• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEMAMPUAN NUMERIK DAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONTRIBUSI KEMAMPUAN NUMERIK DAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Oleh

(Ngadimin1); Fira Sanirin2)

Email: [email protected]

1Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah 2Pendidikan Fisika FKIP Unsyiah.

Abstrak

Kemampuan berasal dari kata ability merupakan faktor internal yang sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang melakukan suatu pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi derap antara kemampuan numerik dan spasial terhadap keberhasilan belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dilakukan terhadap sebanyak 25 siswa kelas XI SMAN 5 Banda Aceh. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes untuk mengukur kemampuan numerik dan kemampuan spasial dan menggunakan dokumentasi untuk mendapatkan nilai fisika siswa. Data penelitian diolah menggunakan teknik korelasi berganda. Berdasarkan pengolahan dan analisis data penelitian maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Terdapat kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika; terdapat kontribusi kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika; kemampuan numerik dan spasial berkontribusi terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Kemampuan numerik, kemampuan spasial, hasil belajar

Abstrac

Ability is an internal factors that determine the success of people works. This study aims to determine whether there is a contribution between numerical and spatial abilities of the students' learning success . This study is a preliminary study conducted towards 25 students of class XI SMAN 5 Banda Aceh . Methods of data collection used written test to measure the abilities of numerical and spatial and utilize the documentation to get students’ physics achievement. Data were analyzed using multiple correlation techniques. According to processing and analysis of research data,then be concluded as following: numerical ability contributes on Physics achievement; spatial ability contributes on Physics achievement; numerical and spatial abilities contribute to students’achievement.

Keywords: Numerical ability, spatial ability, physics achievement.

PENDAHULUAN

Kemampuan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan (berusaha dengan diri sendiri). Kemampuan merupakan tingkat kecerdasan yang diukur diukur melalui tes-tes intelegensi (IQ). Kemampuan (ability) adalah kecakapan atau potensi seorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan tugas atau pekerjaan (Sutoyo & Agus, 2000; Olivia, dkk, 2006). Kegiatan belajar memerlukan kemampuan atau kecakapan sesuai potensi seorang individu

(2)

Dewa,1990; Sutardi dkk, 2010). Fokus pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan numerik dan kemampuan spasial serta kontribusinya terhadap hasil belajar fisika.

Kemampuan numerik adalah

kemampuan yang berhubungan dengan angka dan kemampuan untuk berhitung, yang berkaitan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar (Sutanto, 2009). Kemampuan numerik meliputi kemampuan memahami ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk angka-angka, berpikir dan menalar dengan angka-angka, menggunakan atau memanipulasi relasi dan menguraikan secara logis dengan angka-angka. Suharno (1984) mengemukakan bahwa kemampuan numerik penting bagi beberapa mata pelajaran disekolah lanjutan seperti matematika dan ilmu pengetahuan alam. Lebih jauh Sutardi dkk. (2010) mengemukakan bahwa:

Seseorang yang memiliki kemampuan numerik mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal), menyukai angka, urutan, logika dan keteraturan, mengerti pola hubungan, mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif, yang memiliki ciri-ciri 1) Mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi; 2) Berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis; 3) Pandangan hidupnya bersifat rasional. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam menguasai tugas-tugas akademik.

Selanjutnya menurut Ketut S dan Dewa (1990) bahwa kemampuan angka juga bermanfaat dalam pekerjaan seperti asisten laboratorium, pemegang buku, ahli statistik, juru ekspedisi, tukang kayu dan pembuat perabot/alat-alat

Kemampuan spasial merupakan potensi berkaitan dengan kemampuan untuk mengenali berbagai hubungan dalam bentuk gambar atau visual. Suharno (1984) berpendapat bahwa

“kemampuan spasial (relasi ruang) adalah kemampuan seseorang untuk memvisualisasi, mengamati, membayangkan bentuk dan permukaan suatu objek sebelum objek itu berbentuk dalam wujud tiga dimensi, hanya dengan jalan melihat pada gambar-gambar yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk dalam membentuknya menjadi bangunan tiga dimensi”. Pendapat ini diperkuat oleh Campbell dkk (2002) yang mengatakan bawah:

Seseorang dengan kemampuan intelegensi visual-spasial dapat berkembang baik dalam merasakan, menghasilkan sebuah bayangan mental,

berpikir dalam gambar,

memvisualisasikan secara detail menggunakan gambaran visual sebagai sebuah alat bantu didalam mengingat informasi, membaca grafik, bagan, peta, diagram, dan belajar dengan grafik atau media-media visual.

Pelajaran fisika selain berkaitan dengan numerik, konsep fisika dapat direpresentasikan melalui gambar, grafik, bagan dan lain-lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan mempelajari fisika disebabkan banyaknya hitungan dan rumus-rumus yang sulit mereka ingat. Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan rumus yang mesti digunakan untuk menyelasaikan permasalahan yang dimaksud. Hal ini juga diakui oleh Gonen dan Basaran (2008) yang berpendapat bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dipelajari oleh siswa di sekolah menengah maupun mahasiswa universitas.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa seseorang yang mempelajari fisika disamping membutuhkan kemampuan numerik juga membutuhkan kemampuan spasial dalam menggambarkan atau memvisualisasikan situasi objek fisika.

(3)

maupun S3 sering didasarkan pada Tes potensi akademik, namun tidak demikian dalam seleksi penempatan di tingkat SMA/MA maupun dalam seleksi masuk pada jenjang S1. Sepengetahuan penulis, tes potensi akademik belum digunakan untuk seleksi penempatan atau penjurusan bagi siswa SMA. Sehingga besar kemungkinan terjadinya salah penempatan atau salah dalam penentuan jurusan bagi siswa di sekolah terutamaa SMA. Jika hal ini terjadi maka siswa tidak berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh Eka Sujana, Candiasa, Karyasa (2014) yang menyatakan ada kontribusi tes kemampuan akademik,inteligensi, dan motivasi terhadap hasil belajar kimia pada SMA Negeri 1 Bangli. Sedangkan kontribusi kemampuan numerik dan spasial terhadap hasil belajar fisika belum ditemukan dalam literatur.

Berdasarkan permasalahan di atas maka dirumuskan pertanyan penelitian ini sebagai berikut: Apakah terdapat kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika? Apakah terdapat kontribusi kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika? Apakah terdapat kontribusi derap antara kemampuan numerik dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika?. Berkaitan dengan pertanyaan tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui ada tidaknya kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika; 2). Mengetahui ada tidaknya kontribusi kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika; 3) Mengetahui ada tidaknya kontribusi derap antara kemampuan numerik dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel terbatas yaitu sebanyak 25 orang siswa terdiri dari 9 laki-laki dan 16 perempuan kelas XI

SMA Negeri 5 Banda Aceh. Data Kemampuan numerik diperoleh dari tes kemampuan menyelesaikan soal deret angka, aljabar dan aritmatika. Soal yang digunakan dalam tes kemampuan numerik ini berbentuk tes pilihan ganda dengan jumlah soal 30 butir yang diambil dari buku tes potensi akademik Kemampuan Spasial diperoleh dari tes objektif dalam memahami gambar terdiri dari menemukan gambar, membedakan gambar, bayangan cermin dan bangun ruang dengan jumlah soal 30 butir. Soal-soal tes kemampuan spasial dan tes kemampuan numerik yang digunakan dikutip dari soal yang dikembangkan oleh Puspita dan Henry S (2009) setelah diujicoba kepada sejumlah objek tertentu untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan daya pembeda soal. Sedangkan hasil belajar diambil dari dokumentasi nilai ulangan harian mata pelajaran fisika siswa. Data penelitian ini diolah menggunakan uji korelasi berganda (Sudjana, 2005; Sukardi, 2003). Ada tidaknya kontribusi kemampuan numerik (X1) dan kemampuan spasial (X2) terhadap hasil belajar fisika (Y) ditetapkan berdasarkan nilai koefisien korelasi berganda antara variabel X1 dan X2 terhadap Y pada taraf signifikasi 5% .

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan tes terhadap 25 siswa kelas XI SMAN 5 Banda Aceh dan diperoleh data penelitian yang dikelompokan pada tiga variabel terdiri dari: nilai kemampuan numerik (X1), nilai kemampuan spasial (X2), dan Nilai hasil belajar siswa (Y). Data penelitian tersebut kemudian diolah menggunkan uji korelasi ganda dan diperoleh hasil sebagaimana tertera pada tabel berikut.

(4)

Variabel

Korelasi rhitung rtabel

Taraf perhitungan koefisien korelasi antara variabel X1 (kemampuan numerik) dengan variabel Y (hasil belajar fisika) diperoleh ry1=0,4853. Nilai ini lebih besar dibandingkan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,369. Demikian juga berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t diperoleh thitung =2,658) lebih besar dati t tabel =0,207 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil uji korelasi tersebut bermakna bahwa ada kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil penelitian ini menguatkan pendapat yanag dikemukakan Dewa (1990) bahwa kemampuan numerik (angka) sangat penting dalam mata pelajaran sekolah menengah seperti matematika, fisika dan kimia.

Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kemampuan spasial (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) diperoleh ry2= 0,412 . Hasil ini ternyata lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5% yaitu rtab = 0,369. Demikian juga berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t diperoleh thitung = 2,168 lebih besar dari t tabel = 2,07 pada taraf signifikansi 5%. Nilai tersebut berada pada daerah penolakan Ho. Dengan demikian

berarti ada korelasi antara kemampuan spasial (X2) terhadap hasil belajar belajar fisika (Y). Hasil ini sejalan dengan pendapat Dini dan Danang (2009) bahwa seseorang yang memiliki skor kemampuan spasial diatas rata-rata sangat menunjang bidang pekerjaan di bidang fisika, ahli biologi, ahli komputer, teknik mesin dan sebagainya.

Sedangkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi antara kemampuan numerik (x1) dengan kemampuan spasial (x2) adalah sebesar r12 = 0,6607. Hasil ini lebih besar dibandingkan nilai product moment pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar rtabel = 0,396. Berdasarkan lasil tersebut berarti ada korelasi antara kemaampuan numerik dan kemampuan spasial. Dengan kata lain bahwa kemampuan numerik dan kemampuan spasial tidak independen, tetapi ada keterkaitan.

Melalui uji korelasi berganda antara kemampuan Numerik (X1) dan Kemampuan Spasial (X2) Terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi berganda (KKLB) yaitu Ry.12 = 0,5002. Setelah dilakukan uji keberartian korelasi diperoleh Fh = 3,669 lebih besar dari Ftabel= Fα(dk1,dk2) = 3,44 pada taraf signifikansi 5% atau berada pada daerah penolakan Ho. Hasil ini memberi arti bahwa ada korelasi yang signifikan antara kemampuan numerik (X1) dan kemampuan spasial (X2) secara gabungan terhadap terhadap prestasi belajar fisika (Y).

Berkaitan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan pada bagian pendahuluan. 1) Apakah terdapat kontribusi kemampuan

numerik terhadap hasil belajar fisika?” Setelah

(5)

hasil ada korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika. Hasil ini memberi makna bahwa terdapat kontribusi kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika. Demikian juga berkaitan dengan pertanyaan: Apakah terdapat kontribusi derap antara kemampuan numerik dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika? Selelah dilakukan uji korelasi secara bersama-sama (korelasi derap) ternyata diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi antara kemampuan numerik (X1) dan kemampuan spasial (X2) secara bersama-sama terhadap hasil belajar fisika (Y). Adanya korelasi secara bersama-bersama antara kemampuan numerik dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika bermakna ada kontribusi derap antara kemampuan numerik dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika.

Hasil penelitian ini berdasarkan uji korelasi membuktian bahwa kemampuan numerik dan kemampuan spasial memberi kontribusi terhadap hasil belajar fisika. Kemampuan numerik dan spasial ini sangat berkaitan dengan kemampuan berfikir logis dan analitis yang sangat perperan dalam mempelajari permasalahan fisika. Yosandy (2010) mengatakan, Otak kiri memiliki kemampuan berfikir yang bersifat analitis terkait dengan kemampuan matematis dan kemampuan berpikir sistematis mencakup logika, angka-angka, urutan-urutan, analisis, dan lain-lain. Demikian juga menurut Semiawan & Conny (1997) bahwa belahan otak kiri berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik, seperti untuk belajar membaca, bahasa, aspek berhitung dari matematika Dengan memanfaatkan fungsi otak kiri, siswa dapat memecahkan suatu persoalan fisika melalui operasi hitung matematika. Demikian juga berkaitan dengan kemampuan spasial, sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Atmojo dkk. (2009) bahwa kemampuan spasial merupakan suatu instrumen non verbal yang mengungkap

kemampuan penalaran seseorang dan kemampuannya dalam membayangkan sesuatu termasuk dalam memahami gambar. Melalui pemahaman gambar seseorang akan mampu membayangkan atau membentuk gambar-gambar meskipun tanpa melihat objeknya secara langsung (penalaran spasial). Banayak siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal fisika kemungkinan disebabkan lemahnya kemampuan numerik dan spasial.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data penelitian maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: Terdapat kontribusi kemampuan numerik terhadap hasil belajar fisika; terdapat kontribusi kemampuan spasial terhadap hasil belajar fisika; Terdapat kontribusi derap antara kemaampuan numerik dan spasial terhadap hasil belajar.

Saran

Penelitian ini masih berupa penelitian pendahuluan dan hanya melibatkan sampel kecil dan terbatas. Untuk memperoleh kesimpulan yang berlaku lebih umum maka perlu dilakukan pengujian melalui penelitian lanjutan dengan melibatkan sampel yang lebih besar. Ada hal yang menarik dari peneltian ini, meskipun masih perlu kajian lebih mendalam akan tetapi dengan terdapatnya kontribusi kemampuan numerik dan spasial terhadap hasil belajar fisika, kiranya penting diteliti apakah kecenderungan ini terjadi juga pada strata kelas yang berbeda. Perlu juga dilakukan penelitian apakah memiliki kemampuan numerik dan kemampuan spasial seseorang dapat meningkat sesuai dengan perubahan umur dan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, Danang dan Wulandari, Dini. 2009.

Super Referensi Tes. Jakarta : PT.

(6)

Atkinson, Rita L dkk. 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.

Campbell, Linda dkk. 2002. Multiple Intelegensi Metode Baru Melesatkan

Kecerdasan. Depok : Inisiasi Press.

Eka Sujana, Candiasa, Karyasa (2014). Kontribusi TesKemampuan Akademik, Inteligensi, dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada SMA Negeri 1 Bangli. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 4 Tahun 2014). Diakses tgl 18 April 2015 dari download.portalgaruda.org/ article.php?article=259546&va...

Gonen,S., Basaran, B . (2008). The New Method of Problem Solving in Physics Education by Using SCORM-COMPLIANT Content Package. Turkish Online Journal Education-TOJDE July 2008, ISSN 1302-6488 Volume: 9 Number: Article 9. Hardywinoto dan Setiabudhy, Tony. 2002.

Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. (http:/books.google.co.id/books?id., diakses 26 Mei 2014).

Ketut Sukardi, Dewa. 1990. Analisis Tes Psikologis. Jakarta : PT Rineka Cipta. Olivia, Femi dan Alam, Syamsir. 2006. Mind

Energizer. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo. (http:/books.google.co.id /books?id., diakses 22 Maret 2014). Puspita S, Heny F. 2009. Sukses Menembus

Psikotes dan Tes Kemampuan Umum.

Jakarta: Trans Media.

(http:/books.google.co.id/books?id., diakses 22 Maret 2014).

Semiawan, Conny. 1997. Perspektif

Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta :

PT Grasindo.

(http:/books.google.co.id/ books?id., diakses 26 Mei 2014).

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Suharno. 1984. Testologi Pengantar. Jakarta: Bina Aksara.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Sutanto. 2009. Super Tes Panduan Praktis Untuk Persiapan Tuntas. Yogyakarta : Gradien Mediatama.

Sutardi, Ahman dan Budiasih, Endang. 2010.

Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil

Alih Kekuasaan Nasional. Jakarta : PT

Elex Media Komputindo. (http:/books. google.co.id/books?id., diakses 26 Desember 2013).

Sutoyo, Agus. 2000. Kiat Sukses Prof.

Hembing. Jakarta : Prestasi Insan

Indonesia. (http:/books.google.co.id/ books?id., diakses 22 Maret 2014). Yosandy. 2010. You Are The Real Personal

Success. Jakarta : PT Elex Media

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat kontribusi kemampuan awal siswa, tingkat pendidikan orang tua, dan fasilitas belajar terhadap hasil

Kesimpulan penelitian bahwa: (1) Ada kontribusi relatif kecil kecerdasan emosional terhadap kemampuan kognitif fisika siswa kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara (1) kemampuan numerik yang dimiliki seorang siswa dengan prestasi

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kemampuan numerik, kemampuan verbal dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika siswa UPTD SMP Negeri 13

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai beri- kut: (1) Apakah ada perbedaan perolehan hasil belajar fisika antara pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar pada materi hidrolisis, dari

Walaupun terdapat kontribusi kemampuan numerik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebesar 17,64% yang peneliti anggap cukup besar, namun

Adapun hasil penemuan menunjukkan bahwa: 1 kemampuan numerik berada pada kategori sedang, kemampuan verbal sangat rendah, kecerdasan emosional tinggi dan hasil belajar matematika