, serta

Penelitian ini dirancang secara eksperimental dengan analisis laboratorium, berdasarkan penurunan kadar Kromium (Cr) dan TSS (Total Suspended Solid) pada limbah

Pelaksanaan Penelitian dilakukan di PT Sucofindo cabang Samarinda Laboratory sebagai syarat kelulusan yang bertujuan untuk mengukur seberapa besar penurunan kadar TSS

Penurunan Kadar Total Suspended Solid (TSS) Limbah Cair Industri Pencucian Kendaraan Bermotor Dengan Menggunakan Pelepah Pisang; Kurnia Ardiansyah Akbar;

Hasil Analisa TSS dan TDS pada air sungai dengan menggunakan membran keramik menunjukkan bahwa membran keramik komposisi serbuk gergaji 5% mampu menurunkan konsentrasi TSS dan